You are on page 1of 58
10 Laba (Income) Yang menjadi Objek Pajek adalat pengh i i i lalah penghasil fn cot irene sia grr rs mg dr ar Indonesia yang day dp nuk ans ta ant mera ryaan Wajib Pajak yong bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000, pasal 4. Penebalan oleh penulis.) Makna income dalam konteks perpajakan dapat berbeda atau bahkan berbeda dengan makna income dalam akuntansi atau pelaporan keuangan. Dalam perps- ‘akon, income dimaknai sebagai jumlah kotor schingga diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standar Akuntansi Keuangan. Dalam buku-buku teks akuntansi (khususnya teori akuntansi), jstilah income pada umum- nya dimaknai sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa ang dimaksud income dalam buku-buku tersebut. Laba dalam teori akuntansi bia- Zonya lebih menunjuk pada Konsep yang oleh FASB disebut dengan laba kompre- arait, Laba komprehensif dimaknai sebagai kenaikan aset bersih selain yang ferasal dari transaksi dengan pemilik, Buku ini menggunakan istilah laba untuk vpcome yang digunakan dalam konteks akuntansi? Niealah pelik yang berkaitan dengan laba adalah menentukan Konsep laba secara tepat untuk pelaporan Keuangan sehingga angka laba merupakan angka ng bermakna (menringf) baik secara intutif maupun ekonomik bagi berbagai ng PerMyateren Keuangan. Pemaknaan atau pendefinisian laba mempunyai Implikasi terhadap pengukuran dan pen Karena akuntansi secara umum menganut dan konsep penandingan, laba akuntansi yang sel selisih antara pendapatan dan biaya. Sementara itu, sels tal melalui prosedur tertentu sesual dengan prinsip akuntansi berterima timum (PABU). Bab 9 membahas secara mendalam prosedur penentuan biaya un- aaa veatukon laba sesuai PABU tersebut. Pendefinisian laba sebagai pendapar fn dikurangi biaya merupakan pencefinisian secara struktural atau sintaktik sa laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya. Pendapatan dan biaya masuk dalam definisi laba sehingga Orang harus mende- fins pendapatan dan biaya untuk memaknai laba. Jadiy laba ‘merupakan hasil penerapan prosedur bukan sesuatu yang bermakna semantik. Untuk menangkap yyajian laba, konsep kos historis, asas akrual, karang dianut dimaknai sebagai pendapatan dan biaya diukur “Slain income, dikenal pula istilah earnings yang juga disebut Ina. Earings lebih bermakna sebagai laba yang diakumulasi selama beberapa perioda walaupun earilise juga digunakan untuk ‘ennjk lab perioda seperti dalam iailah earnings per share. Dalam siatesien, Tabarugi, income lebih ‘unum digunakan karena tia lebih Iuas cakupannya (lebih Komprehensif) dan lebih formal daripada ‘anangs,Earsings hanyalah jumlah antara sebelum diperoleh labs betsih/komprehensif. © Dipindai dengan CamScanner 456 makna laba akuntansi orang harus paham prosedur akunta ™ Bab ig Dengan demi i intuitif. Lebih dari it i jinterpretasi secara intuitif. Let tt, pen, esate aaibyu seria PABU lebih didasarkan pada konsep oeettrn kos hi ihasi i dengan laba ekono, 1 tis i ng dihasilkan tidak selalu setara deng a a 7 cdo Eee ke ipandang sebagai elemen yang cukup kaya i mere resent Kineth suatu entitas secara keseluruhan, Pembahasa eae fie tidak dibatasi pada tataran sintaktik tetapi melij (kompreheng : In te uti pula tata semantik dan pragmatik. Hal inilah yang membedakan cakupan Pembahasan libs dengan elemen-elemen statemen keuangan lainnya. Tujuan Pelaporan Laba Telah disinggung di atas bahwa pengertian laba yang dianut oleh sin tansi sekarang ini adalah laba yang merupakan selisih pengukuran dan biaya secara akrual, Pengertian semacam ini akan memudahkan dan pelaporan laba secara objektif. Perekayasa akuntansi menghara Jaba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai statemen keurn investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lebih sebagai pengukur kem| perubahan kas. Hal ini ditegaskan oleh FASB dalam SFAC berikut: Information about enterprise earning. ‘accounting generally provides a better indication o information about current cash receipts and payments Dalam kenyataannya, para pemakai mem ngambilan keputusan yang berbeda-beda, A, ukurannya, laba akuntansi dengan berbagai digunakan antara lain sebagai: a. eaos rem uktur alu. Pendapatan en, Pkan bahwa 82M khususnya ber ent) datipada sekadar No. 1(prg 44) sebagai ian atas investasi (return on invest $ and its components mensured by accrual of enterprise performance than ipunyai Konsep laba dan model pe- papun pengertian dan cara peng. interpretasinya diharapkan dapat Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusa- haan yang divujudkan dalam tingkat kembalian atas invecter (te of return on invested capital), Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan ‘manajemen, Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. Alat pengendalian alokasi sum Dasar penentuan dan publik. Alat