Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
selama lima tahun terakhir didominasi oleh Indikator pada domain sumber daya ikan
Ikan Lemuru dengan jumlah produksi yang digunakan sebagai acuan dalam
3.336,895 ton (PPI Kedonganan, 2019). Hasil penelitian yaitu, Catch per unit effort (CPUE)
produksi ikan akan memengaruhi kelimpahan baku, tren ukuran ikan, proporsi ikan yuwana
sumber daya ikan. Dengan ini pengelolaan yang ditangkap, komposisi spesies, range
perikanan perlu dilakukan dengan tepat agar collapse, dan ETP (Endangered Threatened
sumber daya ikan dapat bermanfaat bagi Protected species). Perangkat indikator
makhluk hidup secara berkelanjutan. tersebut sebagai alat monitoring dan evaluasi
Pengoptimalan terhadap sumber daya untuk mengetahui penilaian status ikan pelagis
ikan dapat dilakukan dengan pendekatan kecil yang didaratkan di PPI Kedonganan.
melakukan pengelolaan pada perikanan yang Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini
berbasis ekosistem atau EAFM (Ecosystem penting dilakukan agar dapat memberikan
Approach to Fisheries Management). EAFM saran pengelolaan terhadap perikanan pelagis
secara sederhana sebagai konsep dalam kecil yang didaratkan di PPI Kedonganan
meyeimbangkan antara sosial ekonomi dengan dengan pendekatan ekosistem.
pengelolaan perikanan yang dilakukan dengan
mempertimbangkan seluruh aspek mulai dari 2. METODOLOGI
biotik dan abiotik. Dalam pelaksanaan
penerapan EAFM terdapat 6 domain salah 2.1 Waktu Penelitian dan Lokasi Penelitian
satunya yaitu domain sumber daya ikan,
dimana masing-masing domain terdapat Penelitian berlokasi di PPI Kedonganan,
indikator (NWG EAFM, 2014). Bali dari Bulan Januari hingga Maret 2021
dengan 6 kali pengambilan sampel.
Gambar 1.
Peta Lokasi Penelitian di PPI Kedonganan
Tabel 1. Kriteria dan Bobot Domain Sumber Daya Ikan dalam EAFM
No. Indikator Jenis Data Kriteria Bobot
(%)
1. Ukuran Ikan Observasi 1 = ikan yang ditangkap semakin kecil 33,3
Wawancara 2 = ikan yang ditangkap relatif tetap
3 = ikan yang ditangkap semakin besar
2. Proporsi Observasi 1 = banyak sekali ikan yuwana (> 60%) 25
Ikan 2 = banyak ikan yuwana (30 - 60%)
Yuwana 3 = sedikit ikan yuwana (<30%)
yang
tertangkap
3. Komposisi Observasi 1 = ikan utama lebih sedikit (< 15% dari total 16,7
Spesies Wawancara volume)
2 = ikan utama sama dengan ikan sampingan(16-
30% dari total volume)
3 = ikan utama lebih banyak (> 31 % dari total
volume)
4. Range Wawancara 1 = daerah penangkapan menjadi sangat jauh 16,7
Collapse 2 = daerah penangkapan jauh
3= daerah penangkapan relative tetap jaraknya
(3)
2.2.2 Analisis Data
Keterangan :
1. Tren Ukuran Ikan Pcy = proporsi yuwana yang ditangkap
Sebaran frekuensi ukuran panjang ikan (%).
dapat menggunakan rumus sebagai berikut Cyi = ikan yuwana yang ditangkap (ton).
(Sudjana, 2002). Ctot = total hasil ikan (ton).
(1) (Sumber: NWG EAFM, 2014).
3.2 Tren Ukuran Ikan ikan lemuru dengan rata-rata 13,0 cm. Hasil
penelitian ini mengalami penurunan sebesar
Hasil tren ukuran ikan pada saat 0,7 cm dari ukuran ikan lemuru tahun 2018.
pengambilan data terdapat perbedaan dengan Hal tersebut menggambarkan bahwa ikan
tren ukuran kan pada penelitian tahun 2018. lemuru masih dalam kategori tidak jauh
Penelitian yang dilakukan oleh Pertami (2018) berbeda atau relatif tetap dari tahun-tahun
didapat ikan lemuru dengan rata-rata ukuran sebelumnya.
