Pengiriman barang dan jasa by
npak positif dari globalisasi, 1p sangat
vetahuan, terjalinnya hubusg oP at mudah dil
jhuyengtoan enn hubugan PAK positif inna adalat nla salah
‘dah diaks aspek-aspek laine Ea dunia mn
Gelain berdampak positif ada tue, fe
nologi informasi d Oe akibat negatif dari f;
cok akses informasi, me: Sidi satu sisi, member Wee nomena ini. Ke
ngal ngembangkan sepen,, ‘mberi kemudahan b; ‘majuan
jidupnya, tapi di sisi lain, ia telah menj ‘BeNap potensinya ‘agi publik dalarn
hidinfan elit minoritas pemilik model seem Negara re emtten pesjuangan
kchidupan sosial, ekonomi, dan bude neta ig oaeeas ‘migju dan
? va ‘oni dan dominasinya
Kekuatan ekonomi yang raksasa berg ee ea)
una‘tile ssasa bergerak mel,
nega guna melakukan elspansi ckonomid Derbage ata bats tertorial suas
yang ment mpakcakan semakin melemahnya posisi aan a |
atan ckonomi Lokal.
vlam ranah budaya, hegemoni ini tam \
ihn pop culture, Yang, memposisikan ae oe pola hidup konsumeristik
Kita merasakan bala kebudayaaa laine Eugene oa
hudaya baru. Konsumerisme, hedonisme, serta oud ean cantangan dari
Kehilupan pertantan perlabans\alaaimale ia teeta a ee see ne
ae yarakst kita bergerale tes} adictaets eet eee uel
‘Ada tiga respon yang bisa diberikan ol
ylobalisasi ini. Pertama, kelompok ee meee een
jena produlc pemikiran era global Kelompo in peeaya baba aa cS
wing harus ditolak, karena tidak sesuai dengan jt dis sert kepibadian bangsanya
Sikap ini sembari dibarengi dengan sikap superior atau mengakui bahwa hanya
Ichudayaannya saja yang paling adiluhung, sementara yang lain lebih rendah.
Kelompok kedua, adalah mereka yang menerima segala bentuk produke globalisasi
Jeouan tidak pernah melakukan filter terhadapnya. Ini kebalikan dengan sikap
iclompok pertama. Mereka menerima tanpa filter nila, bday, serta tris yang
datang dari luar kebudayaannya.
Sementara yang ketiga adalah mereka yan}
inenampik tetapi juga tidak menerimanya begitu saja. Dengan kata li
‘cles untuk memilih dan memilah produk mana yang sesuai dengan n
esa sembari melakukan refleksi kritis terhadap segala hal yang merup:
dari masa ini.
Seperti halnya masyarakat dunia yang memiliks pengaruh ey
tenia juga Tee Kehidupan Kita sebaget an ~~ dan lainny2)
th nassyarakat dunia. Apa yang ta milk (Ml OT aa
jadi bagian dari kekayaan kebudayaan pe
, semuanya memiliki keanggulan dan kel
st dengan
d
qt d
ah pengembangan
asi yang sedemikian
atas
¢; memilih untuk bersikap adaptif tidak
xin, ada proses
afas kehidupan
akan bentukan
fhadap kehidupan kita,
membentuk
id_ l=
a baca artikel berikut un,
gaimana pengaruhnya ter.
i kit
mari
bel HY, serta Ba
‘anit
i globalisas)
a gatu tahap peradaban yang
anusia pada sath ] 2
«agi telah membawa manu: 1 dan kemajuan di berbagai bi
: Ey ee ie dai oleh berbagal pore menguntungkan. Betapa ti
maju. esa a
Bagi umat manusia, perkembanga? ie Jah dalam berbagai hal. Batas-batas geogra.
eee cul sy pengbala karena akses jnformasi bisa didapatkan sedemikian
ukan lagi menja .
dah. es ay 2
a ete perubahan yang, menyertai era globalisasi ino P ada gilirannys ease
da cara pandang manusia terhadap kehidupan alam semesta, Niki,
ne herabah ae cepat dan menjadi tatanan baru. Tatanan itulah
yang pada akhirnya menjauhkan manusia dari kepastian nilai yang berpuluh-puluh,
tahun lamanya ia pegang.
Dari sini, muncullah perdebatan-perdebatan mengenai bagaimana cara menyikapi
era globalisasi ini. Karena bagaimanapun juga, globalisasi beserta masalah yang
ditimbulkannya merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari, sebagai bagian dari
dinamika sejarah hidup manusia. Tentunya, dibutuhkan cara yang lebih arif dalam
menyikapi berbagai keruwetan era globalisasi ini.
