You are on page 1of 18

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM GEOHIDROLOGI
ACARA 9
“ PEMODELAN AIR TANAH”

NAMA : ANNISA AMALIA


NIM : 2109086036
KELOMPOK : 9 (SEMBILAN)
NAMA ASISTEN : MUHAMMAD IQBAL
NIM ASISTEN : 1709085044

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geohidrologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari distribusi, aliran, dan sifat
air bawah tanah di dalam kerak bumi. Ini mencakup pemahaman tentang formasi geologi
yang mengandung akuifer (lapisan batuan atau material yang memungkinkan
penyimpanan dan pergerakan air bawah tanah), pergerakan air dalam akuifer, interaksi
antara air tanah dan air permukaan, serta pengaruh geologi terhadap sifat air bawah tanah.
Dengan kata lain, geohidrologi adalah ilmu yang mempelajari air bawah tanah dalam
konteks geologi. Geohidrologi memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai bidang,
termasuk manajemen sumber daya air bawah tanah, perencanaan dan pengembangan
sumur, pemantauan kualitas air bawah tanah, dan penanganan masalah seperti intrusi air
asin ke akuifer. Ilmu ini juga penting dalam pemahaman dan mitigasi dampak perubahan
iklim terhadap sumber daya air bawah tanah.

Pemodelan air tanah merupakan pendekatan matematis yang kompleks untuk


menggambarkan dan memprediksi perilaku air di bawah permukaan tanah. Melibatkan
penggunaan persamaan diferensial parsial, pemodelan ini memungkinkan simulasi
interaksi kompleks antara akuifer, sumber air permukaan, dan kondisi iklim. Dengan
memasukkan data hidrogeologi, seperti hantaran akuifer dan kondisi batas, bersama
dengan faktor eksternal seperti curah hujan dan konsumsi air, pemodelan air tanah dapat
memberikan pemahaman mendalam tentang arah aliran air tanah, perubahan ketinggian
muka air tanah, serta dampak pemanfaatan air tanah terhadap ekosistem dan
keberlanjutan sumber daya air. Pemodelan ini memainkan peran kunci dalam pengelolaan
sumber daya air dan pengambilan keputusan terkait pemanfaatan air tanah,
memungkinkan penilaian dampak yang lebih akurat.

Oleh karena itu pada praktikum geohidrologi kali ini berfokus untuk mengetahui
mengenai pemodelan air tanah dimana praktikan dapat mengetahui lebih lagi mengenai
pemodelan serta melakukan pengolahan data menggunakan software mudflow.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini diantaranya yaitu:
1. Untuk mengetahui manfaat dilakukannya pemodelan dari air tanah.
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil olah data pada data pertama dan data kedua.
3. Untuk mengetahui hasil laju pompa pada pengolahan data MgFlow.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Permukaan bumi sebagian besar tertutupi oleh air sebanyak 70,9 % baik berupa perairan
darat maupun perairan laut. Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di
darat. Bentuk perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di
permukaan dan bergerak menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai,
danau, telaga, rawa, dan lain-lain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah
Aliran Sungai (DAS). Dari berbagai penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa air
sumur, air sungai, rawa, telaga, danau, empang dan sejenisnya termasuk jenis perairan
darat. Sedangkan perairan laut adalah bentuk perairan di laut (Salsabila, 2020).

Air secara alami mengalir dari hulu ke hilir, dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang
lebih rendah. air mengalir diatas permukaan tanah namun air juga mengalir di dalam
tanah. di dalam lingkungan alam, proses, perubahan ujud, gerakan aliran air (di
permukaan tanah, di dalam tanah, dan di udara) mengikuti suatu siklus keseimbangan
yang dikenal dengan siklus hidrologi. Siklus Hidrologi adalah siklus air yang tidak pernah
berhenti dari atmosfer kebumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi,
evaporasi, dan transpirasi (Salsabila, 2020).

Berdasarkan teori infiltrasi menyatakan bahwa air tanah berasal dari air hujan yang jatuh
kepermukaan tanah yang sebahagian akan menjadi air limpasan, dan air infiltrasi. Air
infiltrasi sebahagian akan terus kedalam tanah sebagai air perkolasi, sebahagian lagi akan
muncul lagi sebagai mata air dan sebahagaian akan tinggal sebagai air tanah permukaan.
Proses ini akan kembali berlanjut yang membentuk suatu peredaran yang disebut sebagai
suatu siklus hidrologi (Edial, 1998).