pengendalian tethadap debitor dalam kontrak utang, Dasar kompensasi dan pembagian bonus, Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan, Dasar pembagian dividen, ber daya ekonomik suatu negara, Penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan © Dipindai dengan CamScanner aba (income) 457 Teori akuntansi tentang laba akan melil r an mel Pa Gapat_memenuhi_ berbagai hina an th de Fert ng hat diein ree arta be ang bara dipertinbangan dalam ak Jai a laba (fered earn ni Herat aan) x al bose ke |. Pendekatan per iy nto metenuhi erbagal juan scar mies Ini eaten ae sa opal yasa pelaporan Kevangan umun’ (ered! mone er) igan_umum (general purpose Walaupun fer tentang Konsep Ibo Iebih erat den agontans juga berusal unk menyediakan informasi agar Nee hese dea dion dengan menyediakan informasi yang rmemungkinien peal unfa or entukan onsep aba sual dengan kebutuhan spesifiknya, Pendeatan kedua menggunakan berbagai konsep laba dan menyajikannya secara jelas ribs si ‘but secara khusus. Kebutuhan khusus ini dapat dilayani haan onsep laba terse i statemen keuangan umum (khususnya statemen laba-rugi) dengan men} ferbagai laporan pelengkap. Konsep Laba Konvensional ‘eori tentang Taba masih harus dikembangkan dan dimantapkan agar dicapai interpretasi yang tepat secara intuitif maupun ekonomik schingga angka laba akuntansi mempunyal ‘manfaat yang tinggi khususnya bagai investor dan kre- ditor. Hendriksen dan van Breda (1992) mengemukakan bahwa laba akuntansi 3g sekarang, berjalan (Konvensional) masih problematik secara teoretis. Laba Jfuntansi mempunyai beberapa Kelemahan berikut (him. 309): belum didefinisi secara semantik dan jelas sehingga a. Laba akuntansi laba tesebut secara intuitif dan ekonomik bermakna. Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan saham biasa atau residual. c. Prinsip akuntansi berterima umum ( karan faba masih memberi peluang untuk terjad (inkonsistensi) antarperusahaan. 4. Karena didasarkan pada konsep kos historis, Jaba akuntansi secara tnum belum memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga? e. Dalam menilai kinerja perusahaan seca editor memandang informasi selain laba akunt atau bahkan lebih’ bermanfoat schingga ketepata belum menjadi tuntutan yang mendesak. 4m pengukuran dan penyajan labs fas. Untuk melayani berbagai b pada pemegang (PABU) sebagai pedoman pengt- nya ketaktaatasasan ra keseluruhan, investor dan fansi juga bermanfaat in laba akuntansi fan uang sebagal pengukur Yang bahan harakterstk fang ata sngan perubahan sat rkaitan dengan perul berikut nanti *Masalah perubahan da} it sya beli berkaitan de = dengan masalah perubahan harga yang ber uk Hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam bab lain © Dipindai dengan CamScanner ab ig 458 anal dll atas, bab int kelemahan taba akuntanal Membah AAtas daser to ate alt ()erpretan la dan ipbasnya day dua apek pote (2) lingkup Taba ntan clasar keglatan operast dan teorl entine tataran teo Konsep Laba dalam Tataran Semantik T bahwa teorl akuntanal dapat dibahas dart sudut go Fone rc a ma semantlk, aintaktik, dan pragmatik, Karena kara) Taba ia dapat dibahas dalam tiga tataran ia han ae ; Konsep laba dalam tataran semantk berkaltan gan masala yang harus dilekatkan olch perekayasa pelaporan pada simbol atau el sehingga laba bermanfaat (tefl) dan bermakna (newing/il) sebagal Pada tataran ini, teorl berusaha untuk menjawab pertanyaan apakah yang harus direpresentasi oleh Taba, Sepertlteor! tentang aset, realitan atau keglatan ena apa yang harus direpresentaa oleh angka Tabs, Makna yang dikan Jaba akhirnya harus diinterpretasi oleh pemakal, Pemaknaan laba see akhirnya akan menentukan pemaknaan laba secara sintaktik y dan penyajiannya, otha Kterlatiy, Maka apy Herne tay Informs) ls lung dalam ‘APO semantik, All pengukuray Pengukur Kinerja Karena investor dan krditor merupakan pilak yang, itu dalam pelapoan Kevangan, dianggap bahwa mereka berkepentingan dengan informasi mare bis untuk “mengevaluasi prospek perusahoan dimasa datang. FASB, tnsiina menetapkan salah satu (ujuan pelaporan keuangan sebagai berikut:' Financial reporting should provide information about an enterprise's financial performance during a period, .. The primary focus of financial reporting i infornation about an enterprise's performance provided by measures of carnings and its components, . Financial reporting should provide informe tion about how management of an enterprise hus discharged its stewanlsp responsibility to owners (stockholders) for the use of enterprise resources entrusted to it, Tujuan di alas mensy iratkan bahwa taba periocta (earnings) dimaknai sebagai informasi tentang, kinerja masa lal yang, 3 Meliputi daya melaba (earning power) akuntabilitas, dan efisiensi, Daya melaba dan efisienst merupakan konsep yang sling berkaitan, Kinerjaperusahaan