You are on page 1of 6
PERBEDAAN PENAFSIRAN TENTANG KETENTUAN MENGENAI JANGKA WAKTU MASA BERLAKUNYA SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT) ANTARA KANTOR PERTANAHAN KOTA SURAKARTA DAN KABUPATEN BOYOLALI Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: mariahariwanti@yahoo.com Abstract This research aims to know the differences of interpretation of the provisions concerning the duration of the validity period of Attorney Charge Dependent Rights (SKMHT) Land Office between Surakarta (solo) and Boyolali district, as well as a result thereof. This research included in this type of empirical research that is descriptive. This research was preceded by an examination of secondary data, that is regulations regarding SKMHT, then proceed with an examination of the primary data in the Office of land in Surakarta (solo) and Boyolali Regency. Based on the results of the research and the discussion then it can be inferred that there is a difference of interpretation of the provisions concerning the duration of the validity period of Attorney Charge Dependent Rights (SKMHT) Land Office between Surakarta (solo) and Boyolali Regency. This difference in interpretation in the end can lead to a problem in the process of registration of rights to dependents. Keywords: interpretation, duration, validity period, Attorney Charge Dependent Rights (SKMHT). Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penafsiran tentang ketentuan mengenaljangka waktu masa beriakunya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) antara Kantor Pertanahan Kota Surakarta dan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolall. Penelitian ini termasuk jenis penelitian empiris yang bersifat deskripti. Penelitian ini didahului dengan pengumpulan data sekunder, yaitu ketentuan- kketentuan yang mengatur mengenai SKMHT, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh dari Kantor Pertanahan kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali. Berdasarkan hasil peneitian dan pembahasan, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan penafsiran tenteng ketentuan ‘mengenai jangka waktu masa berlakunya SKMHT antara Kantor Pertanahan Kota Surakarta dengan Kabupaten Wonogiri. Perbedaan penafsiran ini pada akhimya dapat menimbulkan suatu permasalahan dalam proses pendaftaran Hak Tanggungan. Kata kunci: Penafsiran, jangka waktu, masa berlakunya, Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT). A. Pendahuluan Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia ‘Tahun 1945. Pembangunan ekonomi di suatunegara ‘sangat bergantung kepada dinamika perkembangan dan kontribusi nyata dari sektor perbankan (Widjojo, 2010 : 1). Dalam dunia perbankan perkreditan merupakan salah satu tugas bank yang penting. Dengan tugas bank dalam memberikan dan menyalurkan kredit merupakan kegiatan penting ‘bagi bank guna menunjang perkembangan ekonomi masyarakat (Sri Gambir Melati Hatta, 2010 : 1). Private Law Edisi01 Maret - Juni 2013 Mengingat pentingnya perkreditan bagi pembangunan ekonomi tersebut, maka diperlukan ‘adanya suatu lembaga jaminan yang kuat sehingga dapat memberikan kepastian hukum bagi para pihak yang terkait di dalamnya, Pasal 51 Undang- Undang Nomor § Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UPA) memperkenal- kan Hak Tanggungan sebagai suatu lembaga Jaminan yang kuat. “Both government agencies and private lenders have played significant roles in help- ing families achieve this ideal by making available the necessary mortgage financing” (Roberto G. ‘Quercia and Michael A. Stegman, 1992 : 341) Ketentuan mengenai Hak Tanggungan kemudian diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Perbedaan Penafsiran tentang Ketentuan.... 