Glosarium Kekerasan Fisik

You might also like

You are on page 1of 10
GLOSARIUM MODUL PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN DI LINGKUNGAN SATUAN PENDIDIKAN A ¢ Akomodasi yang Layak modifikasi dan penyesuaian yang tepat dan diperlukan untuk menjamin penikmatan atau pelaksanaan semua hak asasi manusia dan kebebasan fundamental untuk penyandang disabilitas berdasarkan kesetaraan. © Akuntabilitas Setiap pelaksanaan tindakan pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan dapat dipertanggungjawabkan. © Anak Seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (PermenpppaNo.08 tahun 2014. Pasal 1 ayat 1) «Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) Individu di bawah usia tertentu yang terlibat dalam proses hukum karena dituduh atau dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana. Istilah ini menekankan tantangan dan konflik hukum yang dihadapi oleh anak-anak tersebut dan menggarisbawahi perlunya pendekatan dan pertimbangan khusus dalam sistem peradilan untuk mengatasi keadaan unik mereka, Tujuannya adalah untuk merehabilitasi dan mengintegrasikan kembali mereka ke dalam masyarakat, mengenali usia mereka dan potensi perkembangan posit Anggota Komite Sekolah Individu yang terlibat dalam lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan Asesmen Kebutuhan TPPK Proses identifikasi dan penetapan jumlah serta keterwakilan unsur keanggotaan TPPK di lingkungan satuan pendidikan yang dipimpinnya dengan mempertimbangkan: a. perbandingan jumlah warga satuan pendidikan (peserta didik, pendidik, dan tenaga Kependidikan) dengan estimasi jumlah calon anggota TPPK; dan b. beban tugas calon anggota TPPK. B © Berpikir kritis Kemampuan seseorang secara objektif dalam memproses informasi baik kualitatit maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Berpikir kritis dapat membantu seseorang untuk memahami dan menghargai perbedaan pendapat, nilai, dan keyakinan, D ¢ Dinas Pendidikan Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendidikan © Disabilitas Kondisi yang mengakibatkan gangguan fungsi fisik, sensorik, mental, atau intelektual. © Disiplin Positif Suatu pendekatan yang memampukan peserta didik untuk memahami dan mengendalikan perilakunya dengan kesadaran dan bertanggung jawab sebagai bentuk menghormati diri sendiri dan orang lain, Peserta didik akan menyadari sebab dan akibat dari apa yang dilakukannya, sehingga dapat mencegah dirinya melakukan Kekerasan. Disiplin positif merupakan pendekatan yang menanamkan disiplin bagi anak dengan mengajarkan penyelesaian masalah tanpa Kekerasan. Salah satu contoh metode disiplin positif adalah dengan mengurangi pemberian arahan kepada peserta didik dan menggantinya dengan diskusi dua arah tentang apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan di sekolah. Diskriminasi dan Intoleransi Setiap perbuatan Kekerasan dalam bentuk pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan berdasarkan suku/etnis, agama, kepercayaan, ras, warna kulit, usia, status sosial ekonomi, kebangsaan, jenis kelamin, dan/atau kemampuan intelektual, mental, sensorik, serta fisik E e Edukasi Pendekatan edukasi dalam pencegahan dan penanganan kekerasan mencakup sosialisasi kebijakan, tata tertib, dokumen pendukung kebijakan, serta program terkait pencegahan dan Penanganan Kekerasan, Program pencegahan dan penanganan kekerasan juga termasuk penguatan karakter melalui implementasi nilai-nilai Pancasila, dan pelaksanaan pelatinan. © Empati Secara sederhana, empati diartikan kemampuan seseorang untuk dapat memahami sudut pandang orang lain, baik dalam berpikir, bertindak, dan merasa. Dengan mengasah empati, warga satuan pendidikan akan memiliki kemampuan untuk tidak menjadi pelaku Kekerasan, khususnya intoleransi. H ¢ Hukuman Pidana Suatu bentuk hukuman hukum yang dijatuhkan oleh negara atau otoritas peradilan terhadap seseorang yang dinyatakan bersalah melakukan kejahatan, Hukuman pidana dirancang untuk memberikan sanksi dan mencegah perilaku yang melanggar hukum, melindungi masyarakat, dan mencari keadilan, Hukuman ini dapat