merupakan manilestast. dari. kite manajemen sehingga laba dapat Pula diinterpretasi sebagai pengukur keefektifan dan keefisienan manajemen dalam Mengelola sumber daya yang dipercayahan Kepadanya, Hal ini dikemukakan oleh Paton dan Littleton (1967) sebagai berikut Accounting exists primarily as a means of computing a residuum, a balance, tt Miference between cost (as efforts) and revenues (ae accomplishment) for iu — FASB (1991), SAC No.1, prg, 42,4 1 dan 80. Penebalan oleh penulls & Dipindai dengan CamScanner abe (dnc) ual enterprises. The difference reflects managerial fective : ; ‘a ticular significance to those who furnish the ‘apt Tee Mie ail meonsibilty (hl. 16) pelaporan keuangan berkepentingan dengan informasi tit an et sinus Se emat jee Dera) melaba merupakan informasi semantie vang dinaraP eh informasi akuntansi melalui ek (element, ukuran (siz), dan hubungan eaaienaa yea aea ‘hae ; makna kalau laba dikaitkan dengan perioda dan sumber daya yan, ddigunakan Jadi, untuk menentukan daya melaba, tiga komponen haru: diet itu laba, perioda, dan tingkat sumber daya (investasi). Laba dapat diinterpretasi eragal pengukur Keefisienan (efisinsi bila dihubungkan dengan tingkat investasi arena efisiensi secara konseptual merupakan suatu hubungan atau indeks. ecara uum, efisiensi adalah kemampuan menciptakan keluaran (output) tertinggi dengan sumber daya tertenfu sebagai masukan (inpu) Bila keluaran atau fosaran tertentu telah ditentukany efisiensi adalah kemampuan mencapai keluaran sapebut dengan sumber daya terendah (minimum) yang dimungkinkan. Dalam wvantansi,laba dimaknai dan diinterpretasi sebagai pengukur efisiensi oleh investor dalam bentuk kembalian a! atau ROD. Bagi tas investasi (return on investment manajemen, efisiensi dapat ddiinterpretasi sebagai pengukur efisiens! penggunet minber daya dalam bentuk kembalian atas aset (return on assets atau ROA). Bagi Ireditor, efisiensi dapat ditunjukkan dengan tingkat bunga (return on loan atau ROL).Jadi, angka laba itu sendii tidak ermakna kalau tidak dihubungkan dengan tingkat investasi atau tolok ukur atau patok duga (benchmark) tertentu misalnye pendapatan/penjualan. Efisiensi perusahaan akan bermakna kalau dihubungkan Gengan tolok ukur di Ivar perusahaan vnisalnya efisiensi perusahaan lain yang sejenis atau standar industri. adi, laba dapat merepresentasi kinerja cfisiensi karena laba menentukan ROI, ROA, dan ROL sebagai pengukur efisiensi. Karen egiatan usaha sangat kompleks, laba ‘dipandang cukup kaya (komprehensif) untuk ‘merepresentasi pengukur fisiensi, Namun, validitas pengukur efisiensi tersebut bergantung pada bagaimana laba dan tingkat investasi diukur serta dari sudut pandang ‘siapa informasi efisiensi ditujukan. Sebagai analogi, indeks prestasi atau IP ‘mahasiswa dipandang cukup kaya untuk merepresentasi Kinerja belajar S ahasiswa, Akan tetapi, Valditas indeks tersebut sangat bergantung pada bagaimana IP tersebut diperoleh dan diukur. Konfirmasi Harapan Investor uk meyakinkan fediakan informasi unt ang ki- Perekayasa pelaporan jt juga berusaha meny Saipan a ‘akai lainnya dimasa lalu tent tahwa harapan-harapan investor atau! em rn dalann Gamba 3.3 Jugs iat Real ‘Lihat kembali pengertian informasi semantik yang, disajikat Jonsepdaya melaba yang ditunjukkan dalam Gamat 8. © Dipindai dengan CamScanner 7 bby, 4 perusahaan memang terrealisasi. Dengan demikianlaba dapat i seboeal caren vintuk mengkonfirmasi harapan-harapan tersbut ry stolan para investor telah menggunakan segale informasi yang tenn publik sebagai basis keputusan investasinya melalui preditst laba, Bi, Pap Sete cukup efisien, laba yang dipreiksi investor harus meng iy a Eagan labo yang dilaporkan’ Bila al ini tered, labs merupa fan sama ere onfrmasi harapan investor dan investor diharapkan td p28 terhadap pengumuman aba. oe rea Tile besa tidak cukup efsen,angka laa justru ditunggutunggy oy investor sebagai basis untuk mengambil atau mengubah keputusan. Dengss P" inn abs difaterpretasi sebagai sarana untuk menyampaikan infor tontsahean sehinggalaba harus mempunyai kandungan informas in Priva, potent) bara lebih dari apa yang telah ditangkap oleh pasar. Dengan sain pasar diteorikan akan berreaks erhadap pengumuman lab Estimator Laba Ekonomik Akuntansi menganut asas akrual untuk mendapatkan suatu angka Yang tein pbermakna secara ekonomik daripada sekadar kenaikan atau penurunan kas dalam, suatu perioda. Angka laba akan bermakna kalau tia merepresentast perubaha Kemakmuran (wealth) atau penciptaan nilai (value creation) sebagai hasl kin : ekonomik suatu kesatuan usaha. Secara teknis, perubahan kemakmuran ala diwujudkan dalam kegiatan produktif (menghasilkan barang dan asa) Dengan asas akrual, pengakruan (accruing) dan penangguhan (dering) ats dasar konsep upaya dan hasil serta konsep kos historis merupakan prose yag