You are on page 1of 14
-hunaltetro PENS. Teknkélekt indus Yo12.No2, 2004 PROPOSAL BISNIS TEKNOLOGI RANCANG BANGUN KINCIR AIR OTOMATIS UNTUK SIRKULASI UDARA PADA TAMBAK UDANG MUHAMMAD. NIT 58222114242 POLITEKNIK AHL! USAHA PERIKANAN 2024 BAB 1 Rancang Bangun Kincir Air Otomatis untuk Sirkulasi Udara pada Tambak Udang Abstrak Kebutuhan pangan berprotein tinggi menjadikan budldaya udang perlu mendapatkan dukungan khusus dengan meningkatkan kualitas air habitat udang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara _mengatur sirkulasi darapada ai. Umumnya, pemberian alat bantu sirkulasi udara pada tembak udang ‘ilakukan tanpa memperdulikan kondisi kualitas air, dan alat tersebut bekerja secara terus menerus ‘meskipun kvalitas air tambak sudah baik, hal ini berakibat padapemakaian energiyang tidak efisien, Pada Tugas AKhir ini dibuat suatu sistem yang dapat mengoptimalkan sirkulasi udara pada habitat udang melalui pengaturan kadar oksigen terlarut (dissolved oxygen / DO) dengan memanfaatkan dissolved oxygen sensor (DO sensor) dan motor DC sebagai aktuator untuk momutar kincir air ‘secara otomatis sebagai sistem aerasi (penambahan udara ke dalam ai). Output data analog dari DO ‘sensor dikonversi oleh ADC menjadi data digital untuk diolah mikrokontroler yang. mempresentasikan kkadar oksigen terlarut pada air. Hasil pembacaan sensor tersebut menjadi acuan mikrokontroler dalam ‘mengirim sinyal PWM pada boost converter sebagai driver motor OC. Sehingga motor DC dapat ‘menjalankan kincir air secaraperlahan atau cepat berdasarkan kadar oksigen terlarut air. Tegangan rata-rata dari output boost converter saat mode cepat adalah 158 volt, sedangkan pada mode lambat tegangan output sebesar 14,53 volt. Efisiensi dari boost converter adalah sekitar 74,7% 1, Pendahuluan Perkembengan teknologi dan iImu pengetahuan telah mendorong manusia untuk menjadikan segala hal menjadi lebih baik dan berkualitas, salah satunya dalam bidang akuakultur. Kincir air otomatis ini didesain agar kecepatan putaran kincir disesuaikan dengan kondisi sirkulasi udara pada air tambak dalam budidaya udang, khususnya udang lobster air tawar. Penulis membuat proyek akhir inidikarenakan kebanyakan peternak udang tidak menjaga sirkulasi udara air tambak, sehingga pertumbuhan dan perkembangbiakan udang menjadi tidak optimal t contin. }——J aTunoais t way] F ‘coo GGambar 1.1. lok Diagram Sistem 2, Metode 2.1. Mikrokontroler ATMega 16 ‘Mikrokontroler AVR” merupakan seri Mikrokontroler CMOS 8 bit, berbasis RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu. siklus clock AVR. mempunyai 32 register general ~ purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt Internal dan ekstemnal, serial UART programmable Watchdog timer, dan mode power saving Beberapa juga mempunyai ADC dan PWM internal serta in-system programmable flash on - chip yang _mengijnkan memeri program untuk diprogram ulang dalam sistem yang menggunokan hhubungan serial SPI. Gambar 2.1 merupakan susunan kaki standar 40 pin DIP mikrokontrolet AVR ATMegat 6 Pao DOO) PAL (Abe PAR (ADR) PAB (ADCS) Pas nce) PAS (ADCS) Pas (a0c8) Par (Aber) AREF Gambar 2.1. Konfigurasi Mikrokontroler ATMega 16 2.2. Oksigen Terlarut Kelarutan oksigen merupakan faktor kritis budidaya ikan secara intensif. Tingkat keberhasilan atau kegagalan usaha budidaya sering dipengaruhi olehkemampuan