Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
Alauddin Makassar.
bimbingan, dan bantuan dari banyak pihak yang sangat berarti. Oleh karena
maupun moral.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6
C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................8
A. Integrasi Ayat.................................................................................................................... 8
B. Limbah Industri............................................................................................................... 9
C. Jenis dan Sumber Limbah Industri.......................................................................10
D. Metode Remediasi Limbah Industri.....................................................................15
E. Studi Kasus...................................................................................................................... 21
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 25
A. Kesimpulan......................................................................................................................25
B. Saran.................................................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah populasi penduduk bumi yang tidak terkontrol
saat ini berdampak pada meningkatnya eksploitasi sumber daya alam untuk
kebutuhan pokok lain. Revolusi industri adalah salah satu respon manusia
menghasilkan masalah baru berupa limbah kimia dalam jumlah yang sangat
yang tinggi terhadap sumber air tanah, jika tidak dikelola secara memadai
(Abhishek, 2018).
manusia menarik banyak perhatian belakangan ini. Kualitas air tanah serta
penting dalam upaya perencanaan dan perancangan sumber daya air yang
4
5
tepat. Kontaminasi pada air tanah umumnya berasal dari bahan kimia (Balaji,
dkk., 2011).
terjadi secara alami menghasilan produk atau hasil samping yang justru
besar pada lingkungan misalnya pada kasus bencana alam, kecelakaan atau
limbah hadir pada saat yang sama. Sedangkan limbah tidak langsung
6
limbah padat harus dibuang dari lokasi kegiatan demikian juga pada proses
diproses pada mesin-mesin dulu untuk dibersihkan dan akibat dari kegiatan
ditemukan sejak lama, namun baru dalam beberapa dekade terakhir upaya
Endang, 2017).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan limbah industri?
2. Apa jenis limbah padat yang dihasilkan oleh industri dan seberapa
3. Apa saja metode yang dapat digunakan untuk remediasi limbah padat
lingkungan?
C. Tujuan Pembahasan
2. Untuk mengetahui jenis limbah padat yang dihasilkan oleh industri, dan
A. Integrasi Ayat
Aktivitas manusia pada bidang Industri dapat menghasilkan limbah
pembuangan dalam jumlah banyak yang apabila tidak dikelola dengan baik
َظَهَر ٱۡل َفَس اُد ِفي ٱۡل َبِّر َو ٱۡل َبۡح ِر ِبَم ا َك َسَبۡت َأۡي ِد ي ٱلَّناِس ِلُيِذ يَقُهم َبۡع َض ٱَّلِذ ي َع ِم ُلوْا َلَع َّلُهۡم َيۡر ِج ُعوَن
Terjemahnya :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah menghendaki agar mereka merasakan
sebagaian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar)”
agar melestarikan alam dan lingkungan supaya tidak tercemar atau merusak
di darat maupun di laut karena ulah manusia itu sendiri, oleh karena itu
yaitu dengan perbuatan yang baik. Salah satu penanganan untuk limbah
2020: 2)
8
9
10
B. Limbah Industri
terutama terdiri dari air yang telah digunakan dengan hampir 0,1% berupa
benda-benda padat yang terdiri dari zat organik dan anorganik. Limbah
adalah buangan atau material sisa yang dianggap tidak memiliki nilai yang
tangga) dan berdampak buruk terhadap lingkungan dan juga bagi kesehatan
manusia. Ada juga yang mengatakan bahwa definisi limbah adalah semua
material sisa atau buangan yang berasal dari proses teknologi maupun dari
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan
yang berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri
dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan
dari kegiatan produksi dan proses industri. Jenis limbah yang dihasilkan
bervariasi, mulai dari limbah padat seperti abu, limbah cair seperti air limbah
industri, hingga emisi gas yang dihasilkan dari proses pembakaran. Salah satu
lingkungan dan kesehatan manusia. Limbah ini dapat mencemari udara, air,
masyarakat. Selain itu, tekanan dari masyarakat dan tuntutan untuk praktik
limbah industri.
