Professional Documents
Culture Documents
DEA ELIZABETH LAVENIA WEEFLAAR 21212040 XXXX
DEA ELIZABETH LAVENIA WEEFLAAR 21212040 XXXX
Ks
Mata Kuliah : Konsep keperawatan komunitas
OLEH
DEA ELIZABETH LAVENIA WEEFLAAR(21212040)
T.A 2023/2024
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
C. Jenis-jenis Penyakit Tidak Menular
D. Bahaya Penyakit Tidak Menular
E. Pencegahan Penyakit Tidak Menular
F. Cara Untuk Mendeteksi Dini Penyakit Tidak Menular
G. Karakteristik
H. Definisi kecelakaan kerja
I. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja
J. Definisi kecelakaan lalu lintas
K. Faktor Penyebab kecelakaan lalu lintas
L. Upaya penanggulangan kecelakaan lalu lintas
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, membahas tentang “ PENINGKATAN DAN
PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR SERTA FAKTOR RESIKO
KECELAKAAN KERJA DAN LALU LINTAS ”. Dalam makalah ini, mengucapkan terima kasih
kepada teman atas partisipasinya dan juga Kepada Dosen yang telah memberikan kami waktu
untuk menyusun makalah ini, orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan materil,
serta teman- teman yang selalu memotivasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Selain untuk memenuhi salah satu tugas *Mata Kuliah :KONSEP KEPERAWATAN
KOMUNITAS
Dan selanjutnya perlu kami sampaikan bahwa dalam penyusunan makalah ini
mungkin terdapat kesalahan atau kekurangan yg datang nya dari kami sendiri sebagai
manusia, tdk luput dari kesalahan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
sebagai sumber Informasi bagi yang membutuhkan khusunya di kesehatan. kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami
butuhkan demi tercapainya makalah yg lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama
yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini
dipengaruhi oleh adanya perubahan gaya hidup, urbanisasi dan globalisasi. Penyakit yang
tergolong dalam penyakit tidak menular (degeneratif) yaitu : Neoplasma (Kanker),
Diabetes Mellitus, Gangguan mental, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, dan lain-
lain. Upaya penanggulangan PTM akan lebih efektif dan efisien jika faktor resiko dapat
dikendalikan. Dampak dari PTM dan risikonya selalu berpengaruh pada ketahanan hidup
manusia dan penurunan produktifitas tenaga kerja juga menambah beban pelayanan
kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya, keberadaan faktor
risiko PTM pada seseorang tidak memberikan gejala sehingga mereka tidak merasa perlu
mengatasi faktor risiko dan mengubah gaya hidupnya. Penelitian juga menunjukkan
bahwa pengetahuan masyarakat tentang jenis PTM cukup baik, dan sebagian besar
masyarakat mengetahui bagaimana penderitaan pasien PTM seperti Jantung Koroner,
Kanker, Stroke dan Diabetes melitus, gangguan akibat kecelakaan dan cidera. Namun
mereka umumnya belum memahami pengaruh faktor risiko PTM terhadap kejadian PTM
serta komplikasi yang dapat ditimbulkan PTM. Pada umumnya mereka menganggap
bahwa PTM disebabkan faktor genetik, penyakit orang tua atau penyakit orang kaya.
Beberapa faktor dari penyebab kecelakaan kerja ini wajib diketahui oleh setiap
perusahaan hingga para pekerjanya. Hal tersebut dikarenakan kecelakaan kerja yang
dapat timbul tanpa diduga dan tidak dikehendaki oleh siapapun dapat mengakibatkan
sakit, luka hingga kematian.
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak
disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang No. 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan).Menurut WHO (1984), kecelakaan
lalu lintas adalah kejadian pada lalu lintas jalan yang sedikitnya diakibatkan oleh satu
kendaraan yang menyebabkan cedera, kerusakan, atau kerugian pada pemiliknya atau
korban. Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang sulit untuk diprediksi kapan dan
dimana terjadinya. Kecelakaan tidak hanya mengakibatkan trauma, cidera, ataupun
kecacatan, tetapi juga dapat mengakibatkan kematian. Kasus kecelakaan sulit
diminimalisasi dan cenderung meningkat seiring pertambahan panjang jalan dan
banyaknya pergerakan dari kendaraan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Penyakit Tidak Menular ?
