You are on page 1of 6
MODUL PRAKTIKUM KOMUNIKASI DAN KONSELING PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER UNIVERSIT/ TAS MU IIYAH SURAKARTA PRAKTIKUM KOMUNIKAS! DAN KONSELING MODUL 2 KONSELING OBAT NON RESEP (SWAMEDIKAS!) PROGRAM STUDI PROFES! APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Modul Praftium Komunifasi din Konseling MODUL 2 KONSELING OBAT NON RESEP (SWAMEDIKAS!) ‘A. CAPAIAN PEMBELAJARAN Mabasiswa mampu melakukan pelayanan dan memberikan konseting obat non resep (swamedikasi) kepada pasien B. TEORI Swamedikasi merupakan pengobatan yang dilakukan pasien sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter, penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter. Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaannya swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya. Dalam hal ini Apoteker dituntut untuk dapat memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat sehingga masyarakat agar dapat terhindar dari penyalahgunaan obat (drug abuse} dan penggunasalahan obat (drug misuse). Batasan swamedikasi yaitu dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan, seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit dan lain-lain, Keluhan yang sebaiknya tidak dilakukan swamedikasi tapi perlu penanganan dokter diantaranya: keluhan pada mata merah dan disertai lendir; batuk dan serak » 1-2 minggu; batuk darah; buang air dengan darah atau adanya perubahan menetap dari pola pembuangan air atau konsistensi tinja; rasa nyeri dan sulit buang air kecil; adanya benjolan kecil pada bagian tubuh; demam diatas 40°C lebih dari 2-3 hari disertai dengan gejala lain seperti nyeri tenggorokan; ruam kulit; diare dan muntah-muntah yang hebat. Sedangkan, untuk kondisi pasien yang perlu diwaspadai diantaranya yattu: wanita hamil, wanita menyusut, pasien dengan riwayat alergi, dan pasien dengan riwayat penyakit kronis, Berdasarkan penggolongan obat, jenis obat yang dapat diberikan untuk swamedikasi yaitu: abat bebas, obat bebas terbatas dan Obat Wajib Apotek (OWA), Menurut perundang-undangan OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Penanggung jawab Apotek (APA) kepada pasien tanpa resep dokter. Kriteria obat wajib apotek (OWA) yang dapat diserahkan tanpa resep yaitu: tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah usia 2 tahun dan orang tua > 65 tahun; pengobatan sendiri dengan obat tidak memberikan restko pada kelanjutan penyakit; penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan; penggunaannya diperiukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia, obat memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri. Ketentuan dalam penyerahan OWA yaitu: wajib melakukan pencatatan yang benar tentang data pasien, Modul Praftium Komunifasi din Konseling 10 memenuhi ketentuan jents dan jumlah yang boleh diberikan, wajib memberikan informasi yang benar. C. KOMPETENS! SPESIFIK 1. Pengumpulan data dan informasi Kandidat/ mahasiswa dapat melakukan pengumpulan data dan informasi dengan cara menggali informasi dari pasien dengan lengkap. Contoh pertanyaan dalam menggali informasi dapat mengacu pada poin konseling bagian pembukaan (Tabel 1). 2. Penetapan masalah kandidat/ mahasiswa menetapkan masalah berdasarkan keluhan/ gejala yang diperoleh dari hasil penggatian informasi pasien. 3. Penyelesaian masalah Kandidat/ mahasiswa menyelesaikan masalah atau memberikan rekomendasi terapi dan atau merujuk pasien berdasarkan evaluasi dari referensi atau evidence based medicine (EBM) yang tersedia. 4. Komunikast efektif Kandidat/ mahasiswa dapat melakukan komunikasi dan konseling kepada pasien dengan menjelaskan informasi obat, cara penggunaan, terapt penunjang, memberikan motivasi, verifikasi pemahaman dan informasi lainnya. Poin komunikasi dapat dilihat pada bagian isi konseling dan penutup di poin konseting (Tabel 1). 