biologi. Kendala yang dihadapi dengan cara ini adalah terbentuknya hasil
samping berupa lumpur sludge IPAL yang kandungan utamanya terdiri dari
biomassa dengan kadar padatan rendah, hal ini menimbulkan masalah pada
Menurut Purwati, dkk (2006: 68) industri pulp dan kertas telah
1. Bahan sisa (residu) dari Unit Penyediaan Bahan Baku Kayu, seperti kulit
2. Bahan sisa dan limbah padat dari Unit CRP, seperti kapur dan dreg.
3. Limbah padat abu hasil pembakaran dari unit power plant, yang dikenal
Menurut Purwati, dkk (2006: 69) Ada 2 jenis limbah padat industri pulp
1. Lumpur IPAL
Limbah padat yang dihasilkan dari IPAL jumlah dan sifatnya tergantung
pada besarnya beban pencemaran air limbah yang diolah, proses pengolahan
padat lumpur di bedakan atas lumpur primer dan lumpur sekunder yang
dari pengolahan biologi yang sifatnya lebih sulit dipekatkan dan dipress.
Gambaran tentang jumlah lumpur IPAL yang dihasilkan dari industri pulp dan
lumpur didasarkan atas data yang diperoleh dari hasil survai di berbagai
industri pulp dan kertas di Indonesia. Jumlah lumpur dari kelompok industri
pulp dan kertas terpadu lebih besar dari air limbah kertas. Kelompok industri
proses biologi sehingga lumpur yang terbentuk lebih sedikit, namun sulit
Limbah padat abu yang dihasilkan dari unit power plant pada industri
pulp dan kertas jumlahnya tergantung dari jenis bahan yang di bakar dan
13
Abu yang dihasilkan dari unit pengadaan energi dengan bahan bakar non
batu bara berkisar antara 0,5-2,0% dari kapasitas produksi. Jumlah yang
cukup besar ini dapat menimbulkan permasalahan bila tidak dikelola dengan
baik. Abu dari unit power boiler dibedakan atas fly ash dan bottom ash. Fly ash
berupa partikel halus dan ringan yang keluar dari furnace bersama gas
buang, sedangkan bottom ash mempunyai ukuran partikel lebih besar dan
berat yang terbawa keluar oleh pasir yang berfungsi sebagai media
pembakaran.
Tabel 1. Sumber dan Jenis-Jenis Limbah Padat Industri Pulp dan Kertas
Sumber Limbah Jenis Limbah
Unit penyediaan bahan baku Kulit dan serbuk kayu, lumpur, pasir
Padatan sisa saring (reject) berupa mata
Unit pencucian dan penyaringan pulp
kayu (knot)
Unit pemulihan bahan kimia (CRP) Lumpur kapur, dreg
Unit persiapan bahan baku kertas bekas Lumpur serat, plastik, lumpur tinta
lama. Gaya hidup ini menyebabkan alat elektronik yang lama menjadi limbah,
karena tidak terpakai dan jumlahnya semakin hari akan terus meningkat
(Priambodo, 2019: 1)
Berbahaya dan Beracun, Pasal 1, ayat (1) adalah zat, energi, dan/atau
kandungan material berharga seperti logam mulia dan logam tanah langka
barang pabrik, alat rumah tangga, dan produk teknologi informasi dan
ditambah hasil impor limbah elektronik dari negara lain (Priambodo, 2019:
3)
Jenis limbah tekstil yang sering kali ditemui ada tiga yaitu, raw
materials atau kimia tekstil, sisa potongan kain, limbah benang dan busana
yang sudah tidak terpakai. Limbah kain tidak hanya dihasilkan oleh industri
besar seperti pabrik ataupun garmen, limbah kain juga dapat dari konveksi,
tailor, butik dan produksi rumahan yang menghasilkan sampah kain. Limbah
kain adalah sisa kain yang bersumber dari proses produksi konveksi dan
Salah satu jenis limbah padat yang akhir-akhir ini semakin meningkat
bermotor dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu logam dan non logam
(plastik, karet). Limbah logam umumnya didaur ulang (recycle) dengan cara
sangat murah. Jika limbah logam tersebut dimanfaatkan ulang (reuse) baik