sangat lekat dengan penentuan laba akuntansi. Perekayasa akuntansi rmenghe- rapkan bahwa laba akuntansi akan mendekati laba ekonomik atau paling tidak merupakan estimator yang baik untuk laba ekonomik, Artinya, perubahan labs akuntansi diharapkan merefleksi pula perubahan ekonomik perusahaan, Dengan demikian, laba akuntansi masih tetap bermanfaat bagi investor yang mungkin lebih berkepentingan dengan laba ekonomik. Laba akuntansi adalah laba dari kaca mata perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif das ferandalkan. Oleh Karena itu, laba akuntansi didasarkan pada data yang th terjadi bukanya data hipotetis yang dapat berupa kos kesempatan (opportunity cos!), Pengertian ekonomik dari segi akuntansi adalah kelayakan ekononih (economic reasonableness) jangka panjang dan bukan penilaian cekonomik (wot valuation) jangka pendek, Oleh karena itu, depresiasi dalam akuntansi merupsa proses alokasi dan bukan proses penilaian* sien 8 CMasalah int akan ditabasTebih mendalam dalam faitannya dengan tor ast ie dliuraikan di bagian lain bab ini. ‘Hal ini dilandasi oleh konsep pembuhasn = kelayakan ekonomik dan makna dep: 1 Kontinuitas usaha, Lihat emboli Bab9. & Dipindai dengan CamScanner aon) w _entara itu, laba ekonomik adal i _ - alah laba dari kaca mata investor karena menilai investasi dala: wan alam saham yang dal ee pergantung pada karakteristik investor Dalam mei ieetaye iy mendasarkan diri pada “pat kembalian pasar Gorka ane grematon yang diwujudkan dalam esor adalah tingkat kembalian internal (ry Dengan demikian, laba di esi datang yang dapat dihasilkan seands Yc are Oise ee pat lain (kos kesem| a dainya investor menanamkan 4 di tempa s patan). Di mata invest aa 2 Gidasatkan pada informasi pasar yang be oy praeme see bean dang scbogel sar yang berubah-ubah setiap saat dan isi dip! B gai proses penilaian aset (penurur aes 2 sudut pandang di ; nan nila) Geroedzan sudut pandang di atas menjadian laba akuntansi berbeda de _“fonomik. Hendriksen dan van Breda (1992, him. 316) menyederhanakat ngan ‘be akuntansi dan ekonomik atas dasar konsep derail Latelabte “ynitung atas dasar depresiasi akuntansi (alokasi) dan laba ekonomik rg atas dasar depresiasi ekonomik (penurunan nilai). 252in perbedaan di atas, laba ekonomik berbeda dengan laba akuntansi ka "sda urnumnya laba ekonomik memperhitungkan perubahan daya beli uang ceabahan harga umum) dan perubahan harga sepesifik aset. Daya beli uang ‘ungan Karena investor lebih berkepentingan dengan kos kesempatan ur Piri secara ekonomik investasinya, Dalam hal ini, akuntansi juga berusaha T meningkatkan relevansi informasi dengan cara melengkapi seperangkat wee en pokok (Kos historis) dengan laporan pelengkap untuk menunjukkan “iypruh perubahan harga dan days bell Hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam fob lain berikut nanti. Cehroeder dan Clark (1998) menunjukkan pembedaan laba oleh Bedford atas usar sfatnya menjadi laba psikik, real, dan ang” Laba psikik (psychic income) seeish laba yang berupa kenaikan dalam pemuasan keinginan manusia, Laba ini dapat dirasakan maknanya tetapi sulit dikuantifikasi secara umum karena kepuasan manusia bergantung, pada tingkat kemakmuran dan status sosial yang ep dicapai. Artinya, angka Tupiah Taba yang sama tidak memberi Kepuasin yang sama antara orang yang satu dan lainnya. Laba real (a) income) adalah laba fang berupa kenaikan kemakmuran ekonomik (economic wealth) dan menjadi Ibias pengukuran labor ekonomik. Laba wang (money income) adalah Laba yang erupa Kenaikan satuan uang dalam suatu perioda tps memperhatikan pengaruh perbedaan daya beli dan menjadi fokus pengukurin laba akuntansi. Fade aba ¢kuntansi berkepentingan dengan laba uang sedangkan laba ekonomik berkepentingan dengan laba real. Laba akuntansi juga berbeda dengan laba ekonomik Karena konsep dasar yang dianut. Labor akuntansi dilandasi oleh konsep Kontinuitas usaha yang memandang aset sebagai sisa potensi jasa sehingge os historis menjadi basis pengukurannya. Sementara itu, Laba ekonomik dilandasi oleh konsep likuidasi yang melihat aset sebagai simpanan atau sediaan nilai (store of value) setiap saat Se —— ie Tihatd G. Schroeder dan Myrtle W. Clark ‘Account ley &e Sons, Inc., 1998), him. 89. ing Tory Tet aad Realings (New York: John & Dipindai dengan CamScanner Tah 462 teal kurannya. Dengan demit; jadi basis pens r ikian, |. hingga nila sokarang MTA aj dalam suatu period, bby dipandang sebagat peru Taba akuntansi memang dan harus berbeda Jadi, dari beberapa aspek, diharapkan dapat menjadi estima," ; akuntansi dapat laba ekonomik. Nam nba 10.1 di bawah ini meringkas perbedaan a ; romik. Ct. indikator laba ekonomik, OT ‘ i conomi ; aba akuntansi dan laba é oe Gambar 10.1 wo) . Akuntansi dan Ekonomik Perbandingan Antara Laba Laba Akuntansi Laba Ekonomik ‘Aspek Pembed : ; Perekayasa