You are on page 1of 226
5. Perusahaan Rent Car “Dewata” selama bulan Agustus memiliki transaksi sebagai be- tikut. a. Diterima penyetoran kas sebagai modal awal pendirian perusahaan sebesar Rp 190,000.000,00. Dibeli perlengkapan sebesar Rp 2.500.000,00. Dibayar sewa ruangan kantor bulan Agustus sampai dengan Desember sebesar Rp 60.000.000,00. Diterima kas dari pelanggan yang menyewa kendaraan selama 5 hari sebesar Rp 5.000.000,00 per harinya. Dibayar biaya iklan sebesar Rp 1.000.000,00. Diterima kas dari pelanggan sebagai uang muka sewa kendaraan sebesar Rp 5.000.000,00 sedangkan Rp 6.000.000,00 sisanya dibayar setelah selesai masa . sewa. Dibayar biaya listrik, air, dan telepon sebesar Rp 2.050.000,00. Diterima kas sebesar Rp 6.000.000,00 sebagai pelunasan dari transaksi f. Pemilik perusahaan mengambil uang untuk keperluan pribadi sebesar Rp 650.000,00. Perlengkapan yang telah digunakan sebesar Rp 610.000,00. Catatlah transaksi-transaksi di atas ke dalam persamaan dasar akuntansi serta susun- lah laporan keuangan untuk Perusahaan Rent Car “Dewata’! TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda mampu: 1. Menjelaskan atur; tan. jelaskan aturan pendebitan dan pengkreditan. | kredit dan beban me. 2. Menj lenjelaskan mengapa pendapatan memiliki saldo norma miliki saldo normal debit. 3s : Menguraikan proses akuntansi secara menyeluruh PENDAHULUAN ditan sebuah akun dengan berlan- daskan pada persamaan dasar akuntansi. Dalam bab ini juga dibahas mengenai tahap demi tahap proses akuntansi/siklus akuntansi sebagai dasar untuk pembahasan pada | bab-bab berikutnya. Pembahasan proses akuntansi dise dari tiap tahapan proses akuntansi, sehingga dapat mempermu' memberikan gambaran mengenai pemrosesan akuntansi sebelum memasuki bab-bab — berikutnya. Bab ini membahas aturan pendebitan dan pengkre¢ rtai dengan ilustrasi sederhana dah pemahaman dan AKUN/REKENING (ACCOUNT) Dalam menjalankan operasi bisnis, manajer_ membutuhkan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan pengambilan keputusan. Dalam Bab 2 Kerangka Dasar Akuntansi telah diuraikan sistem akuntansi yang sederhana untuk menganalisis transaksi dengan menggunakan persama an dasar akuntansi. Format yang sederhana tersebut tidak mungkin digunakan jika tra saksi bisnis semakin kompleks, apalagi jika terdapat begitu banyak transaksi setiap hat Oleh karenanya, sistem akuntansi dirancang sedapat mungkin untuk menunjukkan ade nya penambahan atau penurunan setiap pos dalam laporan keuangan dalam catata yang terpisah. Catatan tersebut lebih dikenal dengan istilah akun. 54 Akun merupakan catatan untuk aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan be- ban. Akun ini berfungsi untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Misalnya, piutang usaha muncul di neraca, maka dibuatlah catatan terpisah untuk penambahan atau penurunan piutang usaha. Catatan yang terpisah juga perlu dibuat untuk penambahan atau penurunan per- lengkapan, peralatan, utang usaha, dan sebagainya. Agar mempermudah dalam mengklasifikasikan jenis akun dan mempermudah dalam menggunakannya, maka akun-akun tersebut diberikan nomor akun. Tidak ada ke- tentuan baku mengenai penomoran akun. Setiap entitas dapat melakukan penomoran akun sesuai kebutuhannya. Umumnya, akun akan diawali dengan nomor: 1: untuk akun yang termasuk dalam kategori aktiva (misalnya no. 110 : kas, no.120 : piutang usaha, no. 130 : perlengkapan, dan seterusnya) 2. : untuk akun yang termasuk dalam kategori kewajiban (misal no. 210 : hutang usaha, no. 220 : hutang gaji, dan seterusnya) 3: untuk akun yang termasuk dalam kategori ekuitas (misal no. 310 : modal saham) 4 untuk akun yang termasuk dalam kategori pendapatan (misal no.410 : pendapatan jasa, no.420 : pendapatan bunga, dan seterusnya) 5: untuk akun yang termasuk dalam kategori beban (misal no. 510 : beban Baji, no. 520 : beban iklan, dan seterusnya) Selanjutnya, suatu daftar yang menunjukkan akun yang digunakan sebuah entitas disebut sebagai daftar akun (chart of accounts). Di dalam akuntansi akun dapat dibedakan ke dalam dua golongan besar, yaitu: 1. Akun nominal Akun nominal atau disebut juga dengan akun sementara merupakan akun-akun yang tidak diakumulasikan dari tahun ke tahun. Akun nominal atau akun sementara di- lakukan penutupan pada akhir periode akuntansi, sehingga pada awal periode akun- tansi berikutnya saldo akun tersebut akan bersaldo nol dan pencatatan yang baru Pada periode berikutnya dapat dimulai kembali, Merupakan akun nominal atau akun sementara adalah akun-akun yang ada di dalam laporan laba rugi, yang me- liputi pendapatan dan beban. 55 2. Akun riil Seluruh akun yang ada di dalam neraca, yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas mery, pakan akun riil. Disebut sebagai akun riil karena akun-akun pada neraca tersebyt akan terus dibawa dari periode akuntansi ke periode akuntansi berikutnya. Dengan demikian, maka akun tersebut relatif bersifat permanen dan pada a Periode akuntansi tidak dilakukan penutupan, sehingga akun tersebut juga disebut sebagai akun permanen. Nilai dari tiap akun iil merupakan akumulasi dari seluruh aktivitas, Misalnya, saldo kas merupakan akumulasi dari saldo kas awal tahun, penerimaan kas pada periode akuntansi yang bersangkutan, serta pengurangan-pengurangan yang disebabkan adanya pengeluaran yang memerlukan kas pada periode akuntansi yang bersangkutan. Saldo akun riil pada periode akuntansi tertentu akan menjadi saldo awal pada periode akuntansi berikutnya. PENDEBITAN DAN PENGKREDITAN AKUN Debit dan kredit merupakan alat akuntansi yang digunakan untuk menggambar- kan perubahan dalam akun tertentu yang diakibatkan karena terjadinya suatu transaksi. Di dalam akuntansi, setiap transaksi yang terjadi harus dapat dinyatakan ke dalam debit dan kredit. Setiap transaksi yang terjadi juga harus dapat menghasilkan persamaan anta- ra debit dan kredit (debit = kredit). Bagaimana aturan pendebitan dan pengkreditan sebuah akun? Untuk dapat me- mahami pendebitan dan pengkreditan sebuah akun, perlu pemahaman yang baik me- ngenai persamaan dasar akuntansi, sebagaimana yang telah diuraikan dalam Bab 2. — = KEWAJIBAN + EKUITAS PEMILIK 4 DEBIT = KREDIT jee TES | Ta y | Odal awal + Tambahan modal - Prive + Pendapatan - Beban a 56 Wii Aturan pendebitan dan pengkreditan mengikuti konsep persamaan dasar akun- tansi di atas. Gambar di atas mengilustrasikan bahwa aktiva akan memiliki saldo normal debit, sedangkan kewajiban dan ekuitas pemilik akan memiliki saldo normal kredit. Dengan demikian, maka jika suatu transaksi menyebabkan peningkatan pada aktiva akan dicatat ke dalam sisi debit, dan sebaliknya jika suatu transaksi menyebabkan penu- runan aktiva akan dicatat ke dalam sisi kredit. KREDIT DEBIT AKTIVA SALDO NORMAL : DEBIT Kewajiban dan ekuitas pemilik memiliki saldo normal kredit. Setiap transaksi yang meningkatkan kewajiban atau ekuitas pemilik dicatat ke dalam sisi kredit, dan se- baliknya setiap transaksi yang mengurangi kewajiban atau ekuitas pemilik akan dicatat ke dalam sisi debit. DEBIT EKUITAS PEMILIK KREDIT SALDO NORMAL : KREDIT Ekuitas pemilik dibentuk dari modal awal, tambahan modal, prive, pendapatan, dan beban, Modal awal, tambahan modal, dan pendapatan bersifat menambah ekuitas Pemilik. Peningkatan pada ekuitas pemilik akan dicatat di sisi kredit. Oleh karenanya, maka pendapatan akan memiliki saldo normal kredit, dan setiap transaksi yang mengakr batkan meningkatnya pendapatan dicatat di sebelah kredit, karena pendapatan menam 57 * bah ekuitas pemilik. Sebaliknya, setiap transaksi yang mengakibatkan penurunan pendapatan akan dicatat di sebelah debit. DEBIT PENDAPATAN SALDO NORMAL : KREDIT Prive dan beban merupakan pengurang dari ekuitas pemilik. Jika ekuitas pemilik berkurang, saldo normalnya adalah di debit. Oleh karena itu, prive dan beban memiliki saldo normal debit, dan setiap transaksi yang mengakibatkan meningkatnya prive dan beban akan dicatat di sebelah debit, dan demikian pula sebaliknya. DEBIT PRIVE SALDO NORMAL : DEBIT Seringkali terdapat kekeliruan penafsiran mengenai debit dan kredit. Bagi yané tidak memahami dasar dari aturan pendebitan dan pengkreditan suatu akun, seringkali beranggapan bahwa kredit akan selalu mengurangi saldo akun. ‘Anggapan ini tidaklah benar, Karena tidak selalu pengurangan saldo akun akan dikredit, misalnya peningkata? pada kewajiban, ekuitas pemilik, dan pendapatan, tidak didebit, melainkan dikredit. Ke keliruan dalam menafsirkan aturan pendebitan dan pengkreditan ini dapat terial a feak poate konsep dasar dari pendebitan dan pengkreditan. Perlu diP tani nha aren eae dan pengkreditan pada dasamya_bersumber dari pe* — si. Oleh karenanya, pemahaman yang baik mengenai persamaa" 58 dasar akuntansi akan memudahkan dalam memahami aturan pendebitan dan peng- kreditan, Akuntansi tidak dapat dikuasai dengan menghafal. Lebih dari itu, dalam mem- pelajari dan memahami akuntansi, harus dikuasai konsep dasarnya dan logika berpikir- nya juga harus berjalan. BUKTI TRANSAKSI Di dalam akuntansi, kegiatan pencatatan, pengklasifikasian, peringkasan, hingga pelaporan transaksi keuangan dilakukan melalui sebuah proses yang disebut dengan proses akuntansi atau siklus akuntansi. Proses akuntansi dapat digambarkan seperti dalam Gambar 3.1. Proses akuntansi terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pencatatan dan tahap peringkasan. Tahap pencatatan berkaitan dengan pengumpulan informasi me- ngenai transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi, sedangkan pada tahap pering- kasan informasi yang telah dicatat pada tahap pencatatan, diorganisasi dan diringkas menggunakan berbagai format untuk berbagai tujuan pengambilan keputusan. Menggunakan proses transaksi dalam Gambar 3.1, proses akuntansi diawali dengan tahap pencatatan. Tahap pencatatan diawali dengan menganalisis dokumen bisnis. Analisis terhadap dokumen-dokumen ini akan menyediakan dasar untuk mem- buat catatan atas tiap-tiap transaksi