You are on page 1of 11

Penilaian Status Domain Sumber Daya Ikan Lemuru...

[Ni Ketut Tika Suariningsih, dkk]

PENILAIAN STATUS DOMAIN SUMBER DAYA IKAN LEMURU


DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM YANG DIDARATKAN DI PPI
KEDONGANAN, BALI

Ni Ketut Tika Suariningsih*, I Wayan Restu, Made Ayu Pratiwi


Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana
*Email: tika.1ningsih@gmail.com

ABSTRACT

STATUS ASESSMENT OF LEMURU FISH RESOURCES DOMAIN


BASED ON THE ECOSYSTEM APPROACH AT PPI KEDONGANAN,
BALI
PPI Kedonganan is a fish landing base located in Kedonganan Village, Kuta District,
Badung Regency. One of the fish commodities that landed at PPI Kedonganan is Lemuru Fish
(Sardinella lemuru). The high rate of catching Lemuru must be balanced with proper
management so that Lemuru Fish Resources remain sustainable. This study was conducted to
determine the status of the utilization of Lemuru fish resources. The study was conducted from
January 2021 to March 2021. Data collection was carried out by observation and interviews.
Data analysis of each indicator was carried out using a multi-criteria analysis approach with
composite index assessment and visualization by flag model. Indicators were observed the trends
of fish size, the proportion of juvenile fish were caught, the species composition, range collapse
of fish resources, Endangered, Threatened, and Protected species. The status assessment of the
Lemuru resource domain which landed at PPI Kedonganan is in the good category with a
composite value of 66.7. Results of the trend indicators of fish size is relatively fixed, the
proportion of fish juvenile caught about 90%, the composition of species caught was 100% of
the target fish i.e, lemuru that caught by using gill net, range collapse of fish resources as much
as 57% of fishermen expressed relatively fixed in looking for fishing grounds, and ETP species
not found.
Keywords: EAFM; Lemuru Fish; Fisheries Management; PPI Kedonganan.

dan lemuru (Sardinella sp.) yang mempunyai


1. PENDAHULUAN nilai ekonomis tinggi, sehingga banyak
ditangkap (PPNP, 2014).
Ikan pelagis hidup berada pada kolom Kelurahan Kedonganan merupakan salah
perairan, memiliki ciri hidup bergerombol. satu wilayah yang memiliki Pangkalan
Ciri lain dari ikan pelagis yaitu dapat berenang Pendaratan Ikan (PPI) yang berada pada
bebas sehingga dapat bermigrasi mendekati (Pratiwi et al., 2020). Potensi perikanan yang
permukaan perairan. Ikan pelagis kecil didaratkan di PPI Kedonganan memiliki
memiliki peranan penting sebagai elemen peluang yang besar bagi pengguna
dalam ekosistem yaitu memiliki peranan pemanfaatannya. Pemanfaatan sumber daya
penting dalam tingkatan trofik atas dan bawah ikan dapat memberikankan manfaat kepada
distruktur trofik (Freon et al., 2005). Sumber pelaku usaha secara ekonomi dan memberikan
daya ikan pelagis kecil contohnya, ikan teri dampak eksternalitas yang positif ataupun
(Stolephorus indicus), japuh (Dussumieria negatif (Desniarti et al., 2006). Data produksi
spp), siro (Amblygaster sirm), layang dari UPT Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
(Decapterus sp.), kembung (Rastrellinger spp) Kedonganan, ikan pelagis kecil dominan

ECOTROPHIC • 15(2): 236-246 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395 236


ECOTROPHIC • VOLUME 15 NOMOR 2 TAHUN 2021 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395

selama lima tahun terakhir didominasi oleh Indikator pada domain sumber daya ikan
Ikan Lemuru dengan jumlah produksi yang digunakan sebagai acuan dalam
3.336,895 ton (PPI Kedonganan, 2019). Hasil penelitian yaitu, Catch per unit effort (CPUE)
produksi ikan akan memengaruhi kelimpahan baku, tren ukuran ikan, proporsi ikan yuwana
sumber daya ikan. Dengan ini pengelolaan yang ditangkap, komposisi spesies, range
perikanan perlu dilakukan dengan tepat agar collapse, dan ETP (Endangered Threatened
sumber daya ikan dapat bermanfaat bagi Protected species). Perangkat indikator
makhluk hidup secara berkelanjutan. tersebut sebagai alat monitoring dan evaluasi
Pengoptimalan terhadap sumber daya untuk mengetahui penilaian status ikan pelagis
ikan dapat dilakukan dengan pendekatan kecil yang didaratkan di PPI Kedonganan.
melakukan pengelolaan pada perikanan yang Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini
berbasis ekosistem atau EAFM (Ecosystem penting dilakukan agar dapat memberikan
Approach to Fisheries Management). EAFM saran pengelolaan terhadap perikanan pelagis
secara sederhana sebagai konsep dalam kecil yang didaratkan di PPI Kedonganan
meyeimbangkan antara sosial ekonomi dengan dengan pendekatan ekosistem.
pengelolaan perikanan yang dilakukan dengan
mempertimbangkan seluruh aspek mulai dari 2. METODOLOGI
biotik dan abiotik. Dalam pelaksanaan
penerapan EAFM terdapat 6 domain salah 2.1 Waktu Penelitian dan Lokasi Penelitian
satunya yaitu domain sumber daya ikan,
dimana masing-masing domain terdapat Penelitian berlokasi di PPI Kedonganan,
indikator (NWG EAFM, 2014). Bali dari Bulan Januari hingga Maret 2021
dengan 6 kali pengambilan sampel.