akuntansi, emegang saham Sodapensngpeienn TO ro penjusun stateren ‘euangan istorii Kos keser . historis mpatan, ila pa. Dasar pengukuran Kes sar, nila lkuidast =p “ Kelayakan ekonomik Penilaian ekonomik Pengertian “ekonomik foci are ji ‘Alokasi kos Penurunan nilai Makna depresias ae Unit pengukur Rupiah nominal Daya beli Sasaran pengukuran atau sifat laba Laba uang/nominal Laba real Konsep dasar yang melandasi_ __Kontinuitas usaha, asas Likuidasi,nilaitunai, akrual Fungsi aset Sisa potensi jasa Simpanan/sediaan rilai Pertanyaan teoretis selanjutnya adalah apakah akuntansi juga harus menyaj- kan laba ekonomik? Karena reliabilitas menjadi sasaran akuntansi, akuntansi tik harus menentukan laba ekonomik yang subjektif. Akan tetapi, akuntansi hans berusaha untuk menyajikan dan memformulasi laba akuntansi yang dit membantu investor dalam menentukan laba ekonomik sesuai dengan perseps' para investor. Jadi, akuntansi cukup menyediakan informasi laba dan alan bas yang layak dan menyerahkan semua analisis dan perhitungan laba ekonom kepada investor atau pemakai lainnya, Hal ini sesuai dengan gagasan FASB dals™ merekayasa pelaporan keuangan sebagai berikut (SAC No. 1, ptg. 41): -»- Indirect measures of cash flow potential are widely considered necessary °” desirable, both for particular resources and for enterprises as a whole. That information may help those who desire to estimate the value of a busines enterprise, but financial accounting is not designed to measure directly th value of an enterprise. © Dipindai dengan CamScanner abo cinco) 463 Investor, melalui analis sekuritas, pada umumnya lebih mendasarkan diri 1 laba ekonomik untuk memprediksi ali pada ate ang, Anais memander baa Has atau return saham perusahzan d al ‘a laba akuntansi mengand: (wis) aio aye pina yang dalam banyak hal tidak mereflekeirealitas ekonomi naan kos historis) atau akil i (eaings management), Oleh Karena ity, kalau waka akan tabae den pitas dan mendekati aba ekonomik, laba akuntansi akan menjadi prediktor yang andal jyga. Dengan demikian, kedekatan atau korelasi antara laba i Monomik akan menentukan kualitas laba akuntansi (earnings ‘asia cana Makna Laba pembahasan dalam seksi ini masih merupakan bagian dari fataran semantik. Pemaknaan laba sebagai Seika isa waked eee ifestor, dan estimator laba ekonomik merupakan gagosan-gagasan untuk tenemukan definisi (konsep atau makna) laba yang tepat untuk tujuan akuntansi. Secara semantik, belum terdapat kesepakatan tentang makna laba yang mantap yang menjadi basis akuntansi dalam jangka panjang. Hendriksen dan van Breda {1982) mengemukakan krtik terhadap laba akuntansi sebagai berikut: ‘There is no long-run theoretical basis for the computation and presentation of accounting income (him. 309). Kritik di atas didasarkan pada kenyataan bahwa terdapat banyak definisi atau makna yang dilekatkan pada simbol laba oleh berbagai sumber. Akan tetapi, masih belum dapat diidentifikasi secara mantap makna manakah yang sebenarnya dianut atau harus dianut akuntansi. Sebagai basis pembahasan dan pencarian konsep laba, beberapa gagasan atau sumber dibahas berikut ini. FASB menetapkan laba (disebut laba komprehensif) sebagai elemen statemen keuangan dan mendefinisinya sebagai berikut (SFAC No. 6, prg. 70) Comprehensif income is the change in equity of a business enterprise during a period from transaction and other events and circumstances from nonowner sources. It includes all changes in equity during a period except those resulting {from investment by owners and distributions to owners. Sejalan dengan definisi di atas adalah apa yang dikemukakan Barton sebagaimana dikutip oleh Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997) sebagai berikut: After removing the effects of any additional capital contributions or withdrawals by owners from the initial capital investment, the incrense in net wealth is the income of the period (him. 475). ‘Baca lebih lanjut tentang kualitas laba dan cara menilainya dalam Schroeder dan Clark (1998), bli. 105-106, Laba yang Konservatf biasanya dianggap lebih berkualitas daripada labs Yang opts. *Semua penebalan kutipan tentang pengertian aba adalah oleh penulis © Dipindai dengan CamScanner Bab tn dang pemegan, Jari sudut pandi fhe, mie perubhan/benltan eas AtAU ase oui aham) dalam suatu ei atas ioe tersih pemulk (pemeging ak modal (setoran daria bersih atau kemakmnura el tan lan aca sl tr ee yang terasl dari tana Pang persian stag sie Sle distribusi ke pen meng 2 2 Hodgson, dan Holm berikut: di atas membatast Ik Dua defini di at iness entities for their productivit, i dividuats to business ees 1s the read id ee and heer 8 te ee hich act rag ne na fre market economy (him. 473) i a perusahaan menghasilkan baran, Said een ae eee ielebihan verdapatan diatas biaya (kos tot dan jaa. Ini bear lab erupt anes. Pangea