pambudidaya untuk mengatasi masalah kelarutan oksigen yang rendah, Oksigen dapat larut dalam air melalui proses difusi atau persinggungan dengan udara. Beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya oksigen terlarut adalah pergerakan permukaan air, suhu, tekanan udara, salinitas, dan tanaman air. 2.3, Boost Converter, Boost converter dengan rangkaian dasar seperti pada gambar 2.2, adalah jenis de-de converter yang memiliki output tegangan yang_ lebih besar dari tegangan input. Li, D lo, —> [Hts Ite s\ Rs Yo Eooer. Gambar 2.2. Rangksian Dasar Boost Converter Ms = ‘Saklar adalah saklar elektronik yang bekerja secara cepat antara on dan off sehingga menghasilkan duty cycle secara otomatis mengikuti besar tegangan input. Besatnya duty cycle berubahrubah sesuai besar input yang diberikan untuk menjaga output agar tetap Konstan. Ketika saklar dalam posisi tertutup, maka diode dalam keadaan reverse, sehingga terjadi penyimpanan muatan oleh induktor. Vs merupakan tegangan input DC, boost induktor L, saklar elektronik S, diode D, kapasitor filter C, dan resistansi beban R. ‘Sedangkan kethka caklar dalam kondisi terbuka, maka diode menjadi kondisi tertutup dan Induktor akan membuang energinya menuju kapasitor. ot ati semen QA) at di, Di Oh at or oona = T @2) 23) es 2.4, Motor DC Motor arus_searah menggunakan arus langsung yang tidaklangsung/direct-unidlrectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukanpenyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kiseran kecepatan yang luas, Sebuah Motor DC memilki tige komponen utama, antara lain ‘a. Kutub medan. Secara sedethada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada Motor DC. Motor OC memiliki kutud medan yang tasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memilikidua kutub medan:kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar rmelintasibukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selstan. Untuk Motor yang lebih besar ateu lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber ddaya dari luar sebagai penyedia struktur medan. . Dinamo, Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus Motor DC yangkecil, dinamo berputar dalam meden magnet yang diventuk oleh kutub-kutub, sampatkutub utara dan selatan magnet berganti Iokasi. Jika hal ini tesjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo, © Commutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam Motor OC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga membantu dalam tranemisi arus antara dinamo dan sumber daya, 2.8. Sistem Aerasi Penambahan udara dalam air diperlukan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air. Penambahan udara ini dapat dilakukan dengan menggunakan kincir air. Salah satu cara meningkatkan ontak dengan air yaitu dengan peralatan mekanis yang berfungsi untuk meningkatkan nila! oksigen yang masuk delam ai. Fungsikincir air antara lain 1. Menambah oksigen secara langsung ke dalam ai. 2. Mensirkulasi atau mencampur lapisan atas air atau permukaan alr dengan dasar air untuk memastikan kandungan oksigen didalam air benar-benar merata, 3, Memindahkan air yang telah teraerasidengan cepat ke atea sekeliigrya sehingga are yang belum teraerasi dapat teraerasi 4. Dengan lapisan sedimen organik didalam kolam, akan menciptakan permukaan yang teroksidasi {gas-gas dan cairan beracun