You are on page 1of 31
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN MUATAN IPS SISWA KELAS V SDN 1 PANJ{ TAHUN PELAJARAN 2022/2023 Oleh Nima Klarisa Pinem, NIM 1911021009 Prodi Teknologi Pendidikan ABSTRAK Riset ini bermaksud untuk: (1) dihasilkannya produk media pembelajaranvideo pembelajaran pada berbasis PBL pada materi keberagaman suku bangsa yang layak untuk suatu pembelajaran IPS,(2) diketahui proses pengembangannya serta validitas pada video pembelajaran yang -berbasis PBL (3) diketahui keefektivan dari pemakaian video pembelajaran yang berbasis PBL di SDN 1 Panji. Jenis riset ini ialah pengembangan (R&D) dengan desain ADDIE yang melingkupi lima tahap, yakni Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Subject dari riset ini ialah murid dikelas V dengan jumlah 37 murid Metode dan instrument pengumpulan data yang dipakai dalam riset ini yakni kuesioner serta test. Hasil riset ditunjukkan (1) produk pada media video pembelajaran PBL diterangkannya valid dengan hasil finjauan ahli isi mata pelajaran sebanyak 92,30% (sangat baik), ahli desain pembelajaran sebanyak 90,00% (sangat baik) ahli media pembelajaran sebanyak 96,15% (sangat baik) serta ahli teknologi pendidikan sebanyak 95,00% (sangat baik) serta respons angket pesertadididk, yakni diuji coba perorangan sebanyak 94,33% (sangat baik), golongan kecil sebanyak 92,11% (sangat baik). Produk pada media video pembelajaran pada berbasis PBL diterangkannya efektive dipakai berlandaskan_hasil _pre- sebanyak 49,19 (Kurang), dan post-test sebanyak 88,38 (baik) serta dilakukannya perhitungan dengan uji-t didapatkan hasil pada kolom significance (2-tailed) sebanyak 0,000. Hasil inilah ditunjukkan bahwa besar significance lebih kecil dari 0,05 (p>0,05), hingga HO ditolak serta Hi diterima diartikan adanya perbedaannya significant hasil belajar murid sebelum dan ¢.sudah diikuti pembelajaran memakai video pembelajarannya berbasis problem based learning pada mapel IPS murid dikelas V SDN | Panji tahun ajaran 2022/2023. Kata kunci: video pembelajaran, problem based learning vi mempunyai score yang digolongkan dibawah Creteria Kuantitas Minimal(KKM) yakni 75 dengan nilai rerata 67,90. Tabel 1.1 Keterangan Hasil Belajar murid SDN 1 Panji No Categori Jumlah iF Jumlah semua pesertadididk 37 a Pesertadididk dibawah KKM 17 3. Pesertadididk mencapai KKM 20 4. Creteria Kuantitas 75 Minimal(KKM) 5. Rerata Nilai Pesertadididk, 67,90 Factor utamnya Kebanyakan guru masih memakai model pembelajaran Konvensional yakni model pembelajaran ceramah sementara_pesertadididk menyimak secara pasif menerima informasi, Tetapi sebagian guru ada juga yang memakai model pembelajaran berbasis masalah misalkan dikelas V guru yang ‘mengajar dikelas sering memvarianskan model pembelajaran selain ceramah. Hal inilah diduga ialah salah satu disebabkan terhalangnya creativity serta kemandirian murid, sehingga penurunan hasil belajar murid. Selain itu factor factor lainnya yakni terdapat beberapa pesertadididk yang masih belum lancar membaca dari 37 jumlah pesertadididk terdapat 5 orang muridyang belum mampu membaca dan sebagian lagi masih sulit untuk paham materi yang disampaikan guru dikamakan kurang nya motivasi belajar. Di era modem ini, pemakaian media pembelajarannya sudah sangat beragam salah satunya yakni media pembelajaran yang dipakai ialah video pembelajaran, Video Pembelajaran ialah suatu media kompleks mempunyai unsur audio serta visual, berisikan unsur pembelajarannya bertujuan untuk dimudahkan pesertadididk dalam paham materi yang diajarkannya sehingga lebih termotivasi dalam diikuti proses pembelajaran. Video animasi ialah video