BUPATI BLORA
PROVINSI JAWA TENGAH
PERATURAN BUPATI BLORA,
NOMOR 49 TAHUN 2021
‘TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
Menimbang
KABUPATEN BLORA,
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.
BUPATI BLORA,
a. bahwa dalam rangka menjamin _ketersediaan,
keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan
dan kualitas layanan umum yang diberikan Badan
Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah
Pusat Kesehatan Masyarakat Di Kabupaten Blora, perlu
mengatur standar pelayanan minimal sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. berdasarkan. ketentuan Pasal 43 ayat (2) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah, standar pelayanan
minimal Badan Layanan Umum Daerah diatur dengan
peratuan kepala daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf 6, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar
Pelayanan Minimal Pada Badan Layanan Umum Daerah
Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan
Masyarakat Kabupaten Blora;
4
Dipindai dengan CamScannerMengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan .Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Linglungan Propinsi Djawa Tengah (Berita Negara
tanggal 8 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat Il Batang dengan
mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Tengah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia. Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5607);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5340);
Dipindai dengan CamScanner10.
lL.
12,
13.
14,
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6178 );
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 11 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Blora (Lembaran Daerah Kabupaten
Blora Tahun 2016 Nomor 11, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Blora Nomor 11);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1213);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun
2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1540);
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019
tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 68);
Peraturan Menteri Keschatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1339);
Peraturan Bupati Blora Nomor 56 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
(Berita Daerah Kabupaten Blora Tahun 2016 Nomor
56);
Peraturan Bupati Blora Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pola Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah Unit
Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat
Kabupaten Blora (Berita Daerah Kabupaten Blora
Tahun 2017 Nomor 12);
i
Dipindai dengan CamScanner15. Peraturan Bupati Blora Nomor 35 Tahun 2018 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi
Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada Dinas Keschatan
Kabupaten Blora (Berita Daerah Kabupaten Blora
Tahun 2018 Nomor 35);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN
MINIMAL PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT
PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT KABUPATEN BLORA.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Blora.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Blora.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Blora yang selanjutnya
disebut Dinas adalah Perangkat Daerah yang
bertanggung jawab —menyelenggarakan —urusan
pemerintah dalam bidang kesehatan.
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Keschatan
Kabupaten Blora.
7. Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yang
selanjutnya disebut SPM Kesehatan merupakan
ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar
yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
f
Dipindai dengan CamScanner/
- 8. Badan Layanan Umum Daerah yang aclanjutnya
disingkat BLUD adalah adalah sistem yang diterapkan
oleh unit pelaksana teknin dinas/badan daerah dalam
memberikan pelayanan kepada manyaralat yang,
mempunyai fleksibilitan dalam — pola pengelolaan
keuangan sebagai pengecuatian dari ketentuan
pengelolnan dacraly pada umumnya,
9, Pusat Keschatan Masyarakat yang nelanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas Pelayanan Kesehatan yan
menyelenggarakan upaya kenchatan manyarakat dan
upaya Kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan
Iebih_mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat Kesehatan magyarakat yang,
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
10. BLUD Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskeamas yang,
selanjutnya disingkat BLUD UPTD Puskesman adalah
unit pelaksana teknis daerah Puskesmas pada Dinas
yang menerapkan BLUD.
11, Upaya Kesehatan Perscorangan yang —sclanjutnya
disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan Kesehatan yang
ditujukan untuk —peningkatan, —_penecgahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan,
12. Upaya Kesehatan Masyarakat yang — selanjutnya
disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan keschatan seria
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan
masyarakcat.
13, Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang keschatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang keschatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan
14. Pelayanan Kesehatan Puskesmas yang selanjutnya
disebut Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang
diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan, —_evaluasi,
pencatatan, dan pelaporan yang dituangkan dalam
suatu sistem,
5
y
Dipindai dengan CamScanner15,Mutu Pelayanan Kesehatan adalah kinerja yang
menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
Kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan
kepuasan pada pelanggan Puskesmas (masyarakat)
serta pihak lain, tata penyelenggaraannya sesuai
standar yang telah ditetapkan,
16. Nilai adalah ukuran mutu atau kinerja yang diharapkan
bisa dicapai.