Gambar 1.
Peta Lokasi Penelitian di PPI Kedonganan

spesies hasil tangkapan, dan spesies ETP


2.2 Teknik dan Pengumpulan Data (Endangered, Threatned, and Protection).
Kriteria dan bobot penilaian pada setiap
2.2.1 Pengukuran Indikator indikator memiliki penilaian yang berbeda
Indikator yang diamati yaitu komposisi (Modifikasi dari NWG EAFM, 2014).
ikan yuwana yang ditangkap, tren ukuran ikan,
range collapse sumber daya ikan, komposisi

237 ECOTROPHIC • 15(2): 236-246 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395


Penilaian Status Domain Sumber Daya Ikan Lemuru... [Ni Ketut Tika Suariningsih, dkk]

Tabel 1. Kriteria dan Bobot Domain Sumber Daya Ikan dalam EAFM
No. Indikator Jenis Data Kriteria Bobot
(%)
1. Ukuran Ikan Observasi 1 = ikan yang ditangkap semakin kecil 33,3
Wawancara 2 = ikan yang ditangkap relatif tetap
3 = ikan yang ditangkap semakin besar
2. Proporsi Observasi 1 = banyak sekali ikan yuwana (> 60%) 25
Ikan 2 = banyak ikan yuwana (30 - 60%)
Yuwana 3 = sedikit ikan yuwana (<30%)
yang
tertangkap
3. Komposisi Observasi 1 = ikan utama lebih sedikit (< 15% dari total 16,7
Spesies Wawancara volume)
2 = ikan utama sama dengan ikan sampingan(16-
30% dari total volume)
3 = ikan utama lebih banyak (> 31 % dari total
volume)
4. Range Wawancara 1 = daerah penangkapan menjadi sangat jauh 16,7
Collapse 2 = daerah penangkapan jauh
3= daerah penangkapan relative tetap jaraknya

5. Spesies ETP Observasi 1 = > 1 tangkapan spesies ETP 8,3


(Endangered Wawancara 2 = jumlah tangkapan spesies ETP 1
species, 3 = jumlah tangkapan spesies ETP 0 atau tidak ada
Threatned
species, and
Protection
species)

(3)
2.2.2 Analisis Data
Keterangan :
1. Tren Ukuran Ikan Pcy = proporsi yuwana yang ditangkap
Sebaran frekuensi ukuran panjang ikan (%).
dapat menggunakan rumus sebagai berikut Cyi = ikan yuwana yang ditangkap (ton).
(Sudjana, 2002). Ctot = total hasil ikan (ton).
(1) (Sumber: NWG EAFM, 2014).

(2) 3. Komposisi Spesies


Keterangan : Komposisi spesies dapat dicari dengan
K = Jumlah kelas. rumus :
n = Jumlah data. (4)
C = Selang kelas.
W = Panjang selang (Pmaksimum – Range Collapse Sumber Daya Ikan
Pminimum). Penentuan range collapse sumber daya
2. Proporsi Ikan Yuwana yang Ditangkap ikan diapat berdasarkan hasil wawancara
Proporsi ikan yuwana dapat dicari dengan dengan nelayan terkait kondisi daerah
jumlah ikan yuwana yang tertangkap dibagi penangkapan ikan untuk mengetahui
jumlah total hasil tangkapan ikan dari apakah terjadi perubahan daerah
seluruh alat tangkap. Menurut NWG penangkapan ikan (fishing ground) yang
EAFM (2014) rumus untuk menghitung mengakibatkan semakin sulit nelayan untuk
proporsi ikan yuwana adalah sebagai menangkap ikan atau sebaliknya.
berikut:
ECOTROPHIC • 15(2): 236-246 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395 238
ECOTROPHIC • VOLUME 15 NOMOR 2 TAHUN 2021 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395