sangat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan pelanggaran dan dapat mencakup hukuman penjara, denda, masa percobaan, pelayanan masyarakat, atau tindakan perbaikan lainnya. Penjatuhan pidana mengikuti proses hukum dimana terdakwa terbukti bersalah di pengadilan. © Incompetent Consent Keadaan peserta didik usia anak (di bawah 18 tahun) yang belum mampu memberikan persetujuan karena adanya keterbatasan penerimaan informasi tentang konsekuensi dari tindakan atau keputusan yang diambil. © Informed Consent Persetujuan yang diberikan secara sadar dan sukarela setelah individu menerima informasi yang cukup tentang konsekuensi dari tindakan atau keputusan yang diambil K © Keadilan dan kesetaraan gender Hak dan kewajiban yang sama bagi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan untuk mendapatkan layanan pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan tanpa memandang gender. © Keberlanjutan pendidikan Setiap peserta didik, khususnya yang terlibat dalam kekerasan, harus dijamin keberlanjutan pendidikannya. © Kebijakan yang mengandung kekerasan Kebijakan yang berpotensi atau menimbulkan terjadinya kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, anggota komite sekolah, kepala satuan pendidikan, dan/atau kepala dinas pendidikan. Kebijakan ini meliputi: a) kebijakan tertulis seperti surat keputusan, surat edaran, nota dinas, pedoman, dan/atau bentuk kebijakan tertulis lainnya; dan b) kebijakan tidak tertulis seperti imbauan, instruksi, dan/atau bentuk tindakan lainnya. Kehati-hatian Penanganan kekerasan di satuan pendidikan dilakukan dengan menjaga keselataman korban, saksi, dan atau pelapor, menjaga kerahasiaan identitas pihak, dengan memprioritaskan keamanan data, dan memberikan informasi kepada korban dan sakis mengenai hak-haknya, mekanisme penanganan laporannya dan pemulihannya, dan kemungkinan risiko yang akan dihadapi, termasuk rencana upaya mengurangi dampak atas risiko tersebut. ¢ Kekerasan Setiap perbuatan, tindakan, dar/atau keputusan terhadap seseorang yang berdampak menimbulkan rasa sakit, luka, atau kematian, penderitaan seksual/reproduksi, berkurang atau tidak berfungsinya sebagian dan/atau seluruh anggota tubuh secara fisik, intelektual atau mental, hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan atau pekerjaan dengan aman dan optimal, hilangnya kesempatan untuk pemenuhan hak asasi manusia, ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, kerugian ekonomi, dan/atau bentuk kerugian lain yang sejenis. Kekerasan berdasarkan lokasi terjadinya kekerasan Kekerasan mencakup: (a) Kekerasan yang dilakukan di dalam lokasi satuan pendidikan, mencakup kekerasan yang dilakukan oleh peserta didik, pendicik, tenaga kependidikan, anggota komite sekolah, dan warga satuan pendidikan lainnya terhadap peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan warga satuan pendidikan lainnya. (b) Kekerasan dalam kegiatan satuan pendidikan yang terjadi di luar lokasi satuan pendidikan, yang dilakukan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, anggota komite sekolah, dan warga satuan pendidikan lainnya terhadap peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, anggota komite sekolah, dan warga satuan pendidikan lainnya. (0) Kekerasan yang melibatkan lebih dari 1 (satu) Satuan Pendidikan Kekerasan Fisik Tindakan yang dilakukan oleh pelaku kepada korban dengan Kontak fisik oleh pelaku kepada Korban dengan atau tanpa menggunakan alat bantu. Kekerasan fisik yang dimaksud dapat berupa tawuran atau perkelahian massal, penganiayaan, perkelahian, eksploitasi ekonomi melalui kerja paksa untuk memberikan keuntungan ekonomi bagi pelaku, pembunuhan; dan/atau perbuatan lain yang dinyatakan sebagai Kekerasan fisik dalam ketentuan peraturan perundang- undangan, ¢ Kekerasan Psikis Setiap perbuatan non fisik yang bertujuan untuk merendahkan, menghina, atau menakuti tanpa melibatkan kontak fisik langsung. © Kekerasan Seksual Setiap perbuatan merendahkan, menghina, atau menyerang tubuh dan fungsi reproduksi seseorang, biasanya terjadi karena ketimpangan relasi kuasa atau