You are on page 1of 59
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL, PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN NOMOR 114 TAHUN 2024 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN EVALUASI KAJIAN KOMPENSASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN Menimbang Mengingat KERUSAKAN LINGKUNGAN, bahwa untuk melakukan pembuangan Air Limbah ke Badan Air harus mempertimbangkan alokasi beban pencemar air dan/atau baku mutu air terlampaui; b. bahwa usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan kajian alternatif lain dalam upaya penurunan beban pencemar air apabila alokasi beban pencemar air sudah terlewati; bahwa dalam rangka pelaksanaan evaluasi secara efektif dan efisien terhadap kajian alternatif lain dalam upaya penurunan beban pencemar air oleh usaha dan/atau kegiatan peru ditetapkan _standar operasional prosedur tata cara penyusunan dan evaluasi kajian Kompensasi lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan; 4. bahwa berdasarkan pertimbangan _ sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Keputusan —Direktur —_Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan tentang Tata Cara Penyusunan dan Evaluasi Kajian Kompensasi; Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 166, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Menetapkan KESATU Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 238, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6841); Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6634); Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2020 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 209); Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 268); Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 15 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 756); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN EVALUASI KAJIAN KOMPENSASI. Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan: 1 Kompensasi adalah upaya penurunan _ beban pencemaran dari sektor lain untuk menggantikan beban Air Limbah yang akan dibuang oleh Usaha dan/atau Kegiatan akibat alokasi beban pencemar air telah terlewati dan/atau mutu air Badan Air permukaan terlewati. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan — perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan hidup. 10. LL. 12. 13, Badan Air adalah air yang terkumpul dalam suatu wadah baik alami maupun buatan yang mempunyai tabiat hidrologikal, wujud fisik, kimiawi, dan hayati. Air Limbah adalah air yang berasal dari suatu proses dalam suatu kegiatan. Baku Mutu Air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Baku Mutu Air Limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam Air Limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam media air dan tanah dari suatu Usaha dan/atau Kegiatan Persetujuan Teknis adalah persetujuan dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah berupa ketentuan mengenai standar perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan/atau analisis mengenai dampak lalu lintas Usaha dan/atau Kegiatan sesuai peraturan perundang-undangan. Surat Kelayakan Operasional yang selanjutnya disebut SLO adalah surat yang memuat —pernyataan pemenuhan mengenai standar perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Usaha dan/atau Kegiatan sesuai dengan ketentuan _peraturan perundang-undangan Mutual check awal (MC-0) adalah kegiatan penghitungan kembali volume item pekerjaan dan disesuaikan antara gambar rencana dengan kondisi lapangan. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Direktur Jenderal adalah adalah pimpinan tinggi madya yang membidangi urusan _ pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan. Direktur adalah pejabat tinggi pratama yang bertanggung jawab dibidang pengendalian pencemaran air; Pejabat Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan yang selanjutnya disebut Pengendali ~Dampak Lingkungan adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pajabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis di bidang pengendalian dampak lingkungan. KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA KEENAM 14. Penanggung Jawab Materi adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk melakukan evaluasi kajian Kompensasi. Keputusan Direktur Jenderal ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi: penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan; pejabat pimpinan tinggi pratama; pejabat administrator; Pejabat Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan; pejabat pengawas; dan Penanggung Jawab Materi, dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan atau evaluasi kajian alternatif kegiatan Kompensasi. Sree eee Setiap Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKL- UPL yang melakukan pembuangan Air Limbah pada Badan Air yang alokasi beban pencemar air dan/atau Baku Mutu Air terlampaui sama dengan paramater Air Limbah, wajib memiliki Persetujuan Teknis. dan SLO. Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan untuk mendapatkan Persetujuan Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA, harus menyusun kajian kegiatan Kompensasi dalam upaya penurunan beban pencemar air pada sektor lain, Kegiatan Kompensasi pada sektor lain sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT dilakukan pada lokasi dengan prioritas meliputi: a. Badan Air penerima Air Limbah (hulu, hilir, dan/atau antara); b. segmen sungai sebagai Badan Air penerima Air Limbah; c. dacrah aliran sungai dimana Usaha dan/atau Kegiatan berada; d. pada lokasi lain dalam 1 (satu) provinsi; dan/atau ¢. lokasi lain dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kegiatan Kompensasi pada sektor lain sebagaimana dimaksud dalam Dikturn KEEMPAT meliputi: a. pembangunan instalasi pengolahan Air Limbah domestik; b. pembangunan instalasi pengolahan Air Limbah usaha skala kecil (industri tahu, tempe, dan ternak); pembangunan biodigester; pengelolaan sampah; rehabilitasi lahan; ekoriparian; pengelolaan nir titik; dan/atau emo ae KETUJUH KEDELAPAN KESEMBILAN KESEPULUH h. kegiatan lain di bidang perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup. Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan menyusun kajian kegiatan Kompensasi pada sektor lain sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT yang memuat: a. parameter yang akan dilakukan penurunan beban pencemaran; b. lokasi yang dilengkapi dengan peta memuat batas administrasi dan titik koordinat; . perhitungan beban pencemar per parameter dari Air Limbah yang akan dilakukan pembuangan oleh Usaha dan/atau Kegiatan; 4. bentuk kegiatan Kompensasi; ¢. khusus untuk parameter yang aken dilakukan penurunan beban pencemaran namun_ terdapat kendala untuk mencari sumber pencemar dengan parameter tersebut maka dapat dilakukan konversi ke parameter lain yang memungkinkan diwilayah yang akan dilakukan Kompensasi. f. perhitungan beban pencemaran per parameter sebelum dilakukan Kompensasi dan _ setelah Kompensasi dari sektor lain; g. perhitungan penurunan beban per parameter dari bentuk kegiatan Kompensasi sektor lain berdasarkan alokasi beban pencemar air dan/atau Baku Mutu Air terlampaui sama dengan paramater Air Limbah yang akan dilakukan pembuangan; h. perbandingan penurunan beban pencemaran per parameter dari bentuk kegiatan Kompensasi sektor lain dengan beban pencemaran per parameter yang akan dilakukan pembuangan dari usaha dan/atau kegiatan; i, target dan jadwal kegiatan Kompensasi; j. pembiayaan kegiatan Kompensasi; dan Xk. _ bentuk pengelolaan pasca Kompensasi. : Tata cara penyusunan kajian kegiatan Kompensasi pada sektor lain sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETUJUH tercantum dalam Lampiran 1 sampai dengan Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam Keputusan Direktur Jenderal ini. Direktur Jenderal melalui Direktur —_ menugaskan Penanggung Jawab Materi untuk melakukan evaluasi kajian kegiatan Kompensasi pada sektor lain sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETUJUK. Evaluasi sebagaimana dimaksud = pada_——Diktum. KESEMBILAN untuk memastikan kegiatan Kompensasi diterima atau ditolak. KESEBELAS KEDUA BELAS KETIGA BELAS KEEMPAT BELAS KELIMA BELAS KEENAM BELAS KETUJUH BELAS Dalam hal evaluasi perbandingan hasil penurunan beban pencemar dari bentuk kegiatan Kompensasi sektor lain menunjulkan: a. lebih besar dan/atau sama dengan beban pencemar Air Limbah yang akan dibuang, maka kegiatan Kompensasi diterima; atau b. lebih kecil dari beban pencemar Air Limbah yang akan dibuang, maka kegiatan Kompensasi ditolak. Dalam hal bentuk kegiatan Kompensasi sektor lain dilakukan pada lokasi_kegiatan lain selain sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMA, dapat diterima jika dapat disetarakan dengan beban pencemaran Air Limbah yang akan dibuang oleh usaha dan/atau kegiatan. Kegiatan Kompensasi paling lambat — dimulai pelaksanaanya bersamaan dengan waktu uji coba instalasi pengolahan Air Limbah. Pelaksanaan kegiatan Kompensasi di lokasi yang diikuti dengan mutual check awal (MC-0) dilakukan paling lambat bersamaan dengan verifikasi SLO. Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib melakukan pemantauan dan pelaporan kemajuan pekerjaan kegiatan Kompensasi setiap 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan. Pelaporan kemajuan pekerjaan kegiatan Kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMA BELAS melipui a. _bukti dokumentasi kegiatan MC-O; b. kemajuan kegiatan Kompensasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan; dan c. kondisi fisik infrastruktur berupa jumlah, jenis, luasan atau kapasitas. Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib melakukan pemantauan dan pelaporan terhadap berfungsinya kegiatan Kompensasi, dengan ketentuan: a. dilakukan setiap 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan; b. parameter yang dipantau sesuai dengan bentuk Kompensasi meliputi: debit inlet dan debit outlet; penurunan beban Air Limbah; luasan rehabilitasi lahan; jumlah sampah yang dikelola; dan/atau jumlah biogas yang dimanfaatkan; dan paling sedikit 1 (satu) tahun setelah kegiatan infrastuktur difungsikan, dan untuk kegiatan Agaede KEDELAPAN BELAS : KESEMBILAN BELAS: KEDUA PULUH KEDUA PULUH SATU: KEDUA PULUH DUA: rehabilitasi lahan dipastikan sampai dengan tanaman secara alami tumbuh dengan baik. Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib melaporkan kemajuan pekerjaan kegiatan Kompensasi dan pemantauan berfungsinya kegiatan Kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMA BELAS, Diktum KEENAM BELAS dan Diktum KETUJUH BELAS berdasarkan Persetujuan Teknis pemenuhan Baku Mutu Air Limbah kepada Menteri melalui Direktur Jenderal. Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib menycdiakan pembiayaan paling sedikit 1 (satu) tahun setelah Kompensasi terselesaikan, untuk: a. infrastruktur pengolahan Air Limbah berupa pemantauan Air Limbah; b. rehabilitasi Jahan dan pengelolaan sumber nir titik berupa: 1. pemantauan Badan Air; dan 2. pemantauan tanaman; c, _ pengelolaan sampah berupa: 1. pemantauan air lindi; dan 2. pengurangan sampah; dan d. kegiatan lainnya yang mempengaruhi fungsi kegiatan Kompensasi. Dalam hal Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan melakukan serah terima kepada lembaga, kelompok/komnunitas atau perorangan, wajib: a. menetapkan penanggung jawab _pelaksana Kompensasi; b. memastikan terdapat kelembagaan, kelompok/komunitas atau perorangan yang menerima dan bertanggung jawab terhadap Kompensasi yang dilakukan; dan c. menyerahterimakan kepada _—ikelembagaan kelompok/komunitas atau perorangan 1 (satu) tahun setelah kegiatan Kompensasi berfungsi sesuai tujuan Kompensasi. Direktur Jenderal menugaskan Direktur untuk melakukan evaluasi_ terhadap hasil__pelaporan kemajuan pekerjaan kegiatan Kompensasi dan pemantauan berfungsinya kegiatan Kompensasi. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil pelaporan kemajuan pekerjaan kegiatan Kompensasi dan pemantauan berfungsinya kegiatan Kompensasi dengan Persetujuan Teknis pemenuhan Baku Mutu Air Limbah. KEDUA PULUH TIGA: Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Salinan sesuai dengan aslinya Pada tanggal 4 Maret 2024 GIAN PROGRAM, EVALUASI, DIREKTUR JENDERAL, ttd. NNY TARLUGA SILABAN SIGIT RELIANTORO LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN NOMOR 114 TAHUN 2024 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN EVALUASI KAJIAN KOMPENSASI TATA CARA PERHITUNGAN PENURUNAN BEBAN PER PARAMETER DARI BENTUK KEGIATAN KOMPENSASI PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK Tahapan perhitungan kompensi dari sektor domestik masyarakat atau rumah tangga dapat dilakukan sebagai berikut: 1, Identifikasi parameter kunci Air Limbah dari kegiatan utama dan penunjang yang akan dibuang ke badang air 2. Identifikasi parameter kualitas air yang telah melampaui baku mutu air atau alokasi beban pencemaran air (ABPA)/ Baku Mutu Air (BMA) pada segmen atau zona Badan Air tempat pembuangan Air Limbah (outfall) yang direncanakan 3. Parameter yang dihitung sebagaimana dimaksud pada nomor 2 adalah parameter yang sama dengan parameter kunci Air Limbah yang direncanakan akan dibuang ke segmen Badan Air 4. Hitung beban pencemaran Air Limbah parameter tersebut dengan cara mengalikan konsentrasi maksimum yang dirancang pada outlet IPAL dengan debit maksimum sesuai perhitungan neraca air. Perhitungan debit Air Limbah domestik Qlimbah = P x Qair x ¢ Diketahui Qumbah = Debit potensial timbulan Air Limbah (1/hari) P = Populasi penduduk (orang) Quis Kebutuhan Air (I/orang.hari) © = Koefisien Konversi air bersih ke air kotor 11=1/1000 m? Perhitungan beban pencemaran Air Limbah Bebanairlimbah (kg/hari) = Qumban x Coons Diketahui Qimbn = Debit potensial timbulan Air Limbah (m3/hari) Ces = Konsentrasi parameter Air Limbah (mg/L) 5. Beban pencemaran Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang scbagaimana pada nomor 4 digunakan sebagai acuan untuk menghitung kapasitas dan jenis IPAL domestik Kompensasi yang akan dibangun -10- 6. Beban pencemar Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 harus lebih kecil atau sama dibandingkan dengan penurunan beban pencemaran kompensasi yang dihasilkan oleh pengoperasian IPAL domestik 7. Lakukan penetapan lokasi, jenis teknologi IPAL domestik Kompensasi, penjadwalan (sosialisasi, konstruksi, uji coba). 8. Lakukan perhitungan beban pencemaran Air Limbah di inlet IPAL domestik Kompensasi dengan cara mengalikan konsentrasi di inlet dengan debit rancangan IPAL domestik Kompensasi 9. Lakukan perhitungan beban pencemaran Air Limbah di outlet IPAL domestik Kompensasi dengan cara mengalikan konsentrasi di outlet dengan debit rancangan IPAL domestik Kompensasi 10. Penurunan beban pencemaran yang dihasilkan oleh pengoperasian IPAL domestik Kompensasi diperoleh dengan cara menghitung selisih antara beban pencemaran Air Limbah di inlet dengan outlet IPAL domestik Kompensasi 11. Pastikan bahwa pencemar Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 lebih kecil dibandingkan dengan penurunan beban yang dihasilkan oleh pengoperasian IPAL domestik Kompensasi sebagaimana pada nomor 10 Contoh Kajian Alternatif Penurunan Beban Pencemaran dari Sektor Domestik Rumah tangga: PT. Maju Mudur merencanakan akan membuang Air Limbah dari proses produksi ke Sungai Jelantik. Pada saat ini Sungai Jelantik belum ditetapkan alokasi beban pencemaran maupun baku mutu air nya. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air Sungai Jelantik di titik upstream dan downstream dari pembuangan Air Limbah (outfall) yang direncanakan oleh PT. Maju Mundur terdapat dua parameter kualitas air yaitu COD dan Amoniak yang telah melampaui baku mutu air sungai kelas 2 berdasarkan Lampiran VI Baku Mutu Air Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Parameter Air Limbah untuk PT. Maju Mundur dari air terproduksi mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi yang meliputi pH, COD, Amonia, Phenol, TDS, H2S dan Minya & Lemak. Parameter yang digunakan untuk Kompensasi PT Maju Mundur adalah COD dan Amonia. Sementara itu debit outlet untuk air terproduksi yang digunakan untuk Kompensasi sesuai dengan debit maksimum pada saat operasional yaitu 7 m?/hari atau 0,81 x 10+ m9/detik. Untuk mengKompensasi beban pencemar yang dibuang tersebut, PT.Maju Mundur, akan membangun IPAL domestik pemukiman masyarakat. Jumlah beban pencemar yang akan diturunkan dari pembangunan IPAL tersebut akan sedikit lebih besar dibandingkan beban pencemar yang dibuang. Perhitungan -1- yang digunakan berdasarkan asumsi bahwa konsentrasi sebelum diolah untuk COD sebesar 800 mg/l (Canter, 1996) serta kemampuan teknologi dalam penyisihan COD sckitar 90%. Sedangkan amoniak sebelum diolah 50 mg/1 (Canter, 1996) serta kemampuan teknologi IPAL dalam penyisihan Amoniak sekitar 85%. IPAL domestic Kompensasi tersebut akan dibangun untuk memenuhi Permen LHK No.68 Tahun 2016, sehingga beban pencemar untuk parameter yang lainnya selain COD dan Amoniak seperti BOD, Minyak & lemak di sungai penerima Air Limbah akan menurun. Adapun perhitungan penurunan beban dan kapasitas IPAL yang akan dibangun untuk Kompensasi menggunakan parameter COD dan amoniak diperlihatkan pada Tabel 1 dan 2 Contoh perhitungan: 1. Beban pencemaran tertinggi dari Air Limbah yang akan dibuang ke Badan Air permukaan dan beban minimum yang akan diKompensasikan: Bebanainimban (ke/hari) = Quinben x Ceons % ¢ Diketahui Qiimbah = Debit potensial timbulan Air Limbah (m3/hari) Coons = Konsentrasi parameter Air Limbah (mg/L) c = Koefisien Konversi air bersih ke air kotor 1L = 1/1000 m3 Beban yang akan diKompensasikan: Bebanairimban + 10% dari Bebanaimban 