4. Spesies ETP indikator. Menurut NWG EAFM (2014)


Untuk mengetahui kondisi ataupun rumus yang digunakan adalah:
keadaaan dari Spesies ETP (Endangered, (5 )
Threatned, and Protection) ini dapat
dilakukan dengan observasi pengamatan di Keterangan :
lapangan saat penelitian dilakukan serta Cat ke i = Nilai ke-i
hasil dari wawancarai dengan nelayan. Sat ke i = Skor ke-i
W ke i = Bobot ke-I (bobot
2.2.3 Analisis Penilaian EAFM sudah ditetapkan)
Berdasarkan Modul NWG EAFM (Andrianto, dkk.,2014)
(2014) untuk analisis penilaian dalam 3. Nilai Komposit
menentukan hasil EAFM terdiri dari tiga tahap Menurut NWG EAFM (2014) menghitung
sebagai berikut: nilai komposit menggunakan rumus sebagai
1. Menilai Setiap Indikator berikut:
Penilaian menggunakan skor yang memiliki (6)
nilai 1,2,3 kemudian disesuaikan dengan
kriteria penilaian masing-masing indikator.
Penelitian ini berfokus pada 5 idikator.
Kriteria penilaian dapat dilihat pada Keterangan :
Tabel 1. Cat ke i = Nilai indeks total
2. Nilai Indeks semua indikator
Nilai indeks diperoleh dengan mengalikan Cat maximum = Nilai indeks total
nilai skor dengan bobot dari setiap maksimum
(Andrianto, dkk., 2014)

Tabel 2. Penggolongan Nilai Indeks Komposit dan Visualisasi Model Bendera


Rentang Nilai Komposit Model Bendera Deskripsi
1-20 Buruk
21-40 Kurang
41-60 Sedang
61-80 Baik
81-100 Baik Sekali

pantai yaitu struktur pasir berwarna putih dan


3. HASIL DAN PEMBAHASAN memiliki ombak yang sedang.
Kondisi sumber daya perikanan lemuru
3.1 Kondisi Sumber Daya Ikan Lemuru yang didaratkan di PPI Kedonganan pada 5
di PPI Kedonganan tahun terakhir mengalami penurunan di tahun
2017. Berdasarkan informasi dari nelayan
Pantai Kedonganan merupakan salah penurunan tersebut diduga karena curah hujan
satu pantai yang memiliki pelabuhan yang tinggi selama beberapa waktu yang
perikanan tipe D yang memafaatkan sumberd panjang sehingga nelayan tidak dapat
aya ikan di wilayah pengelolaan (WPP) RI melakukan penangkapan ikan dan
573 yaitu Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) mengakibatkan musim paceklik bagi para
Kedonganan. Nelayan yang mendaratkan ikan nelayan. Hasil produksi sumberdaya ikan yang
di PPI Kedonganan sebagian besar berasal dari didaratkan di PPI kedonganan selama 5 tahun
Banyuwangi namun sudah menetap dan terdiri dari berbagai macam spesies ikan yang
tinggal di Desa Kedonganan. PPI Kedonganan terdiri dari ikan pelagis besar dan kecil.
sebagai pendaratan ikan memiliki karakteristik
239 ECOTROPHIC • 15(2): 236-246 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395
Penilaian Status Domain Sumber Daya Ikan Lemuru... [Ni Ketut Tika Suariningsih, dkk]
Berdasarkan data produksi PPI Kedonganan dari hasil produksi sumberdaya ikan selama 5
tahun 2020, ikan lemuru sebagai ikan dominan tahun terakhir.

Tabel 3. Data Hasil Produksi Sumberdaya Ikan di PPI Kedonganan

Jumlah Produksi Seluruh Jumlah Produksi Ikan


Tahun
Ikan (Ton) Lemuru (Ton)
2016 4.087,520 1.302,958
2017 2.195,800 106,180
2018 4.740,690 127,396
2019 6.429,720 870,780
2020 5.304,390 929,581

3.2 Tren Ukuran Ikan ikan lemuru dengan rata-rata 13,0 cm. Hasil
penelitian ini mengalami penurunan sebesar
Hasil tren ukuran ikan pada saat 0,7 cm dari ukuran ikan lemuru tahun 2018.
pengambilan data terdapat perbedaan dengan Hal tersebut menggambarkan bahwa ikan
tren ukuran kan pada penelitian tahun 2018. lemuru masih dalam kategori tidak jauh
Penelitian yang dilakukan oleh Pertami (2018) berbeda atau relatif tetap dari tahun-tahun
didapat ikan lemuru dengan rata-rata ukuran sebelumnya.
13,7 cm sedangkan pada penelitian ini didapat

Tabel 4. Perbandingan Ukuran Ikan Lemuru


Sumber Lokasi Ukuran Rata-rata (cm)
Nyoman Dati Pertami Selat Bali (Perairan Jimbaran) 13,7
(2018)
Penelitian ini (2021) Perairan Jimbaran, Kedonganan, Kuta, 13,0
Ungasan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah ukuran ikan semakin kecil dan 10% yang
dilakukan, terdapat 80% responden yang menyatakan bahwa ukuran ikan semakin
menyatakan ukuran ikan dari tahun ke tahun bertambah besar. Panjang total minimum yang
relatif tetap dikarenakan daerah penangkapan didapat yaitu 11,5 cm dan panjang maksimum
ikan masih sama seperti daerah penangkapan 14,5 cm. Ikan lemuru yang tertangkap masuk
pada tahun-tahun sebelumnya yaitu berada di ke dalam golongan ikan portolan yang
perairan Kedonganan, Kuta, dan Ungasan. memiliki ukuran panjang 11-15 cm (Merta,
Kemudian, terdapat 10% yang menyatakan 1992).