bersil fat dua dimensi ataupun tiga dimers berland an kumpulan pada beberapa gambar yang cerakkan, Sukiyasa, (2013) memaparkan pelajaran yang akan dibuat pada visualisasi keberbentuk animasi bisa lebih bermakna serta mudah diterima, dipahami, serta bisa memotivasi, Keunggulan dari video pembelajaran dapat menggabungkan gambar bergerak dan suara maka bisa menjadi daya tarik bagi penggunanya dalam paham dan menyerap materi,Pesertadididk dapat belajar secara mandiri, yang tentunya dengan pemakaian video pembelajaran mampu untuk mendorong keaktivean pesertadididk ketika sedang belajar dikelas, dimana murid menjadi lebih cepat untuk membangun pola fikimya dari apa yang sedang nampaknya, Selain itu pesertadididk juga mampu untuk membangun pola fikir yang, kit sehingga akan mempunyai beribu pengertian akan apa yang didapatnya dari sebuah video. Didukung dengan pembelajaran abad 21 yang mengharuskan mempunyai penguasaan pengetahuan dan kemampuan literasi digital, literasi informasi dan Komunikasi dan juga menerapakan 6 peran kecakapan abad ke -21 yang dikenal dengan 6C, yakni character, citizenship, critical thingking, creativit, collaboration, dan communication. Yang dimana salah satu ciri implemntasi kecakapan 6C saat pendidikan yakni aspek humanis misalkan Pendidikan dan kurikulum yang berpusat pada nilai dan karakter, tidak lagi hanya berfokus pada penguasaan materi. Model Problem Based Learning (PBL) ialah model pembelajaran membantu pesertadididk untuk lebih aktive sera mandiri saat dikembangkan kemampuan saat berpikir kritis untuk pemecahian masalah lewat penearian data sehingga didapatkan pemecahan dengan rasional serta autentik (nyata). Hal inilah didukung oleh Suwarjo, dkk (2016) bahwa media video pembelajaran_mampu peningkatan keterampilan berpikir kritis pesertadididk, Model pembelajaran problem based learning juga dipilih berlandaskan dengan karakteristik mapel IPS di SD yakni menuntut tingginya aktivitas pesertadididk, kemampuan dalam melaksanakan kegiaton pembelajaran misalkan melakukan proses penyeledikan, melakukan pemecahan masalah, Berlandaskan paparan diatas, maka diperlukannya pemecahan untuk diatasi persoalan tersebut. Salah satu pemecahannya ialah memakai media pembelajaran ‘yang menarik sexta tetap berkaitan pada karacteritk dari materi yang akan disampaikan supaya bisa peningkatan hasil belajar murid serta motivasi belajar murid yang erat kaitanya pada pencapaian hasil belajamya, Media ialah alat yang dipakai sabagai prantara untuk disalurkan pesan ataupun informasinya, Mahnun (2012) memaparkan media sarana pada penyalur pesan ataupun informasi belajar yang hendaknya disampaiakn oleh sumber pesan kepada sasaran ataupun penerima pesan tersebut, Jika ini dikaitkan dengan proses pembelajarannya maka media ialah sarana ataupun alat prantara yang disampaiakan pendidik ke pesertadididk baik visual, audio, ataupun audio visual untuk dipermudah ataupun didukung proses pembelajaran. Berlandaskan latarbelakang masalah diatas, pemakaian Video Pembelajaran saat proses pembelajarannya bisa membantu peningkatan hasil belajar murid dikelas V pada pembelajaran muatan IPS. Untuk itu perlu dilaksanakannya riset berjudul “Pengembangan Pada Video pembelajaran pada berbasis Problem Based Learning Pada Pembelajaran IPS Murid dikelas V SDN 1 Panji Tahun Pelajaran 2022/2023" 1.2 Identifikasi Masalah 6 Berlands pada lavarbelakang —masaloh diuraikan diatas, bisa dliindentifikasi pata masalah yang ditemukan pada murid serta guru dikelas V di SDN 1 Panji yakni 1 Me ia pembelajaran yang dipakai guru SDN 1 Panji masih sederhana ‘berwujud power point yang didapatkan dari sumber tertentu. . Masih