Globalisasi berasal dari izatic : ;
niet onl on ae
fenomena ini bukanlah situasi yang baru, karena b. annica (2015) disebu
Keagamaan yang telah menjalani pr eee anyake kerajaan maupun gerekan
memaknai globalisasi inj sebagai ti globalisasi. Secara sederhana, kita bist
Banyak fatoc yang mentor S masks ke ruang lingkup dunia (KBBI). P
ong terjadinya globalisasi. Perkembangan teknolog!
inte dan transportasi adalah di ant
yang semakin canggih, transaksi dalam bidane pam wknoingl an
ig ekonomi antarnegara menjadi
EeHierarki dan Hubungan Antarregulasi
Dalam hierarki hukum, konstitusi merupak: i
D ae 5 akan hukum yang paling tinggi
fundamental sifatnya sehingga peraturan-peraturan di Poe change’ dat hatch
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar. Hal ini sesuai UU Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
UU Nomor 12 Tahun 2011
BAGIAN II
JENIS, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Pasal 7
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
(a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
(b) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
(c) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
(d) Peraturan Pemerintah;
(ec) Peraturan Presiden;
(f) Peraturan Daerah Provinsi; dan
(g) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
(2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai
gaimana dimaksud pada ayat (1).
erares eebe-Sejarah Konstitusi Indonesia
Apaitu konstitusi? Istilah konstitusi dalam banyak bahasa berbeda-beda, seperti dalam
pahasa Inggris “constitution”, dalam bahasa Belanda “constitute”, dalam Biteasa fect
*fonstitution’, dan dalam bahasa Latin "constitutio” yang berarti undang-undang dasar
atau hukum dasar, Jadi, konstitusi merupakan hukum dasar tertinggi yang eee
hal-hal mengenai penyelenggaraan negara. Dalam ungkapan lain, konstitusi adalah
kerangka kerja (framework) dari sebuah negara yang menjelaskan tentang bagaimana
menjalankan dan mengorganisir jalannya pemerintahan.
Konstitusi pada umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu tertulis dan tidak tertulis.
Konstitusi tertulis adalah aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara, dan
tata negara yang mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam persekutuan hukum
negara. Konstitusi tidak tertulis disebut juga konvensi, yaitu kebiasaan ketatanegaraan
yang sering timbul dalam sebuah negara.
Contoh konvensi dalam ketatanegaraan Indonesia, antara lain pengambilan
keputusan di MPR berdasarkan musyawarah untuk mufakat, pidato Presiden setiap
tanggal 16 Agustus 1945 di depan sidang paripurna DPR, dan sebelum MPR bersidang,
Presiden telah menyiapkan rancangan bahan-bahan untuk sidang umum MPR yang
akan datang itu.
Hampir semua negara memiliki konstitusi tertulis, termasuk Indonesia berupa
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Sedangkan negara yang dianggap tidak memiliki
konstitusi tertulis adalah Inggris dan Kanada. Di kedua negara ini, aturan dasar
semua lembaga-lembaga kenegaraan dan semua hak asasi manusia terdapat pada adat
kebiasaan dan juga tersebar di berbagai dokumen. Di Inggris, misalnya, memiliki
dokumen bersejarah, seperti Magna Charta Libertatum (1215), The Habies Corps Act
(1670), dan ‘The Bill of Rights (1689). Dokumen-dokumen ini dikategorikan sebagai
konstitusi tidak tertulis, yang mengatur di antaranya tentang jaminan hak asasi manusia
rakyat Inggris.
Para pendiri bangsa telah sepakat menyusun sebuah Undang-Undang nee
sebagai konstitusi tertulis dengan segala arti dan fungsinya. Undang-Undang :
adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari batlan-badan
Pemerintahan suatu negara dan menent pokok-pokok cara kerja
tersebut, Di dalam negara yang menganut paham demokrasi, Undang-UndangKedua, kelompok yang menginginkan Indonesia berdasarkan Islam. Masuk dalam
kelompok ini adalah Abdul Kahar Muzakkir, Agus Salim, Ki Bagus Hadikusumo, KH
Wahid Hasyim, M. Natsir, dan lain sebagainya. Tentu saja ad: ak tokoh lain, baik
yang berada di kelompok pe pun di kelompok kedua
Yang akan menjadi fokus kita sek: a-nama tokoh tersebut, tetapi
masing tokoh tersebut
g bukan nai
bagaimana argumentasi dari masing
Kelompok Pertama: Nasionalis Sekuler
ni memandang bahwa negara Indonesia tidak bisa didasarkan kepada
-aspesifik kepada Islam, meskipun pemeluk agama Islam di Indonesia
memiliki jumlah terbanyak di antara agama-agama lain, Argumentasinya, adalah agama
dan negara memiliki domain yang berbeda. Agama berkaitan dengan urusan pribadi
dengan Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kebenaran absolut, bersifat suci. Sementara
negara menyangkut persoalan dunia dan kemasyarakatan. Karena itulah, bagi kelompok
ini, negara tidak memiliki kewenangan untuk mengatur urusan internal agama masing-
masing, apalagi memaksakan agama kepada warga negaranya.