Pasal 2
(1) Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah
bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/
preventif, terdiri atas:
a. pelayanan kesehatan ibu hamil;
b. pelayanan kesehatan ibu bersalin;
¢. pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
4. pelayanan kesehatan balita;
€. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
f. pelayanan kesehatan pada usia produktif;
8. pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
hh, pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
i, pelayanan kesehatan penderita diabetes melitu:
j, pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa
berat;
k, pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis;
1. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi
virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia
(Human Immunodeficiency Virus); dan
m, pelayanan kesehatan penyakit menular dan tidak
menular lainnya.
(2) Pelayanan yang bersifat peningkatan/promotif dan
pencegahan/preventif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mencakup:
a. peningkatan kesehatan;
perlindungan spesifik;
deteksi dini;
pencegahan kecacatan; dan
konseling, penyuluhan kelompok, kampanye
Kesehatan, edukasi, sosialisasi, seminar kesehatan,
pelatihan, bimbingan dan pendampingan,
pemberdayaan masyarakat, penjaringan keschatan,
dialog interaktif, pameran/ekspo kesehatan.
Dipindai dengan CamScanner
spo(3) Pelayanan dasar pada SPM Kesehatan dilaksanakan
pada fasilitas pelayanan kesehatan baik milik
pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun
swasta.
(4) Pelayanan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh tenaga Kesehatan sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan.
(5) Selain oleh tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) untuk jenis pelayanan dasar tertentu
dapat dilakukan oleh kader kesehatan terlatih di luar
fasilitas pelayanan kesehatan di bawah pengawasan
tenaga’kesehatan.
(6) SPM BLUD UPTD Puskesmas dimaksudkan sebagai
panduan Puskesmas Daerah dalam melaksanakan
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan
dan pertanggungjawaban penyelengaraan jenis dan
mutu Pelayanan Kesehatan serta penunjang Pelayanan
Kesehatan pada BLUD UPTD Puskesmas.
(7) SPM BLUD UPTD Puskesmas bertujuan untuk
meningkatkan dan menjamin mutu Pelayanan
Kesehatan dan penunjang Pelayanan Kesehatan
kepada masyarakat,
Pasal 3
(1) Pemerintah Daerah wajib memenuhi mutu pelayanan
setiap jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan.
(2) Mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada
SPM Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam standar teknis yang terdiri ata:
a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya
manusia kesehatan; dan
cc. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
(3) Standar teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
pada SPM Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
/
Dipindai dengan CamScannerPasal 4
Capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam pemenuhan
mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM
Kesehatan harus 100% (seratus persen).
BABII
JENIS PELAYANAN, INDIKATOR, STANDAR NILAI,
BATAS WAKTU PENCAPAIAN DAN URAIAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
Standar Pelayanan Minimal BLUD UPTD Puskesmas harus
memenuhi persyaratan:
a. jenis pelayanan; dan
b. mutu pelayanan.
Bagian Kedua
Jenis Pelayanan
Pasal 6
Jenis pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
hurufa, meliputi:
a, Pelayanan Kesehatan perorangan pada UKP tingkat
pertama; dan
b. Pelayanan Kesehatan masyarakat pada UKM tingkat
pertama.
Pasal 7
(1) Pelayanan Kesehatan perorangan tingkat pertama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a
meliputi:
a. pelayanan pemeriksaan umum;
b. pelayanan kesehatan gigi dan mulut;
c. pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP;
d. pelayanan gawat darurat;
e. pelayanan gizi bersifat UKP;
{.pelayanan persalinan;
g. pelayanan rawat inap bagi puskesmas rawat inaj
h, pelayanan kefarmasian; dan
Dipindai dengan CamScanneri, pelayanan laboratorium.