Teori Connate Water menjelaskan bahwa air tanah berasal dari formasi batuan endapan
dibawah laut yang lambat laun terangkat ke;lermukaan laut. Air yang tersimpan dan
terbawa dalam formasi batuan tersebut akan menjadi air tanah (Edial, 1998).
Berdasarkan teori Kondensasi air tanah berasal dari sebahagian uap air di udara yang
berkondensasi dan beredar melalui rongga atau retakan batuan. Awan yang terbawa oleh
udara memasuki rongga atau retakan batuan yang dapat mengalami pengembunan dan
akan mencair yang kemudian akan menjadi air tanah (Edial, 1998).

Terbentuknya air tanah merupakan proses yang melewati beberapa lapisan batuan
dibawah permukaan tanah yang memiliki keterdapatan, penyebaran dan pergerakan air
tanah dengan penekanan pada hubungan terhadap kondisi geologi suatu daerah
(Salsabila, 2020).

Air tanah mengalir dalam lapisan pembawa air (akuifer) yang dibatasi oleh batas
hidrogeologi berupa batuan, patahan, lipatan atau tubuh air permukaan. Batas – batas ini
menentukan tiga elemen penting dalam anatomi cekungan hidrogeologi, yaitu kawasan
imbuhan (recharge area), kawasan aliran (flowing area) dan kawasan luahan (discharge
area) (Pratistho, 2018).

Air tanah (ground water) adalah air yang mengisi rongga-rongga pori tanah atau celah
batuan serta bertekanan sama dengan atmosfir, dengan kata lain yaitu air yang terdapat
dibawah permukaan air tanah (ground water table) dan pada zone jenuh (saturasi)
(Edial, 1998).

Air tanah dapat didefinisikan sebagai semua air yang terdapat dalam ruang batuan dasar
atau regolith dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah
melalui pancaran atau rembesan. Kebanyakan air tanah berasal dari hujan. Air hujan yang
meresap ke dalam tanah menjadi bagian dari air tanah, perlahan-lahan mengalir ke laut
atau mengalir langsung dalam tanah atau di permukaan dan bergabung dengan aliran
sungai Banyaknya air yang meresap ke tanah bergantung pada selain ruang dan waktu,
juga di pengaruhi kecuraman lereng, kondisi material permukaan tanah dan jenis serta
banyaknya vegetasi dan curah hujan (Pratistho, 2018).

Airtanah mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi mengikuti gradien tekanan. Airtanah
ini terletak di dalam pori-pori tanah, oleh karenanya sering disebut sebagai aliran dalam
media berpori. Sebagian airtanah terletak di dalam celah atau retakan batuan dan mengalir
melalui saluran semacam pipa (conduit). Airtanah ini terletak dalam lapisan tanah yang
disebut aquifer dan media poros yang dangkal (sekitar 450 m di bawah permukaan tanah).
Airtanah yang dangkal (sekitar 3 meter dari permukaan tanah) merupakan topik penting
pada bidang ilmu tanah, pertanian, dan teknik sipil, dan juga geohidrologi
(Mardyanto, 2010).

Air tanah merupakan air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang
antara butirbutir tanah. terdapat beberapa keadaan air tanah yaitu:
1. Lapisan permeable dan lapisan impermeable
Lapisan permeable atau akuifer adalah lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah
seperti lapisan pasir atau kerikil, sedangkan lapisan lapisan kedap air (aquiclude)
merupakan lapisan yang sulit dilalui air tanah seperti lempung dan lapisan yang
menahan air seperti lapisan batuan disebut lapisan kebal air (aquifuge). Kedua lapisan
ini disebut sebagai lapisan impermeable.
2. Air bebas dan air terkekang
Air tanah bebas merupakan air tanah dalam akuifer yang tidak tertutup dengan lapisan
impermeable, sedangkan air tanah terkekang merupakan air tanah dalam akuifer yang
tertutup oleh lapisan impermeable dan mendapat tekanan.
3. Air tanah tumpang
Air tanah ini terjadi jika di dalam zona aerasi (tak jenuh) terbentuk lapisan
impermeable, maka air tumpang ini tidak bisa dikatakan berpotensi adanya air tanah
dikarenakan mempunyai variasi permukaan air dan volume
(Rosadi, 2021).