Sebagaimana kita tahu, Indonesia memiliki banyak agama dan kepercayaan. Karena
itu, menurut pandangan kelompok ini, perlu ada satu dasar yang dapat mewadahi,
menampung, dan memfasilitasi keberadaan agama dan kepercayaan di Indonesia.
Soepomo secara cerdik membedakan “negara Islam” dengan “negara berdasar atas
cita-cita luhur agama Islam”. Dalam negara Islam, negara tidak dipisahkan dari agama,
sehingga hukum syariat Islam yang merupakan perintah Allah juga dijadikan hukum.
negara. Soepomo kemudian menceritakan bahwa dalam sejumlah negara Islam seperti
Mesir, Iran, dan Irak, masih muncul pertanyaan, apakah hukum syariat Islam bisa
disesuaikan dengan hukum internasional atau tidak? Dalam keterangannya disebutkan,
ada yang membolehkan menyesuaikan dengan hukum internasional, ada juga yang
mengatakan tidak boleh.
Ini tentu berbeda dengan “negara berdasar atas cita-cita luhur agama Islam’, di
mana syariat islam tidak menjadi ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dalam
suatu negara, melainkan negara mengambil spirit dan semangat dari Islam, Karena
itulah, Soepomo menolak gagasan negara Islam itu. Namun demikian, bukan berarti
negara kita, demikian Soepomo menjelaskan, adalah negara “a-religius”, melainkan
sebuah negara yang memelihara budi-pekerti kemanusiaan yang luhur, menjaga cita-cita
moral rakyat Indonesia. Budi pekerti kemanusiaan yang luhur itu juga yang dianjurkan
oleh Islam.
Jika Islam menjadi dasar negara, itu sama saja dengan menjadikan Islam sebagai
ideologi. Soekarno menentang hal ini. Soekarno mengagumi Turki yang dipimpin
oleh Mustafa Kemal Attaturk, yang disebut Sockarno sebagai langkah modern dan
revolusioner karena ia memisahkan agama dan negara.
Kelompok
aySiapa dulu
arno katakan: ‘Siapa
rantas ada lagi. Bung Karne al
aa Mi sir lnsarka: Ada orang budayanye
= Kaka Ma ay, Kalas br tps
ie rie sib mai ,, dilemparka' sa
fet ne Ra i
Di dalam Islam 4
aus diserabkan Yan
peradab. Adabnya ini tadi” (Arsip ‘Nasional Republik
a dilemparkan. U
ia. Kalan di
Cerita Kiai Masjkur kepada
Indonesia yang mewawancarai
musyawarah mufakat.
Berikut adalah transkripsi
M. Dien Madjid (tim
), berlanjut pada dis
t
ak man dipersentub tangannya
Jmpamanya orang
‘alam Islam tidak bisa,
Mhemanusiaan yang adil dan
ria, 1988).
Indones
dari Arsip Nasional Republik
kusi tentang gotong royong,
dialog tersebut
orang Jawa itu duly
suka memberikan
rang Indonesia itu dul,
minta sama
Kalau rumah ini tak punya cabey am Lo
tidak punya garam, minta sama rumab sini, kan begiti. Jad orang Jawa dal kala maseh
i iyi diusulkan oleb Bung Karno... ini namanye
i rumab, minta garam pada tetangga ;
ey canta Peas ada lagi, bangsa Jawa itt dul, a es
ada tina itu, Begin kalau ada apa, kumpul orang-orang desa itu. Sati Same A ee
dagaimana baiknya begin, baiknya begini. Ini dikatakan oleh Bung Karo musyawarab.
adi Bangea kta itu dul suka musyawoarab, Kala mau kawinkan anaknya smufakatan,
“alau mau menamakan anaknya dinamakan siapa mufakatan, yang diambil suara Diasanya
yang tertua. Bung Karno hatakan musyawarah persoakilan. Lantas perkara orang Jawa
itu dul, diminta apa-apa, minta apa-apa dikasihkan. Sampaian minta apa, biar di sini
abis, diberikan. Solidaritas sosialnya. Lalu ditanyakan kepada Islam. Islam memang zakat,
dita kewajiban xakat, kita memberikan sama fakir miskin, yang kaya memberikan ke fakir
miskin, jadi sampai kesimpulan lima itu" (Arsip Nasional Republik Indonesia, 1988).
