You are on page 1of 30
3 Lentur pada Balok ”7” dan Balok dengan Tulangan Tekan 3.1 Teori Dasar Pada pelaksanaan di lapangan, pengecoran balok dan pelat biasanya dilakukan bersamaan sehingga menghasilkan pengecoran yang monolit. Dengan kondisi ini, pelat beton akan berfungsi sebagai sayap atas balok (Gambar 3.1). Balok seperti ini disebut sebagai balok ”T”. Pada dasarnya, balok tersebut berperilaku sebagai balok ”T” pada saat menahan momen positif (sayap balok tertekan) dan berperilaku sebagai balok persegi biasa (sayap balok tertarik) pada saat menahan momen negatif (Gambar 3.2). Balok "T” Pelat satu arah Spandre! beam Balok "L” Terbalik — Reaksi pads kolom Balok pinggir (balok tepi) Balok interior Gambar 3.1 Hubungan antara Balok dan Pelat 44 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton .. () Balok yang mengalami defleksi oh Lt — ee | ] | [ | LU » | ) (<) @) Section B Section A ‘Section B Daerah tekan perseg)akibat momen CCaoran tekan persog:akibat momen Zona tekan Taka posit (seperti balok pers) selabar 8) nega (sepetiDalok porsoa seleoarD,) samen post (balok T) Gambar 3.2 Perilaku Balok "T” 3.2 Lebar Efektif Sayap Jika garis netral berada pada bagian sayap (flens) maka dilakukan analisis seperti pada balok persegi. Bila garis netral berada di bawah pelat sayap, pada badan penampang, maka dilakukan analisis Balok I’. Bagian dekat badan penampang akan mengalami tegangan yang lebih besar dibanding- kan dengan daerah yang jauh dari bagian badan. Lebar efektif, by, adalah lebar sayap yang mengalami tegangan secara merata yang akan memberikan gaya tekan yang sama dengan yang sebenarnya terjadi di zona tekan dengan lebar byacy. Pada saat balok menahan beban, tidak semua bagian pelat yang ada diatasnya ikut bersama-sama balok dalam berdeformasi. Semakin jauh posisi pelat dari sambu balok, semakin kecil kontribusi pelat tersebut pada deformasi balok yang dihasilkan. SNI Beton Pasal 8.12 mengatur berapa besarnya bagian pelat yang dapat diambil sebagai bagian dari balok (atau lebih dikenal sebagai lebar efektif pelat)(Gambar 3.3), yaitu: 1. Lebar efektif pelat lantai < (1/4) bentang balok, 2. Lebar efektif pelat yang diukur dari masing-masing tepi balok badan tidak boleh melebihi nilai terkecil dari: Lentur pada Balok “T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 45 —_ ——— m—§ 1/2 b,, dan lebar efektif sayap < 4b, (Gambar 3.4) Gambar 3.5 memperlihatkan beberapa model balok "T” yang umum dijumpai 3.3. Analisis Balok "T” Pada umumnya, zona tekan balok “"T” berbentuk persegi seperti terlihat pada Gambar 3.2b. Untuk kasus seperti ini, balok ”'T” tersebut dapat dianalisis sebagai balok persegi dengan lebar b seperti tergambar. Untuk kasus di mana zona tekan berbentuk ’T” seperti pada Gambar 3.2d, analisis dapat dilakukan dengan memperhitungkan secara terpisah kontri- busi sayap dan badan penampang dalam menahan momen (Gambar 3.6). Analisis dilakukan secara terpisah seperti berikut: 1 Balok Sayap: Luas zona tekan =(b-by) hy Gaya tekan, C; = (0,85 f-’) (b - by) hy Syarat keseimbangan, T; = Cy 46 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... Jeb, <4 b, + = = A d Gambar 3.4 Balok “T” Terisolasi bp J e+] by (a) Single Tee fp eet fe hp CT) Dianalisis sebagai | | Dn