dominannya pemakaian model pembelajaran langsung dari guru yakni ‘model ceramah. . Perlu ditingkatan motivasi belajar murid pada kelas V pada mapel IPS, Hasit belajar murid selama ini masi banyak dibawah KKM. 13 Pembatasan Masalah Dari uraian latarbelakang diatas, persoalan yang didapat dalam dunia Pendidikan sangat kompleks. Kompleksnya persoalan didalam du pendidikan hingga riset ini perlu dilakukannya pembatasan supaya pengkajian masalah mencakup masalah utamanya harus bisa dipecahkan untuk memproleh hasil yang optimal. Riset ini menitik beratkan pada persoalan bagaimana cara untuk peningkatan motivasi belajar murid agar dipengaruhi terhadap hasil belajar murid. Kurang tersedia media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid juga akan dipengaruhi motivasi belajar murid dan hasil belajar yang meningkat. Hasil bbelajar murid bisa meningkat andaikata dengan pemakaian media yang tepat. Riset ini di fokuskan pada perancangan media video pembelajar ini untuk muatan IPS. Objeck Penelitian dalam Pengembangan Pada Media pembelajaran ini ialah murid dikelas V SDN 1 PANJI, Media Video pembelajaran ini dipakai sebagai komplementer untuk melengkapi media yang sudah dipergunakan sebelumny: 1.4 Rumusan Masalah Berlandaskan latarbelakang masalah diatas, bisa dirumuskannya persoalan yakni 1. Bagaimanakah rancang pada bangun video pembelajaran pada pembelajaran muatan IPS dikelas V di SDN 1 Panji? 2. Bagaimanakah validitas video pembelajaran pada pembelajaran muatan IPS dikelas V di SDN 1 Panji ? 3. Bagaimanakah efektivitas video pembelajaran pada pembelajaran muatan IPS di SDN | Panji? 1.5 Tujuan Pengembangan Sejalan pada rumusan masaleh diatas, adapun tujuan riset ini ialah yakni, 1. Untuk mendeskrisipkan rancang bangun video pembelajaran pada pembelajaran muatan IPS dikelas V di SDN 1 Panji 2. Untuk diketahui validitas pengembangan video pembelajaran pada pembelajaran muatan IPS dikelas V di SDN ? Panji 3. Untuk diketahui efektivitas pemakaian video pembelajaran pada pembelajaran muatan IPS dikelas V di SDN 1 Pang 1.6 Manfaat Hasil Pengembangan Adapun pada mantiat didapatkan dari riset ini secara garis besar dibagi 25 Buddhi_ yang diartikan akal budi. Kebudayaan diartikan segala sesuatu. yang Aihasilkan oleh akal budi manusia. Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia diantaranyadisebabkan oleh: a. Perbedaannya Ras Asal ». Perbedaannya Lingkungan Geografis Perbedaannya Latar Belakang Sejarah Perkembangan Daerah Perbedaannya Agama ataupun Kepercayaan, dan ‘Kemampuan Adaptasi ataupun Menyesuaikan Diri Cara kita menghormati keragaman suku bangsa diantaranya: ‘Menerima suku-suku bangsa lain dalam pergaulan sehari-hari ‘Menambah pengetahuan kita mengenai suku-suku lain Tidak menjelek-jelekan, menghina , dan merendahkan suicu-suku bangsa lain. 2.2 Kajian Hasil riset yang Relevan Hasil riset yang relevan bisa dijadikan landasan penyusunan kerangka pemikiran, berikut disajikan temuan hasil riset dari beberapa penelitian dari beberapa penelitian yang relevan berjudul risct ini, yang bisa disajikan yakni 1, Riset_ yang dilakukan oleh Titi Suryansyah, Suwarjo (2016) berjudul “Pengembangan video pembelajaran untuk peningkatan motivasi dan hasil cognitive murid IV. Hasil riset ditunjukkan media video pembelajaran akan layak dipakai ahli materi serta ahli media dengan categori “baik”. Produk yang dikembangkannya ju terbukti efektive peningkatan motivasi dan 26 hasil belajr cognitive murid dikelas IV SD Gugus Pacarejo. Rerata score motivasi dan nai hasl belajar cognitive pada kelas eksperiment lebih tinggi daripada kelas kontrol Aulya Ilsa,dkk (2021) berjudul “Pengembangan pada Video Pembelajaran ‘memakai Aplikasi Powerdirector 18 di Sekolah Dasar. Riset ini bermaksud untuk deslcipsikan proses pengembangan video pembelajaran memakai aplikasi PowerDirector 18 pada materi lingkaran matematika dikelas VI sekolah dasar yang valid, praktis dan efektive. Video pembelajaran materi lingkaran matematika kelas VI SD sudah diterangkan valid, praktis dan efektive, Riset_ ini dilakukan oleh Ardiyah Amnul Miky (2020) berjudul “Pengembangan Pada Media Berbasis Adobe Flash Mengenai Materi Pecalan Pada Matematika Untuk Peningkatan Hasil Belajar” Riset ini bermaksud untuk dikembangkan media berwujud video animasi guna pembelajaran pada matematika materi pecahan dikelas IV SD. Muhibuddin Fadhli (2015) berjudul “Pengembangan Pada Media Pembelajaran Berbasis Video DiKelas IV Sekolah Dasar” yang menunjukkan bahwa media pembelajaran IPS pada berbasis video yang dikembangkan bisa meningkatkannya prestasi belajarnya Ketut Agustini dan Jero Gede Ngarti (2020) berjudul “ Pengembangan Video Pembelajaran Untuk Peningkatan Motivasi Belajar murid Memakai Model R&D" Pada analisis hasil tinjauan ditunjukkan bahwa video pembelajaran berdampak positive bagi kegiatan belajar_pesertadididk misalkan demontrasi materi, motvasi, tutorial, serta efektuvitas waktu, 32 smotivasi, minat, dan hasil belajar murid itu sendiri, Berlandaskan kajian penelitian yang elevandinraikanbahwa pada, Suwarjo,Aulya,Fadhli dan Agustini didapatkan hasil yang baik yakni media video pembelajaran efektive dipakai dalam pembelajaran, Sedangkan Miky, dkk. didapatkan hasilbahwa video pembelajaran interaktive ini bisa menibuat hasil belajar murid meningkat. Dalam pengambilan materi yang akan dijadikan video pembelajaran ialah materi Persamaan keberagaman suku bangsa serta budaya di Indonesia, dikarenakan guru/pendidik yang sudah saya wawancarai mengatakan bahwa media video pembelajaran yang membahas materi tersebut masih kurang dan jarang ditemukanyang cocok dan agar pesertadididk lebih mudah untuk paham pelajaran IPS. Berlandaskan dengan masalah tersebut perlu adanya Pengembangan Pada Media Video Pembelajaran yang Berbasis PBL Pada Mapel IPS dengan harapan dapat peningkatan efektiveitas pembelajaran di SDN 1 Panji khususya dikelas V. 2.4 Hipotesis Penelitian Berlandaskan kajian teori, kajian hasil riset yang relevan, serta kerangka berpikir diatas, maka bisa dirumuskan hipotesis diatas, maka hipotesis dalam riset ini bahwa “Media Video Pembelajaran sangat efektive diterapkan pada pembelajaran muatan IPS murid dikelas V SDN 1 Panji”. BAB IIL METODE PENELITIAN Pada metode riset dalam kajian ini akan diuraikan mengenai 1) model r pengembangan, 2) prosedur penelitian pengembangan dan 3) diuji coba produk 3.1 Model Penelitian Pengembangan Model yang dipakai dalam riset ini ialh model ADDIE yang sudah dikembangkannya oleh Reiser dan Mollenda dari tahun 1990. Sesuai dengan namanya, model ADDIE mempunyai lima tahapan yang harus dilakukan diantaranya: (1) Analyze, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, (5) Evaluation. Model ADDIE dipilih dikarenakan bisa dikembangkannya secara sistematis serta berpijak pada Indasan teoritis desain pemtselajaran serta mempunyai Jima tahap yang mudah dipahami serta sesuai untuk dikembangkan sebuah, produk risalkan media pembelajaran, Angel Leaming, (2008) memaparkan “Model ADDIE ialah model yang mudah diterapkan di mana proses yang dipakai berwatak sistematis dengan kerangka kerja yang jelas dihasilkannya produk yang efektive, kxeatif, dan efisien. Model belajar ADDIE juga merupakan model belajar yang bisa dibentuk keterampilan dalam belajar yang mesti dikuasai pesertadididk. Salah satu keterampilan penting saat proses belajar ialah keterampilan berpikir kiususnya keterampilan berpikir keritis. 