You are on page 1of 13
KAJIAN HIDROLOGI DAN PENGGUNAAN LAHAN SEBAGAI INDIKATOR KINERJA DAS PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI GARANG Mohammad Rahdiansyah Batubara’ Donny Harisuseno? Mohammad Sholichin” 'Mahasiswa Program Magister Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya *Dosen Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawija e-mails : radian.sy@gmail.com ABSTRAK Sungai Garang pada tahun 1990 pernah meluap sehingga daerah sekitarnya banjir. Banjir biasanya terjadiakibat dari perubahan tata guna lahan dari pertanian/ perkebunan dan hutan menjadi permukiman, dan Pembabatan hutan. Untuk mengetahui kondisi kinerja DAS Garang perlu diidentifikasi perubahan tataguna shan dan kondisi hidrologi setiap sub DAS yang ada di DAS Garang, Evaluasi penilaian indikator kinerja DAS Garang berdasarkan Kepmenhut No. 52 Kpts-IU/2001 yang berkonsep hidrologi dan penggunaan lahan, Peta tataguna lahan yang digunakan tabun 2000, 2005, 2008, 2010 dan RTRW. Analisa ini menggunakan bbantuan software AVSWAT 2000. Dalam menentukan prioritas perbaikan Sub DAS yang paling buruk peneliti menggunakan metode Analisis Hierarky Proces (AHP). Kondisi aliran langsung memiliki trend naik pada Bulan Februari sampai Agustus kemudian turun pada bulan September dan naik kembali pada Oktober hhingga Januari. Kinerja DAS Garang berdasarkan segi penggunaan lahan dan tata air berdasarkan peta tataguna lahan tahun 2000 diberi penaian kategori Sedang dengan jumlah skor 2,942. Berdasarkan peta tata ‘guna lahan tahun 2005 diberi penilaian Kategori Sedang dengan jumlah skor 3,026. Berdasarkan peta {ataguna lahan tahun 2008 diberi penilaian kategori Sedang dengan jumlah skor 2,897. Berdasarkan peta tataguna lahan tahun 2010 diberi penilaian Sedang dengan jumlah skor 2,967. berdasarkan peta RTRW diberi penilaian kategori Agak Baik dengan skor 2,205. Dalam penelitian ini didapatkan kondisi sub DAS yang rusek pada kriteria tataguna lahan dan tata air. Maka dalam menentukan skala priortas perbeikan sub DAS dilakukan pemilihan berdasarkan metode Analisis Hierarki Proses (AHP), Dari proses AHP disimpulkan bahwa sub DAS 13 yang paling rusak dan harus dipriortaskan dalam perbaikan dan pengelolaan sub DAS pada DAS Garang ‘Kata kunei : Kinerja DAS, Perubahan Tata Guna lahan, Hidrologi, AVSWAT2000 ABSTRACT Garang River in 1990 never overflow so that flash floods washed cnvay the surrounding area is so ‘Powerful. Floods usually occur as a result of changes m land use from agricultural /plamation and forest ro settlements, and Deforestation. So as to determine the condition of the performance of DAS Garang. be ‘idenified land-use change and hydrological conditions of each sub-watershed in DAS Garang. Evaluation of performance indicators DAS Garang assessment by Ministerial Decree No. 52 Kpts-l / 2001 the concept of ‘hydrology and land use. Land use maps used in 2000, 2005, 2008, 2010 and RTRW. This anatysis using statistical software AVSWAT 2000. In determining the priority of tmprovemem worst subzone researchers used a method of analysis Hierarky Proces (AHP). Direct flow conditions have rising trend in February until August and then fell n Semptember and climbed back in October