(2) Indikator, standar nilai, batas waktu pencapaian pada
setiap jenis pelayanan untuk Upaya Kesehatan
Perorangan pada UPTD Puskesmas sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 8
(1) Pelayanan Kesehatan masyarakat tingkat pertama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal S huruf b
meliputi:
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. Pelayanan Kesehatan lingkungan;
c. Pelayanan Keschatan keluarga;
d. pelayanan gizi masyarakat;
€. peningkatan pencegahan dan _pengendalian
penyakit; dan
f.pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
2) Indikator, standar nilai, batas waktu pencapaian pada
setiap jenis pelayanan untuk Upaya Kesehatan
Masyarakat pada UPTD Puskesmas sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Il yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 9
(1) Dalam melaksanakan UKP dan UKM sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 sampai Pasal 8, Puskesmas
harus menyelenggarakan administrasi_ Puskesmas,
melipt
a, manajemen Puskesmas;
b. sistem informasi Puskesmas;
cc. kepegawaian;
d. rumah tangga; dan
cc. keuangan.
(2) Indikator, standar nilai, batas waktu pencapaian pada
setiap jenis pelayanan untuk administrasi UPTD
Puskesmas sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Ml yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
Dipindai dengan CamScannerBagian Ketiga
Mutu Pelayanan
Pasal 10
(1) Mutu pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf b merupakan pelayanan yang diberikan oleh
tenaga yang kompeten dan dilakukan sesuai dengan:
a. standar pelayanan;
b. standar prosedur operasional; dan
c. etika profesi.
(2) Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan pelayanan yang dilakukan oleh dokter
dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan
Pelayanan Kesehatan baik UKP maupun UKM.
(3) Definisi operasional dan ramus perhitungan indikator
jenis pelayanan pada UKP, UKM, dan Administrasi
pada Puskesmas ditetapkan dengan keputusan Kepala
Dinas.
BAB III
PELAKSANAAN
Pasal 11
(1) Puskesmas yang = menerapkan = BLUD —wajib
melaksanakan pelayanan berdasarkan SPM dalam
Peraturan Bupati ini.
(2) Kepala Puskesmas bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pelayanan yang dipimpinnya sesuai
SPM yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati i
(3) Penyelenggaraan pelayanan yang sesuai dengan SPM
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
tenaga dengan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Puskesmas wajib melaporkan hasil capaian indikator
SPM kepada Kepala Dinas setiap periode waktu tri
wulan, dan satu tahun.
10
Dipindai dengan CamScannerBAB IV
PENERAPAN
Pasal 12
(1) Kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 menyusun rencana kerja dan anggaran, target, serta
upaya dan melaksanakan peningkatan mutu
pelayanan tahunan Puskesmas yang dipimpinnya
berdasarkan SPM.
(2) Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), disusun dengan menggunakan format
Rencana Bisnis dan Anggaran.
(3) Setiap pelaksanaan pelayanan dan penyelenggaraan
pelayanan yang menjadi tugas Kepala Puskesmas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dengan mengacu pada SPM.
BABV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 13
(2) Pembinaan teknis Puskesmas yang menerapkan BLUD
dilakukan oleh Kepala Dinas.
(2) Pembinaan keuangan Puskesmas yang menerapkan
BLUD dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah,
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) berupa fasilitasi, pemberian orientasi umum,
petunjuk teknis, bimbingan teknis, pendidikan dan
latihan atau bantuan teknis lainnya, antara lain:
a. perhitungan sumber daya dan dana yang
dibutuhkan untuk mencapai SPM;
b. penyusunan rencana pencapaian SPM dan
penetapan target tahunan pencapaian SPM;
c. penilaian prestasi kerja pencapaian SPM;
d. penyusunan peraturan _perundang-undangan
untuk implementasi BLUD pada Puskesmas yang
bersangkutan;
. penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran;
f. pelaksanaan anggaran;
g. akuntansi dan pelaporan keuangan; dan
h. rekonsiliasi.
y
Dipindai dengan CamScannerPasal 14
(1) Pengawasan dilakukan oleh Dinas,
(2) Selain pengawasan yang dilakukan oleh Dinas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan
oleh pengawas internal,
(3) Pengawas internal sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), dilaksanakan oleh internal auditor yang
berkedudukan langsung dibawah Pemimpin BLUD
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(4) Fungsi pengendalian internal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) membantu manajemen dalam hal:
pengamanan harta kekayaan;
menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
menciptakan efisiensi dan produktifitas;
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
dalam penerapan praktek bisnis yang sehat; dan
¢. pelaksanaan Pelayanan Kesehatan dan penunjang
Pelayanan Kesehatan sesuai dengan SPM
Kesehatan jenis dan mutu pelayanan dasar.
pose
Pasal 15
Biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 dan Pasal 14 dibebankan pada pendapatan
operasional BLUD UPTD Puskesmas yang ditetapkan dalam
Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD UPTD Puskesmas.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan
Bupati Blora Nomor SO Tahun 2017 tentang Standar
Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah Unit
Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita
Daerah Kabupaten Blora Tahun 2017 Nomor 50) dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
/
Dipindai dengan CamScannerPasal 17
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan,
Agar semua orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati_ ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Blora.