45 Gambar 3.1 ‘Tahapan Model Pengembangan ADDIE. 3.1.1. Prosedur Penclitian Pengembangan Dalam riset pengembangannya konten media video pembelajaran ini, prosedur pengembangan yang akan dilakukannya yakni: (1) analisis (analyze), (2) Perancangan (Desain), (3) Pengembangan (Development), (4) implementast (implement), (5) Evaluasi (Evaliation). 3.1.1.1 Tahap 1 Analisis (Analyze) Kegiatan pada tahap ini ialah dianalisis kebutuhan mengenai media pembelajarannya yang selanjutaya akan dikembangkannya, hingga pada produk yang akan dikembangkannya sesuai serta penuhi kebutuhan sasaran, Analisis situasi dan Kondisi dilakukannya dengan cara observasi dan ikut langsung saat proses pembelajaran dikelas V pada mapel IPS. Kegiatan tersebut bermaksud untuk diketahui persoalan-persoalan yang terjadi dikelas yang berkaitan pada proses pembelajaran IPS yang melingkupi: a) Analisis kebutuhan, b) Analisis kurikulum, dan c) Analisis karakteristik murid. 3.1.1.2 Tahap II Perancangan (Desains) Sesudah dilakukan pengumpulan data dan informasi sehingga ditemukan pemecahan dari pemecahan masalah yang terjadi, maka tahap sclanjutnya iakah tahap desain yang pada tahapa perancangan peneliti selanjutnya akan dirancang swat video pembelajarannya yang akan disesuaikan pada hasil dari tahapan pada analisis secara konseptual, Kegiatan pada perancangan video pembelajaran diantaranya: a) Penyusunan peta pada kebutuhan video pembelajaran berbentuk gambaran semua isi materi berlandaskan kompetensi pada sutau kurikulum yang ipakai, b) Penentuan pada kerangka video pembelajaran melingkupi penyusunan secara garis besar video, sistematika pada penyusunian materi akan dipakai didalam pengembangan produk, c) Penentuan pada desain tampilan video pembelajaran, d) Pengumpulan atas referensi berkaitan pada materi yang akan dikembangkannya didatam video pembelajaran, dan e) Penyusunan insirument yang akan digunakan dalam riset 3.1.1.3 Tahap III Pergembangan (Development) Pada tahapan ini pencliti bisa mengonkretkan hasil perencanaannya pada tahapan desain. Rancangan produk yang sudah dikonsep selanjutnya dikembangkan sesuai dengan hasil analisis dan desain yang akan menghasilakn produk video pembelajaran untuk membuat yang sesuai bertujuan pembelajaran mapel IPS kelas ‘V SD. Adapun tahapan dalam pengembangan yakni: a, Membuat video pembelajaran pada berbasis materi pada materi IPS. Pada tahap ini media audio visual dibuat berbentuk video animasi dengan bantwan software video scribe, canva dan aplikasi Flimora. Semua hal. yang, berkaitan pada gambar, warna, background, pengisian suara dan sebagainya dilakukan pada tahap ini b. Membuat angket viitasi produk untuk memvaliadasi media sesuai dengan aspek- aspek yang perlu dinilai dari media tersebut. © Produk di validasi oleh validator memakai angket yang sudah disusun sebelumnya, Dari angket tersebut bermaksud untuk diketahui kelayakan media video pembelajaran pada berbasis projek juga respons dan saran dari validator untuk perbaikan kembali pada media yang sudah di produksi. d. Membuat soal pretest dan postest untuk dipakai dalam pelaksanaan uji efektiveitas media pembelajaran yang dikembangkan terhadap hasil belajar murid. 3.1.1.4 Tahap IV Implementasi (Implementation) Sesudah video pembelajaran diterangkan valid dan layak, maka video pembelajaran ini akan diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Diuji coba ini dilakukan dengan cara guru dan pesertadididk memakai video pembelajaran tersebut untuk mempelajari materi tema 7 indahnya keberagam di Negriku, Selanjutnya dilanjutkan dengan pengisian pada angket oleh gua yang sudah memakai video pembelajaran tersebut. 