by 2b, (b) Twin Tee Dianalisis Dy By sebagai ——_ #26,» | —— 7] (c) Box Gambar 3.5 Beberapa Model Geometri Balok ’T” a Sehingga dengan mengasumsikan f:=/; maka: Aug f= 0,85f. (0 — bu) (3.1) atau A, O85 feb bay (3.2) : j, Lengan momen = (d-h/2) May = 0,856 (b = bw) hy (d — hd2) @.3) atau Muy = Aofs (d ~ tl2) (A) Lentur pada Balok "T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 47 — d-h2 + ee Gambar 3.6 Analisis Balok “T” © Balok Badan: Luas tulangan tarik badan, Aw = A,— Ay Gaya tekan, C, = 0,85 fb a Syarat keseimbangan, > Cv=T = Aw f Sehingga Ah, : DBF, (3.5) Lengan momennya adalah (d - a/2), sehingga: Mn =0,85f'bs a (d—a/2) (3.6) atau Myx = Ave fy (d= a/2) (37) Momen pada balok I” = Momen pada balok sayap + Momen pada balok badan. Ma = Mar+ Mow M, [44 p{a-] +A, A(e-4) (3.8) Jadi, analisis Balok ”T” terbagi ke dalam 2 kasus: 1. KasusI:ash. * Sama seperti penampang persegi, asumsi « 2 6 sehingga f, = f (tulangan baja leleh). . = Cek apakah a 5: * Hitung Mi: (3.9) 2. Kasus I: a2 hip. * Asumsi tulangan leleh: CG = 0,85 fo'(b — bw hy iG 85 fl bia Tw fy = Keseimbangan: T=64C. 9 a= Af, — 0,85 f(b - bay 0,85 fb, = Cek apakah a> hy dan ¢. -(H)e 26, ql c " Hitung M,: he fk (, hy wer hgsd {quite 3.10 M, Cu $)*Cy( o (3.10) “4 0003) } assy aay a 4 = ar ai, ptr hare ) e C= 0,85 f' abe x Zo lab,-of Gambar 3.7 Analisis Balok "T” bilaa = hr Lentur pada Balok “T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 49 fea =a kee 4 + ime as len,-ol Gambar 3.8 Analisis Balok "T” bila a > hr A ee + 085% 4 : y af + [td- 02) Ta Aah Gambar 3.9 Definisi Cy dan Cr untuk Balok 'T” 3.3.1 Pemeriksaan Apakah f; = fy Pada langkah analisis yang disebutkan sebelumnya, f. diasumsikan sama dengan f, (yaitu tulangan mengalami leleh). Asumsi ini harus dicek, seperti yang pernah dijelaskan pada bab sebelumnya, dengan membandingkan nilai (a/d) hasil perhitungan terhadap nilai (a,/d), yaitu; a _ ,{ 600) d -( 2, | ea) x. @) (*) ika( “| <(%) > maka f, = (3.12) : (3) \a fade 3.3.2 Batasan Tulangan Maksimum untuk Balok “T” Untuk menjamin perilaku yang ductile, SNI Beton Lampiran B.10.3 mensya- ratkan PS0,75 pp 50 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... k balok "T” yang berperilaku seperti balok persegi, nilai p, dapat § menggunakan rumus yang diberikan pada bab sebelumnya. Jika tekan pada balok "T” berbentuk ”T” maka perlu dihitung luas gan tarik yang berhubungan dengan keruntuhan balanced, yaitu: 30, =0,85 f[b—0, ir, +be0,] (3.13) ingga, Arets $0,75 Aye k pelat sayap yang mengalami tekan dan bila tinggi sumbu netral chu ada di bawah pelat sayap, maka: Cepray = Crbay + Crtoaty 3.3.3 Tulangan Minimum untuk Balok “T” SNI Beton Pasal 10.5. mensyaratkan batasan tulangan minimum untuk Balok "T”, yaitu; A fy, ddan 2155 ¢ (3.14) f, a Untuk balok ”T” dengan bagian sayap tertarik: Avcoin = Vey d/ dan’ As, wf bd (3.15) , 2. ithe di mana by= lebar bagian sayap penampang. Ambil nilai terkecil dari hasil perhitungan dengan menggunakan kedua persamaan di atas. Contoh 1: Analisis Balok “T” dengan Sumbu Netral di Badan Balok Hitung kapasilas momen positif balok "T” seperti yang terlihat pada Gambar 3.10 i bawah int. “fps 800 | & © 0 © | 4:=3000 mm? 000 ‘Tulangan sengkang diameter 10 mm_ }-—— 700 fe 250-4 Gambar 