Pedoman Komunikasi Efektif

You might also like

You are on page 1of 15
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESA DAERAH BENGKULU RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BENGKULU PEMBERLAKUAN PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN MASYARAKAT, PASIEN DAN KELUARGA SERTA ANTAR STAF KLINIS RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BENGKULU PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BENGKULU NOMOR 209 TAHUN 2022 PERATURAN KARUMKIT BHAYANGKARA BENGKULU NOMOR 20g TAHUN 2022 TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN MASYARAKAT, Menimbang Mengingat PASII IEN DAN KELUARGA SERTA ANTAR STAF KLINIS RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BENGKULU. s ° bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka diperlukan penyelenggaraan komunikasi efektif yang bermutu tinggi bahwa agar komukiasi efektif di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik perlu adanya pedoman Karumkit sebagai landasan bagi penyelenggara komunikasi efektif di Rumah Sakit. bahwa sesuai butir a dan b diatas perlu ditetapkan dengan peraturan Karumkit Undang - Undang Republik Indonesia No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 417 /Menkes/PER/11/2011 Tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan Peraturan Kepolisian. Memutuskan. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BENGKULU TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN KOMUNIKAS! EFEKTIF BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu ini yang dimaksud dengan 1. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan)untuk mengubah tingkah laku orang lain/individu dengan tujuan menambah pengetahuan, merubah pendapat, memperkuat pendapat, merubah sikap dan perilaku komunikan. 2. Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi dan penerima pesan. Pengukuran efektifitas dari suatu proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan pengirim pesan. 3. Komunikasi fektif di rumah sakit dilakukan dengan singkat, akurat, lengkap, jelas dan mudah dimengerti oleh penerima pesan yang akan mengurangi kesalahan sehingga meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berupa elektronik, lisan atau tertulis. Pelayanan pasien dapat dipengaruhi oleh komunikasi yang tidak baik termasuk perintah lisan atau telepon untuk nilai kritis pemeriksaan dan komunikasin serah terima. BAB II TUJUAN Pasal 2 Tujuan komunikasi antara lain adalah 4, Supaya pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh masyarakat 2. Supaya gagasan dapat diterima masyarakat 3. Agar pelayanan yang diberikan Rumah sakit dapat berjalan dengan efektif BAB Ill KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 3 Apabila terjadi perubahan yang berkaitan dengan komunikasi efektif akan menyesuaikan dengan perubahan pedoman yang baru. BAB IV. BABIV KETENTUAN PENUTUP: Pasal 4 1. Pedoman Komunikasi Efektif tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Karumkit ini. 2. Peraturan Kepala Rumah Sakit ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali apabila dikemudian hari dapat kekeliruan dalam penetapan ini Ditetapkan di Bengkulu Pada tanggal 19 Mei 2022 KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BENGKULU Dr. dr. JULIAN F; AJUN KOMISARIS BES? .B., FICS., FINACS POLISI NRP. 71070496 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA RUMAH. SAKIT BHAYANGKARA BENGKULU NOMOR 209TAHUN 2022 TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BENGKULU BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bentuk komunikasi interpersonal di rumah sakit biasanya antara dokter, perawat, ataupun paramedis lain dengan pasien, keluarganya atau lebih dikenal dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi ini biasanya berfokus pada pertukaran informasi mengenai kondisi kesehatan pasien Sedangkan komunikasi dalam hal penyampaian informasi dan edukasi mengenai fasilitas pelayanan rumah sakit dan kesehatan kepada pasien dan keluarga biasanya difasilitasi oleh customer service ataupun kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan (edukasi). Komunikasi interpersonal ini juga diperlukan antara Karumkit dengan unit kerja serta antar tiap unit kerja di Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu agar kegiatan manajemen rumah sakit berjalan lancar. Selain komunikasi interpersonal, penyampaian informasi mengenai fasilitas pelayanan rumah sakit dan kesehatan juga dapat diberikan melalui media, yang dikenal dengan bentuk komunikasi massa. Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Beberapa media massa yang digunakan Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu dalam berkomunikasi dengan masyarakat ataupun pasien dan keluarga adalah berupa leafleat, poster, banner, spanduk, Facebook, Instagram, Youtube, Whatsapp. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan komunikasi efektif, yaitu 1. Pesan disampaikan tepat waktu, pesan berubah secara konstan dan bila terjadi keterlambatan dalam menyampaikan pesan menyebabkan informasi ketinggalan jaman (kuno) 2. Pesan hendaknya disampaikan dengan lengkap, sehingga pendengar dapat mengerti, informasi yang ingin disampaikan 3. Informasi disampaikan dengan jelas. 4. Informasi harus akurat dan sesuai dengan inti permasalahan, tidak membingungkan penerima (pendengar) 5. Pesan diverifikasi olkeh penyampai berita Untuk menjadi pendengar yang baik komunikan dianjurkan 1, Tidak memotong pembicaraan sebelum pembicara selesai menyampaikan informasi 2. Tidak langsung menyimpulkan sendiri isi informasi sebelum informasi selesai diberikan 3. Tidak mengadili pembicara Catat informasi yang menarik bagi pendengar 5. Ajukan pertanyaan dengan kalimat yang baik, hal ini untuk memperjelas atau menilai keberhasilan komunikasi dan umpan balik. e Pasal 3 (1) Hambatan dalam berkomunikasi antara lain a. _Hambatan fisik, komunikasi antar ruangan dengan cara berteriak, atau komunikasi dengan beda lokasi antara pembicara dan pendengar Hambatan persepsi, perbedaan dalam menggunakan istilah Hambatan emosi, perasaan tidak senang dalam berkomunikasi Hambatan budaya, budaya dapat menghambat komunikasi Hambatan bahasa, kata yang digunakan dalam _berkomunikasi mengandung bahasa yang kurang dimengerti oleh pendengar (2) Dampak dalam berkomunikasi a. Menimbulkan kejadian yang tidak diharapkan, hal ini disebabkan karena salah dalam mengambil tindakan b. Menimbulkan konflik antara penyampai pesan dengan penerima pesan, hal ini dapat mempengaruhi mutu pelayanan medis yang dilakukan di rumah sakit c. Komunikasi antar petugas/pemberi pelayanan didalam (internal) dan keluar (eksternal) rumah sakit gpacge Untuk komunikasi intemal terdapat dua bentuk vertikal dan horizontal Komunikasi vertikal yaitu komunikasi dari atas kebawah dan dari bawah keatas, komunikasi dari pimpinan kepada staf dan dari staf kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal pimpinan memberikan instruksi, petunjuk dan informasi kepada staf, sedangkan staf memberikan laporan, saran dan pengaduan kepada pimpinan Komunikasi horizontal atau lateral yaitu komunikasi antara sesama seperti antar staf dan antar pimpinan, Pesan dalam komunikasi ini bisa dibagian yang sama dalam organisasi atau antar bagian. Komunikasi horizontal ini memperiancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan masalah lainnya, serta membangun semangat dan kepuasan kerja Sedangkan komunikasi ekternal rumah sakit dilakukan dengan rumah sakit lain, mitra kerja (stakeholder). Bentuk