13,7 cm sedangkan pada penelitian ini didapat
Berdasarkan hasil wawancara yang telah ukuran ikan semakin kecil dan 10% yang
dilakukan, terdapat 80% responden yang menyatakan bahwa ukuran ikan semakin
menyatakan ukuran ikan dari tahun ke tahun bertambah besar. Panjang total minimum yang
relatif tetap dikarenakan daerah penangkapan didapat yaitu 11,5 cm dan panjang maksimum
ikan masih sama seperti daerah penangkapan 14,5 cm. Ikan lemuru yang tertangkap masuk
pada tahun-tahun sebelumnya yaitu berada di ke dalam golongan ikan portolan yang
perairan Kedonganan, Kuta, dan Ungasan. memiliki ukuran panjang 11-15 cm (Merta,
Kemudian, terdapat 10% yang menyatakan 1992).
Semakin Semakin
Besar Kecil
10% 10%
Relatif Tetap
80%
Semakin Kecil Relatif Tetap Semakin Besar
Gambar 2.
Persentase Tren Ukuran Ikan
ECOTROPHIC • 15(2): 236-246 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395 240
ECOTROPHIC • VOLUME 15 NOMOR 2 TAHUN 2021 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395
0%
Semakin Sulit
43%
Relatif Tetap
57% Semakin Mudah
Gambar 3.
Range Collapse Sumber Daya Ikan
Hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya ikan target yaitu ikan Lemuru.
daerah tangkapan ikan lemuru masih tergolong Berdasarkan hasil yang didapat, indikator ETP
relatif tetap dari daerah penangkapan tahun- (Endangered, Threatened, dan Protected)
tahun sebelumnya. Namun nelayan juga tetap
berpindah lokasi untuk mendapatkan hasil yag 3.6 Penilaian Status Domain Sumber
maksimal. Perubahan daerah tangkapan Daya Ikan Lemuru
dipengaruhi oleh faktor utama sifat ikan Hasil dari penilaian setiap indikator
lemuru yang hidupnya beruaya. Ruaya EAFM pada Domain Sumberdaya Ikan
merupakan perpindahan ikan karena adanya kemudian divisualisasikan dalam bentuk flag
kepentingan untuk melakukan proses modeling. Terdapat 3 warna dari hasil
reproduksi, kepentingan mencari makan dan penilaian domain sumber daya ikan.
ruaya terjadi karena perubahan lingkungan Berdasarkan hasil penilaian EAFM dengan
perairan (Himelda et al., 2011). indikator yang divisualisasikan dengan flag
modelling didapat bahwa dua indikator
3.5 Spesies ETP (Endangered, Threatened, diantaranya komposisi spesies dengan hasil
and Protected) proporsi ikan target lebih banyak dan spesies
Spesies ETP (Endangered, Threatened, ETP dengan hasil tidak ada spesies ETP yang
dan Protected) merupakan spesies yang ditemukan ataupun tertangkap, sehingga flag
dilindungi. Hasil observasi secara langsung modeling berwarna hijau. Indikator tren
dan wawancara selama penelitian ukuran ikan dengan hasil ukuran ikan dari
menunjukkan bahwa didapat ikan Lemuru tahun ke tahun relatif tetap dan hasil range
yang merupakan ikan target dengan nama collapse relatif tetap sehingga flag modelling
ilimiah Sardinella lemuru. Berdasarkan status berwarna kuning. Indikator proporsi ikan
IUCN ikan lemuru masuk kedalam status Near yuwana berwarna merah karena ikan target
Threatened (NT) atau hampir terancam punah. yang didapat merupakan ikan yang belum
Kemudian pada penilaian status konservasi matang gonad. Berdasarkan hasil penilaian
CITES, Ikan Lemuru termasuk dalam status EAFM dengan indikator yang dimodifikasi
(Not Evaluated) sehingga tidak masuk didapatkan nilai komposit sebesar 66,7 dengan
kedalam daftar CITES (tidak adanya spesies visualisasi flag modelling berwarna hijau
ETP yang tertangkap ataupun terlihat saat muda. Hal ini menandakan bahwa PPI
nelayan melaut. Nelayan menyatakan tidak Kedonganan memiliki status sumber daya ikan
adanya spesies ETP yang ditemukan karena yang baik dalam penerapan EAFM pada
daerah tangkapan tidak terlalu jauh dari pesisir Domain Sumber Daya Ikan.
dan pada saat itu musim ikan yang terlihat
Nilai Komposit EAFM untuk PPI penangkapan maupun ukuran alat tangkap
Kedonganan memiliki status baik dengan flag yang digunakan.