Ditetapkan di Blora
pada tanggal 7 penember 2021
RUPATI BLORA,
w@\ Tne
Diundangkan di Blora
BERITA DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2021 NOMOR 49
13
Dipindai dengan CamScanneryoo | %s6 | %06 | %s8 | %08 | %00r quow 09> weref yemerp nBFUM NEA “Ss
‘1m OTT ~ O€L0 ImINE | mars (Ef
IM O€'OT ~ 0€"Z0 INA = young
‘IM 00°21 - 0€"20 MINA : SHEE - UUs (1
% 001 | % O01 | %O00T | % O01 | %OOT | % 0OT ueuedvjag ey WEE “py
oor | %00r | %s6 | %06 | %ss | %00r unum Joyo yerepe UEUEAEIed Laquig “| WNU VeEsyLOMed UeUExeRE |Z
supof Buek iseeoyn wexredepuaur
soot | %00r | %o0r | %oor | %oor | %001 YeIeI9s juzoue pauuofuy uedurydua[ay ~Z
ueuehejad resajas yejoi9s
soot | %oot | %oot | %oot | %ooT | %ooT | wef pz sipour ureyar uIsiBuad URdexUD[y “TL sypou wreyjar ueuedepad | 1
szoz | zoz | ezoz | zzoz | 120%
aVANVIS YOLVNIGNI NVNVAVTad SINGP ON
NAHVL NVIVEVONad VNVONS
VaO1d NALVdNGVH LVHVAVASV NVLVHGSAH LYSNd HVSGVG SINNGL VNVSHV1dd LINN avd
NVONVaOUad NVLVHASAY VAVdN HALNA NVNVAVIdd SING? VOVd NVIVEVONSd A.LIVA SVLVE ‘IVTIN NVONVIS ‘XOLWMIGNI
VaOTE NLVENAVH LVIVAVASVN NVLVHaSay
LWSNd HVYSVG SINWSL VNVSNVIad LINA Hvaava WAWA
NVNVAV1 NVGVG VdVd ‘IVIWININ NYNVAVIdd UVONVLS
ONVINGL
120@ NOHVL 6¥ YOWON
lvdng NvanLvaad
INValdWVT
Dipindai dengan CamScanneryNeTA GANOd URL qeTEpE MALIA
NAHV NVIVaVONGd VNVONGU
% 001 | % oot | % oor | %o0t | % 001 | 9% 001 uueduop uvurresied wetredejad uaquiad “ST
NOdoaad Uep Nav
‘uneyas uepig neve eum J9}{op TOTEPE
oot | % oot | % oo | % oot | %00t | % oor Teuuiou ueuyesiod ueuesojed Woquiad’ bt ueuresiag weeded |Z
woot | %oor | %s6 | %06 | vee | %oor ‘syuoysqan feunuras ueUesejed HoqUIRA'eT bin wRSIEq RA uEUEKeA |
‘Sueyep usrsed yeas yuaur g> yesrep
woot | %001 | %oot | %oot | %oot | %o0r qemed ip seSnyod ueuedeped dussuey NPM TT
oreHeq
sew Buek g1g0/aDga/sTOW/sLa/S LY
yeqyniasiog yerepe
s6oor | oor | ssoor | ssoor | oor | coor | Sued wevemsepremeson uewresefod oquIDd'T1
yemep
%00t | %o0t | %oot | %o0t | %oot | %oor yeme8 usised vped aSyRIL UeeURSyE}Ad OT yemueg yemep ueuekepa | s
soot | %o01 | %s6 | %06 | see | %00r vuepiq yerepe eau weueseed uoquiag “6 eBzenpey weeRsay ueUEePeg|
%O0T | %S6 %06 ‘%*SB YOR % 0OL Wuau Og> nsIuny MAEM “s
yeqnur
oot | %00T | %S6 | %06 | %SE | %00T 18 soyyop yerepe weuedejed woquieg -,| wep 9S ueyeypsoy uwuUdepg| ¢
% OOT | %OOT | %OOT | %OOT | %O0T % OOT ‘umnpeNULIE; UBTUaP ENsas yeqO Uadasei9q “9
szoz | vzoz | ezoz | ezoz | 120%