yang terjadi. Hasil dari langkah pertama ini adalah adanya dokumen pendukung atas tiap transaksi, sehingga transaksi dapat dicatat secara kronologis di jurnal (langkah 2). Setelah transaksi diklasifikasikan dan dicatat secara kro- nologis menurut waktu terjadinya di jurnal, tahap selanjutnya adalah melakukan posting ke buku besar, dan jika diperlukan menggunakan buku besar pembantu (langkah 3). Tahap peringkasan diawali dengan menyusun neraca saldo (neraca percobaan) yang berisi ringkasan informasi yang telah diklasifikasikan dalam buku besar (langkah 4). Oleh karenanya, neraca saldo ini merupakan media untuk mengecek keakuratan pen- catatan dan pempostingan di buku besar. Laporan keuangan disusun ketika seluruh informasi telah dicatat, sehingga dapat menyajikan informasi yang benar yang dapat di- 8unakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh karenanya, setelah disusun neraca saldo, akuntan harus mengidentifikasi hal-hal yang belum dicatat. Jika neraca saldo belum menunjukkan angka yang semestinya, karena terdapat hal-hal yang belum dicatat, maka akuntan harus melakukan penyesuaian pembukuan (langkah 5). Jurnal pe- 59 buku besar. Untuk mempermudah Penyusunan ggunakan kertas kerja. Setelah jural penyesuaiay diposting ke buku besar, maka akan dihasilkan neraca saldo setelah penyesuaian. Lapo,. an keuangan disusun dari neraca saldo setelah penyesuaian (langkah 6). Laporan ka perasi perusahaan dan menunjukkan posisi ke. nyesuaian kemudian diposting ke laporan keuangan, akuntan dapat men; ii hasil 0] uangan merupakan ringkasan an menu P erusahaan serta perubahan posisi keuangan. Selain dihasilkan dari informas, uangan ps pat disusun berdasarkan neraca saldo setelah penyesuaian, laporan keuangan juga day informasi yang terdapat di kertas kerja. Pada akhir periode akuntansi, akun-akun yang tergolong dalam akun nominal harus ditutup dengan menggunakan jurnal penutup (langkah 7). Jurnal penutup ke. mudian diposting ke buku besar, sehingga akan dapat dihasilkan neraca saldo setelah penutupan (langkah 8). Neraca saldo setelah penutupan ini merupakan media untuk menguji keseimbangan debit dan kredit saldo buku besar setelah penyesuaian dan penu- tupan buku. Tahap terakhir dalam proses akuntansi, namun telah masuk ke dalam pe- tiode akuntansi berikutnya adalah membuat jurnal pembalik (langkah 9). Tujuan dibuat- nya jurnal pembalik adalah agar pencatatan rutin dapat dilaksanakan secara konsisten. Berdasarkan Gambar 3.1, maka dapat diuraikan tahapan proses akuntansi se- bagai berikut. ANALISIS BUKTI TRANSAKSI Setiap terjadi transaksi, akuntan harus melakukan analisis terhadap transaksi untuk menentukan akun yang dipengaruhi dengan adanya transaksi tersebut, dan untuk me- nentukan pengaruh ditimbulkannya (p ) dapat diproses dalam proses akuntai Misalnya, transaksi penjualan diduku eningkatan atau penurunan akun). Transaksi yang nsi adalah yang didukung oleh bukti transaksi. ng oleh bukti transaksi berupa faktur penjualan, leh bukti transaksi cek yang dikeluarkan, dan seba Ing dengan bukti transaksi tidak dapat masuk ke Jurnal umum PI Buku besar Ll Neraca saldo il Penyesuaian Dokumen transaksi Neraca lajur | --------.| Jurmal — }¢#——}_Neraca saldo Jumal penutup }¢——4 —_Laporan ~pembalik setelah keuangan Gambar 3.1 Proses Akuntansi JURNAL UMUM (GENERAL JOURNAL) Jurnal merupakan media pertama yang digunakan untuk mencatat transaksi keuang- an sesuai dengan urutan terjadinya dengan mendebit dan mengkredit jumlah rupiah transaksi. Dalam jurnal, transaksi dicatat secara kronologis, sesuai dengan urutan terjadi- nya, dan diberikan uraian atas transaksi yang dicatat beserta jumlah pendebitan dan pengkreditannya. Bentuk jurnal dapat diilustrasikan sebagai berikut. JURNAL UMUM urnal harus disertai dengan judul jumnal agar dapat diketahui jenig pertama dalam akuntansi, jurnal ini diberi judy} but juga sebagai buku catatan pertama (book of tama kalinya di jurnal sebelum mema. nsaksi_ keuangan dalam Pembuatan j jurnal yang dibuat. Sebagai catatan 4Jjurnal Umum”. Jurnal umum ini disel original entry) karena transaksi akan dicatat pet es akuntansi selanjutnya. Sebelum membukukan tral judul jurnal, juga harus diberikan nomor hala. tuk keperluan posting ke buku besar. Kolom. suki pros jurnal, maka selain harus dicantumkan man yang nantinya akan digunakan un kolom dalam jurnal digunakan untuk mencatat hal-hal sebagai berikut: Kolom Fungsi Tanggal untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi. Pencatatan tanggal tran- saksi dilakukan sesuai urutan waktu terjadinya. Transaksi yang terjadi lebih dulu, dicatat terlebih dahulu, baru kemudian diikuti dengan transaksi-transaksi berikutnya. Kolom “Tanggal” paling atas diisi dengan tahun periode akuntansi, kemudian diikuti dengan tanggal dan bulan terjadinya transaksi. Jika periode akuntansinya masih sama, maka pencantuman tahun di jurnal cukup sekali saja, demikian pula dengan bulan terjadinya transaksi. Keterangan | kolom ini digunakan untuk mencatat nama akun yang di debit dan di kredit. Akun yang didebit ditulis merapat dengan kolom “Tanggal”, se- dangkan akun yang dikredit ditulis lebih menjorok ke kanan jika di- bandingkan dengan rekening yang didebit. Jika diperlukan, maka pen- debitan dan pengkreditan rekening dalam kolom ini juga disertal dengan uraian tentang transaksi keuangan yang dicatat. Ref Ref merupakan kependekan dari referensi pempostingan (posting references). Referensi pemostingan akan diisi dengan nomor akun, ketika transaksi keuangan yang dicatat di jurnal dipindahkan (dipos ting) ke buku besar. Oleh karenanya, ketika transaksi belum diposting ke buku besar, kolom ini belum diisi. Debit diisi dengan jumlah rupi P a jumlah rupiah akun yang didebit sebagaimana yang ©" intum dalam kolom “Keterangan’, 62 Kredit diisi dengan jumlah rupiah akun yang dikredit sebagaimana yang ter- cantum dalam kolom “Keterangan”. Contoh: Perusahaan Gulali bergerak di bidang jasa reparasi jam tangan. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 1 Januari 2010 oleh pemiliknya yang bernama Bambang. Sebagai modal awal, Bambang menyetorkan uang tunai sebesar Rp 15.000.000,00 ke dalam per- usahannya. Transaksi ini akan dicatat dengan mendebit rekening “Kas” dan mengkredit rekening “Modal Bambang” masing-masing sejumlah Rp 15.000.000,00. JURNAL UMUM Halaman : 01 2010 Jan |1 | Kas 110 | 15.000.000,00 15.000.000,00 Modal Bambang 310 (mencatat setoran modal awal Bambang) JURNAL KHUSUS (SPECIAL JOURNAL) Jurnal yang telah diuraikan di muka adalah jurnal umum. Seluruh transaksi yang terjadi dapat dicatat dalam jurnal umum. Dalam praktiknya, seringkali digunakan juga jurnal khusus di samping jurnal umum. Pembuatan jurnal khusus ini bukan merupakan keharusan, namun lebih bersifat opsional. Umumnya, jumal khusus dibuat ketika tran- saksi tertentu sering terjadi atau selalu berulang-ulang terjadi. Perusahaan dapat mem- buat jurnal khusus untuk penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan, dan pembelian. Dengan adanya jurnal khusus, bukan berarti jurnal umum digantikan oleh jurnal khusus. Pembuatan jurnal khusus bertujuan untuk mengurangi pekerjaan dalam membuat jurnal di jurnal umum dan akan memudahkan dalam membukukan ke akun-akun. Perusahaan yang menggunakan jurnal khusus di samping jurnal umum, akan mencatat transaksi- 63 dan merupakan transaksi intern di jurnal umum kan dicatat dalam jurnal khusus, jurnal khusus tidak akan dibahas ih lanjut. transaksi yang tidak sering terjadi sedangkan transaksi-transaksi yan& sering terjadi al Selanjutnya, sesuai dengan tujuan buku ini, maka dalam buku ini, Buku ini hanya akan membahas jurnal umum lebil BUKU BESAR (LEDGER) Buku besar digunakan untuk mengklas al ke dalam satu catatan yang sama. u besar disebut dengat kun yang ada di ju uku besar, demikian pu buku besar. m bentuk.T, bentuk dua kolom, asikan_ akul akun yang telah dicatat Proses memindahkan debit dan kredit n istilah posting. Nama akun dalam mal. Jumlah debit akun yang ada di a dengan jumlah kredit dalam jurn: guaty akun dari jurnal ke buki buku besar harus sama dengan al al dipindahkan ke debit akun di bi ppindahkan ke kredit akun di dapat disajikan dalat jum akun yang ada di jurnal di Dalam buku besar, akun atau bentuk 4 kolom. a __e-> _ dlsi dengan nama akun Bentuk T _— > diisi dengan nomor akun Sh ki Disebut bentuk akun T karena menyerupai huruf T dengan sisi sebelal entuk adalah untuk i pend ich a sane dan sisi sebelah kanan untuk pengkreditan akun. B uk yang paling sederhana, Dikarenakan bentuk akun T 52% 64 Akun bentuk T ini disebut juga bentuk akun dua kolom (two coloumn account form) yang dapat disajikan seperti berikut ini. diisi dengan nomor akun diisi dengan nama akun —- . Y 67 / Dalam praktiknya, penggunaan akun T akan menyulitkan bagi entitas bisnis. Meskipun nampaknya dapat dilakukan dengan cepat dan sederhana dalam menggambarkan sejumlah transaksi memengaruhi perusahaan, namun akun bentuk T sulit digunakan dalam lingkungan bisnis yang semakin besar dengan transaksi yang kompleks. Bentuk 4 kolom Akun empat kolom disebut juga akun bentuk bersaldo, karena dalam bentuk ini terdapat kolom yang menunjukkan saldo akun. Dengan menggunakan akun bentuk ini, saldo akun dapat diketahui setiap saat. dengan nomor akun diisi dengan nama akun v Kolom “Saldo” diisi dengan jumlah akhir (saldo akhir) dari tiap rekening setelah mempertimbangkan_saldo awal periode dan pendebitan serta pengkreditan suatu akun selama periode akuntansi. Fungsi-fungsi kolom yang lain sama dengan fungsi kolom pada akun bentuk dua kolom. Transaksi setoran modal Bambang pada Perusahaan Gulali, jika diposting ke buku besar bentuk empat kolom atau bentuk bersaldo akan nampak sebagai berikut. oo : eet BUKU BESAR PEMBANTU (SUBSIDIARY LEDGER) ), sedangkan buku besar diary ledger) atau akun kan total dari saldo ma- untuk tiap-tiap pelanggan disebut buku besar pembantu (subsi pembantu (subsidiary account). Buku besar kontrol menunjuk' sing-masing piutang pelanggan. 