You are on page 1of 8

JURNAL RADIOGRAFER INDONESIA e-ISSN 2807-7415, p-ISSN 2620-9950

PEMERIKSAAN CT STONOGRAFI PADA KASUS NEFROLITHIASIS


I Putu Yudha Sambawitasia1, Putu Irma Wulandari2, Kadek Sukadana,3
1,2
Academy Of Radiodiagnostic Engineering And Radiotherapy, Bali Indonesia
3
Buleleng Regional General Hospital, Bali Indonesia

Corresponding author : I Putu Yudha Sambawitasia


e-mail : yudhasamba92@gmail.com

ABSTRACT
Background : CT Stonography is a CT scan tract of the kidney that is usually used to detect
the presence of stones in the kidney and other pathologies such as the presence of mass in the
kidneys. CT Stonography examination with kidney stones case in Buleleng Regional General
Hospital using 5 mm slice thickness. The purpose of this study is to know the examination
techniques, the reasons for the use of 5 mm slice thickness, and how to determine the size of
kidney stones using CT Stonography in cases of nephrolithiasis at Buleleng Regional General
Hospital.
Methods : This type of research is qualitative with case study approach. The subjects were 2
radiographers, 1 radiologist, and 1 sending doctor. The location of the research at Radiology
Installation Buleleng Regional General Hospital. Data were analyzed using by interactive
model.
Results : From the results of this study examination of CT Stonography at Buleleng Regional
General Hospital uses special preparation of 12 hours of fasting before the examination.
Position of supine patient (head first). Area scanning from diaphragm to symphisis pubis.
Scan parameters using abdomen protocol, 10 mm slice thickness. The reason for using 10
mm slice thickness is that the image can be reconstructed with a thin slice thickness number
from the previous result. How to determine the size of kidney stones in patients CT
Stonography at Radiology Installation Buleleng Regional General Hospital is using 3
dimensions because to see from the axial, sagittal, coronal multiplanar so that we can
measure from the posterior antero direction (AP), cranio caudal (CC), or laterolaterally taken
from the widest distance.
Conclusion : Examination CT Stonography with nephrolithiasis cases using the position of
supine patients (head first), selection of 10 mm slice thickness on CT stonography
examination techniques with nephrolithiasis cases at Radiology Installation Buleleng
Regional General Hospital for the results of the image can be reconstructed with the amount
of thin slice thickness of the previous results. Determination of the size of kidney stones in
patients with CT Stonography at Radiology Installation Buleleng Regional General Hospital
is using 3 dimensions because to see from the axial, sagittal, coronal multiplanar so that we
can measure from the posterior antero direction (AP), cranio caudal (CC), and laterolateral
taken from the widest distance.