2. Apa saja factor resiko Penyakit Tidak Menular ?
3. Apa saja jenis-jenis Penyakit Tidak Menular?
4. Apa saja bahaya dari Penyakit Tidak Menular
5. Bagaimana pencegahan Penyakit Tidak Menular
6. Bagaimana cara Mendeteksi Dini Penyakit Tidak Menular
7. Apa itu kecelakaan kerja
8. Apa saja faktor kecelakaan kerja
9. Apa itu kecelakaan lalu lintas
10. Apa saja faktor penyebab Kecelakaan lalu lintas
11. Apa saja upaya penanggulangan kecelakaan lalu lintas
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang penyakit tidak menular
antara lain tentang pengertian, cara mendeteksi dan cara pencegahan. Serta mengetahui
factor terjadinya kecelakaan lalu lintas dan upaya penanggulangan kecelakaan lalu lintas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit menahun/kronis yang
diakibatkan oleh pola gaya hidup yang tidak sehat seperti perilaku mengkonsumsi
makanan rendah serat dan tinggi lemak, dan kurang beraktivitas fisik serta kebiasaan
merokok setiap hari. Pengendalian penyakit tidak menular diartikan sebagai pencegahan
dan penanggulangan penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular (PTM) secara umum
meliputi penyakit jantung, stroke, kanker, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit sendi
yang sebagian non infeksi, nyeri punggung yang menyebabkan ketidakmampuan bekerja,
cedera berat yang disebabkan kecelakaan lalu lintas dan trauma serta penyakitpenyakit dan
kelainan bentuk lain yang menyebabkan kecacatan. PTM tertentu dapat digolongkan
menjadi satu kelompok utama dengan faktor risiko yang sama (common underlying risk
faktor) seperti jantung dan pembuluh darah, stroke, kencing manis, penyakit paru
obstruktif kronik, dan kanker tertentu. Faktor risiko tersebut antara lain mengkonsumsi
tembakau, pola makan yang tidak seimbang misalnya tinggi lemak dan rendah serat, pola
makan yang salah seperti mengandung zat pengawet, zat pewarna dan lainlain, kurang
olah raga dan kondisi lingkungan yang tidak kondusif terhadap kesehatan. PTM
merupakan penyakit yang dapat dicegah apabila faktor risikonya dikendalikan, sehingga
perawatan pasien PTM mencerminkan kegagalan dari pengelolaan program
penanggulangan PTM. Penanggulangan PTM merupakan kombinasi upaya inisiatif
pemeliharaan mandiri oleh petugas, masyarakat dan individu yang bersangkutan.
Tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana mengembangkan sistem pelayanan yang
dapat mendukung upaya pemeliharaan kesehatan mandiri pada masyarakat, dengan lebih
mengedepankan pendekatan promotif dan preventif.
Dengan mengenali berbagai macam faktor penyebab kecelakaan kerja tentunya dapat
membantu perusahaan dalam mengambil suatu tindakan pencegahan. Karenanya, di bawah
ini kita akan membahas mengenai faktor penyebab kecelakaan yang perlu diperhatikan.
I. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja
1.Faktor Manusia
Faktor pertama ini tentunya akan dipengaruhi oleh manusia atau pekerja itu sendiri. Contoh
dari faktor ini yang penting untuk dilakukan adalah adanya pelatihan keselamatan serta
kesehatan yang dibuat.
2. Perilaku Manusia
Perilaku manusia ini menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja yang paling utama. Sikap
terhadap kondisi kerja, kecelakaan hingga praktik kerja yang aman menjadi hal penting untuk
dilakukan dan diterapkan. Biasanya pekerja yang tidak puas juga dianggap memiliki tingkat
kecelakaan kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang puas.
Namun, hal tersebut juga bergantung dengan kepribadian, sikap hingga karakteristik dari
pekerja itu sendiri.
6. Faktor Lingkungan
B. Lokasi Kerja
Setiap lokasi kerja tentunya memiliki risiko yang berbeda-beda. Bekerja di area tinggi tentu
memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan mereka bekerja di sebuah area yang terbuka.