73 PIUTANG USAHA 8] Rina 10, Nina JU 01 15 Fina JU 01 250.000,00 125.000,00 125.000,00 250.000,00 375.000,00 500.000,00 JU 01 NINA 2010 Jan | 10)Service jam — JU 01} 125.000,00] {dinding FINA No. 120.03 SALDO: =| DEBIT | KREDI: 2010 Jan | 15}Gantibaterai JU 01} 125.000,00] 125,000, 00) jam Saldo piutang usaha sebesar Rp 500.000,00 merupakan penjumlahan jul Piutang masing-masing pelanggannya. Seperti halnya pada buku besar kontrol, bub besar pembantu juga diberi nomor akun. Tidak terdapat ketentuan khusus mengenal P® nomoran akun pembantu, namun bisanya didasarkan pada konvensi bahwa tiap a4 74 pembantu diberikan nomor akun dengan jumlah digit yang lebih besar dibanding akun kontrolnya, misalnya akun kontrol piutang usaha nomor akunnya 120, maka akun pem- bantunya dapat diberi nomor akun 120.01, 120.02, 120.03, dan seterusnya. NERACA SALDO (TRIAL BALANCE) Setelah akun yang tercatat dalam jurnal diposting ke buku besarnya masing- masing, maka tahap selanjutnya adalah meringkas saldo akun di buku besar ke dalam neraca saldo. Neraca saldo merupakan daftar ringkasan akun di buku besar dengan saldo debit dan kreditnya yang disajikan untuk waktu tertentu. Berikut ini adalah bentuk dari neraca saldo. diisi dengan nama NERACA SALDO Kolom dalam neraca saldo dan fungsin Kolom ya masing-masing adalah sebagai beri Fungsi Nom ‘or | diisi dengan nomor akun masing-masing, sesuai nomor akun yang akun di buku besar Nama | diisi dengan nama akun sesuai dengan nama akun yang ada di buky) akun besar Debit diisi dengan jumlah saldo debit akun sebagaimana saldo debit akun yang ada di saldo buku besar Kredit diisi dengan jumlah saldo kredit akun sebagaimana saldo kredit akun yang ada di saldo buku besar Neraca saldo selalu disajikan dengan nama perusahaan, judul laporan, dan waktu pela poran akuntansi. Tujuan dibuatnya neraca saldo adalah untuk menguji kesamaan debit dan kredit dalam buku besar, meskipun tidak selamanya kesamaan saldo debit dengan saldo kredit. nya menunjukkan bahwa pencatatan telah dilakukan dengan benar. Hal ini disebabkan: karena terdapat tipe kesalahan pencatatan yang tidak memengaruhi keseimbangan jumlah saldo debit dan kreditnya. Misalnya, tidak dicatatnya sebuah transaksi, pen catatan transaksi dua kali untuk transaksi yang sama, atau pemostingan jumlah akun yang salah, akan menghasilkan keseimbangan debit dan kredit. Namun, setidaknya dengan menggunakan neraca saldo akan diketahui ada tidaknya ketidaksamaan antafa saldo debit dan kredit. Jika terjadi ketidaksamaan antara debit dan kredit, menunjukkan bahwa telah terjadi kesalahan dalam pencatatan atau dalam pemostingan ke buku besa Tujuan lain disusunnya neraca saldo adalah untuk mempermudah dalam menyusv? laporan keuangan. Dengan ringkasan saldo-saldo akun yang disajikan di neraca, dalam menyusun laporan keuangan akan lebih mudah dan cepat, Dan jika terdapat saldo van harus disesuaikan, maka dapat dilakukan penyesuaian atas saldo tersebut, baru ia mudian dapat dilakukan penyusunan laporan keuangan. JURNAL PENYESUAIAN (ADJUSTMENT JOURNAL) Setelah saldo-saldo akun yang ada di buku besar diringkas dalam neraca saldo, la- poran keuangan belum tentu dapat disusun. Ini disebabkan karena saldo akun yang di- sajikan dalam neraca saldo dapat menunjukkan saldo yang tidak semestinya. Oleh kare- nanya, maka laporan keuangan tidak dapat segera disusun hanya berdasar informasi dari neraca saldo, melainkan harus dilakukan penyesuaian terlebih dahulu. Sebaliknya, jika neraca saldo telah menunjukkan saldo yang semestinya, maka informasi dari neraca saldo dapat langsung digunakan sebagai dasar menyusun laporan keuangan. Jurnal penyesuaian memutakhirkan saldo akun pada akhir periode akuntansi, dan setidaknya akan memengaruhi paling sedikit satu akun laporan laba rugi dan satu akun neraca. Bentuk jurnal penyesuaian sama dengan jurnal umum, karena biasanya jumal penyesuaian dibuat pada jurnal umum seperti berikut ini. JURNAL PENYESUAIAN — ___—__—_____} _—- nya Tanggal untuk mencatat tanggal dilakukannya penyesuaiar = ae a es periode akuntansi). Kolom “tanggal” paling atas diisi == teraak . P 4 periode akuntansi, kemudian ditkuti dengan tangs! 42 . ’ maka pencantum. nya transaksi. Jika periode akuntansinya masih sama, = va, demikian pula dengan Pulan fer ja, Fungsi masi ; | ber tungsi masing-masing kolom dalam jumal penyesuaian diuraikan sebagai berikut Kolom Fungsi an tahun di jurnal cukup sekali sj a ang di debit dan G Keterangan | Kolom Ini digunakan’ untuk mencatat nama aku aan ‘nerapat dengil kredit untuk disesuatkan. Akun yang didebit HOT Tt kolom “tanggal”, sedangkan akun yang dikces craidebt Jika diperlu, : sna yang didebit. ke kanan jika dibandingkan dengan rekening Iotom itl . A i kan, maka pendebitan dan pengkreditan rekening dal am te jan tentang, transaksi keuangan yang dicatat. 7 Kependekan dari referensi pemostingan- Referens! pe mostingan akan diisi dengan nomor akun, ketika transaksi keuangan yang dicatat di jumal dipindahkan (diposting) ke buku besar. Oleh ia renanya, ketika transaksi belum diposting ke buku besar, kolom ini be- jadinya transaksi. it nami disertai dengan urai: Ref Ref merupakai lum diisi. Debit Gist dengan jumlah rapiah akun yang didebit sebagaimana yang ter cantum dalam kolom “Keterangan”. . Kredit diisi dengan jumlah rupiah akun yang dikredit sebagaimana yang ter- cantum dalam kolom “Keterangan”. Pembahasan lebih lanjut mengenai proses penyesuaian akan dijelaskan pada Bab 5. NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN (ADJUSTED TRIAL BALANCE) bok Jurnal penyesuaian yang telah dibuat, kemudian dilakukan pemostingan ke : : t esarya masing-masing. Setelah diposting, dilakukan penyusunan neraca saldo sei penyesvaion (adjusted trial balance) sebagai dasar untuk menyusun laporan ke —_ ~ ane aie “mika, neraca saldo setelah penyesuaian merupakan daftar aku esar beserta saldo-saldi i i saidonya setelah dilakukan penyesuaian yang disajikal 78 untuk waktu tertentu. Bentuk neraca saldo setelah penyesuaian sama dengan’ neraca saldo yang telah dibuat sebelumnya, yaitu sebagai berikut. diisi dengan nama perusahaan -~---b - NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN diisi dengan waktu pelaporan Neraca saldo setelah penyesuaian disertai degan nama perusahaan, judul la- poran, dan waktu pelaporan. Fungsi masing-masing kolom dalam neraca saldo setelah penyesuaian sama dengan fungsi masing-masing kolom dalam neraca saldo. LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT) Tujuan akhir dari proses akuntansi adalah dihasilkannya laporan keuangan yang dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan entitas bisnis dalam mendukung pengambilan keputusan. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelum- nya, bahwa laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misal- nya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta Materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. 79 URNAL PENUTUP (CLOSING ENTRIES) J Jumal penutup adalah jurnal yang dibuat untuk memindahkan saldo-saj akun sementara (akun-akun nominal dan akun prive). Proses pentransferan te disebut proses penutupan. Bentuk jurnal penutup sama dengan jurnal umum, sebagai berikut. biasanya jurnal penutup dibuat di jurnal umum, JURNAL PENUTUP Fungsi masing-masing kolom dalam jurnal penutup sama dengan fungsi masing-masing kolom di jurnal unum. Ayat jurnal penutup yang dibuat dalam proses penutupan buku dipengaruhi oleh bentuk badan usaha perusahaan yang bersangkutan. Pembahasan lebih lanjut dan ilustrasinya akan dibahas pada Bab 7. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN (POST CLOSING TRIAL BALANCE) Setelah jurnal penutup dibuat, maka langkah selanjutnya adalah melakukan posting ke buku besar. Setelah dilakukan posting ke buku besar, maka saldo akun per dapatan, beban, prive, dan laba rugi akan menunjukkan saldo sebesar nol. Akun-akun yang masih ada sisa saldonya hanyalah akun-akun iil atau akun-akun yang ada ai neraca, yaitu akun-akun yang termasuk dalam aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Langkah selanjutnya setelah dilakukan posting dari jurnal penutup ke buku besar adalah memi 80 dahkan saldo-saldo akun yang ada di dalam buku besar ke neraca saldo setelah penu- tupan. Dengan demikian, maka neraca saldo setelah penutupan merupakan daftar dari akun-akun yang ada di buku besar setelah dilakukan penutupan beserta jumlah saldo debit dan kreditnya untuk waktu tertentu. Dikarenakan akun-akun pendapatan, beban, dan laba rugi telah ditutup, maka _neraca saldo setelah penutupan hanya akan berisi saldo akun-akun aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Bentuk neraca saldo setelah penutupan sama dengan neraca saldo atau neraca saldo setelah penyesuaian seperti berikut ini. diisi dengan nama perusahaan PENUTUPAN diisi dengan waktu pelaporan <- [ENOMOR'AKUN] = Neraca saldo setelah penutupan disertai dengan nama perusahaan, laporan, dan waktu pelaporan, Fungsi masing-masing kolom dalam neraca saldo setelah Penutupan sama dengan fungsi masing-masing kolom dalam neraca saldo setelah Penyesuaian, , judul 81 JURNAL PEMBALIK (REVERSING ENTRIES) periode berikutnya Proses akuntansi yang paling akhir, tetapi sudah masuk ke um mulai pencatat- adalah membuat jurnal penyesuaian kembali. Jurnal ini dibuat sebel an transaksi pada tahun buku yang baru. Jurnal ini disebut juga jurnal pembalik (revers- ing entries), karena pendebitan dan pengkreditannya merupakan kebalikan dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga, jurnal penyesuaian kembali dapat didefinsikan sebagai jurnal yang dibuat pada awal periode berikutnya dengan membalik levan agar kebiasaan mencatat suatu transaksi beberapa jurnal penyesuaian yang rel dan ilustrasi jurnal pembalik akan dibahas dapat dipertahankan (konsisten). Pembahasan dalam Bab 7. GLOSARIUM Akun Akun nominal (akun sementara) : ‘Akun rill (akun permanen) Buku besar Buku besar pembantu Chart of accounts Jurnal khusus Jurnal pembalik : akun merupakan catatan untuk aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban yang berfungsi untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. akun-akun yang ada di dalam laporan laba rugi, yang meliputi pendapatan dan beban, tidak diakumulasi- kan dari tahun ke tahun, dan dilakukan penutupan pada akhir periode akuntansi. : akun yang ada di dalam neraca, yaitu aktiva, kewajib- an, dan ekuitas, akan terus dibawa dari periode akun- tansi ke periode akuntansi berikutnya, dan tidak di- lakukan penutupan. : media untuk mengklasifikasikan akun-akun yang telah dicatat dalam jurnal ke dalam satu catatan yang sama. : buku besar yang terdiri dari sub-sub komponen, yaitu sub akun atau akun pembantu untuk memberikan informasi mengenai total akun yang ada di dalam buku besar : daftar yang menunjukkan akun yang digunakan se- buah entitas. : jurnal yang dibuat ketika transaksi tertentu sering ter- jadi atau selalu berulang-ulang terjadi, misalnya untuk penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan, dan pembelian. : jurnal yang dibuat pada awal periode berikutnya dengan membalik beberapa jurnal penyesuaian yang relevan agar kebiasaan mencatat suatu transaksi dapat dipertahankan (konsisten) dan pembukuan menjadi benar. 