Keywords : CT Stonography, Nephrolithiasis, Buleleng Regional General Hospital

96
Pendahuluan komputer untuk mendapatkan citra atau
gambar berupa varian irisan tubuh
Ginjal adalah organ vital yang manusia (Bontrager,2001).
mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kestabilan lingkungan Salah satu pemanfaatan
dalam tubuh. Ginjal mengatur pemeriksaan CT-Scan adalah
keseimbangan cairan tubuh, elektrolit, pemeriksaan saluran kencing atau yang
dan asam-asam dengan cara filtrasi biasanya disebut dengan CT Urografi
darah, reabsorbsi selektif air, elektrolit, non kontras atau CT Stonografi. CT
dan non elektrolit, serta mengekskresi Stonografi yaitu pemeriksaan CT Scan
kelebihannya sebagai urin. Fungsi pada saluran ginjal yang biasanya
ekskresi ginjal seringkali terganggu digunakan untuk mendeteksi adanya
diantaranya oleh batu saluran kemih batu pada ginjal dan patologi lainnya
yang berdasarkan tempat terbentuknya misal adanya massa pada ginjal.
terdiri dari nefrolitiasis, ureterolitiasis, Sehingga CT-Scan Stonografi digunakan
vesicolitiasis, batu prostat, dan batu sebagai alternatif pengganti pemeriksaan
uretra. Batu saluran kemih terutama IVP (Intra Vena Pyelography) karena
dapat merugikan karena obstruksi pemeriksaan IVP belum dapat
saluran kemih dan infeksi yang memberikan informasi diagnostik yang
ditimbulkannya (De jong, 2004). tepat. Untuk mendapatkan hasil citra
Batu ginjal atau nefrolitiasis yang informatif diperlukan software
merupakan suatu keadaan terdapatnya aplikasi rekonstruksi yang digunakan
batu (kalkuli) di ginjal. Batu ginjal untuk menampakkan hasil patologi yang
terbentuk pada tubuli ginjal kemudian maksimal (GE Healthcare, 2008).
berada di kaliks, infundibulum, pelvis
ginjal, dan bahkan dapat mengisi pelvis Pemeriksaan CT Scan pada traktus
serta seluruh kaliks ginjal. Batu yang urinarius menggunakan aplikasi software
mengisi pielum dan lebih dari dua kaliks tracking bertujuan melacak alur suatu
ginjal memberikan gambaran organ yang mau dinilai, sehingga dapat
menyerupai tanduk rusa sehingga di memperlihatkan sistem yang terdiri dari
sebut batu staghorn. Kelainan atau organ-organ yang memproduksi urin dan
obstruksi pada sistem pelvikalises ginjal mengeluarkannya dari tubuh,
(penyempitan infundibulum dan stenosis diantaranya ginjal, ureter dan kandung
ureteropelvik) mempermudah timbulnya kemih (GE Healthcare, 2008).
batu saluran kemih. Jika di sertai dengan
infeksi sekunder dapat menimbulkan Instalasi radiologi RSUD
abses ginjal, maupun abses perinefrik Kabupaten Buleleng menjadi salah satu
(Muttaqin dan Sari, 2011). rujukan rumah sakit terutama untuk
Seiring dengan kemajuan ilmu pemeriksaan lanjut seperti CT-Scan dan
pengetahuan dan teknologi, modalitas konvensional, salah satu kasus yang
pencitraan radiodiagnostik mengalami sering menjadi diagnosa awal untuk
perkembangan yang sangat pesat, salah pemeriksaan CT-Scan di RSUD
satunya adalah CT-Scan. CT-Scan Kabupaten Buleleng adalah kasus batu
merupakan salah satu sarana penunjang ginjal atau yang biasa disebut dengan
penegakkan diagnosa yang nefrolitiasis. Berdasarkan pengamatan
menggunakan gabungan sinar-X dan penulis selama melakukan studi