gender. © Kementerian Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan, © Kepentingan terbaik bagi anak Dalam setiap kegiatan yang melibatkan peserta didik berusia anak di satuan pendidikan, khususnya dalam hal pencegahan dan penanganan kekerasan, kepentingan terbaik bagi anak harus dijadikan pertimbangan utama. Penting untuk memastikan bahwa seluruh intervensi atau proses dalam pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan tidak mengganggu tumbuh kembang anak dan sesuai dengan persetujuan orang tua dan/atau wali mereka. ¢ Kesetaraan gender Konsep yang menjamin persamaan hak, kesempatan, dan perlakuan bagi individu dari semua jenis kelamin, tanpa diskriminasi berdasarkan gender. Hal ini mencakup peningkatan keadilan dan keadilan dalam distribusi sumber daya, tanggung jawab, dan manfaat antara laki-laki dan perempuan, Tujuan kesetaraan gender adalah untuk menciptakan masyarakat di mana laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk pengembangan pribadi, profesional, dan sosial. Hal ini termasuk mengatasi dan menentang stereotip, bias, dan norma gender yang mungkin berkontribusi terhadap perlakuan tidak setara, © Kesetaraan hak dan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas Hak yang sama bagi peserta didik anak, pendidik, maupun tenaga kependidikan penyandang disabilitas sebagai warga negara dan berhak diberikan akses dalam aspek pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan. © Komisi Perlindungan Anak Indonesia Lembaga negara yang bersifat independen yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan perlindungan anak. KPAI memiliki tugas antara lain: melakukan pengawasan tethadap pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan Hak Anak; memberikan masukan dan usulan dalam perumusan kebijakan tentang penyelenggaraan Perlindungan Anak. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan Lembaga negara yang bersifat independen untuk penegakan hak asasi manusia perempuan Indonesia yang dibentuk melalui Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998, dan diperkuat dengan Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005. Komnas Perempuan lahir dari tuntutan masyarakat sipil, terutama kaum perempuan, kepada pemerintah untuk mewujudkan tanggung jawab negara dalam menanggapi dan menangani persoalan kekerasan terhadap perempuan. Korban Setiap orang yang mengalami Kekerasan. M ¢ Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Program penyambutan peserta didik baru dari pihak sekolah yang diterapkan pada awal tahun ajaran pendidikan. Selain menyambut peserta didik, MPLS juga menjadi kegiatan pengenalan bagi pelajar mengenai aktivitas, lingkungan, hingga sarana dan prasarana sekolah, MPLS merupakan pengganti untuk istilah Masa Orientasi Siswa (MOS). MPLS diterapkan mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). © Masyarakat Perseorangan, kelompok, dan/atau organisasi kemasyarakatan N © Non-diskriminasi Peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan berhak dilindungi dari segala bentuk diskriminasi tanpa pengecualian apapun, seperti suku/etnis, agama, kepercayaan, ras, warna kulit, usia, status sosial ekonomi, kebangsaan, jenis kelamin, dan/atau kemampuan intelektual, mental, sensorik, serta fisik yang ia dan orang tua/wali peserta didik miliki. O © Organisasi Perangkat daerah (OPD) Unit atau badan dalam struktur pemerintahan daerah yang bertanggung jawab atas fungsi, pelayanan, atau tugas tertentu yang berkaitan dengan pemerintahan dan administrasi publik di tingkat daerah. Dalam konteks pencegahan dan penanganan kekerasan, perlu ada koordinasi OPD yang dihadiri oleh dinas pendidikan, dinas yang menyelenggarakan fungsi bidang perlindungan anak, dinas yang menyelenggarakan fungsi bidang sosial, serta organisasi Masyarakat atau profesi yang terkait dengan anak. © Partisipasi anak Peserta didik berusia anak berpartisipasi dalam memberikan pandangannya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pencegahan kekerasan di satuan pendidikan partisipasi peserta didik berusia anak diberikan bobot yang sesuai dengan usialkedewasaan peserta didik anak. © Pelapor Setiap