83 Jurnal penutup Jurnal penyesuaian Jurnal unum Modal Neraca saldo Neraca saldo setelah penutupan : + jurnal yang dibuat untuk memindahkan saldo-saldo akun-akun sementara (akun-akun nominal dan akun prive). : jurnal yang memutakhirkan saldo akun pada akhir pe. riode akuntansi, dan setidaknya akan memengaruhi paling sedikit satu akun laporan laba rugi dan satu akun neraca. : merupakan media pertama yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan sesuai dengan urutan terjadinya dengan mendebit dan mengkredit jumlah moneter transaksi. + sejumlah uang yang diinvestasikan ke dalam perusa- haan. + daftar ringkasan akun di buku besar dengan saldo debit dan kreditnya yang disajikan untuk waktu ter tentu. daftar dari akun-akun yang ada di buku besar setelah dilakukan penutupan beserta jumlah saldo debit dan kreditnya untuk waktu tertentu. Neraca saldo setelah penyesuaian: daftar akun-akun di buku besar beserta saldo-saldo- Posting Prive nya setelah dilakukan penyesuaian yang disajikan untuk waktu tertentu. : proses memindahkan debit dan kredit suatu akun dati jurnal ke buku besar. : pengambilan kas untuk kepentingan pribadi pemilik. LATIHAN a2 ee _Jelaskan aturan pendebitan dan pengkreditan! Mengapa pendapatan memiliki saldo normal kredit sedangkan beban memiliki saldo normal debit? Sebut dan jelaskan proses akuntansi! |. Apa bedanya jurnal umum dan jurnal khusus? Jelaskan! . Apa bedanya buku besar dan buku pembantu? Jelaskan! Mengapa diperlukan adanya jurnal penyesuian? ‘Apa tujuan dilakukan proses penyesuaian? Apa saja yang perlu disesuaiakan? Mengapa perlu dilakukan penutupan buku? . Akun apa saja yang perlu ditutup? . Apakah jurnal pembalik wajib disusun? Jelaskan! FP age b. Apa tujuan disusunnya jurnal pembalik? 85 __ Slah: Akuntansi Perusahaan Jasa Bab 4 Penjurnalan dan getty TUJUAN PEMBELAJARAN "Anda dihaapkan Ga ‘Anda diharapkan mamp “Setelah mempelajari bab ini ‘Menjelaskan karakteristik perusahaan jasa, ‘Menguraikan kapan suatu transaksi disebut sebagai transaksi yang sah, ‘Melakukan penjurnalanatas transaksi yang tera -Mengidentifikai berbagai jenis kesalahan dan cara pembetulannya, ‘Memosting transakst dari jurmal ke buku besar. ‘Menyusun neraca saldo. PENDAHULUAN Bab ini membahas akuntansi pada perusahaan jasa. Untuk mempermudah mem- pelajari akuntansi pada perusahaan jasa, pada awal pembahasan diuraikan karakteristik perusahaan jasa, Pembahasan bab ini dilanjutkan dengan bagaimana mengidentifikasi transaksi yang dapat dicatat dalam akuntansi. Hanya transaksi yang sah saja yang dapat dicatat dalam akuntansi. Bab ini juga membahas penjurnalan transaksi yang terjadi dan vnBsungan enttas ity sendii. Pada laporan lay 21 jasa dilaporkan sebagai pendapatan j endapatan jasa, pends, Wdapatan fee. Beban operasi yang terjadi dalam Penyediaan jasa dj ‘apatan jasa untuk mendapatkan laba bersih, lam akuntansi pen kare MENGIDENTIFIKASI TRANSAKSI DAN KEJADIAN EKONOMI —————* Dalam proses akuntansi, langkah awal yang harus dilakukan adalah melakakay identifikasi atas wansaksi dan kejadian ekonomi apa yang akan dicatat. Mengapa etka ‘erjadi promosi pegawai atau perubahan kebijakan manajemen, meskipun peating tid dlcatat dalam suatu akun, sedangkan jika perusahaan melaluikan penjualan atau peep Delian, baik secara tunai maupun krelt, meskipun datam jumlah yang relat kell hang dicatat dalam suatu akun? Dapat atau tidaknya suaty transaksi atau kejadian untuk d, Catat, sehingga dapat diakui dalam laporan keuangan ditentukan oleh memenuhi tidak, ‘ya kriteria unsur laporan keuangan, yaitu dapat diukur, relevan, dan handel. Transals Yang tidak memenuhi kriteria ini tidak dapat diakui dalam pencatatan akuntansi Transaksi adalah suatu kejadian yang melibatkan transfer atau pertukaran barang atau jasa antara dua atau lebih entitas. Umumnya transaksi yang terjadi dalam bisis diawali dengan adanya otorisasi atas suatu transaksi yang kemudian dilanjutkan dengin dilakukannya transaksi bisnis, Transaksi umumnya disertai dengan dokumen-dokurmey yang kemudian berfungsi sebagai bukti terjadinya suatu transaksi. Bukti transaks iniah yang kemudian digunakan sebagai dasar dalam proses akuntansi selanjutnya. Tanga adanya bukti ini, suatu transaksi atau kejadian tidak dapat dicatat dalam akuntans, Transaksi dan kejadian yang menyebabkan perubahan pada aktiva, kewajiban, din ekuitas pemilik dapat dibedakan ke dalam (1) transaksi dan kejadian eksternal, yang melibatkan interaksi antara entitas dengan lingkungannya, misalnya transaksi antara st entitas dengan entitas lainnya, bencana alam, dan sebagainya; (2) tansaksi dan tebi internal, yang terjadi dalam entitas itu senditi, misalnya pemakaian ae ‘4 suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, penggunaan a aaa ne sebagainya. Seringkali dijumpai kejadian vans memiliki unsur ekstern: 8 sekaligs. Transaksi dapat berupa pertukaran antara kedua ents yang keduanya sang mentima dan menyerahkan sesuat, misalnya dalam penjualan dan pembelian barang atau jase. Transaksi dapat juga berupa transfer satu arah, yaitu sebuah entias menerines kewallban tanpa secara langsung menerima sesuatu yang berilai sebagai gantinys, ‘misalnya memberikan sumbangan. Dalam bab sebelumnya telah diuraikan berbagai definisi akuntansi, Salah satu- nya adalah akuntansi didefinisikan sebagai suatu proses. Sebagai suatu proses, maka dalam akuntansi terdapat input dan output. Input dalam akuntansi adalah bukit tran- saksi. Seluruh kegiatan harus dapat diukur dengan bukti transaksi untuk dapat diproses datam akuntansi. Tanpa adanya bukti transaksi, maka tidak dapat diproses oleh akun- tansi, Transaksi yang dapat diproses dalam akuntansi adalah transaksi yang sah. Suatu transaksi dikatakan sebagai transaksi yang sah jtka memenuhi syarat-syarat sebagai berie ut: 1, Kejadian bersifat ekonomi, misalnya membayar, membeli, menggunakan bahan baku. Terukur dengan nilai uang. Relevan dengan usaha perusahaan. 4. Bessfat final, artinya transaksi tersebut benar-benar terjadi bukan dalam bentuk rencana, Jika masih dalam bentuk rencana, misalnya perusahaan akan membeli ken daraan, tidak dapat diproses dalam akuntansi karena belum terjadi. PENCATATAN DALAM JURNAL Froses akuntansi dalam perusahaan jasa mengikati proses akuntansi yang telah dllaskan dalam Bab 2. Transaksi keuangan pertama kali dicatat dalam jumal secara tonologis menurut urutan walt tejadinya, Pencatatantransaksi di jummal hares dias kan dengan sangat hati-hati, karena jika salah melakukan encatatan, maka proses akun- {ans Berkutnya juga akan salah, Agar dapat membuat jutnal, make perlu dipahar Suen bendebitan dan pengkreditan sebagaimana telah dibahas dalam Bab 2. Dalam ‘melakukan analisis transaksi perlu diperhatikan: : "+ Akun apa yang terpengatuh oleh transaksi Yang terjadi, apakah akun altiva, kewajib- an, ekultas pemilik, pendapatan, atau beban, : a9 a 2. Kenaikan atau per 7x Penurunan akun yang terpengaruh oleh transaksi yang tei catat sebagai debit atau kredit atas kenaikan ata iene fn atau penurunan suatu akun an ‘mengilustrasikan transaksi dalam bab ini digunakan k on igunakan kasus pada Peruszha. ad sea ene staat lh san Aburas an menyelesian hss ean Sera Keprbadian bermalsud unuk menditan sah yang diet ram Pereahan fentrem*, Usaha Mona memberikan jasa kecantikan. Sebagal transaksi pertama usahanya, pada tanggal 2 Januari 2010, Mona menjual mobil serilai Rp 150.000.000,09 sebagai modal awal usahanya, Transakstransksiselanjutya pada Perusahaan “Tio ‘Tenttem” adalah sebagai berikut 3 Januari 2010: Membayar sewa kios untuk bulan Januari, Februar, dan Maret 2030 sebesar Rp 12,000.000,00 : Memb alatalat Kecantikan secara tuna sebesar Rp 10.000.000,0, Dibeli cleansing cream, hair dryer dan perlengkapan kecantkan lain nya sebesar Rp 5.000.000 secara tuna. Dibayar pemasangan iklan mini di 4 Januari 2010 5 Januari 2010 6 Januari 2010 hharian Moco sebesar Rp 500.000,00. 14 Januari 2010. : Diterima uang kas sebesar Rp 2.500.000,00 dari penyerahan jasa ke pada pelanggan. 16Januari 2010 Perusahaan “Toto Tentrem” telah menyelesaikan perawatn kecantikan, tetapi belum menerima uang dari pelanggan sebesar Rp 1,500,000,00. Dibeli bedak, sampo, dan perlengkapan lainnya yang akan dibayar bulan depan senilai Rp 1.000.000,00. Menerima ang tunai sebesar Rp 5.000.000,00 atas penyerahan jst kepada pelanggan. Diterima uang Rp 1.000.000,00 dari langganan sebagai pembayae” utang-utang mereka. + Dibayar gaji karyawan bulan Januari sebesar Rp 7.200.000,00 = Permohonan kredit ke Bank Dana sebesar Rp 30,000,000 hat it ‘ambil dengan menandatangani wesel, 19 Januari 2010 20 Januari 2010 22 Januari 2010 29 Januari 2010 29 Januari 2010 nt 90 eT = Diterima vang Rp 6.000.000 dari penjualan tunai, sementara pen- jualan kreditnya sebesar Rp 2.000.000,00. Dibayar rekening listrik untuk bulan Januari sebesar Rp 300.000,00. + Mona mengambil uang perusahaan sebesar Rp 1.000.000,00 untuk kepentingan pribadinya. 