97
observasi, tingkat kejadian kasus Tujuan penelitian untuk mengetahui
nefrolitiasis tersebut adalah sebesar 15% teknik pemeriksaan CT Stonografi
dari total pasien radiologi tiap bulan. dengan kasus nefrolitiasis di Instalasi
Pemilihan teknik scanning Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng.
menjadi penting dilakukan oleh
radiografer untuk memastikan optimisasi Metode
dosis dan kualitas citra yang dihasilkan. Jenis penelitian yang dilakukan
CT-Scan Stonografi dengan kasus dalam penulisan tugas akhir ini adalah
nefrolitiasis menggunakan modalitas penelitian kualitatif bersifat deskriptif
pesawat CT Scan Siemens Somatom Go analitik dengan pendekatan studi kasus.
Top 128 Slice dan menggunakan tahapan Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 3
scanning yaitu teknik volume atau yang orang pasien, 3 orang radiografer yang
biasa disebut dengan helical CT. Helical biasa mengerjakan CT-Stonografi, satu
CT adalah cara scanning obyek akan di- orang dokter spesialis radiologi yang
scan secara utuh sebesar daerah yang berkompetensi dalam membaca hasil
diinginkan, sehingga yang dihasilkan ekspertise CT Stonografi selama lebih
bukan slice per slice gambar tapi volume dari 5 tahun, dan satu orang dokter
data, dari volume data ini kita dapat pengirim. Penelitian ini dilakukan di
memproses potongan gambar sesuai Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten
dengan besar atau tebalnya slice atau Buleleng dilakukan mulai bulan Maret
potongan yang kita inginkan. sampai dengan bulan Juli 2022. Metode
Pemeriksaan CT Stonografi di instalasi pengambilan data dengan cara observasi,
radiologi RSUD Kabupaten Buleleng wawancara dan dokumentasi. Data
dilakukan dengan posisi pasien supine dianalisis dengan menggunakan
(head first) menggunakan slice thickness interaktif model.
5mm dan dibuat potongan irisan axial,
coronal, dan sagital. Untuk menghitung Hasil dan Pembahasan
kalsifikasi batu ginjal menggunakan 1. Paparan kasus
software Multi Planar Reconstruction Pasien 1 Tn. W umur 55th, laki-laki
(MPR) dan Measured Distance/Angle. alamat buleleng, diagnose batu ginjal
Cara penentuan ukuran batu ginjal kanan dan kiri. Pasien 2 Ny. S, umur
pada pasien CT Stonografi di Instalasi 65 tahun,perempuan alamat seririt,
Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng diagnose batu ginjal kiri. Pasien 3 Tn.
adalah biasanya dilakukan secara 3 M, umur 75 tahun, laki-laki alamat
dimensi karena untuk melihat dari kubutambahan, diagnosenyeri perut
multiplanar axial, sagital, coronal suspek batu ginjal.
sehingga kita bisa mengukur dari arah 2. Teknik pemeriksaan
antero posterior (AP), cranio caudal Persiapan pasien pada pemeriksaan
(CC), maupun laterolateralnya diambil CT Stonografi dengan indikasi batu
dari jarak yang terlebar. ginjal di Instalasi Radiologi RSUD
Berdasarkan latar belakang Kabupaten Buleleng, secara umum
tersebut diatas maka penulis tertarik ada persiapan khusus yaitu sebelum
untuk membahas masalah ini lebih lanjut pemeriksaan dilakukan pasien puasa
dan penulis tuangkan dalam tugas akhir kurang lebih 12 jam. Pasien
yang berjudul ”TEKNIK dipersilahkan untuk mengganti baju
PEMERIKSAAN CT STONOGRAFI dan celana dengan baju pasien yang
PADA KASUS NEFROLITIASIS DI telah disiapkan serta melepas benda-
INSTALASI RADIOLOGI RSUD benda yang dapat menimbulkan
Kabupaten Buleleng”. artefak (misal: ikat pinggang).
98
menggunakan posisi pasien supine
(head first) tangan pasien diatas Gambar 1. Hasil citra CT Stonografi
kepala. Scan parameter yang potongan axial, sagital, dan coronal
digunakan untuk pemeriksaan CT pasien 1, pasien 2 dan pasien 3.
Stonografi yaitu menggunakan
scanogram Abdomen AP kemudian
dibuat potongan axial, coronal, dan
sagital. Potongan coronal dan sagital
merupakan hasil reformat yang
didapat dari irisan axial tersebut. Pada
pemeriksaan CT Stonografi irisan
axial menggunakan range yaitu
diafragma sampai dengan symphisis
pubis menggunakan Length 512 mm,
Slice Thickness 10 mm, Increment 10