Semakin Semakin
Besar Kecil
10% 10%

Relatif Tetap
80%
Semakin Kecil Relatif Tetap Semakin Besar

Gambar 2.
Persentase Tren Ukuran Ikan
ECOTROPHIC • 15(2): 236-246 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395 240
ECOTROPHIC • VOLUME 15 NOMOR 2 TAHUN 2021 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395

Ikan lemuru pada penelitian ini


3.3 Komposisi Spesies yang Tertangkap
termasuk kedalam golongan protolan. Hal ini
disebabkan karena memiliki rentang ukuran Berdasarkan hasil pengamatan secara
115 -145 mm dan alat tangkap yang digunakan observasi didapat yaitu sebanyak 100% ikan
berupa gill net dengan ukuran 1 inci. target Lemuru (Sardinella lemuru). Selain
Berdasarkan hasil wawancara tren ukuran ikan melakukan observasi secara langsung,
lemuru memiliki ukuran yang relatif tetap. pengambilan data juga dilakukan dengan
Penelitian dilakukan oleh Putra et al., (2020) wawancara kepada nelayan menggunakan
di perairan Selat Bali, nilai FL ikan lemuru kuisioner yang terdiri dari 3 pertanyaan sesuai
yang didapat berukuran panjang 120-149 mm dengan kriteria skorsing pada indikator
dengan sebaran frekuensi paling tinggi pada komposisi spesies. Dari hasil wawancara yang
selang kelas panjang 135-137. Hasil penelitian dilakukan seluruh responden, proporsi ikan
Pertami et al., (2018) menyatakan nilai rerata utama memiliki persentase lebih besar dari
ukuran ikan lemuru pada penelitian di perairan ikan sampingan (bycatch). Jenis alat tangkap
Selat Bali memiliki ukuran 137 mm. Kondisi yang digunakan dapat memengaruhi proporsi
ini mendakan bahwa ukuran panjang ikan ikan. Sehingga berdasarkan persentase
yang didaratkan di PPI Kedonganan relatif tersebut didominasi oleh ikan target yaitu ikan
tetap atau tidak jauh berbeda dari ukuran Lemuru. Dengan ini skor yang didapat dari
penelitian sebelumnya yang dilakukan pada indikator komposisi spesies adalah 3. Hal ini
perairan Selat Bali. dikarenakan nelayan menggunakan alat
tangkap gillnet (jaring insang) dengan ukuran
3.2 Proporsi Ikan Yuwana yang 1 inci. Jaring insang adalah alat tangkap pasif
Tertangkap yang dapat digunakan sebagai alat
penangkapan untuk sumberdaya ikan pelagis,
Ikan yuwana merupakan ikan yang
dimana target utamanya yaitu ikan pelagis
belum matang gonad atau belum dapat
kecil (Pratiwi et al., 2020). Hasil tangkapan
melakukan proses pemijahan. Ikan lemuru
dari suatu alat tangkap yang didominasi oleh
betina matang gonad memiliki panjang
ikan target menunjukkan bahwa alat tangkap
berkisar 17,64-18,30 cm dan ikan lemuru
tersebut selektif (Adel, 2017). Hal ini sejalan
jantan memiliki panjang berkisar 17,99-18,50
dengan pernyataan Sudirman et al. (2004),
cm (Pertami et al., 2018). Hasil yang didapat
selektifitas tinggi pada alat tangkap terjadi
yaitu 100% dari total tangkapan nelayan, ikan
apabila suatu alat tangkap hanya menangkap
yang tertangkap termasuk ikan yuwana
target spesies dengan ukuran tertentu.
(juvenile). Hasil tangkapan tersebut
menandakan bahwa status sumber daya ikan
3.4 Range Collapse Sumber Daya Ikan
pada indikator Proporsi Ikan Yuwana
(Juvenile) termasuk dalam kondisi buruk Range collapse merupakan suatu
dengan nilai skor 1. Dominansi ikan yuwana fenomena yang terjadi apabila stok ikan
dipengaruhi oleh penggunaan alat tangkap mengalami overfishing yang terjadi akibat
dengan jaring insang ukuran 1 inci yang kegiatan eksploitasi secara terus menerus
merupakan jaring dengan ukuran penangkapan sehingga stok ikan semakin menipis yang
ikan lemuru protolan. Ukuran pada mata jaring mengakibatkan sulitnya nelayan dalam
dapat memengaruhi hasil tangkapan (Pala et menentukan lokasi penangkapan ikan
al., 2010). Dominansi ikan yuwana juga sehingga terjadi range collapse. Nelayan yang
dikarenakan lemuru protolan tertangkap mendaratkan ikan di PPI Kedonganan dengan
hampir pada setiap bulan di perairan Selat Bali ikan target ikan Lemuru membutuhkan waktu
(Wudji et al., 2012). kurang lebih 15-30 menit menuju lokasi. Hasil
wawancara dengan nelayan terkait daerah
penangkapan ikan dalam 10 tahun terakhir
bervariasi. Terdapat 57% nelayan menyatakan
bahwa daerah penangkapan ikan relatif tetap

241 ECOTROPHIC • 15(2): 236-246 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395


Penilaian Status Domain Sumber Daya Ikan Lemuru... [Ni Ketut Tika Suariningsih, dkk]
dan sebanyak 43% nelayan menyatakan daerah penangkapan ikan semakin sulit.

