JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG.
Vol 14 No 1, Mei 2022
PENGARUH INHIBITOR SISTEIN PADA FERMENTASI BIJ| KAKAO TERHADAP.
KANDUNGAN POLIFENOL
The Effect of Cysteine Inhibitors on Cocoa Seed Fermentation
on The Content of Polyphenol
Dewi Nurhayati", Yuliansyah Sundara Mulia, Amadda Fadhila Azhiima?
" Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Bandung,
jewinurhayati66.ci il.c
? Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan Bandung
ABSTRACT
Indonesia is one of the largest cocoa exporting countries in the world. However, the quality
‘of cocoa beans exported by Indonesia is stil very low. Fermentation is the core of the cocoa
‘bean processing process because it can improve the taste of cocoa. Cocoa has long been
identified as a food rich in polyphenols which are antioxidants, so its presence in cocoa is
very good for human health. However, the fermentation process will result in a decrease in
the levels of polyphenols in cocoa beans due to the presence of polyphenol oxidase
‘enzymes that oxidize polyphenols. The purpose of this study was to determine the effect of
adding cysteine on the cocoa bean fermentation process. This study was designed in a
completely randomized design with three treatments and three repetitions. Treatments: (1)
without fermentation, (2) natural fermentation, (3) fermentation with the addition of a
cysteine inhibitor on day 3 The fermented cocoa beans were dried, then analyzed for total
polyphenol content using the Ciocalteu method. The conclusion is that the addition of
cysteine in the cocoa bean fermentation process can maintain the polyphenol content in
cocoa beans
Keywords: Fermentation, cocoa beans, polyphenols
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kakao terbesar di dunia. Namun,
kualitas biji kakao yang diekspor oleh Indonesia masih sangat rendah. Fermentasi
merupakan inti dari proses pengolahan biji kakao karena dapat meningkatkan cita rasa
kakao. Kakao telah lama diidentifikasi sebagai makanan kaya polifenol yang merupakan
antioksidan yang dapat membantu mencegah imflamasi, penyakit cardiovascular dan
dapat mengurangi resiko penyakit kanker, sehingga keberadaannya di dalam kakao
sangat baik bagi kesehatan manusia. Tetapi dengan dilakukannya proses fermentasi
akan mengakibatkan menurunnya kadar polifenol dalam bili kakao akibat adanya enzim
polifenol oksidase yang mengoksidasi nol. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh penambahan sistein pada proses fermentasi biji kakao.
Penelitian ini dirancang dengan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan
tiga kali pengulangan. Perlakuan : (1) tanpa fermentasi, (2) fermentasi alami, (3)
fermentasi dengan penambahan inhibitor sistein pada hari ke-3. Biji kakao hasil
fermentasi dikeringkan, kemudian dianalisis kadar polifenol total dengan metode
Ciocalteu. Simpulan yang diperoleh penambahan sistein pada proses fermentasi bij
kakao dapat mempertahankan kadar polifencl dalam biji kakao
Kata kunci: Fermentasi, biji kakao, polifenol
191.
htips/idoi.org/10.9401 t/uriskesbdg.v14it.2021JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
Vol 14 No 1, Mei 2022
PENDAHULUAN
Coklat dihasilkan dari biji buah
kakao yang telah mengalami
serangkaian proses _pengolahan
sehingga bentuk dan aromanya seperti
yang terdapat di pasaran. Riset
menemukan indikasi bahwa beberapa
komponen yang terkandung dalam
kakao dapat _membantu mencegah
penyakit cardiovascular dan dapat
mengurangi resiko kanker, salah
satunya senyawa polifenol."