and January. Kienerja DAS Garang based in terms of land use and water management based maps of land use in 2000 was given a moderate rating with a tonal score of 2,942. Based on the land use maps in 2005 was given a score of assessment was the ‘amber 3,026. Based on the land use map of 2008 given the moderate vote with a total score of 2,897. Based con the land use maps in 2010 was given a score of assessment was the mumber 2,967. based map RTRW ‘given Somewhat betier ratings with a score of 2.205. In this study. the condition of the damaged sub ‘watershed on the criteria of land use and water management. Then in determining priority repair sub ‘watershed election based analysis method Hierarchy Process (AHP). Of the AHP process is concluded that sub DAS 13 most damaged and should be prioritized in the repair and management of sub-basins in the watershed Garang. Kata kunei = DAS performance, Changes in land use, Hydrology. AVSWAT2000 1, PENDAHULUAN Sungai Garang pada tahun 1990 disapu banjir bandang yang begitu pemah meluap sehingga daerah sekitarnya dahsyat. Beberapa ratus rumah didaerah 216 217 Jurmal Teknik Pengairan, Volume 6, Nomor 2, Desember 2013, him. 216-228 Sampangan dan sekitarnya tenggelam oleh tingginya banjir yang mencapai 2 meter dengan debit air yang tercatat sebesar 942 m’/detik dan tinggi muka air maksimal sebesar 9,4 m. Banjir bandang ini menewaskan 47 orang, merobohkan 25 rumah, mengakibatkan 126 rumah dan 15 bangunan fasilitas umum rusak. Sekitar 145 hektar daerah permukiman penduduk tergenang dengan ketinggian 2 meter selama lebih dari 3 jam. (Sumber : BBWS Pemali Juana) Banjir terjadi akibat dari perubahan tata guna lahan biasanya dari pertanian/ perkebunan dan = hutan menjadi pemukiman, dan Pembabatan hutan, 2. BAHAN DAN METODE Bahan Input data, dibutuhkan: 1. Peta DAS Garang, dari Balai Besar Wlayah Sungai Pemali Juana, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum. 2. Peta Digital Topografi skala 1:50.000 dan 1:250,000, dari Bakosurtanal atau data fitur geografi yang di overlay. Data yang telah terkumpul akan dilakukan pemeriksaan terhadap _skala, kualitas, sistem —kordinat, dan aktualitas data tersebut. 3, Peta Tata Guna Lahan Tahun 2000, Tahun 2005, Tahun 2008, Tahun 2010 dan RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2030 dari Bakorsultanal dan Bappeda Provinsi Jawa Tengah, 4, Data Curah Hujan dari 3 (tiga) stasiun hujan (st. Simongan, st. Sumur Jurang dan , st. Ungaran). Mulai 1 Januari 2001 — 31 Desember 2010. Analisa awal dari penelitian ini adalah melakuan pendekatan dengan analisis spasial dengan bantuan model simulasi AVSWAT2000, Landasan teori dan perhitungan yang dipakai dalam penelitian ini adalah yang digunakan AVSWAT2000 theory yakni sebagai berikut sed= W8-ury Ayu)" Kose (2) Cas Pees Maan “CPRG 75% baik | LPS= Tas penggunaanTahan JPenggunaan Laan | KPL 100% RPL =40-75% yang sesuai RTRW/K dan atu \ocrty Laas DAS, Hcp <40mejelek [pots RLKT Bros Indek Eos ost aktus! IE 1jelek ——_pedoman RTL-RLKT 1998 Eros yg doers [B Tae Ar [1 Debra smear ‘Qmax [RRS =s0 balk axns-——— — frs=30.120 — {o~ debit unas Qmin— |RS> 120 bark si Jcv<1o%baik — Jev~coetisienvrian neve 100% JEv> torjelck [Sd sandar devas