0%

Semakin Sulit
43%
Relatif Tetap
57% Semakin Mudah

Gambar 3.
Range Collapse Sumber Daya Ikan

Hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya ikan target yaitu ikan Lemuru.
daerah tangkapan ikan lemuru masih tergolong Berdasarkan hasil yang didapat, indikator ETP
relatif tetap dari daerah penangkapan tahun- (Endangered, Threatened, dan Protected)
tahun sebelumnya. Namun nelayan juga tetap
berpindah lokasi untuk mendapatkan hasil yag 3.6 Penilaian Status Domain Sumber
maksimal. Perubahan daerah tangkapan Daya Ikan Lemuru
dipengaruhi oleh faktor utama sifat ikan Hasil dari penilaian setiap indikator
lemuru yang hidupnya beruaya. Ruaya EAFM pada Domain Sumberdaya Ikan
merupakan perpindahan ikan karena adanya kemudian divisualisasikan dalam bentuk flag
kepentingan untuk melakukan proses modeling. Terdapat 3 warna dari hasil
reproduksi, kepentingan mencari makan dan penilaian domain sumber daya ikan.
ruaya terjadi karena perubahan lingkungan Berdasarkan hasil penilaian EAFM dengan
perairan (Himelda et al., 2011). indikator yang divisualisasikan dengan flag
modelling didapat bahwa dua indikator
3.5 Spesies ETP (Endangered, Threatened, diantaranya komposisi spesies dengan hasil
and Protected) proporsi ikan target lebih banyak dan spesies
Spesies ETP (Endangered, Threatened, ETP dengan hasil tidak ada spesies ETP yang
dan Protected) merupakan spesies yang ditemukan ataupun tertangkap, sehingga flag
dilindungi. Hasil observasi secara langsung modeling berwarna hijau. Indikator tren
dan wawancara selama penelitian ukuran ikan dengan hasil ukuran ikan dari
menunjukkan bahwa didapat ikan Lemuru tahun ke tahun relatif tetap dan hasil range
yang merupakan ikan target dengan nama collapse relatif tetap sehingga flag modelling
ilimiah Sardinella lemuru. Berdasarkan status berwarna kuning. Indikator proporsi ikan
IUCN ikan lemuru masuk kedalam status Near yuwana berwarna merah karena ikan target
Threatened (NT) atau hampir terancam punah. yang didapat merupakan ikan yang belum
Kemudian pada penilaian status konservasi matang gonad. Berdasarkan hasil penilaian
CITES, Ikan Lemuru termasuk dalam status EAFM dengan indikator yang dimodifikasi
(Not Evaluated) sehingga tidak masuk didapatkan nilai komposit sebesar 66,7 dengan
kedalam daftar CITES (tidak adanya spesies visualisasi flag modelling berwarna hijau
ETP yang tertangkap ataupun terlihat saat muda. Hal ini menandakan bahwa PPI
nelayan melaut. Nelayan menyatakan tidak Kedonganan memiliki status sumber daya ikan
adanya spesies ETP yang ditemukan karena yang baik dalam penerapan EAFM pada
daerah tangkapan tidak terlalu jauh dari pesisir Domain Sumber Daya Ikan.
dan pada saat itu musim ikan yang terlihat

ECOTROPHIC • 15(2): 236-246 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395 242


ECOTROPHIC • VOLUME 15 NOMOR 2 TAHUN 2021 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395

Tabel 5. Hasil Penilaian EAFM


Domain Metode Hasil Skor Bobot Nilai Nilai Komposit
Pengambilan per Skor Total
Data Kriteria

Observasi Relatif tetap


Tren ukuran ikan
relatif tetap dari 2
Tren Ukuran tahun ke tahun
Ikan dalam kurun
waktu 5 tahun
terkahir
Wawancara 2 2 33.3 66.6 22.2

Proporsi Wawancara Sebanyak 99%


Ikan ikan yuwana
Yuwana yang tertangkap 1 1 25 25 8.3
yang
Ditangkap
Komposisi Observasi Proporsi ikan
Spesies target sebanyak
Hasil 100% didapat
3
Tangkapan dengan
menggunakan
Gillnet
Wawancara Proporsi ikan 3 3 16.7 50.1 16.7
target sebanyak
100% didapat
dengan
menggunakan
Gillnet
Range Wawancara Sebanyak 57% 2 2 16.7 33.4 11.13
Collapse nelayan
Sumber menyatakan
Daya Ikan bahwa relatif
tetap dalam
mencari daerah
penangkapan
ikan
Spesies ETP Wawancara Tidak ada spesies
ETP tertangkap 3 3 8.3 24.9 8.3

