You are on page 1of 3

Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua anak

Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya.


Ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka
diterima (qurban itu oleh Allah) dari salah seorang dari
keduanya (qurban milik Habil) dan tidak diterima
(qurban) dari yang lain (milik Qabil). Ia (Qabil berkata:
Aku pasti akan membunuhmu. Berkatalah (Habil):
Sesungguhnya Allah (hanya) menerima (qurban) dari
orang-orang yang bertaqwa.

Syari’at kurban ini kemudian dilestarikan di dalam


syari’at Nabi Ibrahim as., sebagaimana dapat kita lihat di
dalam Surah as-Shâffât ayat 102:

     


     
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
      
       
Tidak lama lagi kita akan menghadapi hari raya kedua 
dari umat Islam, yaitu hari raya Idul Adha. Dan di hari
raya tersebut terdapat ibadah yang agung yaitu ibadah Artinya: Maka tatkala anak itu (Ismail) telah sampai
al-udhiyyah, atau yang sering kita sebut dengan (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama (Ibrahim),
ibadah kurban. Syari’at qurban ini telah dimulai pada (Ibrahim) berkata: Wahai puteraku, sesungguhnya aku
generasi pertama umat manusia, anak Adam as.. Allah melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka
SWT. berfirman dalam Surah Al-Mâ`idah ayat 27: pikirkanlah apa pendapatmu?. (Ismail) menjawab: Wahai
ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan (oleh
     
Allah) kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku
      termasuk orang-orang yang bersabar.
     
       Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
 
Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib mengajak kita menyembelih hewan kurban di Hari Raya Haji atau Idul
semua untuk kembali merenungkan nikmat-nikmat dan Adha pada tanggal 10 Dzuhijjah atau tiga Hari Tasyriq,
rezeki yang telah dianugerahkan oleh Allah swt dalam yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah. Dari sisi
kehidupan. Segala nikmat ini adalah nyata adanya dan bahasanya sendiri, kurban berasal dari bahasa Arab,
telah ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Kautsar ayat 1 yakni qaruba – yaqrubu – qurban yang artinya dekat.
Untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui kurban,
   
kita dituntut berkorban menyisihkan harta kita untuk
Artinya: “Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) membeli hewan kurban dan memberikannya kepada
nikmat yang banyak.” Nikmat yang telah diberikan ini orang lain. Tentu kita harus benar-benar ikhlas dan
tidak boleh menjadikan kita lupa sehingga jauh dari Allah menata hati dengan benar dalam berkorban dengan
swt. Sebaliknya, nikmat ini harus mampu dijadikan berkurban ini. Jangan sampai pengorbanan kita dengan
sebagai sarana untuk beribadah dan membawa kita lebih mengambil harta yang kita miliki tidak membuahkan hasil
dekat kepada Allah swt. Lalu bagaimana kita dan jauh dari hakikat ibadah kurban itu sendiri yakni
mendekatkan diri kepada Allah? Pertanyaan ini dijawab mendekatkan diri pada Allah. Jangan sampai kita salah
di ayat selanjutnya yakni ayat kedua surat Al-Kautsar: niat, sehingga kita malah akan semakin jauh dari Allah
karena niatan yang salah seperti ingin dipuji orang dan
   
niatan-niatan lainnya yang tidak lillahi ta’ala.
Artinya: “Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu,
dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
kepada Allah).”. Menyembelih hewan kurban menurut Imam Malik dan
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Imam al-Syafi’i adalah kesunnahan yang diutamakan
atau sunnah muakkadah. Sedangkan Imam Abu Hanifah
Jelas dalam ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk berpendapat bahwa ibadah kurban adalah wajib bagi
terus mendekatkan diri kepada-Nya dengan dua bentuk penduduk yang mampu dan tidak dalam keadaan
ibadah. Pertama adalah shalat yang memang sudah bepergian. Nabi Muhammad saw pun telah memberi
menjadi kewajiban dan rutinitas harian kita dengan contoh dengan tidak pernah meninggalkan ibadah
melaksanakannya lima waktu setiap hari. Kedua adalah kurban sejak disyariatkannya sampai beliau wafat.
dengan berkurban yang merupakan ibadah tahunan dan Sebagai sebuah kesunnahan yang ditekankan dan rutin
hanya bisa dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah. Pada dilakukan oleh Nabi Muhammad, ibadah kurban memiliki
bulan Dzulhijjah ini kita diperintahkan untuk keutamaan tersendiri sebagaimana haditst Nabi dari Siti
Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu perintahnya. Jangan sampai kita pada kondisi yang
Majah: disebutkan dalam surat Al-Kautsar ayat 3:

Artinya: “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak     
Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih Artinya: "Sungguh, orang-orang yang membencimu
dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena dialah yang terputus (dari rahmat Allah)".
hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-
tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah Perintah Allah tersebut kemudian dipertegas oleh sabda
hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke Rasulullah Saw: Artinnya: Dari Abi Hurayrah ra,
tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang mampu
melakukannya.” namun tidak berqurban, maka jangan sekali-kali ia
mendekati tempat shalat (Iedul Adha) kami (HR. Ibnu
Keutamaan lain dari ibadah kurban adalah sebuah Majah dan Ahmad)
ibadah yang memiliki dua dimensi, yakni vertikal dan
horizontal. Dimensi vertikal artinya ibadah yang ditujukan
hanya kepada Allah swt, sementara dimensi horizontal
adalah ibadah sosial berupa berbagi rezeki untuk
membahagiakan orang lain. Ketika kita mampu
membahagiakan orang lain, maka kita pun akan merasa
bahagia dan pada akhirnya kebahagiaan bersama juga
akan mudah terwujud sehingga kehidupan di tengah-
tengah masyarakat pun akan bahagia dan damai.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dengan agungnya makna dan tujuan dari ibadah kurban


ini, maka sudah selayaknya kita berusaha untuk dapat
melaksanakannya sehingga kita akan semakin dekat
kepada Allah. Tentu kita tidak ingin menjadi hamba yang
kufur nikmat dan terputus rahmat Allah karena kita tidak
berkurban padahal sebenarnya kita mampu. Mari kita
bersama-sama menjadi hamba yang cinta kepada Allah
dan Rasul-Nya dengan menjalankan perintah-

You might also like