“Lantas, sampai Répada o7
apa-apaa sama tetangganya:
Kesepakatan tentang lima dasar yang dikenal Pancasila itu juga diungkap oleh
Kiai Masjkus, sebagai berikut:
“Kesimpulan lima tadinya mau ditambah, tapi hita umat Islam mengatakan, rukun Islam
itu lima, jadi lima ini saja bisa dikembangkan satu per satu, tetapi jangan ditambab,
Hitangannya supayabica lima, Ramai dari jam 7 malam sampai jam 4 pagi, sampai subuh,
Ini dijadikan oleb Bung Karno Pancasla, menjadikan penggantinya dasar Islam ne
Kita umat Islam mengatakan kalau dasar Islam itu isimnya diambil, kalau Pata
musamahnya(sic: musama) yang diambil. Sila-sila itu musamanya Islam, Lima ini ita
umat Islam, ini sebagai musamanya, isi Islam, isim Islam,
Wahid Hasyim..." (Arsip Nasional Republik Indonesia, 1988).
Lalu, bagaimana sebenarm
ag ya argumentasi i
Pertanyaan ini membawa kita pada a a al
hubungan agama dan negara,
musamanya, Pancasila. Saya,
g-masing kelompok tersebut?
i pemikiran tentang,dalam kata-kata Arab dan menambab janggalnya kata-kata, Jadi tidak ada artinya dan
menambah kejanggalan, menambah perkataan yang kurang baik, menunjukkan pemecaban
kita. Saya harap supaya “bagi pemeluk~ pemeluknya” itu dihilangkan saja, Saya masih
ragu-ragu di Indonesia banyak perpecaban-perpecahan, dan pada prakteknya maksudnya
sama saja,
Kesaksian KH. Masjkur (anggota BPUPK yang juga Panglima Laskar Sabilillah)
menceritakan pertemuan lima tokoh di akhir bulan Mei 1945, yang membahas tentang
dasar negara yang akan diresmikan oleh BPUPK. Tim Arsip Nasional Republik
Indonesia, dalam hal ini dilakukan oleh M. Dien Madjid, sempat melakukan wawancara
kepada Kiai Masjkur. Berikut adalah transkripsi sejarah lisan yang disampaikan Kiai
Masjkur tersebut:
‘.. di rumab Mobamad Yamin, saya, Wahid Hasyim, Kabar Muzabkir dari Yogyakarta.
Bertiga, berempat dengan Yamin. Bung Karno datang. Kita berhenti omong-omong itu.
~ Lantas Bung Karno tanya: Ada apa?”
~ Kita ini ingin dasar Islam tetapi kalau dasar Islam, negara ini pecab, Bagaimana
Hira-Rira bisa umat Islam bela tanab air, tapi tidak pecab.?
~ Bung Karno katakan: ‘Coba kita tanya Yamin dulu, bagaimana Yamin dults tanab
Java, tanah Indonesia ini?”
— Yamin mengatakan: Zaman dulu, orang Jacva punya kebiasaan. Apa kebiasaannya?
Pergi di pinggir sungai, di pohon besar, semedi, menyekar, untuk minta sama Tuhan,
Minta keselamatan, minta apa begitu.”
~ Lantas Bung Karno katahan: Nah! Ini mencari Tuban namanya,Jadi orang Indonesia
dulia sudab mencari Tuhan, cuma tidak tabu dimana Tuban dan siapa Tuhan itu. Pergi
di pohon besar, pergi di Rayu besar, pergi di batu-batu nyekar, itu mencari Tuhan,’
Kata Bung Karno, Kalau begitu, negara kita dari dulu itu sudab Ketuhanan! Sudah
Ketubanan zaman Jawa itu, zaman Jawa itu zaman Ketubanan. Ketuhanan!
Bagaimana Islam? Ketubanan! Kalau bangsa Indonesia bangsa Ketubanan, Mufakat?
Bangsa Ketubanan. Tulis! Talis! Ketubanan. Lalu bagaimana selanjutnya bangsa
Indonesia?” (Arsip Nasional Republik Indonesia, 1988).
Selanjutnya, kelima tokoh tersebut melanjutkan dialog dengan topik peri
kemanusiaan yang adil dan beradab, sebagaimana percakapan berikut:
~ "Bangsa Indonesia itu satu sama lain begitu rupa, kalau datang dikasih wedang, kalau
makan diajak makan, Pokoknya begitu toleransinya, begitu rupa, itulab bangsa Jawa
dulu, sampai-sampai kalau sama-sama menemani.’
~ ‘Kalau begitu,’ kata Bung Karno, Bangsa Indonesia itu dulu bangsa yang peri
kemanusiaan. Satu sama lain suka menalong. Kerjasama, perikemanusiaan.”