mm, Gantry tilt 0, kV 120 kV, mAs
240 mA, Exposure time 3,28 s,
Kernel Br40, Window width 343.
3. Alasan penggunaan slice thickness 10 Pembahasan
mm 1. Teknik Pemeriksaan CT Stonografi
Alasan digunakan slice thickness 10 Pada Kasus Nefrolitiasis Di Instalasi
mm di Instalasi Radiologi RSUD Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng
Kabupaten Buleleng yaitu karena Teknik Pemeriksaan CT Stonografi
mengikuti ketentuan sesuai protocol dilakukan dengan persiapan puasa
pemeriksaan abdomen polos dan hasil makan 8-10 jam sebelum dilakukan
gambar bisa direkonstruksi dengan pemeriksaan, tujuannya agar saluran
jumlah slice thickness yang lebih tipis pencernannya bersih dan sebelum
dari hasil yang sebelumnya. dilakukan pemeriksaan pasien
4. Prosedur penentuan batu di Instalasi meminum air putih kurang lebih 4
Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng gelas (1000 ml) hal ini bertujuan
Prosedur penentuan batu di Instalasi untuk mengisi kandung kencing agar
Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng terisi penuh. Kemudian mengentri
menggunakan teknik 3 dimensi yaitu data pasien ke computer yang
dengan cara melihat batu dari meliputi nomor RM, nomor foto,
multiplanar axial, sagital, maupun nama, jenis kelamin, orientation
coronal untuk mempermudah (head first), tanggal lahir, umur,
mengukur batu dari arah Antero diagnose, study comment (Abdomen),
Posterior (AP), Cranio Caudal (CC), dokter pengirim, dokter radiologi, dan
maupun laterolateral diambil dari nama operator. Pemeriksaan CT
jarak yang paling lebar. Stonografi pada kasus nefrolitiasis
menggunakan posisi pasien supine
5. Hasil citra CT Stonografi (head first) tangan pasien diatas
kepala. Scan parameter yang
digunakan untuk pemeriksaan CT
Stonografi yaitu menggunakan
scanogram Abdomen AP kemudian
dibuat potongan axial, coronal, dan
sagital. Potongan coronal dan sagital
merupakan hasil reformat yang
99
didapat dari irisan axial tersebut. Pada Stonografi menggunakan posisi prone
pemeriksaan CT Stonografi irisan (foot first) dengan range dimulai dari
axial menggunakan range yaitu diafragma bawah hingga symphisis
diafragma sampai dengan symphisis pubis.
pubis menggunakan Length 512 mm, Selain untuk keperluan diagnostik,
Slice Thickness 10 mm, Increment 10 pemeriksaan ini juga bertujuan untuk
mm, Gantry tilt 0, kV 120 kV, mAs memberikan pertimbangan bagi para
240 mA, Exposure time 3,28 s, klinisi untuk menentukan tindakan
Kernel Br40, Window width 343. atau treatment selanjutnya kepada
Pemeriksaan CT Stonografi di pasien, apakah perlu dilakukan
Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten operasi atau tidak. Karena hasil CT
Buleleng menggunakan teknik Scan merupakan salah satu indikasi
volume atau yang biasa disebut penunjang untuk dilakukan tindakan
helical CT, alasan digunakannya operasi atau tidak. Di samping itu CT
teknik volume ini adalah untuk Stonografi juga merupakan goal
menampilkan hasil gambaran coronal standart yang terbaru dari guidline
dan sagital menggunakan MPR urologi yang menangani untuk kasus
(Multiplanar Reconstruction). Pada batu saluran kemih, pemeriksaan ini
rekonstruksi gambar dilakukan lebih mampu untuk mendiagnosis dan
rekonstruksi gambar axial dengan menampakkan ukuran dan letak batu
slice thickness 10 mm yang pada ginjal dibandingkan dengan
selanjutnya akan diproses pada pemeriksaan radiografi
curved MPR dengan dilakukan konvensional.
tracking pada traktus urinarius dari
ginjal sampai vesika urinaria untuk Menurut Suryadinata (2009),
mendapatkan tampilan gambar axial, pemeriksaan CT Stonografi itu
coronal, dan sagital dari ginjal, ureter, sendiri memiliki keuntungan yaitu
dan vesika urinaria. Untuk CT-Scan ini dapat mendeteksi semua
pemeriksaan CT Stonografi dicetak jenis batu, khususnya batu golongan
dengan dua lembar film ukuran 14 x radioopaq (batu asam urat, xanthine)
17 inchi menggunakan Fujifilm yang dengan foto biasa memerlukan
Drypix Smart Printer. Film yang pencitraan dengan kontras, CT-Scan
