You are on page 1of 2

KELOMPOK 11

1. AYU PARAMITA ARDIANTI


2. A.SULIS TIJAWATI

MUTLAQ DAN MUQAYAD, MUJMAL DAN MUBAYAN

1.Mutlaq
Kata mutlaq secara bahasa, berarti tidak terkait dengan ikatan atau syarat tertentu. Secara
istilah, lafal mutlaq didefinisikan ahli ushul fiqh sebagai lafal yang memberi petunjuk terhadap
maudhu’-nya (sasaran penggunaan lafal) tanpa memandang kepada satu, banyak atau sifatnya,
tetapi memberi petunjuk kepada hakikat sesuatu menurut apa adanya. Sedangkan Abdul Karim
Zaidan mendefinisikan lafal mutlak sebagai lafal yang menunjukkan suatu satuan dalam
jenisnya. Dengan kata lain, lafal mutlak adalah lafal yang menunjukkan untuk suatu satuan tanpa
dijelaskan secara tertentu. Misalnya, rajulun (seorang laki-laki), rijalun, (banyak laki-laki),
kitabun (buku).

2.Muqoyyad
Secara sederhana, muqoyyad berarti terik atau yang mengikat, yang membatasi. Secara
etimologi, muqoyyad adalah suatu lafal yang menunjukkan suatu hal, barang atau orang yang
tidak tertentu (syai’ah) tanpa ada ikatan (batasan) yang tersendiri berupa perkataan. Definisi ini
sejalan dengan uraian yang dikemukakan oleh Imam al-Syafi’i seperti dikutip oleh Muhlish
Usman,muqoyyad adalah lafal yang menunjukkan satuan-satuan tertentu yang dibatasi oleh
batasan yang mengurangi keseluruhan jangkauannya.

3.Mujmal
Secara etimologi, al-Mujmal berarti global atau tidak terperinci, secara umum dan
keseluruhan atau bisa juga sekumpulan sesuatu tanpa memperhatikan satu persatunya.
Sedangkan menurut istilah, terdapat beberapa redaksi yang diberikan beberapa ahli Ushul berikut
ini. Menurut Hanafiyah, mujmal adalah lafal yang mengandung makna secara global dimana
kejelasan maksud dan rinciannya tidak dapat diketahui dari pengertian lafal itu sendiri,melainkan
melalui penjelasan dari pembuat syari’at yakni Allah SWT dan Rasulullah saw.Sedangkan
menurut Jumhur ulama ushul fiqh, mujmal adalah perkataan atau perbuatan yang tidak jelas
petunjuknya. Abu Ishaq al-Syirazi (w.476 H) ahli ushul fiqh dari kalangan Syafi’iyah, mujmal
adalah lafal yang tidak jelas pengertiannya sehingga memahaminya memerlukan penjelasan dari
luar (albayan) atau bila ada penafsiran dari pembuat mujmal (Syari’). Selain itu,al-Bazdawi
dalam kitab ushul fiqhnya, mengajukan definisi mujmal yaitu ungkapan yang di dalamnya
terkandung banyak makna, namun makna mana yang dimaksud di antara makna-makna tersebut
tidak jelas (kabur).

4. Mubayyan

Menurut Ulama Ushul Fiqh tentang pengertian al-Mubayyan. Pertama, al-Mubayyan


adalah upaya menyingkapkan makna dari suatu pembicaraan (kalam) serta menjelaskan secara
terperinci hal-hal yang tersembunyi dari pembicaraan tersebut kepada orang-orang yang dibebani
hukum (mukallaf).Kedua, al-Mubayyan adalah mengeluarkan suatu ungkapan dari keraguan
menjadi jelas. Maksudnya , jika ada suatu ungkapan yang masih mujmal (samar), maka dengan
mubayyan ungkapan itu menjadi jelas. Berdasarkan kedua definisi tentang al-Mubayyan di atas,
dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan al-Mubayyan adalah suatu lafal atau perkataan
yang jelas maksudnya setelah mendapatkan penjelasan dari lainnya,baik dari Allah langsung atau
melalui penjelasan sunnah Rasulullah SAW.

You might also like