~ Lantas kita, sama Wahid Hasyim, kita ... ‘Kemanusiaan boleb, tapi mesti yang adil.
Jangan sendiri boleh, tak diapa-apakan, kalau orang lain yang salah dibantam. Tidak
adil itu. Kalau Siti Fatimah mencuri, saya potong tangannya: Siti Fatimah puteri
Rasulullab. Jadi harus adil. Biar anaknya, kalau salah, ya salah, Dibukum bagaimana,
Ini Islam. Ya benar, benar ini memang.da 10 Juli 1945. Prea
kedua pat
Bite yang semula berbeds pendapat I
rdebatan dan perbedsan pendapae
Ghktiar bersama untuk mencag,
eat idan,
ini merupakan pet j ing
adalah case sebuah proses Se a an dari
bukanlah sesuatu permusuhan, met apa
rumusan dasar negara Indonesia Y% eset uh Soe
Berikut bunyi preambule yang ON
nj heme bak tga Ser
‘Pembukaan: babroa sesunggubmja ke i egal
oleh sebab itu maka pendjadjakan diatas eae 1 angan pergerakan
a i ectemamesan dan pr-tcallen. OO rT gan selamat
Feo ental arial epada sat ja er eT onciajang
sentansa mengantarkan rakjat adie te a oe filed jared
veda besa bra adil dan make Aas rn TAT
‘Camu dan dengan dideronghan ole einginan lub supaja Der” TO pare
“jany bebas, maka rakjet Indonesia menjatakan dengan ini Aemerdaanna Kem
‘dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia Merde jong
melindungi segenap bangsa Indonésia dan selurub tumpab-darah Indonesia, d
rea menadbankeedjabteraan uns, mentjerdaskan kebidupan bangs dan ikut
eee inaecetriban dunia jong berdasarkan kemerdékaan, perdamaian abadi dan
‘eadilan sosal, maka disusunlah kemerdékaan kebangsaan Indonésia itu dalam suave
tutu dasar Negara Indonéiajang terbencu dalam suatu susunan negara Republit
\indoncia,jang berkedaulatan raat, dengan berdsarkan kepada: ke-Tuhanan, dengan
ewadjiban mendjalankan sjariat Islam bagi pemeluk-pemeluknja, menurut dasar
Jemanusiaan jang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakjatan jang
dipimpin oleb hikmat kebidjaksanaan dalam permusjawaratan perwakilan serta
dengan mevoujudkan suati keadilan sosial bagi selurub rakjat Indonesia’
Namun, tak cukup sampai di situ. Preambule tersebut, rupanya masih menjadi
polemik di kalangan pendiri bangsa. Mohammad Hatta, misalnya, tetap berpandangan
bahwa Islam tidak perlu menjadi dasar negara secara formal. Islam tetap menjadi
semangat dan dasar moral.
__Aklhiny, dalam sidang PPK pada 18 Agustus 1945, tujuh kata dalam preambule
dengan kewajiban menjalaniean tyasiael tlm aps hen Meateyietet erst etre eed
Alasannya, terdapat keberatan dari satu kelompok anak bangsa terkait dengan tajuh
kata dalam Preambule tersebut. Demi menjaga keutuhan akhirnya,
mendiskusikan tentang rencana penghapusan tersebut kepada ‘slam, seperti ‘
Bagus Hadikusumo dan K.H.A. Wachid Hasyim. ae
Saat mengetahui keberatan dan i
h potensi perpecahan, Ki Bagus.
dan K.H.A. Wachid Hasyim—sebagai epson dari 2 ees
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama—pun setuju dengan.
tersebut. Ki Bagus Hadikusumo, misalnya, mengatakan:
Di dalam keterangi h '
Saya minta aie co ea 2Dinamika Perumusan Pancasila
Perdebatan mengenai hubungan antara agama dan negara turut mewarnai sidang
BPUPK kala itu. Para pejuang dan pendiri bangsa Indonesia berbeda pendapat soal
ini, Sebagian menghendaki Islam menjadi dasar negara, sebagian lainnya berpandangan
bahwa negara Indonesia tidak perlu menjadikan agama sebagai dasar negara. Soekarno
dan Hatta, misalnya, adalah tokoh yang berpandangan bahwa negara Indonesia tidak
dapat didasarkan kepada Islam. Sementara itu, Moh. Natsir, Ki Bagus Hadikusumo,
dan KH, Wahid Hasyim memandang bahwa Islam harus menjadi dasar negara.