untuk fungsi yang sama maupun berbeda, maka harga jualnya dapat lebih
tinggi lagi. Limbah padat industry otomotif umumnya bersumber dari Logam,
Limbah B3, maka pada industri farmasi terdapat limbah B3 dari sumber
produk obat-obatan yang dihasilkan baik yang masih berada dalam kondisi
baik maupun yang telah rusak. Ada banyak jenis limbah padat yang
dihasilkan dari industri farmasi seperti, sisa kemasan, plastik, serbuk obat
yang bersumber dari proses produksi tablet granulasi kering, serbuk obat,
plastik, sisa kemasan, kertas aluminium foil, botol gelas dari proses produksi
beta-laktam, sisa bahan baku, kain lap, bekas tube, product out of spec dan
kemasannya, sisa tinta, kemasan bekas tinta kode produksi, sisa kemasan
plastik dari proses produksi sediaan salep. Kain kasa rusak dari proses
produksi sediaan cairan oral, pecahan botol kaca, sisa kemasan, botol rusak,
ampoule/vial pecah, sisa kemasan, kain majun bekas, solvent, kemasan tinta,
kain lap dari proses produksi sediaan injeksi (Syafrudin, 2008: 216).
yang dapat berdampak negatif terhadap manusia dan lingkungan yang lain.
akumulasi dalam daging ikan dan moluska. Adapun beberapa metode yang
1. Proses fisika
industri yaitu meliputi pemisahan Dimana limbah padat dan limbah cair yang
17
berasal dari organ-organ bahan baku (ikan, udang, rajungan) yang tidak
digunakan dalam proses pengolahan ataupun ikan utuh yang tidak lolos
limbah.
tanah. Metode ini sering digunakan untuk mengatasi pencemaran tanah atau
air tanah yang disebabkan oleh limbah padat di industri. Proses air sparging
tanah dan air tanah, namun keberhasilannya dapat dipengaruhi oleh berbagai
2. Pemrosesan fisik-kimia
dalam bentuk padatan tersuspensi dalam air limbah dapat diendapkan secara
langsung berdasarkan gaya berat dan ukuran partikel. Ukuran partikel yang
limbah dengan tidak merubah sifat fisik dari material yang diolah, sedangkan
3. Pemrosesan biologis
a. Bioremediasi
Bioremediasi terdiri atas dua kata yaitu “bio” yang berarti hidup atau
merujuk pada organisme hidup dan “remediasi” yang berarti tindakan atau
polutan menjadi zat lain yang tidak berbahaya melalui proses mineralisasi,
pembentukan karbon (IV) oksida dan air, atau merubahnya menjadi biomassa
bahan kimia berbahaya seperti logam berat sisa limbah industri masuk ke
tubuh ikan. Limbah industri berupa logam berat seperti PCB, DDT, Dioksin,
dan merkuri bersifat stabil dan sangat sulit terurai di lingkungan. Oleh karena
20
terakumulasi dalam tubuh ikan. Apabila ikan tersebut dimakan oleh manusia
maka zat logam berat tersebut juga akan terakumulasi dalam tubuh sehingga
lain yang ada di lokasi tersebut. Selain itu, melepaskan organisme hasil
memerlukan kontrol yang sangat intensif dan memerlukan waktu yang cukup
b. Fitoremediasi
pengangkatan lapisan tanah yang tercemar, dinilai terlalu mahal dan dapat
Fito berasal dari kata Yunani “phyto” yang berarti tumbuhan dan
pencemar pada tanah, dinilai dapat menjadi salah satu alternatif untuk
48% Se, serta cukup efektif untuk Zn, Hg, dan Cu.
memiliki biomassa yang cukup besar dalam waktu singkat sehingga dapat
merupakan tanaman lokal yang teradaptasi pada kondisi iklim dan tanah
22
serta tumbuh secara annual sehingga dapat dipanen secara periodik jika
E. Studi Kasus
masalah pencemaran tanah oleh logam berat timbal (Pb). Remediasi tanah
kembali.
potensi bahaya limbah dengan tidak merubah sifat fisik material yang diolah.