30 Januari 2010 30 Januari 2010 30 Januari 2010 Untuk dapat melaksankaan proses akuntansi, Mona berkonsultast dengan akun- tan berogster untuk dibuatkan sistem akuntansinya. Dari hail Konsultasi tersebut, dk sarankan untuk menggunakan akun-akun berikut: BAGAN AKUN A. AKUN NERACA 1. AKTIVA 110~ Kas 120 - Piutang usaha 130 ~ Perlengkapan salon 140 — Sewa dibayar dimuka 150 ~ tklan dibayar dimuka 180 - Peralatan salon 181 ~ Akumulasi penyusutan 2. KEWAJIBAN 210~ Utang usaha 220 — Utang gaji 230 — Utang bunga 290 ~ Utang wesel 3. EKUITAS 310~ Modal Mona 320 ~ Prive Mona 330 — Ikhtisar Laba Rugi 91 8 ARUN LAPORAN LABA RUG] 4 PENDAPATAN 410 ~ Pendapatan jasa salon 5. BEBAN-BEBAN 510 ~ Beban gaji 520 ~ Beban iklan, 530 ~ Beban perlengkapa salon 540 ~ Beban sewa 550 — Beban bunga 560 ~ Beban penyusutan 570 ~ Beban lain-lain Analisis dari transaksi-transaksi di atas adalah sebagai berikut: Transaksi tanggal 2 Januari 2010 Transaksi ini merupakan investasi awal Mona sebagai pemilik. Adanya sen modal Mona sebesar Rp 150.000,000,00 menyebabkan kenaikan aktiva perusahar yaitu dalam bentuk kas perusahaan yang kemudian dicatat di debit. Setoran rma ‘Mona ini juga akan menambah kepemilikan Mona di perusahaan yang dicatat daly akun modal Mona di sebelah kredit sebesar Rp 150.000.000,00. Investasi awa tidak lalu harus dilakukan dengan menyetorkan uang tunai, sehingga menambah kas perus haan. Investasi awal pemilik dapat dilakukan dengan menggunakan aktva lainnya, misalnya gedung, kendaraan, peralatan, dan lain sebagainya. Jika hal tersebut tea, maka akun gedung, kendaraan, dan peralatan akan bertambah dan dicatat i sisi debi, sedangkan akun lawannya tetap akan sama, yaitu modal Mona bertambah dan dicatat sebelah kredit. Transaksi tanggal 3 Januari 2010 Transaksi ini merupakan pembayaran sewa kios usaha untuk tiga bulan sekalk gus. Terdapat dua pendekatan dalam mencatat transaksi ini, yaitu pendekatan neraca 92 1, maka transakst ini akan ddan pendekatan laba rugi. Jka pendekatan neraca digunakan, snenambah akun sewa dibayar dimuka dan dicatat di debit sebesar Rp 12.000.000,00 ssahaan sebesar Rp 12.000.000,00 yang akan dicatat di kredit. telah dibayarkan sebesar ‘elu dan mengurangi kas peru no fekatan ini, maka jumlah uang yang Dengan menggunakan pendekatan ini, maka ‘ *.000.000,00 masih dianggap sebagai aktiva perusahaan, Karena perusahaat ios yang disewanya. Jka pendekatan laba rugi yang digunakan, maka Rpt ‘beban sewa yang akan menggunakan : faran sewa untuik tiga bulan sekaligus ini akan menambah bay. veneaon reer dab near Rp 12,000,00,0 dan as ersahnan akan berkuran sebest dia Spocono0 yang icant credit. Pembayaran seva os wnt tgs buon a dengan menggunakan pendeatn it fangsung, dctat sebagai beban et sahaan Transaksi tanggal 4 Januari 2070 ‘Transaksi pembelian alatalat kecantikan akan menambah aktiva peru: dalam bentuk peralatan. Oleh karenanya,transaks! ini akan menambah peralatan Yon "ai debit sebesar Rp 10.000,000,00. Dikarenakan pembelian alatalat kecantikan jaan akan berkurang sebesar Rp 10.000.000,00 ssahaan dicatat dilakukan secara tunai, maka kas perusahi yang kemudian dicatat di kredit. Transaksi tanggal 5 Januari 2010 Pembelian perlengkapan akan me ; lengkapan yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan. Dengan dem- ian, maka perlengkapan akan bertambah dan dicatat di debit sebesar Rp 5.000.000,00. “Transaksi ini dilakukan secara tunai, sehingga dengan terjadinya transaksi ini, maka kas perusahaan akan berkurang sebesar Rp 5.000.000,00 yang dicatat di kredit. jngkatkan aktiva, yaitu dalam bentuk per~ Transaksi tanggal 6 Januari 2010 ‘Transaksi pembayaran iklan mini di harian Moco menambah beban perusahaan, yaitu beban iklan. Sesuai dengan aturan pendebitan dan pengkreditan yang telah diural- kan dalam bab sebelumnya, maka pembayaran iklan mini di harian Moco akan menye- babkan beban iklan bertambah sebesar Rp 500.000,00 yang dicatat di debit, sedangkan kas perusahaan berkurang dan dicatat di kredit sejumlah Rp 500.000,00. 93 = Transaksi tanggal 16 Januari 2010 ‘Meskipun tidak ada penerimaan saath oe eller fs naan arena perusahaan telah menyerahan ja | bertambahay ean aks tansas! ni akan menngkatkan aktva porsahea, yy kun piutang usaha yang dimiliki perusahaan, Piutang usaha digunalan ‘untuk mencatat jasa yang telah diserahkan kepada pelanggan namun vangnya belun diterima oleh perusahaan. Dengan kata lain piutang usaha merupakan klaim perusahaan kepada pelanggan. Bertambahnya piutang usaha ini dicatat di debit sebesar Rp 1.500.000,00. Sebagai penyeimbangnya, transaksi ini akan meningkatkan pendapaan Perusahaan sebesar Rp 1.500.000,00 yang dicatat di kredit.. Meskipun perusahaan bbelum menerima uang tunai, namun kerena penyerahan jasa telah terjadi, maka pens. hhaan harus mencatat transaksi ini ke dalam pendapatan. Ini disebabkan karena Indonesia menerapkan akuntansi dasar akrual, yaitu bahwa pendapatan diakui pada sat dihasilkan, bukan pada saat vang kas diterima, Transaksi tanggal 19 Januari 2010 Transaksi ini akan menambah perlengkapan dan dicatat di debit sebesar Rp jikarenzkan pembelian perlengkapan baru akan dibayar pada bulen ‘akan menimbulkan peningkatan pada utang usaha sebesarRp 1.,000.000,00. depan, maka transaksi 1.000.000,00 yang akan dicatat di kredit. Transaksi tanggal 20 Januari 2010 Uang tunai yang diterima perusahaan akibat penyerahan jasa kepada pelanggan ala berdampak pada bertambahnya aktiva, yaitu kas perusahaan sebesar Rp 5.000.000,00 94 juga akan menambah pendapatan perusahaan sebesar dan dicatat di debit. Transaksi Rp 5.000.000,00 yang dicatat di kredit Transaksi tanggal 22 Januari 2010 Pembayaran utang oleh pelanggan akan menambah aktiva perusahaan, yaitu meningkatnya kas perusahaan sebesar Rp 1.000.000,00 dan dicatat di debit. Transaksi ini juga akan menyebabkan penurunan aktiva perusahaan, yaitu piutang usaha yang di- catat di kredit sebesar Rp 1.000.000,00. Transaksi tanggal 29 Januari 2010 ‘Transaksi pembayaran gaji karyawan akan menambah beban perusahaan, yai dalam hal ini akan dicatat menambah beban gaji di debit sebesar Rp 7.200.000,00. Pembayaran gaji karyawan ini juga akan mengurangi aktiva perusahaan, yaitu kas peru sahaan sebesar Rp 7.200.000,00 yang dicatat di kredit. Transaksi tanggal 29 Januari 2010 ‘Transaksi ini akan menambah kas perusahaan sebesar Rp 30.000.000,00 yang dicatat di debit. Dengan dikabulkannya permohonan kredit oleh Bank Dana, maka per sahaan memiliki utang wesel kepada Bank Dana. Oleh karenanya, perusahaan mencatat transaksi ini ke dalam utang wesel di kredit sebesar Rp 30.000.000,00. Transaksi tanggal 30 Januari 2010 Transaksi penerimaan uang dari peyerahan jasa secara tunai akan menambah as perusahaan sebesar Rp 6.000.000,00 yang dicatat di debit dan penjualan kredit akan menambah piutang usaha sebesar Rp 2.000.000,00 yang juga dicatat di debit. Baik Penjvalan tunai maupun penjualan kredit diakui sebagai pendapatan oleh perusahaan karena pendapatan telah dihasilkan sejak adanya penyerahan jasa. Oleh karenanya ie juga akan meningkatkan pendapatan jasa sebesar Rp 8.000.000,00 (Rp 100 dari penyerahan jasa secara tunai dan Rp 2.000.000,00 penyerahan jasa secara kredit) yang kemudian dicatat di kredit 95 & Transaksi tanggal 30 Januari 2010 Transaksi ini akan meningkatkan beban perusahaan, yaitu beban list Rp 300.000,00 yang dicatat di debit. Beban listrik dapat dicatat ke dalam thn tainain, Pembayaran rekening listrik ini akan mengurangi kas perusahaan sabe. "% 300.000,00 dan dicatat di kredit. Transaksi tanggal 30 Januari 2010 Transaksi ini merupakan transaksi pengambilan uang perusahaan untuk luan pribadi pemilik. Pengambilan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi Peni ini hanya terjadi pada perusahaan perseorangan. Pengambilan uang perusahaan wd kepentingan pribadi pemilik ini selanjutnya dikenal dengan istlah prive. Transat, menyebabkan peningkatan prive sebesar Rp 1.000.000,00 yang dicatat di debit dan ng ingurangi kas perusahaan sebesar Rp 1.000.000,00 yang dicatat di kredit. Transaksi-transaksi di atas jika dicatat dalam jurnal umum akan nampak sepe berikut ini. JURNAL UMUM 150.000.000,00 ‘Modal Mona (mencatat storan modal awal Mona) 12.000.000,00 Sewa dibayar dimuka kas (mencatat pembayaran sewa bulan 12,000.0000 JanuariMare) 10,000.000,00 Peralatan salon 10.000.00000, Kas (mencatat pembelian peralatan salon) 96 Pelangkapan salon imencaat pembelian perlenghapan salon) ean idan Aimencatat beban ikon) Pendapatan jaa salon (mencatat pendapatan jsa salon) Piutang usaha Pendapatan jaa salon (mencatat pendapatanjasa salon) Pelengkapan salon, Uang usaha (mencatat pembelian pertengkapan salon secara Kredit) 97 '5.000:000,00 ‘520000090 '500:000,00 2.500,000,00 1.500.000,00 1.000.000,00 '300:000,00 2.500:000,00 1.300.000,00 1.000.000,00 22 29 29 30 30 30 Pendapatan jasa salon (mencatat pendapatan salon) kas Piutang usaha (mencatat_penerimaan pelanggan) piutang Beban gaji Kas (mencatat pembayaran gaji) Kas Utang wesel (mencatat utang wesel) kas Piutang usaha Pendapatan jasa salon (mencatat pendapatan jasa salon) Beban lain-lain Kas (mencatat beban listrik) Prive Mona Kas (mencatat_ pengambilan _pribadi Mona) ‘5.000.000,00 1.000.000,00 7.200.000,00 30.000.000,00 6.000.000,00 2.000.000,00 300.000,00 1,000.000,00 30.00.0099) 8.000.000,00 300.000,00 1.000.000,00 Dalam jurnal umum nampak bahwa kolom referensi pemosting _ Kolom ini akan terisi, ketika transaksi yang dicatat dijurnal umum teri buku besar. 