Karenanya, lokasi menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja terjadi
C. Kebisingan
Lingkungan yang berisik juga menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja lainnya. Kebisingan
inilah yang dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja sehingga membuat lingkungan
kerja tidak produktif dan kehilangan konsentrasi.
D. Suhu Udara
Panas atau dinginnya suhu udara dari lingkungan tentunya akan membuat produktivitas kerja
seseorang. Karena itu apabila terlalu dingin tidak baik, terlalu panas juga tidak baik. Suhu
udara yang stabil dan pas akan membuat produktivitas meningkat dan potensi kecelakaan
kerja menurun
7. Faktor Peralatan
A. Kondisi Mesin
Dengan kondisi mesin yang tidak memadai, penting untuk dilakukan pembaharuan atau
perbaikan agar dapat mengoptimalkan fungsi dari peralatan itu sendiri. Selain itu,
ketersediaan pengamanan yang lengkap juga dapat mendukung kondisi mesin sehingga dapat
diperbaiki secara sendiri.
B. Posisi Mesin
Posisi mesin juga dapat menentukan. Baik itu dari posisi hingga jenisnya tentu akan
berpengaruh terhadap kenyamanan serta keamanan dari pekerja. Sehingga posisi mesin ini
harus diperhatikan sebagai salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja.
Faktor risiko adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu
terjadinya penyakit pada seseorang atau kelompok tertentu. Berkaitan dengan kecelakaan lalu
lintas ada tiga faktor risiko utama yang dapat menyebabkannya yaitu manusia, kendaraan,
dan lingkungan (Iingkungan fisik & sosial ekonomi).Faktor risiko manusia diantaranya
adalah perilaku dan kondisi kesehatan suatu individu yang dapat menyebabkan kejadian
kecelakaan. Kondisi fisik individu yang berkorelasi dengan kewaspadaan saat mengemudi
merupakan fokus pemeriksaan kesehatan sebagai upaya pengendalian faktor risiko KLLD.
Adapun faktor risiko yang penting untuk diperhatikan terkait pada manusia yang dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
Faktor risiko melekat
Faktor risko melekat yaitu faktor risiko yang tidak dapat diketahui interfensi apapun terhadap
individu tersebut yaitu: umur, jenis kelamin, dan genetik.
Faktor risiko perilaku
Faktor perilaku yaitu perilaku pada pengemudi yang berisiko terhadap cedera akibat KLLD
yaitu: tidak memakai alat pelindung diri (APD), penggunaan mobile phone, mengendarai
dengan kecepatan tinggi, merokok, konsumsi alkohol dan obat-obatan (amphetamine).
Kondisi/penyakit pada pengemudi
Terdapat beberapa aspek kondisi dan penyakit yang penting untuk diperhatikan pada
pengemudi yaitu: kelelahan, mengantuk, gangguan muskuloskeletal, gangguan pendengaran,
gangguan penglihatan, epilepsi, hipertensi, dan diabetes.
Pada dosis kecil semua jenis amphetamine akan meningkatkan tekanan darah, mempercepat
denyut nadi, melebarkan bronkus, meningkatkan kewaspadaan, menimbulkan euforia,
menghilangkan kantuk, mudah terpacu, menghilangkan rasa Ielah dan rasa lapar,
meningkatkan aktivitas motorik, banyak bicara, dan merasa kuat. Sedangkan dosis sedang
amphetamine (20-50mg) akan menstimulasi pernafasan, menimbulkan tremor ringan, gelisah,
meningkatkan aktivitas motorik, insomnia, agitasi, mencegah lelah, menekan nafsu makan,
menghilangkan kantuk, dan mengurangi tidur. Kondisi di atas memperlihatkan bahwa kadar
kedua zat tersebut dapat mempengaruhi performa individu saat mengemudi.
Gejala penyerta pada hipoglikemia dan hiperglikemia adalah lelah, fungsi mental yang
menurun, perasaan gemetar, berkeringat, perih pada mulut, pusing, perasaan linglung dan
jantung berdetak keras hingga kehilangan kesadaran. Kondisi ini dapat membahayakan pada
saat mengemudi.
Selain ketiga hal diatas, tekanan darah juga berpengaruh dalam mengemudi. Hal ini terjadi
karena pada hipertensi dan hipotensi seringkali timbul gejala penyerta berupa nyeri kepala,
mata berkunang-kunang, pandangan kabur dan pada kondisi ekstrim, pengemudi dapat
mengalami penurunan kesadaran.