Qran-ata aju sediments = ce (See ba \symmrin) aaa (sy 2-5 sedans sy > 5k Fr Koeiion Tebal Limpasan [C <0 bak re) Kool C= n= [C025 -050sedang “ebat Hin _|C 050 lek ‘Sumber : Kementerian Kehutanan Metode Analisis ‘Metode analisis yang digunakan adalah model AVSWAT 2000 yang digunakan untuk simulasi perhitungan data hujan yang menghasilkan nilai debit air di sungai, limpasan, dan sedimentasi di daerah studi. Data perubahan tata guna lahan yang digunakan dalam simulasi ini yakni data pada tahun 2000, 2005, 2008, 2010, serta arahan penggunaan lahan RTRW seperti terlihat pada gambar dibawah ini, Kemudian dari hasil tersebut dapat dianalisa penilaian indikator kinerja DAS Garang dalam kategori baik, sedang, atau buruk. Dari hasil analisa tersebut 219 Jurmal Tehnik Pengairan, Volume 6, Nomor 2, Desember 2015, him. 216-228 diberikan saran untuk kinerja DAS yang lebih baik pada arahan penggunaan lahan didaerah studi Penilaian dan Evaluasi DAS Sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan No. 52 / Kpts — Il / 2001, berdasarkan konsep tata air untuk memperoleh data dan gambaran yang ‘menyeluruh mengenai — perkembangan kinerja DAS dapat diuraikan pada tabel matrik di bawah ini 1. Koefisien Regime Sungai (KRS) adalah perbandingan antara debit maksimum (Qmaks) dengan debit minimum (Qmin) dalam suatu DAS. eho ‘Qmaks = debit harian rata — rata (Q) tahunan tertinggi (m'/detik), Qmin = debit harian rata ~ rata (Q) tahunan terendah (m’/detik). ‘Tabel 2. Klasifikasi Nilai KRS No | NilaiKRS | Kelas | Bobot C. =kadar muatan sedimen (mg/l) Q =debit air sungai (m3/detik) ‘Tabel 4. Klasifikasi Tingkat Sedimen No | Sedimentasi | Ketas | Bobot ‘mm/th) 1 2 Baik [1 e 2-5 | Sedang [3 3 35 Jelek 5 Sumber : Kepmenhut No. 52/KPTS- 11/2001. 4. Koefisien Limpasan (C) adalah perbandingan antara tebal limpasan tahunan (Q, mm) dengan tebal hujan tahunan (P, mm) di DAS atau dapat dikatakan persentase curah hujan yang menjadi limpasan (runoff) di DAS. ¢— sehen Peakunan jebal limpasan tahunan (mm) tebal hujan tahunan (mm) P Tabel 5. Klasifikasi koefisien limpasan (C) tahunan, 1 <30 Baik a 30-120 No | NilaiC [Kelas [ Bobot 1 <0,25 Baik 1 3 1 3 3 >120 Jelek a 2_|_025-05_| Sedang Sumber : Kepmenhut No, 52/KPTS- 11/2001 2. Koefisien Variansi (CV) adalah gambaran kondisi variasi dari debit aliran air (Q) tahunan dari suatu DAS. cv=— 4 — x 100% Grata—rata Sd = Standar Deviasi data debit (Q) tahunan Qrauvcata data debit rata rata tahunan. Tabel 3. Klasifikasi Nilai CV 3] 05-10 | telek 5 Sumber : Kepmenhut No. 52/KPTS- 11/2001 5, Indeks Penutupan Lahan oleh Vegetasi (IPL) adalah untuk mengetahui indeks penutupan lahan (IPL) dari Iuas Jahan bervegetasi permanen yang ada di DAS. up IPL = #2 x 100% LVP = luas lahan yang bervegetasi permanen (ha). Luas DAS = luas DTA atau DAS yang No | NilaiCv | Kelas_] Bobot ae ecco Te 1 Kepmenhut No, 52/KPTS- 11/2001. 