98 an (ref) belum diposting ke PEMBETULAN KESALAHAN Dalam melakukan pencatatan suatu transaksi, tidak menutup kemungkinan ada- nya kesalahan yang dilakukan oleh akuntan. Kesalahan dalam pembukuan dapat dibeda- kan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Kesalahan yang berantai Kesalahan pembukuan disebut kesalahan berantai jika suatu transaksi dicatat se- cara keliru di jurnal umum, namun transaksi tersebut telah terlanjur masuk ke proses akuntansi berikutnya, misalnya terlanjur di posting ke buku besar. Kesalahan pembuku- an seperti ini, pembetulannya dilakukan dengan menggunakan jurmal koreksi. Langkah- langkah dalam membuat jurnal koreksi adalah sebagai berikut: a. Buat jurnal yang salah di kertas kerja. b. Balik jurnal yang salah di kertas kerja. cc. Buat jurnal yang benar di kertas kerja. 4. Buat jurmal koreksi yang merupakan gabungan dari langkah b dan c di jumal umum. Misalnya: transaksi tanggal 30 Januari 2010, diterima uang Rp 6.000.000 dari penjualan tunai, sementara penjualan kreditnya sebesar Rp 2.000.000,00 dicatat oleh akuntan se bagai berikut: [ENCORE ETEUNGAY) ee | 2010 a roy Jan 30 | Kas 6.000.000,00 Piutang usaha 2.000.000,00 Pendapatan jasa salon 8.000.000,00 (mencatat penjualan tunai dan kredit) Pencatatan yang dilakukan oleh akuntan di atas adalah tidak benar. Oleh karenanya, akuntan harus membuat jurnal koreksi atas penjurnalan di atas. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: ah 1 : buat jurnal yang salah di kertas kerja 8.000.000,00 ‘Utang usaha 20004 Pendapatan jasa salon 6.009, ‘ Langkah 2 : balik jurnal yang salah di kertas kerja EB a | 2010 Jan | 30 | Pendapatan jasa salon 6.000.000,00 Utenguseha 2.000.000,00 Kas 8.000 0004p Dist Tr 6.000.000,00 Piutang usaha 2.000.000,00 Pendapatan jasa salon 8.000.000¢0 Langkah 4 : buat jurnal koreksi (gabungan langkah 2 dan 3) EB 2010 Jan | 30 | Utang usaha 2.000.000,00 PPiutang usaha +2.000,000,00 Pendapatan jasa salon. 2.000.000 Kas, -2,000.00000 (koreksi atas kesalahan pencatatan tanggal 30 Januari 2010) Catatan: Langkah 1, 2, dan 3 tidak dibuat di jurnal umum, hanya sebagai langkah untuk membuat jurnal koreksi. Langkah ke-4 dibuat di jurmal umum dan kemudian mengikuti proses akuntansi berikutnya. 2. Kesalahan lokal Kesalahan pembukuan dapat digolongkan sebagai kesalahan lokal jika suatu transaksi secara kelirudicatat dalam jurnal umum, namun belum masuk ke dalam proses akurtans berktnya, mizlny belum dosing ke buku besar. Keslahan penbukn sepetiti,pnbetlanya dlalukan dengan mencret sua angla a pecan ag salah, kemudian menyisipkan angkalperkiraan yang benar, kemudian diparaf dan diberi tanggal pembetulannya. Msalnya: tansaks tangal 30 Januari 2010, citerima uang Rp 6,000,000 dari penjualan tu, sementrapenulan Keita sebesar Rp 2.00.000,00 dct clehakutan se bagai berkut: ea aa 200 6.000.000,00 Jan | 30 | Kas ‘iutang usaha 2,000,000,00 8.000.000,00 perdpatn json (mencatat penjualan tunai dan kredit) POSTING Setelah transaksi dicatat dalam jurnal umum, maka transaksi-transaksi tersebut ipindahkan dalam buku besar yang dikenal dengan istilah posting. Dengan postin ini, maka transaksiransaksi yang sama akan dikumpulkan dalam satu akun di buku besar. Misalnya, dalam kasus Perusahaan “Toto Tentrem* transaksi penerimaan dan pengeluar- an kas terjadi pada seluruh tanggaltransaksi yang ada di Perusahaan ‘Toto Tentrem’ ke- cual transaksitanggal 16 dan 19, Penerimaan dan pengeluaran kas yang telah dicatat di 101 jurnal umum tersebut kemudian diposting ke buku besar kas sesuai urutan terjadiny, Artinya, posting suatu transaksi dilakukan satu per satu sesuai urutan terjadinya. Misa, nya, pada tanggal 2 Januari 2010, Perusahaan “Toto Tentrem” menerima setoran modal dari Mona. Atas transaksi ini perusahaan mencatat kas bertambah di debit dan mod, Mona bertambah di kredit sebesar Rp 150.000.000,00. Pada tanggal 3 Januari 2019, Perusahaan “Toto Tentrem” membayar sewa kios untuk bulan Januari, Februari, day ‘Maret 2010. Atas transaksi ini jurnal yang harus dibuat adalah sewa dibayar dimuka be, tambah di debit dan kas berkurang di kredit, masing-masing sebesar Rp 12.000.000,09, Posting dilakukan sesuai urutan waktu terjadinya. Artinya, transaksi tanggal 2 Januari 2010 dilakukan posting terlebih dahulu, baru kemudian diikuti dengan transaksi tangga} 3 Januari 2010, dan transaksi-transaksi lainnya. Kas yang bertambah dan dicatat di debi. sebesar Rp 150.000.000,00 pada tanggal 2 Januari 2010 diposting ke buku besarnya ter. lebih dahulu, kemudian modal Mona yang bertambah dan dicatat di kredit sebesar Rp 150.000.000,00 diposting ke buku besar modal Mona. Setelah transaksi tanggal 2 Januari 2010 selesai diposting, baru kemudian melangkah ke transaksi tanggal 3 Januari 2010 untuk diposting ke buku besar. Sewa dibayar dimuka yang bertambah dan dicatat di debit pada tanggal 3 Januari 2010 diposting ke buku besar sewa dibayar dimuka, se dangkan kas yang berkurang dan dicatat di kredit sebesar Rp 12.000.000,00 diposting ke buku besar kas. Demikian pula, berlaku untuk transaksi-transaksi lainnya. Kekeliruan seringkali dilakukan dengan tidak melakukan posting sesuai urutan waktu terjadinya, namun mencari satu per satu transaksi yang dicatat dalam akun yang sama, dan ke mudian memostingnya ke buku besar. Misalnya, dalam transaksi di Perusahaan “Toto Tentrem” terdapat 13 transaksi yang melibatkan akun kas, kemudian transaksi yang ter gabung dalam akun yang sama tersebut, yaitu kas (transaksi tanggal 2, 3, 4, 5, 6, 14, 20, 22, 29, 30) dikumpulkan jadi satu dan kemudian diposting ke buku besar, padahal aku lawannya (misalnya tanggal 2 Januari 2010 terdapat akun modal Mona) belum dilaku- kan pemostingan. Praktik seperti ini tidak dibenarkan, karena posting ke buku bes tidak dilakukan sesuai urut waktu terjadinya. Jika posting dilakukan dengan mengumput kan akun yang sama di jurmal umum kemudian diposting ke buku besar, maka dapal mengakibatkan terlewatinya suatu akun untuk dilakukan pemostingan. 102 Transaksi yang telah dicatat dalam j lam jurnal umum jika diposti akan menunjukkan hasil seperti berikut ini (pethatikan kembali ue ne ia ke buku besar dalam Bab 2 sebelumnya). > KAS No: 110 serorn modal | U0 jn 2 | aval 1 | 150.000.000.009 150,00000000 yuo 3 | pembsyarnsewa | 1 12,00,000.00 | 138,000.000.00 Pembelian su0 4 | pectaansaion | 1 10.000,000.00 | 128,000,000.00, Pembelian peilengkapan | 100 5 | salon 1 s3900,000.00 | 123,000,000.00 Pembayaran yuo 6 | beban tian ’ 500,000.00 | 122,500,000.00 Pendapatan asa | JUO 14 | salon 1 | 250000000 125,000000.00 Pendapatan jasa | 1U0 20 | salon 1 | 5,000,000.00 139,000,000.00 Peneriaan rr) 22__| piurangpelangsan | 1 | 1,000,000.00 131,000000.00 Pembayarin gat | JU0 23 | Jayawan 1 200,000.00 | ¥23,00000.00 Pencairan wang | JU0 23 | wesel 1 | 30,000,000.00, 153,00,000.00 Penivalanjaa | 100 30 | secara tal 1 | 600,000.00 159,800,000.00 Pembayarn wo 30 | beban fis 1 300,000.90 | 159,500,000.00 Pengemblan | JU0 30 | pribadiaona | 1 +,000.000.00 | 156,500,000.00 PIUTANG DAGANG No: 420 Pendapatan 252 salon Piutang elanggan Penjualan secara 30 | kredit suo1 | 2,000,000.00 2,500,000.00 PERLENGKAPAN SALON Pembelian ; perlengkapan uot | 1,000,000.00 6,000,000.00 | ‘SEWA DIBAYAR DIMUKA 2010 Jen 3 | Pembayaran sewa | JUOT | 12,000,000.00 +12,000,000.00 104 re PERALATAN SALON Pembelian peralatan salon HUTANG USAHA Pembelian perlengkapan salon Pencairan utang wesel MODAL MONA No:310 2010 Jan 2 | Setoran modal awal JU01 150,000,000.00 19900000000 105 PRIVE MONA PENDAPATAN JASA SALON BEBAN GAJI My 2010 | Jan 29 | Pembayaren ga karyawan | JUO1 | 7,200,000.00 7,200,00000 Noss Bl 0 6 | Pembayaran bebaniklan | JUOT | $00,000.00 500,000.00 106 30 | Pembayaran beban kstrk fh catatan di jurnal umum diposting ke jurnal umum, maka jumal umum akan setelal rnampak sebagai berikut. JURNAL UMUM Modal Mona (mencatat setoran modal awa! Mona) Sewa dibayar dimuka Kas (mencatat pembayaran sewa bulan Ja- nuari-Maret) Peralatan salon 10,000,000.00 Kas 10,000,000.00 (mencatat pembelian peralatan salon) 107 Jan 3 14 16 19 20 22 29 Perlengkapan salon Kas (mencatat pembelian perlengkapan salon) Beban iklan Kas (mencatat beban iklan) Kas Pendapatan jasa salon (mencatat pendapatan jasa salon) Piutang usaha Pendapatan jasa salon (mencatat pendapatan jasa salon) Perlengkapan salon Utang usaha (mencatat pembelian perlengkapan salon secara kredit) Kas Pendapatan jasa salon (mencatat pendapatan salon) Kas Piutang usaha (mencatat penerimaan piutang pelanggan) Beban gaji Kas 108 130 110 520 110 110 410 120 410 130 210 110 410 110 120 510 110 5,000,000.00 500,000.00 2,500,000.00 1,500,000.00 1,000,000.00 5,000,000.00 1,000,000.00 7,200,000.00 5,000,000.99 500,000.09 2,500,000.09 1,500,000.00 1,000,000.00 5,000,000.00 1,000,000.00 7,200,000.00 29 30 30 (mencatat pembayaran gail) Kas Utang wesel (mencatat utang wesel) Kas Piutang usaha Pendapatan jasa salon (mencatat pendapatan jasa salon) Beban lain-lain Kas (mencatat beban listrik) Prive Mona Kas (mencatat pengambilan pribadi Mona) 110 290 110 120 410 570 110 320 110 30,000,000.00 6,000,000.00 2,000,000.00 300,000.00 1,000,000.00 30,000,000.00 8,000,000.00 300,000.00 1,000,000.00 Terlihat bahwa setelah diposting ke buku besamya, maka kolom Ref (referensi pemostingan) telah terisi dengan nomor akun masing-masing dan demikian pula dengan kolom Ref pada buku besar telah terisi dengan sumber transaksi yaitu dari jumal umum halaman 1 yang disimbolkan dengan JUO1. Kolom Ref dapat juga diisi dengan tanda thickmark (\) sebagai tanda bahwa transaksi telah diposting ke buku besar. 