Pemodelan airtanah adalah cabang ilmu dari geologi yang menggunakan konseptual
model yang disusun berdasarkan kondisi alam dari perilaku airtanah yang kompleks
untuk disederhanakan dalam pemodelan numerik airtanah mendekati kondisi kenyataan
di alam. Mata kuliah ini membahas bagaimana perilaku airtanah dan geometrinya serta
kondisi batas model airtanah untuk disusun dalam konseptual model. Konseptual model
ini kemudian ditransformasikan dalam pemodelan numerik dengan metode Finite
Difference dan Finite Element untuk mensimulasikan dan juga memprediksi kondisi
akuifer (Putranto, 2021).

Pemodelan airtanah digunakan untuk mensimulasi dan memprediksi kondisi akuifer dan
perubahannya. Manfaat dari pemodelan ini adalah untuk mempresentasikan keadaan
airtanah, seperti pola aliran airtanah, kuantitas, dan kualitas airtanah, pada waktu
sekarang dan akan datang, khususnya dampak penambangan. Pemodelan airtanah bisa
dipengaruhi oleh kondisi litologi/akuifer dan geometrinya, head hidrolika, batas
hidrogeologis, serta diskretisasi model (Devy, 2016).

Pemodelan airtanah merupakan suatu pendekatan untuk menirukan keadaan pergerakan


air tanah baik secara vertical maupun horizontal. Secara prinsip bahwa pemodelan ini
menggunakan kaidah - kaidah atau persamaan yang telah umum digunakan untuk
memperkirakan besaran maupun distribusi pergerakan air tanah. Pada lokasi studi
pemodelan terdiri dari dua akuifer dengan tiga lapisan dengan kedalaman lapisan akuifer
yang dibuat sekitar 100 m dan lapisan diatara akuifer sekiatr 1m. Untuk menirukan
pergerakan air tanah (Ginting, 2010).

Pola aliran airtanah sangat dipengaruhi oleh lapisan litologi dan struktur dari batuan.
Datadata mengenai batas-batas hidrologi, seperti head air permukaan, lapisan kedap
(impermeable), daerah tanpa aliran (no flow), tata guna lahan atau pemanfaatan lahan,
data meteorologi dan kontur permukaan merupakan data-data pelengkap dalam
memodelkan pola aliran permukaan secara konseptual (Devy, 2014).

Pemodelan airtanah diawali dengan pengumpulan data-data mengenai kondisi geologi


dan hidrologi pada cekungan airtanah. Pada penelitian ini digunakan metode numerik
dengan pendekatan metode beda hingga (finite difference). Metode ini didasarkan dalam
membagi daerah model dengan wilayah-wilayah domain dengan grid seragam yang
disebut sebagai diskretisasi model. Aspek mendasar model numerik adalah representasi
sistem hidrogeologi dengan cara mendiskretisasi model dengan dimensi tertentu.
Diskretisasi daerah model penelitian menggunakan bentuk ortogonal grid dengan metode
beda hingga (finite difference). Keakuratan dalam analisis dipengaruhi oleh ketelitian
dalam penentuan dimensi grid yang mewakili tiap kondisi batas hidrolika/hidrogeologi
dan geologi, seperti batas muka air dan struktur batuan (Devy, 2016).

Metode beda hingga atau finite difference method merupakan metode penyelesaian
matematika numerik yang digambarkan dalam persamaan differensial parsial. Metode
beda hingga memiliki perhitungan differensial parsial pada kondisi steady state
(Cahyadi, 2021).

Pola aliran airtanah sangat dipengaruhi oleh lapisan litologi dan struktur dari batuan.
Data-data mengenai batas-batas hidrologi, seperti head air permukaan, lapisan kedap
(impermeable), daerah tanpa aliran (no flow), tata guna lahan atau pemanfaatan lahan
untuk kegiatan tambang, data meteorologi dan kontur permukaan merupakan data-data
pelengkap dalam memodelkan pola aliran permukaan secara konseptual (Devy, 2016).

Zone groundwater budget atau zona neraca airtanah merupakan kapasitas/kuantitas air
yang terdapat dalam akuifer yang berasal dari neraca airtanah pada suatu zona/daerah
yang mencakup komponen aliran dari daerah berdekatan dan lapisan-lapisan akuifernya.
Pada hasil pemodelan komponen aliran ini merupakan aliran masuk dan keluar dalam
suatu zona, seperti constant head, drains, recharge, evapotranspirasi, river leakage,
stream leakage, dan general head. Zona neraca airtanah kondisi alami digunakan sebagai
referensi perubahan zona neraca airtanah pada perubahan tata guna lahan (Devy, 2016).