3. Faktor Sosial
Peningkatan kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat di jalan sebagai pengguna jalan
melalui advokasi, sosialisasi, edukasi, deteksi dini dan kampanye meliputi:
Pendidikan berlalu lintas dengan baik sejak dini.
Perlindungan pemakai jalan yang termasuk dalam kelompok rentan.
Pemahaman tentang disiplin berlalu lintas.
Pentingnya pemahaman batasan kecepatan kendaraan bermotor sesuai jenis jalan.
Perilaku aman bagi pejalan kaki.
Tidak minum minuman beralkohol dan obat yang menyebabkan ngantuk pada saat
mengendarai kendaraan.
Dengan terkendalinya faktor risiko kecelakaan lalu lintas darat diatas maka dampak yang
lebih luas menyangkut keluarga dan masyarakat dapat juga dikendalikan. Dampak yang
timbul antara lain:
Penurunan produktifitas kerja baik jika korban adalah kepala keluarga maupun salah
satu anggota keluarga.
Kehilangan pekerjaan permanen, diakibatkan korban menglami kecacatan yang menetap.
Kerugian material.
Berkurangnya kualitas hidup (pendidikan, kasih sayang, kesehatan, perhatian dan sebagainya)
bagi korban dan keluarganya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Deteksi dini adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit/kelainan yang secara
klinis belum jelas dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang
dapat digunakan secara tepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya
sehat, benar-benar sehat dengan tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita
kelainan. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit menahun/kronis yang
diakibatkan oleh pola gaya hidup yang tidak sehat seperti perilaku mengkonsumsi
makanan rendah serat dan tinggi lemak, dan kurang beraktivitas fisik serta kebiasaan
merokok setiap hari. Pengendalian penyakit tidak menular diartikan sebagai
pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular.
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak
disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang No.
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan).Menurut WHO (1984),
kecelakaan lalu lintas adalah kejadian pada lalu lintas jalan yang sedikitnya
diakibatkan oleh satu kendaraan yang menyebabkan cedera, kerusakan, atau kerugian
pada pemiliknya atau korban. Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang sulit
untuk diprediksi kapan dan dimana terjadinya. Kecelakaan tidak hanya
mengakibatkan trauma, cidera, ataupun kecacatan, tetapi juga dapat mengakibatkan
kematian. Kasus kecelakaan sulit diminimalisasi dan cenderung meningkat seiring
pertambahan panjang jalan dan banyaknya pergerakan dari kendaraan.
Beberapa faktor dari penyebab kecelakaan kerja ini wajib diketahui oleh setiap
perusahaan hingga para pekerjanya. Hal tersebut dikarenakan kecelakaan kerja yang
dapat timbul tanpa diduga dan tidak dikehendaki oleh siapapun dapat mengakibatkan
sakit, luka hingga kematian.
B. SARAN
Agar diadakan upaya Advokasi PTM kepada pemerintah disemua tingkatan.
Tujuannya untuk meningkatkan komitmen dan dukungan biaya, kebijakan dan dasar
hukum untuk menguatkan program PP-PTM. Tentunya, untuk mendukung
implementasi kebijakan-kebijakan tersebut, diperlukan pendidikan dan pelatihan
terhadap tenaga kesehatan, khususnya pelatihan para manager atau pengelola program
pengendalian PTM di tingkat provionsi dan kabupetn/kota. Selanjutnya diharapkan
pengelola program tersebut dapat meningkatkan upaya pengendalian PTM di masing-
masing daerah.
DAFTAR PUSTAKA
.
http://dinkes.tabalongkab.go.id/2014/12/pencegahan-penyakit-tidak-menular/
http://infojambi.com/opini/3482-kebijakan-dan-strategi-pengendalian-penyakittidak-
menular.
html http://dkk.sukoharjokab.go.id/read/deteksi-dini-program-penyakit-tidak-
menularpt
DepkesRI,PedomanPengendalianCedera,Jakarta,2014DepkesRI,PetunjukTeknisPenge
ndalianCederaAkibatKecelakaanLalulintasDarat,KemkesRI,Jakarta,
2014