Biji_kakao_merupakan salah
satu komoditi perdagangan yang
mempunyai peluang untuk
dikembangkan dalam rangka usaha
meningkatkan devisa negara serta
penghasilan petani kakao. Produksi biji
kakao Indonesia secara signifikan terus
meningkat, namun mutu yang dihasilkan
sangat rendah dan beragam, antara iain
kurang terfermentasi, tidak —cukup
kering, ukuran bili tidak seragam, kadar
kulit tinggi, keasaman tinggi, cita rasa
sangat beragam dan tidak konsisten
Hal tersebut tercermin dari harga biji
kakao Indonesia yang relatif rendah
Namun disisi lain kakao Indonesia
juga mempunyai keunggulan yaitu
mengandung lemak coklat dan dapat
menghasilkan bubuk kakao dengan
mutu yang baik.?
Tahapan terpenting pada
pengolahan biji kakao adalah proses
fermentasi dan —_pengeringan
Fermentasi biji kakao bertujuan untuk
menghancurkan pulp dan
mengusahakan kondisi untuk terjadinya
reaksi kimia dan biokimia dalam keping
biji untuk pembentukan prekursor cita
rasa kakao dan warna coklat, tiga
kategori dasar yang terlibat —yaitu
pembentukan gula, asam amino/peptida
dan sianidin oleh aktivitas enzim-enzim
endogen selama fermentasi biji kakao.
38
Fermentasi bili ~—_—kakao
berpengaruh terhadap kadar polifenol
Selama proses fermentasi akan terjadi
penguraian senyawa-senyawa polifeno|
oleh enzim polifenol oksidase. Hal ini
hips/doi.org/10.3401 t/uriskesbdg.v14it 2021
akan mengakibatkan —_konsentrasi
polifenol di dalam biji kakao akan
menurun setelah proses fermentasi,
padahal keberadaan polifenol di dalam
biji kakao sangat baik bagi kesehatan
manusia. Fermentasi biji' ~kakao
berpengaruh terhadap kadar polifenol.
Biji kakao yang difermentasi selama 1
hari, 2 hari, 3 hari sampai 6 hari
menunjukkan — bahwa_~—_kandungan
polifenol biji kakao yang difermentasi
turun dari 16,11% pada hari ke-0 sampai
601% pada hari ke-6. Kapasitas
antioksidan juga turun dari 96% pada
hari ke-1 fermentasi sampai dengan
79% pada hari ke-6 fermentasi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa,
polifenol adalah fitokimia utama yang
bertanggung jawab untuk kapasitas
antioksidan dalam biji kakao.*® Selama
fermentasi dan pengeringan rasa sepat
dan pahit menurun — karena
berkurangnya konsentrasi polifenol.”
Untuk mempertahankan kadar
polifenol selama proses _fermentasi
dengan menambahkan inhibitor yang
dapat digunakan untuk menghambat
aktivitas enzim polifenol oksidase, yaitu
sistein dan asam askorbat*
Tujuan —penelitian untuk
mengetahui pengaruh penambahan
sistein pada proses fermentasi bij kakao
terhadap kadar polifenol
METODE
192The Indonesian Journal of Medical Laboratory
Volume 1 No.1, Tahun 2020
Program Studi D3 Analis Kesehatan
STIKES Senior - Medan
PEMERIKSAAN KADAR ALBUMIN PADA PASIEN PENDERITA
DIABETES MELLITUS TIPE II YANG RAWAT INAP DI RUMAH
SAKIT ADAM MALIK
Hermawan Purba™, Sanna Kamisna Royani Purba?, Liber Napitupulu?
*Program Studi Sarjana Farmasi, STIKes SENIOR Medan
2Program Studi D-III Analis Kesehatan, STIKes SENIOR Medan
ail: hermawanpurba7@.gmail, com
ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit dimana kadar gukosa (gula
sederhana) di dalam darah tinggi dan albumin adalah protein yag, terbanyak dalam serum,
kadar albumin dalam darah adalah kurang lebih 3,5 ~ 5,2 g/dL. penurunan konsentrasi
albumin serum biasanya terjadi karena kurannya ketersediaan bahan mentah sintesis
protein, gangguan pada hati, dan terjadinya kehilangan albumin melalui alat ekskresi.