5. Sikap dan perilaku professional Penilaian terhadap sikap dan perilaku seorang apoteker yang professional dalam berkomuntkast seperti: a. Pembukaan: memberi salam dan memperkenalkan diri sebagai apoteker, verifikasi pasien atau dokter, meminta kesediaan waktu, menginformasikan tujuan konseling b. Penutup: verifikasi pemahaman, memberi kesempatan bertanya c. Umum: menggunakan 11ahasa yang mudah dipahami, empati, kontak mata dan terima kasth. Modul Praftium Komunifasi din Konseling Tabel 1. Poin Konseling Non Resep (Swamedikasl) PEMBUKAAN ‘Memberi salam dan memperkenalkan dirt sebagai Apateker ‘Membuka pembicaraan dengan baik Meminta kesediaan waktu untuk memberikan konseling Sl) 5)=] | Member! informasi tujuan dari pemberian konseling “Menanyakan keluhan pasien, lama dan penyebabnya ‘Menanyakan siapa yang akan menggunakan obat =e] . Menanyakan riwayat pengobatan yang telah digunakan untuk mengatasi keluhan 3, Menanyakan riwayat penyakit lain 9,_Menanyakan alergi T0,Menanyakan apa sudah pemah berkonsultasi dengan tenaga kesehatan lain 1ST KONSELING Menjelaskan jenis keluhan L 7_Menjelaskan tujuan pengobatan dan harapan pengobatan 3. Menunjukkan kemasan/ membuka kemasan, menunjukkan obat pada pasien 7 _Wenjelaskan aturan pakal obat, lama minum obat (cara pakal untuk sediaan khusus non po) Menjelaskan efek samping yang penting atau umum dan cara mengatasinya Menjelaskan hal yang harus dilakukan jika lupa minum obat Menjelaskan cara penyimpanan dan atau membuang obat 6 1 &_Menjelaskan ada atau tidak interaksi dengan makanan atau obat 9 Menjelaskan jika obat bisa diulang dan kapan dapat diulang i ‘0. Menjelaskan tindakan (ain yang dapat menunjang pengobatan? terapi non farmakologi T-Menjelaskan kapan harus Konsultasi ke dokter PENUTUP Verifikasi pemahaman pasien tentang pengobatan ‘Menanyakan apakah pasien ada pertanyaan lagi enutup pembicarean dengan baik Mengingatkan pasien untuk berdoa sebelum menggunakan obat Memberikan motivasi pasien bahwa kesembuhan datangnya dari Alloh SWT ‘Menggunakan Bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara engucapkan terimakasih Modul Praftium Komunifasi din Konseling D. CONTOH KASUS NON RESEP INSTRUKSI KANDIDAT Skenario: Seorang pasien perempuan datang ke apotek Anda untuk membeli obat. Tugas: 1. Lakukan penggatian data dan informasi terkait kondisi pasien! 2. Tetapkan masalah pasien dan berikan rekomendasi! 3. Lakukan komunikasi efektif dengan pasien! Pilihan obat yang tersedi Inzana tab (Asetosal) Novalgin syrup (Metamizole) Proris syrup (Ibuprofen) Sanmol syrup (Paracetamol) Sanmol drop (Paracetamol) yawn PENYELESAIAN Tugas 1 (Penggalian data dan informasi) SCRIPT PASIEN (Informasi yang harus digall oleh Apoteker) wika ditanyakan: Jawaban yang disampaikan Keluhan pasien Panas Siapa yang akan menggunakan Anak saya (10 bulan) Berat badan 10 kg Riwayat penyakit Badan terasa panas sejak 2 hari yang lalu Riwayat pengobatan yang telah Kompres panas (Bye-Bye Fever) digunakan untuk mengatas! keluhan ‘Alergi atau kontraindikasi Tidak ada Penyakit lain yang diderita Tidak ada, konsultast kepada tenaga kesehatan | Belum ‘Tugas 2 (Penetapan masalah dan rekomendast) Penetapan masalah : demam Rekomendast Sanmol drop Tugas 3 (Komuntkast efektif) : merujuk tabel 1 Tujuannya ——: menurunkan demam Aturan pakai : 3-4 kali sehari 0,8 mL Terapi non farmakologt ; kompres air hangat Efek samping _: tidak ada Kapan harus ke dokter : jika 3 hari setelah menggunakan obat tidak ada perbaikan, maka harus segera ke dokter. veep Modul Praftium Komunifasi din Konseling 13

You might also like