You are on page 1of 7

TEKHNIK & INSTRUMEN IDENTIFIKASI ASESMENT ABK :

TES,OBSERVASI, WAWANCARA , DAN DOKUMENTASI

Dhimaz Septian Prasetyo_002, Abellia Nugrawati Mujiono_015, Eka Dia Febrianis_023,


Purwanti_03, Ari Yohana_045, Marchel Dwi Ismayanti_047, Achmad Abdillah_048,
Roviatul Munawaroh_053

“ TEKHNIK DAN ISNTRUMEN IDENTIFIKASI ASESMENT ABK : TES DAN


OBSERVASI “
 TES
Menurut Aiken (1997: 11), tujuan utama asesmen baik tes maupun non tes adalah untuk
menilai tingkah laku, kecakapan mental, dan karakteristik kepribadian seseorang dalam
rangka membantu mereka dalam membuat keputusan, peramalan, dan keputusan tentang
seseorang. Asesmen memberikan manfaat dalam konseling karena dapat memberikan
informasi bagi guru maupun konseli sehingga guru dapat memahami, memberikan
tanggapan, membuat perencanaan serta melakukan evaluasi yang tepat.
A.PETUNJUK
Gunakan instrumen berikut untuk mengidentifikasi anak yang memiliki kebutuhan
1 khusus.
2 Beri tanda cek (V) pada kolom pernyataan sesuai dengan gejala yang tampak/ diperoleh
3 Catatan:
3. Usahakan untuk mengamati gejala-gejala yang nampak pada setiap anak dengan seksama,
1 mungkin memerlukan waktu beberapa hari, jangan tergesa-gesa;
3. Untuk melengkapi amatan, anak dapat diberikan tugas sesuai dengan pernyataan yang
2 diinginkan.
3.
3 Terdapat kemungkinan bahwa seorang anak mengalami lebih dari satu jenis ABK
 OBSERVASI
Adalah pengamatan langsung terhadap perilaku anak, misalnya keterampilan, kebiasaan
belajar, keterampilan akademik. Observasi dapat dibedakan dua jenis, yaitu observasi non
partisipan dan observasi partisipan. Obersvasi partisipan artinya observer terlibat dalam
situasi itu karena anak kurang dapat mereakasi. Sebaliknya observasi non partisipan,
observer tidak ikut berperan dalam kegiatan karena anak cukup aktif sehingga data dapat
terungkap secara memadai. Obeservasi juga dapat melihat situasi/lingkungan alam
sekitar.

Hal-hal penting diperhatikan dalam melaksanakan observasi adalah: menentukan perilaku yang
akan diamati, perilaku harus diamati, dapat diukur, tentukan kapan dan dimana dilaksanakan, dan
siapkan format cacatan kejadian. Teknik penilian dalam observasi ini berbentuk: » catatan
berdasarkan keseringan munculnya kejadian atau tingkah laku, » catatan berdasarkan lamanya
muncul perilaku, » catatan berdasarkan interval waktu lamanya kejadian atau muculnya tingkah
laku.

A. Teknik Wawancara
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu Teknik pengumpulan data. Teknik ini paling
luas digunakan untuk menerima informasi dari responden/informan (subyek yang akan
dimintai informasinya). Teknik wawancara disamping memerlukan waktu yang cukup
lama, juga membutuhkan cara dan pelaksanaan sendiri.
2. Peran wawancara
Sejalan dengan pentingnya wawancara dalam pelaksanaan survei, peranan wawancara
pun sangatlah menentukan. Meskipun daftar pertanyaan telah dibuat dengan sangat
sempurna oleh para peneliti, namun kuncinya tetap terletak pada para pewawancara
dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Kemampuan menciptakan hubungan yang baik dengan responden sehingga
wawancara dapat berjalan dengan lancer.
2. Mampu menyampaikan semua pertanyaan dalam daftar pertanyaan kepada responden
dengan baik dan tepat.
3. Dapat mencatat semua jawaban lisan dari responden dengan teliti dan jelas
maksudnya.
4. Dapat menggali tambahan informasi denganmenyampaikan pertanyaan yang tepat
dan netral.
Sikap yang simpatik atau kesan yang baik yang diberikan oleh pewawancara sangat
penting. Untuk mencapai hasil yang baik dalam pengumpulan data, kesan yang positif
tersebut lebih penting dari pada keterangan tujuan ilmiah dari penelitian yang busa di
ajukan pada permulaan wawancara.
3. Pedoman untuk mecapai tujuan wawancara
Adapun pedoman untuk mencapai tujuan wawancara terdiri dari:
1. Berpakaian sederhana dan rapi.
2. Sikap rendah hati,hormat dan ramah kepada responden.
3. Sikap penuh pengertian dan netral.
4. Bersikap menerima keadaan responden.
5. Mampu menjadi pendengar yang baik.

