Professional Documents
Culture Documents
Laporan Uji Impact
Laporan Uji Impact
Oleh :
KELOMPOK 1
MUHAMMAD BARRUN SHOLIHIN
M.KHAIDIR
M.NAPRI HASIBUAN
MAULANA RAFLY MAYZA
MUHAMMAD AZIZ NADIF
MUHAMMAD FAUZAN NASYWA DJAMBAK
Pengujian impact merupakan salah satu pengujian yang mengukur ketahanan bahan
terhadap beban kejut, inilah yang membedakan pengujian tarik dan kekerasan. Dimana
pembebanan dilakukan secara perlahan – lahan. Pengujian impact merupakan suatu usaha
untuk mensimulasikan kondisi operasi material yang sering ditemui dalam peralatan
transportasi atau konstruksi dimana beban tidak selamanya terjadi, melainkan secara tiba –
tiba. Logam merupakan salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan orang
banyak. Logam mempunyai sifat – sifat istimewa yang menjadi dasar penggunaannya.
Salah satu sifat yang dimiliki oleh logam adalah sifat mekanik. Sifat – sifat mekanik yang
dimiliki oleh logam antara lain kekuatan, kekerasan, ketangguhan, keuletan, mampu bentuk
dan mampu las. Salah satu sifat yang pentig adalah ketangguhan. Sifat ketangguhan adalah
kemampuan suatu logam untuk menahan beban kejut. Ketangguhan suatu logam merupakan
gabungan antara kekuatan dan keuletan logam tersebut. Sifat suatu logam sangat diperlukan
baik pada temperature tinggi ataupun rendah.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Dasar dari pengujian impact adalah penyerapan energi potensial yang dihasilkan dari
pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji,
sehingga benda uji tersebut mengalami sebuah deformasi. Prinsip kerja alat uji impact ini
adalah dengan cara memberikan pembebanan secara tiba-tiba pada benda uji yang akan di
uji secara statik.
Gambar 2.1 b Skema pengujian impact
Saat pendulum pada kedudukan h1 dilepaskan, maka pendulum akan mengayun sampai
kedudukan fungsi akhir pada ketinggian h2 yang juga hampir sama dengan tinggi semula h1
dimana pendulum mengayun bebas. Usaha yang dilakukan pendulum waktu memukul benda
uji atau energi yang diserap benda uji sampai mengalami perpatahan didapat persamaan
sebagai berikut :
E(Joule) = Ep – Em
= m. g. h₁ – m. g.h₂
= m . g (h₁ - h₂)
= m . g (λ (1- cos α) - λ (cos β – cos α) )
= m. g . λ (cos β – cos α)
Maka Energi yang diserap oleh benda uji dapat disimpulkan dengan persamaan sebagai
berikut :
E = m . g. λ (cos β – cos α)
Keterangan :
Ep = Energi
Potensial. Em =
Energi Mekanik.
m = Berat Pendulum
(15Kg). g = Gravitasi (9,81
m/s).
h₁ = Jarak awal antara pendulum dengan benda uji (m).
h₂ = Jarak akhir antara pendulum dengan benda uji
(m). λ = Jarak lengan pengayun (0,8 m).
cos α = Sudut posisi awal pendulum.
cos β = Sudut posisi akhir pendulum.
b. Kekurangan
1) Hanya dapat dipasang pada posisi horizontal.
2) Spesimen dapat bergeser dari tumpuannya karena tidak di cekam.
3) Pengujian hanya dapat dilakukan pada spesimen yang kecil.
4) Hasil pengujian kurang dapat atau tepat dimanfaatkan dalam perancangan
karena level tegangan yang diberikan tidak rata.
b. Kerugian
1) Pembebanan yang dilakukan hanya pada satu ujungnya, sehingga hasil
yang diperoleh kurang baik.
2) Proses pengerjaan pengujiannya lebih sukar.
3) Hasil perpatahan yang kurang baik.