3.10 Sketsa untuk Contoh Analisis Balok “T” dengan Sumbu Netral di Badan Balok Lentur pada Balok "T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 51 Solusi: Langkah 1: Hitung b. Balok ”T” di atas merupakan balok ”T” yang terisolasi. Untuk balok ’T” jenis ini, SNI Beton Pasal 8.12.4 mensyaratkan: — tebal sayap 2% by; — lebar efektif sayap < 4b, Penampang “T” di alas memenuhi persyaratan di atas, maka lebar sayap, b = 500 mm. Langkah 2: Hitung d. Berdasarkan data penampang yang diberikan, d= 610 mm. Langkah 3: Hitung a. Asumsikan zona tekan berbentuk persegi, sehingga: - 3.000 x 400 = 141mm 0,85 x 20 x 500 ae 0,85f.b Ternyata a > ly —» sehingga asumsi di atas adalah tidak benar. Jadi analisis balok tersebut harus dilakukan sebagai balok "T”. Langkah 4: Analisis balok sebagai balok “T”. Pisahkan penampang balok menjadi balok badan dan balok sayap, sebagai berikut. a) Balok sayap: G = 0,85 f(b — be) hy= 0,85 x 20(500 — 250) x 125 =531.000N Luas tulangan baja pada balok sayap adalah (asumsi f. = fi) Balok sayap (flange) Balok badan (wes) Gambar 3.11 Pemisahan Balok Sayap dan Balok Badan 52 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... 531.000N 531.000 N _ 1330 mm? 400 MPa Sehingga: Nits, 125 My =Ayf, (« ! =531,000 610 i ae 290 KN - m b) Balok Badan: Luas tulangan baja pada balok badan adalah: Aw = Ay = Ay 3.000 = 1.330 = 1670 mm? Tinggi zona tekan pada balok badan (Asumsi f= f.): Aw; a= Sehingga: a’ 1.670400 610-227) Mure = Age fy (4 - ) = ee eT = 355kN-m Tentukan & “5 = ae = 184,7 mm 184,7 610 —184,7 = OO = £, =0,0069 > ¢ =0,90 (Gambar 2.9). 0,003 5 Kapasitas momen positif nominal penampang adalah: Ma = May + Mrw = 290 KN-m +355 KN-m =645 kN-m gM, = 0,90 « 645 = 580,5 kN-m. Langkah 5: Check apakah fi = f. 42157 _ 057 d 610 a, 600 ) * = 0,85 —~—_|= 0,51 d 085 sana ye Karena 0,257 < 0,510, maka f. = fy. Lentur pada Balok "T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 53 3.4 Balok dengan Tulangan Tekan Pengaruh tulangan tekan pada beton bertulang dapat digambarkan sebagai- mana diperlihatkan pada Gambar 3.12. Pada balok tanpa tulangan tekan, semua gaya tekan yang terjadi akan ditahan oleh beton. Sedangkan pada balok dengan tulangan tekan, gaya tekan C ditahan baik oleh beton (= C.) maupun oleh tulangan tekan (= C,). Karena sebagian gaya tekan ditahan oleh tulangan tekan, maka cc< c, sehingga a< a (Gambar 3.12). Pada dasar- nya, nilai lengan momen jod (Gambar 3.12b) tidak jauh berbeda dengan jid (Gambar 3.12a), sehingga kapasitas momen nominal penampang dengan tulangan tekan pada kenyataannya tidaklah jauh berbeda dengan kapasitas momen nominal penampang tanpa tulangan tekan. Alasan-alasan digunakannya tulangan tekan: 1. Mengurangi defleksi, seperti defleksi akibat rangkak pada beton di daerah tekan, dan defleksi jangka panjang akibat beban tetap (sustained load). 2. Mengurangi tegangan tekan pada beton. 3. Meningkatkan daktilitas penampang. Pengurangan tinggi blok tekan akan meningkatkan regangan pada baja, schingga penampang dapat mencapai kurvatur yang lebih besar (Gambar 3.13 dan Gambar 3.14). 