2. Faktor emisi BOD = 40 gr/orang/hari* 3. Bentuk Kompensasi: IPAL domestik komunal dengan peruntukan untuk masyarakat sekitar Pengolahan Air Limbah domestik (orang) = Bebaneiimbes (kg/hari) / faktor emisi BOD (kg/orang/hari) 4. Perhitungan debit Air Limbah yang akan diolah dengan IPAL domestik kornunal: Quimban = P x Qair x ¢ Diketahui Qumben = Debit potensial timbulan Air Limbah (1/hari) P = Populasi penduduk (orang) Qeie = Kebutuhan Air (I/orang.hari) c = Koefisien Konversi air bersih ke air kotor 1 L = 1/1000 m? 5.Perhitungan Beban Air Limbah yang akan diolah dengan IPAL domestik komunal (inlet): Bunter Qintet X Cine X Fe Baie" Beban Air Limbah domestik di inlet IPAL domestic Kompensasi (kxg/hari) Qina= Debit Air Limbah domestik di inlet [PAL domestic Kompensasi (m3/hari), diperolch dari jumlah penduduk yang akan dioleh Air -12- Limbahnya dikalikan dengan 100 liter Gumlah timbulan Air Limbah rata- rata per orang per hari) Cine Konsentrasi Air Limbah inlet IPAL domestic Kompensasi (mg/1), diperoleh dari pengurangan konsentrasi Air Limbah domestic di inlet dengan hasil perkalian antara konsentrasi Air Limbah domestic di inlet dan efesiensi IPALnya Fk = Faktor konversi perkalian antara Debit (m3/hari) dengan konsentrasi (mg/1). Fk diperoleh dengan membagi hasil perkalian debit dan konsentrasi dengan 1000 . Perhitungan Beban Air Limbah yang telah diolah dengan IPAL domestik komunal (outlet): Boutle= Qoutiet X Counter X Fk Bowie Beban Air Limbah domestik di outlet IPAL domestic Kompensasi (kg/hari) Qoutt™ Debit Air Limbah domestik di outlet IPAL domestic Kompensasi (m3/hari), diperoleh dari jumlah penduduk yang akan diolah Air Limbahnya dikalikan dengan 100 liter (jumlah timbulan Air Limbah rata- rata per orang per hari). Couee= Konsentrasi Air Limbah inlet IPAL domestic Kompensasi (mg/1), diperoleh dari karakteristik Air Limbah domestic sebelum diolah berdasarkan literatur Pk = Faktor konversi perkalian antara Debit (m3/hari) dengan konsentrasi (mg/l). Fk diperoleh dengan membagi hasil perkalian debit dan konsentrasi dengan 1000 . Perhitungan Penurunan Beban Pencemar IPAL domestic Kompensasi: PB xompensesi = Boulet - Bintet PB kompensasi = Penurunan Beban Pencemar IPAL domestic Kompensasi Selisih penurunan beban pencemar IPAL domestik Kompensasi dengan Beban Air Limbah industri yang diKompensasi: SBP = PB xompensass ~ Baitimbah industry SBP = Selisih penurunan beban pencemar IPAL domestik Kompensasi dengan Beban IPAL industry (kg/hr) PB orpensas = Penurunan Beban Pencemar IPAL domestik Kompensasi (ke/hari) Bairtmbas industy - Beban maksimum Air Limbah industri yang akan diKompensasi (kg/hari) Keterangan: 1. Penurunan beban pencemar Air Limbah dari pengoperasian IPAL domestic Kompensasi harus lebih besar dibandingkan dengan beban pencemar Air Limbah industri yang diKompensasi Selisih antara beban pencemar IPAL domestic Kompensasi dengan beban pencemar IPAL industri yang diKompensasi (SBP) harus bernilai positif Cyan Tabel 1. Perhitungan Kompensasi Beban Pencemar Parameter COD Te aap aie RANCANGAN BMAL DAN BEBAN PENCEMARAN Volume air limbah WTP 7 maar Reuse (0%) Of maha Limbah yang akan dibuang 7|_mathari IBMAL COD i 200|__mgf ‘Beban Pencemaran Tertinggi dari air terproduksi 1.40) kghhan 'RANCANGAN PAL DOMESTIK KOMPENSASI INLET ea lronsertrasi diet PAL Kompensasi 00.00 | igi [debit IPAL Demestik Kompensasi 10.00 | m3fhar [Baban Pencemaran Kompensasi Domestik Untuk COD inlet eee 800 | kgfhari looTieT a onsentrasi di cutlet PAL Kompensesi 8000/ mol [debit IPAL Domestik Kompensasi z He 10.00 | maMhari_| ;Beban Pencemaren Kompensasi Domest Untuk COD outlet 0.80 | tga [sesh Beban Pencema inlet outlet PAL Domest Kompensasi 7.20 | kghari ete BetanPeneenar aut PAL Danek Koper dengan PAL 580| Yona Apabila Kompensasi dilakukan dengan dasar perhitungan parameter Amoniak dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perhitungan Kompensasi beban pencemar parameter Amoniak he RANCANGAN BMAL DAN BEBAN PENCEMARAN Volume air imbah WWTP Reuse (0%) Limbah yang akan dibuang |BMAL Amonia_ [Beban Pencemaran Tertinggi dari air terproduksi RANCANGAN [PAL DOMESTIK KOMPENSASI or) a foo|no) =| — INLET konsentrasi di inlet IPAL Kompensasi 45.00 |mgil debit IPAL Demestik Kompensasi : 10.00 |m3/nari Beban Pencemaran Kompensasi Domestik Untuk Amonia inlet | __0.45 [kghhari |OUTLET HEE zi aaa konsentrasi di outlet IPAL Kompensasi 675 |mgh_—_| [debit IPAL Demestik Kompensasi 10.00 |m3/hari ~_|[Beban Pencemaran Kompensasi Domestik Untuk Amonia oullet_ | 0.07 |kgihari [selisih Beban Pencemar inlet-outlet IPAL Donestik Kompensasi 0.38 [kg/ha ‘selisih Beban Pencemar outlet IPAL Domestik Kompensasi dengan IPAL Industri’ 0.34 |kg/hari -14- Tabel 3. Perbandingan Penurunan Beban Pencemar IPAL Kompensasi dengan Pembuangan Air Limbah IPAL Terproduksi 7 a T 1 lsh ae BPoutet PAL Selsh BP Industi—Kompensasi IPALFompensasi Kompensas ; No | Parame rameter ine ner| far) PIG tketan) | efrar | tear Satuan [inet BP (ephar) [Outlet (ml) BP (kgfhar) | a > (a)-) Debitair 1 man |""] 19 (ee Zoo mel | amo, a ala 12 14 58 3 Amorisk | mgt [| 8) 05 675| 0675] 0385, or] 0.305) Berdasarkan perhitungan pada Tabel 1 dan 2, maka IPAL Kompensasi yang akan dibangun adalah dengan kapasitas 10 m°/hari. Pembangunan IPAL dengan kapasitas 10 m3/hari akan membutuhkan area lahan seluas 32 m? (8 m x 4 m) termasuk untuk akses dengan kedalaman IPAL sekitar 2,7 m. Kapastas IPAL 10 m3/hari dapat menampung Air Limbah domestik baik jenis gray dan black water dari sekitar 100 jiwa. Kebutuhan lahan yang diperlukan diatas mengacu kepada Sistem IPAL domestik dengan menggabungkan teknologi media sebagai pertumbuhan bakteri pengurai, sehingga membutuhkan area lebih optimal dibandingkan dengan sistem konvensional activated sludge (20%-40% lebih kecil). Keunggulan lainnya dari sistem IPAL dengan adanya penambahan media sebagai pertumbuhan bakteri pengurai ini adalah kemudahan dalam melakukan pengoperasian dikarenakan tidak diperlukannya proses penentuan recycle sludge seperti halnya sistem Activated Sludge yang memerlukan penyesuaian setiap saat. Disamping itu, dalam pengoperasian nantinya sistem ini tidak membebani pemerintah maupun Pengurus Pesantren dalam penyediaan tenaga operator yang harus memiliki keahlian dalam sistem pengolahan biologis seperti halnya sistem Activated Sludge. Dengan demikian IPAL Kompensasi ini akan dapat berfungsi dengan baik dan sustainable. Tabel 4. Jadwal Pembangunan IPAL Kompensasi 223 aah vse TrelanW[ Tuan Tvl ewan Tula Tran 1 Tivalan — a No Kegiatan 1 Pavoni Kosa dengan KLAK, Perea Kota Pekar dan Pongurs Pesaro ui Penyusnan FS dan DED Penyipen Later Sosiatssi to pesanten 2 [roneusi [Pentangnn PAL (uj CobaKonssioing [Seta eri kepada Penguins Peston [Pascasontulst = Wie Pengooeasian dan Pensifaran Pengolahan limbah domestik yang merupakan pelaksanaan alternatif atau Kompensasi penurunan beban pencemaran dari sektor lain PT. Maju Mundur. Hse Tabel 4. menunjukan jadual pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian IPAL domestik Kompensasi. Sedangkan Tabel 4 memperlihatkan estimasi biaya untuk setiap komponen persiapan, pembangunan dan pengoperasian serta pemeliharaan IPAL domestic Kompensasi tersebut. Tabel 5 Rencana Anggaran Biaya IPAl Domestik Kompensasi No Kegiatan Biaya (Rp) 1__[Prakoniruksi Koodinasi dengan KLHK, Pemerintah Kota $ 000.000 Pekanbaru dan Pengurus Pesantren ao eeer Penyusuran FS dan DED ~ 50,000,000 Penyiapan Lahan | |Sosialisasi dan Pelatihan ke pesantren | 0.000.000) 2__|Kontruksi = ~_[Pembangunan PAL Eee '400.000.000) I Uj CobalKomissioning 30,000.00 'Serah terima kepada Pengurus Pesantren 2.000.000) (3 Pascackontruksi eas | Pengoperasian dan Pemelinaraan per tahun joleh Pesantren 2.000.000) Total Biya 1484.000.000) Salinan sesuai dengan aslinya DIREKTUR JENDERAL, ted, SIGIT RELIANTORO -16- LAMPIRAN II KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN NOMOR 114 TAHUN 2024 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN EVALUASI KAJIAN KOMPENSASI TATA CARA PERHITUNGAN PENURUNAN BEBAN PER PARAMETER DARI BENTUK KEGIATAN KOMPENSASI PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH USAHA SKALA KECIL (INDUSTRI TAHU, TEMPE, DAN TERNAK) Tahapan perhitungan kompensi dari sector industri tahu skala kecil dapat dilakukan sebagai berikut: 1, Identifikasi parameter kunci Air Limbah dari kegiatan utama dan penunjang yang akan dibuang ke Badan Air 2. Identifikasi parameter kualitas air yang telah melampaui baku mutu air atau alokasi beban pencemaran air (ABPA)/ Baku Mutu Air (BMA) pada segmen atau zona Badan Air tempat perbuangan Air Limbah (outfall) yang direncanakan 3. Parameter yang dihitung sebagaimana dimaksud pada nomor 2 adalah parameter yang sama dengan parameter kunci Air Limbah yang direncanakan akan dibuang ke segmen Badan Air 4. Hitung beban pencemaran Air Limbah parameter tersebut dengan cara mengalikan konsentrasi maksimum yang dirancang di outlet IPAL dengan debit maksimum sesuai perhitungan neraca air 5. Beban pencemaran Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 digunakan sebagai acuan untuk menghitung kapasitas dan jenis IPAL industri tahu skala kecil Kompensasi yang akan dibangun 6. Beban pencemar Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 harus lebih kecil atau sama dibandingkan dengan penurunan beban pencemaran yang dihasilkan oleh pengoperasian IPAL industri tahu skala kecil Kompensasi 7. Lakukan penetapan lokasi, jenis teknologi IPAL industri tahu skala kecil Kompensasi, penjadwalan (sosialisasi, kontruksi, uji coba). 