Hal yang perlu diperhatikan agar proses S/S berjalan dengan baik yaitu
pemahaman akan sifat dan mekanisme ikatan logam berat dengan bahan
solidifikasi. Biasanya semen atau material seperti semen, atau resin yang
karena tanah pada lokasi wilayah studi yang dangkal. Banyaknya semen yang
1dengan memilih rasio semen: tanah sebesar 60:40 adalah 1290 ton dengan
berat beban yang tercemar adalah 860 ton. Hasil uji pelindian Pb pada hari ke
mg/kg. Maka selanjutnya didapatkan massa Fe(III) per cetakan dengan nilai
1,9 x 10-3 mg. Hasil konsentrasi akhir yang didapatkan setelah perlakuan S/S
2,7 x 10−10 mg/kg, dengan efisiensi stabilisasi yang dihasilkan yaitu sebesar
99,9%.
Studi lain yang yang telah dilakukan oleh Ilmannafian, dkk (2020)
seperti kadar BOD, COD, TSS, pH, dan sifat fisik (warna, aroma, dan
menjadi kurang atau tidak berbahaya sama sekali bahkan menjadi bahan
seperti tingkat pertumbuhan dan produksi yang baik, tahan terhadap tingkat
polusi yang tinggi serta dapat berperan sebagai bioakumulator yang baik.
diperoleh bahwa pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit dengan metode
menunjukkan belum semua hasil uji memenuhi baku mutu untuk aman
air limbah lebih lanjut. Hasil analisis BOD yang belum memenuhi mutu pada
minggu ke-4 yaitu pada perlakuan konsentrasi 100% dan 75%, (berturut-
memenuhi baku mutu (berturut-turut pada konsentrasi 100, 75, dan 50%
adalah 4.320 mg/L, 1.120mg/L dan 440mg/L). Hasil analisis TSS yang belum
memenuhi baku mutu adalah pada konsentrasi air limbah 100% (400mg/L),
25
dan memenuhi baku mutu pada konsentrasi 75% dan 50% (berturut-turut
adalah 200mg/L dan 0mg/L). Semua hasil analisis pH memenuhi baku mutu
(berturut-turut pada konsentrasi air limbah100%, 75%, dan 50% yaitu 8,8
dan 9).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Limbah adalah material atau zat yang tidak lagi dianggap memiliki nilai
atau kegunaan bagi pemiliknya dan siap untuk dibuang. Limbah bisa
atau zat yang tidak lagi dibutuhkan dalam proses produksi. Limbah
2. Terdapat beberapa jenis dan sumber limbah padat yang dihasilkan oleh
tekstil seperti raw materials atau kimia tekstil, sisa potongan kain,
limbah benang dan busana yang sudah tidak terpakai, limbah otomatif
seperti karet, plastic, wadah bekas oli, kaca dan limbah industri farmasi
seperti sisa kemasan, plastik, serbuk obat yang bersumber dari proses
aluminium foil, botol gelas dari proses produksi beta-laktam, sisa bahan
baku, kain lap, bekas tube, product out of spec dan kemasannya.
padat industri, yaitu proses fisika dapat dikunakan metode seperti air
26
27
B. Saran
Al-Qur’an Al-Karim
Abhishek K., C. Lakshmikanthan. & Sunil K. “Physicochemical analysis and
isolation of microbes from groundwater nearby landfill site: A case
study”. Indian Journal of Experimental Biology, 56 (2018): 526-530.
Adji, B. K. “Potensi Impatiens balsamina L. sebagai agen fitoremediasi tanah
tercemar limbah industri perak Kotagede: laju penyerapan, laju
eliminasi, dan bioakumulasi subselular”. Skripsi. Fakultas Biologi
Universitas Gadjah Mada, 2018.
Balaji S, Gopi K, Layanya B, Muthuyelan B. “Isolation and optimization of Poly-
hydoxybutyrates producing cyanobacterial strains”. International
Journal of Applied Biology and Pharmaceutical Technology 3 (2011):
137-145.