pertama merupakan gambar potongan mampu dengan jelas menggambarkan
axial dan coronal dari abdomen untuk lokasi dan ukuran batu, yang sangat
melihat traktus urinarius dari penting nantinya dipakai dalam
potongan axial dan coronal, dan film menentukan prosedur terapi. Batu
yang kedua adalah hasil reformat ginjal yang berukuran kecil pun dapat
traktus urinarius dari potongan dideteksi oleh alat ini, walaupun
coronal dan sagital. Pada proses ukurannya kecil, batu ini dapat
pencetakan gambar ini dalam proses menyebabkan nyeri kolik dan
filming gambar yang dipilih yaitu sumbatan total atau parsial, batu kecil
pada hasil gambar yang terdapat batu sekalipun juga lama kelamaan akan
di ginjal maupun di ureter. membentuk batu yang lebih besar.
Dapat mendeteksi pembengkakan
Menurut Hamimi (2015), untuk ginjal yang diakibatkan oleh
persiapan pasien tidak ada persiapan sumbatan (hidronefrosis), sekaligus
khusus kecuali mengisi kandung menilai derajat hidronefrosis.
kemih agar penuh dengan meminum
air putih. Positioning pasien CT
100
2. Alasan pemilihan slice thickness 10 Cara penentuan ukuran batu
mm pada teknik pemeriksaan CT ginjal biasanya dilakukan pada
Stonografi pada kasus Nefrolitiasis Di potongan axial, coronal, sagital
Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten tergantung dari besarnya ukuran batu
Buleleng ginjal tersebut. Prosedur penentuan
ukuran batu ginjal biasanya dilakukan
Alasan digunakannya slice tracking pada daerah ginjal sampai
thickness 10 mm karena agar hasil tractus urinarius, yang bertujuan
gambar bisa direkonstruksi dengan untuk menentukan posisi letak batu
jumlah slice thickness yang tipis dari dan melihat ukuran batu yang paling
hasil yang sebelumnya. Pada besar. Dari segi CT-scan teknik
prinsipnya diperlukan slice thickness pengukuran batu ginjal itu bisa dilihat
yang terkecil agar batu sekecil apapun secara 3 dimensi karena untuk
dapat dilihat atau tampak pada melihat dari multiplanar axial, sagital,
pemeriksaan ini dan spatial resolusi coronal sehingga kita bisa mengukur
yang dihasilkan cukup baik. Apabila dari arah antero posterior (AP), cranio
digunakan rekonstruksi gambar maka caudal (CC), maupun laterolateralnya
menggunakan slice thickness 0,0625 diambil dari jarak yang terlebar
mm. Meskipun pada alat CT-Scan menggunakan software “Measured
tersedia menu protocol ketebalan Distance/Angle” dengan cara :
irisan atau slice thickness hingga 10.0 a. menggunakan irisan axial kemudian
mm. direformat menghasilkan irisan
Menurut Nelson (2013), coronal, sagital.
pemeriksaan CT Scan Stonografi b. masing-masing irisan yang terdapat
menggunakan pesawat Siemens batu yang paling besar diukur
Sensation 64 menggunakan slice menggunakan software “Measured
thickness 3 mm. Distance/Angle” sehingga
Menurut Bushberg (2003), Slice dihasilkan A1 dan A2. A1
thickness adalah tebalnya irisan atau merupakan garis bagian atas,
potongan dari obyek yang diperiksa. sedangkan A2 merupakan garis
Nilainya dapat dipilih antara 1 mm – bagian bawah.
10 mm sesuai dengan keperluan c. pengukuran batu tersebut dengan
klinis. Slice thickness yang tebal akan cara melakukan perhitungan
menghasilkan gambaran dengan pengurangan A1-A2 sehingga
detail yang rendah sebaliknya didapatkan hasil ukuran batu nya.
dengan slice thickness yang tipis akan
menghasilkan gambaran dengan Menurut Brisbane (2011),
detail yang tinggi. Slice mengukur menggunakan nilai
thickness yang tebal akan Hounsfield Unit (HU) adalah cara
menimbulkan gambaran yang pengukuran atenuasi. Hounsfield Unit
mengganggu seperti garis-garis dan batu dapat menunjukkan jenis batu,
apabila slice thickness terlalu tipis komposisi batu karena jumlah radiasi
akan menghasilkan noise yang tinggi. yang terserap berbeda beda. Batu asam
urat biasanya 200–400 HU, sedangkan
3. Cara penentuan ukuran batu ginjal batu kalsium oksalat adalah 600–1.200
pada pasien CT Stonografi Di HU.
Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten
Buleleng Simpulan