Untuk mengatasi perbedaan pendapat tersebut, sebagai bagian dari demokrasi serta
untuk menghindari perpecahan, maka dicarikan titik temu dalam Panitia Sembilan yang
dibentuk setelah sidang pertama BPUPK. Setelah melewati diskusi panjang, akhirnya
Panitia Sembilan menyepakati preambule yang disampaikan oleh Soekarno, selaku
Began 1 Pcasio 24‘Anak poin kedua adalah perwakilan. Menurut Yamin
an masyarakat ialah ad: sistem perwakilan. Mohammad
despotisme dan feodalisme merupakan penyakit yang menghinggapi peradaban
Indonesia yang harus disingkirkan. Bagi Yamin, untuk mewujudkan negara Indonesia
ai dengan kehendak rakyatnya, maka perwakilan perlu dilakukan
yang se:
‘Anak poin ketiga adalah jalan kebijaksanaan, yang oleh Yamin diterjemahkan
menjadi rasionalisme. Hikmah dari kebijaksanaan yang menjadikan pemimpin
rakyat Indonesia ialah rasionalisme yang schat, karena telah melepaskan diri dari
anarki, liberalisme, dan semangat penjajahan.
x
Kesejahteraan Rakyat
Tidak banyak yang dijelaskan Yamin mengenai kesejahteraan rakyat ini. Ia hanya
mengatakan bahwa perubahan besar yang terjadi dalam diri bangsa Indonesia
berhubungan langsung dengan dilantiknya negara baru. Selain itu, mengenai
kehidupan ekonomi sosial bangsa Indonesia, Mohammad Yamin membicarakan
persoalan tentang kesejahteraan rakyat atau keadilan sosial yang dikaitkan dengan
daerah negara. Secara puitis, Yamin mengatakan bahwa Garuda Negara Indonesia
yang hendak terbang membumbung tinggi melalui daerah yang terhampar dari
Gentingan kra di Semenanjung Melayu dan Pulau Web di puncak utara Sumatera
sampai ke kandang Sampan Mangio di kaki Gunung Kinabu dan Pulau Palma
Sangihe di sebelah utara Sulawesi.
c. Soepomo
Sebagai pakar hukum, Soepomo mula-mula berbicara tentang syarat-syarat berdizinya
suatu negara berdasarkan konstitusi. Menurutnya, syarat pertama adalah daerah.
Terhadap hal ini, Soepomo sepakat bahwa daerah Indonesia meliputi batas Hindia-
Belanda. Kedua, rakyat sebagai warga negara. Artinya, siapapun yang memiliki
kebangsaan Indonesia, maka dengan sendirinya bangsa Indonesia asli. Bangsa
peranakan, Tionghoa, India, Arab yang telah turun temurun tinggal di Indonesia, dan
mempunyai kehendak yang sungguh-sungguh untuk bersatu dengan bangsa Indonesia
yang asli, maka ia harus diterima sebagai warga negara Indonesia. Ketiga, pemerintahan
yang berdaulat menurut hukum internasional.
Kemudian, Soepomo berbicara tentang dasar negara Indonesia dengan mengutip
sejumlah teori, seperti teori perseorangan yang dikembangkan oleh Thomas Hobbes
dan John Locke, teori golongan (class rheory) dari Karl Marx, Engels, dan Lenin, serta
teori integralistik yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller, dan Hegel.
Setiap negara, menurut Soepomo, harus sesuai dan menggambarkan struktur sosial,
karakteristik masyarakat. Negara Indonesia merdeka tidak seharusnya dibangun dengan
menjiplak masyarakat di luar Nusantara. Corak dan bentuk negara itu harus disesuaikan
dengan perikehidupan masyarakat yang nyata. Menurut Soepomo, struktur sosial
bangsa Indonesia itu ditopang oleh semangat persatuan hidup, semangat kekeluargaan,
Keseimbangan lahir batin masyarakat, yang senantiasa bermusyawarah dengan rakyatnyax
t : ' 4
oor || Kesejabnereen
Kebangsaan || Htemasonaline |) Ferme Sosial Berkebudayaan
’ * ““pancastta* aa ;
' ’
= i)
Nasondtme |" TRISILA <> =
, EKASILA { , ee
Gotong-Royong
b. Moh. Yamin
Mohammad Yamin menyuguhkan lima usulan
tentang dasar negara Indonesia merdeka. Bagai-
mana penjelasan Moh. Yamin terhadap masing-
masing usulan tersebut? Berikut penjelasannya.
1) Peri Kebangsaan
‘Menurut Yamin, ada tiga hal yang harus
dilakukan terkait dengan kebangsaan
Indonesia yang berkeinginan untuk merdeka,
yaitu (1) mengenai pekerjaan anggota untuk
mengumpulkan segala bahan-bahan untuk
pembentukan negara, (2) mengenai Undang-
Undang Dasar Negara, (3) usaha yang harus
dilakukan untuk menjadikan Indonesia
merdeka sesuai dengan keinginan rakyat.