Total 200 66.7

Nilai Komposit EAFM untuk PPI penangkapan maupun ukuran alat tangkap
Kedonganan memiliki status baik dengan flag yang digunakan.
modelling berwarna hijau muda. Setiap PPI Kedonganan yang perairanya
indikator memiliki pengaruh dan peranan yang berada pada WPP 573 sebagai mana
saling berkaitan dalam pelaksanaan dijelaskan bahwa WPP atau Wilayah
pengelolaan perikanan. Dari hasil penilaian Pengelolaan Perikanan merupakan bass data
yang didapat akan menghasilkan saran dalam bagi tata kelola perikanan Indonesia yang
upaya tidak lanjut untuk perbaikan dalam dapat dijadikan kawasan implementasi
implementasi EAFM. Indikator proporsi ikan pendekatan ekosistem dalam pengelolaan
yuwana mendapat nilai sangat buruk dengan perikanan berkelanjutan. Kaijan terkait
warna merah, hal ini diakibatkan oleh penilaian status pada Domain Sumber Daya
penangkapan yang tidak tepat baik dari waktu Ikan pada wilayah WPP-RI lainnya dapat
dilihat pada Tabel 6.

243 ECOTROPHIC • 15(2): 236-246 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395


Penilaian Status Domain Sumber Daya Ikan Lemuru... [Ni Ketut Tika Suariningsih, dkk]

Tabel 6. Persebaran Status Domain Sumber Daya Ikan di WPP-RI


No. Daerah Penangkapan WPP Status Bendera Domain Sumber
Daya Ikan
1. Pantai Kedonganan, Bali 573 Hijau Muda
2. Pulau Morotai (*1) 715 Hijau Muda
3. Raja Ampat (*2) 715 Hijau Muda
4. Kepulauan Aru (*2) 718 Hijau
5. Perairan Selat Lombok (*3) 573 Hijau Muda
6. Perairan Laut Sulawesi (*4) 716 Kuning
7. Laut Jawa (*5) 712 Merah
Sumber: *1). Abdullah et al. (2020); *2) Mulyana (2018); *3) Putra et al. (2020); *4)
Puansalaing et al. (2021); *5) Budiarto (2015).

Perairan Pantai Kedonganan termasuk aktivitas penangkapan dan target sumber daya
ke dalam pengelolaan pemanfaatan sumber (NWG, 2014). Saran pengelolaan yang dapat
daya ikan dalam kondisi baik. Seperti halnya diberikan dalam pengelolaan pendekatan
pada WPP 573 di Perairan Selat Lombok, ekosistem pada Domain Sumber Daya Ikan di
WPP 715 di perairan Pulau Morotai dan Raja PPI Kedonganan adalah sebagai berikut:
Ampat yang tergolong ke dalam kondisi baik 1. Pengawasan dan edukasi terhadap
pada domain sumber daya ikan. Lebih lanjut proporsi ikan yang ditangkap agar
pada WPP 718 di Kepulauan Aru tergolong kedepannya tidak tertangkap lagi ikan
ke dalam kondisi yang sangat baik. Berbeda yang belum matang gonad (yuwana)
halnya dengan penelitian Puansalaing (2021) seperti pembatasan terhadap jadwal
pada WPP 716 di perairan Sulawesi status kegiatan nelayan sesuai dengan musim
pengelolaan sumber daya ikan ditandai dengan penangkapan. Sebaiknya dilakukan
flag modelling berwarna kuning yang perbaikan perubahan ukuran mata jaring
mengindikasikan pengelolaan pemanfaatan yang digunakan agar ikan dapat
sumber daya ikan tergolong sedang. Budiarto tertangkap pada kematangan gonad yang
(2015) melaporkan status pengelolaan tepat. Sehingga perikanan khususnya ikan
perikanan di WPP 712 tergolong buruk. lemuru dapat dimanfaatkan secara
Perairan dengan flag modelling berwarna hijau berkelanjutan. Atas dasar tersebut
muda hingga hijau telah menjalankan pemerintah dapat mengeluarkan peraturan
pengelolaan EAFM dengan baik. Seperti mengenai ukuran mata jaring yang dapat
halnya di perairan Raja Ampat dan Kepulauan digunakan.
Aru menerapkan pengelolaan mainting 2. Pengawasan dan edukasi terkait
strategy dengan mempertahankan dan menjaga eksploitasi ikan untuk mewujudkan
status kondisi yang telah ada dan didukung perikanan yang berkelanjutan. Seperti
dengan tindakan tegas terhadap penggunakan halnya hasil dari range collapse sumber
alat tangkap terlarang (Mulyana, 2018). daya ikan relatif tetap dari tahun ke tahun,
Perbedaan status pada setiap daerah namun dalam penangkapan ikan yang
dikarenakan adanya perbedaan situasi dalam dilakukan terjadi perpindahan lokasi
pengelolaan sumber daya ikan. penangkapan. Hal ini dapat diindikasikan
adanya penurunan kondisi perairan dan
3.7 Saran Pengelolaan pada Domain perikanan akibat eksploitasi yang terus-
Sumber Daya Ikan di PPI menerus. Dalam hal ini peran pemerintah
Kedonganan dan kelompok nelayan sangat
Pengelolaan perikanan bertujuan untuk berpengaruh terhadap keberlanjutan
memenuhi tujuan dalam mencapai tujuan perikanan yang didaratkan di PPI
sosial dan kebutuhan manusia dalam pangan Kedonganan, khususnya ikan lemuru
dan manfaat ekonomi melalui tindakan (Sardinella lemuru).
pengelolaan yang menitikberatkan pada
ECOTROPHIC • 15(2): 236-246 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395 244
ECOTROPHIC • VOLUME 15 NOMOR 2 TAHUN 2021 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395