4. Mengubah jenis keruntuhan tekan menjadi keruntuhan tarik. Pada saat p > pra, penambahan A, pada daerah tekan memungkinkan tulangan tarik leleh sebelum beton hancur. Rasio tulangan efektif dalam hal ini didefinisikan sebagai (p - p’). gt Mempermudah Pelaksanaan. Dengan adanya tulangan sudut di keempat sisi balok, sengkang (stirrups) dapat dengan mudah dipasang. Analisis Balok dengan Tulangan Tarik dan Tekan Balok dengan tulangan tarik dan tekan biasanya dianalisis dengan cara yang sama dengan cara yang digunakan untuk analisis balok "T”, di mana balok dipisahkan menjadi dua balok seperti terlihat pada Gambar 3.15 Dalam analisis, balok bertulangan ganda (tarik dan tekan) dibagi menjadi: * Balok |, terdiri atas seluruh tulangan tekan serta sejumlah tulangan tarik dengan luasan secukupnya sehingga T) = C, (tanpa beton) 54 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... a2) Ma= Asfihd (a) Dengan tulangan tekan — Tanpa tulangan tekan (& Pengaruh tulangan tekan pada distribusi regangan kondis! uitimit Gambar 3.12. Pengaruh Tulangan Tekan pada Penampang ¢ Balok II, terdiri atas daerah tekan beton dan sisa tulangan tarik (Ae = - Asi). Berdasarkan Gambar 3.15, dapat dibuktikan: é -(<* #o,003 (3.16) ce} a — pada persamaan di atas: , Jika ef > e,, maka f’ = f.. Substitusi c Lentur pada Balok "T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 55. Defieksi akibat beban tetap Defleksi elastik awal Defleksi di tengah bentang, A 0 120 han 240 hari 2 tahun waktu Gambar 3.13 Efektivitas Tulangan Tekan dalam Mengurangi Defleksi Jangka Panjang akibat Beban Tetap (Sustained Load) (MacGregor dan Wight, 2006) 2 Me 94 febhe * Momen leleh p=001 0 2,0 40 60 a0 gh (%) Gambar 3.14 Efek Tulangan Tekan terhadap Kekuatan dan Daktilitas Balok Beton Bertulang Under-reinforced ( < a) (MacGregor dan Wight, 2006) e -(1 ~2E 008 (3.17) a Dengan mengambil «/ = dan ¢ =/+- Sr _, maka nilai (4) batas di »~E. ~ 200.000 Va mana tulangan tekan akan leleh adalah: 56 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... Tl zl & 1 EG | Ae a \ tes st aay l . 4 z on Penampang Distribusi regangan_ le Sass Z ae -|—|* | d a1 | l Hc s d-a) + @ (©), maka tulangan tekan tidak leleh. 4 Hin i i jikania as (f | _- maka tulangan tekanleleh, Bhi Jika tulangan tekan leleh, perhitungan analisis kapasitas momen penam- pang akan lebih mudah dibandingkan dengan jika tulangan tekan tidak leleh. Kasus 1; Tulangan Tekan Leleh. ¢ Untuk balok I: Luas tulangan tarik yang dibutuhkan pada balok | dihitung berda- sarkan kondisi keseimbangan C, = T,, sehingga: Alf, = Ag fy atau Aa = Al Kapasitas momen balok I dapat dihitung sebagai berikut. M,, = Alf, (d-d’) (3.19) © Untuk balok II: Lentur pada Balok “T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 57 Luas tulangan sisa = Av = Ay— Au Jika tulangan tarik leleh maka: T, =(A,-A,)f, =(A,-ADf, Gaya tekan pada beton: Ce = 0,85 f’ ab Berdasarkan keseimbangan gaya C. = Tz, maka _(A,-ADf, 0,85 f’b kapasitas momen nominal untuk balok II adalah: a) fi. @) M,=7a-* eae aoge (aS w= h(t-£)=(4,-a)/,(a-$) (6.20) Sehingga momen nominal total penampang beton bertulangan ganda: M, =Mn +Mp M,=Aij,li-a)(4, ~4');,(d~4) (6.21) Untuk membuktikan bahwa f= /,, maka perlu diperiksa apakah (2) a) Bim Sedangkan untuk membuktikan apakah f, =f, persamaan berikut perlu dicek, yaitu: (j } 5 G } d d Kasus 2: Tulangan Tekan Tidak Leleh. Jika tulangan tarik diasumsikan leleh, gaya dalam pada balok: T=Afy C.