orang yang melaporkan mengenai kekerasan yang dialami atau diketahui. Pemerintah Daerah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Pemerintah Pusat Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, © Penanganan Kekerasan Tindakan, cara, atau proses untuk menyelesaikan Kekerasan di satuan pendidikan. Pencegahan Kekerasan Tindakan, cara, atau proses yang dilakukan agar seseorang atau sekelompok orang tidak melakukan Kekerasan di satuan pendidikan. «Program ‘ROOTS Indonesia’ Program pencegahan perundungan berbasis satuan pendidikan yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), bekerja sama dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF) serta berkolaborasi dengan Direktorat SMP, SMA, SMK, dan Dinas Pendidikan sejak tahun 2021. Program Roots telah menjangkau pendidik dari ribuan satuan pendidikan jenjang SMP, SMA, dan SMK di berbagai daerah di Indonesia. Pendidik yang selanjutnya disebut sebagai fasilitator guru setelah pelatinan melakukan pendampingan dengan cara melatih peserta didik agen perubahan anti perundungan di satuan pendidikan masing-masing. Sebanyak 30 peserta didik agen perubahan dipilih oleh peserta didik menggunakan teori jejaring sosial. Fasilitator guru kemudian melatih peserta didik agen perubahan ini dengan modul Roots sebanyak 15 sesi, Setelah sesi pembelajaran modul selesai, fasilitator guru mendorong peserta didik agen perubahan merencanakan aksi kampanye melawan perundungan melalui ‘Roots Day’ di satuan pendiikan © Pendidik Tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. ¢ Penyandang Disabilitas Setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensori dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektit dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak. * Penyandang Disabilitas Intelektual Individu yang mengalami pembatasan fungsi intelektual dan adaptasi sosial yang signifikan. Disabilitas intelektual dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti kemampuan belajar, memahami informasi, berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari, Beberapa ciri atau karakteristik umum penyandang disabilitas intelektual meliputi keterbatasan dalam kecerdasan umum, keterbatasan dalam keterampilan adaptif (kemampuan untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari), serta munculnya sebelum usia tertentu © Penyandang Disabilitas Mental Individu yang mengalami pembatasan atau gangguan kesehatan mental yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif, emosional, dan perilaku mereka. Disabilitas mental dapat melibatkan berbagai kondisi, seperti gangguan kecemasan, depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, dan lain sebagainya. Dalam konteks hak asasi manusia dan kebijakan inklusif, penyandang disabilitas mental memiliki hak yang sama untuk diperlakukan dengan adil, diakui keberadaannya, dan mendapatkan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat. © Penyediaan sarana prasarana Mencakup penyediaan fasilitas yang memastikan keamanan dan kenyamanan warga satuan pendidikan dalam proses pembelajaran, termasuk akomodasi yang layak bagi penyandang disabilitas. Perundungan Kekerasan fisik atau psikis yang dilakukan secara berulang karena adanya ketimpangan relasi kuasa © Perundungan Siber (Cyberbullying) Kekerasan atau perundungan yang terjadi melalui media digital atau internet, seperti pesan negatif di media sosial atau penyebaran informasi merendahkan secara online. © Peserta Didik Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu © Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar. Strategi ini merupakan bagian dari kegiatan kokurikuler berbasis projek yang pelaksanaannya fleksibel dan dapat melibatkan masyarakat. Langkah- langkah implementasi P5 adalah (1) membangun pemahaman konsep P5; (2) menyiapkan ekosistem Satuan Pendidikan; (3) mendesain proyek; (4) mengelola proyek; (5) mendokumentasikan dan melaporkan hasil; dan (6) evaluasi dan tindak lanjut. R © Relasi Kuasa: Hubungan atau perbedaan dalam tingkat kekuatan atau kendali antara individu atau kelompok, Ss ©. Saksi Orang yang dapat