seperti idrogen sulfida dan amonia tidak dapat masuk air. 2.6. Dissolved Oxygen Sensor Terdapat dua sensor didalam pengukuren kadar oksigen, yaitu 1. Sensor Galvanik 2. Sensor Polarograrik Kedua sensor tersebut mengguneken sistem elektroda dimana kadar oksigen bereaksi dengan katoda untuk menghasilkan arus listik. Jika sensor tidak memerlukan tegangan dari luar sistem maka disebut Sensor Galvanik, Sebaliknya,jIka sensor tersebut membutubkan tegangan dari luar sistem maka disebut Sensor Polarografik. Sensor Galvanik lebih stabil dan lebih akurat untuk mengukur kadar oksigen yang rendah dibandingkan dengan Sensor Polarografik Dalam proyek akhir ini, dissolved oxygen sensor yang digunakan adalsh sensor dengan tipe galvanik yaltu GS Yuasa Dissolved Oxygen Sensor KDS-25B dari pabrikan Figaro Electric seperti pada gambar 2.3. Pemilihan sensor tersebut dikarenakan sensor tersebut memiliki ouput analog berupa tegangan dalam ssatuan millivolts (mV) dalam pembacaen kadar oksigen terlarut, Gambar 2.3. 6S Yuasa Dissolved Oxygen SensorkKDS-256 Sensor tersebut biasa digunakan untuk keperluan kontrol kualitas air (water quality contro). Dan tidak membutuhkan cetu daya ekstemal untuk pengoperesiannya. Tabel 2.1 menunjukken spesifikasi lengkap dari GS Yuasa Dissolved ‘Tabel 2.1, Spesifikasi GS Yuasa Dissolved Oxygen SensorKOS-258 Oxygen sensor, ‘Model ee KOS 258 Measurement range = 80 ma/t (oom) ‘Accuracy in water at 25°02 1° 5% (Wl ecale) ‘Atmospheric 1 = 203kPa erating conditions pressure Operating conditions perature 5-35 Relative humidity 10 90%RH Thermal time constant 10 min. or ess Intial output voltage in clean air under 80- 150mv ‘standard test condtions ene Atmospheric 1013: ShPa eae Temperature acre Relative humidity 602 5% 3. Pengujian 3.1 Pangujian Non Inverting Op-Amp Hasil pengujien rangkaian non inverting op-amp ditunjukkan pada tabel 3.1. Rangksian penguat didesain dengan pengustan sebesar 130 kall. Tegangan sebesar 0 - 30 ml dari sensor dikuatkan menjadi 0 ~ 3,9 V agar dapat dibaca olehADCmikrokontroler ‘Tabel 31. Hasil Pengyjian Op-Amp Non verting Vin (mv) | Vout(V) Vout Teori (Vv) | Error (3) 10 125 13 39 20 251 26 35 30 377 39 33 40 518 52 04 50 645 65 os oo 7.73 78 09 70 9 31 i 0 1042 104 a 90 57 uz an 100 1243, 3 46 10 1404 143 24 120 1522 156 26 130 1645 169 2.96 140 1720 182 56 150 1915 195 2.05 160 2023 208 29 170 2159 22,1 27 180 23.01 23.4 a7 190 247 247 0 200 2555 26 19 Dari tabel 3.1, tampak bahwa rangkaian op:amp non inverting sudahbaik, dengan tegangan input sebesar 0 ~ 200 mV dan penguatan sebesar 130 kal, error yang didapat sangatlahkecil. Dimana nial error tetkecil adalah 0% (tidak terdapat error) dengan tegangan input 80 mV maupun 190 mV, dan nila error terbesar adalah 5.6% pada pengujian dengan tegangan input 140 my. 3.2 Pengulian Dissolved Oxygen Sensor ‘Sensor oksigen terlarut yang digunakan dalam proyek akhir ini adalah dissolved oxygen sensor KDS- 258, Sensor ini digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam air tambak sebagai parameter yang rmenentukan_ kecepatan putaran kincir air. Sensor oksigen terlarut tersebut dapat mengukur kadar ‘oksigen hingga 80 ppm dengan output berupa tegangan sebesar 0 ~ 50 mY, seperti pada gambar 3.7 yang menunjukkan karakteristik dari dissolved oxygen sensor KDS-258 sesual dengan datasheet Karakteristik sensor pada