8. Lakukan perhitungan beban pencemaran Air Limbah di inlet IPAL domestik Kompensasi dengan cara mengalikan konsentrasi di inlet dengan debit rancangan IPAL domestik Kompensasi 9, Lakukan perhitungan beban pencemaran Air Limbah di outlet IPAL industri tahu skala kecil Kompensasi dengan cara mengalikan konsentrasi di outlet dengan debit rancangan IPAL industri tahu skala kecil Kompensasi -17- 10. Penurunan beban pencemaran yang dihasilkan oleh pengoperasian industri tahu skala kecil Kompensasi diperoleh dengan cara menghitung selisih antara beban pencemaran Air Limbah di inlet dengan outlet IPAL industri tahu skala kecil Kompensasi 11. Pastikan bahwa pencemar Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 lebih kecil atau sama dibandingkan dengan penurunan beban yang dihasilkan oleh pengoperasian IPAL industri tahu skala kecil Kompensasi sebagaimana pada nomor 10. Contoh perhitungan: 1. Beban pencemaran tertinggi dari Air Limbah industri yang akan dibuang ke Badan Air permukaan dan beban minimum yang akan diKompensasikan: Beistimbab industri = Quinznbah indust x Caictimbah industry x FI Baitimbah indus: = Beban maksimum Air Limbah industri yang akan diKompensasi (kg/hari) Quirtmban industy = Debit maksimum Air Limbah industri yang akan diKompensasi (m3/hari), diperoleh dari perhitungan neraca air Cairimbsh indus: = Konsentrasi maksimum Air Limbah industri yang akan diKompensasi (mg/l), diperoleh dari rancangan Baku Mutu Air Limbah Fk = Faktor konversi perhitungan (dibagi dengan 1000) 2. Perhitungan Beban Air Limbah yang akan diolah dengan IPAL Industri tahu (usaha sekala kecil) Kompensasi (inlet): Bintoe™ Qintet X Caner X Pe Bina= Beban Air Limbah IPAL Industri tahu (usaha sekala kecil) di inlet IPAL IPAL Industri tahu (usaha sekala kecil) (kg/hari) Qint= Debit Air Limbah IPAL Industri tahu (usaha sekala kecil) di inlet IPAL IPAL Industri tabu (usaha sekala kecil) Kompensasi (m3/hari), diperoleh dari jumlah bahan baku kedelai yang akan dioleh Air Limbahnya dikalikan dengan 15 liter (umlah timbulan Air Limbah rata-rata per kg bahan) Cint* Konsentrasi Air Limbah inlet IPAL USK Kompensasi (mg/l), diperoleh dari karakteristik Air Limbah industry tahu dari literatur Fk = Faktor konversi perkalian antara Debit (m3/hari) dengan konsentrasi (mg/l). Fk diperoleh dengan membagi hasil perkalian debit dan konsentrasi dengan 1000 3. Perhitungan Beban Air Limbah yang telah diolah dengan IPAL IPAL Industri tahu (usaha sekala kecil) Kompensasi (outlet): Boutiee™ Qoutiet X Couttet X Fe Bouee= Beban Air Limbah IPAL Industri tahu (usaha sekala kecil) di outlet IPAL IPAL Industri tahu (usaha sekala kecil) Kompensasi (kg/hari) Qoue= Debit Air Limbah IPAL Industri tahu (usaha sekala kecil) di outlet IPAL IPAL Industri tahu (usaha sekala kecil) Kompensasi (m3/hari), diperoleh dari jumlah bahan baku kedelai yang akan dioleh Air Limbahnya dikalikan dengan 15 liter jumlah timbulan Air Limbah rata-rata per kg bahan). -18- Coutet= Konsentrasi Air Limbah outlet IPAL ternak Kompensasi (mg/l), diperolch dari perkalian antara angka konsentrasi Air Limbah USK di inlet dengan perkalian antara konsentrasi Air Limbah industr! tahu di inlet dan angka efesiensi IPAL ternak yang ditetapkan berdasarkan jenis teknologi IPALnya Fk = Faktor konversi perkalian antara Debit (m3/hari) dengan konsentrasi (mg/l). Fk diperoleh dengan membagi hasil perkalian debit dan konsentrasi dengan 1000 4. Perhitungan Penurunan Beban Pencemar IPAL industry tahu Kompensasi: PB kompensasi = Boutet ~ Bintet PB kompensasi = Penurunan Beban Pencemar IPAL industry tahu Kompensasi 5. Selisih penurunan beban pencemar IPAL industry tahu Kompensasi dengan Beban Air Limbah industri yang diKompensasi: SBP = PB koropensasi ~ Buistimbah industry SBP = Selisih penurunan beban pencemar IPAL industry tahu Kompensasi dengan Beban IPAL industry (kg/hr) PB xompensasi = Penturunan Beban Pencemar IPAL industry tahu Kompensasi (kg/hari) Baines indusyy = Beban maksimum Air Limbah industri yang akan dikompensasi (kg/hari) Keterangan: 1, Penurunan beban pencemar Air Limbah dari pengoperasian IPAL industry tahu Kompensasi harus lebih besar dibandingkan dengan beban pencemar Air Limbah industri yang diKompensasi 2. Selisih antara beban pencemar IPAL industry tahu Kompensasi dengan beban pencemar IPAL industri yang diKompensasi (SBP) harus bernilai positif Contoh perhitungan: Diketahui: a) Berdasarkan neraca air, industri menghasilkan Air Limbah 350 m3/hari. bj Industri akan memanfaatakan Air Limbahnya untuk proses 20% (70 m3/hari). ©) Industri akan membuang Ai (350 m3/hari - 70 m3/hari) d) Parameter TSS di sungai telah melewati Baku Mutu Air kelas 2 ¢) Usulan Baku Mutu Air Limbah industri untuk parameter TSS 50 mg/I Limbahnya ke sungai sebesar 280 m3/hari -19- Tabel 4.1 Perhitungan Kapasitas IPAL Industri Tahu Kompensasi Parameter TSS eT le ee tit I RANCANGAN BMAL DAN BEBAN PENCEMARAN | 4 Volume air imbah WTP. 360 ]naihari 2 [Reuse (2%) | 70 har 3 |Limbah yang akan dibuang Hi 280. maha | 4 _[BMALTSS 022 ingl 5 [Beten Pencemaren Ternggi _ 14.06 gia {INLET |konsentrasi gi inlet PAL Kompensasi se eeeeeetetat| 500,00 mg \debit PAL industri tahu Kompensasi ee 50,00 |m3hani 'Beban Penoemaran Komperssas| industri tahu Untuk TSS inlet 25,00 |kghhari_ OuneT konsentrasi out PAL Kompensas 50,00 gh (debit PAL Industri Tahu Kompensasi i 50,00 [main Beban Pencemaren Kompensasi indus tahu Untuk TSS out 250 ghar iselisin Beban Pencemar inlet-outlet PAL industri tahu Kompensasi 22.50 ikghhari iselisin Beban Pencemar outlet IPAL industri tahu Kompensasi dengan | IPAL Indust’ 844 [kgthari Tabel 4.2 Perhitungan Kapasitas IPAL Industri Tahu Kompensasi Parameter Amoniak a Se [RANCANGAN BMAL DAN BEBAN PENCEMARAN ‘Volume air imbah WWTP 360 imofharh [Reuse (20%) 70 maar Limbah yang akan dibvang 280 mafia |BMAL Amonia 3 ‘magi [Beban Pencemaran Tertinggi_ 0.84 ghar __|INueT a onserirasi di inlet PAL Kompensasi 23:50 Imai [-_~Teebit PAL industri tahu Kompensasi 50,00 [m3ihari ;Beban Pencemaran Kompensasiindusti tahu Untuk Armonia 1.48 [kghhar ounteT konsentrasi di outiet IPAL Kompensasi 3,53 [magi _____|debit PAL industri Tahu Kompensasi 50,00 [maihari Beban Pencemaran Kompensasi industri tahu Untuk Amonia | 0.18 /kgihan [seisin Beban Pencemar inlet-outiet PAL industri thu Kompel 1,00 [khan [selisin Beban Pencerar outlet PAL industri tahu Kompensasi dengan PAL Indust 0,16 |kgihari Adapun perhitungan penurunan beban dan kapasitas IPAL yang akan dibangun untuk Kompensasi beban pencemaran dari parameter TSS dan amonia ke industri tahu serta rekaitulasi penurunan beban diperlihatkan pada Tabel 4.1, 4.2 dan 4.3, Konsentrasi TSS dan Amoniak sebelum diolah didasarkan pada hasil penclitian Prayitno et al (2020) ~ 20 - ‘Tabel 4.3 Rekapitulasi Penurunan Beban IPAL Industri Tahu Kompensasi z 138 cot | oo fe | ert mt aa Te P35 sedangkan rencana pelaksanaan pembangunan IPAL diperlihatkan pada Tabel 44. Tabel 4.4. Jadwal Pembangunan IPAL Industri Tahu Kompensasi Kegiatan Tahun ] 1_| Pra-kontruksi 2022 | 2023 Koodinasi dengan Pemerintah Daerah Penyiapan Lahan Sosialisasi ke Masyarakat _ 2_| Kontruksi [[Pembeli E Pemasangan STP Modular |'Serah terima ke Pemda 3 Pasca-kontruksi [ Pengoperasian dan Pemeliharaan n STP Modular /pembangunan IPAL |_| el Salinan sesuai dengan aslinya GIAN PROGRAM, EVALUASI, DIREKTUR JENDERAL, ttd. SIGIT RELIANTORO -21- LAMPIRAN IIL KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN NOMOR 114 TAHUN 2024 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN EVALUASI KAJIAN KOMPENSASI TATA CARA PERHITUNGAN PENURUNAN BEBAN PER PARAMETER DARI BENTUK KEGIATAN KOMPENSASI PEMBANGUNAN BIODIGESTER Tahapan perhitungan kompensi dari sector peternakan skala kecil dapat dilakukan sebagai berikut: 1, Identifikasi parameter kunci Air Limbah dari kegiatan utama dan penunjang yang akan dibuang ke Badan Air 2. Identifikasi parameter kualitas air yang telah melampaui baku mutu air atau alokasi beban pencemaran air (ABPA)/ Baku Mutu Air (BMA) pada segmen atau zona Badan Air tempat pembuangan Air Limbah (outfall yang direncanakan 3. Parameter yang dihitung sebagaimana dimaksud pada nomor 2 adalah parameter yang sama dengan parameter kunci Air Limbah yang direncanakan akan dibuang ke segmen Badan Air 4. Hitung beban pencemaran Air Limbah parameter tersebut dengan cara mengalikan konsentrasi maksimum yang dirancang di outlet IPAL dengan debit maksimum sesuai perhitungan neraca air a Beban pencemaran Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 digunakan sebagai acuan untuk menghitung kapasitas dan jenis Biodigester ternak skala kecil Kompensasi yang akan dibangun 6. Beban pencemar Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 harus lebih kecil atau sama dibandingkan dengan penurunan beban pencemaran yang dihasilkan oleh pengoperasian Biodigester ternak skala kecil 7. Lakukan penetapan lokasi, jenis teknologi Biodigester ternak skala kecil Kompensasi, penjadwalan (sosialisasi, kontruksi, uji coba). 