Peri kebangsaan ini berkaitan dengan
paham nasionalisme. Nasionalisme dalam.2)
3)
Namun, kata Soekarno, kebangsaan Indonesia jangan terjebak pada chauvi-
.gsanya paling tinggi di antara bangsa-
jah. Sockarno
nisme, paham yang menempatkan ban;
bangsa dunia, sekaligus memandang bangsa-bangsa lain lebih rend:
mengatakan:
Jangan kita berdiri diatas azas demikian, tuan-tuan, jangan berkata, babrwa bangsa
‘Indoncsialah yang terbagus dan termulia, serta meremehkan bangsa lain. Kita barus
menuju persatuan dunia, persaudaraan dunia.
Dengan demikian, dasar yang pertama ini tidak lah cukup, melainkan
membutuhkan dasar kedua, yakni Internasionalisme atau perikemanusiaan.
Internasionalisme atau perikemanusiaan
Internasionalisme di sini, kata Sockarno, tidak bermakna kosmopolitanisme, sebuah
paham yang menganggap bahwa selurah manusia adalah satu komunitas tunggal
yang memiliki moralitas yang sama. Jika seperti ini, kata Soekarno, maka “tidak
ada Indonesia, tidak ada Nippon, tidak ada Birma, tidak ada Inggris, tidak ada
Amerika, dan lain-lainnya”.
Karena itulah, internasionalisme harus berakar pada nasionalisme. Soekarno
mengatakan, “Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam
taman-sarinya internasionalisme”. Dengan demikian, dasar pertama, kebangsaan
Indonesia, harus bergandengan tangan dengan dasar kedua, internasionalisme.
Soekarno mengutip pendapat Mahatma Gandhi, “Saya seorang nasionalis, tetapi
kebangsaan saya adalah perikemanusiaan.”
Mufakat atau demokrasi
Soekarno mengatakan, “Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang,
bukan satu negara untuk satu golongan walaupun golongan kaya. Tetapi kita
mendirikan negara, ‘semua buat semua, satu buat semua, semua buat satu.’ Saya
yakin, bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah permusya-
waratan, perwakilan,” Dasar yang ketiga inilah, menurut Soekarno, menjadi tempat
terbaik untuk memelihara agama Islam. Sehingga,jika ada yang belum memuaskan,
permusyawaratan inilah yang harus dilakukan, Soekarno memberikan tanggapan
terhadap perdebatan alot di antara anggota BPUK tentang apakah Indonesia akan
berdasarkan Islam atau tidak.
Soekarno mengatakan:
Badan perwakilan, inilah tempat kita untuk mengemukakan tuntutan-tuntutan
Islam. Di sinilah kita usulkan kepada pemimpin-pemimpin rakyat, apa-apa yang
ita rasa perlu bagi perbaikan. Jikalau memang kita rakyat Islam, marilah kita bekerja
sehebat-hebatnya, agar supaya sebagian yang terbesar dari pada kursi-hursi Badan
Perwakilan Rakjat yang kita adakan, diduduki oleh utusan-utusan Islam., dasar negara terus
5 dasidang pertama BPUPK, perbincan gi eda BPUPK. Hast
Tale any Po alara Panitia Kecil maupun pada Ee ida pany kesepakatan
: i : ama BPUPK,
ee “i yang dibentuksetelahsidang Petey ‘ok Islam” dan “kelompok
be beard Uch Soekarno disebut sebagai, a eau Mukaddimah. Hasil
tara, a da : pie :
an ye ebagaimana yang tertubis dalam Preamble, 20S dikadapan idang
bi aan”, St e :
ean ini dibacakan oleh Soekarno sebagai ketu: OPK mene pn
BPUPK yang kedua. Pada sidang kedua in}, anggota y
soal bentuk negara, ketimbang soal dasar negars: sap ecg
Perbincangan tentang dasar negara Kembali meng®™
yang berlangsung sehari setelah kemerdekaan Indonetied
pembicaraan pada saat itu adalah e *Ketuhanan, dongs
vvariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. qj
Pada bagian ini, kalian akan mempelajari peta pemikiran para fe a
tentang dasar negara, tidak hanya yang muncul pada saat era BPUPK ataupun PAD,
tetapi juga setelahnya, termasuk soal bagaimana para pendiri bangsa memal
Pancasila.
18 Agustus 1945. Fokus
kewajiban menjalankan
a. Sockarno
Dalam buku Kelas X telah diuraikan cuplikan pidato Soekarno dalam sidang:
pertama BPUPK. Sockarnio mengusulkan lima dasar bagi Indonesia merdeka. Dia pula
yang mengusulkan penamaan Pancasila tethadap kelima dasar yang diusulkan tersebut.