komunkasi ini dapat dilakukan melalui telepon, interpersonal (face to face) maupun ceramah saat rapat. Pasal 4 Dalam peraturan ini ruang lingkup pedoman meliputi : (1) Ruang lingkup komunikasi efektif Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu adalah sebagai berikut a b. c d. Komunikasi dengan masyarakat Komunikasi dengan pasien dan keluarga Komunikasi intern rumah sakit Komunikasi ekstern rumah sakit (2) Sasaran a b. c. a. Masyarakat Pasien, keluarga dan pengunjung Dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan lain, tenaga non medis Institusi pemerintah dan swasta Pasal 5 Tata Laksana Identifikasi Komunikasi dan Populasi a) 1 Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu melakukan identifikasi komunikasi dan populasi internal dan eksternal yang menjadi pusat perhatian dalam pemberian informasi melalui analisa data demografi kunjungan rawat jalan dan rawat inap 2. Pengolahan data dan penentuan sasaran/target harus memberikan gambaran dalam memberikan informasi yang cepat dan tepat 3. Proses identifikasi terhadap komunitas dan populasi dilakukan oleh bagian humas dan marketing Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu. Pasal 6 Komunikasi Dengan Masyarakat a. Identifikasi komunitas dan populasi berdasar data demografi seluruh pengunjung rumah sakit yang telah dianalisa tentang penyakit, jenis kelamin, umur, ras/etnis, agama, alamat dan bahasa yang digunakan terkait untuk 1. Komunikasi lanjutan tentang informasi pelayanan, jam pelayanan dan proses mendapatkan pelayanan 2. Informasi tentang kualitas pelayanan yang diberikan kepada publik dan kepada sumber rujukan 3. Bentuk dan strategi komunikasi - PKRS: Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit melaui individu maupiun kelompok pada Penyuluhan tentang : Covid-19, Ispa, Hipertensi, Diare, Demam thypoid, (2) Resiko Tinggi Kehamilan, Dyspepsia, Reumatik, Kesehatan Gigi dan Mulut, Diabetes Melitus. - Melalui leafleat, brosur, spanduk, poster, banner - Facebook, Instagram, Youtube rumah sakit Komunikasi dengan masyarakat menggunakan perantara media - Email rumahsakitbhayangkarabengkulu@gmail.com - Instagram: rsbbengkulu - Facebook : RS Bhayangkara Bengkulu - Youtube: RS Bhayangkara Bengkulu Official - Leafieat - Banner - Spanduk Komunikasi Dengan Pasien dan Keluarga Tatacara berkomunikasi efektif dengan pasien dan keluarga a. Melalui humas dan marketing dengan menghubungi no telepon (0736) 341086 No faximile : (0736) 22582 Kotak saran / komplain d. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarga tentang edukasi kesehatan e. Media leafleat, bnner, spanduk, poster, Facebook, Instagram, Youtube dan humas RS Komunikasi efektif memuat a. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang asuhan dan pelayanan melalui leafleat, banner dan perantara Facebook, Instagram, Whatsapp dan diberi informasi bagaimana mengakses pelayanan di Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu b. Pasien dan keluarga diberi informasi bahwa Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu memberikan asuhan dan pelayanan rawat jalan meliputi ruang lingkup poliklinik Gigi dan Bedah Mulut, poliklinik Kebidanan, poliklinik Mata, poliklinik Anak, poliklinik Dalam, poliklinik Bedah,poliklinik Bedah Saraf, poliklinik THT, poliklinik Syaraf, poliklinik Kardiovaskular, poliklinik Paru, poliklinik Gizi, Medical Check Up. c. Pasien dan keluarga diberi informasi bahwa Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu hanya memberikan asuhan dan pelayanan rawat inap meliputi ruang lingkup Obstetri dan Ginekologi d. Apabila asuhan pasien didiapatkan kasus diluar kasus Obstetri dan Ginekologi dan NICU misainya kasus Bedah, kasus Pediatri, kasus Internis dll maka pasien