datasheet tersebut, dalam proyek akhir ini dijadikan sebagai parameter / ‘acuan saat melakukan pengujian sensor dan saat kalibrasi sensor dengan program pada mikrokontroler. Dan tabel 3.2 merupakan hesil pengujian dari dissolved oxygen sensor KDS-258 yang telah dibandingkan dengan datasheet sensor. Gambar 2.1. Karakteristik Dissolved Oxygen Sensor KDS-258 Dari karakteristik dissolved oxygen sensor KDS-258 pada gambar 3.1, tampak bahwa terdapat tiga karakteristik yang liner, yaitu untuk nilei tegangan output sensor maksimal (Max), minimal (Min) dan ideal (7yp). Kalibrasi sensor dianggap sudah benar apabila hasil pembacaan kadar oksigen terlarut dibandingkan dengan tegangan output sensor masih berada pada range karakteristik minimal dan ‘maksimal abel 3.2. Hasil pengujan dissolved oxygen sensorKDS-258 Kadar 00 out | pempecss “Seams Ero DO Datasheet (%) | (ppm) (ppm) 297 | 19 105 25) 108 | 21 22) ASA 129 5 5 3 165 29 | 1379 7 a2 oat 203 1439 210 | 42 1053 26 | 4s 74 asa | s 261 | 52 mma | 5A 290 | 58 305 | 61 Lanjuian Tabel 3.2 Kader D0 pad ‘Ape «Pemba ‘Sesuai Error (mv) no Datasheet | (%) . (oom) on ee = 3497 te # 95) an) 7a ea 288 10 380, 78 7 986 abel 3.2 menunjukkan hasil penguian dan kalibrasi DO sensor. Pengujian dilakukan mulai saat tegangan output sensor sebesar 2 mV, dan dinaikkan terus sampai dengan bemilsi 10 mV. Kenaikan tegangan output sensor ini dilakukan dengan cara mengaduk air pada gelas yang digunakan saat pengujian, Nilai ADC terbaca sebesar 97 sampei 380, dan kadar oksigen yong terbaca_ pada mikrokontrolersebesar 1,7 ppm sampai 7.8 ppm. Pembacaan tersebut dibandingkan dengan karakteristkideal (Typ) pada datasheet, sehinggan muncul nilai error terendah adalah 0% dan tertingg adalah 13,79%. Untuk mengetahui bahwa hasil yang diolah mikrokontroler tersebut sudahbaik, maka perl iketahui grafik hasil pengujian yang dimasukkan kedalam grafik datasheet sensor tersebut seperti pada ‘gambar 3.2 Hasil dari gratik tersebut menyatakan bahwa pengujian DO sensor sudah baik karena hasil yang dlperoleh masih dalam lingkup / range grafik karakteristik Sensor minimum hingga maksimum dari datasheet dissolved oxygen sensor KOS-258, diana toleransi error adalahdibewah 25% 2aw oo {——_—_—————_r_. Hasil — Max - Min ° 5 10 18 pm Gambar 2.2. Grafik Kalibrasi Dissolved Oxygen Sencor 3.3. Pengujian Motor DC Dalam proyek akhir inikincir air yang digunakan sebagei alat sirkulasi udara pada air tambak digerakkan oleh motor DC. Motor DC tersebut mendapat tegangan input dari boost converter. Hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel 3.3, memiliki grafik kecepatan terhadap tegangan yang cukup linear. Dari hasil pengujian ini, maka untuk mendapatkan kecepatan sekiter 80 rpm dan 150 rpm diperlukan tegangan sebesar 12 volt dan 18 volt. Tegangan yang didapet deri hasil pengujian motor DC berbebsn ini digunakan untuk mendesain nilai duty cycle pada boost converter. ‘abel 3.3. Hasil pengujan motor ¢ berbeban Tegangan (V) ‘Asus (A) Kecepatan (rpm) 10 39 42 u 41 48 2 44 18 60 4 66 15 78 16 52 85 7 55. 