4. Jenis-jenis wawancara
a. Jenis wawancara
1. Informal,berupa percakapan. Dalam tipe ini memiliki pertanyaan yang langsung
dengan tujuan supaya terjaga keterbukaan kebebasan informasi yang diberikan.
2. Menngunakan panduan interview secara umu, panduan ini dimaksud untuk menjamin
bahwa cakupan informasi yang dikumpulkan dari tiap responden adalah sama.
3. Distandarisasi, interview terbuka-tertutup. Pada tipe ini pertanyaan terbuka-tertutup
yang sama diajukan kepada semua responden (merupakan peranyaan yang bebas
dipilih untuk dijawab: tanpa jawaban “ya” atau “tidak”.
4. Tertutup, interview respon. Semua responden diberi pertanyaan sama dan diminta
untuk memilih jawaban diantaranya alternatif yang tersedia.

b. Teknik wawancara
Jika dilihat dari topik yang akan diajukan dalam proses wawancara, terdapat tiga
bentul Teknik wawancara yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara bebas (free/open interview)
2. Wawancara mandalam (depth interview)
3. Wawancara berencana (standardized interview)

5. Metode wawancara
a. Metode terbuka dan mendalam
Dalam suatu penelitian, pengamatan yang dilakukan oleh peneliti juga tebatas
sifatnya. Artinya, meskipun sesorangpeneliti dibantu oleh banyak asisten unruk
melakukan observasi secara bergiliran, pada kenyataannya tidak akan pernah dapat
meliputi seluruh aktivitas semua warga dalam Masyarakat di suatu tempat secara
terus menerus selama 24 jam. Untuk itu, maka kekosongan data yang tidak
sepenuhnya dapat diperoleh melalui wawancara.

B. DOKUMENTASI
a. Pengertian dokumentasi
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dokumentasi adalah
pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang
pengetahuan. Selain itu, dokumentasi juga diartikan sebagai pemberian atau
pengumpulan bukti dan keterangan (seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan
referensi lain.
Dari pengertian tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa dokumentasi adalah
kegiatan yang sistematis dalam melakukan pengumpulan, penyelidikan, pencarian,
pemakaian, dan penyediaan dokumen. Tujuan dari kegiatan ini untuk mendapatkan
keterangan, pengetahuan, serta bukti, dan menyebarkan hal tersebut kepada pihak yang
berkepentingan.
Bisa juga diartikan bahwa dokumentasi adalah kegiatan penyediaan dokumen-
dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat berdasarkan pencarian dari berbagai
sumber. Dokumentasi sangat penting bagi organisasi karena berhubungan dengan
aktivitas administrasi.
b. Fungsi dokumentasi
Fungsi dokumentasi dapat berguna secara umum maupun berguna bagi perusahaan.
Dilansir dari laman Sampoerna University, berikut ini adalah fungsi dokumentasi:
1. Fungsi Secara Umum Sebagai penyedia informasi terkait isi dokumen bagi
penggunanya. Untuk menjadi alat bukti dan data akurat terkait keterangan
dokumen.
2. Fungsi bagi Perusahaan/Bisnis
a. Sebagai catatan perusahaan yang menjaga keberlangsungan usaha
tersebut.
b. Sebagai alat untuk membantu dalam pengambilan keputusan, pembuatan
kebijakan, serta pengawasan.
c. Sebagai referensi sejarah dari perusahaan.
d. Sebagai alat bukti.
e. Sebagai sumber informasi untuk keuangan, HR, dan hal lainnya yang
dibutuhkan oleh manajemen dari suatu perusahaan.
f. Sebagai keperluan untuk mendidik karyawan baru.
g. Untuk menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat luas, klien
perusahaan, dan pemangku kepentingan.

c. Kegiatan dokumentasi
Dalam menjalaninya, dokumentasi akan melakukan berbagai macam pekerjaan.
Dilansir dari dokumen berjudul Dokumen dan Dokumentasi oleh Tessa Lonika
Limbong, berikut ini adalah beberapa kegiatan dan pekerjaan dokumentasi:
a. Mencari dan mengumpulkan bahan yang diperlukan.
b. Mencatat serta mengolah dokumen.
c. Mengatur dokumen.
d. Membuat dokumen.
e. Menyimpan dokumen.
f. Menyebarkan dan mendistribusikan dokumen.
g. Melakukan filling atau pengarsipan dengan baik.
h. Menyajikan serta melindungi dokumen dari kerusakan.

d. Jenis-jenis dokumentasi
Dokumentasi juga terbagi ke dalam beberapa jenis. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai jenis-jenis Dokumentasi:
a. Dokumentasi berdasarkan kegiatan
b. Dokumentasi berdasarkan bentuk fisiknya
c. Dokumentasi berdasarkan sifatnya
d. Dokumentasi berdasarkan fungsinya
e. Dokumentasi berdasarkan jenisnya
Dokumentasi bersadarkan informasi
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat, 1990. Metode Wawancora Dolam Me·tode-metode Penelition Mosyarakat.


Penyunting Koentjaroningrat, Perierbft Pi. Gramedia, Jakarta.

McNamara, Carter, 2001 . Pedomon Umum Melokukon Wawancora. http://mapnp.org/


evaluation/interview .htm.

Agustin, Ina. "Penerapan identifikasi, asesmen dan pembelajaran bagi Anak berkebutuhan
khusus di sekolah dasar Penyelenggara pendidikan inklusi." Edustream: Jurnal Pendidikan
Dasar 3.2 (2019): 72-80.
Dewi, Dian Puspa. "Asesmen sebagai upaya tindak lanjut kegiatan identifikasi terhadap anak
berkebutuhan khusus." Wahana 70.1 (2018): 17-24.

You might also like