= 0,85 fi.’ ab C= (BE a’) Ay di mana l= (: - Pe ons a Persamaan keseimbangan gaya aksial pada penampang C.+C.=T atau os iba + £,4:(1- 2" )b003~ A, 4, a 58 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... Persamaan ini menghasilkan persamaan kuadratik dalam a, yaitu: (0,85 f'b)n? + (0,003E, A’ - A. f, —-(0,003E, A’ B,d’)= 0 Dari persamaan tersebut nilai variabel a dapat ditentukan, sehingga kapasitas momen penampang dapat dihitung, yaitu: M, =c{a-$)+C,@-a) (3.22) Perlu dicatat bahwa persamaan kuadratis di atas hanya berlaku jika fi < fy Untuk membuktikan kebenaran asumsi f= f, perlu dicek: (i)(@) Rasio Tulangan Tarik Maksimum untuk Balok dengan Tulangan Tekan SNI Beton memberikan batasan maksimum tulangan tarik: © Untuk f’ =fy: Prats = 0,75 (p= (3.23) di mana (o-p"n= ke 600 fy 600+ f, © Untuk f’< ( er Prats =0,75 | p- Lie ] 3.24) Co fds dimana p Lit) - 2856.1: (_600_ fe), fe (600+, SNI Beton memberikan batasan minimum tulangan tarik: AS ai Ey 4 2 ya aE Contoh 2: Analisis Balok dengan Tulangan Tekan Hitung kapasitas momen penampang di bawah (Gambar 3.16). Solusi: Langkah 1: Asumsi f’ =f, dan f= f, dan analisis balok menjadi dua bagian schingga: Karena semua baja leleh Ax = A= 1000 mm? Aa = Ac— Au = 3000-1000 = 2.000 mm?. Lentur pada Balok "T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 59. Ay = 1000 mm? 3000 mm? fe =20 MPa fh = 400 MPa 275 — Gambar 3.16 Sketsa untuk Contoh Analisis Balok dengan Tulangan Tekan Langkah 2: Hitung a untuk balok II. 2.000 x 400 —_—__—___ = 171mm- 0,85 x 20 x 275 , (=a) = 424 a> 2000 mm’ °° ° ° }e— 275 —> Balok I (baja saja) Balok 1 (tanpe tulangan tekan) Gambar 3.17 Pemisahan balok menjadi Balok I dan Balok II Langkah 3: Cek apakah tulangan tekan leleh. d'=65mm # © _o380 a 17 (d’ 1 f, if 400) Sedangkan|2 | =—/4-~4 |= = = 0,392 ai nat aa] T85\'” 600 Karena 2) Zi (2) maka tulangan tekan leleh. a 4 Sign Langkah 4; | Cek jika fi=f. a=171 mm(4) =171 _ 9295 \ 60 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... Sedangkan (®) =f, aerae = 0,85(0,6) = 0,510 Karena | (2)< <(%) maka tulangan tarik leleh. 4 Langkah 5: Hitung 4. a) Untuk Balok I: a peneesl == 201 mm & » 201 445 — 201 _, 2, =0,0036 0003°——, > ¢ = 0,65 +(¢, - 0,002250/3) = 0,65 + (0,0036 - 0,002)(250/3) = 0,783 b) Untuk Balok II: = 2171 501mm = €, = 0,0033 > 9 =0,65 +(e, -0,002)(250/3) = 0,65 + (0,0033 - 0,002)(250 /3) = 0,758 Langkah 6. Hitung ¢M,. a) Untuk Balok I: mM, =A ALF, (d-a’)} = 0,783[(1.000 x 400) (510 - 65) |= 139,37 kKN-m. b) Untuk Balok II: ( a =@(A,-A! d==|| #.=4la,-4)4(¢-£)| 171) = 0,758] (3000 - 1000) x 400 arg = 257,42 kN-m. Kapasitas momen total adalah: 9M = @Mn + Mrz = 396,79 KN-m. Lentur pada Balok “T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 61 Contoh 3: Analisis Kapasitas Momen Positif pada Balok "T” Hitung kapasitas momen positif pada balok ”T” seperti terlihat pada Gambar 3.18 di bawah ini (diadaptasi dari MacGregor dan Wight, 2006). rp“ 125mm 3000 3600 t WA ZL Y |s10 i 300 2700 300 3250 400 kolo ‘ie Loa 510 T 7 | | e019 5500 Potongan A-A ag 1375 125 (oe, el (4 ald) = 409 Zaria eka Fie to 2 i S| =| = Selimut beton = 40 mm I e e019 1 1 ‘Spasi bersih antar lapis Sa tulangan = 30 mm Gambar 3.18 Penampang pada