8. Lakukan perhitungan beban pencemaran Air Limbah di inlet IPAL domestik Kompensasi dengan cara mengalikan konsentrasi di inlet dengan debit rancangan Biodigester ternak Kompensasi 9. Lakukan perhitungan beban pencemaran Air Limbah di outlet Biodigester ternak skala kecil Kompensasi dengan cara mengalikan konsentrasi di outlet dengan debit rancangan Biodigester ternak skala kecil Kompensasi 10. Penurunan beban pencemaran yang dihasilkan oleh pengoperasian ternak skala kecil Kompensasi diperoleh dengan cara menghitung -22- selisih antara beban pencemaran Air Limbah di inlet dengan outlet Biodigester ternak skala kecil Kompensasi 11, Pastikan bahwa pencemar Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 lebih kecil dibandingkan dengan penurunan beban yang dihasilkan oleh pengoperasian Biodigester ternak skala kecil Kompensasi sebagaimana pada nomor 10. Metode Perhitungan 1. Beban pencemaran tertinggi dari Air Limbah industri yang akan dibuang ke Badan Air permukaan dan beban minimum yang akan diKompensasikan: Bavtinban industri ™ Qaistinban industri x Cattibah industry x Plc Bastimbah industi - Beban maksimum Air Limbah industri yang akan diKompensasi (kg/hari) Quirimban industy = Debit maksimum Air Limbah industri yang akan diKompensasi (m3/hari), diperolch dari perhitungan neraca air Camimoan indus - Konsentrasi maksimum Air Limbah industri yang akan iiKompensasi (mg/1), diperoleh dari rancangan Baku Mutu Air Limbah Fk = Faktor konversi perhitungan (dibagi dengan 1000) 2. Perhitungan Beban Air Limbah yang akan diolah dengan Biodigester ternak Kompensasi (inlet): Binet Qintet X Ciniet X Fle Bintt= Beban Air Limbah ternak di inlet Biodigester ternak (kg/hari) Quia= Debit Air Limbah ternak di inlet Biodigester ternak Kompensasi (m3/hari), diperoleh dari asumsi jumlah Air Limbah ternak sapi sekitar 100- 150 liter/hari (Saputro, 2014) Cie= Konsentrasi Air Limbah inlet Biodigester ternak Kompensasi (mg/l), diperoleh dari karakteristik Air Limbah industry tahu dari literatur Fk = Faktor konversi perkalian antara Debit (m3/hari) dengan konsentrasi (mg/l). Fk diperoleh dengan membagi hasil perkalian debit dan konsentrasi dengan 1000 3. Perhitungan Beban Air Limbah yang telah diolah dengan Biodigester ternak Kompensasi (outlet): Boutlet™ Qoutier X Courier X Fe Bouti= Beban Air Limbah ternak di outlet Biodigester ternak Kompensasi (kg/hari) Qos Debit Air Limbah ternak di outlet Biodigester ternak Kompensasi (m3/hari. Coue= Konsentrasi Air Limbah outlet Biodigester ternak Kompensasi (mg/l), diperoleh dari perkalian antara angka konsentrasi Air Limbah ternak di inlet dengan perkalian antara konsentrasi Air Limbah industry tahu di inlet dan angka efesiensi Biodigester ternak yang ditetapkan berdasarkan jenis tcknologi biodigesternya k = Faktor konversi perkalian antara Debit (m3/hari) dengan konsentrasi (mg/l). Fk diperoleh dengan membagi hasil perkalian debit dan konsentrasi dengan 1000 -23- 4. Perhitungan Penurunan Beban Pencemar Biodigester ternak Kompensasi: PB kompensasi = Bouuet ~ Bintet PB Kompensasi = Penurunan Beban Pencemar Biodigester ternak Kompensasi Selisih penurunan beban pencemar Biodigester ternak Kompensasi dengan Beban Air Limbah industri yang dikompensasi: SBP = PB xompensast ~ Brictinbah industry SBP = Selisih penurunan beban pencemar Biodigester ternak Kompensasi dengan Beban IPAL industry (kg/hr) PB xompensasi = Penurunan Beban Pencemar Biodigester ternak Kompensasi (kg/hari) Baitinbeh industry - Beban maksimum Air Limbah industri yang akan dikompensasi (kg/hari) Keterangan: 1. Penurunan beban pencemar Air Limbah dari pengoperasian Biodigester ternak Kompensasi harus lebih besar dibandingkan dengan beban pencemar Air Limbah industri yang diKompensasi 2. Selisih antara beban pencemar Biodigester ternak Kompensasi dengan beban pencemar IPAL industri yang diKompensasi (SBP) harus bernilai positif Contoh perhitungai Diketahui a) Berdasarkan neraca air, industri menghasilkan Air Limbah 350 m3/hari. b) Industri akan memanfaatakan Air Limbahnya untuk proses 20% (70 m3/hari). ¢} Industri akan membuang Air Limbahnya ke sungai sebesar 280 m3/hari (350 m3/hari - 70 m3/hari) 4) Parameter BOD di sungai telah melewati Balcu Mutu Air kelas 2 ¢) Usulan Baku Mutu Air Limbah industri untuk parameter BOD 60 mg/I ‘Tabel 5.1 Perhitungan Kapasitas Biodigester Ternak Kompensasi BE z a j ANCANGAN EMAL DAN BEBAN PENCEMARAN 1 |voume ar imban WWTE [aha 2 [Reuse (20%) He ae 70 im3ihar 3 |lmban arg stan dibuang 70 maar 4 [BMAL B00 at : 5__[Beban Pencemaren Taringh 400g NET konsntas del bosigester Kompensai 1108047 mg ‘debit bosigester Korpensesi ‘Beban Pencemaran Kompensasilemak api Untuk BOD inlet lourer Tkonsentras di outlet biodigester Kompensasi 4.108,02 mg! det bogota sap omens EEE SEE EEE. ~ Btn Pencomarn Konparsasiteak sep Untuk 60D out 1.5 kaha cele Beban Pencemat inet Bigeste mak sap Komen 1498 gh ‘selisi Beban Pencemar outlet biodigester teriak sapi Kompensasi |dengan biodigestrtemak spi 0.96 ghee -24- Salinan sesuai dengan aslinya GIAN PROGRAM, EVALUASI, DIREKTUR JENDERAL, SAMA TEKNIK, ttd. JENNY TARLUGA SILABAN SIGIT RELIANTORO -25- LAMPIRAN IV KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN NOMOR 114 TAHUN 2024 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN EVALUASI KAJIAN KOMPENSASI TATA CARA PERHITUNGAN PENURUNAN BEBAN PER PARAMETER DARI BENTUK KEGIATAN KOMPENSASI PENGELOLAAN SAMPAH, Tahapan perhitungan Kompensasi alternatif penurunan beban pencemaran dari sektor persampahan menggunakan TPS 3R dapat dijelaskan sebagai berikut: a Identifikasi parameter kunci Air Limbah dari kegiatan utama dan penunjang yang akan dibuang ke badan air Identifikasi parameter kualitas air yang telah melampaui baku mutu air atau alokasi beban pencemaran air (ABPA)/ Baku Mutu Air (BMA) pada segmen atau zona Badan Air tempat pembuangan Air Limbah (outfall) yang direncanakan Parameter yang dihitung sebagaimana dimaksud pada nomor 2 adalah parameter yang sama dengan parameter kunci Air Limbah yang direncanakan akan dibuang ke segmen Badan Air Hitung beban pencemaran Air Limbah parameter tersebut dengan cara mengalikan konsentrasi maksimum yang dirancang di outlet IPAL dengan debit maksimum sesuai perhitungan neraca air Beban pencemaran Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 digunakan sebagai acuan untuk menghitung kapasitas yang akan dibangun Beban pencemar Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 harus lebih kecil atau sama dibandingkan dengan penurunan beban pencemaran pengolahan lindi sampah Lakukan penctapan lokasi, jenis teknologi TPS3R, penjadwalan (sosialisasi, konstruksi, uji coba). Lakukan estimasi jumlah penduduk yang harus diolah sampahnya menggunakan TPS3R dengan menggunakan rumus: Beban pencemaran Air Limbah sampah organik Kompensasi = Jumlah penduduk X Faktor emisi lindi sampah (BOD = 2.8 gr per kg sampah organik) x sampah organik (60%) X timbulan sampah (0.5-2 kg/org.hr) Beban pencemaran Air Limbah sampah organik Kompensasi diperoleh dari perhitungan beban pencemaran Air Limbah yang akan dibuang ke Badan Air sebagaimana pada hasil perhitungan Nomor 4 - 26 - 9. Melakukan perhitungan beban pencemaran Air Limbah yang akan dibuang ke Badan Air kemudian dibandingan dengan Beban pencemaran Air Limbah sampah organik Kompensasi. Contoh perhitungan: 1, Beban pencemaran tertinggi dari Air Limbah yang akan dibuang ke Badan Air permukaan dan beban minimum yang akan diKompensasikan: Bebanarimoan (Kg/hari) = Qumban * Coos % € Diketahui Qhiaban = Debit potensial timbulan Air Limbah (m°/hari) Ccons = Konsentrasi parameter Air Limbah (mg/L) c = Koefisien Konversi air bersih ke air kotor (presentase air bersih menjadi Air Limbah) 1 L= 1/1000 ms Beban yang akan dikompensasikan: Bebanainimben + 10% dari Bebanainimbah . Faktor emisi BOD dari lindi sampah organik = 2,8 gr hari . Penambahan 40% untuk mempertimbangkan sampah organic 60% 4. Selisih beban pencemar outlet IPAL pengolahan lindi dengan IPAL industri Beban pencemar (kg/hari)= Bebanairimsan outlet IPAL Kompensasi pengolahan lindi (kg/hari) - Bebanairimben outlet IPAL industri (kg/hari) en No Deskripsi Jumlah | Unit 1 RANCANGAN BMAL DAN BEBAN PENCEMARAN Hl 1_[Volume Air Limbah WWTP 380__|_m3/hari 2_| Reuse (30%) 114 |_m3/ha: 3__|Limbah yang akan dibuang _ 266 | m3/hari_| 4__|BMAL BOD 60 mg/l |_5 | Beban Pencemaran Tertinggi 15,96 | ke/hari | Penambahan 40% untuk mempertimbangkan 1,60 | kg/hari sampah organik 60% Pembuangan dari proses dan dari IPAL domestik | 17,56 | kg/hari 6_| baru at 7_|Faktor Emisi BOD = 2.8 gr/hr eeeeeaEdl Il | RANCANGAN KOMPENSASI KE PENGOLAHAN _| SAMPAH 0,003_|_ kg/hari [1] Estimasi jumlah penduduk 6.270 | Jiwa 1.568 KK 2 _ Debit Air Limbah Domestik yang diolah 627_|_m3/hari 10. Lakukan estimasi jumlah penduduk yang harus diolah sampahnya menggunakan TPS3R dengan menggunakan rumus: Beban pencemaran Air Limbah sampah organik Kompensasi = Jumlah penduduk X Faktor emisi lindi sampah (BOD = 2.8 gr per kg sampah organik )x sampah organik (60%) X timbulan sampah (0.5-2 kg/org.hr) Beban pencemaran Air Limbah sampah organik Kompensasi dipcrolch dari perhitungan beban pencemaran Air Limbah yang akan dibuang ke Badan Air sebagaimana pada hasil perhitungan Nomor 4 -27- 11, Melakukan evaluasi perbandingan antara beban Air Limbah yang dibuang dengan penurunan beban dengan Kompensasi Tabel 3. Perbandingan Penurunan Beban Pencemar TPS 3R dengan Pembuangan Air Limbah IPAL Terproduksi SAF ep outa sesh? PAL Komper Kompensasi pees No | Parameter Nenpers | (ghar) oP nds : a [tetany | efhari_| fee {auan linet er (ighac) [Outlet (ngl) lighar)| a o | ab | Debair | ‘mm ("4 on a wo 72) ia___38 3) Anonak [me 888 ers) ones] ams] 002] 0305 Salinan sesuai dengan aslinya KEP, AGIAN PROGRAM, EVALUASI, DIREKTUR JENDERAL, ee SAMA TEKNIK, {ls X ttd. INNY TARLUGA SILABAN SIGIT RELIANTORO -28- LAMPIRAN V KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN NOMOR 114 TAHUN 2024 TENTANG ‘TATA CARA PENYUSUNAN DAN EVALUASI KAJIAN KOMPENSASI ‘TATA CARA PERHITUNGAN PENURUNAN BEBAN PER PARAMETER DARI BENTUK KEGIATAN KOMPENSASI REHABILITASI LAHAN Kegiatan rehabilitasi kerusakan lahan terbuka diharapkan dapat menurunkan laju erosi tanah yang berkontribusi terhadap penurunan laju sedimentasi pada Badan Air penerima. Masa tanah yang tererosi sebagian akan tersedimentasikan pada daerah-daerah cekungan dan sebagian akan diendapkan pada dasar Badan Air permukaan. Besarnya jumlah sedimen sangat ditentukan oleh berbagai faktor antara lain topografi/kelerengan, luas DAS, dan tingkat tutupan lahan. Nilai faktor yang menentukan jumlah masa tererosi untuk tersedimentasi tersebut dikenal sebagai Nisbah Pelepasan Sedimen (NPS) yang dinyatakan dalam persen (%). Perhitungan beban sedimentasi sebelum dan sesudah dilakukannya kegiatan rehabilitasi lahan Kompensasi sama dengan beban TSS yang dibuang ke sungai. Tahapan Kajian Kompensasi Alternatif Penurunan Beban Sektor Rehabilitasi Lahan 1. Identifikasi parameter kunci Air Limbah dari kegiatan utama dan penunjang yang akan dibuang ke Badan Air 2, Identifikasi parameter kualitas air yang telah melampaui baku mutu air atau alokasi beban pencemaran air (ABPA)/ Baku Mutu Air (BMA) pada segmen atau zona Badan Air tempat pembuangan Air Limbah (outfall) yang direncanakan 3. Parameter yang dihitung sebagaimana dimaksud pada nomor 2 adalah parameter yang sama dengan parameter kunci Air Limbah yang direncanakan akan dibuang ke segmen Badan Air. khusus terkait dengan rehabilitasi lahan, parameter yang relevan adalah TSS 4. Hitung beban pencemaran Air Limbah parameter TSS dari Air Limbah dengan cara mengalikan konsentrasi maksimum yang dirancang di outlet IPAL dengan debit maksimum sesuai perhitungan neraca air 5. Beban pencemaran Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 digunakan sebagai acuan untuk menghitung luas lahan dan jenis kegiatan rehabilitasi lahan yang akan dilakukan 6. Beban pencemar Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 harus lebih kecil atau sama dengan dibandingkan dengan penurunan beban sedimentasi yang dihasilkan oleh rehabilitasi lahan Kompensasi 10. ll. -29- Lakukan usulan lokasi, luas dan jenis kegiatan rehabilitasi lahan Kompensasi, penjadwalan (perizinan dan pelaksanaan) Lakukan estimasi laju erosi tanah sebelum dan sesudah dilakukannya kegiatan rehabilitasi lahan Kompensasi. Perhitungan laju erosivitas tanah (A) dapat dihitung dengan formula USLE (Universal Soil Loss Equation) yang ditunjukan pada persamaan (1) RKLS.C.P (pers. 1) Dimana, R= erosivitas hujan K = kepekaan erosi tanah LS = faktor lereng € = faktor tutupan lahan P = faktor teknik konservasi tanah Lakukan perhitungan beban sedimentasi sebelum dan sesudah dilakukannya kegiatan rehabilitasi lahan Kompensasi. Perhitungan beban sedimentasi (S) yang berasal dari erosi Jahan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan (1) berikut S = W.A.NPS (pers. 2) Dimana, S = beban sedimentasi (ton/tahun) W = luas rehabilitasi lahan (ha) 4A = laju erosivitas tanah (ton/(ha.tahun) NPS = nisbah pelepasan sedimen (%) Lakukan perhitungan selisih nilai beban sedimentasi sebelum dan sesudah dilakukannya kegiatan rehabilitasi lanan Kompensasi Pastikan selisih nilai beban sedimentasi sebelum dan sesudah dilakukannya kegiatan rehabilitasi lahan Kompensasi hasil perhitungan Nomor 10 lebih besar atau sama dibandingkan dengan beban pencemar TSS yang dibuang ke Badan Air sebagaimana nomor 4 Study Kasus Kompensasi sektor Rehabilitasi Lahan Kegiatan rehabilitasi kerusakan lahan terbuka di area bekas kegiatan ABC diharapkan dapat menurunkan laju erosi tanah yang berkontribusi terhadap penurunan laju sedimentasi pada Badan Air penerima. Masa tanah yang tererosi sebagian akan tersedimentasikan pada daerah-daerah cekungan dan sebagian akan diendapkan pada dasar Badan Air permukaan. Besarnya jumlah sedimen sangat ditentukan oleh berbagai faktor antara lain topografi/kelerengan, Iuas DAS, dan tingkat tutupan lahan. Nilai faktor yang menentukan jumlah masa tererosi untuk tersedimentasi tersebut dikenal sebagai Nisbah Pelepasan Sedimen (NPS) yang dinyatakan dalam persen (%). - 30- Perhitungan beban sedimentasi (S) yang berasal dari erosi lahan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan (1) berikut S=W.ANPS (pers. 1) Dimana, S = beban sedimentasi (ton/tahun) W = luas rehabilitasi lahan (ha) A = laju erosivitas tanah (ton/(ha.tahun) NPS = nisbah pelepasan sedimen (%) Perhitungan laju erosivitas tanah (A) dapat dihitung dengan formula USLE (Universal Soil Loss Equation) yang ditunjukan pada persamaan (2) A=RKIS.C.P (pers. 2) R = erosivitas hujan K = kepekaan erosi tanah LS = faktor lereng € = faktor tutupan Jahan P = faktor teknik konservasi tanah Erosivitas hujan (R) Nilai faktor erosivitas hujan (R) dihitung berdasarkan data curah hujan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Gusti Syamsir Alam, Kotabaru, 2002-2021 dengan menggunakan persamaan Bols (1978) dalam Arsyad (2000), yakni: R= 6,119 (RAIN) 121 (DAYS) -°-47(MAXP) 0.53 dimana : R = Indeks erosivitas hujan bulanan (Elao) RAIN Curah hujan rata-rata bulanan (cm) DAYS Jumlah hari hujan rata-rata bulanan (dalam hari) MAXP = Curah hujan maksimum selama 24 jam dalam bulan bersangkutan (cm) Tabel 31. 1 Nilai Indeks Erosivitas Hujan di Daerah Studi Bulan (RAIN) 121 (Days, -0.87 | (MAXP 0.59 R Januari 48 0,96 3,53 1000 Pebruari 46 0,96 3,60 965 Maret 53 0,92 3,35 "1007 April _ 33 1,05 Poa opts 680 Mei 40 1,05 3,88 ___ 1004 | Juni ai52| 1,00 | 3,97 1270 -31- Bulan | (RAIN 121 (DAYS) -947 | (MAXP 0.53 | R | Juli 39 [eseaet a 3,93 1043 ‘Agustus 25 1,27 4,22 820 September 23 1,27 4,71 839 Oktober 23 1d 2,63 417 Nopember 35 1,05 3,49 797 Desember 67 100 | 4,17 1708 Total 486 13 (45 11.551 Sumber: Hasil Analisis Tim Addendum Andal dan RKL-RPL (2022) Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa nilai erosivitas hujan (R) tahunan di daerah studi sebesar 11.551. Erodibilitas tanah (K) Jenis tanah di lokasi tapak proyek adalah alluvial (entisol) dan podsolik (ultiso). Namun karena alluvial berada pada kelerengan 0-3%, maka tidak dilakukan prediksi erosi. Prediksi erosi hanya dilakukan pada podsolik yang menempati lereng >3%. Nilai faktor erodibilitas tanah (K) didekati dengan menggunakan nilai K-Tabel (Arsyad, 2000), dengan memperhatikan jenis tanah dan data karakteristik tanah di lapangan meliputi tekstur tanah, struktur tanah, dan_nilai permeabilitas tanah. Berdasarkan literatur tersebut nilai kepekaan erosi tanah (K) tanah podsolik, kambisol, Mediteran, dan molisol berisar antara 0,11-0,19 tergantung kadar bahan organic, kadar liat, struktur tanah, dan permeabilitas tanah pada tanah permukaan (top soil. Faktor lereng (LS) Faktor kelerengan meliputi tingkat kemiringan lereng dan panjang lereng dihitung dengan menggunakan Rumus Morgan (1979) sbb: LS =YL (0,0138 + 0,00965 