€AVGNVLS: MOLVHIGNI NVNVAVTGd SINSC |ON
Dipindai dengan CamScannerLe
ur reunduram yey
% oot | %00T | % 001 | % O01 | %00T | % 00 Jeo equ wep yeped Yequiy HeELOTeILUDA ye,
seusayisnd (974)
ateo uep (Saul) 1eped equim ueEjoysduad
% 001 | % 001 | % oot | % oot | %O0T | % 00T upjppeiod uep senses UeeIposs212N EC | equi] yeroje8uag | TT
(nna qerep
yuout Qg> wep Yesep erEEDy rUEUE 06 >)
woor | %s6 | %06 | %s@ | %08 | %oor | uMHoreroqe; HeUEAejed nsEY NEBUME MDFEAN ‘ZT
nuoresoqe] ueesyouad
% 001 | % oot | % oot | % oot | %oot | %00t [sey weroquid ueyeresoy eAuepe EPIL TZ umporeioqey ueweserea | ot
(anyey ¢ ware
% 001 | % oor | %oor | %O0t | %OoT | %00T Suyed ayop dn) umtrenunioy weep asi219¥ 0%
yeqo
% 001 | % 001 | %o0T | %00T | % oot | %00T umpaquiad yeres uerpefor BAtrepE EPLL'6T ueseurejey reuekepa| 6
weaue
oot | % 001 | %00t | %oor | %oot | soot | wedueSed weunsued ueSusp jpueu searEy “gt
ms> | ~s> | ws> | %s> | %5> | %S> vwsyed Suend weRpey LT
s9pi0d
001 | %o0r | %o0r | %o0t | %oor | % oor ‘ypqope dour yeawes quawwp Sunsaueu2g-9t dou yemey ueuesepa| @
szoz | reoz | ecoz | ceo | 1Z0e
aVANVIS ‘MOLVHIGNI NYNVAVTad SINaD lon
NAHVI NVIVdVONGd VNVONSS
Dipindai dengan CamScannerau
wemperod we8usp
woot | %o0t | %00r | %oot | %00r | % oot Tenses ekeyeqiog seo equ UEEpO|Buad"9z,|
uemyesod weBuap
% oot | % oot | %00r | % oor | %ooT | %OOT | Tenses exeyEqiag zeped YEqUM UEEIOIaBUEE "Sz,
szoz | vzoz | ezoz | zoe | t0z
‘aVANVIS MOLVAIGNI NVNVAVTad SINGS on
NOHVL NVIVAVONSd WNVONGH
Dipindai dengan CamScannerSs
woot | %o0r | % oor | % oor | %oor | 001 Fry vies ueqemnjay/esag uedmpe
[xpueur wep wureumng npuEssog
%OS | %8L | %9L | %bL | WEL % 08 sseruasiod infejour Wen weeuIquied uedrofeD
sefingod ysjo aodmoyay, ueynynduad
soot | %o0t | % 001 | %o0r | %o0t | % oot mpjou wxeresseu Ueesepsoquiod uedroqeD
vides yeumy weuerey
woot | %86 | %96 | %s6 | wee | oor 'P Said weeuquied up uvifexfiued uedroTeD,
ueyeyosoy
%06 | %06 | %ee | %se | ze % 06 yeyps wauey yuma uedroxeD souorg ueuesejad
A a] om | o 1
vuora
avanvis NVNVAVIad SINaP
NOHVE NVIVaVoNSA VuvoNanE NALVANGVH SVWNSANSNd VEMANDH MOLVAIGNI
VSO1d NALVANGV LVAVEVASVIN
VaOTE NALVINGVH LVAVAVASVIN NVLVHISIN
LvSfd HVYSVG SINNAL VNVSHVIGd LIND Hvaava WaAWA
NVNVAVI NVGV@ VCVd ‘IVWININ NVNVAVTdd UVONVLS
‘ONVINGL
120@ NOHVL 6 YOWON
Ilvdng NvanLvaga
I NVaIdWV1
NVLVH@SaH LVSNd HVYAVC SINNGL VNVSHVTSd LINA VOVd LVAVUVASVW NVLVHASSH VAVdN VPAANIM MOLVHIGNI
Dipindai dengan CamScannerI
sepueig rensog.