Penelitian dengan judul Pemeriksaan Kadar Albumin Pada Pasien Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 yang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
pada bulan Mei Tahun 2018 bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran kadar
albumin pada pasien penderita Diabetes Mellitus, Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Patologi Klinik RSUP Hj. Adam Malik Medan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
dari pemeriksaan kadar albumin terhadap 20 sampel pasien penderita Diabetes Mellitus
adalah pasien dengan kadar albumin menurun lebih banyak yaitu 15 sampel pasien atau
75% dan pasien dengan kadar albumin normal yaitu 5 sampel pasien atau 25% .
Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Glukosa, Albumin
ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is a disease in which the level of glucose (simple sugar) in the blood
§ high and albumin is the most protein in serum, the level of albumin in the blood és approximately
35 -5.2 g/dL. decrease in serum albumin concentration usually occurs due to the lack of availability
of raw material for protein synthesis, liver disorders, and loss of albumin: through excretion, The
research entitled Examination of Albumin Levels in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus who was
hospitalized at the General Hospital of te Adam Malik Center in Medan in May 2018 aims to find
out how to describe the albumin levels in patients with Diabetes Mellitus. This research was
conducted at the Clinical Pathology Laboratory RSUP Hj. Adam Malik Medan. Based on the results
af the study obtained from examination of albumin levels on 20 samples of patients with Diabetes
Mellitus were patients with decreased albumin levels more, namely 15 patient samples or 75% and
patients with normal albumin levels, namely 5 samples of patients or 25%.
Keywords: Diabetes Mellitus, Glucose, Albumin
—<- ——PENDAHULUAN
Berbagai keadaan dapat menyebabkan
hipoalbuminemia dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar. Kelompok pertama
alah hipoalbuminemia yang disebabkan oleh kurangnya ketersediaan bahan mentah
sintesis protein, yaitu asam ~ asam amino yang berasal dari makanan. Kelompok kedua
ialah yang disebabkan oleh gangguan tempat sintesis, yaitu organ hati. Kelompok ketiga
disebabkan oleh terjadinya kehilangan albumin melalui alat pembuangan atau ekskresi
(Gadikin, 2001). Penyembuhan ulkus kaki diabetik melibatkan banyak faktor, termasuk
fungsi seluler, biokimia dan albumin untuk mengembalikan integritas jaringan. Kasus kaki
diabetik terinfeksi merupakan kasus Diabetes Mellitus (DM) yang banyak dirawat di rumah
sakit. Ulkus kaki diabetik terinfeksi berhubungan dengan’ peningkatan morbiditas
penurunan kualitas hidup, peningkatan risiko amputansi ekstremitas bawah, kematian dini
dan biaya yang tinggi (Kurniawan, H. D., Emi Yunir dan Pringgodigcdo Nugroho, 2015).
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit dimana kadar gukosa (gula sederhana) di
dalam darah tinggi. Di Indonesia DM dikenal 2 juga dengan istilah penyakit kencing manis
yang merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya kian meningkat.
Menurut kriteria diagnostic PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006,
seseorang dikatakan menderita penyakit diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >
126 mg/dL dan pada tes sewaktu > 200 mg/dL (Pudiastuti, 2013). Perubahan dalam
diagnosis dan klasifikasi DM terus menerus terjadi baik oleh World Health Organization
(WHO) maupun American Diabetes Association (ADA). Para pakar di Indonesia pun
bersepakat melalui PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) pada tahun 1993
untuk membicarakan standar pengelolaan DM, yang kemudian juga melakukan konsensus
tersebut pada tahun 1998 dan 2002 yang menyesuaikan dengan perkembangan baru (Setiati,
S,, Idrus A, Aru W. S, Marcellus S. K,, Bambang S dan Ari F. S, 2014). World Health
Organization (WHO) telah mengumumkan bahwa prevalensi Diabetes Mellitus (DM) akan
meningkat diseluruh dunia pada milenium ketiga ini, termasuk negara di Asia Tenggara,
diantaranya di Indonesia. Sebagian besar dari penyakit ini adalah DM tipe 2. Sekitar 40%
dari pasien DM terdapat Keterlibatan ginjal, schingga dapat dipahami bahwa masalah
Penyakit Ginjal Diabetik (PGD) juga akan mengalami peningkatan di era awal abad 21 ini
Pada dekade ini juga, di banyak negara maju PCD tercata sebagai komponen terbanyak dar
pasien baru yang menjalani terapi pengganti ginjal. Keadaan yang sama sudah mulai juga
kelihatan di indonesia (Setiati, S,, Idrus A., Aru W. S,, Marcellus S. K, Bambang S dan Ari F.