3. PEMBAHASAN DAN HASIL a. Penentuan Batas DAS Garang Batas studi ini berada di DAS Garang Provinsi Jawa Tengah. Batasan ini akan ‘memudahkan untuk mengidentifikasi pergerakan aliran air di permukaan bumi selalu menuju ke daerah yang rendah. Gambar 2. Pendefinisian Batas Sub-DAS. Sumber: Hasil Analisis 221 Jurmal Teknik Pengairan, Volume 6, Nomor 2, Desember 2015, him. 216-228 SibneDASGARANG Hm) etnen? | Gambar 3. Luas Sub-DAS DAS Garang Sumber: Hasil Analisis ‘Tata Guna Lahan dan Jenis Tanah Pada penelitian ini menggunakan Lima ‘macam kondisi tata guna lahan, yakni tata ‘guna lahan tahun 2000, 2005, 2008, 2010, serta RTRW Provinsi Jawa Tengah, Peta bersumber dari Dinas Provinsi BAPPEDA Jawa Tengah, Kondisi sebaran tata guna Jahan dan jenis tanah di wilayah DAS Garang disajikan dalam tabel berikut ini : Penge ann a 22 seaumasone | Gambar 4. Penggunaan Lahan 2000 Sumber: Hasil Analisis engin an Th 25 ) Gambar 5. Penggunaan Lahan 2005 ‘Sumber: Hasil Analisis ‘Perens ahaha 208 ~~ Gambar 6, Penggunaan Lahan 2008 ‘Sumber: Hasil Analisis f ter a acca | Gambar 7. Penggunaan Lahan 2010 Sumber: Hasil Analisis pe Gambar 8. Penggunaan ‘Sumber: Hasil Analisis Tabel 12. Sebaran Jenis Tanah DAS Garang 0 _EXSTAM UA | PERSE 1 [Aiki AiaCaittaesben | 2K 2) Cat ‘a 114 3 | en Cai Sra] ae 4 [Krsna tacts) 5 Mee ea Tic Rest sean) as TOW. ee] ‘Sumber: Hasil Analisis Pengolahan HRU (Hydrologic Response Unit) Batubara, dk, Kalan Hidroleg Dan Penggunaan Laan SebagalIndkator Kinerja DAS 222 Pads Doerah Alirn Sungol Garang Studi ini menggunakan —mmutiple hydrologic —respose unit dengan prosentase land use (%) over sub basin area sebesar 5 % dan soil class (%) over land use area sebesar 5%. | + | | cao mini wwe Gambar 9, Peta Jenis Tanah DAS Garang Sumber: Hasil Analisis Pengolahan Data Stasiun Cuaca Data hujan harian dimasukkan lewat perintah raingages, data temperatur udara lewat perintah climate stations, data simulasi cuaca lewat weather simulation. Untuk data kelembaban relatif, radiasi sinar matahari dan kecepatan angin tidak dimasukkan. Namun demikian program AVSWAT 2000 mampu membangkitkan ketiga data tersebut mengacu pada data hujan yang ada. ‘abel 13. Data Lokasi Stasiun Hujan Harian [sae [ eR | vr | evATON 7 [ena Pat | cores eoeaee | xe [Sua Joong | eszase_[enaata | 28 = rw ‘Sumber: BBWS Pemali juana Hasil Simulasi Analisis debit, _limpasan, dan sedimentasi pada DAS Garang dilakukan dengan bantuan AVSWAT — 2000 menggunakan dua macam —skenario penggunaan tata guna lahan, yaitu peta tata guna lahan tahun 2000, 2005; 2008, 2010 dan RTRW Provinsi Jawa Tengah. Dari hasil simulasi yang dilakukan pada periode 1 Januari 2001 - 31 Desember 2010 maka didapatkan besamnya debit, limpasan, dan sedimen yang. berubah- ubah tiap tahunnya sesuai dengan besamya hujan yang terjadi. Indikasi kesesuaian nilai-nilai yang dimiliki oleh AVSWAT 2000 dapat dilihat dari hasil debit model yang hampir sama atau seragam dengan debit aktual atau debit hasil pengukuran di lapangan. Pada skenario 1 proses kalibrasi dengan merubah nila CN sebesar 30% namun hasilnya belum mendekati data pengamatan kemudian merubah merubah nilai CN 45% dan hasilnya juga belum mendekati data pengamatan. Sehingga pada skenario 2 peneliti merubah parameter GW dan parameter Lahan HRU (Hydrology Respon Unit), Perubahan parameter lateral travel time (LAT_TTIME) = 100 day (hutan), 30 day (Sawah dan Peladangan), dan 50 day pada Perkebunan dengan nilai ESCO 1 untuk semua jenis tanah. Perubahan parameter ground water (*.gw), dengan -merubah nilai GW Delay = 200, ALPA BF 0.048, GWOMN = 1000, GW REVAP = 0.02, REVAPMN = 1 (untuk semua jenis tanah dan penggunaan lahan) —Perubahan parameter USLE P sesuai dengan tabel nilai faktor P pada berbagai aktivitas konservasi di jawa (Arsyad, 2000). Hasil penilaian dari indikator Penggunaan Lahan pada periode tahun 2000, tahun 2005, tahun 2008, tahun 2010 dan RTRW, Indeks Penggunaan Lahan dan Kesesuaian Penggunaan Lahan relatif sedang dan jelek. Pada Indeks Erosi Relatif Jelek Kecuali pada sub Basin 1,4,9 dan 12 dengan kategori Sedang dan sub DAS 10 kategori Baik. Pada Peta arahan RTRW dengan penilaian Baik 6 Sub DAS dan 7 sub DAS dengan penilaian Sedang, Hasil penilaian dari indikator Tata Air pada periode tahun 2000, tahun 2005, tahun 2008, tahun 2010 dan RTRW menunjukkan nilai yang relatif Baik Demikian pula dengan koefisien varian nilai yang relatif Baik Periode tahun 2000 Pada indikator limpasan dengan penilaian relatif Sedang, kecuali sub basin 9 dan 11 dengan penilaian Baik. Pada periode tahun 2005 penilaian Jelek terhadap sub Basin 1, 4, 5, 6 dan 9, dan penilaian Sedang pada sub Basin 2, 3, 7, 8, 10, 11, 12, dan 13. Pada 223. Jurmal Tekaik Pengairan, Volume 6, Nomor 2, Desember 2015, him. 216-228 periode tahun 2008 penilaian Baik terjadi pada sub basin 5, 9 dan 11 sedangkan sub basin lainnya dengan penilaian Sedang. Pada periode 2010 penilaian Baik terjadi pada sub Basin 9 dan 11 sedangkan sub Basin lainnya diberi penilaian Sedang. Pada periode Peta. RTRW penilaian Baik diberikan pada sub Basin 5, 9 dan 11, penilaian Jelek pada pada sub Basin13, sedangkan pada sub basin lainnya diberi penilaian Sedang. Indikator penilaian selanjutnya adalah laju sedimen yang terjadi pada DAS Garang. Pada periode penggunaan lahan tahun 2000 Penilaian Jelek. Pada Periode tahun 2005 dan 2008, Penilaian Sedang pada sub Basin 13, sedangkan sub Basin yang lain dinilai Jelek, Tahun 2010 penilaian Sedang pada sub Basin 4 dan 13 sedangkan sub Basin lain dinilai Jelek. Dan peta RTRW penilaian Sedang pada sub Basin 1, 12, dan 13, sedangkan pada sub Basin yang lain diberikan penilaian Jelek. eEEEePRated namie Gambar 10. Indeks Penutupan Lahan ‘Sumber : Hasil Analisis esesulanPegpunaaa than PEEEETR IEEE Gambar 11. KPL ‘Sumber : Hasil Analisis a Gambar 13. KRS Sumber : Hasil Analisis coxtaen tan) € coc *. ne eee ee Gambar 14. Koefisien Variansi (CV) Sumber ; Hasil Analisis aFuee Gambar 15. Koefisien C Sumber : Hasil Analisis enbora ik. Kaien Hiroogt Dan Penggunaan Lahan Sehgal Indiktor Kinejo DAS 224 oda Doerth Alina Sungot Geran, Gambar 16. Laju sedimen ‘Sumber : Hasil Analisis Tabel 14. Penilaian DAS Peta Tataguna Lahan Tahun 2000 ee ee ee tar | a) ay [a Pepa Takn_| sl — sual | Toad 25] sei | Sumber : Hasil Analisis Tabel 15. Penilaian DAS Peta Tataguna Lahan Tahun 2005 wiser [2 Se [it] Ita | aaa eee ass Teal 056i] Sedeny_| Sumber : Hasil Analisis Tabel 16. Penilaian DAS Peta Tataguna Lahan Tahun 2008 Inde ee See [mia | Kae 7 Ta Air 2385] 1190 [8 Pexggomon ahaa [So] 3 105 Teal 28774) Seda | Sumber : Hasil Analisis Tabel 17. Penilaian DAS Peta Tataguna Lahan Tahun 2010 Bator Init | P| Sr] saat | Kaen (A Tate 2) Tas [BPeegman ake | so] 353] 704 Toa 29575) Seg" | Sumber : Hasil Analisis Tabel 18. Penilaian DAS Peta