xGhlar dengan ensep Kesatuan usaha yang dikemukakan Paton dan Littleton (136) ag renee Taba sebagai kenaikan aset perusahaan seperti berikut: ° 7 a of income, in turn, expresses the amount of eeu which may be dma (fin dispose frm) to met the interest charges income taxes, and dividen appropriations without impairment of capital and surplus as of the beginning of the period (him. 48). lah kenaikan aset dalam suatu perioda akibat kegiatan produktif eee tcapa icra atau didistribusi kepada Kreditor, pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk bunga, pajak, dan dividen) tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham semula, Sejalan dengan pengertian yang diberikan Barton, ini berarti bahwa pengaruh perubahan ekuitas akibat transaksi modal (the effects of any additional capital contributions or withdrawals by owners) harus dikeluarkan dari perhitungan laba, : Dengan nada yang sama, Schroeder dan Clark (1998) mengutip pengertian laba dari sudut pandang perorangan/individual yang dikarakterishei (diberi karakter) oleh Hicks scbagai berikut: jhe purpose of income calculation in practical affairs is to give people an indication of the amount they can comsume without impoverishing thenveloes Following out this idea it would seem that we ought to define a man's income oc the maximum value which he can consume during a week, anu still expect to be as well offat the end of the week as he was atthe beginning (him, 90). Karena sudut pandang individual, pengertian mengkonsumsi (to consume) di sini adalah menggunakan kenaikan kemakmuran untuk keperluan pribadi atau noninvestasi seperti membeli baju, membelanjai isteri, atau membayar Sekolah anak-anak. Pengertian di sini akan samme dengan pengertian dari sudut Pajadang badan usaha(perusahaan) yang dikemukakas Patow hon eh eat kata mengkonsumsi diganti dengan mendistribusi (to distribute) atau ditarik dlarinya (to be drawn upon) untuk didistribusi ke don digunakan/dibelanjakan/ & Dipindai dengan CamScanner pea? oe tuk keperluan apapun oleh pihak aor an pemegang saham). Pemegang pancang,(kreditor, rint Wverbagai pengertian laba di atas, dapat disimpulkan bs Dat stinempunyal iarakteristik umum sebagai berkuts * 8 e4* - karakteristik " Kenaikan kemakmuran (wealth alau well-ofess) yang dimiliki at dikuasai suatu entitas." Entitas dapat berupa exh iewiy kelompok individual, institusi, badan, lembaga, atau perusahaan.!? Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu (perioda) sehi b. Giidentifikasi kemakmuran awal dan emalacrnnat hoe ¢, Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal diperta- hankan. Kemakmuran dapat berupa aset bersih, aset, modal pemegang saham, kekayaan, investasi, sumber daya ekonomik, uang, atau apapun yang bernilai gang atau yang dapat dinilai dengan uang. Kemakmuran tersebut secara umum. Gisebut kapital (capital). Kapital di sini berbeda dengan modal karena modal mempunyai pengertian khusus dalam akuntansi yaitu ekuitas pemegang saham. Bila istilah kapital digunakan, harus selalu dibayangkan siapa yang menguasai atau memiliki, Gambar 10.2 di bawah ini melukiskan pengertian kapital dari berbagai sudut pandang dalam konteks pembahasan laba dan akuntansi. Gambar 10.2 Pengertian Kapital Dalam Konteks Laba Akuntansi Kapital bagi pihak yan Kapital bagi badan usaha atau ere eee sarynenyrgmengunsa (tone dengan iat mae ‘lang, misalnya obliga’ staufnosial) -—_| Utang i misalnya obligasi) > Aset Bkuitas Catatan: Kapital bagi badan usaha atau mana- >< jemen dapat berupa ast total atau Kapital bogi pibak yang, aset bersih (net assets). mempunyai/menguasa aim Bila berupa aset total, kapital (ditandal dengan sertftat dapat dipandang sebagai kapitalfisis sahani) atau finansial. Bila berupa aset bersih, Aapital bersifat finansialsaja ‘’Mendistribusi adalah bentuk verba aktif dari sudut pandang,perusahaan, Dari sudut pandang, peveina Ser aesine ar * endistribusi dapat dinyatakan dalam bentuk pasif menjadi citar darinya (lo be dri . : “imesatuan en sini harus diartikan secara Tuas dan dibedakan dengait hesatuan usa (business entity) atau perusahaan. Berba, jenis kesatuan akan dibahas lebih lanjut dl baa = osecara impli Iba harus merupakan Kenaikkan Kemakmuran. Kalau bukan hevaiNion, mga perubahan tidak dapat disebu laa ttapirugi atau lab negatf, Dalam pembuhasan in abe ada dalam konotasi positif _ill & Dipindai dengan CamScanner Baby 466 a pemegang saham, Klaim atas nilai yang te, vj pemegang obliges! da PT fikasi yang disebut kapital hey Bag ran ak fa apital dapat dikasfkas sebagai kp . ; an ma aie permanaan aka MN, kapita ~ tinmcial capital). Bagi “reluruh aset dipandang,sebaga imptan ea (physical capital) t juga diklasifikasi sebagai kapi al anal au cere proubifata dapet ET palam bahasa investaskapital finasil ern dipandang ce ia fiansil (nancial ase) sedangkan Kapital isis ging disebut juga dengat set real (rel asset) ba dan Kapital : an tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan kapital tetapi Pembahasan Taba tidok CP kan, Dengan mendasarkan diti pada pengeriy makna Keduanya haray © jeh Irving Fisher, Hendriksen dan van Breda (1599 ing Sh Contd to 0 stock of wmelth at on instant feats Inaame 1 fow of services tinough time. Capital is the embodiment of, La — income is the enjoyment ofthese services over a specific period of time (him. 279). 