S, 2014).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif, Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Patologi Klinik RSUP Hj. Adam Malik Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Juni 2018. Populasi pada pengambilan ini adalah seluruh pasien penderita Diabetes Mellitus
yang rawat inap di RSUP Hj. Adam Malik Medan. Tehnik pengambilan sampel adalah 20
orang pasien yang diambil secara acak dari seluruh populasi yaitu pasien penderita
Diabetes Mellitus yang rawat inap di RSUP Hj. Adam Malik
20EISSN 2685-452K Joumal of Tropicel Animal Science and Technology, lui 2020 :2(2):37-44
001: https //dol.o7g/10,32938ftast.v2i2.583
‘Amat Webste:bitos/furnal unimor.ac idAITAST
PENGARUH SUPLEMENTASI DL-METHIONINE TERHADAP BERAT
BADAN, KONSUMSI DAN EFISIENSI PAKAN AYAM BROILER
The Effect of DL-Methionine Supplementation on Body Weight Gain, Feed
Consumption and Feed Efficiency of Broilers
Deddyano K. Son', Charles V. Lisnahan?, Oktovianus R. Nahak?
"23Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Timor, NTT
*Corresponding Author, E-Mail: charleslisnahan@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh suplementasi dl-
methionine terhadap pertambahan berat badan, konsumsi pakan dan efisiensi pekan
ayam broiler. Penelitian ini dilaksanakan di Kandang Program Studi Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Timor, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu,
Kabupaten Timor Tengah Utara, Penelitian ini berlangsung selama 39 hari sejak 21
Desember 2019 sampai 31 Januari 2020. Penelitian ini menggunakan 80 ekor ternak
ayam broiler berumur 1 hari atau Day Old Chick (DOC) Strain CP 707. Metode yang
digunakan dalam penclitian ini adalah metoda cksperimen dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) pola searah terdisi dari 4 perlakuan dan 4 ulangan, Perlakuan yang diyji
adalah:Ty (pakan control), T)(Ty + dl-methionine 0,30 %), TAT + dl-methionine 0,30
%), Ts(To + dl-methionine 0,70 %). Variabel yang diamati adalah pertambahan berat
badan, konsumsi pakan dan efisiensi pakan. Data yang diperoleh dianalisis dengan
analisis variansi dan uji Duncan. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan
berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat badan, konsumsi pakan dan efisiensi
pakan ayam broiler (P<0,05). Disimpulkan bahwa suplementasi dl-methinonine 0,70%
meningkatkan pertambahan berat badan dan efisiensi pakan ayam broiler.