Tataguna Lahan RTRW tna — |] PT eT sonat | Kanga % (AT 30] 235 [8 PengumunTaien | $0] 2.179) 1974 Toad 220513] Aza Bik ‘Sumber : Hasil Analisis Tabel 19. Penilaian Kinerja DAS Garang Peta Tahun 2000 Indo Kae AST Tar [B. Kandi a (SBDAST [Aa Air Koni [SbDASS Kandi DASE Ta Ai Keni ASD [Ta Ai Kinds DAS (Aa A Rend [SoDAST [Ta A [Kons (eopasia [Tua Ar I Konda {soDAST Tita ir [8 Kenda Taken | st Teal Sumber : Hasil Analisis 225, Jurnal Tek Pengairam, Volume 6, Nomor 2, Desomber 2013, him. 216-228 Tabel 20. Penilaian Kinerja DAS Garang Tabel 21. Penilaian Kinerja DAS Garang Peta Tahun 2005 Peta Tahun 2008 Indoor BOS cow | aoa | Kat bedhaw 899 sore | eit] Kap [cpDAST [eopasr [A Ta Air Te Tair a] 15) [Kons ego a 3 Seite | Fx Kens Regge Tabn | | seo — 0) Ste Thal a [saps {A Tata Air 2500] 123 [B Kons eng Caan 36] in} Se Te 3 ISaDASs [A Tama Tal | [Kons Pageant | sof 30] 10] "6 Toa ai [Sppase [Ta 300 Tg [B Koni Penggonamn Laban | Sof 3,000] 1.50) Tost “3 Sapa Tas Soi] [5 Kowsi Penge Laan | sof 367] 1} Se Tul x [Sub DAS 6 Tai soa] [Kons PenggmamLaken | so] 397] 3] SE Toa SoDAST Tai 2500] 13) D-Konis Pages alan | so] 300] iso) A Teal Fir [Sub DAS $ Tata Air 250] 125, B-Konis Penggman aie | so] — a0] 10) AE Toul Fa Spay [A Tawi ion] 1 BK Penggman an | so] 2.05] 17] SE Tol 26 Spas Tai i] 133 [Kons Pegg ate | so] 300] 150) SE Toul 2 [SaDASTT [A Tas t TTD ag B Ronis Pag abn | sl 67] 10] Teal [Sapas [A Teme E rr [5 Kons: Pngeman Lan | sof 3000] 150] S*"6 Tol 2 [opas [x Tam | — 1 BK egeman an | st] — an] — 219° oh Tl 3a Sumber : Hasil Analisis ‘Sumber : Hasil Analisis Batubara, dk, Kajian Hidrologi Dan Pengaunaan Lohan Sebagal Inikator Knerja DAS Pu Daerah Alin Sungat Garang Tabel 22. Penilaian Kinerja DAS Garang 226 ‘Tabel 23. Penilaian Kinerja DAS Garang Peta Tahun 2010 Peta RTRW, a es ee a [sapasT [SSDIsT [xT Air 3550] 15 IT i EI Kod Ragan an | Seer] — 155] SM | Ken gn Lam | tebe Teal ai Te apas7 [sapasz [ct Ar 3] 13 Ta Ai EI Bi Kos Ragman | sar] —1nn] SM | Ren gaan Lam | en sss a oes DT i Ts] 1 Ta Ai i] 25%] 13 5 Kod Pg an sm] 130] SM" | fe Kone Ragan abn | 2395] — 17] Teal 2 Sapa [Taw Isa] IB Kole Png Tab | sol cr] ap Pa Ta 3) Spas DT Ai | Ty 5 Kons gg ake | 5] 367] 1] Teal 3m [sapase Dw A | Tl TH og Kon Ragga ah |] — a} 1] Tl i saps I Ti A 39a) — 13 Radi Raepmalaie| sen] at Pera fa] Tal i Teal za ISaDasE so [eta aay, | nae 5 a Konsum Lae | st] — 0] 1 Kol Page ae |] 250] — 1.7 Tal Fi Teal 2a fase Sap [xT Ar 3a] 2000] Tm Ta i 30] — 1 ond egw] fan] PM peat gen Lt | S209) — 17] 8S Tal a Teal 2 [saps Sapist Ta Ai 5] 13 Ta i |S] — 1 5 Kod Pega | sof 3.00] 150] SO |p Kons Regn an | So] 2555] — 17] Tal 2 Teal a apis Sap [Ata i 33] ao] A Ta i 77 Kon gg Tae] so) Sor] 1) SE | io gn Ts} on] Ba Teal 2a Teal 7a Sign [SooisT ica az I ita TI sa 5 Kos Pega Take] of smn] 130] | [a Rooter | S255] — 17 Tea 2 Teal is9 Sapo Sap i Ta Ar 3] 3] 13 Ta ir EE i Deed Ragman tim] so] aarp Ye nde egg take | sf 200] 17) Teal zal Teal Sumber : Hasil Analisis ‘Sumber : Hasil Analisis 227 Jurmal Teknik Pengean, Volume 6, Nomor 2, Desember 2018, hi 216-228 Tabel 24. Rata Rata Aliran Langsung Setiap Peta Tataguna Lahan ‘Sub [ Rata rata Gmm] Rata rata (mm)| Rata rata (mm)] Rate rata Gm] Rata rata Gam) Basin | 