Pemodelan airtanah sangat dipengaruhi oleh model konseptual. Model konseptual adalah
representasi sederhana dari model alami/perubahan dari sistem hidrogeologi fisik dan
perilaku hidrolik. Model ini merupakan dasar dari model analitik dan numerik yang
diformulasikan untuk meniru kondisi asli di lapangan. Model mendasarkan pada kondisi
alami daerah penelitian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi aliran airtanah, baik
disebabkan oleh keadaan alami, seperti daerah imbuhan, luahan, presipitasi,
evapotranspirasi, pola aliran air (permukaan dan airtanah), dan akibat adanya kegiatan
yang dapat merubah kondisi alami tersebut, misalnya dampak aktivitas penambangan
terbuka (Devy, 2014).
Pemodelan air tanah merupakan peniruan kondisi air tanah secara dua dimensi maupun
tiga dimensi untuk memperkirakan adanya perubahan kondisi muka air tanah di masa
mendatang akibat adanya pengembangan air tanah atau akibat pengelolaan baru, baik
perubahan alam maupun aktifitas manusia (Rosadi, 2021).

Pemodelan air tanah merupakan suatu peniruan dalam sebuah model dua dimensi maupun
tiga dimensi kondisi air tanah dan memperkirakan adanya perubahan kondisi muka air
tanah yang akan terjadi di masa mendatang akibat adanya pengembangan air tanah atau
akibat adanya pengelolaan baru, baik perubahan alam maupun aktifitas manusia sehingga
bisa dijadikan usulan untuk pengembangan selanjutnya. Pada kegiatan pemodelan air
tanah diperlukan adanya karakteristik akuifer mencakup permeabilitas, porositas dan
ketebalan akuifer. Karakteristik dari permeabilitas dan porositas nantinya akan
menentukan nilai kelulusan hidraulis dari material penyusun. Sedangkan ketebalan
akuifer menentukan kapasitas maksimal air tanah yang disimpan pada akuifer
(Rosadi, 2021).

Pemodelan diperlukan untuk mengetahui potensi dan arah aliran air tanah pada suatu
daerah sehingga dapat digunakan untuk mengabil keputusan. Pemodelan dapat dilakukan
dengan pengumpulan data geologi, hidrologi, dan hidrogeologi. Semakin kompleks data
yang didapat maka akan semakin akurat model yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui sistem airtanah berupa model konseptual yang dapat
menggambarkan daerah penelitian, hasil kalibrasi, hasil analisis sensitivitas, dan pola
aliran air tanah (Cahyadi, 2021).

Pemodelan air tanah menggunakan perangkat lunak digunakan untuk melihat dan
mengamati hasil pergerakan air tanah serta menampilkan kondisi aliran air tanah dalam
dua dimensi maupun tiga dimensi yang melewati media porous (Rosadi, 2021).

Terdapat dua jenis model matematika dasar yang diakui untuk menjelaskan kondisi air
tanah yaitu metode beda hingga dan metode elemen hingga seperti pada persamaan
berikut.
....................(1)

Kedua metode tersebut mengharuskan akuifer dipisahkan menjadi beberapa grid dan
mengamati aliran di dalamnya (Rosadi, 2021).

Kondisi aliran air tanah digunakan untuk menggambarkan pergerakan dari air tanah
melalui akuifer. Aliran air tanah terdapat dua jenis aliran yaitu steady-state flow dan
transient flow. Pada steady-state flow atau aliran tunak digambarkan dengan semua
kondisi tetap/konstan sepanjang model waktu. Sedangkan transient flow digambarkan
dengan jenis kondisi berbeda dan dipengaruhi oleh waktu selama pemodelan
(Rosadi, 2021).

Untuk melihat perilaku aliran air tanah di Cekungan Air Tanah (CAT) maka dilakukan
pemodelan dengan menggunakan persamaan-persamaan yang umum digunakan.
Pemodelan air tanah merupakan pendekatan suatu sistem yang ada di di dalam tanah. Jadi
proses pemodelan tersebut sedapat mungkin dilakukan peniruan sistem aliran air tanah
yang terjadi dengan melihat kondisi kenyataan di lapangan. Agar supaya dapat melakukan
peniruan sistem tersebut maka diperlukan karakteristik dari daerah tersebut yaitu berupa
parameter air tanah (Ginting, 2010).