Saran pengelolaan sumber daya ikan dalam pengelolaan perikanan tangkap di


pada indikator dengan hasil yang baik hingga perairan sekitar PPI Kedonganan ataupun
baik sekali dapat dilakukan perbaikan, sebagai bahan evaluasi pada daerah lainnya
evaluasi, monitoring, dan upaya untuk dengan potensi perikanan yang tinggi. Saran
mempertahankan hasil baik yang telah yang diberikan pada penelitian selanjutnya
didapat. Selain itu, dengan peran serta dari adalah penelitian pada domain sumber daya
semua steakholder untuk ikut menjaga dan ikan yang didaratkan di PPI Kedonganan
mengawasi pemanfaatan sumber daya ikan, dapat dikaji dalam kurun waktu 1 tahun,
maka perikanan akan tetap terjaga dan lestari. sehingga didapatkan penilaian yang lebih
menyeluruh serta diharapkan dapat mencari
4. SIMPULAN DAN SARAN seluruh indikator yang terdapat pada domain
sumber daya ikan.
4.1. Simpulan
Kondisi sumber daya ikan pada DAFTAR PUSTAKA
komoditas ikan lemuru di PPI Kedongan
[NWG EAFM] National Working Group on
mengalami penurunan hasil produksi pada
Ecosystem Approach to Fisheries
tahun 2017, kemudian meningkat kembali
Management. 2014. Modul Indikator
hasil produksi di tahun 2018. Penurunan ini
Pengelolaan Perikanan Dengan
diduga karena cuaca buruk sehingga
Menggunakan Pendekatan EAFM
menyebabkan musim paceklik. Ikan lemuru
(Ecosystem Approach To Fisheries
sebagai ikan target yang ditangkap di perairan
Management). Jakarta (ID): Direktorat
kedonganan dan didaratkan di PPI
Sumber Daya Ikan Kementerian
Kedonganan. Nelayan di PPI Kedonganan
Kelautan dan Perikanan Republik
merupakan nelayan dengan wilayah
penangkapan pada WPP 573. Status sumber Indonesia
daya ikan lemuru dengan pendekatan EAFM [PPI] Pangkalan Pendaratan Ikan Kedonganan.
di PPI Kedonganan mendapat status baik 2019. Data Statistik PPI Kedonganan
dengan flag modeling berwarna hijau muda, 2019. Badung (ID): Pangkalan
dengan nilai komposit 66,7. Dari 5 indikator Pendaratan Ikan Kedonganan.
EAFM pada Domain Sumber Daya Ikan yang [PPNP] Pelabuhan Perikanan Nusantara
telah ditelit, terdapat 2 indikator dengan hasil Palabuhanratu. 2014. Data Statistik PPN
sangat baik, yaitu indikator Komposisi Spesies Palabuhanratu 2014. Jawa Barat (ID):
Hasil Tangkapan dan Spesies ETP. Kemudian Pelabuhan Perikanan Nusantara
2 indikator dengan status baik terdapat pada Palabuhanratu.
Tren Ukuran Ikan, dan Range collapse Abdullah, R.M., Taerin, I., Akbar, N. 2020.
Sumber Daya Ikan. Sedangkan flag modeling Evalasi Pengelolaan Perikanan Tuna
berwarna merah dengan status buruk terdapat Berdasarkan Pendekatan Ekosistem di
pada Indikator Proporsi Ikan Yuwana. Hasil Kabupate Pulau Morotai. Jurnal
baik dari penilaian EAFM pada Domain
Enggano. 5(2); 143-151 hlm.
Sumber Daya Ikan masih perlu adanya
perbaikan dalam aktivitas perikanan tangkap Adel YS. 2017. Pengelolaan sumber daya
seperti edukasi terhadap pembatasan kegiatan perikanan capungan banggai
penangkapan dan penggunaan diameter (Pterapogon kauderdi, Koumans 1933)
ukuran jaring yang tepat, serta pengawasan dengan Pendekatan Ekosistem: Studi
dan evaluasi terhadap kegiatan penangkapan. Kasus Pulau Banggai Kabupaten
Banggai Laut [tesis]. Bogor: Sekolah
4.2. Saran Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Saran yang dapat diberikan dari Adrianto, L., Habibi, A., Fahrudi, A., Azizy,
penelitian ini yaitu yang baik dalam penerapan A., Susanto, H.A., Kamal, M.M.,
EAFM di PPI Kedonganan diharapkan dapat Wisudo, S.H., Wardiatno, Y., Raharjo,
dijadikan bahan acuan atau pertimbangan P., Naution, Z., dan Yonvitner.2014.