101
1. Teknik Pemeriksaan CT Stonografi Louis Philadelphia: CV Mosby
dilakukan dengan persiapan puasa Company. 2001.
makan 12 jam sebelum dilakukan
Brisbane (2016). An overview of kidney
pemeriksaa. Pemeriksaan CT
stone imaging techniques.
Stonografi pada kasus nefrolitiasis
menggunakan posisi pasien supine Bushberg, J.T. The Essential Physics Of
(head first) tangan pasien diatas Medical Imaging, Second Edition.
kepala. Scan parameter yang Philadelphia USA: Lippincot
digunakan untuk pemeriksaan CT Williams Wilkins. 2003.
Stonografi yaitu menggunakan
GE Healthcare (2018), Aplikasi Software CT
range yaitu diafragma sampai
Scan, www.modalitas-ct-scan-
dengan symphisis pubis software.
2. menggunakan Length 512 mm, Slice
Thickness 10 mm, Increment 10 mm, Hamimi, A., & El Azab, M. MSCT renal
Gantry tilt 0, kV 120 kV, mAs 240 stone protocol; Dose penalty and
mA, Exposure time 3,28 s, Kernel influence on management decision of
Br40, Window width 343, patients: Is it really worth the
menggunakan topogram Abdomen radiation dose? Egyptian Journal of
AP. Radiology and Nuclear Medicine,
47(1),319–324.
3. Alasan pemilihan slice thickness 10
mm pada teknik pemeriksaan CT Haryono, Rudy. Keperawatan Medikal
Stonografi pada kasus nefrolitiasis di Bedah: Sistem Perkemihan.
Instalasi Radiologi RSUD Yogyakarta: Rapha Pubhlishing.
Kabupaten Buleleng agar hasil 2013.
gambar bisa direkonstruksi dengan
jumlah slice thickness yang tipis dari Joffe, 2003, Servaes, S, Okon S, Horowitz.
M, 2003;23:1441-1455
hasil yang sebelumnya.
Multidetectorrow CT Urography In
4. Cara penentuan ukuran batu ginjal The Evaluation Of Hematuria,
pada pasien CT Stonografi Di RadioGraphics.
Instalasi Radiologi RSUD
Kabupaten Buleleng adalah biasanya Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. Gangguan
dilakukan secara 3 dimensi karena Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan
untuk melihat dari multiplanar axial, Keperawatan Medikal bedah. Jakarta
sagital, coronal sehingga kita bisa : Salemba medika.2011.
mengukur dari arah antero posterior Rasad, Sjariar. Radiologi Diagnostik. Jakarta
(AP), cranio caudal (CC), maupun : Balai Penerbit FK UI. 2009.
laterolateralnya diambil dari jarak
yang terlebar. Seeram, Euclid. Computed Tomography
Physical Principles, Clinical
Applications, and Quality Control.
Daftar Pustaka Second Edition. USA: W.B Saunders
Company. 2001.
Ballinger, P. W. Merrill’s Atlas Radiography
Positions and Radiologic. Prosedures, Soeparman,D. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2.
Vol II Ninth Edition. Saint Luis USA : Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2001.
The CV. Mosby Company. 1999.
Syaifuddin,. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa
Bontrager, Kenneth. L. Text Book Of Perawat. Jakarta: EGC. 2006.
Radiographic Positioning And
Related Anatomi, Fifth Edition. St.
102
Wibowo S, Daniel. Anatomi Tubuh Manusia.
Jakarta: PT Grasindo. 2005.

Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi


2, Jakarta : EGC.2004.

Suryadinata, 2009; Penggunaan CT-Scan


untuk Diagnosis Batu Saluran Kemih.

McTavish JD, Jinzaki M, Zou KH,


2002;225:783– 90; Multi-detector row
CT urography: comparison of
strategies for depicting the normal CT
urography: comparison of strategies
for depicting the normal urinary
collecting system. Radiology

103

You might also like