You are on page 1of 9
PERKEMBANGAN ILMU SOSIOLOGI A. Sosiologi Klasik Sosiologi adalah cabang dari ilmu pengetahuan sosial yang usia- nya relatif masih muda walaupun telah menunjukkan perkembangan . yang Juar biasa. Yang menarik alah bagaimana asal mulanya ilmu tersebut berkembang. Pada awalnya banyak orang mengulas masyara- kat dengan penekanan berbagai hal yang menarik perhatian unum saja seperti perang, kejahatan, kekuasaan golongan dari pihak-pihak yang ja, gejala-gejala keagamaan, dan berkuasa seperti pemerintah atau r sebagainya. Dari pemikiran ini para pemerhati ilmu sosial mengem- bangkan pengetahuannya ke dé entuk filsafat kemasyarakatan yang di dalamnya menguraikan tentang harapan, susunan serta ke- hidupan masyarakat yang dinginkan atau yang dianggap ideal. Berangkat dari harapan kehidupan masyarakat yang ideal terse- but muncullah perumusan tentang nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang seharusnya ditaati oleh setiap manusia dalam hubungannya dengan manusia lain dalam suatu kehidupan manusia. Nilai-nilai dan kaidah- kaidah yang dimaksudkan tersebut yaitu suatu penciptaan kehidupan manusia yang penuh kebahagiaan, ketenteraman, kedamaian dalam tatanan kehidupan sosial. Akan tetapi, harapan demi harapan tersebut _ * Socrjono Sockanto, Op. cit., him. 15. Lihat pula; Bernard Raho, SVD, Teori Sosio- lexi Modern, Jakarta, Prestasi Pustaka, 2007, him..21-25. Dipindai dengan CamScanner tidak selamanya dapat dicapai atau direalisasikan d yang sesungguhnya sehingga timbullah antara harapa: Untuk mewujudkan harapan-harapan tersebut, maka ara ilmmuyns _ perlu menciptakan teori-teori untuk dikembangkan secara sistemati dan bersifat objektif (netral) yang terlepas dari harapan-harapan pri- bali yang mempelajarinya terutama tentang penilaian baik dan burey tentang suatu kenyataan yang ada, alam Kehidupan n dan kenyataan, Pada zaman dahulu, sumber semua ilmu Pengetahuan adalah filsafat. Dengan kata lain, semua ilmu Pengetahuan yang ada scka- rang pernah: menjadi bagian dari filsafat, Dengan demikian, dapat dikatakan sebagai induk dari semua ilmu pengetahuan (i Sciantiarum). Akan etapi, filsafat lebih bersifat subjektif karena filsa- fat merupakan ilmu pengetahuan yang hanya bersandar pada. aspek . pemikiran manusia sehingga skala keilmiahannya masih sangat kecil, Adapun syarat ilmu pengetahuan itu sendiri harus bersandarkan pada bukti-bukti yang bersifat faktual artinya harus mendasarkan pada kenyataan yang ada yang dapat dilihat, diraba, didengar,.dan dira- sakan, Pada perkembangan selanjutnya, ilmu pengetahuan dan filsafat berkembang sendiri-sendiri, terpisah satu dan yang lain, filsafat master Pemisahan itu didasarkan kepada filsafat yang bersumberkan as- pek pemikiran manusia, yang kebenarannya bersandarkan pada tingkat pengetahuan dan wawasan pemikirnya, bukan pada fakta yang ada. Adapun ilmu pengetahuan, karena sifatnya yang ilmiah maka na terlepas dari pengaruh campur tangan manusia. Hal ini dikarena _ Poros dari segala kebenaran dalam ilmu pengetahuan tetap Dee pada objek atau fakta dari realitas yang dapat dilihat, oem yang dan dirasakan tadi. Di abad ke-19, di antara ilmu te memba- * baru muncul adalah ilmu psikologi (ilmu Pet don peak has manusia dari aspek kejiwaan yang berupa = aan adalah filsafat nya). Psikologi, fisika, biologi, sosiologi ee seta yang kemudian berkembang menjadi ee cls Sosiologi sebagai ilmu yang oe kelompo! satu dan lainnya, antara kelompok ora Pertame a Pera dari berbagai pemikiran tentang a iba adanya revolus! berkembang di Benua Eropa sebaga a manusia n antar xc lainnya beresel i, sosiologt cis Dipindai dengan CamScanner BAB1 Ruang Lingkup Sosiologi dan revolusi industri di Inggris. Sebelum bergulirnya revolusi ma- syarakat Eropa berada dalam pola-pola kehidupan tradisional yang diwarnai oleh sistem sosial yang feodalistik. Kondisi feodalistik inj dilihat dari beberapa indikator dalam masyarakat yaitu: 1. Ketergantungan kehidupannya pada sektor pertanian dan perke- bunan (agraris), 2. Ukuran kelas sosial selalu didasarkan pada faktor kepemilikan ta- nah, sehingga Orang-orang yang memiliki tanah yang luas atau tuan tanah menempati kelas sosial atas. 3. Pembedaan status sosial kemasyarakatan dengan gelar-gelar ke- bangsawanan seperti raden (di Jawa), sir (di Inggris), dan seba- gainya. 