245 ECOTROPHIC • 15(2): 236-246 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395
Penilaian Status Domain Sumber Daya Ikan Lemuru... [Ni Ketut Tika Suariningsih, dkk]
Indikator untuk pengelolaan perikanan Sumberdaya Ikan Hasil Tangkapan
dengan pendekatan ekosistem Dominan yang Didaratkan di PPI
(Ecosystem Approach to Fisheries Kedonganan dengan Pendekatan Multi-
Management). Modul. Direktorat Criteria Analysis(MCA). Journal of
Sumber Daya Ikan, Kementrian Marine and Aquatic Sciences 6(2); 152-
Kelautan dan Perikanan dan National 160 hlm.
Working Group (NWG) on EAF. Puansalaing, D.M., Budiman, J., Boneka, F.B.,
Budiarto, A., Adrianto L., Kamal M. 2015. Makapedua, D.M., Lasut, M.T., Ngangi,
Status Pengelolaan Perikanan Rajungan E.L.A., Sumilat, D.A., Darmono, O.P.
(Potunus Pelagic) dengan Pendekatan 2021. Pengelolaan Perikanan Ikan
Ekosistem di Laut Jawa (WPPNRI 712). Layang (Decapterus spp.) di Perairan
Institut Pertanian Bogor. Jurnal Laut Sulawesi, Provinsi Sulawesi Utara,
kebijakan Perikanan Indonesia. 1(1) Menggunakan EAFM. Journal Aquatic
Hal. 9-24 Science and Management. 9(1): 7-16
Desniarti, Fauzi A., Monintja, D,R., Boer, M. hlm.
2006. Analisis Kapasitas Perikanan Putra, I.N.S.A., Restu, I.W., Ekawaty, R.
Pelagis di Perairan Pesisir Propinsi 2020. Kajian Stok Ikan Lemuru
Sumatera Barat . Jurnal Ilmu-ilmu (Sardinella lemuru) yang Didaratkan di
Perairan dan Perikanan Indonesia (2): Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar
117-124 Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa
Fréon, P., P. Cury, L. Shannon, and C. Roy. Timur. Current Trends in Aquatic
2005. Sustainable exploitation of small Science. III(1); 30-38 hlm.
pelagic fish stocks challenged by Putra, I.P.Y.P., Arthana, I.W., Pratiwi, M.A.
environmental and ecosystem changes. 2020. Penilaian Status Domain Sumber
Bulletin of Marine Science. 76(2):385- Daya Ikan Berdasarkan Pendekatan
462 hlm. Ekosistem untuk Pengelolaan Perikanan
Himelda, Wiyono, E.S., Purbayanto, A., Tongkol Krai (Auxis thazard) di
Mustaruddin. 2011. Analisis Perairan Selat Lombok yang Didaratkan
Sumberdaya Perikanan Lemuru di Desa Seraya Timur, Bali. Jurnal
(Sardinella Lemuru Bleeker 1853) di Pengelolaan Perikanan Tropis. 4(2); 29-
Selat Bali. Marine Fisheries. 2(2); 165- 37 hlm.
176 hlm. Sudirman, Mallawa A. 2004. Teknik
Merta I.G.S. 1992. Dinamika Populasi Ikan penangkapan ikan. Jakarta (ID): Rineka
Lemuru (Sardinella lemuru) di perairan cipta.
Selat Bali dan Alternatif Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi
Pengelolaannya. Disertasi. IPB. Bogor. Keenam. Bandung: Tarsito.
Pala, M., Yuksel, M. 2010. Comparison of the Wujdi, A. S., Wudianto. 2012. Hubungan
Catching Efficiency of Monofilamen Panjang Bobot, Faktor Kondisi dan
Gill Net With Different mesh Size. Struktur Ukuran Ikan Lemuru
Journal of Animal and Veterinary (Sardinella lemuru Bleeker, 1853) di
Advances. Vol. 7. 1146-1149 hlm. Perairan Selat Bali. Jakarta, Indonesia:
Pertami, N.Y., Rahardjo, M.F., Damar, A., Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan
Nurjaya, I.W. 2020. Ikan Lemuru, dan Konservasi Sumberdaya Ikan.
Primadona Perikanan Selat Bali yang Mulyana. 2018. Penilaian Indikator EAFM di
Menghilang.Warta Iktiologi. 4(3); 1-7 Kabupaten Raja Ampat dan Kabupaten
hlm. Kepulauan Aru. Universitas Djuanda
Pratiwi, M.A., Ernawati, N.M., Wijayanti, Bogor. Jurnal Mina Sains. Vol. 4, No. 1,
N.P.P. 2020. Penilaian Status Hal 1-10.

ECOTROPHIC • 15(2): 236-246 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395 246

You might also like