Professional Documents
Culture Documents
PBL SEMESTER V
Look : pengembangan dada, retraksi intercosta Listen : dengarkan, suara tambahan (sumbatan parsial: snoring, gargling, crowing) Feel : rasakan hawa nafasnya
Bernafas pertahankan jalan nafas bebas beri oksigen/nafas bantuan raba arteri radialis
ada
tidak ada
tidak ada
ada
shockable
un-shockable
B : BREATHING & PNEUMOTHORAX MANAGEMENTS Menggunakan prinsip Breathing BLS (Ingat : Nafas bantuan bila nafas px tidak adekuat; Guideline 2010 berikan pijat jantung 1 siklus bila px tidak bernafas/apnea, kemudian cek nadi carotis. Guideline 2005 beri nafas buatan 2x nafas efektif/asal dada mengembang, memberikan O2 sebesar 21%, namun hanya memberi oksigen optimal 16%) Tetap lakukan Airway management Alat bantuan nafas : o BVM (Bag-Valve-Mask)/Ambu Bag : 21 % (udara bebas), syarat: px tidak bernafas o Nasal canule/nasal pronk : 24 32% (Oxygen flow rate <1 4 L) o Simple Mask : 40 60% (Oxygen flow rate 6 8 L) o BVM + sumber O2 : 40 60% (Oxygen flow rate 6 8 L) o Simple Mask + Reservoir : 60 80% (Oxygen flow rate 8 10 L) o Jackson-Rees : 100% (Oxygen flow rate >10 L) o BVM + Reservoir + sumber O2 : 100% (Oxygen flow rate >10 L) Prinsip: berikan oksigen terbesar yang kita punya!!! Evaluasi : frekuensi dan terangkatnya dada Pneumothorax : o Adanya udara di dalam rongga paru/cavum pleura o Ciri-ciri : Adanya gerakan salah satu sisi dada yang tertinggal (sisi yang tertinggal pneumothorax) Trakhea bergeser ke arah yang normal Perkusi : hipersonor (sisi pneumothorax) Auskultasi : bunyi nafas tidak terdengar o Jenis : plester 3 sisi Open pneumothorax plester 3 sisi kresek Ventile/Tension pneumothorax siap tindakan Close pneumothorax bisa diserap sendiri/jadikan open o Tindakan : Thoracosentesis Syringe/spuit, isi setengah volumenya dengan air, tutup dengan piston Letak tusukan di midclavicular line dex/sin ICS 2, di atas costa 3 Tusukkan sampai tembus kulit (di bawah kulit) Lepaskan piston, tusukkan lebih dalam 4 5 cm sampai ada gelembung udara Ganti spuit dengan selang yang dihubungkan dengan botol yang diisi air. Selang dimasukkan sampai 2 cm dibawah permukaan air. Botol diletakkan 50-80 cm dibawah posisi px Ganti dengan WSD (water sealed drainage) Biarkan sampai gelembung habis/berhenti
C : CIRCULATION AND BLEEDING MANAGEMENT Menggunakan prinsip Circulation BLS (Ingat : tanda shock; posisi shock; RJPO/CPR) Tetap lakukan Airway, Breathing Management RJPO (Resusitasi Jantung-Paru-Otak)/CPR (Cardio-Pulmonary Rescucitation) : o Berikan pijat jantung luar dan pernafasan buatan dengan perbandingan 30 : 2 (dilakukan dalam 5 siklus 1 penolong / 7 -8 siklus 2 penolong, selama 2 menit) o Cek karotis selama 10 o Ada evaluasi A,B,C Tidak ada lakukan lagi RJPO/CPR dihentikan apabila: o ROSC (return of spontaneous circulation) o Pasien meninggal (adanya tanda2 kematian) o Bantuan datang (bila di luar fasilitas pelayanan kesehatan) o Penolong lelah Tekanan intracranial : naikkan posisi tubuh px 30 30 bila leher terfiksasi, naikkan beserta alasnya Tanda Shock : o Perfusi/akral : Pucat, dingin, basah o CRT : >2 detik o Nadi cepat dan lemah (>140 x/menit) o Tensi palpatoir : radialis : 80 mmHg