4. Pola-pola hubungan perekonomian lebih banyak didominansi oleh pola-pola hubungan antara tuan tanah dan buruh tani, petani Penggarap dan penyewa tanah pertanian, Sebagian masyarakat menganggap sistem feodalisme sebagai pola kehidupan yang didominasi oleh berbagai ketidakadilan, teruta- ma dalam pola-pola pembagian aset kepemilikan dan hasil pertanian. Dalam kasus Perancis, ketidakadilan tersebut menjadi bertambah- tambah akibat totaliter yang diterapkan dalam pemerintahan kerajaan _tersebut.® Karena itu, revolusi industri diharapkan akan mengubah ‘pola ke- hidupan tradisional ke pola modern, dari sistem pemerintahan yang Sewenang-wenang menjadi sistem pemerintahan yang adil dengan indikator adanya pengakuan atas persamaan hak-hak dan kewajiban sebagai warga negara yang setara; yang lazim disebut dengan istilah sistem pemerintahan yang demokratis. Ringkashya, ‘revolusi diharap- kan menghasilkan suatu tatanan sosial yang penuh keadilan, keterbu- kaan, persamaan, dan kebebasan. Akan tetapi, kenyataan yang ada setelah revolusi bergulir ber- SS _, Sistem pemerintahan totaliter Perancis dapat dilihat dalam Sejarah Revolusi Peran- Sls, yaitu pada masa pemerintahan Louis XIV hingga pada masa puncak kediktatoran- 22 menimbulkan kemarahan rakyat. Rakyat menggempur penjara Bastille sebagai mbang kesewenang-wenangan pemerintah kerajaan pada saat itu, ™ Dipindai dengan CamScanner PENGANTA® » eta dan Gejala Permasabene ©" . . Pemahaman Fakta dan ene mengundang kekhawatiran dari banyak n ae Ae watiran terjerumusnya kehidupan masyarakat utama yaitu anarkis.” Kekhawatiran tersebut lebih buruk, : jadi i jadi ee dengan keadaan sosial yang menjadi anarkis akibat menjadi hancurnya tatanan pemerintahan di Fence ementara itu, revolusi industri yang diharapkan membawa kema- juan dan keadilan yang rusak akibat sistem tradisional yang feodalistik tersebut justru menimbulkan ketidakadilan yang lebih parah dalam bentuk ketimpangan sosial. Revolusi tersebut bukan hanya gagal mengubah kelas sosial yang mengotak-kotakkan masyarakat, tetapi membuat pengkotak-kotakan tersebut semakin menjadi-jadi. Hal ini dapat dilihat dengan semakin membengkaknya kemiskinan di negara tersebut, upah buruh yang jauh dari layak, dan pemegang modal yang semakin bergelimang kekayaan..Akibat dari sistem sosial tersebut ada- lah konflik sosial yang ‘jika dibiarkan akan menjadi revolusi jilid dua yang akan lebih mengerikan. bicara Jai pihak, ter ke pola-pol Berangkat dari persoalan itulah para pemikir mulai mencari ja- waban, terutama Menyangkut persoalan; mengapa kehidupan ma- Syarakat berubah menjadi pola-pola kehidupan seperti itu. Ada apa di balik pola-pola kehidupan sosial tersebut, bagaimana mencari jalan Keluar (solusi) untuk mengatasi persoalan tersebut, dan bagaimana Caranya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dalam setiap kali muncul perubahan sosial, Beberapa pemikir yang berusaha mencari Jawaban dari Persoalan tersebut secara ilmiah adalah August Comtee Yang pertama kali memberikan nama bagi ilmu yang mengkaji hubung- an sosial kemasyarakatan terscbut dengan istilah sosiologi.* Untuk uraian yang lebih perinci, maka berikut ini akan diuraikan beberapa Poin tentang sejarah pemikiran sosiologi: fot : jdak berlaku norma? "Avarkis adalah keadaan di mana kehidupan sosial suds day OT oy ie 18 dan berbagai peraturan schingga masyarakat hidup aul pengendali yas uh dsam sosial menjadi kacdu karena tidak berlskuny® * i hl Peraturan tersebut. M, Sitoras, at 2-3 dan ; goatikan dari Soerjono Sockanto, Op. cit, him. ' et Dipindai dengan camScannet BABy Ruang Lingkup Sosiologi V1. August Comtee (4798-1857) Comtee adalah Seorang berkebangsaan Perancis yang Pertama kali memberikan nama