Kata Kunci: Ayam broiler, Dl-methionine, Pertambahan herat badan, Konsumsi pakan,
Efisiensi pakan
ABSTRACT
The purpose of this experiment was to know the effect of di-methionine
supplementation in feed on the body weight gain, feed consumption, and feed efficiency
of broilers. The experiment was conducted at the Laboratory of Animal Husbandry
Study Program, Agricultural Faculty, University of Timor, Kefamenanu from December
2019 to January 2020. The experiment used 80 fourteen-day broilers. The method used
in this research was an experimental method with a completely randomized design
(CRD) consisting of 4 treatments and 4 replications. The treatments given were: To
(control feed), T (Tv + 0.30% dl-methionine), T> (To + 0.50% dl-methionine), and Ts
(Ty + 0.70% dl-methionine). The variables observed were body weight gain, feed
consumption, and feed efficiency. The results of the experiment showed that the
treatment significantly affected the body weight gain, feed consumption, and feed
J. Trop. Anim.Sci.Technology, Juli 2020 7E-ISSN 2685-452X
Joumal of Tropical Animal Science and Technology, Juli 2020 :2(2):37-44
DOr: htps a. org/10,32938/testv2i2 583
Alamat Website : https //iumal.unimor.ac.idiJTAST
efficiency of broilers (P<0.05). It was concluded that commercial feed supplemented
with dl-methionine by 0.70% increased the growih performance of broilers
Keywords: Broilers, Dl-methionine, Body weight gain, Feed consumption, Feed
efficiency
PENDAHULUAN
Ayam broiler merupakan salah satu Pakan yang diberikan _harus
ternak —unggas yang memberikan —diperhatikan —_keseimbangan _protein-
kontribusi besar dalam =~ memenuhi —_energi, mineral maupun vitamin. Kajian
kebutuhan protein asal_hewani bagi
masyarakat, Populasi ayam ras pedaging
pada tahun 2016, 2017, dan 2018 di
provinsi Nusa Tenggara Timur adalah
4.838.166, 6.237.777 dan 6.300.121ekor
(Statistik Petemakan dan Kesehatan
Hewan, 2018). Ayam broiler termasuk
jenis temak unggas yang memiliki laju
pertumbuhan yang sangat cepat, karena
dapat dipanen pada umur 5 minggu
setelah pemeliharaan, Oleh karena itu,
ayam broiler merupakan ayam yang
pertumbuhannya cepat dan menghasilkan
daging yang banyak untuk mencapai
bobot badan tertentu (Amrullah, 2004)
Ayam broiler memiliki___beberapa
kcunggulan yang didukung oleh sifat
genetik dan lingkungan yang meliputi
makanan, temperatur lingkungan dan
pemeliharaan ayam. Untuk
pertumbuhan broiler maka —_perlu
diperhatikan faktor-faktor_pendukung,
antara lain faktor genetik dan faktor
lingkungan, Salah satu faktor lingkungan
yang paling utama adalah faktor pakan.
Pakan yang diberikan harus tercukupi
dari segi kualitas, kuantitas dan
kontinuitas.
memacu
J. Trop. Anim.Sci.Technology, Juli 2020
melalui penelitian tethadap pertumbuhan
ayam broiler menunjukkan —bahwa
keseimbangan —mikronutrien _perlu
diperhatikan agar produksi_— dan
reproduksi ayam lebih maksimal,
Kebutuhan ayam akan mikronutrien yang
dimaksud seperti asam amino esensial.
Asam amino esensial merupakan asam
amino yang sangat diperlukan oleh tubuh
terak dan bersifat kritis, namun tidak
dapat disintesa oleh tubuh ternak,
sehingga harus tersedia dalam pakan
yang diberikan, Pada unggas, ada
beberapa asam amino esensial yang
bersifat kritisyaitu. metionin, isin,
treonin dan triptophan. Asam amino
esensial memiliki fungsi yaitu menyusun
protein atau polipeptida didalam tubuh
dan mendukung reaksi metabolisme sel-
sel tubuh terak.
38EISSN 2685-452X
Level makanan yang baik
dari asam amino ini diperlukan untuk
mendapatkan pertumbuhan optimal dan
hasil karkas dari ayam —pedaging
komersial yang tumbuh cepat (Ojano et
al., 2002)
Temak ayam tidak dapat
mengkonsumsi gugus metil, oleh karena
Journal of Tropical Animal Science and Technology, Juli 2020 .2(2):37-44
DOI: https/oi.org/t0,32938/tast v2'2.583
‘Alamat Webste hitos /lumal unimor.ac.id/JTAST
itu gugus metil harus disediakan melalui
pakan (Ratriyanto et al., 2009).