brachialis/femoralis : 70 mmHg carotis : 60 mmHg 45 Posisi shock : Angkat kedua kaki 45 Manajemen shock (hipovolemik, kardiogenik, septik, anafilaktik): Kanul : pakai yang paling besar (dewasa : 14 Fr; Anak : 6-8 Fr) Larutan : RL/RA/Kristaloid/NaCl 0,9%/PZ (Lihat buku panduan PPGD hal. 24 26, 81 83) Hipovolemia DEHIDRASI (% x BB) PERDARAHAN (% x EBV) LUKA BAKAR (LUAS x BB x 4) ATASI SHOCK GROJOG 20 40 cc/Kg; 10 20 menit (Dewasa) 30 60 menit (Anak) MASIH SHOCK ? MEMBAIK GROJOG LAGI YA TIDAK
+ SHOCK
Dehidrasi Derajat Dehidrasi (Kriteria Pierce) Gejala Defisit Ringan (3-5% BB) Turgor kulit Berkurang Lidah Normal Mata Normal Ubun-ubun Normal Rasa haus + Nadi Tensi Urine Contoh : BB : 30 Kg Shock Berat
Interstitiil Sign; Plasma Sign Sedang (6-8% BB) Berat (>10% BB) Menurun sangat menurun Lunak kecil keriput Cowong sangat cowong Cekung sangat cekung ++ +++ kecil lemah sangat kecil tak terukur Pekat Anuria Estimasi kehilangan cairan : 10% x 30 kg = 3 L = 3000 cc
Grojog 20 cc/Kg; 10 20 menit = 600 cc CEK HEMODINAMIK MEMBAIK MEMBAIK Grojog STOP ! Ganti MAINTENANCE 3000 600 = 2400 cc TETAP BURUK Grojog ulang 20 cc/Kg; 10 20 menit MEMBAIK 50% 8 jam 50% 16 jam TETAP BURUK Grojog ulang 20 cc/Kg; 10 20 menit
+ CAIRAN MAINTENANCE o Perdarahan Trauma status Giesecke Class Lost EBV I < 15%
II
15 30%
III
30 40%
Tekanan darah Masih normal Hipotensi postural Sistolik tetap Diastolik naik Tekanan nadi turun Hipotensi postural Sistolik turun
Tanda lain Agak gelisah Nafas 14 20 Agak gelisah Nafas 20 30 CRT lambat Oligouria Gelisah/bingung Nafas 30 40 Kulit dingin keabu-abuan Anuria, Bingung/lethargy
> 100
> 120
IV
> 40%
> 140
Penghitungan perkiraan kehilangan darah tubuh EBV = 70 cc x BB EBL = derajat perdarahan x EBV Cara pemberian cairan : Atasi shock dengan guyur/grojog 20 cc/Kg Guyur hingga 2 4 x EBL Bila shock sudah teratasi, langsung ke maintenance o Luka Bakar Cara pemberian cairan : Luas luka bakar x BB x 4 Cairan diberikan setengah dalam 8 jam pertama setelah kejadian, setengah dalam 16 jam berikutnya Rule of Nine 4,5
4,5
4,5
4,5
9 9 1 9 9
4,5
9 9 9 9
4,5
Belakang
1. Anak usia 1 tahun dengan berat badan 10 kg mengalami dehidrasi derajat berat. Berapa cairan yang diperlukan? Butuh : 10% x 10 = 1000 cc Grojog 30 60 : 20 x 10 kg = 200 cc Defisit cairan : 1000 200 = 800 cc Maintenance : 100 x 10 kg : 1000 cc/24 jam I. 8 jam II. 16 jam 400 cc 400 cc + + 1/3 x 1000 = 350 cc 2/3 x 1000 = 650 cc Total = 750 cc/8 jam Total = 1050 cc/16 jam = 93,75 cc/jam = 65,625 cc/jam
2. Pria, usia 30 tahun, BB 60 kg mengalami perdarahan dengan derajat berat. Berapa cairan yang diberikan? Derajat perdarahan : 40% EBV : 70 x 60 kg = 4200 cc EBL : 40% x 4200 = 1680 cc Butuh : 4 x EBL = 4 x 1680 = 6720 cc Grojog 10- 20 : 20 x 60 kg = 1200 cc Defisit cairan : 6720 1200 = 5520 cc Maintenance : 40 x 60 kg = 2400cc/24 jam I. 8 jam II. 16 jam 2760 cc 2760 cc + + 1/3 x 2400 = 800 cc 2/3 x 2400 = 1600 cc Total = 3560 cc/8 jam Total = 4360 cc/16 jam = 445 cc/jam = 272,5 cc/jam 3. Pria, usia 35 tahun, 50 kg, terkena luka bakar di daerah lengan kiri depan belakang, dada depan dan perut depan pada jam 03.00 WIB. Sampai di rumah sakit jam 06.00 WIB. Bagaimana dan berapa cairan yang diberikan? Luas luka bakar : 4,5 + 4,5 + 9 + 9 = 27 Cairan dibutuhkan : Luas luka bakar x BB x 4 = 27 x 50 x 4 = 5400 cc Grojog 10 20 : 20 x 50 kg = 1000 cc Maintenance : 40 x 50 kg = 2000cc/24 jam Defisit cairan : 5400 1000 = 4400 cc I. 8 jam II. 16 jam 2200 cc 2200 cc + + 1/3 x 2000 = 650 cc 2/3 x 2000 = 1350 cc Total = 2850 cc/5 jam = 570 cc/jam Total = 3550 cc/16 jam = 222 cc/jam