sosiologi pada ilmu yang mengkaji hubungan sosial kemasyarakatan ini sehingga ia mendapat julukan Bapak Sosiologi, Comtee telah menulis beberapa buah buku yang berisi pendekatan- pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat.? Sebagian dari pa- paran ilmiahnya adalah bahwa, agar bermanfaat ilmu sosiologi harus didasarkan pengamatan, perbandingan, eksperimen (percobaan), dan metode historis (kesejarahan). Ia berpendapat bahwa sosiologi harus didasarkan pada fakta-fakta yang objektif (bukan harapan, prediksi atau ramalan, opini). Berdasarkan pendapat tersebut, maka melalui sosiologi akan diperoleh kajian tentang masyarakat yang objektif (ber- dasarkan kenyataan), Sumbangan pemikirannya yang mendorong Kemajuan perkem= bangan sosiologi dikenal dengan istilah hukum kemajuan manusia atau hukum tiga tahap. Ia memaparkan bahwa gejala alam dan gejala sosial, manusia akan melewati tiga tahap, yaitu: 1." Jenjang teologi, artinya segala sesuatu dijelaskan dengan meng- * acu pada hal-hal yang bersifat adikodrati (kodrat yang bersifat ilahiah). 2. Jenjang metafisika, artinya di tahap ini manusia memahami sesua- tu dengan mengacu pada kekuatan-kekuatan metafisik (hal-hal yang berada di luar kemampuan akal pikirannya) atau hal-hal yang bersifat abstrak. . 3. Jenjang positif, artinya gejala alam dan gejala sosial dijelaskan se- cara deskriptif ilmiah (jénjang ilmiah). * Dalam hal ini, Comtee mengatakan bahwa sosiologi menempati Peringkat teratas di dalam tingkatan ilmu-ilmu sosial sebab sosiologi Merupakan induk dari ilmu-ilmu sosial. Ia membagi sosiologi dalam dua kelompok besar yaitu, statistika sosial yang mewakili stabilitas dan kemantapan, dan dinamika sosial yang mewakili perubahan, * Soerjono Sockanto, Loc. cit, him. 23-35. ~ Dipindai dengan CamScanner Cn RR RG RIS/RNOSAGNAN Sosiat: Teor, Aplikasi, dan Pemecahannya 2. Karl Marx (1818-1883) Latar belakang pemikiran Karl Marx adalah eksploitasi besar-be. saran yang dilakukan oleh kaum pemilik modal atau para Pengusaha (kapitalis) yang disebut borjuis terhadap para buruh atau Pekerja (pro. letar). Eksplotasi tersebut diwujudkan dalam bentuk jam kerja yang ditentukan sesuai keinginan para pemilik modal d; yang tidak sebanding dengan pekerjaannya, Den; menuduh kemiskinan yang dialami oleh kaum ciptaan kaum borjuis akibat pemaksimalan jam yang amat rendah. ‘an pembagian upah gan kata lain, Marx Proletar Merupakan, Kerja dengan upah Kondisi ini, menurut Marx, akan berimbas pada ketimpangan soial yang sangat tajam yang bermuara pada ledakan revolusi Sosial sebagai akibat daya tahan hidup kaum proletar yang sudah menca- pai batas ketahanannya. Secara Saris besar, sasaran revolusi tersebut adalah membentuk kehidupan masyarakat tanpa kelas (tidak ada iagi kelas-kelas sosial) dengan pola-pola pembagian ekonomi yang sama Tata sama rasa, Dengan demikian, tidak ada lagi ketimpangan sosial sebab kedudukan semua orang adalah sama. Keadaan masyarakat seperti ini yang disebut oleh Marx sebagai masyarakat sosialis. Prediksi Marx akan ledakan revolusi akibat terlampauinya am- bang batas ketahanan kaum proletar bersumber dari analisisnya akan eksistensi perjuangan kelas yang mewujud dalam pertentangan kaum borjuis dan proletar serta berakhir dengan tersingkirnya kaum bor- juis/kapitalis dari kehidupan sosial. 3. Herbert Spencer (1820-1903) 3 js yang mengurai- Spencer adalah seorang berkebangsaan Inger : Jam pandang- i i inci dan sistematis. Dalam pan kan materi sosiologi secara terperi ven sosilogi adalah kebiguren 5 r i ~ annya ia mengatakan bahwa objek ae et penganct agama, kon keluarga, perilaku politik, tingkah lal 7 Pang ai dalamnye ter: ial, dan kehidupan masyarakat industri y kerja (ob division), trol sosial, ha pat, pembagian Ke i alee dapat asosiasi, masyarakat setempa| osiologi pengetal pelapisan sosial (social stratification (science). ciological knowledge), dan ilmu peng? ukakan teorinya yang Pada tahun 1876 Spencer mengem™ dikenal u Dipindai dengan CamScanner modern (industri) secara bertahap sebagaimana teori evolusi Darwin. 