Konseptual model kondisi alami bisa dipengaruhi oleh daerah imbuhan dan batas
hidrogeologis sebelum terkena dampak lainnya. Daerah imbuhan merupakan daerah
dipermukaan yang secara terbuka dapat kontak secara langsung dengan curah hujan dan
aliran air permukaan. Daerah imbuhan terdiri dari singkapan akuifer dan lapisan akuifer
yang tersebar luas dan merata. lapisan akuifer ini biasanya didominasi oleh batupasir,
pasir, dan batupasir lanauan. Batas hidrogeologis alami ditentukan oleh kondisi
morfologi, keberadaan air permukaan, dan jenis akuifer yang berada di suatu lokasi.
Morfologi diperoleh dari survey lapangan dan interpretasi peta topografi sebelum terdapat
kegiatan aktivitas manusia. Selain itu, keberadaan sungai-sungai yang berpengaruh
terhadap batas air permukaan ditentukan batasan-batasan hidrolika melalui peta topografi.
Konseptual model kondisi alami menjadi sumber data masukan dalam pemodelan
airtanah secara alami dan data acuan kondisi batas hidrolika suatu daerah yang terkena
dampak aktivitas manusia (Devy, 2014).

Pemodelkan airtanah harus diketahui kondisi hidrologi, daerah imbuhan, kondisi batas
hidrogeologi, dan konduktivitas hidrolika. Faktor penentu besarnya kuantitas imbuhan
airtanah adalah intensitas hujan. Intensitas hujan merupakan jumlah hujan pada suatu
daerah tiap satuan waktu. Perhitungan untuk mendapatkan nilai intensitas hujan selama
waktu konsentrasi menggunakan rumus berikut.

..................................................(2)
(Devy, 2014).

Imbuhan airtanah merupakan aliran ke arah bawah dari air yang berasal dari hujan dan
air permukaan yang mencapai muka airtanah atau permukaan piezometric. Daerah
imbuhan airtanah meliputi lapisan akuifer yang tersingkap di permukaan. Litologi lapisan
akuifer yang umumnya didominasi oleh batupasir yang disisipi oleh batulanau pasiran,
pasir, dan batubara. Fluktuasi imbuhan airtanah sangat dipengaruhi oleh besaran
presipitasi di daerah penelitian. Selain itu, sumber airtanah juga berasal dari air
permukaan yang berada di daerah rawa, jaringan sungai-sungai yang berada di daerah
lapisan akuifer (Devy, 2014).

Modflow merupakan program komputer yang mensimulasikan aliran air tanah tiga
dimensi melalui suatu pori media dengan menggunakan metode beda hingga. Dimana
program komputer ini tersedia secara komersial dan non-komersial yang disertai dengan
pengembangan Graphical User Interface (GUI) sehingga tersedia di pasaran
(Putranto, 2021).

Modflow dirancang untuk memiliki struktur modular yang memfasilitasi dua tujuan utama
berupa kemudahan pemahaman dan kemudahan peningkatan. Kemudahan pemahaman
adalah tujuan karena manajer teknis survei geologi AS umumnya percaya pemodelan itu
harus memahami cara kerja model untuk menggunakannya dengan benar. Kemudahan
peningkatan adalah sebuah tujuan karena pengalaman menunjukkan bahwa ada
kebutuhan yang berkelanjutan akan kemampuan baru (Putranto, 2021).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat pada praktikum ini yaitu:
- Laptop
- Charger laptop
- Alat Tulis

3.1.2 Bahan
Adapun bahan pada praktikum ini yaitu:
- Data
- Modul Prosedur
- Kertas HVS

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Airport
Adapun prosedur percobaan pada praktikum ini yaitu:
- Dibuat model baru pada modflow
- Dilakukan pengaturan proyek pada model
- Dilakukan pengaturan flow pada model
- Dilakukan pengaturan transport pada model
- Ditentukan model domain-nya
- Ditambahkan foto dari airport dengan cara import
- Dilakukan pemulihan dari model grid
- Ditambahkan model sumur pompa
- Dilakukan pengaturan properti dari flow
- Dilakukan pengaturan Flow Boundary Conditions
- Dilakukan Tracking partikel
3.2.2 Seawat
Adapun prosedur percobaan pada praktikum ini yaitu:
- Dibuat model baru dengan nama SEAWAT
- Diubah nilai parameter default untuk simulasi Flow
- Dibuat model grid baru dengan jenis model domain
- Ditambahkan beberapa properti pada model yang telah ada
- Dijalankan model simulasi dengan cara run
- Ditekan menu output pada layar untuk melihat outputnya
- Dilakukan konturing dengan menu Maps>Contouring>Concentration
- Diinterpretasi data dari 1 tahun dan 20 tahun