dan keluarga diberikan informasi tentang sumber alternatif (dirujuk) ke rumah sakit yang lebih tinggi fe. Menggunakan informasi dengan bahasa yang benar dan apabila pasien dan keluarga menggunakan bahasa yang tidak dimengerti maka Rumah Sakit Bhayangkara meminta bantuan anggota keluarga sebagai penterjemah apabila terpaksa dan sebagai upaya akhir maka anak bisa dijadikan penterjemah (3) Komunikasi Intern Rumah Sakit a. Tatalaksana Komunikasi Efektif Intemal 1. Komunikasikan visi, misi dan rencana strategi Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu 2. Sosialisasikan rencana strategi dan program Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu 3. Komunikasi melalui telepon antar petugas (dokter, perawat dan bidan dan petugas lainnya) 4. Rapat rutin yang diadakan dilingkungan Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu, seperti: - Rapat Pimpinan Rapat Dewas Rapat Komite-komite Rapat masing-masing unit Pertemuan berkala keperawatan Buat jadwal rapat umum seluruh Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu Undangan, absensi dan notulen Laporan — laporan Lembar edukasi yang berisikan tanggal, materi dan tandatangan Komunikasi efektif harus tepat waktu, akurat, lengkap jelas, mudah dipahami oleh penerima sehingga dapat mengurangi kesalahpahaman ©Prnoun Pasal 7 (1) PRINSIP KOMUNIKAS! EFEKTIF a. — Write back, read back, verifikasi pemberi pesan dan klarifikasi ulang bagi penerima pesanKomunikasi efektif harus dicatat dengan akurat pada rekam medis atau catatan pasien. Catatan tersebut harus dapat dibaca (legible), ditandatangani (signed), diberi tanggal (dated), dituliskan waktu serta ditulis dengan menggunakan tint b. _ Komunikasi lewat telepon dengan prinsip write back, read back, Setiap pesan yang dilaksanakan melalui telepon, perlu dibaca ulang (read back) ringkasan informasi oleh penerima berita (receiver) untuk mengecek akurasi berita dan kejelasan isi informasi tersebut. Hal ini diperlukan untuk (2) (3) meyakinkan bahwa penerima informasi mengerti dan jelas tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan informasi yang diterimanya. Setiap informasi yang diterima, harus ditulis dalam catatan medik (rekam medik) RECORDING SBAR Komunikasi efektif harus dicatat dengan akurat pada rekam medis atau catatan pasien. Catatan tersebut harus dapat dibaca (legible), ditandatangani (signed), diberi tanggal (dated) dan dituliskan waktu serta ditulis dengan menggunakan tinta warna hitam. BENTUK STRUKTUR KOMUNIKASI Komunikasi efektif dapat terjadi dengan menggunakan suatu format baku agar komunikasi terstandar dan berlangsung secara efektif dan efisien. Salah satu format baku yang dipergunakan adalah format SBAR. DEFINISI SBAR Komunikasi verbal atau komunikasi tulis yang kurang adekuat merupakan sumber kesalahan yang serius pada pusat pelayanan kesehatan. Analisis akar masalah ditemukan sebagai sumber kesalahan yang terjadi secara umum disebabkan dari kedua macam komunikasi ini. Terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi antar petugas pemberi pelayanan karena faktor hierarki, gender, suku, perbedaan gaya komunikasi antar disiplin imu dan gaya komunikasi individual. SBAR merupakan kerangka komunikasi yang mempermudah mengatasi hambatan data komunikasi. SBAR merupakan bentuk struktur mendasari komunikasi anatara pemberi informasi dengan penerima informasi. SBAR mudah diingat yang praktis untuk komunikasi atau percakapan. SBAR tersusun sebagai berikut S = Situation B = Background A = Assesment R = Recommendation Tujuan dan keuntungan menggunakan SBAR, yaitu a) Meningkatkan keamanan keselamatan pasien (patient safety) b) Memberikan standar untuk penyebaran atau berbagi informasi ¢) Meningkatkan kekuatan atau penjelasan dari