Jumlah metionin terbatas pada
sumber protein nabati_—_sehingga
diperlukan dalam jumlah besar untuk
pertumbuhan bulu dan sintesis. protein,
metionin selalu diklasifikasikan sebagai
asam amino pembatas pertama pada
unggas, Manfaat dari pemberian metionin
pada temak ayam adalah agar dapat
meningkatkan efisiensi_pakan, Tujuan
dari penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh suplementasi d/-
untuk
methionine terhadap —berat_badan,
konsumsi dan efisiensi- pakan ayam
broiler.
MATERI DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di
Kandang Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Timor, Kelurahan Sasi,
Kecamatan Kota —_-Kefamenanu,
Kabupaten Timor Tengah Utara,
Penelitian ini berlangsung selama (39
hari) terhitung dari 21 desember 2019
sampai 31 Januari 2020, Materi
penelitian adalah —Penelitian ini
menggunakan 80 ckor ternak ayam
broiler berumur 1 hari atau Day Old
Chick (DOC) Strain CP 707. Pakan yang
digunakan adalah pakan komersial BR1
produksi PT. Wonokoyo Jaya dan dl-
methionine. Pemberian pakan dan air
minum secara adlibitum.
Kandang yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kandang litter
dengan ukuran 3,5 x 7,0 m. Didalam
kandang tersebut dibuat 16 unit petak
J. Trop. Anim.Sci. Technology, Juli 2020
kandang berukuran 60 cm x 70 cm x 60
cm, Setiap unit kandang dialaskan kapur
sebagai litter dengan
ketebalan 7 cm. Dinding unit kandang
terbuat dari kawat, Peralatan yang
digunakan adalah tempat pakan sebanyak
16 buah dan tempat minum 16 buab.
Untuk menimbang temak dan pakan,
digunakan timbangan merek Idealife
kapasitas 5 kg dengan tingkat ketclitian 1
kg. Peralatan lain yaitu kamera, pita ukur,
jangka sorong, pisau, alat_pembersih
kandang dan alat tulis,
dan sekam
adalah
konsumsi
Variabel yang —diamati
pertambahan berat badan,
pakan dan efisiensi pakan, Data yang
diperoleh —dianalisis. menggunakan
analisis variansi (Anova) sesuai dengan
Rancang Acak Lengkap (RAL) dan
dilanjutkan dengan ji Dunean
39Vania Trisnasari, Subandiyono, Sri Hastuti/Jurnal Sains Akuakultur Tropis:4(2020)1:19-30 _eISSN:2621-0525
qyaktlty, Jurnal Sains Akuakultur Tropis
4 ey DepartemenAkuakultur
Fakultas Perikanan dan limu Kelautan - Universitas Diponegoro
JI. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7474698, Fax.: (024) 7474698
Email: sainsaluakulturtropis@/gmsil.com, sainsaluakuturtropis@undip ae.id
PENGARUH TRIPTOFAN DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP TINGKAT KANIBALISME DAN
PERTUMBUHAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus).