Balok dan Pelat dan Elevasi Balok Langkah 1: Hitung b. Sesuai dengan ketentuan SNI Beton Pasal 8.12.2, 1. Lebar efektif pelat lantai < (1/4) bentang balok, 5,5 x 10° mm / 4 = 1.375 mm 2. Lebar efektif pelat yang diukur dari masing-masing tepi balok badan tidak boleh melebihi nilai terkecil dari: e 8kalitebal pelat=8x125mm =1000mm 62 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton b= 1000 + 300 + 1000 = 2300 mm ° % jarak bersih antara badan-badan balok yang ber b= (2,7 » 103 / 2) + 300 + (3,25 x 109/2) = 3275 mm. * b= 1375 mm (ambil nilai terkecil). Langkah 2: Hitung d dan d,. Pada tengah bentang diasumsikan terdapat 2 lapis tulangan, <= 40 mm, dan spasi bersih antar lapis tulangan = 30 mm d=h (40 +10 +19 + (4/6 x 30)) mm = 420 mm. d,=h~(40+10 + 19/2) =450,5 mm = 450mm. Langkah 3: Hitung a. Asumsikan zona tekan berbentuk persegi, sehingga: aafy 1705x300 =21,9 mm O85 f'b 0,85x 20x 1375 Karena a < ly, maka asumsi awal bahwa balok memiliki zona tekan persegi, benar. Maka, #M,, dapat dihitung dengan cara seperti meng- hitung balok persegi biasa Langkah 4: Cek apakah Ay Avnin Sesuai dengan ketentuan SNI Beton Pasal 10.5.1 4h, f, \ Avcnin =max{ 20 5 390 « 429, 24% 300% 420 ) 4x 300 300 = max (470 mm; 588 mm?) Ann =588 mm? Karena menggunakan 6D19 dengan A, = 1705 mm?, maka Ay 2 Acnn Langkah 5: Cek apakah f, =f. 4 219 _ 0521 d 420 Untuk tulangan diameter 19, momen negatif tulangan dalam I lapis: d,=510-(40+10+ 19/2) = 450 mm. Lentur pada Balok "T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 63 = =0,0487 d, 450 Nilai ini lebih kecil dari au/d; pada batas tarik: a =0,3758, =0,319 Karena 0,0487 < 0,319, maka f= fi. Langkah 6: Hitung ¢. 2-218 = 95.76 mm — €, =0,046 > ¢ = 0,90 | 91 705 x 2nc{ 20 ald | 10° Langkah 7: Hitung #M,. M,=4A,f(a—4 @ 4 Al aia oM,, = = 188,3 kN-m Contoh 4: Analisis Kapasitas Momen Negatif pada Balok ’T” Hitung kapasitas momen negatif pada balok ’T” pada Gambar 3.19 di bawah ini (diadaptasi dari MacGregor dan Wight, 2006). aig 8D19 A, = 2272 mm? he . 2 g Selimut bersih beton Tl oS = Zw is a= 133.6 f= 300 MPa a ZZ fi’ = 20 Mpa 300 Gambar 3.19 Penampang Balok Solusi: Langkah 1: Hitung b. Zona tekan terdapat pada bagian bawah balok. Maka, nilai b = 300 mm. 64 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... Langkah 2: Hitung d dan d,. Pada tengah bentang diasumsikan terdapat 1 lapis, d=h—(40 +10 +15) mm = 445 mm. d,=h-(40+10+9,5) mm = 450 mm. Langkah 3: Hitung a. Ais fy 95 2272180024996 cot & OBB fib 0,85 20% 300 Langkah 4: Cek apakah Ac > Acnm. Sesuai dengan ketentuan SNI Beton Pasal 10.5.1 14b,d Agnin = 4G Oyd dan 2 7 N70 99445 dan » AX 300x445 4x 300 300 = 498 mm’, dan 623 mm’. Karena menggunakan 8D19 dengan Ay= 2272 mm?, maka Ay 2 Avnin- Langkah 5: Cek apakah f= f. 4 =0,30 4, ae =0,375f, =0,319 } Karena 0,30 < 0,319, maka f.