1m itu sejalan dengan implikasi konsep dasar kontinuitas ‘alam Gambar 5.6. Kapital dapat diasosiasi dengan sediaan atau potensi jasa (stock concept). Jadi, kapital dapat dipandang sebagai sediaan kemakmuran pada saat tertentu. Sementara itu, laba dapat diasosiasi dengan aliran kemakmuran (flow concep!). Jadi, laba adalah aliran potensi jasa yang dapat dinikmati dalam kurun waktu tertentu dengan tetap mempertahankan tingkat Pengertian semaca usaha yang dilukiskan d potensi jasa mula-mula, ; Bila dianalogi dengan tanki air (reservoar), kapital adalah kandungan air sam- pai level tertentu pada suatu saat. Dalam suatu perioda, air dalam tanki akan diisi dan sekaligus juga digunakan. Laba adalah aliran air yang keluar dari tanki (digunakan atau dinikmati untuk berbagai keperluan rumah tangga) dalam suatu perioda dengan tetap mempertahankan kandungan air di tanki pada level semula. Dalam hal kegiatan usaha, pengertian "dinikmati" (to be enjoyed) adalah dikon- sumsi, didistribusi, atau ditarik untuk keperluan pribadi atau noninvestasi. Berbeda dengan tanki air yang kapasitasnya terbatas, kegiatan usaha biasa- nya berkembang terus. Oleh karena itu, laba tidak harus selalu dinikmati tetapi dapat terus tertanam di perusahaan sehingga menambah tingkat investasi. Kalau Taba harus dinikmati maka hal tersebut hanya dapat dilakukan sejauh tidak melampaui tingkat kapital semula, Pengertian laba semacam ini disebut laba atas dasar konsep pemertahanan Kapital atau kemakmuran (capital atau wealth mainte- sce concep. Karakteristik umum laba ketiga yang dlibahas sebelumnya (Karak eristikc) merupakan konsekuensi dianutnya konsep ini, ee Lihat Charles P Jones, Investments: J ‘i 8: Analysis and Management (New York: John Wiley & Sons, 1998), him. 3. Pembagian ini juga sejalan den, euangan alau moneter dan sebtor ecto Pembagian Kegiatan dalam perekonomian menjadi sektoT © Dipindai dengan CamScanner Lats (Inne) Konsep Pemertahanan Kapital Konsep ini dilandasi oleh gagasan bahwa entit berhak aa Ti nemtalian/imbatan hapital (nvestasi) dipertahankan Keutuhannya atau pulih seperti sedia kala (recovered). Harapan umum dalam kegiatan bisnis adalah kapital atau investasi yang tertanam selalu berkembang. Ki y 7 ‘onsep ini mempunyai arti penting atau Konsekuensi dalam beberapa hal yang saling berkaitan sebagai erika. a, Membedakan antara kembalia dan pengembalian investasi (re b. Memisahkan dan membedak: ti luas deng: as (perusahaan atau investor) atau return dan menikmatinya setelah IN atas investasi (return on investment) turn of investment). bedakan transaksi operasi (produktif) dalam ar- an transaksi pendanaan dari pemilik (owner transactions). ¢. Menjamin agar laba yang dapat didistribusi tidak mengandung 7 , y a ung pengembalian investasi, Artinya, kalau laba suatu perioda harus dikonsumsi/ di listribusi seluruhnya, jumlah tersebut harus benar- benar merefleksi jumlah yang memenuhi definisi laba sehingga enti- tas mempunyai kemampuan ekonomik yang sama dengan kemam- puan mula-mula, Memungkinkan penentuan jumlah penyesuaian Kapital (capits! adjustment) untuk mempertahankan kemampuan ekonomik (Kapital) awal perioda akibat perubahan harga dan daya beli sehingga aba ekonomik akan terukur pula. . e. Memungkinkan penggunaan berbagai dasar penilaian untuk mene tukan tingkat kapital pada saat tertentu (awal dan akhir). f. Memungkinkan penerapan pendekatan aset-kewajiban (ass y approach) secara penuh dalam pemaknaan laba sehingga angka laba akuntansi akan mendekati angka laba ekonomik." Laba didetinisi se~ bagai perubahan aset bersih bukan sebagai selisih antara pendapatan dikurangi biaya. Dengan kata lain, laba merupakan selisih penguhur- an/penilaian aset bersih pada dua titik waktu yang berbeda.'