94 we 58 110 9 61 124 20 62 130 Hasil pengujian motor DC seperti yang ditunjukken pada tabel 3.3 menggunaken variabel DC power supply dengan tegangan sebesar 10 volt sampai 22 volt. Arus yang terbaca sebesar 3,9 ampere ‘sampai dengan 6,9 ampere dengan kecepatan 42 rpm sampai 153 rpm, 3.4, Pengujian Boost Converter Pengujian rangkaian boost converter bertujuen untuk mengetahuikinerja dari rangkaian yang telahdidesain dan dibust, Gambar 3.3 merupakan bentuk gelomibang penyulutan rangkaian boost converter dengan duty cycle 30%. Dan gambar 3.4 merupakan bentuk gelombang penyulutan rangkalan boost converter setelah dimasukkan pada pin Gate- Source MOSFET dengan duty cycle 30%. .Gambar 3.3, Bentuk Gelombang Penyulutan Rangkatan Boost Converter (Time/di ‘Gambar 3.4. Bentuk Gelomang Penyulutan Rengkaian Boost Converterpada Pin Gate.Source MOSFET ( Time/lv= Sus, volvaty = 2V,D = 20%) Dari Gambar 3.3 dan gambar 3.4 terdapat perbedaan bentuk gelombang penyulutan sebelum dan sesudah masuk pada pin Gate-Source MOSFET. Hal inidisebabkan adanya resistansidalam pada MOSFET. Perbedaan gambar 3.3, -honaitietro PENS, TobnkEletr induste, Yol2.No2. 2014 dan gambar 3.4 juga dapat digunakan untuk mengecek apakah gelombang penyulutan sudah masuk pada rangkaian atau belum. Apabila bentuk gelombang gambar 3.3 dan 3.4 sama, dapat dimungkinkan MOSFET dalam keadaan rusak atau koneksikabel keluaran rangkalan PWM yang masukke MOSFET belum terhubung, Setelah bentuk gelombang penyulutan dapat dibangkitkan, Penguyjian rangkaian boost converter akan dilakukan menggunakan suplai tegangan masukan sebesar 12 volt dengan beban motor DC 100W dan menggunakan PWM digital dari mikrokontroler sebagai penyulut penyaklaran dari rangkaian boost converter. Gambar 3.5 merupakan bentuk gelombang Drain-Source MOSFET. Gambar 8.5. entuk Gelombang Drain-Source MOSFET Boost Converter (Time/div= Sp, volt/h 0%) Dari Gambar 35 terlihat bahwa tegangan spike yang dihasilkan memiliki nilal yang tidak terlalu tinggi. Jadi, dapat dimungkinkan desain rangkaian snubber yang digunakan pada boost converter sudah ccukup baik. Dari Gambar 3.5 juga dapat diketahui bahwa rangksian boost converter telah bekerja dengan baik. Dimana citi-ciri boost converter bekerja yaitu terjadinya bentuk gelombang osilasi sebelum gelombang Drain-Source menyentuh nilai nol. Bentuk gelombang tegengan kelueren boost converter ditunjukkan pada gambar 3.6 Pengujlan ini dilakukan untuk mengetahui bahwe tegangan output boost converter sudahbaik atau dengan kata lain merupakan tegangan DC murni CGambar 3.6. Bentuk Gelombang Tegangan Keluaran Boost Converter (Time/dlv = Sys, vol/dv= 2V, D = 30%) Dari gambar 3.6 dapat diketahuibahwa tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian boost converter berupa tegangan DC murni sebesar 16,44 volt. Hasil pengujian rangkaian Boost Converter dengan tegangan masukan sebesar 11,3 volt dan duty cycle yang berubah-ubahditunjukkan pada tabel 3.4 Pengujian iniilakukan dengan menggunakan beban motor DC 100W. abel 3.4, Hasil pengujan boost converter D Vin | tin | Vout tout YO% ero, Efisiensi o Oa) yo w Ge | & 20 | 12 | 07 | 1375| 048 | 14125, 265 | 78.57 25 | 12 | 082 | 1503| 052 | 1507 | 027 | 79.43 30 | 12 | 092 | 1644) 054 | 16.149, 1,84 | 80,41 Lanjutan Tabel 3.4 D Vin tin Vout tout | YOU Errop fn © 9 ® HM wT & si a5 12 | 1 1778) 086 | 17,a85| 2.27 | 8297 4012 | 415, 1922, 058| 1883 | 2.07 | 80,78 45/12 | 425) 2037| 059 | 20,55 | 0676 | 0,12 so| 12 | 13 | 2136| 06 | 226 | 549 | 0216 3.5 Pengujian Integrasi Sistem Setelah pengujian per alat dilaksanakan, maka dilakukan pengujian integrasi dengan beban berupa motor DC yang sudah