4) Waktu yang digunakan cukup banyak karena prosedur pengujiannya yang
banyak, mulai dari menjepit benda kerja sampai tahap pengujian.
Gambar 2.3 b Ilustrasi efek temperatur terhadap ketangguhan impact beberapa bahan
2.4 Kegagalan Material Pada Pengujian Impak
Faktor yang mempengaruhi kegagalan material pada pengujian impak antara lain
ialah sebagai berikut:
1) Notch
Notch pada material akan menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan pada daerah
yang lancip sehingga material lebih mudah patah. Selain itu notch juga akan
menimbulkan triaxial stress. Triaxial stress ini sangat berbahaya karena tidak akan terjadi
deformasi plastis dna menyebabkan material menjadi getas. Sehingga tidak ada tanda-
tanda bahwa material akan mengalami kegagalan.
2) Temperatur
Pada temperatur tinggi material akan getas karena pengaruh vibrasi elektronnya
yang semakin rendah, begitupun sebaliknya.
3) Strain rate
Jika pembebanan diberikan pada strain rate yang biasa-biasa saja, maka material akan
sempat mengalami deformasi plastis, karena pergerakan atomnya (dislokasi). Dislokasi
akan bergerak menuju ke batas butir lalu kemudian patah. Namun pada uji impak, strain
rate yang diberikan sangat tinggi sehingga dislokasi tidak sempat bergerak apalagi terjadi
deformasi plastis sehingga material akan mengalami patah transgranular dengan struktur
patahan ditengah-tengah atom atau bagian bulan di batas butir. karena dislokasi tidak
sempat gerak ke batas butir.
BAB III
PROSEDUR
PENGERJAAN
3.1 Bahan
Bahan yang digunakan untuk pengujian impact ini adalah Baja Nako
2) Jangka sorong.
Gambar 4.1 a Uji langsung pada uji impact dan ukuran bahan
Analisa :
Luas penampang (A) = PX L
= 54,12 mm x 87,6 mm
= 474,09mm2
= 51,79 52 JOULE
52 𝐦𝐦 = 0,109 J/mm2
Harga impact (HI) = 𝑬 = 𝟒74,09
𝐦𝐦𝟐
𝑨
SESUDAH SEBELUM
Gambar 4.2 a Uji langsung pada uji impact dan ukuran bahan
MATERIAL PANJANG LEBAR COS α COS β SUHU ENERGI
(celcius) YANG DISERAP
(mm) (mm) (Joule)
Besi nako 74,70mm 7,80 mm 90° 125° 160° 67
Analisa :
Luas penampang (A) = PX L
= 74,70 mm x 7,80 mm
= 582,6 mm2
= 67,45 67 Joule
𝑬 67 𝐦𝐦
Harga impact (HI) = = 0,115 J/mm2
𝑨 582,6 𝐦𝐦𝟐
=
SESUDAH SEBELUM
5.1 Kesimpulan
Dari pengujian yang dilakukan maka didapat jenis patahan atau klasifikasi patahan .
Semakin tinggi suhu pada spesimen maka energi impact yang diserap semakin
kecil.hal ini diakibatkan oleh pergeseran struktur / perubahan deformasi pada logam
saat temperatur dinaikkan ,begitu juga sebaliknya.
Jenis patahan yang didapat,dapat mempengaruhi faktor seperti ,jenis material,suhu
spesimen,dan beban atau energi yang diberikan.
5.2 Saran
P e na mb a ha n m esin u j i t i p e Iz od , a ga r s e t i ap p engu j i d a
pat m e l a ku k an pengujian dengan dua metode.
Pe na mb a ha n a l a t pe n di n gi n p ad a ru ang p r a kti ku m a ga r
su h u r u a n ga n dapat selalu stabil.
Sebaiknya bahan uji yang di berikan dalam kondisi bagus (tidak bengkok,tidak
cacat) agar hasil yang didapatkan lebih optimal