You are on page 1of 4
PENGANTAR Berpedoman pada Peraturan Rektor Universitas Indonesia Nomor 91 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Universitas Indonesia beserta Peraturan Internal Ikatan Mahasiswa Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia Nomor 1 Tahun 2024, IMMt FTU! mengakui bahwa Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atan menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang, karena ketimpangan relasi kuasa darvatau gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk yang mengganggu keschatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan melaksanakan kegiatan dengan aman dan optimal. Kekerasan Seksual mencakup tindakan yang dilakukan secara verbal, nonfisik, fisik, dan/atau melalui teknologi informasi dan komunikasi. 3. Kekerasan Seksual meliputi : a. menyampaikan ujaran yang mendiskriminasi atau melecehkan tampilan kondisi tubuh, dan/atau identitas gender Korban; b, memperlihatkan alat kelaminnya dengan sengaja tanpa persetujuan Korban; ¢. menyampaikan ucapan yang memuat rayuan, lelucon, dan/atau siulan yang bernuansa seksual pada Korban; d.-menatap Korban dengan nuansa seksual dan/atau tidak nyaman; €, mengirimkan pesan, lelucon, gambar, foto, audio, dan/atau video bernuansa seksual kepada Korban meskipun sudah dilarang Korban; £ mengambil, merckam, dan/atau mengedarkan foto dan/atau rekaman audio Gan/atau visual Korban yang bernuansa seksual tanpa persetujuan Korban; g mengunggah foto tubuh dan/atau informasi pribadi Korban yang bernuansa scksual tanpa persetujuan Korban; hb, menyebarkan informasi terkait tubuh dan/atau pribadi Korban yang bernuansa scksual tanpa persetujuan Korban; i. mengintip atau dengan sengaja melihat Korban yang sedang melakukan kegiatan secara pribadi dan/atau pada ruang yang bersifat pribadi; ‘membujuk, menjanjikan, menawarkan sesuatu, atau mengancam Korban untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual yang tidak disetujui oleh Korban; k, memberi hukuman atau sanksi yang bernuansa seksual; 1. menyentuh, mengusap, meraba, memegang, memeluk, mencium, dan/atau menggosokkan bagian tubuhnya pada tubuh Korban tanpa persetujuan Korban; m_ membuka pakaian Korban tanpa persetujuan Korban; rn, -memaksa Korban untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual; ©. mempraktikkan budaya Kkomunitas mahasiswa, pendidik, dan tenaga kependidikan yang bermuansa Kekerasan Seksual,; p. melakukan percobaan perkosaan, namun penetrasi tidak terjadi; q. melakukan perkosaan termasuk penetrasi dengan benda atau bagian tubuh selain alat kelamin; r memaksa atau memperdayai Korban untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rangka mencegah Korban hamil; memaksa atau memperdayai Korban untuk melakukan aborsi; ‘memaksa atau memperdayai Korban untuk hamil; melakukan eksploitasi seksual; melakukan perbudakan seksual; ww, melakukan penyiksaan seksual; x. membiarkan terjadinya Kekerasan Seksual dengan sengaja; dan/atau y. melakukan perbuatan Kekerasan Seksual lainnya, seperti perbuatan Kekerasan Scksual berbasis online/digital dan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, eo 4, Kekerasan Seksual berbasis online/digital sebagaimana tertera dalam nomor 3 huruf y berupa 4. mengamati, memotret, merekam, atau membuat rekaman visual atau pereakapan dari aktivitas seksual atau mudity/ketelanjangan tanpa sepengetahuan dan persetujuan Korban; b. berbagi rekaman visual atau percakapan/auditory records dari aktivitas seksual atau nudity/ketelanjangan tanpa sepengetahuan dan persetujuan dari Korban ‘yang terekam dan penerima; dan/ atau terus-mencrus mengirimkan pesan bernada ajakan scksual atau kalimat yang ‘mengandung konten seksual kepada Korban tanpa persetujuan Korban. 5. Persetujuan Korban sebagaimana tertera dalam nomor 3 hurufb, huruf f, huruf g, huruf 1h, huruf|, dan huruf m serta dalam nomor 4, dianggap tidak sah dalam hal Korban : ce a e £ & b ti undangan; usia belum dewasa sesuai dengan kefentuan peraturan perundang- mengalami situasi di mana pelaku mengancam, memaksa, dan/atau menyalahgunakan kedudukannya; ‘mengalami kondisi di bawah pengaruh obat-obatan, alkohol, darvatau narkoba; mengalami sakit, tidak sadar, atau tertidur; memiliki kondisi fisik dan/atau psikologis yang rentan; mengalami kelumpuhan sementara (tonic immobility’); dan/atau ‘mengalami kondisi terguncang; dan/atau Korban adalah penyandang disabilitas mental atau disabilitas fisik dengan gerak terbatas. PAKTA INTEGRITAS FUNGSIONARIS IKATAN MAHASISWA METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA 2024 Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muhammad Syarif ‘Nomor Pokok Mahasiswa — : 2306157356 Jabatan : Staff Bidang Akademis dan Keprofesian ‘dengan sadar menyatakan bahwa saya: 1. telah membaca dan memahami definisi kekerasan seksual, bentuk-bentuk kekerasan seksual, serta konsep persetujuan yang diakui olch IMMt FTUI; 2. tidak pernah melakukan kekerasan seksual yang diakui oleh IMMt FTUI; 3. berjanji tidak melakukan kekerasan seksual yang diakui oleh IMMt FTUI; 4. bersedia untuk turut serta dalam menciptakan IMMt FTUI sebagai ruang yang aman ddan bebas dari kekerasan seksual; dan 5. bersedia dikenakan sanksi menurut peraturan yang berlaku apabila saya terbukti ‘melanggar pernyataan saya dalam pakta integritas ini Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Depok, 24 Maret 2024 Yang membuat pernyataan, a ( Muhémmad Syarif)

You might also like