109 =" NERACA SALDO (TRIAL BALANCE) ‘Untuk menguji kebenaran posting yang dilakukan dari jural umum ke bul bbesar, maka langkah selanjutnya sebagai bagian dari proses akuntansi adalah menyusun ineraca saldo, Neraca saldo merupakan daftar yang berisi saldo-saldo dari seluruh akun ‘Yang ada di dalam buku besar pada suatu saat tertentu. Dengan meng saldo, maka akan dapat divyji kesamaan debit dan kredit di dalam buku besar. Jika saldo debit dan saldo kredit yang ads di buku besar tidak sama, maka terdapat dua kemung. ‘kinan, yaitu salah mencatat sewaktu mencatat transaksi di jurnal umum, atau salah mela. ‘kukan posting dari jumal umum ke buku besarnya. Neraca saldo ini, nantinya akan me. ‘mudahkan akuntan dalam menyusun laporan kevangan. nakan neraca Dengan menggunakan kasus Perusahaan “Toto Tentrem", maka setelah dilaky. ‘Kan posting ke buku besar, neraca saldo dapat disusun sebagai berikut. PERUSAHAAN TOTO TENTREM NERACA SALDO 31 JANUARI 2010 158.500.000,00, 2.500.000,00 6.000.000,00 12,000.000,00 180 10.000,000,00 210 290 310 3. in 1.000.000,00 510 7.200.000,00 529 500.000,00 300.000,00 198.000.000,00 198.000.000,09 110 Neraca saldo Perusahaan “Toto Tentrem” menunjukkan adanya kesamaan antara saldo debit dan kredit, yaitu masing-masing sebesar Rp 198.000.000,00. Neraca saldo tidak menjamin keakuratan buku besar, Neraca saldo hanya menunjukkan bah jum- lah debit dan kredit sama. Meskipun tidak dapat menjamin keakuratan buku besar, na- mun keseimbangan jumlah debit dan kredit sangat diperlukan, karena kesalahan perm bukuan seringali menyebabkan diperolehnya ketdaksamaan antarajumlah debit dan kredit. KESALAHAN PEMBUKUAN Tila dalam reac sldo menunjukkan sao debit dan kredit yang tidak sama, maka dapat epastkanterdapatKsalahan pembukuan. Ketdakseimbangan antara aldo debit dan kreit dalam neraca saldo dapat disebabkan karena = | Kesalahan di dalam menyusun neracasaldo, misalnya salah dalam menjumlahkan olom saldo (upiah, atau satu buah akun atau lebi, belum dicantumkan dalam neraca saldo, atau salah menuliskan jumlah saldonya. Kesalahan di dalam menentukan saldo, misalnya salah menghitung jumlah saldo, saldo debit suatu akun dicatat sebagai saldo kredit, atau sebaliknya, atau salah menghitung jumlah pada salah satu sisi . Kesalahan mencatat transaksi di dalam buku besar, misalnya transaksi telah dicatat dengan jumlah pendebitan yang tidak sama besar dengan jumlah pengkreditan, pen- debitan telah dicatat sebagai pengkreditan atau sebaliknya, atau lupa mencatat suatu pendebitan atau pengkreditan, Kesalahan pembukuan dapat cibedakan menjadi empattpe,yatu: 1. Kesalahan penempatan debit dan kredit Kesalahantipe in merupakan kesalzhan dalam menempatkan svat akun yang seha- rusnyaditempatkan di debit ditempatkan secara salah di kredit, dan demikian pula sebaliknya, Tipe kesalahan ini dapat dtemukan dengan cara membagi dua seliih jumlah debit dan kreit ‘Misalnya: sewa dibayar dimuka yang bersaldo debit sebesar Rp 12.000,000,00 salah ditempatkan di kredit. Kesalahan mencatat transaksi ini mengakibatkan saldo debit 11 Hasil bagi dua selisih debit dan kredit menghasilkan angka Rp 12.000.000,00. Lihat kembali neraca saldo yang tidak sama antara saldo debit dan kredit. Carilah angka sebesar Rp 12.000.000,00, maka akan ditemukan akun sewa dibayar dimuka di kredit sebesar Rp 12.000.000,00. Dengan demikian, ditemukan bahwa terdapat kesalahan pe- nempatan debit dan kredit, yaitu sewa dibayar dimuka yang seharusnya ditempatkan di debit, ternyata salah ditempatkan di sebelah kredit, sehingga menyebabkan neraca saldo menunjukkan angka yang tidak sama antara debit dan kreditnya. Uji kesamaan debit dan kredit dalam neraca saldo dengan menukar saldo sewa dibayar dimuka yang awalnya di kredit, kemudian ditempatkan di debit, sehingga akan diperoleh kesamaan antara saldo debit dan kredit dalam neraca saldo. 2. Kesalahan transposisi (transposition) Kesalahan transposisi merupakan kesalahan yang diakibatkan menulis suatu angka tertukar tempat. Tipe kesalahan ini dapat ditemukan dengan membagi sembilan se- lisih jumlah debit dan kredit. Misalnya: sewa dibayar dimuka sebesar Rp 12.000.000,00 ditulis Rp 21.000. 000,00. Penulisan angka ini mengandung kesalahan transposisi yaitu angka 1 dan 2 dalam Rp 12.000.000,00 tertukar tempat, sehingga menjadi Rp 21.000.000,00. Adanya kesalahan penulisan ini menyebabkan saldo debit dan kredit menjadi tidak sama, saldo debit menunjukkan saldo Rp 207.000.000,00 dan saldo kredit menun- jukkan saldo Rp 198.000.000,00, seperti berikut ini. gece eee eee eee ca dan kredit menjadi tidak sama, yaitu saldo debit Rp 186.000.000,00 dan saldo kre. dit sebesar Rp 210.000,000,00, seperti berikut ini. PERUSAHAAN TOTO TEN’ NERACA SALDO- 31 JANUARI, 2010 NI Piutang usaha Perlengkapan salon Sewa dibayar dimuka Peralatan salom Utang usaha Utang wesel ‘Modal Mona Prive Mona Pendapatan jasa salon Beban gaji Beban iklan Beban lain-lain ~ 158.500.000,00 | ITREM 2.500.000,00 6.000.000,00 12.000.000,00 10.000.000,00 1.000.000,00 30.000.000,00 150.000.000,00 1.000.000,00 17.000.000,00 7.200.000,00 500.000,00 300.000,00 1 Jika hal ini terjadi, maka cara mencarinya adal: jumlah debit dan jumlah kredit. /86.000.000,00 _210.000.000,00 lah dengan membagi dua selisih Saldodebit Rp 186.000.000,00 Kesalahan pembukuan = Selisih debit dan kredit Saldokredit Rp 210.000.000,00 - Peeeree eee eee Selisih “Rp _24,000.000,00 = Rp24,000.000,00 2 = Rp12.000.000,00 112 Hasil bagi dua selisih debit dan kredit menghasilkan angka Rp 12.000.000,00. Lihat kembali neraca saldo yang tidak sama antara saldo debit dan kredit. Carilah angka sebesar Rp 12.000.000,00, maka akan ditemukan akun sewa dibayar dimuka di kredit sebesar Rp 12.000.000,00. Dengan demikian, ditemukan bahwa terdapat kesalahan pe- nempatan debit dan kredit, yaitu sewa dibayar dimuka yang seharusnya ditempatkan di debit, ternyata salah ditempatkan di sebelah kredit, sehingga menyebabkan neraca saldo menunjukkan angka yang tidak sama antara debit dan kreditnya. Uji kesamaan debit dan kredit dalam neraca saldo dengan menukar saldo sewa dibayar dimuka yang awalnya di kredit, kemudian ditempatkan di debit, sehingga akan diperoleh kesamaan antara saldo debit dan kredit dalam neraca saldo. 2. Kesalahan transposisi (transposition) Kesalahan transposisi merupakan kesalahan yang diakibatkan menulis suatu angka tertukar tempat. Tipe kesalahan ini dapat ditemukan dengan membagi sembilan se- lisih jumlah debit dan kredit. Misalnya: sewa dibayar dimuka sebesar Rp 12.000.000,00 ditulis Rp 21.000. 000,00. Penulisan angka ini mengandung kesalahan transposisi yaitu angka 1 dan 2 dalam Rp 12.000.000,00 tertukar tempat, sehingga menjadi Rp 21.000.000,00. ‘Adanya kesalahan penulisan ini menyebabkan saldo debit dan kredit menjadi tidak sama, saldo debit menunjukkan saldo Rp 207.000.000,00 dan saldo kredit menun- jukkan saldo Rp 198,000.000,00, seperti berikut ini. 113 a PERUSAHAAN TOTO TENTREM NERACA SALDO 31 JANUARI 2010 7158-500.000,00 | Piutang usaha 2.500.000,00 Perlengkapan salon 6.000.000,00 Sewa dibayar dimuka 21.000.000,00 Peralatan salon 10.000.000,00 Utang usaha 1.000.000,00 Utang wesel 30.000.000,00 ‘Modal Mona 150.000.000,00 te Prive Mona 1.000.000,00 E Pendapatan jasa salon 17.000.000,09 Fr Beban gaji 7.200.000,00 500.000,00 Beban iklan Beban lain-lain 300.000,00 198.000.000,00 ‘207.000.000,00 Kesalahan ini dapat dicari dengan membagi sembilan selisih jumlah debit dan kredit. Apabila ditemukan angka bulat, maka kemungkinan kesalahan ada pada kesa- lahan transposisi pada angka yang selisihnya merupakan hasil bagi tersebut. Saldo debit Rp 207.000.000,00 —_Kesalahan pembukuan = _Selisih debit dan kredit Saldo kredit Rp 198.000.0000 - 3 Selisih “Rp 9.000.000,00 - Rp9.000.000,00 9 - Rp1.000.000,00 Hasil bagi sembilan selisih debit dan kredit menunjukkan angka Rp 1.000. 000,00. Lihatlah kembali neraca saldo yang menunjukkan ketidaksamaan saldo debit 114 dan kredit. Carilah angka di debit maupun di kredit yang mengandung angka Rp 1.000. 000,00. Dari neraca saldo, akan ditemukan sewa dibayar dimuka Rp 21.000.000,00. Jumlah sewa dibayar dimuka sebesar Rp 21.000.000,00 ini mengandung angka Rp 1.000.000,00, maka dapat disimpulkan terdapat kesalahan transposisi, yaitu penulisan angka tertukar tempatnya, yang seharusnya tertulis Rp 12.000.000,00, namun ditulis Rp 21.000.000,00 sehingga terjadi ketidaksamaan antara saldo debit dan kredit. Uji kem- bali kesamaan saldo debit dan kredit dalam neraca saldo dengan mengganti saldo sewa dibayar dimuka menjadi Rp 12.000.000,00 sehingga akan diperoleh kesamaan anatara saldo debit dan kredit dalam neraca saldo. 3. Kesalahan sliding Kesalahan ini merupakan kesalahan dalam menempatkan tanda baca, misalnya titik atau koma, misalnya $ 30,000 ditulis $ 30.000 atau salah dalam menempatkan angka nol, misal Rp 30.000,00 ditulis Rp 3.000,00. Tipe kesalahan ini dapat ditemukan dengan membagi sembilan selisih jumlah debit dengan kredit, jika ditemukan hasil yang ternyata angka tersebut sama dengan yang di neraca saldo maka kemungkinan kesa- lahan sliding ada pada angka tersebut. Misalnya: Modal Mona yang seharusnya Rp 150.000.000,00 tertulis 1.500.000.000,00. Kesalahan mencatat ini menyebabkan terjadinya ketidaksamaan antara saldo debit dan saldo kredit, yaitu Rp 198.000.000,00 di saldo debit dan Rp 1.548.000.000,00 di kredit. 115 PERUSAHAAN TOTO TENTREM NERACA SALDO 31 JANUARI 2010 Piutang usaha 2.500.000,00 130 Perlengkapan salon 6.000.000,00 140 sewa dibayar dimuka 12.000.000,00 180 Peralatan salon 10.000.000,00 210 Utang usaha 1.000.000,09 290 Utang wesel 30.000.000,00 310 Modal Mona 1.500.000.000,09 320 Prive Mona 1,000.000,00 410 Pendapatan jasa salon 17.000.000,00 510 Beban gaji 7.200.000,00 520 Beban iklan 500.000,00 570 Beban lain-lain 300.000,00 798.000.000,00 _1.548.000.000,00 in membagi sembilan selisih jumlah debit dan ditemukan hasil yang ternyata angka tersebut ka kemungkinan kesalahan sliding ada pada Kesalahan ini dapat dicari dengat credit yang ada di neraca saldo. Apabila ama dengan yang di neraca saldo, ma ingka tersebut. Saldo debit Rp —198.000.000,00 Kesalahan pembukuan = _Selisih debit dan kredit Saldo kredit Rp 1.548.000.000,00 - 9 = Rp1.350.000.000,00 eee 9 Selisih = Rp150.000.000,00 116 Hasil bagi sembilan selisth debit dan kredit menunjukkan angka Rp 150. 