para pemberi pelayanan kesehatan dalam mengajukan permintaan perubahan perawatan pasien atau untuk menyelesaikan informasi dalam keadaan kritis dengan benar dan akurat d) Meningkatkan efektifitas kerja tim e) Dapat dipergunakan pada daerah spesifik SBAR tersusun dari S = Situation Tanyakan kondisi pasien (situation), identitas pasien, diagnosa medis dan masalah yang belum maupun yang sudah teratasi. Mengatasi suatu komunikasi diperiukan pengenalan antara penyampai berita dan penerima berita. Dalam hal ini identitas saudara (petugas) dan unit pelayanan kesehatan diinformasikan. Selain itu juga perlu disampaikan kepada siapa (penerima) informasi yang petugas ajak berkomunikasi Dalam situasi ini petugas periu menjelaskan permasalahan yang dihadapinya. Misalnya pasien serta kekhawatiran bila tidak dilakukan tindakan. Dalam hal menginformasikan pasien disebutkan identitas pasien B = Background - _ Tanyakan latar belakang pasien (background) - Keluhan utama, intervensi yang telah dilakukan, respon pasien, diagnosa keperawatan, riwayat alergiriwayat_ pembedahan pemasangan alat invasif dan obat atau infus, + Berilah informasi riwayat medis pasien atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang ditemukan, untuk pasien periu dijelaskan riwayat medisnya, perlu dijelaskan dan digarisbawahi riwayat medis yang bermakna. Bila permasalahan dibidang lain misalnya sampel darah atau permasalahan obat maka poin penting dari permasalahan tersebut perlu ditonjolkan. A = Assesment - Pengkajian kondisi pasien terkini (Assesment) - Sebutkan tanda vital, pain score, GCS, status restrain, resiko jatuh, status nutrisi, eliminasi, hal yang kritis dan lain-tain. - Hasil pemeriksaan penunjang yang abnormal - Informasi lain yang mendukung - Penilaian terhadap masalah yang ditemukan terkait dengan apa yang menjadi masalah pada pasien. Berilah kesan pasien secara klinis serta hal yang terkait dengan hal tersebut. Jelaskan pula tindakan apa yang sudah diberikan pada pasien untuk mengatasi permasalahan tersebut sambil menunggu rekomendasi yang diterima petugas R= Recommendation = Usulan pemeriksaan atau tindakan atas kondisi pasien saat ini - Tindakan apa yang direkomendasikan untuk memperbaiki masalah - Apa yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi pasien - Kapan waktu yang diharapkan tindakan ini terjadi Jelaskan kepada petugas rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Saran disampaikan dengan jelas, bagaimana cara melaksanakan saran serta temukan waktu pelaksanaannya serta tindak lanjutnya. Terakhir rekomendasi dicek lagi apakah sudah sesuai dengan harapan pada akhimya pembicaraan dengan klinisi atau petugas (4) tersebut. PENGGUNAAN SBAR SBAR digunakan sebagai landasan menyusun komunikasi verbal dan tertulis dari berbagai keadaan perawatan pasien, antara lain : Pasien rawat jalan dan pasien rawat inap Komunikasi pada kasus urgent dan non urgent Komunikasi dengan pasien, perorangan atau lewat telepon Keadaan khusus antara dokter dan perawat Membantu konsultasi antara dokter dengan dokter Mendiskusikan dengan konsultan profesional lain misal terapi respirasi, fisioterapi 7. Komunikasi pada saat perubahan shift jaga 8. Meningkatkan perhatian 9. Serah terima dari petugas ambulance kepada staf rumah sakit Komunikasi Ekstern Rumah Sakit 1, Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu menerapkan strategi_komunikasi eksternal melalui media dan layanan publik 2, Melalui kesepakatan dalam bentuk kerjasama 3. Pencapaian strategi ditiikberatkan pada informasi dalam bnetuk promosi yang berfokus pada ketersediaan pelayanan kesehatan Tatacara komunikasi eksternal yang diterapkan Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu 1. Melakukan surat menyurat 