modelling berwarna hijau muda. Setiap PPI Kedonganan yang perairanya
indikator memiliki pengaruh dan peranan yang berada pada WPP 573 sebagai mana
saling berkaitan dalam pelaksanaan dijelaskan bahwa WPP atau Wilayah
pengelolaan perikanan. Dari hasil penilaian Pengelolaan Perikanan merupakan bass data
yang didapat akan menghasilkan saran dalam bagi tata kelola perikanan Indonesia yang
upaya tidak lanjut untuk perbaikan dalam dapat dijadikan kawasan implementasi
implementasi EAFM. Indikator proporsi ikan pendekatan ekosistem dalam pengelolaan
yuwana mendapat nilai sangat buruk dengan perikanan berkelanjutan. Kaijan terkait
warna merah, hal ini diakibatkan oleh penilaian status pada Domain Sumber Daya
penangkapan yang tidak tepat baik dari waktu Ikan pada wilayah WPP-RI lainnya dapat
dilihat pada Tabel 6.
Perairan Pantai Kedonganan termasuk aktivitas penangkapan dan target sumber daya
ke dalam pengelolaan pemanfaatan sumber (NWG, 2014). Saran pengelolaan yang dapat
daya ikan dalam kondisi baik. Seperti halnya diberikan dalam pengelolaan pendekatan
pada WPP 573 di Perairan Selat Lombok, ekosistem pada Domain Sumber Daya Ikan di
WPP 715 di perairan Pulau Morotai dan Raja PPI Kedonganan adalah sebagai berikut:
Ampat yang tergolong ke dalam kondisi baik 1. Pengawasan dan edukasi terhadap
pada domain sumber daya ikan. Lebih lanjut proporsi ikan yang ditangkap agar
pada WPP 718 di Kepulauan Aru tergolong kedepannya tidak tertangkap lagi ikan
ke dalam kondisi yang sangat baik. Berbeda yang belum matang gonad (yuwana)
halnya dengan penelitian Puansalaing (2021) seperti pembatasan terhadap jadwal
pada WPP 716 di perairan Sulawesi status kegiatan nelayan sesuai dengan musim
pengelolaan sumber daya ikan ditandai dengan penangkapan. Sebaiknya dilakukan
flag modelling berwarna kuning yang perbaikan perubahan ukuran mata jaring
mengindikasikan pengelolaan pemanfaatan yang digunakan agar ikan dapat
sumber daya ikan tergolong sedang. Budiarto tertangkap pada kematangan gonad yang
(2015) melaporkan status pengelolaan tepat. Sehingga perikanan khususnya ikan
perikanan di WPP 712 tergolong buruk. lemuru dapat dimanfaatkan secara
Perairan dengan flag modelling berwarna hijau berkelanjutan. Atas dasar tersebut
muda hingga hijau telah menjalankan pemerintah dapat mengeluarkan peraturan
pengelolaan EAFM dengan baik. Seperti mengenai ukuran mata jaring yang dapat
halnya di perairan Raja Ampat dan Kepulauan digunakan.
Aru menerapkan pengelolaan mainting 2. Pengawasan dan edukasi terkait
strategy dengan mempertahankan dan menjaga eksploitasi ikan untuk mewujudkan
status kondisi yang telah ada dan didukung perikanan yang berkelanjutan. Seperti
dengan tindakan tegas terhadap penggunakan halnya hasil dari range collapse sumber
alat tangkap terlarang (Mulyana, 2018). daya ikan relatif tetap dari tahun ke tahun,
Perbedaan status pada setiap daerah namun dalam penangkapan ikan yang
dikarenakan adanya perbedaan situasi dalam dilakukan terjadi perpindahan lokasi
pengelolaan sumber daya ikan. penangkapan. Hal ini dapat diindikasikan
adanya penurunan kondisi perairan dan
3.7 Saran Pengelolaan pada Domain perikanan akibat eksploitasi yang terus-
Sumber Daya Ikan di PPI menerus. Dalam hal ini peran pemerintah
Kedonganan dan kelompok nelayan sangat
Pengelolaan perikanan bertujuan untuk berpengaruh terhadap keberlanjutan
memenuhi tujuan dalam mencapai tujuan perikanan yang didaratkan di PPI
sosial dan kebutuhan manusia dalam pangan Kedonganan, khususnya ikan lemuru
dan manfaat ekonomi melalui tindakan (Sardinella lemuru).
pengelolaan yang menitikberatkan pada
ECOTROPHIC • 15(2): 236-246 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395 244
ECOTROPHIC • VOLUME 15 NOMOR 2 TAHUN 2021 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395