4. Emile Durkheim (1858-1917) Durkheim adalah salah seorang yang memelopori perkembang- an sosiologi. Ia telah banyak melakukan penelitian terhadap berbagai lembaga dalam masyarakat dan Proses sosial yang selanjutnya mem- bagi sosiologi ke dalam tujuh bagian, yaitu; 1. Sosiologi umum yang pembahasannya meliputi kepribadian indi- vidu dan kelompok manusia. 2. Sosiologi agama yang membahas perilaku para penganut agama yang terdiferensiasi (terbagi-bagi) dalam kelompok-kelompok agama yang berbeda-beda. Sosiologi yang membahas tentang perilaku kejahatan baik kejahat- an secara individual maupun secara kelompok. uw 4, Sosiologi hukum dan moral yang dominansi bahasan di dalam- nya adalah tentang organisasi politik, sosial, perkawinan, dan ke- luarga. 5. Sosiologi ekonomi yang bahasan materinya mencakup ukuran- ukuran penelitian dan kelompok kerja. 6. Sosiologi yang membahas perilaku masyarakat perkotaan (urban society) dan perilaku masyarakat pedesaan (rural society). 7. Sosiologi estetika, yang pokok bahasannya mencakup karya seni dan budaya. Salah satu dari karyanya yang terkenal di antaranya adalah Rules of Sociological Method (1895), yang banyak membahas tentang meto- dologi dalam penelitian klasik tentang “bunuh diri” (suicide) di ber- bagai kelompok masyarakat.'? ————— | Dipindai dengan CamScanner 5. Max Weber (1864-1920) la yang memperkenalkan pendekatan vestehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, aoe sikap yang menjadi penuntun perilaku masyarakat yang melahirkan interaksi so, sial. Di antara contoh karya Max Weber tentang Perkembangan S0- siologi adalah analisis tentang wewenang, birokrasi, sosiologi agama, organisasi-organisasi ekonomi, dan sebagainya. Secara umum perkembangan ilmu sosiologi sebagaimana telah dipaparkan di depan oleh para ilmuan di abad ke-19 dikatakan lebih bersifat makro, Mulai saat itu para sosiolog berpendapat bahwa per- ubahan suatu masyarakat dapat diprediksi (diramalkan) melalui pema- haman karakteristik suatu masyarakat tersebut.‘Artinya dari karakter- istik tersebut suatu perubahan akan dapat dilihat sebelumnya sebab karakteristik masyarakat akan sangat berpengaruh pada perubah- an sosial., Perkembangan ilmu sosiologi telah membawa perubahan pendekatan di mana pada dekade sebelumnya analisis sosiologi lebih bersifat makro, maka perkembangan selanjutnya lebih bersifat mikro. B. Sosiologi Modern Jika dilihat dari sejarah perkembangannya, sosiologi berkembang di Eropa, tetapi perkembangan selanjutnya yang mengantar pada so- siologi modern justru banyak ierjadi di Amerika Serikat dan Kanada. Perkembangan ini erat kaitannya dengan situasi dan Kondisi masyara- kat di daerah tersebut, Di dalam sejarah perkembangan masyarakat, abad ke-20 adalah abad gelombang besar imigrasi ke Ainerika Utara yang berakibat pada Pesatnya pertumbuhan penduduk dan munculnya kota-kota industri baru. Pesatnya petumbuhan penduduk dan industri tersebut ie akan membawa gejolak kehidupan sosial perkotaan seperti kriminal i tas, kerusuhan yang berbau perkotaan dan berbagai tuntutan oa tuntutan kaum buruh dan hak-hak kaum perempuan, Fa cae yang mendorong para sosiolog untuk memikirkan gejala Sica terjadi, yang analisis ilmiahnya sudah tidak lagi relevan pe i , sa sebelumny: © Sosiologi yang banyak digunakan di Eropa pada ma: ilmuwan so- Berangkat dari permasalahan tersebut akhirnya para 1m fi Dipindai dengan CamScanner BAB1 Ruang Lingkup Sosiologi sial mencari pendekatan baru dalam menganalisis permasalahan ter- sebut yang melahirkan sosiologi modern yang lebih bersifat mikro, dalam arti lebih bersifat empiris. Dalam pendekatan modern, per- ubahan masyarakat dapat dipelajari mulai: dari berbagai fakta sosial yang muncul. Hasil identifikasi fakta sosial tersebut dapat digunakan untuk menarik suatu kesimpulan terhadap permasalahan yang ada. Mulai saat itu disadari nilai penting penelitian sosial terutama yang berkaitan dengan solusi masalah kemasyarakatan. Dipindai dengan CamScanner

You might also like