Balakrishnan SL, Rao PVVP. “Biodegradation of Chlorpyrifos by bacterial
strains isolated from agricultural soils of Visakhapatnam district”. J.
Bioremediat Biodegrad 10 (2019): 459.
Deffy Trisca. “Bioremediasi Limbah Cair Industri Tahu Menggunakan Larutan
Effective Microorganism-4 (EM4) Secara Anaerob-Aerob” Skripsi.
Surabaya: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya, 2020.
Dora DRT. “Biodegradasi Limbah cair organik menggunakan konsorsium
bakteri sebagai bahan penyusunan buku ajar matakuliah pencemaran
lingkungan”. Pendidikan Biologi Indonesia 3, No. 2 (2017): 95-102.
Elvania, N.C. Manajemen dan Pengelolaan Limbah. Widina Media Utama:
Bandung, 2022.
Hartono. “Penciptaan Seni Kriya Logam Kreatif dengan Memanfaatkan
Limbah Onderdil Kendaraan”. Seni Kriya 6, No.2 (2017): 35-43.
Hasminar RF, Endang S. “Potensi Bakteri Indigen dalam Mendegradasi
Limbah Cair Pabrik Kulit secara in vitro”. Bioeksperimen 3, No. 1
(2017) 1-10.
Hasyim Nur Azizah. “Potensi Fitoremediasi Eceng Gondok (Eichornia
crassipes) dalam Mereduksi Logam Berat Seng (Zn) dari Perairan
Danau Tempe Kabupaten Wajo” Skripsi. Makassar: Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016.
Ilmannafian, dkk. “Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dengan
Metode Filtrasi dan Fitoremediasi Menggunakan Tanaman Eceng
Gondok (Eichhornia Crassipes)”. Teknologi Industri Pertanian 21, No. 2
(2020): 244-253.
Mukimin. Pengolahan Limbah Industri Berbasis Logam dengan Teknologi
Elektrogulasi Flotasi. Skripsi, Semarang: Universitas Diponegoro,
2006.
Palar, Heryanto. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2004.
Priambodo. “Inovasi Kebijakan Pengolahan Limbah (Studi pada Pengelolaan
Limbah Elektronik oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017-
2019)”. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Purwati, dkk. “Potensi dan Alternatif Pemanfaatan Limbah Padat Industri
Pulp dan Kertas”. Selulosa 41, No.2 (2006): 68-79.
Reddy, C.A. & Matthew, Z. Bioremediation Potential of White-Rot Fungi. In:
Fungi in Bioremediation. Gadd, G.M. (Ed.). Cambridge University Press:
Cambridge, UK. (2001).
Renata. “Penerapan Eco Fashion untuk Kebaya”. Skripsi. Bandung: Fakultas
Pendidikan dan Seni Desain Universitas Pendidikan Indonesia, 2022.
Rusydy, dkk. “Simulasi Gasifikasi Sludge Limbah Industri Pulp dan Kertas”.
Sains dan Teknologi 14, No.2 (2015): 33-37.
Sartika, dkk. “Pemanfaatan Limbah Gelas Air Mineral Sebagai Bahan Dasar
Bunga Hias Yang Cantik Dan Menarik Di Pkbm Negeri 26 B”. Abdimas 1,
No. 2 (2020): 84.
Syafrudin. “Evaluasi Sistem Pengolahan Limbah Padat B3 PT. Indofarma, TBK
Bekasi”. Teknik 29, No.2 (2008): 214-219.
Wijayati & Purwanti. “Kajian Remediasi Tanah Terkontaminasi Logam Berat
Timbal di Desa Pesarean, Kabupaten Tegal dengan
Stabilisasi/Solidifikasi”. Teknik ITS 11, No. 2 (2022): 28-33.
Wulansari. “Pengelolaan Limbah pada Pabrik Pengolahan Ikan di PT. Kelola
Mina Laut Gresik”. Ilmiah Perikanan 3. No. 1, 2011.