terhubung pada kincir air di tambak udang. Tegangan DC 12 volt dari bbateraidigunakan untuk suplal tegangan input minimum system ATMega16, rangkalan penguat non inverting, dan rangkaian pemutus relay, serta boost converter. Gambar 3.7 merupakan rangkaian keseluruhan alat setelah integrasi Gambar 2.7. Konfigurasikeseluruhan alat Pengujian integrasi alat inidilaksanaken pada malam hari. Hal inidilakuken agar hasil pengujian ‘memilki data yang lebih lengkap, karena kadar oksigen terlarut air tembak memiliki nilai yang sangat rendah pada saat tidak ada sinar matahari. Selain itu, pengambllan data integrasi sistem pada proyek akhir ini dilakukan dua kali, yaitu dengan penempatan DO sensor didekat kincir alr dan penempatan D0 sensor pada titik terjauhdarikincir air. Hal ini dilakukan untuk membandingkan perubahan kadar oksigen ‘erlarut air tambak pada tempat terdekat dengan kincir air dengan kadar oksigen terlarut air pada tempat yangjauh dengan kineir air. Karena secara teor, kadar oksigen terlarut pada tempat yang jauhdarikincir al ‘akan mengalami kenaikan kadar oksigen yang lebih lambat daripada kenaikan kadar oksigen terlarut pada air yang lokasinya berdekatan dengan kincir air. Hasil kedua pengujian integrasialat dtunjukkan pada tabel 3.5 yang merupakan pengujian dengan DO sensor yang dekat dengan kincir alr, dan tabel 3.6 yang merupskan pengujian dengan 00 sensor pada titik terjauhdarikincir alt “Tebel 3.5. Hail Pengujianintegrasi Alat (00 Sensor DekatKincir Ar) Menit | Kadar Oksigen (ppm) | Putaran Kincir Air 0 33 ‘epat (119.7 rom) 1 45 Lamibat (88,3 rpm) 2 48 Lambat (88,3 rpm) 3 51 Cambat (88,3 rpm) 4 55 Cambat (88,3 rpm) 5 57. Lamibat (88,3 rpm) 6 58 Lamibat (86,3 rpm) 7 6 Lambat (88,3 rpm) 8 59 amibat (88,3 rpm) Lanjtan Tabel 35 Menit | Kadar Oksigen (ppm) | Puteran Kinci Air 3 62 aba (2,2 pr) n 6a Lambat (88.3 rpm) 2 a Lamba (88.3 rpm} 1468, Lambat (88,3 rpm) | samba (88 ro 6 72 Lamba (28.3 pm) v 7a Combat (88.3 rpm) 19 74 Lambat (8! am) 9096 tama 883 re 22 78 Cambat (88.3 rpm) 23 8 | Bethenti (0 rpm) Dari tabel 3.5, kadar oksigen terlarut terukur dibawah nilal ideal yaitu 3,3 ppm pada awal proses pengujian sehingga kincir air berputar cepat. Dalam waktu kurang dari 1 menit, kadar oksigen terlarut telah mencapai nilai ideal yaitu diatas 4 ppm sehingga kincir air berputar pada kecepaten rendeh / lambat Dapat dikatakan, alat ini bekerja dengan sangat baik, Karena hanya ibutuhkan waktu kurang dari 1 ‘meni untuk membuat kadar oksigen terlarut air menjadi berniai ideal. Kincir air berputar pada kecepatan rendah / lambat dari menit ke-1 sampal menit ke-22 dengan kadar oksigen terlarut yang terukur dari 4.5 ppm sampai 7.9 ppm. Sehingga dapat dikatakan untuk menaikkan kadar oksigen terlarut sebesar 3,4 ppm dibutuhkan waktu 21 menit dengan kecepatan kincir air yang rendah / lambat. Setelah diketshui hasil integrasi alat dengan penempaten DO sensor pada posist yang dekat dengan kincir air, maka dilakuken engujian integrasi alat yang kedua yang hasiinya ditunjukkan pada tabel 3.6, dimane pengujian kedua inidilakukan dengan penempatan DO sensor pada posisi yang terjauhdarikincir air. abel 3.6. Hesil Pengujian integrasi Alt (00 Sensor Jauhdar Kincr Ait) | Menit | Kadar Oksigen (ppm) | Putaran Kincit Ar _| (lo [36 TT Gepat (119.7 rom) | ft 43 | Cambat (88,3 rpm) 2 44 ambat (88,3 rpm) 3 46 Lambat (88,3 1pm) 4 47 Lambat (8,3 rpm) 5 47 Lambat (88,3 rpm) 6 5 Lambat (88,3 rpm) 7 52 ‘Lambat (88,3 rpm) es. 53 Lamba (88.3 rpm) 9 55 Lambat (88,3 rpm) 10 54 Lambat (88,3 rpm) uw 56 Lambat (88,3 rpm) 12 58 Lambat (88,3 rpm) 13 ‘Lambat (88,3 rpm) Lanjuian Tabel 3.6 Menit | Kadar Oksigen (ppm) | Putaran Kincir Air 4 63 Lambat (88,3 rpm) 15 65: Lambat (88,3 rpm) 16 67, Lambat (88,3 rpm) 0 65 Lambat (88,3 rpm) 18 66 Lambat (88,3 rpm) 18 68 Lambat (88,3 rpm) 20 69) Lambat (88,3 rpm) 21 7A Lambat (88,3 rpm) 22 73 Lambat (88,3 rpm) 23 73 Lambat (88,3 rpm) 24) 74 Lambat (88,3 rpm) 25 73 Lambat (88,3 rpm) 26 74 Lambat (88,3 rpm) 27 75 Lambat (88,3 rpm) 28 78 Lambat (88,3 rpm) 29 16 Lambat (88,3 rpm) 30 1 Lambat (88,3 rpm) 31 77 Lambat (88,3 rpm) 32 78 Lambat (88,3 rpm) 38 79. Lambat (88,3 rpm) 34 79 Lambat (88,3 rpm) 35 8 Bechenti (0 rpm) 36 78 Berhenti (0 rpm) Hasil pengujian pertama dengan DO sensor yang diletakkan dengan kincir air tersebut dibandingkan dengan hasil pengujian kedua, dimana penempatan DO sensor berada di tempat terjauhdarikincit air. Dari perbandingan tabel 3.5 dengan tabel 3.6, tampak bahwa hasil pengujian kedua memiliki waktu kerja kincir sir dari berputar cepat hingga berhenti yang lebih lama dari pengujian pertama, yaitu dalam waktu 35 menit. Dan kenatkan kadar oksigen terlarut juga lebih lama. Dengan putaran kincir air yang cepet, kadar oksigen bertambah sebesar 0,7 ppm dalam waktu 1 menit, dan saat putaran kincir air lambat kenaikan kadar oksigen terlarut dalam 1 menit adalah maksimal 0.3 ppm. Setelah pengambilan pengujian integrasi untuk mengetahui kenaikan oksigen terlarut, dilakukan pengujian integrasi untuk mengetahul data dari boost converter. Hasil pengujian integrasi boost converter ditunjukkan pada tabel 3.7. Tabol 37. Has Pengujianintograsi Boost Converter Kecepata | Kecepata | D | vin | tin | Vout lout | Vout Teori | Error | Efisiensi Mode nMotor nkincit (wy | ay (a) |) AY | @ | &) (om)_| (om) Lambat | 220 sea | 30 | to9| 5 | 1453) 28 | 1557 | 66a | 747 Cepat | 3794 ui97_| 40 [103/61 | 158) 28 v2 | 795 | 704 Dalam pengujian integrasi boost converter ini, memakai catu daya daribaterai 12 volt 45 Ah, Tegangan baterai sebesar 12 volt drop menjadi 10,9 volt saat mode lambat dan menjadi 10,3 volt saat mode cepat. Hal inidikarenakan arus input dari boost converter yang sangat besar, yaitu bemilal 5 ampere dan 6,1 ampere. Untuk arus output yang terukur sebesar 2,8 ampere untuk semua mode, cepat maupun lambat. Inidimungkinken karena arus yang mengalir ke motor sudah mencapai rating arus dari motor DC tersebut. Sedangkan tegangan output adalah cebesar 14,53 volt untuk mode lambat dan sebesar 1158 volt untuk mode cepat. Dimana, mode cepat duty cycle sebesar 40% dan mode lambat duty cycle sebesar 30%, Efisiensi dari boost converter pada proyek akhir ini adalah sekitar 74,79, 4, Kesimpulan Seelohdokukan proses perencanaan penguiian sera anaisa dan juga membandingkannya dengan teor-teori penuinjang, maka dapat disimpulkan bahwa 1. Boost converter dapat berfungsidengan baikkarena dapat menalkkan tegangan input dari 10.9 volt menjadi 14,53 volt dengan duty cycle 30% dan efisiensi 74,7%. 2, Pembacaan dissolved oxygen sensor pada mikrokontroler bekerja dengan baik karena dapat menampiikan pembacaan kadar oksigen terlarut dengan ketelitian yang tinggi ysitu dengan error 0% sampai 14,29%, dimana nila error tetsebut masih dalam toleransi error yang diperbolehkan, yaitu dibawah 20% sesuai dengan datasheet sensor. 