x S + 0,00138 x $4) dimana : L= panjang lereng (m) S= kemiringan lereng (%) Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, kondisi bentuk wilayah area rehabilitasi lahan termasuk kategori agak berbukit (16-25%) dengan panjang lereng rata-rata 40 - 50 meter, sehingga dengan menggunakan persamaan faktor panjang lereng menurut Morgan di atas didapatkan faktor LS sebesar 5,37, Faktor tanaman penutup (C) Indeks pengelolaan tanaman mengacu pada tabel Indeks Pengelolaan Tanaman (Faktor C) pada berbagai tipe penggunaan lahan sebagaimana dikemukakan oleh Hammer (1980) dalam Hardjowigeno (1995) dan Pusat Kajian Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Indonesia (2009). Area bekas ABC yang belum direhabilitasi berada dalam kondisi terbuka memiliki nilai faktor -32- C=0,95. Sedangkan hasil rehabilitasi lahan berupa hutan sekunder serasah rendah memiliki nilai faktor C=0,005 Faktor teknik konservasi tanah (P) Nilai faktor teknik konservasi tanah (P) diprediksi berdasarkan hasil pengamatan lapangan dengan mengacu pada hasil penelitian tentang nilai P pada kondisi yang identik, yaitu faktor teknik konservasi pada kondisi alami/rona lingkungan awal tanpa tindakan konsevasi memiliki nbilai faktor P=1,0 dan penggunaan lahan dengan tindakan konservasi berupa terras bangku memiliki nilai faktor P=0.04. Hasil Perhitungan Tabulasi perhitungan laju erosi tanah pada kondisi sebelum dan sesudah rehabilitasi lahan bekas ABC ditunjukan pada Tabel 31.3. Sedangkan Tabulasi Perhitungan Laju Sedimentasi pada kondisi sebelum dan sesudah rehabilitasi lahan bekas ABC ditunjukan pada Tabel 31.4. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diperkirakan bahwa upaya rehabilitasi lahan bekas kegiatan ABC seluas 86,09 Ha di wilayah tapak proyek memiliki potensi pencegahan sedimentasi dari erosi lahan terbuka sebesar 101.189 ton/tahun. Nilai Kompensasi tersebut jauh melebiihi nilai beban pencemaran TSS yang dibuang ke Sungai dari IPAL S/P-HA-03 dan S/P-KK-02 yaitu sebesar 10,77 ton/tahun seperti ditunjukan pada Tabel 31.2 Tabel 31.2 Tabulasi Perhitungan Beban Pencemaran TSS ke Sungai pre Debit | Konsentrasi) Beban Pencemaran Kode IPAL Rerata | TSS TSS Penaatan | Maksimum (m3/hari) ieee (er/m3)_[gr/hari | ton/tahun S/P-HA-03 TP-07 183 100, 18300 | 6,68 $/P-KK-02 TP-08 112 100 | 11200] 4,09 Total beban pencemaran TSS ke Sungei 10,77 | -33- Tabel 31.1 Tabulasi Perhitungan Laju Erosi Tanah pada Kondisi Sebelum dan Sesudah Rehabilitasi Lahan Bekas ABC | Kepekaan | oe PE Faktor cou ik Brosivitas| P| ereng | Paktor Turupan | Pabfor tlie | ay prosi kona | | aa fe, | an servasi | Tanah Lahan Litik) fetta ni R K A | ton/ | | toa tat) | Sebelum ~ tanpe ] Seb Tiss: | 011 | 57 | 095 | terbuka | 1 | camp | az | Setelah| | 1 oc hutan | terasering | 5 4 | Rehabititasi | 1155? pen 37 | 0.005 | sexunder|°7 | sebagian |” Tabel 31.2 Tabulasi Perhitungan Laju Sedimentasi pada Kondisi Sebelum dan Sesudah Rehabilit si Lahan Bekas ABC | Tuas |, Nisbah i Laju Erosi Tanah Pelepasan | Laju Sedimentasi Area. ‘Sedimen A Ww NPS__|_S=A.A.NPS/100 ton/(Ha.tahun) Ha % (ton/tahun) Sebelum Rehabilitasi | 6.482 86,09 | 18,2 101.563 | Setelah Rehabilitasi | 24 86,09 | 18,2 374 Besaran pencegahan sedimentasi (ton per tahun) : 101.189 Salinan sesuai dengan aslinya IAN PROGRAM, EVALUASI, DIREKTUR JENDERAL, ttd NNY TARLUGA SILABAN SIGIT RELIANTORO -34- LAMPIRAN VI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN NOMOR 114 TAHUN 2024 TENTANG ‘TATA CARA PENYUSUNAN DAN EVALUASI KAJIAN KOMPENSASI TATA CARA PERHITUNGAN PENURUNAN BEBAN PER PARAMETER DARI BENTUK KEGIATAN KOMPENSASI EKORIPARIAN Tahapan perhitungan kompensi dari sektor domestik masyarakat atau rumah tangga dapat dilakukan sebagai berikut: 1, Identifikasi parameter kunci Air Limbah dari kegiatan utama dan penunjang yang akan dibuang ke badang air 2. Identifikasi parameter kualitas air yang telah melampaui baku mutu air atau alokasi beban pencemaran air (ABPA)/ Baku Mutu Air (BMA) pada segmen atau zona Badan Air tempat pembuangan Air Limbah (outfall) yang direncanakan 3. Parameter yang dihitung sebagaimana dimaksud pada nomor 2 adalah parameter yang sama dengan parameter kunci Air Limbah yang direncanakan akan dibuang ke segmen Badan Air 4. Hitung beban pencemaran Air Limbah parameter tersebut dengan cara mengalikan konsentrasi maksimum yang dirancang pada outlet IPAL dengan debit maksimum sesuai perhitungan neraca air. Perhitungan debit Air Limbah domestik Qumban = P x Quir x © Diketahui Qunban = Debit potensial timbulan Air Limbah (I/hari) P = Populasi penduduk (orang) Qair = Kebutuhan Air (1/orang-hari) c = Koefisien Konversi air bersih ke air kotor 11= 1/1000 m3 Perhitungan beban pencemaran Air Limbah Bebanainimbah (kg/hari) = Qumbeh % Ceons Diketahui Qimban = Debit potensial timbulan Air Limbah (m°/hari) Coons = Konsentrasi parameter Air Limbah (mg/L) 5. Beban pencemaran Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 digunakan sebagai acuan untuk menghitung kapasitas dan jenis IPAL domestik Kompensasi yang akan dibangun 6. Beban pencemar Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 harus lebih kecil dibandingkan dengan penurunan beban pencemaran yang dihasilkan oleh pengoperasian IPAL domestik Kompensasi -35- 7. Lakukan penetapan lokasi, jenis teknologi IPAL domestik Kompensasi, penjadwalan (sosialisasi, konstruksi, uji coba). 8. Lakukan perhitungan beban pencemaran Air Limbah di inlet IPAL domestik Kompensasi dengan cara mengalikan konsentrasi di inlet dengan debit rancangan IPAL domestik Kompensasi 9. Lakukan perhitungan beban pencemaran Air Limbah di outlet IPAL domestik Kompensasi dengan cara mengalikan konsentrasi di outlet dengan debit rancangan IPAL domestik Kompensasi 10.Penurunan beban pencemaran yang dihasilkan oleh pengoperasian IPAL domestik Kompensasi diperoleh dengan cara menghitung selisih antara beban pencemaran Air Limbah di inlet dengan outlet IPAL domestik Kompensasi 11. Pastikan bahwa pencemar Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 lebih kecil dibandingkan dengan penurunan beban yang dihasilkan oleh pengoperasian IPAL domestik Kompensasi sebagaimana pada nomor 10 Contoh: Kualitas air Sungai penerima Air Limbah PT. MAJU MUNDUR untuk parameter TSS dan Amonia telah melewati mutu air kelas 2, sehingga PT. MAJU MUNDUR diwajibkan melakukan pemanfaatan Air Limbah dan/atau Kompensasi alternatif penurunan beban pencemaran dari sektor lain. Dalam hal ini PT. MAJU MUNDUR akan melakukan pemanfaatan Air Limbah dari hasil pengolahan Air Limbah campuran (proses dan domestic) untuk digunakan dalam proses produksi sebesar 20% (70 m3/hari) sedangkan 80% (280 m3/hari) akan dibuang ke sungai. Untuk mengKompensasi beban pencemar yang dibuang tersebut, PT.MAJU MUNDUR akan membangun ekoriparian yang meliputi Pembangunan IPAL komunal domestik masyarakat, dan penataan landscape. Jumlah beban pencemar yang akan diturunkan dari pembangunan ekoriparian tersebut kurang lebih sama dengan beban pencemar yang akan dibuang. Sementara itu TSS menjadi parameter yang digunakan dalam perhitungan Kompensasi beban pencemar tersebut. Perhitungan yang digunakan berdasarkan asumsi bahwa setiap orang mengeluarkan TSS per hari sebesar 38 gr (Puslit Air PUPR, 2013). IPAL domestik Kompensasi tersebut akan dibangun untuk memenuhi Permen LHK No.68 Tahun 2016, sehingga beban pencemar untuk parameter yang lainnya selain TSS seperti BOD, COD, Amoniak, Minyak & lemak di sungai penerima Air Limbah akan menurun, Ekoriparian yang akan dibangun meliputi IPAL komunal dengan kapasitas 23 m3/hari yang mampu menurunkan beban TSS 8,8 kg/hari, sedangkan CW seluas 874.42 m?akan dibangun untuk menampung dan mengolah air limpasan dari daerah tangkapan air (DTA) sebesar 1,75 ha yang ditargetkan dapat menurunkan beban TSS 9,6 kg/hr. Estimasi biaya yang diperlukan untuk membangun ekoriparian Rp. 1,140,965,510,-. Perhitungan kapasitas dan anggaran ekoriparian yang terdiri dari IPAL, CW, dan Landscape diperlihatkan pada Tabel 3.1. -36- Contoh perhitungan: 1. Beban pencemaran tertinggi dari Air Limbah yang akan dibuang ke Badan Air permukaan dan beban minimum yang akan diKompensasikan: Bebanaisimbah (kg/hari) = Quimban % Coons X € Diketahui Quimban = Debit potensial timbulan Air Limbah (m?