=f. Langkah 6: Hitung ¢ = 445-1572 _ . -0,0055 + 9 = 0,90 Langkah 7: Hitung ¢M,. on aole] Lentur pada Balok "T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 65, 0,9) 2272 x 300, 445 - ——" ( 133,6 agsiek J = 232 kN-m. Contoh 5: Desain Tulangan pada Balok "T” Sebuah balok "T” dengan dimensi seperti tergambar di bawah ini (lihat juga Gambar 3.18), memikul momen positif terfaktor, M,, sebesar 310 kN-m. Mutu beton yang digunakan, f/ = 20 MPa, dan mutu baja tulangan, f, = 420 MPa. Desain tulangan yang diperlukan (diadaptasi dari MacGregor dan Wight, 2006). a=2t 1375 | Ee ta ian | Zona tek: (d-al2) = 409 deta 300 Gambar 3.20 Potongan Penampang Solusi: Langkah 1: Hitung 6. Sesuai dengan perhitungan pada contoh 3, lebar efektif pelat = 1375 mm. Langkah 2: Hitung d. Asumsikan digunakan 2 lapis tulangan, dengan spasi bersih antar lapis = 30 mm. Gunakan, d= -90 mm, atau d= 420 mm. Langkah 3: Hitung luas tulangan, A,. M Aas #, jd Karena balok ini merupakan balok ”T” dengan momen positif area, maka j = 0,95 dan asumsi awal $= 0,9. é ane AOD = 2055 mm’, * 0,9 x 420 x (0,95 x 420) 66 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... Pilihan tulangan yang dipakai, e 4125 dalam 1 lapisan, A; = 1964 mm?*. @ = 2D29 + 2D25, As = 2303 mm?. e =6D22 dalam 2 lapisan, A; = 2280 mm* Penggunaan 4D25 menghasilkan luas tulangan lebih sedikit dari yang diperlukan karena bisa dalam 1 lapis daripada 2 lapis (asumsi sebelumnya). Maka nilai d akan bertambah dari 420 mm (seperti yang telah ditentukan pada langkah 2) menjadi 445 mm. Maka yang digunakan adalah 4D25 (satu lapis) dengan As= 1964 mm’. Langkah 4: Cek apakah A, 2 Avnn Sesuai dengan ketentuan SNI Beton Pasal 10.5.1 A, von Ey, atte ‘) Agnin = may 2 x 300 x 145 aS) = max (355 mm; 445 mm’) Amin = 445 mm’. Karena A,= 1964 mm, maka A:2 Avni. Langkah 5: Cek apakah f. Asumsikan persegi, Af, 1964x420 353 mm. “085 fb 0.85% 20x 1375 Ternyata a <}y, maka asumsi awal bahwa balok memiliki zona tekan persegi, benar. = 510 — (40 + 10 + 25/2) = 447,5 mm. a_ 353 a, 475 — = = 0,078 “- = 0,375, =0,319 Karena 0,078 < 0,319, maka f.= fr. Langkah 6: Hitung ¢ Lentur pada Balok "T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 67 — =51,88 mm 0,85 é, 51,88 _ 447,5-51,88 =o €, = 0,029 > ¢=0,90 0,003 65 i Langkah 7: Hitung #M,. faa fa Ade iM, dasa s)| a 0,9 2455 x san 447.5 - oe ] f, = 17 km. mM, 10° Karena ¢M,, > M,, maka tulangan cukup. Analisis Kapasitas Momen Berdasarkan Kompatibilitas Regangan Untuk penampang-penampang dengan bentuk yang tidak sederhana, perhitungan kapasitas momen sebaiknya dilakukan dengan menggunakan konsep kompatibilitas regangan. Cara ini merupakan metode iteratif; langkah-langkahnya adalah: 1. Asumsikan distribusi regangan dengan mengambil &, = 0,003 dan c sembarang. 2. Hitung a = fic dan tentukan regangan pada masing-masing lapis tulangan. 3. Berdasarkan regangan pada tulangan, tentukan tegangannya. 4. Hitung gaya tekan beton dan gaya pada masing-masing lapis tulangan. a Cek keseimbangan gaya aksial. 6. Jika belum seimbang, ambil harga c yang baru dan ulangi langkah 2 sampai 5. Analisis dianggap selesai jika keseimbangan sudah tercapai. Jumlahkan momen akibat gaya-gaya dalam yang bekerja. Contoh 6: Analisis berdasarkan prinsip kompatibilitas Hitung kapasitas momen @M,, dari potongan penampang tergambar di bawah ini. Mutu beton, f= 25 MPa. Tulangan memiliki diagram tegangan-regangan seperti di bawah ini. Pada penyelesaian soal ini, regangan dan tegangan tekan 68 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton . diasumsikan bertanda positif. Regangan-tegangan tarik dianggap negatif. Diagram tegangan-regangan untuk tulangan menggunakan persamaan berikut (Gambar 3.21) (diadaptasi dari MacGregor dan Wight, 2006): fe Tegangan tarik (MPa) eo Ay © Lin Ay = 2022 re e© Ag 0 B A. = 2022 3) 8/& e© As 0 Ags = 2022 0 0 0 © |Au=4D25 8.8 8 8 fates Gambar 3.21 Potongan Penampang dan Kurva Tegangan-Regangan Bagian O-A, ¢2-0,002, f= 200.000 MPa. Bagian A-B, ¢<-0,002, fr= (380 + 10.0002) MPa. Persamaan yang sama dapat diturunkan pada daerah tekan: Langkah 1: Asumsikan distribusi regangan. 