NOHVL NVIVAVONGd VNVONTA
N@LVENGVA SVWS@ISNd VrAaNIL MOLVAINT
soot | %o0t | %001 | %00r ‘001 weg seuy wereyssoy ueUEAEIad TedNIeD “pT
zepurig rensag
%oor | %00r | %oo1 | %oor | %00T oot | aye neg vheg uereyasoy ueuedejag URNS “ET
sepums rensos
soot | %Oor | %oot | %oot | %OOT woot | mesiog nq] umeyassy ueuesesg uedNeD “ZI
eens ‘eBsonpoy, WEEYISIY
%OOT | %OOT | %O0T | %O0OI | %OOT %00T [RoeH Na] wey eyasey ueUedeag URdNED “TT ueuwhelad
(ueursrey weyeyoBued
wos | woz | ez | vee | 92 %08 yeduray) Wl, WesemeBuod uedmqeD “Or
yervés rynuouroM (amy)
use | wee | vie | soe | vee % LL vedursy-reduray) AL wesemeBuod ude) “6
%O0T | %OOT | %OOT | %OOT | %OOT % OT yeyps uequer sasye ude “g
wos | wes | we | x98 | x8 %68 vaSuey, yours yss9q sry Sasyy uedNeD —-L
uedunoSur]
woot | %oor | %00r | %S6 | %06 % 001 yeyss yeu ued “9 ueryasoy uemesepog
A Al mL 0 1
UVGNVIS wears
NVNVAVIGd SINAC
Dipindai dengan CamScannervaeq eped
wor | %or |wPer| %TIZ| wI'be | %bT> (yopuad qwtres wep sfopuad) Sunums ssodog “Sz
bynanq
%L | %EL| HSL | W8L| KIB %L> 3 uep Sumy 1213) Sunsem wyfeq Iss0do1q “7
%06 | %88 | %98 | %bB | %zE % 06 umipoueg urereg wedreD “EZ
%06 | %68 | %88 | %L8 | %9B % 06 V ujureya [nsdex yedepuam wyeq ued) “ZT
%06 | %68 | %e8 | %Z8 | %9B % 06 Y urures Insdex yedepuou theq uednfed “TZ
%09 | %ss | %os | %sb | %or %SS ueing 9 eq RSNPISA ISy ednED “Oz
%09 | %ss | %0s | %Sb | %Or % 09 uving c-0 eq isnpisxg IS uednye) “61
(and sara nsncayy
%OL | %99 | %79 | %BS | %HS % OL ru] yedepusuy sme neq Lheq UedNIeD “BI
s/a
mse | %SL | %0L | %S9 | %09 ose — | eAuBuequiay ynquimy nequedsp wuTeq wedtOTED “LI
uepemeod qwyereksey
%oot | %oor | %oot | %00r | %00T %001 yedepusw yrung wi we wedrReD “91 | WIN URIExBuTUaY MEUEAEIOd
Jepureig rensag reseq UeNTpIPUIY
oot | %oot | %oor | %oot | %001 ‘%00T isn epeg weIeyssoy UeuekePag UedTOTED “ST
A Al 1 0 1
BVANVIS vaO1d
NOVI NVIVEVONGd YNVONTE
NGLVENGVY SVWSANSNd VPAAND MOLVMIGNI
NVNVAVTad SINAC
Dipindai dengan CamScanner4p01
%001
%001
%001
zepueig rensag es9_ (POCO) emIP weNBULD
uvSuag Sues ueeyasoy ueUEAEIag URMTED “bE
%001
“001
"001
001
%001
epuRNg rensag UNYE C12 SMITA SeI9qeI
‘wivapuag Uereyasay UeUEALIad UedNED “ee
%01
%001
%O01
depuvig rensog unyen giz rsusodiyy
wwuopuog ueieyssay weuedejod ede] “ze
001
O01
sepueig rensag mnfuey