D : DISABILITY (EVALUASI NEUROLOGIK) Menggunakan AVPU (Alert, Verbal, Pain, Unresponsive) dan penilaian ukuran serta reaksi pupil Menggunakan GCS score (Glasgow Coma Scale): 4 5 6 o Eye : 4 : membuka mata spontan (normal) 3 : membuka mata dengan diminta 2 : membuka mata dengan rangsangan nyeri 1 : tidak dapat membuka mata dengan rangsangan apapun o Verbal : 5 : dapat berbicara nyambung (normal) 4 : dapat berbicara tapi tidak nyambung
3 : kata-kata tidak jelas 2 : raungan/suara tidak jelas, bukan kata 1 : tidak dapat berbicara Motoric : 6 : dapat menggerakkan ekstremitas sesuai yang diminta 5 : melokalisasi nyeri 4 : menjauhi rangsang nyeri (withdrawal) 3 : fleksi 2 : ekstensi 1 : tidak ada respon gerak
D : DEFIBRILATION (DC SHOCK) Indikasi : Shockable Ventricular Tachycardia (VT) tanpa pulsasi carotis (pulseless) Ventricular Fibrilation (VF) coarse (kasar)
Kontraindikasi : Un-shockable Cara : Gunakan DC shock unsynchronized, single shock 360 Joule (monophasic), 200 Joule (biphasic) Bila tetap VT (pulseless)/VF coarse, lakukan defibrilasi 360/200 J berulang bergantian dengan pijat jantung Adrenalin 1 mg (1 ampul) dimasukkan setiap 3 5 menit Lidocaine atau amiodarone dapat diberikan setelah pemberian 3 shock dan irama tetap VT/VF Asystole Pulseless Electrical Activity (PEA) Electro Mechanical Dissociation (EMD)
Penyulit : luka bakar bila jelly kurang, shock listrik (shock electric) bila ada kebocoran arus listrik Cara pakai DC Shock (Lihat buku panduan PPGD hal. 89 94): Siapkan DC Shock, nyalakan powernya, pilih unsynchronized, pilih dosis energi 360/200 J Beri jelly secukupnya pada electrode pedal, oles pakai tangan!!! Charge elektrode sampai bunyi tiiiiiiiiiiiiittttttt. (pengisian selesai) Semua penolong minggir (tidak menempel tempat tidur pasien), katakan atas bebas, bawah bebas, samping bebas, saya bebas, ingat: BEBASKAN DARI SUMBER OKSIGEN Kejut di Sternum dan di Apex jantung (ICS 5 sinistra, axilla ant.line) dengan tekanan 10 kg (pedal boleh dibolak-balik)
Algorithm
VT (pulseless)/VF coarse
Intubasi : as soon as possible, without stop CPR Cardiac arrest VT/VF 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit a single shock amiodaron a single shock a single shock CPR-4 CPR-6 CPR-5 AMIODARON is the first choice 300 mg, bolus. Repeated 150 mg for recurrent VT/VF. Followed by 900 mg infusion over 24 hours LIDOCAINE. Do not exceed a total dose of 3 mg/kg, during the first hour Adrenalin Pijat 100 x/menit Nafas 8 10 x/menit Adrenalin
a single shock CPR-3 adrenalin Adrenalin : 1mg, i.v., repeated every 3-5 minutes
ASYSTOLE/PEA/EMD
Intubasi : as soon as possible, without stop CPR Cardiac arrest ASYST CPR-1 30 : 2 Call for help Pasang monitor Evaluasi Evaluasi Adrenalin 2 menit 2 menit 2 menit CPR-2 adrenalin CPR-3 Adrenalin : 1mg, i.v., repeated every 3-5 minutes CPR-4