The Influence of Tryptophan in Artificial Feed on Cannibalism and Growth of Freshwater Crayfish
Vania Trisnasari, Subandiyono*), Sri Hastuti
Departemen Akuakultur
Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan, Universitas Diponegoro
JL. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah ~ 50275, Telp/Fax. +6224 7474698,
* Corresponding author: s_subandiyono@yahoo.com
ABSTRAK
Lobster air tawar (Cherar quadricarinatus) merupakan salah satu udang air tawar yang sudah
dikembangkan sejak tahun 2000. Karakteristik yang signifikan terkait kelangkaan stok benih adalah sifat
kanibalisme. Sifat kanibal biasanya muncul pada stadia benih terutama saat moulting. Upaya yang dapat dilakukan
dengan penambahan triptofan dalam pakan. Triptofan merupakan asam amino esensial yang diduga dapat berperan
sebagai pengendali kanibal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penambahan triptofan dalam pakan buatan
tethadap tingkat kanibalisme dan pertumbuhan lobster air tawar. Udang uji yang digunakan adalah lobster air tawar
dengan bobot 1,4740,16 g/ekor. Pakan diberikan dengan metode relative feeding rate yaitu 3%. Benih dipelihara
pada ember padat tebar | ekor/L. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan
acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan A, B, C, dan D adalah pakan buatan dengan dosis
‘riptofan masing-masing sebesar 0, 1, 2, dan 3%. Variabel yang diamati meliputi total konsumsi pakan (TKP),
efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), protein efisiensi rasio (PER), laju pertumbuhan relatif (RGR), kelulushidupan
(SR) dan tingkat kanibalisme (TK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa triptofan pada pakan memberikan pengaruh
nyata (P<0,05) terhadap TKP, EPP, PER, RGR, SR, dan TK. Perlakuan B (1%) menghasilkan nilai tertinggi pada
TEP yaitu sebesar 16,5420,91g, EPP 74,5443,77%, PER 2,1240,11%, RGR 1,99+0,16%hari'', dan SR 82:8,37%,
TK 10,00+7,07%. Dosis optimum untuk menekan tingkat kanibalisme dan meningkatkan pertumbuhan berkisar
antara 1,55-1,61%, Parameter kuslitas air selama penelitian berada pada kisaran yang layak untuk kehidupan benih
lobster air tawar. Disimpulkan bahwa penambahan dosis triptofan dalam pakan buatan mampu menekan tingkat
kanibalisme dan meningkatkan pertumbuhan beni lobster air tawar secara maksimal,
Kata Kunei : Triptofan, kanibalisme, pakan, pertumbuhan, cherax
ABSTRACT
Freshwater crayfish (Cherax quadricarinatus) is one species of the prawn which developed since 2000.
Significant characteristic related with deficient of freshwater crayfish cannibalism. Cannibalism usually occurs
during the stadia seed especially when its molting. One of the treatment is by adding tryptophan in the artificial feed.
Tryptophan is essential amino acidsthat can be disguise as canibal controller. This study aims to analyze the effect
of tryptophan in artificial feed towards cannibalism and the growth of freshwater crayfish. Tested prawn that used
on this research is freshwater crayfish weighing 4740.16 g/prawn. The feed is given using 3% relative feeding rate
method. Prawn are cultured using bucket stock of 1 prawn/L. This research used an experimental method with
complete random design (CRD) using 4 treaiment and 5 replications. Treatment A, B, C, and D each with the
addition of tryptophan dose 0, 1, 2, and 3%. Variabels for this reseach is total feed consumption (TKP), feed
19Vania Trisnasari, Subandiyono, Sri Hastuti/Jurnal Sains Akuakultur Tropi
:4(2020)1:19-30 eISSN:
1621-0525
ilization effeciency (EPP), protein efficiency ratio (PER), relative growth rate (RGR), survival rate (SR) and
canibalism (TK). The results of this study showed that added tryptophan had a significant effect (P<0,05) on TKP,
EPP. PER, RGR, SR and TK. Treatment B (1%) gave the best value at TKP 16,5440,91g, EPP 74,543,77%, PER
2,1220,11%, RGR 1,920, 16%, SR 8248,37% and TK 10,00*7,07%,. The optimum dose tryptophan can decrease of
‘cannibalism and increase growth range between 1,55-1,61%. Parameter of water quality on this research is on the
reasonable range for freshwater crayfish life. The research concludes the addition of tryptophan in artificial feed
can decrease cannibalism and increase the growih of freshwater crayfish maximally
PENDAHULUAN
Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan udang konsumsi yang menjadi salah satu komoditas
perikanan tawar yang sudah dikembangkan untuk budidaya di Indonesia sejak tahun 2000. Menurut Yusnaini et al.