3, Pengujian integrasi didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk membuat kadar oksigen dar tidak deal menjadi ideal adalah sekitar 1 menit dengan kinci air yang berputar secara cepat. 4. roses kerja kincir air untuk membuat sirkulasi udara pada tambak udang menjadi sangat baik (kadar oksigen terlarut lebih dari cukup diatas 8 ppm) adalah sekitar 25 ment 5. Dengan kincir air yang berputar secara cepat, kadar oksigen terlarut dapat bertambahhingga 1,2 ppm dalam waktu 1 menit, Sedangkan dengan kincir air yang berputar secara lamba, kadar ‘oksigen terlarut dapat bertambahhingga 0.4 pom dalam waktu 1 menit, Ucapan Terima Kasih 1. Ibu dan ayah tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan saya serta selalu menjadi Insplrasidan semangat untuk terus berusaha Bapak Dr. Zainal Arif, S.T.,.M.T., selaku Direktur PENS. Bapak Dr. Novie Ayub Windarko, S.T., M.T., P-hD selaku Kepala Departemen Teknik Elektro PENS. Bapak Ir. Sutedjo, M.T., selaku Ketua Program Stuci Diploma 3 Teknik Elektro Indust. Bapak Indhana Sudiharto, ST. MT, dan Ibu Suhariningsih, SST. MT selaku dosen Pembimbing Proyek Aki. 6. Ibu Renny Rakhmawati, ST. MT., Bapak Epyk Sunamo, S.ST. MT., serta Bapak Syechu Dwitya ‘Nugraha, S.ST. MT., selaku dosen penguli Proyek Aki 7. Seluruh Bapak lu dosen yang telah membimbing dan membekali lmu kepada penulis seama penulis menempuh pendidikan dikampus tercinta ini, PENS Surabaya, 8, Saudara Kandung dan mbak Ayu Rizqi Nurlail yang senantiasa mendukung dan memberikan motivasi dalam penyelesaian proyek akhir in ‘8. Keluarga kelas D3 Elin B angkatan 2071 yang selalu memberikan dukungan dalam hangatnya kebersamaan, 110, Seluruh Keluarga jurusan Elin angkatan 2011 dan 2010 yang selalu memberikan dukungan baik ssecara tidak langsung 11, Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terseleseikannya proyek akhir ini yang tidak dapat penulis sebutken. Referensi [1]. Govindasamy, K. Thiru. “Electrical Engineering (Electrical Machines and Appliances)”. Tamilnadu, 2010. [2]. YSI. “The Dissolved Oxygen Handbook’. VSI Incorporated. 2009, [3]. Rashid, M. H. “Power Electronics Handbook’. Academic Press. 2001 [4]. Efendi, M. Z. “DC-0C Converter” ITC. 2008, [5]. Fechrudin, Muhammad. ‘Rancang Bangun Sistem Aerator Dengan Menggunakan Energi Surya’. Proyek Akhir Jurusan Teknik Kelautan IPB. 2011 [6]. Atmel, Detaseet Microcontroller ATMega16, AVR. 2007. [7]. Kementrian Kelautan dan Perikanan. "Budidaya Lobster Air Tawar’. Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, 2011 [8]. Boyd, Claude E. “Pond Aquaculture Water Quality Management’. London. Springer 998. [9]| Aifin, Zainal, “Portable Solar Charger”. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya- ITs, 2009, [10]. Panji, Jaya Setya. “Rancangan Alat Kontroikincir Air Alternatif Sebagai Penyuplai Kandungan Oksigen pade Kolam Pembenihan ikan Lele”, Proyek Akhit Jurusan Teknik Elektro Universitas Pakuan Bogor. 2008. [111 Andhik, Mohammad. “sistem Pengaturan Oksigen Terlarut dengan Menggunakan Metode PID Berbasis Mikrokontroler’, Proyek Akhir Jurusan Teknik Elektro ITS 2009 : Surabaya [12]. Spirex Aquatec: Aerator. hntip://www spirexaquatec.com/ aerators-c2. html

You might also like