2000, 2003 2008 2010 RIRW. 7 PEEK) Tags 13165 a7 1255 2 36:56] 30.34 3033] 36.34] 3 70-8 129,58 729.38 150.58 + 132.49 iar iat = 149.58 18-87] T3837 ‘ 149.56] Ta. 74 138-73 7 iso 15195} 131-00 = 152.25 Ts134 TSE ° 36:63] 3856] 35.69] 10 57.33] 36:86 35.86 11 59.87] 3H03| E33] 12 36,95] 36.28 36:35 13 73 132.14] 12.14] 11 aaeea 171 — | ssubaasin3 CZ ssubeacna | i aa msupaasins | msupaasing | i = = SubBasin 7 + ssubpasin a = subaasin = Supdasin 30 ° : = Buoy geen Seeman: | J Gambar 17. Rata Rata Aliran Langsung Setiap Peta Tataguna Lahan ‘Sumber : Hasil Analisis ‘Tabel 25. Pembobotan Prioritas Perbaikan pada bulan semptember dan naik ‘SubDAS pada DAS Garang Kembali pada oktober _hingga asi Januari SubDAS1 | _ 0.0303] Pitihan &. 2. Kienerja DAS Garang berdasarkan Sub DAS2 | _ 0.0328] Pitihan 7. segi penggunaan lahan dan tata air SubDAS3 | 0.0377] Pilihan 6: berdasarkan peta tataguna lahan Sub DAS 4 | 0.0429] Piinan 5 tahun 2000 diberi penilaian Sedang, Sub DAS 5 | 0.0513] pitihan 4 dengan jumlah skor 2,942 Sub DAS 6 | _ 0.0520] Pitinan > Berdasarkan peta tata guna lahan Sub DAS 7] 0.0715] pitihan 2 fatant 05) ibe peatlarat Sedna, ‘Sub DAS 8 | 0.0292] pitinan 9 epee oie ea a ch Sub DAS 9 | _ 0.0271 [pitinan 1 Ferdscareanlf oilers aha sup pas 10 {o.o196)pnan 1 tahun 2008 diberi penilaian Sedang Sub DAS 11_| _0,0134)pitinan 1 Sub DAS 12 0.0126] Pilihan 1. pees eee Tee ‘Sub DAS 13 10,0796] pilihan 1 Bole e react eee lanes tahun 2010 diberi penilaian Sedang ‘Sumber : Hasil Analisis dengan jumlah > skor 2.967 4, KESIMPULAN berdasarkan peta RTRW diberi 1. Berdasarkan —hasil _penelitian, penilaian Agak Baik dengan skor kondisi aliran langsung memiliki 2,20. trend naik pada Bulan Februari 3. Dalam penelitian ini didapatkan sampai Agustus kemudian turun kondisi sub DAS yang rusak pada Batubara, dik. Kajian Hidrologi Dan Penggunaan Lahan Sebagat Indikatr Kinerja DAS 228 Pads Daerah Aliran Suga! Garang kriteria tataguna lahan dan tata air. Maka dalam menentukan skala prioritas perbaikan sub DAS dilakukan pemilihan berdasarkan metode Analisis Hierarki Proses (AHP). Dari proses AHP disimpulkan bahwa sub DAS 13 yang paling rusak dan harus diprioritaskan dalam perbaikan dan pengelolaan sub DAS pada DAS Garang DAFTAR PUSTAKA. Anonim. 2001. Keputusan — Menteri Kehutanan No. S2/Kpts-Il Tahun 2001 ‘Tentang = Pedoman Penyelenggaraan —_Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Anonim, 2011. Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Detail Desain Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang. Arsyad, S, (1989). Konservasi Tanah dan Air, Bogor, Penerbit IPB M. Di Luzio, R. Srinivasan, J. G. Amold, S. L. Neitsch. 2002. Are View Interface for SWAT 2000 : User's Guide. Grassland, Soil and Water Research — Laboratory. USDA Agricultural Research Service. Temple, Texas. Blackland Research and Extention Cemter. Texas Agricultural Experiment Station. Temple, Texas. Published 2002 by ‘Texas Water Resources. Institute, Collage Station, Texas M. Di Luzio, R. Srinivasan, J. G. Amold, S. L. Neitsch.2002. Soil And Water Assessment Tool Theoretical Documentation 2000. Blackland Research & Extension Center. ‘Texas Agricultural Experiment Station.

You might also like