2. Brosur, leafleat, spanduk, banner, Facebook, Instagram, Youtube, Whatsapp. POR ONa BABII RUANG LINGKUP Ruang Lingkup, kegiatan pemberian informasi dan edukasi di rumah sakit A. Tahapan pelaksanaan, pemberian informasi dan edukasi 1. Tahap Asesmen Sebelum melakukan edukasi, setiap pasien dan keluarga harus dilakukan asesmen kebutuhan pendidikannya termasuk asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga menggunakan formulir yang telah disediakan. Beberapa elemen yang wajib di asesmen adalah : a. Keyakinan atau kepercayaan dan nilai-nilai agama yang dianut pasien dan keluarga. b. Kemampuan membaca menulis, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan. c. Hambatan emosiaonal dan motivasi (emosiaonal : Depresi, senang dan marah). d. Keterbatasan fisik dan kognitit e. Kemampuan pasien untuk menerima informasi Asesmen kemampuan dan kemauan belajar di gunakan untuk mengetahui pengetahuan dasar, kemampuan dan motovasi pasien dan keluarga untuk terlibat dalam pelayanan dan pengambilan keputusan atas pelayanan dan asuhannya, sehingga petugas bisa memberikan edukasi, mendorong dan memberikan kesempatan pasien dan keluarga untuk terlibat dan berpartisipasi dalam proses pelayanan dalam perawatan sesuai kemampuannya, misal : mengganti balutan, menyapi pasien, memberikan obat dan tindakan pengobatan lainnya maka perlu diberikan edukasi Hasil asesmen pasien dicatat dan didokumentasikan dalam rekam medis oleh seluruh staf. Hasil asesmen di pergunakan untuk perencanaan pemberian edukasi sesuai kebutuhan pasien dengan melakukan koordinasi dengan pihak/unit terkait 2. Tahap penyampaian informasi dan Edukasi yang efektif Pemberian informasi dan edukasi dilaksanakan berdasarkan hasil asesmen terhadap kebutuhan pendidikan pasien secara tepat waktu dan status sosial ekonomi perawatan pasien tidak menghalangi untuk mendapatkan informasi dan edukasi yang dibutuhkan dengan menggunakan tehnik komunikasi efektif. 3. Tahap verifikasi Verifikasi dilakukan petugas untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami materi pendidikan yang telah di berikan, B. Pendidikan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan berkelanjutan. Untuk membantu memenuhi kebutuhan Kesehatan berkelanjutan setelah pasien keluar rumah sakit, maka dikembangkan pendidikan keperawatan berkelanjutan di luar rumah sakit, dengan tujuan: 1.Meningkatkan rasa percaya dari pasien karena pendidikan/edukasi di komunitas tersebut memberi kesempatan untuk bersosialisasi dengan komunitas orang yang memiliki atau pernah memiliki penyakit yang sama. 2.Pasien dapat senantiasa melaksanakan atau bahkan melatoh teknik-teknik perawatan sederhana yang dapat dilakukan ileh pasien maupun keluarganya 3.Pasien dapat ikut mensosialisasikan cara-cara pencegahan terkait dengan penyakitnya kepada masyarakat Ivas, sehingga berperan dalam mengurangi angka kesakitan maupun kematian. 4,.Rumah sakit telah menjalin kerjasama dengan sumber pelayanan kesehatan atau jejaring utama yaitu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Hal ini dilakukan agar tercapainya hasil asuhan yang optimal setelah meninggalkan rumah sakit BAB Ill PENUTUP Pedoman penyelenggaraan komunikasi efektif ini diharapkan dapat dipergunakan dan akan sangat membantu semua pihak yang berkaitan dengan kegiatan komunikasi efektif di Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu. Hal-hal teknis yang tidak diatur dalam buku pedoman ini akan ditetapkan dalam protap pelayanan komunikasi efektif Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu. Ditetapkan di Bengkulu Pada tanggal 9 Mei 2022 KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BENGKULU }.. FICS., FINACS. AJUN KOMISARIS BESAR POLIS! NRP. 71070496

You might also like