61 Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan (UUHT). Dalam UUHT termuat berbagai hal penting yang berkaitan dengan Hak Tanggungan, termasuk tata cara pemberian Hak Tanggungan. “Tata cara pembebanan Hak Tanggungan dimulai dengan tahap pemberian Hak Tanggungan di hadapan PPAT yang berwenang dan dibuktikan dengan APHT dan diakhiri dengan tahap pendaftaran Hak Tanggungan di Kantor Pertanahan setempat’ (Teja Buwana, 2009 2), Pada asasnya pemberian HT waiib dihadiridan dilakukan pemberi HT sebagai pihak yang berwenang melakukan perbuatan hukum membebankan HT atas obyek yang dijadikan jaminan, Hanya apabila benar-benar diperlukan dan berhalangan, kehadirannya untuk memberikan HT dan menandatangani APHT-nya dapat dikuasakan kepada pihak lain, Pemberian kuasa tersebut wali Kkukan di hadapan seorang notaris atau PPAT, dengan akta otentik yang disebut Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) (Boedi Harsono, 2003 : 444). Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) adalah suatu akta otentik yang dibuat dinadapan seorang notaris atau Pejabat Pembuat, ‘kta Tanah (PPAT) berisi pemberian kuasa dari pemberi Hak Tanggungan kepada pihak lain untuk membebankan Hak Tanggungan atas obyek yang dijadikan jaminan serta menandatangani Akta Pembebanan Hak Tanggungan (APHT). SKMHT dibuat hanya jika pemberi Hak Tanggungan tidak dapat hadir pada saat pemberian Hak Tanggungan dihadapan PPAT. Ada berbagai macam penyebab ketidakhadiran pemberi Hak Tanggungan pada saat, pemberian Hak Tanggungan di hadapan PPAT, diantaranya adalah karena tanah obyek Hak Tanggungan terletak di luar daerah domisili pemberi Hak Tanggungan. Akan lebih efisien apabila pemberian Hak Tanggungan diwakilkan kepada pihak Iain melalui pembuatan SKMHT, sehingga emberian Hak Tanggungan serta penandatanganan APHT tetap dapat dilaksanakan walaupun tidak dinadiri pemberi Hak Tanggungan. Pengaturan tentang SKMHT secara umum tertuang dalam Pasal 15 UUHT, sedangkan bentuk dan isi SKMHT diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 3 Tahun 1996 (PMNAJKBPN 3/1996). Mengenai jangka waktu masa berlakunya 'SKMHT selain yang tertuang dalam Pasal 15 UUHT, ssecara lebin khusus diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor4 Tahun 1996 (PMNA/KBPN 4/1996). Dalam Pasal 15 UUHT, termuat kelentuan mengenai syarat serta jangka waktu masa berlakunya SKMHT. Kuasa Untuk Membebankan Hak Tanggungan tidak dapat ditarik Kembali atau 62. Private Law Eaisi01 Maret - Juni 2013 tidak dapat berakhir oleh sebab apapun juga kecuali karena kuasa tersebut telah dilaksanakan atau karena telah habis jangka waktunya. Oleh karena itu, jangka waktu masa berlakunya SKMHT ini pertu diperhatikan karena menyangkut validitas APHT yang nantinya akan dibuat dan didaftarkan oleh PPAT ke Kantor Pertanahan. Dalam penerapan ketentuan mengenaijangka waktu masa berlakunya SKMHT ini, ternyata terdapat perbedaan penafsiran oleh Kantor Pertanahan di beberapa daerah, khususnya Kota ‘Surakarta dan Kabupaten Boyolail. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai perbedaan penafsiran ketentuan ini dalam sebuah penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat ditark suatu rumusan masalah, Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah perbedaan penafsiran tentang ketentuan mengenai jangka waktu masa bertakunya ‘Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan antara Kantor Pertanahan Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali? Dalam suatu penelitian pastilah mempunyai suatu tujuan tertentu, Peneliian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penafsiran tentang ketentuan mengenai jangka waktu masa berlakunya ‘Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan antara Kantor Pertanahan Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolal B. Metode Penelitian Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan penulisan tertentu, yang bertujuan untuk. mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya (Soerjono Soekanto, 2010 : 43). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitiann ini adalah penelitian hukum empiris. Pada penelitian hukum sosialagis. atau empiris, maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan peneliian terhadap data primer dilapangan, atau terhadap masyarakat (Soerjono Soekanto, 2010: 52). Penelitian ini bersifat deskriptif, memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya (Soerjono Soekanto, 2010 : 10). Adapun data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah data mengenai perbedaan penafsiran tentang ketentuan mengenai jangka waktu masa berlakunya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) antara Kantor Pertanahan Kota Surakarta dan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Perbedaan Penafsiran tentang Ketentuan Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjok penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagal metode ilmiah (Lexy J Moleong, 2007 :6). Pada pendekatan ini diperlukan suatu pemahaman yang mendalam terhadap objek yang diteliti sehingga pada akhirnya dapat ‘membuahkan suatu kesimpulan dalam penelitian. Dalam suatu penelitian berjenis empitis, selain studi kepustakaan juga diperlukan studi lapangan. Dalam rangka studi lapangan tersebut, maka penulis mengambil beberapa lokasi untuk ditelit. ‘Adapun lokasi tersebut adalah sebagai berikut 1. Kantor Pertanahan Kota Surakarta. 2. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolall Lokasi di atas merupakan sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan/penelitian subyektif dari penelitian (Purposive Sampling), didasarkan pada keragaman karakteristik kedua daerah tersebut, misainya mengenai penafsiran atau cara pandang terhadap suatu peraturan, Jeni data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 1, Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan, berupa keterangan- keterangan yang diperoleh dari hasil wawancara sehubungan dengan penafsiran ketentuan mengenal jangka waktu berlakunya SKMHT. 2, Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari media cetak maupun internet. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: 1. Teknik Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara langsung dengan narasumber di lokasi penelitian berkaitan dengan masalah yang ditellt 2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan sebagai penunjang sumber data primer, Data-data tersebut kemudian dianalisis dengan ‘mengorganisasikan data dan mengurutkan data ke Private Law Edisi01 Maret - Juni 2013 dalam pola, kategori, dan uraian dasar sehingga dapat diteukan tema dan hipolesis kerja yang diterangkan oleh data (Lexi J. Moleong 2007 : 280). Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah model analisisinteraktif melalui tiga alur komponen Pengumpulan data, yaitu tahap redusi data, tahap Penyajian data, dan tahap penarikan kesimpulan. Dalam proses penarikan kesimpulan, diperlukan adanya penafsiran hukum agar diperoleh suatu pemahaman terhadap rumusan peraturan perundang-undangan yang menjadi salah satu ‘sumber data dalam penelitan ini. Adapun penafsiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penafsiran menurut tata bahasa (grammatical interpretatie). Penafsiran ini mengartikan istilah dalam rumusan peraturan perundang-undangan menurut tata bahasa, ©. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Edy Musthofa, S.H (Kepala Sub Seksi Penetapan Hak Tanah di Kantor Pertanahan Kota Surakarta) pada hari Senin tanggal 6 Agustus 2012, Kantor Pertanahan Kota Surakarta mengambil penafsiran yang sesuai dengan PMNAI KBPN 4/1996, yaitu mendasarkan jangka waktu masa berlakunya SKMHT tetap pada plafond kredit. Apabila pihak kreditur (Bank atau Lembaga Keuangan lainnya) tidak bersedia mencantumkan plafond kredit pada SKMHTnya, maka pihak kreditur tersebut wajib melampirkan perjanjian kreditnya dalam berkas pendaftaran Hak Tanggungan di Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Hal ini diperlukan agar petugas penerima berkas pendaftaran Hak Tanggungan di Kantor Pertanahan Kota Surakarta dapat ‘mengetahuljangka waktu masa berlakunya SKMHT. Menurut keterangan yang diperoleh dari wawancara dengan Bapak Drs. Sugiyarto (Kepala ‘Sub Seksi Pendaflaran Hak di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali) pada hari Senin tanggal 20 ‘Agustus 2012, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mengambi penafsiran yang berbeda, yaitu mendasarkan jangka waktu masa berlakunya 'SKMHT pada niiai Hak Tanggungan. Kebijakan ini

You might also like