000.000,00. Lihatlah kembali neraca saldo yang menunjukan jumlah debit dan kredit tidak sama. Carilah angka yang mendekati dengan Rp 150.000.000,00 yang dimung- kinkan terdapat kesalahan pencatatan. Dari neraca saldo dapat diketahui terdapat akun modal Mona yang tercatat Rp 1.500.000.000,00. Angka ini dimungkinkan memiliki kesalahan sliding. Uji kembali kesamaan debit dan kredit dalam neraca saldo dengan mengganti saldo modal Mona menjadi sebesar Rp 150.000.000,00, sehingga akan di- temukan kesamaan saldo debit dan kredit dalam neraca saldo. 4, Kesalahan amburadul Tipe kesalahan ini merupakan kesalahan yang terjadi sepanjang proses akun- tansi berjalan. Jika hal ini terjadi, maka satu-satunya cara untuk mencari adalah dengan menggunakan prosedur audit. Jika kesalahan ini yang terjadi, maka lebih baik menyusun kembali neraca saldo dari awal yang dimulai dengan menjurnal, posting ke buku besar, hingga disusun neraca saldo. Kesalahan penempatan debit dan kredit, kesalahan transposisi, dan kesalahan sliding merupakan tipe kesalahan yang wajar dan hanya satu kesalahan saja, sedangkan tipe kesalahan amburadul merupakan kesalahan yang telah beruntun dari jurnal hingga ke neraca saldo. Kesalahan yang hanya satu kesalahan dapat ditemukan dengan meng- gunakan cara-cara di atas, sedangkan kesalahan berantai harus menggunakan prosedur audit. ‘Apakah jika saldo debit dan saldo kredit dalam neraca saldo menunjukkan angka yang sama, berarti selalu menunjukkan tidak adanya kesalahan pembukuan? Tidak! Jika sisi debit dan kredit sama jumlahnya, hal tersebut bukan berarti pencatatan dilakukan dengan benar, karena terdapat jenis kesalahan yang tidak akan memengaruhi keseimbangan debit dan kredit, seperti transaksi tidak dicatat dalam buku besar, ayat jurnal yang tepat belum diposting ke buku besar, ayat jurnal dipindahkan dua kali, akun- akun yang salah digunakan dalam membuat ayat jurnal atau posting, kesalahan penca- tatan jumlah rupiah dalam buku besar, pendebitan atau pengkreditan ke dalam akun yang salah, dan kesalahan yang saling menutupi telah dibuat dalam mencatat jumlah transaksi. 117 Dalam hal terjadi kesalahan ‘atau pengguna laporan keuangan terpengaruh eesalahan dapat ditangani dengan rmaterialitas. Misalnya, kesalahan meny: dalam suatu perusahaan yang memiliki ab sebagai kesalahan yang tidak material mutuskan tingkat materialitas, sangat dipeslukan yang tidak mengakbatkan Keputusan mang, arena adanya kesalahan tersehyy.<™ dara yang mudah, yaitu dengan mengeunakan a ajikan aktiva ke dalam beban beberapa rp java dengan ila jutzan rupiah akan dingy F dan tidak dibutunkan Korels. Dalam ye pertimbangan profesional dari akuntay te GLOSARIUM _———————————————— Fiaya dibayar dimuka tang : Kesalahan sliding Kesalahan transposisi Penyusutan (depresiasi) Piutang, biaya yang telah dibayar tetapi belum dibebankan sebagai beban pada periode akuntansi. pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa ‘yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban di saat sekarang dari suatu entitas yang akan dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat dati transaksi masa lal. kesalahan dalam menempatkan tanda baca, misalnya titik atau koma. kesalahan yang diakibatkan menulis suatu angka tertukar tempat. alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang dibe- bankan pada periode akuntansi tertentu, Penyusutan me- rupakan beban non kas yang menyediakan sumber aliran kas yang bebas. klaim perusahaan atas barang atau jasa tethadap pihak lain. LATIHAN 1. Jelaskan karakteristik perusahaan jasa! 2. Kapan transaksi disebut sebagai transaksi yang sah? 3. Pada tanggal 1 November 2010, Moko mendirikan perusahaan jasa Konsultay hukum. Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Novembg, 2010. 1 November 3 November 5 November 9 November 15 November 21 November 26 November 28 November 29 November 30 November Diminta: : Moko menyetorkan sejumlah Rp 100.000.000,00 sebagai x toran modal awalnya. : Seorang klien bernama Haris membayar uang muka atas jas konsultasi hukum sebesar Rp 6.000.000,00 dan sisanya sebesy Rp 4.000.000,00 akan dibayar setelah selesai permasalahay yang harus dipecahkan oleh konsultan hukum tersebut. : Dibeli perlengkapan kantor senilai Rp 850.000,00 yang akan dibayar bulan depan. : Telah diselesaikan perkara atas nama klien Citra dan oleh karenanya diterima uang tunai sebagai pembayaran atas jas tersebut sebesar Rp 6.500.000,00. Dibayar biaya transportasi sebesar Rp 250.000,00. Dikirim faktur tagihan kepada klien Arum yang perkaranya telah diselesaikan sebesar Rp 5.600.000,00. : Diterima pembayaran dari klien atas jasa konsultasi hukum se cara tunai sebesar Rp 6.500.000,00. : Perlengkapan yang telah digunakan sebesar Rp 400.000,00. : Dibayar beban sewa untuk bulan November sebesar Rp 5.000.000,00. Dibayar gaji karyawan untuk bulan November sebesar Rp 6.800.000,00. a. Catatlah transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal b. Postinglah ke buku besarnya masing-masing. 120 cc. Tentukan saldo masing-masing rekening d. Buatlah neraca saldo per 30 November 2010 4, Perusahaan jasa service alat-alat elektronik “ELECTRONIC SERVICE” memiliki neraca saldo per 31 Oktober 210 sebagai berikut. PERUSAHAAN ELECRONIC SERVICE NERACA SALDO. 30 NOVEMBER 2010 Kas Rp 13,000,000.00 Piutang usaha 5,400,000.00 Perlengkapan kantor 6,810,000.00 Tanah 25,000,000.00 Gedung 45,000,000.00 Kendaraan 30,000,000.00 Utang usaha Rp_ 19,000,000.00 Pendapatan diterima dimuka 13,500,000.00 Modal Tn Joko 92,710,000.00 Rp 125,210,000.00 Rp 125,210,000.00 Selama bulan Oktober 2010 terjadi transaksi sebagai berikut. 1. Desember : Diterima pembayaran dari pelanggan sebesar Rp 4.000. 000,00 secara tunai. 2. Desember : Dibayar biaya iklan sebesar Rp 500.000,00. 3 Desember : Dibayar biaya sewa untuk dua bulan sebesar Rp 2.000. 000,00. 6 Desember : Dibeli perlengkapan kantor secara kredit senilai Rp 500, 000,00. 10 Desember : Diterima pembayaran dari pelanggan atas jasa service TV se- besar Rp 300.000,00 ~ 121 Diterima uang muka atas jasa service AC sebesar Rp 13 Desember 500.000,00 sedangkan Rp 1.000.000,00 sisanya akan dj. bayar setelah pekerjaan selesai. 17 Desember : Dibayar biaya untuk transportasi sebesar Rp 100.000,00, 20 Desember + Diterima uang tunai sebagai pelunasan atas pekerjaan jasa service AC tanggal 13 Oktober sebesar Rp 1.000.000,00. 25 Desember : Diselesaikan perbaikan alat-alat elektronik untuk sebuah hotel senilai Rp 2.000.000,00, namun uangnya belum dite. rima, 27 Desember : Dibayar gaji pegawai sebesar Rp 3.600.000,00. 30 Desember + Dibayar biaya listrik, telepon, dan air sebesar Rp 450.000,00, Diminta: a. Catatlah transaksi-transaksi selama bulan Oktober 2010 di atas ke dalam jurnal! b. Masukan saldo tanggal 30 September 2010 ke dalam rekening yang sesuai! . Postinglah transaksi yang telah dicatat ke dalam jurnal ke buku besarnya masing- masing yang sesuai! d. Buatlah neraca saldo tanggal 31 Okober 2010! j. Neraca saldo 30 Juni 2010 yang disusun oleh staf akunting baru di perusahaan jasa Kusuma menunjukan ketidakseimbangan saldo antara debit dan kredit, seperti yang tersaji sebagai berikut. PERUSAHAAN JASA KUSUMA NERACA SALDO- 30 JUNI 2010 Kas Rp 23,500,000.00 piutang usaha Rp 4,250,000.00 piutang wesel 5,000,000.00 perlengkapan Kantor 4,200,000.00 sewa dibayar dimuka 6,000,000.00 Tanah {80,000,000.00 Gedung 95,000,000.00 Peralatan 9,000,000.00 Utang usaha 11,200,000.00 pendapatan diterima dimuka 6,000,000.00 Modal Tn Kusuma 100,000,000.00 Prive Tn Kusuma 800,000.00 Pendapatan 76,300,000.00 Beban sewa 2,000,000.00 Beban iklan 500,000.00 Beban gaji 18,000,000.00 Beban perlengkapan 600,000.00 Beban lain-lain 650,000.00 Rp 246,250,000.00 Rp 196,7: Pemilik perusahaan, Tn Kusuma kemudian mengkonsultasikan ketidakseim- bangan neraca saldo kepada akuntan beregister. Akuntan beregister kemudian melaku- kan pemeriksaan terhadap rekening buku besar dan menemukan bahwa ketidakseim- bangan pendebitan den pengkreditan di dalam neraca saldo diakibatkan karena hal-hal berikut. 1. Piutang usaha debit dibukukan ke kredit sebesar Rp 4.250.000,00. 2. Piutang wesel debit dibukukan ke kredit sebesar Rp 5.000.000,00. 123 1 1 dimuka sebesar Rp 6.000.000,00 dicatat terlaly Fendah 3. Sewa dibayat : 4,000.000,00. ; he |. Pendapatan diterima dimuka kredit dibukukan ke debit sebesar Rp 6.009 \ Beban gaji disajikan terlalu tinggi sebesar Rp 4.000.000,00. to . Hutang usaha disajikan terlalu rendah sebesar Rp 10.000.000,09, . Pendapatan disajikan terlalu rendah sebesar Rp 10.000.000,00, Modal Tn Kusuma disajikan terlalu rendah Rp 30.000.000,00, PNOOSE Diminta: Jika Saudara adalah akuntan beregister tersebut, susunlah neraca saldo yan 8 beng tanggal 30 Juni 2010! «ny 124 Bab 5 Penyesuaian TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda mampu: Menjelaskan mengapa diperlukan penyesuaian atas catatan akuntansi. Menguraikan tujuan dilakukannya penyesuaian. Menjelaskan hal-hal yang memerlukan penyesuaian pada akhir periode akuntansi. Menyusun jurnal penyesuaian dan memostingnya ke dalam buku besar. Menyusun neraca saldo setelah penyesuaian. yes PENDAHULUAN Bab ini membahas konsep penyesuaian dalam proses akuntansi. Pembahasan di- awali dengan pembahasan mengenai mengapa diperlukan penyesuaian atas catatan akuntansi sebelumnya. Dalam pembahasan tersebut juga diuraikan tujuan dilakukannya penyesuaian. Untuk memberikan kerangka acuan mengenai konsep penyesuaian pem- bukuan, dalam bab ini juga dibahas mengenai hal-hal yang memerlukan penyesuaian. Pembahasan dalam bab ini dilengkapi dengan bagaimana menyusun jumnal penyesuaian yang disertai dengan ilustrasinya, dan diakhiri dengan pembahasan mengenai penyusun- an neraca saldo setelah dilakukan penyesuaian. JURNAL PENYESUAIAN (ADJUSTMENT JOURNAL) Setelah saldo-saldo akun yang ada di buku besar diringkas ke dalam neraca saldo seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, laporan keuangan belum tentu dapat segera disusun. Ini disebabkan, karena saldo akun yang disajikan dalam neraca saldo masih_ dimungkinkan menunjukkan saldo yang tidak semestinya, yang disebabkan karena: 125

You might also like