¥ISn epeg UReYasay HEUEAEY Hed “TE
001
%001
%001
zopueys yensas (unig GS ~ ST) JRANPOE
ISN Uped UmIeyssay UeURfEIad UedMTED “OE
001
“001
%001
sepuens rensas (AIH = snaq fouspyepourunuy,
uoungy) eisnueyy YRGRL WEIL,
hog weqeUIapoy Bue, STATA ISHFULDL ISN
uviuag Suvi9 uereyssay ueuedefad uednTeD -6z,
% 001
% 001
% Oot
sepuris rensag sisopmys9qny,
vAnpiay Suer9 uereyasoy ueURAEIeg URdNIED “gz
wwreuag ueyepuasuad
wep ueyeSoousg uouegopg
% Or
%SIT
%Er
MAM Vuopusw Sued urey nql aseyUDsOIg “Zz
+B
ER
eB
werep
yequea 12196 6 iedepuoUL Urey nq uedMIeD “oz
AL
1
NOHVL NVIVAVONGd VNVONSE
AVCNYES
vuo1g
NALVANEVH SVSEASNd VPAANKX MOLVHIGNT
NVNVAVId SINAP
Dipindai dengan CamScannerwz
%001
%00T
‘%00r
burp Bued ueMes vareNIay wodryeD “se
qwyereksvUL UEIYDSIy,
uvyemvsoday ueuvAufod
AL
ml
NOHVL NVIVdVONSd VNVONSY
aVANVIS
vaorg
N@LVANGVH SYNSANSNd VEYINDA YOLVIIGNI
NVNVAVTad SINAC
Dipindai dengan CamScanner% 001 | % oot | % 00 | % oot | % COT
‘spuisaysng
% 001 ueeseusioy repuris wAuynuodsa], * woremefoday |
% oot | %oot | %oor | % 001 | % Oot | %00T seusoysng uereYyasay ord ~
% oot | % oor | %o0r | % 001 | %o01 | % 001 swusoysng ueunye) efroupl merodey seursaysng Iseunojyy mosis | z
% OOT | % O00 | %O0T | %o0T | %o01 | %OOT Teusaquy uesnyesed eAuepy %
isunsiios uesrorepour
% 001 | % oot | %oor | % oor | %o0r | %oo1 | wep TeUoIsesodo wr BYNTUIOW suMISayEN ° seursoysng uourofeueyy | 1
A Al 0 1
aVvaNVIS YOLVAIGN NVNVAVTad SINaP lon
NOHV.L NVIVAVONSd VNVONGE
VaOTd NALVANaVA
WAVAVASVW NVLVHISIN LVSNd HVYaAVd SINYGL VNVSNVTSd LINN VGVd ISVALSININGY VPXaNDI NOLVMIGNI
VaO1E NALVANGVA LVAVAVASVIN NVLVHASaX
svSNd HVYAVd SINYAL VNVSIVTSd LINN Hyaava WAWA
NVNVAVI NVGV@ VGVd ‘IVWININ NVYNVAVIdd MVGNVLS
ONVLNAL
170% NOHVL ¢Y HOWON
LLVdn NVUALvasd
I NVI
Dipindai dengan CamScanneroe
‘uediuenay
% 001 | %o0t | % oot | %OOT | %oor | %00T uesode] weunsnfuad ueyedaroy,
% 001 | %00t | % 001 | % O01 | %O0T | %00T sjusiq ovens wuesuas eduepy * uvduenay |g.
woot | %06 | os | %oz | %09 | soot | weued pueseseid vueses esuUodioL vasuey yeumy |
(unter 20d uref oz pips
Suqed ueyneyed) uwqasoy Suoprq vAEp
sor | sor | wor | %ot | sor | %or | s9quins uerexurued uep weBUEqUISBUad *
A Al m u 1
avGNVIS MOLVHIGNI NVNVAVIdd SINGP lon
NOHVL NVIVAVONd WNVONTE
Dipindai dengan CamScanner