2018) kegiatan budidaya memerlukan benih yang tersedia secara berkelanjutan, kuantitas yang cukup dan berkualitas
seria harga yang ekonomnis. Proses dalam mengembangkan kegiatan budidaya lobster air tawar salah satu kendalanya
adalah terbatasnya ketersediaan benih. Menurut A’yunin et al. (2017) keberhasilan budidaya lobster air tawar sangat
dipengaruhi oleh ketersedian benih yang berkualitas. Semakin tingginya permintaan akan lobster tidak diimbangi
dengan jumlah benih yang ada
Karakteristik yang signifikan terkait dengan kelangkaan stok benih adalah sifat kanibalisme. Sifat kanibal
biasanya muncul pada stadia benih terutama saat benih moulting. Pada saat moulting, tubuh akan mengeluarkan
aroma Khas, schingga merangsang lobster lain untuk memangsanya (Fatimah et al., 2016). Pada kegiatan budidaya
lobster air tawar, salah satu yang menjadi penghambat adalah adanya sifat kanibalisme. Upaya yang dilakukan untuk
‘meminimalisir Kanibalisme yaitu dengan memberikan asam amino esensial triptofan yang diduga dapat berperan
sebagai pengendali sifat kanibal (Usman et al., 2016)
at. Semakin tinggi kadar
serotonin dalam otak, maka tingkat agresif ikan cenderung menurun (Suharyanto et al., 2008),
Penelitian ini bertajuan untuk mengkaji pengaruh, dosis terbaik, dan dosis optimum penambahan triptofan
dalam pakan buatan terhadap tingkat kanibalisme dan pertumbuhan lobster air tawar. Penelitian ini dilakukan di
Gemma Farm, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten pada bulan Maret— April 2019,
MATERI DAN METODE
Udang uji
‘Udang uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih lobster air tawar (C. quadricarinatus) dengan bobot
awal 1,47=0,16g/ekor yang berasal dari Gemma Farm Klaten, Jawa Tengah. Padat Tebar setiap wadah | ekor/L dan
setiap wadah diisi dengan benih lobster sebanyak 10 ekor. Benih lobster uji dipelihara pada ember beraerasi selama
42 hati.
Wadah dan media uji
Persigpan wadah dilakukan selama 1 hari. Wadah yang digunakan adalah ember plastik dengan yolume 25 L
‘yang berjumlah 20 buah (4 perlakuan dan 5 ulangan) dan diisi air sebanyak 10 Liember. Setiap ember diberi aerator
dan shelter berupa potongan pipa paralon panjangnya 7 em yang digunakan untuk tempat berlindung berih lobster
dari kanibalisme.
Media yang digunakan untuk memelihara adalah air tawar. Sebelum dialirkan ke wadah ui, air diendapkan
terlebih dahulu selama 3 hari. Pengecekan kualitas air terdiri dari DO, pH, dan suhu, Proses penyiponan dilakukan
setiap hari untuk menghilangkan feses dan sisa pakan dalam media uj
pan pakan uj
Persiapan pakan uji dilakukan selama 4 hari. Pembuatan paksn uji dimulai dengan menimbang bobot benih
lobster air tawar, lalu menimbang berat pakan yang akan digunakan. Pakan uji yang akan digunakan adalah pakan
komersil dengan kandungan protein sebesar 32%. Triptofan murni yang digunakan adalah merk liftmode yang
berbentuk bubuk berwama putih. Metode peneampuran triptofan dalam pakan dilakukan dengan cara menghaluskan
pakan buatan terlebih dahulu. Kemudian melarutkan triptofan dengan air menggunakan blender, setelah homogen
maka dicampurkan pada pakan yang sudah dihaluskan dengan dosis triptofan sebesar 0, 1, 2 dan 3%/kg pakan. Pakan
yang telah dicampur dengan triptofan maka dicetak kembali dengan ukuran pakan 2 mm dan dikeringkan dengan
20