3.2.3 MgFlow
Adapun prosedur percobaan pada praktikum ini yaitu:
- Dibuat model baru dengan nama MGO
- Diinput data dengan format .VMF pada folder tutorial
- Dijalankan model untuk melihat hasil dewatering menggunakan arus laju
pemompaan, tanpa optimalisasi.
- Ditambahkan Decision Variables pada model
- Didefinisikan Decision Variables Groups pada model
- Dijalankan simulasi dan dilihat output dengan Optimization Results
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu:
1.Dilakukan pemodelan dari suatu air tanah memiliki banyak manfaat dimana
pemodelan ini dapat membantu dalam mengilustrasikan air tanah pada suatu lokasi,
dari hal tersebut pula perubahan penurunan permukaan oleh adanya pengaruh air
tanah ataupun kontaminasi pada air tanah serta dapat mengatahui optimasi jumlah air
yang dipompa.
2. Pada pengolahan data pertama didapatkan hasil berupa kontaminasi pada daerah
airport akibat penumpahan bahan bakar secara berkala pada suatu titik, sedangkan
pada pengolahan data kedua bisa diketahui intrusi air asin serta perubahan konsentrasi
pada tahun pertama dan juga tahun ke-20.
3.Berdasarkan hasil pengolahan data yang ketiga yaitu MgFlow bisa diketahui bahwa
laju pompa yang dihitung MGO telah memenuhi syarat Head, sehingga bisa dilakukan
pertimbangan dalam skenario pengeringan potensial pada lokasi uji coba yang ketiga
tersebut.

5.2 Manfaat
Bermanfaat agar praktikan dapat memahami tujuan dilakukannya pemodelan air tanah,
serta mengetahui output yang dapat dihasilkan dari pengolahan data menggunakan
software Modflow.

5.3 Saran
Sebaiknya untuk peraktikum selanjutnya bisa diberikan referensi seperti modul sehingga
praktikan bisa lebih mudah dalam menerima materi.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, Tedy Agung. 2021. Pemodelan Airtanah Menggunakan Metode Beda Hingga
pada Pra Penambangan Batubara di Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara,
Sumatra Selatan. Yogyakarta: UPN Veteran Yogyakarta.

Edial, Helfida. 1998. Hidrogeologi dasar. Padang: IKIP Padang.

Devy, Shalaho Dina. 2014. Pemodelan Airtanah Daerah Penambangan Batubara Pit
Terbuka Di Muara Lawa, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Kalimantan
Timur: Universitas Mulawarman.

Devy, Shalaho Dina. 2016. Pemodelan Airtanah Dan Neraca Airtanah Dampak
Penambangan Batubara Open Pit Pada Lipatan Sinklin Di Daerah Muara Lawa,
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Kalimantan Timur:
Univeritas Mulawarman.

Ginting, Segel. 2010. Pemodelan Air Tanah Di Cekungan Air Tanah Umbulan Dengan
Visual Modflow Premium 4.3. Bandung: Pusat Litbang Sumber Daya Air

Mardyanto, Agus 2010. Geohidrologi Bahan Ajar. Surabaya: Intitut Teknologi Sepuluh
November

Pratistho, Bambang. 2018. Hubungan Struktur Geologi dan Sistem Air Tanah.
Yogyakarta: Yogyakarta UPN Press.

Putranto, Thomas Triadi. 2021. Buku Ajar Pemodelan Airtanah. Semarang: Universitas
diponegoro
Rosadi, Peter Eka. 2021. Pemodelan Air Tanah Pada Tambang Terbuka Andesit Di Desa
Dadirejo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.
Yogyakarta: UPN Veteran Yogyakarta.

Salsabila, Annisa. 2020. Pengantar Hidrologi. Bandar Lampung: Aura CV. Anugrah
Utama Raharja.

Samarinda, 16 November 2023


Asisten Praktikum Praktikan

muhammad iqbal Annisa Amalia


NIM. 1709085044 NIM. 2109086036
LAMPIRAN

You might also like