You are on page 1of 2
yv APINDO ws, SIARAN PERS TANGGAPAN DEWAN PIMPINAN NASIONAL APINDO ATAS RENCANA PENGATURAN UPAH MINIMUM TAHUN 2023 Menyikapi rencana pengaturan penetapan Upah Minimum tahun 2023 yang tidak menggunakan formula dalam Peraturan Pemerintah No.36 tahun 2021 maka DPN APINDO bersama ini menyatakan hal-hal sebagai berikut 1. Latar belakang lahimya Undang-Undang No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa: berdasarkan data BPS Agustus 2019 tercatat sejumiah 28,41jt orang pekerja paruh waktu, 8,14jt setengah pengangguran, 7,05jt orang pengangguran terbuka, 2,24jt orang angkatan kerja baru. Disamping itu, Indonesia akan meneapai puncak bonus demografi di tahun 2030 dengan jumlah angkatan kerja produkt akan mencapai 64% yang tentunya memerlukan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, Pemerintah dan DPR RI menganggap perlu adanya suatu terobosan yang kemudian diwujudkan melalui sistem Omnibus Law yang intinya adalah menyederhanakan regulasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru. 2. Salah satu isu ketenagakerjaan yang selalu menjadi persoalan pelik setiap tahun adalah penetapan Upah Minimum (UM). Penetapan Upah Minimum dengan menggunakan UU 13 tahun 2003 harus didahului oleh survey tripartit (Pemerintah, Pengusaha dan Serikat Pekerja/Buruh), namun tidak ada standardisasi sumber data yang digunakan. Hal ini menyebabkan penetapan Upah Minimum hanya menjadi bahan negosiasi yang seringkali hasil akhirnya tidak menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. Penetapan Upah Mi Berdasarkan UU 13 tahun 2003 selama ini telah menimbulkan disparitas Upah Minimum antar um, Kabupaten’ kota walaupun di wilayah Provinsi yang sama Kondisi ini telah disempumakan melalui UU 11 tahun 2020 j.o PP 36 tahun 2021 yang telah mengamanatkan bahwa data yang digunakan bersumber dari instansi yang berwenang Dengan demikian proses penetapan Upah Minimum lebih transparan, efisien dan hasilnya menggambarkan kondisi rill yang sesungguhnya. Proses penetapan UM di seluruh Indonesia pada tahun 2022 telah dihitung berdasarkan formula yang berdasarkan pada PP 36 dan telah berlangsung dengan kondusif. Dengan demikian, penetapan UM tersebut telah memperhatikan disparitas upah antar daerah, tingkat inflasi dan pertumbungan ekonomi di wilayah yang bersangkutan 3. Proyeksi ekonomi dunia di tahun 2023 akan mengalami resesi yang cukup dahsyat sehingga akan memengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri, khususnya yang berorientasi ‘ekspor. Hal ini sudah mulai dirasakan pada sektor padat karya seperti industri alas kaki seperti sepatu dan turunannya, garmen dan produk tekstil lainnya. Angka terakhir menunjukan adanya penurunan permintaan secara berturut-turut sebesar 50% dan 30%, sehingga ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) sudah tampak jelas di depan mata Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, untuk meningkatkan investasi dalam mendorong penciptaan lapangan kerja dan mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi, dunia usaha yang dalam hal ini diwakili oleh APINDO, berharap bahwa pelaksanaan UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja klaster Ketenagakerjaan dan seluruh aturan turunannya tetap diberlakukan dengan disertai pengawasan yang intensif olen aparat pemerintah. Hal ini menjadi penting dalam rangka menjaga adanya kepastian hukum. Kebijakan yang tidak konsisten bahkan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dapat menimbulkan ketidakpercayaan investor (khususnya foreign investor), terhadap iklim usaha di Indonesia dan menjadi preseden yang tidak baik dalam penyelenggaraan pemerintahan. Kami perlu mengingatkan agar Pemerintah dapat mengantisipasi apabila pada akhimya keputusan ini berakibat pada _menurunnya investasi, meningkatnya angka pengangguran dan pada akhimya meningkatkan angka kemiskinan Demikian hal-hal yang dapat kami sampaikan, besar harapan kami agar Pemerintah dapat mempertimbangkan masukan-masukan diatas, demi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih maju. APINDO siap bekerja sama dan berpartisipasi aktif dalam menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan produktif. Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia Yn ate Hariyadi 8. Sukamdani Eddy Hussy Ketua Umum ‘Sekretaris Umum

You might also like