> Atas dasar berbagai uraian di atas, laba kemudian dapat didetinist s umum, formal, dan semantik sebagai berikut: cara Laba adalah tambahan kemampuan ekonomik yang ditanelai dengan keoaikan kapital dalam suatu perioda yang berasal dari kegiatan produQtit dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasy/ pei kapital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik hapital wulactnula (aval perioda). ‘Lihat kembli pembahasan tentang avtibulast ll Hab & halaman 2 2. Recangha Koasep tat ‘nggunakan pendekatan aset-kewajitsn salam merutetinit Lab. . "Karena pendslatan ‘atihulas dan penlaian tay daar how Nits dal ahuninns yang sekarang,beralan (konvensional},angha labs petiole yang tung alas say portayian iAwang biaya akan sama dengan selisih ekultas (aset bersih) awal dan akir petits tersebut FASB & Dipindai dengan CamScanner Bab 10 . batasi entitas pada hs , karena tidak mem Peme. Definisi di atas bersifat umm rupa kreditor, badan usaha, individya) gang saham saja tetapi entil jut pengukuran atau Penilaian, i j' tt Definisi di atas juga menun rf ph pata eae Sas (awal dan akhir perioda) tetapi tidak membatas, 7 nT Gai je pemaknaan aba berbeda dan terpisah bagaimana kapital dinilai. Ini e agaimatin kapital dinilai merupakan masala) dengan pengukuran laba. Tentang , . dalam tataran sintaktik yang akan dibahas berikut nant Contoh Angka . P 7 i hami makna_ lab Kasus hipotetis berikut digunakan untuk lebih mema raknalaba sebogalinana didefinisi di ae Pada awal perioda, suatu entitas memiliki kapita| berupa kas Rp200 juta. Kas tersebut digunakan untuk usaha yang pada akhir perioda dilikuidasi.16 Setelah itu, entitas tersebut memiliki kas sebesar Rp2s0 juta, Pada awal perioda, indeks harga umum adalah 100 sedangkan pada akhir tahun indeks harga adalah 105. Berapakah laba entitas dengan konsep pemertahanan kapital? Untuk menjawab masalah ini, Gambar 10.3 memperagakan makna laba dalam kasus tersebut.!” Gambar 10.3 Makna Laba Atas Dasar Konsep Pemertahanan Kapital Nilai Guta rupiah) mG 250 - 210 200 Penyesuaian kapital Kapital yang harus dipertahankan atas dasar rupiah daya beli Kapital yang harus Dipertahankan atas' Dasar rupiah nominal Waktu AB xB Kapital awal Kapital akhir Besarnya laba atas dasar konsep pemertahanan kapital bergantung pada dasar penilaian kapital. Bila digunakan dasar kos historis (rupiah nominal), kapital akhir sebesar ABCD (Rp200 juta) dianggap cukup untuk mempertahankan kapital awal ABCD sehingga laba yang dapat dikonsumsi adalah sejumlah DCGH (Rp50 juta). Bila digunakan dasar daya beli, kapital akhir yang harus dipertahan eee ‘Bila digunakan untuk investasi, dianggap pada akhir perioda investasi tersebut ditarik atau dijual seluruhnya dengan harga Rp250 juta. Grafik tidak digambar dalam skala yang tepat. © Dipindai dengan CamScanner qo) 469 we _alalah ADEE (Rp210 jut) sehingga laba yang dapat dikonsums adalah EFGH wy juta). DC 'K merupakan penyesuaian kapital yaitu jumlah untuk menjadi- (RPA jnampuan ekoniomik akhit etap sama dengan kemampuan ekonomik awal wan Min DCFE bukan merupakan Taba Karena kalau jumlah tersebut didistribusi ere enttas akan berkurang Kemampuan ekonomiknya sehingga kapital awal whisk dipertahankan. Bila DCFE tetap dikonsumsi/didistribusi, jumlah tersebut Mi pakan likuidasi atau pengembalian kapital (return of capital). Kembalian atas ana (ett om cmpital) yang Sesungguhnya adalah EFGH, 1 Tataran Sintaktik Konsep Laba dal akna semantik laba yang clikembangkan di atas akhirnya harus dapat dijabarkan Mviam tataran sintaktik, Ini berarti konsep laba harus dioperasionalkan dalam fentuk standar dan prosedur akuntansi yang mantap dan objektif sehingga angka thie dapat diukur dan disajikan dalam statemen keuangan, Salah sat bentuk penjabaran makna laba secara sintaktik adalah mendefinisi Jats sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya. Dengan melihat Kembali Gambar 8.1 tentang pendapatan, masalah teoretis penda- patan dan biaya adalah definisi dan pengukuran dalam arti luas. Definisi merupa- fan masalah pada tataran semantik, Pengukuran dalam arti luas yang meliputi pe~ ngakuan, saat pengakuan, dan prosedur pengakuan ditambah cara mengungkapkan (disclosures) merupakan masalah pada tataran sintaktik. Bila laba didefinisi sebagai pendapatan dikurangi biaya, masalahnya adalah kapan laba timbul sehingga harus Tukur dan diakui? Paralel dengan masalah pengukuran pendapatan, terdapat dua iviteria atau pendekatan dalam pengukuran laba yaitu pendekatan transaksi ((ransactions approach) dan pendekatan kegiatan (activities approach). Pendekatan Transaksi Dengan pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi (terutama transaksi eksternal) yang kemudian terakumulasi sampai akhir perioda. Karena laba didefinisi sebagai pendapatan dikurangi biaya, pengukuran dan pengakuan pendapatan dan biaya dalam suatu perioda sebenarnya juga merupakan pengukuran dan pengakuan laba. Oleh karena itu, pengukuran dan pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya. Dengan demikian, pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terrealisasi (realized/renlizable) dan sama dengan Pengakuan biaya atas dasar Kriteria konsumsi manfaat (consumption of benefit) Beberapa transaksi berikut sebenarnya merefleksi pengakuan laba. Kas 100.000 Penjualan (Pelanggan Y) « 100,000 Kos Barang Terjual (Produk K) om ‘Sediaan Barang Dagangan © Dipindai dengan CamScanner

You might also like