D : DRUG MANAGEMENT a. Resusitasi jantung paru Adrenalin : - Dosis 1 mg i.v. diberikan/diulang setiap 3-5 menit, bila tak berhasil dapatdiberikan intratracheal - Tujuan untuk merangsang reseptor adrenergik dan meningkatkan aliran darah ke otak dan jantung
Indikasi : pada asystole, fibrilasi ventrikel, dan PEA (Pulseless Electrical Activity)
Lidocaine (lignocaine, xylocaine) : Dosis 1-1,5 mg/kg BB, bolus, i.v., dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total 3 mg/kg BB - Tujuan untuk mengatasi gangguan irama antara lain VF/VT, PVC yang multiple, multifocal, salvo R on T b. Perbaikan sirkulasi (lihat buku panduan PPGD hal. 29) c. Lain-lain (lihat buku panduan PPGD hal. 29 30) d. Terapi cairan - Cairan kristaloid (Ringer Laktat, Ringer Asetat, NaCl 0,9%) o Untuk mengganti kehilangan volume terutama kehilangan cairan interstitial o Harga murah, tak memberikan reaksi anafilaktik tetapi tidak dapat bertahan lama di intravascular o Pemberian berlebih dapat menyebabkan edema paru dan edema perifer - Cairan koloid (darah, albumin, fresh frozen plasma, dextran, HES, Hemacel, dll) o Untuk mengganti volume intravaskuler o Harga mahal, dapat menyebabkan reaksi anafilaktik, mempunyai molekul besar dan menimbulkan tekanan onkotik o Pemberian berlebih juga dapat menyebabkan edema paru tetapi tak akan menyebabkan edema perifer -
D : DIFFERENTIAL DIAGNOSIS (DD) Tujuan : mencari kemungkinan penyebab henti jantung, antara lain : hipovolemia, hipoksia, tamponade jantung, tension pneumothorax, hypothermia, hyperkalemia, emboli paru, overdosis obat-obatan, asidosis dan IMA (infark miokard akut) DD Obstruksi jalan nafas : Trauma dengan koma (perhatikan lidah akan jatuh ke belakang) Anafilaksis (karena edema pada jalan nafas) Iritasi jalan nafas
DD henti nafas : Depresi pusat pernafasan Kegagalan syaraf eferen Kegagalan gerak otot pernafasan Kegagalan pengembangan paru
10
DD gangguan sirkulasi : Kelainan jantung primer Penurunan kontraktilitas jantung Gangguan otomat dan konduktor miokard Gangguan mekanik pada jantung
Tindakan : Hipovolemia : pemberian cairan infus NaCl 0,9% atau RL (kristaloid) Hipoksia : diberikan nafas buatan dan oksigen 100% Tamponade jantung : dilakukan perikardiosentesis Tension pneumothorax : dilakukan torakosentesis Hipotermia : dilakukan penghangatan tubuh Hiperkalemia : diberikan Ca gluconas Overdosis obat : bila ada antidotumnya dapat diberikan antidote-nya Asidosis : diberikan Na bikarbonat
E : Elektrokardiografi (EKG) (Lihat buku panduan PPGD hal. 36 37, 100 106) E : Exposure, Evaluation of A, B, C, D Secondary survey : Lihat masih ada bleeding/tidak bleeding management (bandaging) Lihat ada trauma/tidak splinting (Lihat buku panduan PPGD hal. 145 163)
Transportasi (Lihat buku panduan PPGD hal. 125 144) Tindakan selanjutnya : Rujuk/OK/Rawat inap/Rawat jalan??? (Lihat buku panduan PPGD hal. 164 168)
======= ALHAMDULILLAH, FINISH ======= Thanx to : Allah SWT, dosen, ko-ins PPGD (hehehe ) maap yah, klo ada yang salah
Rangkuman ini didedikasikan untuk: Teman2 sesama penggila PPGD, Aesculapians 2005 dan adik kelas yang membutuhkan catatan ini
11