/hari) Ccons = Konsentrasi parameter Air Limbah (mg/L) ce = Koefisien Konversi air bersih ke air kotor 1 L= 1/1000 ms Beban yang akan dikompensasikan: Bebaniiriimbah + 10% dari Bebansiriaban Faktor emisi BOD = 40 gr/orang/hari* 3. Bentuk Kompensasi: IPAL domestik komunal di ckoriparian dengan peruntukan untuk masyarakat sekitar Pengolahan Air Limbah domestik (orang) = Bebanaumben (kg/hari) / faktor emisi BOD (kg/orang/hari) 4. Perhitungan debit Air Limbah yang akan diolah dengan IPAL domestik La komunal: Quimvan = p x Qair * € Diketahui Qimbeh = Debit potensial timbulan Air Limbah (1/hari) P = Populasi penduduk (orang) Qur = Kebutuhan Air (1/orang.hari) c ~ Koefisien Konversi air bersih ke air kotor 1L = 1/1000 m3 Tabel 1. Perhitungan Kapasitas dan Estimasi Anggaran Ekoriparian Deskripsi Jumlah Unit RANCANGAN BMAL DAN BEBAN PENCEMARAN [Volume Air Limbah WWTP _ 350 m3/hari | Reuse (20%) 70 m3/hari_| Limbah yang akan dibuang 280 m3/hari BMAL TSS - 57.04 mg/I Beban Pencemaran Tertiny 15.97 Kg/hari__ | Penambahan 10% untuk | mempertimbangkan efesiensi_ IPAL | 90% | 1.60 Ke/hari__| Pembuangan dari proses dan dari! | IPAL domestik baru 17.57 Kg/hari VI. RANCANGAN KOMPENSASI DENGAN EKORIPARIAN INTEGRASI SEKTOR DOMESTIK, NIR TITIK & LANDSCAPING | 1 |Pengolahan Air Limbah Domestik 2s eeete Jiwa | Masyakarat | i 38 KK -37- No) “Deskripsi Jumiah Unit 1 2. | Debit Air Limbah yang diolah dengan 23 m/hari_—_ | IPAL | Biaya pembangunan IPAL domestik _ 15,000,000.00 | | per m3 Air Limbah (Rp) Biaya Pembangunan IPAL domestik | 346,743,157.89 | 58 kk (Rp) Biaya Pemipaan IPAL domestik 58 kk | 100,000,000.00 (Rp) Total Biaya Pembangunan IPAL| 446,743,157.89 domestic (Rp) Biaya Koordinasi dan Sosialisasi (Rp) | 20,000,000.00 | Pertemuan { dengan | KLHK, | Pemkot dan | Masyarakat _| Biaya FS dan DED 91,395,475.79 10% dari | biaya | konstruksi_| PPN + PPH 115,615,276.87 | Grand Total Zi oe 1,140,965,510.56 PT. Maju Mundur akan berkoordinasi dengan KLHK dan Pemda berkenaan dengan penetapan lokasi yang memenuhi persyaratan pembangunan ckoriparian. Disamping itu PT. Maju Mundur bekerjasama dengan Pemda akan melakukan sosialisi kepada masyarakat. Jadual pembangunan ekoriparian diperlihatkan pada Tabel 3.2. Tabel 2. Jadual Pembangunan Ekoriparian No Kegiatan OF 1_| Pra-kontruksi Koodinasi dengan KLHK dan Pemerintah Daerah Penyiapan Lahan 7 Haat Sosialisasi ke Masyarakat Kontruksi Pembangunan Ekoriparian Serah terima ke Pemda 3_| Pasca-kontruksi Pengoperasian dan Pemeliharaan Penurunan beban pencemaran total untuk parameter amonia setelah dibangun dan dioperasikannya ekoriparian diperkirakan 3,27 kg/hari, sedangkan beban ammonia yang akan dibuang dan harus diKompensasikan sebesar 2.26 kg/hari, sehingga penurunan beban amonia melebihi target yang diminta. Contoh perhitungan penurunan beban pencemar parameter ammonia. -38- 1. Faktor emisi ammonia per orang = 1,8 gr/orang/hari* 2, Beban pencemar (kg/hari) = faktor emisi (gr/orang/hari) * p (orang) x 1/1000 g/kg 3. Penurunan beban pencemar setelah dioperasikannya IPAL = Perhitungan penurunan beban pencemar amonia dapat dilihat pada Tabel 3.3 Tabel 3. Penurunan Beban Pencemar Parameter Amonia dari Ekoriparian 18 0.42 Faktor emisi Amonia per orang (gr/hr) Beban Awal Amonia dari 231 jiwa (kg/hr) Penurunan Beban Pencemar setelah dioperasikannya IPAL | | (kg/hr) 075 | Faktor emisi Amonia dari roun-off di perkotaan(kg/ha/th) 2.40 [Beban Awal Amonia dari DTA seluas 1,75 ha (kg/hr) _ 4.20 Penurunan Beban Pencemar Amonia setelah dioprasikannya | wetland (kg/hr) Bois Total Penurunan Amonia dari ckoriparian (kg/hr) | 8.27 2.26 Total Beban Amonia yang harus diKompensasi (kg/hr) Tabel 4. Perbandingan Penurunan Beban Pencemar dengan Pembuangan Air Limbah IPAL Terproduksi Sls BP san | goon ne | PAL Kompensasi Kompensasi Inset an ameter | i) BPindust No | Parameter Ferrers | ear) |aPindus | ieee (ighran_| lg/har) | hari | Satuan inlet __[BP(kg/hari) [Outlet(mg/l) [BP {kg/ha | a b | tal-(b) Debit air | | maha | | a_tmban_ 1 | | cop met | 200 a aol 08 72 1a 58 [af imeniak [melt rl 0.5] ers 00675] 0380s] ona] 03005) Salinan sesuai dengan aslinya ;AGIAN PROGRAM, EVALUASI, DIREKTUR JENDERAL, ttd DENNY TARLUGA SILABAN SIGIT RELIANTORO -39- LAMPIRAN VII KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN, DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN NOMOR 114 TAHUN 2024 TENTANG ‘TATA CARA PENYUSUNAN DAN EVALUASI KAJIAN KOMPENSASI TATA CARA PERHITUNGAN PENURUNAN BEBAN PER PARAMETER DARI BENTUK KEGIATAN KOMPENSASI PENGELOLAAN NIRTITIK Tahapan perhitungan Kompensasi alternatif penurunan beban pencemaran dari sektor nir titik menggunakan lahan basah buatan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Identifikasi parameter kunci Air Limbah dari kegiatan utama dan penunjang yang akan dibuang ke Badan Air 2. Identifikasi parameter kualitas air yang telah melampaui baku mutu air atau alokasi beban pencemaran air (ABPA)/ Baku Mutu Air (BMA) pada segmen atau zona Badan Air tempat pembuangan Air Limbah (outfall) ‘yang direncanakan 3. Parameter yang dihitung sebagaimana dimaksud pada nomor 2 adalah parameter yang sama dengan parameter kunci Air Limbah yang direncanakan akan dibuang ke segmen Badan Air 4. Hitung beban pencemaran Air Limbah parameter tersebut dengan cara mengalikan konsentrasi maksimum yang dirancang di outlet IPAL dengan debit maksimum sesuai perhitungan neraca air 5. Beban pencemaran Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 digunakan sebagai acuan untuk menghitung kapasitas dan jenis lahan basah yang akan dibangun Perhitungan beban sebagai berikut: Bebaniairlimbah (kg/hari) = Qumbah * Ccons x © Diketahui Qimsen = Debit potensial timbulan Air Limbah (m?/hari) Ceons = Konsentrasi parameter Air Limbah (mg/L) c = Koefisien Konversi air bersih ke air kotor 11=1/1000 m3 6. Beban pencemar Air Limbah usaha dan/ atau kegiatan yang akan dibuang sebagaimana pada nomor 4 harus lebih kecil atau sama dibandingkan dengan penurunan beban pencemaran yang dihasilkan oleh pengoperasian lahan basah Kompensasi 7. Lakukan penetapan lokasi, jenis teknologi lahan basah, penjadwalan (sosialisasi, konstruksi, uji coba). 8. Lakukan estimasi beban pencemaran Air Limbah nir titik di inflow lahan basah buatan dengan cara membagi beban pencemaran Air Limbah maksimum usaha dan/atau kegiatan sebagaimana pada nomor 4 dengan -40- factor emisi beban pencemar nir titik lahan per meter per hari (untuk TSS 3,97 kg/ha/hari) 9. Lakukan estimasi penurunan beban pencemaran Air Limbah nir titik dengan cara menambahkan hasil perhitungan pada Nomor 8 dengan 20%. Hal inj dilakukan berdasarkan asumsi bahwa efisiensi penurunan beban pencemaran teknologi lahan basah buatan untuk parameter TSS sebesar 80%. 10. Lakukan perhitungan luas lahan daerah tangkapan hujan (catchment area) yang Air Limbah nir titiknya akan diolah dengan lahan basah buatan dengan cara membagi hasil perhitungan Nomor 9 dengan factor emisi beban pencemar nir titik lahan per meter per hari (untuk TSS 3,97 kg/ha/hari). 11. Lakukan perhitungan luas lahan basah buatan yang diperlukan untuk menurunkan beban pencemaran Air Limbah nir titik dari luas lahan daerah tangkapan hujan pada Nomor 10 dengan cara mengalikan luas Jahan daerah tangkapan hujan (catchment area) dengan 5%. Hal i dilakukan berdasarkan data empiris bahwa luas lahan hanya 2-5% dari luas luas lahan daerah tangkapan hujan (catchment area) Study Kasus Kajian Penurunan Beban Pencemaran dari sector nir titik menggunakan lahan basah buatan (constructed wetland). Low Impact Development (LID) merupakan sebuah pendekatan yang dapat digunakan untuk mengelola stormwater dan pengendalian pencemaran sumber nif titi. LID adalah sebuah metode untuk mengelola stormwater pada daerah perkotaan, di mana air dikelola pada lanskap yang kecil, dan memerlukan biaya yang relatif murah (United States of America - Prince George’s Country Maryland, 1999). Salah satu LID yang umum digunakan adalah Lahan Basah Buatan (constructed wetland), yaitu sebuah kolam yang bertujuan untuk mengontrol banjir dan memperbaiki kualitas air, di mana dapat menciptakan pula habitat yang lebih baik untuk spesies avian dan akuatik. Secara umum, Lahan Basah Buatan dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan parameter hidrolik pada saluran, menghasilkan aliran yang scragam, menjaga erosi dari sedimentasi, dan menurunkan beban pencemaran dari sumber nir titik perkotaan, Seperti yang disampaikan oleh DuPoldt, et al (1999), Lahan Basah Buatan merupakan kolam yang diisi dengan substrak yang umumnya berupa tanah dan kerikil, serta ditanami dengan vegetasi yang dapat bertahan pada kondisi tersaturasi, di mana air masuk pada satu sisi dan mengalir menuju permukaan atau melalui substrat, serta mengalir kembali ke satu sisi lainnya melalui weir atau struktur lain yang mengontrol kedalaman air pada wetland. Lahan Basah Buatan telah digunakan untuk mengolah berbagai macam air buangan termasuk aliran permukaan perkotaan, industri, pertanian, dan asam tambang (United States of America - U.S. Environmental Protection Agency, 1999), sehingga Lahan Basah Buatan kerap dikenal sebagai media yang sangat cfisien dalam melakukan purifikasi air (Dolan, et al, 1981; Brix, 1987; Brix, 1993; Vinita, et al, 2008; Chang, 2012). Tipe Lahan Basah Buatan ada dua yaitu sistem aliran permukaan atau Free Water System (FWS) dan sistem aliran bawah permukaan atau Sub- surface

You might also like