memberikan keterangan atas apa yang didengar, dilihat, dan/atau dialami terhadap dugaan terjadinya kekerasan. © Satuan Pendidikan Satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, satuan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah, pada jalur pendidikan formal dan nonformal yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. ¢ Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satuan Tugas) Tim yang berfungsi sebagai koordinator pencegahan dan penanganan Kekerasan di lingkungan satuan pendidikan di tingkat daerah. Satuan Tugas berkedudukan di tingkat provinsi_ dan kabupaten/kota dengan tugas yang berbeda sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam urusan pendidikan. Satuan Tugas provinsi bertugas melaksanakan penanganan Kekerasan serta melakukan koordinasi pencegahan dan Penanganan Kekerasan dengan TPPK pada Satuan Pendidikan tingkat Sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). © Sekolah Ramah Anak (SRA) Satuan pendidikan formal, nonformal, dan informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan, dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan (PermenpppaNo.08 tahun 2014. Pasal 1 ayat 3) © Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) Sistem aplikasi pencatatan dan pelaporan kekerasan perempuan dan anak milik Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. SIMFON| PPA dapat diakses oleh semua unit layanan penanganan korban kekerasan perempuan dan anak di tingkat nasional, provinsi, dan kab/kota secara up to date, real time dan akurat, untuk menuju SATU DATA, DATA KEKERASAN NASIONAL. Sistem ini dibangun sebagai media pendataan, monitoring dan evaluasi kasus kekerasan perempuan dan anak di Indonesia. © Tata kelola Pencegahan kekerasan yang berisi peran-peran satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan kementerian yang berkaitan dengan tata tertib, program, pelaksanaan kebijakan, pembentukan TPPK, pendanaan, serta pemantauan & evaluasi. © Tata tertib Aturan-aturan yang dirancang untuk meneiptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif bagi siswa, guru, dan staf, Pedoman tersebut biasanya mencakup protokol untuk mengidentifikasi, melaporkan, dan merespons kejadian kekerasan, intimidasi, atau segala bentuk agresi dalam komunitas sekolah Tenaga Kependidikan Anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Terlapor Setiap orang yang diduga melakukan Kekerasan terhadap korban. TPPK (Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan) Tim di lingkungan Satuan Pendidikan yang bertanggung jawab melaksanakan upaya pencegahan dan penanganan terkait kekerasan di Satuan Pendidikan. Peran: Berposisi sebagai tim pelaksana yang dibentuk oleh kepala Satuan Pendidikan untuk membantu tugas pencegahan dan penanganan kekerasan. U © Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Lembaga yang memiliki tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional di wilayah kerjanya dalam memberikan layanan bagi perempuan dan anak yang mengalami masalah kekerasan, disktiminasi, perlindungan khusus, dan masalah lainnya Ww Warga Satuan Pendidikan Peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan lainnya yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan di lingkungan satuan pendidikan Warga Satuan Pendidikan Lainnya Individu yang terkait dengan satuan pendidikan, namun bukan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, atau anggota komite sekolah. ¢ Wawasan Kebinekaan Global Program pelatihan guru untuk meningkatkan wawasan guru akan keragaman, muatan materi yang dibahas mengacu pada bagaimana meningkatkan keterampilan guru dalam memahami konsep, fakta, tantangan, dan solusi akan ragam kebinekaan mulai dari yang sifatnya global yakni kebinekaan global, kebinekaan nasional, kebinekaan personal, hingga bagaimana menjadikan satuan pendidikan sebagai penyemaian budaya saling menghargai perbedaan dan toleransi lewat topik sekolahku yang bineka, dan menjadi sekolah damai, Alur pembelajarannya dikemas dengan pendekatan games dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa (andragogii)

You might also like