PENGGUNAAN WIRELESS SENSOR NETWORK SEBAGAI EARLY WARNING
SYSTEM UNTUK MITIGASI LANDSLIDE .
: Oren: ;
| Godlief Brwi :
Semuel Mige’
att ABSTRAK. "
oye
Frekuensi bencana tanah longsor semakin meningkat pada musim penghujan. Hal
in! karena tinghat vegetani yang rondah pada kantartanah yom relatif cram. Sela itu
tidak ada sistem peringatan dini yang ierpasang pada daerah-daerah kritis
Pada penelitan. ini Wireiess Sensor Network (WSN) dirancang wituk memanta
dan mendeteksi terjadinya tamah' longsor, dengan cara’ membaca getaran, batk pada
ermuican maupior pada ‘bigian ‘dalam tanah longsor dengarr menggwerakan sensor
gelaran (acceleromiter), scrta dapat memantau pergeséran permukaan tanah longsor
dengan fasitias sensor GPS. Kinerja dari jaringam yong tela dibuat fuga daft untuk
‘mengetahut kualtas performanya. Dan fuga dilakukan pengamatan terbadap konsumsi
‘arus selamajaringan tersobut bekerja pada objek pata, pots tanah longsor buat.
Jaringan Sensor Niskabel (Wireless Sensor Nework/WSN) merupakan jaringen
yang terdiri dari suatu kesatuan peranghat sensor yang iengumpulkan data dari alam
dan mengirimkerinya kepada administrator (Getewe/Sink). Teknologi tn sangat sesuai
intuk kepemtingan pemaniauan limghungaar (environment monitoring) seperti Bencana
«alam tench longsor (Landslide) D
‘Dari hasil pengeukiran ‘dan imalsa déta merimpitkan bahwa Jaringan sensor
nirkabel yang telah dibangie dapot momantas alifas getaran tanah longsor dengari
llensifitas = 17%, serta dapat membaca posst pergerakan permukaan tanah longsor
dengan tingkat Resalahan heerya 0,0001496, Dalam melakvkam komurikasi data satu
Tongan laberye, delay transmisi maksimum yang terakur adalah 1,275 dert, dan delay
minimum sebesar 0,98 det. Dan poket data. yong lang, selama, 12/am ,wakiw
Denguburae maksimnm sebesar 2% Konsumsi ans dari jaringan sensor nirkabel
vidlam memantau aktifastarigh longsor mencopa tama ketaharian = [Jam
Kata kunci : WSN, environment monitoring, landslide, accelerometer, GPS. .
Propinsi' Nusa Tenggara Timar’(NTT) secara umum terkenal sebagai provinsi
‘yang tinglat enrah hujannya sangat rendah, dengan tingkat vegetasi yang rendah serta
dengan konsentrasi dan penyebéran ‘yang tidak merata. Dengan kondisi topografi yang
Derbukit-bukit dengan sudut kemiringan yang’ curam serta ketardusaniya,’ maka ‘pada
smusim penghijan sering. terjadi longsor pada daereh pemukiman, .pertanian. seria
prasarana jalan raya. Frekuensi bencana. alam longsor dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, Sepanjang tahun 2002 sampai 2010, terjadi di hampir sebagian besar pulau
Jawa, Sumatera, Sulawesi, Timor dan pulau-pulau lain di Indonesia. Bencana tersebut
‘mengakibatkan kerugian baik materii! maupun non materil.
* Sa Peng Program Sui Pedian Tek let FIP Vedas
(m