Berikut 5 dasar usulan Soekarno, beserta penjelasannya:
1) Kebangsaan Indonesia
Sockarno menjelaskan bahwa kebangsaan di sini bukan dalam arti sempit, tetapi
dalam arti luas yakni, nationale staat. Soekarno kemudian memberikan definisi
“bangsa” dengan mengutip pendapat Ernest Renan, yaitu “kehendak akan bersatu,
Orang-orangnya merasa diri bersatu dan mau bersatu”. Soekarno juga mengutip
pendapat Otto Bauer yang mendefinisikan bangsa “adalah satu persatuan perangai
yang timbul karena persatuan nasib”. Namun, kedua definisi ini dirasa oleh
Soekarno tidak cukup untuk menggambarkan kebangsaan Indonesia. Pasalnya,
Soekarno memberikan contoh bangsa Minangkabau. Sesama bangsa Minangkabau
merasa satu kesatuan, merasa satu keluarga. Namun, hal tersebut hanyalah satu
bagian kecil dari satu kesatuan.
Pendek kata, Soekarno menjelaskan bahwa bangsa Indonesia bukanlah sekadar
satu golongan orang yang memiliki keinginan untuk bersama dan bersatu dengan
scleceenayy tetapi harus menjadi satu kesatuan seluruh manusia Indonesia yang
angsa-bangsa dan tinggal di pulau-pulau Indonesia, Soekarno mengatakan:
Kebangsaan Indonesia, Keban ia je Djawa,
igsaan Indonesia jang bulat! Bi gsaan Dj
bukan kebangsaan Sumatera, bukan iilengeae aoe scene i
‘ain, tetapi kebangsaan Indonesia, yang bersama-: i a
= 1g ‘sama menjadi dasar satu nationaleesaikan aktivitas diskusi, mari kita baca artikel berikut secara seksama.
kalian akan menemukan sejumlah kata kunci
aman kalian terhadap
Setelah menyek
Untuk memandu kegiatan membaca ini,
penting yang perlu kalian tuliskan maknanya berdasarkan pemahy
bahan bas
1. Ketuhanan
an.
2. Internasionalisme
3. Musyawarah
4, Integralistik
5. Gotong royong
6. Kekeluargaan
7. Philosophische grondslag atau weltanschauung
$8. Kemanusiaan
Peta Pemikiran Pendiri Bangsa tentang Pancasila
Sebagaimana disebutkan dalam buku PPKn Kelas X, ada banyak anggota BPUPK
yang turut menyampaikan pidato pada sidang pertama yang membahas tentang dasar
negara Indonesia merdeka. Tak hanya Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno yang
menyampaikan pidato wakru itu, melainkan juga ada Hatta, H. Agus Salim, Ki Bagoes
Hadikoesoemo, dan lain-lain, Diskusi dan saling menanggapi, bahkan saling sanggah,
terjadi selama persidangan.
Hal tersebut tentu sebuah kewajaran, bahkan keharusan. Disebut kewajaran karena
setiap orang niscaya memiliki pemikiran yang berbeda-beda akibat pengaruh perbedaan
latar belakang, sudut pandang, cita-cita, dan lain sebagainya. Bahkan, disebut keharusan
karena yang menjadi subjek pembicaraan adalah negara besar, tidak hanya dari aspek
geografis dan jumlah populasi, melainkan juga kaya akan sumber daya alam dan tradisi.
Pada titik ini, diskusi, saling menanggapi, bahkan saling sanggah dalam persidangan
adalah wujud demokrasi. Namun demikian, para anggota BPUPK—serta para pendiri
bangsa lainnya yang tidak tergabung dalam BPUPK—memiliki cita-cita yang sama,
yakni kemerdekaan, persatuan, dan kejayaan Indonesia.
Sebagaimana dalam uraian buku Kelas X, tampak jelas bahwa Soekarno memiliki
peran besar dalam merumuskan dasar negara. Ta bukan saja memperkenalkan nama
Pancasila terhadap lima konsep yang disampaikan dalam sidang BPUPK. Lebih dari
itu, kelima konsep yang disampaikan menjadi rujukan penting dalam pembahasan~
pembahasan berikutnya, terutama dalam Panitia Sembilan.
Namun demikian, kontribusi pemikiran sejumlah tokoh lainnya tidaklah sedikit.
Usulan Soepomo, misalnya, terkait bentuk negara integralistik serta struktur sosial
bangsa Indonesia juga menjadi kerangka penting dalam merumuskan negara merdeka.
Begitu juga dengan anggota BPUPK lainnya.