4, 20,003 =~ 0.00203 <— +288,04 kN e150) 71625,6 KN , 1.—-o,00180 > 288,00 kN -0,00540 > 329,84 iN 0.00000 —> 923,08 kN 000875 > 93781 kN Gambar 3.22 Distribusi Regangan dan Gaya-gaya pada Balok - Iterasi Pertama Percobaan pertama dari distribusi regangan di atas, &= 0,003 dan c= 200 mm. Langkah 2: Hitung tinggi blok tegangan ekivalen beton. a= Bic = 0,85 = 200 = 170 mm. Lentur pada Balok “T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 69 Maka digunakan a= 170 mm untuk percobaan pertama. Langkah 3: Hitung regangan pada tiap lapis tulangan Langkah 4: Hitung tegangan pada tiap lapis tulangan. Langkah 5: Hitung gaya pada daerah tekan C dan pada tiap lapis tulangan. Langkah 6: Hitung P = CT. Langkah 3 s/d 6 disajikan dalam Tabel 3.1. Untuk tulangan yang terletak sejauh y dari tepi atas balok, regangannya adalah, = 0,003 ~ (0,003 y/e) Untuk Au, y 0,005 sehingga ¢= 0,90. Langkah 8: Hitung Momen. Gaya-gaya percobaan kedua dapat dilihat pada Gambar 3.23. Jarak dianggap positif dari tengah bentang tinggi ke atas, dan dianggap negatif dari tengah bentang tinggi ke bawah. Maka, 1979,2(910 207 294,7 107,8 M,, = “=| —— - = -65 300) " 1000 ( 2 \ 1000 ee (=z (455 - ) [-324,3 -915,1 pa [455 — 560) — (455 - 800) (455 — 850) t000 (2h ( )}+ eon 000 | Lentur pada Balok "T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 71 M, =1510,1 kN-m. = 0,9 x 1510,1 = 1359,1 kN-m. y= 0,003 & Z 4 0.00222 — +2803KN pe = 243; a ; oe Sse yt “19792 KN ee je -0,00070 —+-10579iN gg | = | envi ~0,00380 —> 384 & ~0,00686 — + setosey = 0.00747 — 293,03 kN Gambar 3.23 Distribusi Regangan, Gaya-gaya dan Lengan Momen pada Balok - Iterasi Kedua Soal: 1. Hitung gM, untuk balok dengan penampang tergambar, diketahui mutu beton fe’ = 25 MPa dan mutu baja f, = 420 MPa. 1200 gl §| 3 oos_|e, 5 3 325 Gambar 3.24 Penampang Balok ’T” untuk Soal 1 2. Suatu struktur balok dengan bentang 10 m (Gambar 3.25) direncanakan memikul beban hidup merata sebesar 30 kN/m dan beban mati tambahan sebesar 15 kN/m (belum terfaktor). Tentukan 6, d, dan A, jika fi = 30 MPa dan f, = 420 MPa. Hitung tulangan yang diperlukan pada bagian tekan dan tarik dari struktur balok tersebut. 72 Iswandi Imran & Ediansjah Zulkifli, Perencanaan Dasar Struktur Beton ... Beban mati tambahan Beban hidup = 30 kNim = 15kNm nt (uddlttitl itil * 8 2000 |, 209 Gambar 3.25 Sketsa Bentang dan Penampang Balok “T" untuk Soal 2 3. Perhatikan gambar berikut, p= * 150mm 3250 [3500 t ZZ ZA 550 300 2700 300 3250 450 kotor Soom 7022 Loe 550 3025 ] ¥ 2022 5750 —_ ——E—————— ee Potongan B-B Gambar 3.26 Sketsa Bentang dan Penampang Balok “T” untuk Soal 3 Dengan f’ = 25 MPa dan f, = 400 MPa, hitunglah: a) Lebar efektif dari sayap balok ”T” pada tengah bentang. b) Hitung gM, Lentur pada Balok ’T” dan Balok dengan Tulangan Tekan 73

You might also like