3.1.1.5 Tahap V Evaluasi (Evaluation) Pada tahap evaluasi merupakan proses untuk melihat apakah media video yang sudah dibuat berhasil dibuat sesuai dengan harapan awal ataupun tidak Evaluasi bisa dilakukannya dengan dua tahapan yakni dengan cara formatif dan sumatif, Evaluasi formatif dilakukan setiap Langkah prosedur pengembangannya model ADDIE selesai dilakukan. Sedangkan pada evaluasi sumatif dilakukan di akhir ketika semua langkah sudah dilakukan selanjutnya akan dilakukan revisi jika diperlukan. 3.2. Dinji coba Produk Tahap diuji coba produk dimaksudkan untuk pengumpulan data yang bisa 37 dipakeisebagi dasar untuk menetapkan tingkat kelayakgunaan produk yang sudah dihasilaka penelitian. Tahap diuji coba produk pada pengembangan ini melingkupi (1) desain diuji coba, (2) Subject diuji coba, (3) jenis data, (4) metode dan instrumentt pengumpulan data, dan (5) metode dan analisis data. Tabel 3.1 Diuji coba Produk No | Variable | Instrument | Sumberdata | Sifatdata! Metode Analisis, data T. | Rancang | Kusioner | AbliTeknologi | Kuantitatif] Deskriptif Bangua Pendidikan Kvantitatif Z| Validitas | Kusioner | LUji ahi isi | Kuantitatif] Deskriptif Uji abli desain Kvantitatif 3.Uji abl Medi AUji ali Perorangan SUji ‘Kelompok kecil 3._| Efektiveitas | Pre- Test Siswal Koantitaif| Uji Statistik Post- Test Tnfrensial ataupun Uji 3.2.1 Desain Diuji coba Pengembangan pada video pembelajaran pada pembelajaran sekolah dasar harus diuji tingkat kevaliditasnya 1) Tinjauan para abi Tinjauan pengembangan ini dlakukannya oleh 3 (tiga) abi, Pertama ila sinjavan ali materi, Kedua daa abi desain dan Ketiga finfawan pada abli media pembelajarannya. 2) Diuji coba Produk Sesudah melakukan validasi oleh para abli dilajutkannys dengan smeksanakan diyjicoba produk. Diuji coba produk akan dilaksanakannya dalam 2 tahap yakni tabap pertama diyji coba perorangan, dan tahap kedua diuji coba golongan kecil. 38 3.2.2 Subject Dinji coba Subject diuji coba produk hasil riset pengembangan video pembelajaran yakni para abli serta murid, Adapun rincian Subject diuji coba yang dipakai dalam riset dapat dijabarkan dari rancangan validasi yang dilaksanakan pada riset pengembangan ini ialah yakni: a Tahap Evaluasi Para Abli ‘Subject validasi pada tahap ini dilakukannya oleh satu orang analisis bidang studi, satu orang abli desain pembelajaran, serta satu orang ali media pembelajaran, 1) Ahli Teknologi Pendidikan. 2) Ahli isi pembelajaran ini ialah seorang guru mapel IPS V SDN 1 Panji. 3) Ahli desain dalam riset pengembangan ini nantinya atas kesediaan dosen yang dianggap abli dalam mendesain pembelajaran di program studi Teknologi Pendidikan untuk metinjavan konten media pembelajaran yang sudah dikembangkan, b. Diuji coba Perorangan Diuji coba perorangan dilakukannya dengan dua ataupun tiga orang muridsecara individualal.Untuk itu Subject dinji coba perorangan dalam riset ialah tiga orang murid dikelas V SDN Panji. Ketiga orang murid tersebut melingkupi satu orang murid yang mempunyaiprestasi belajamyanya tinggi, satu orang murid yang mempunyai prestasi belajamyanya sedang, satu orang murid yang mempunyai prestas belajamyanya rendah, Prestasi belajarnyanya murid ini nampak dari dafiar yang akan dicapai oleh muri pada ujiantengah semester sebelurmnya is V SDN Pang yang dimilikinya oleh guru IPS dikels Uji Golongan Kecil 39 Diuji coba golongan kecil ini bermaksud untuk dihasilkannya saran revisi lebih lanjut,jumlah pesertadididk yang diperlukan dalam tahap diuji coba golongan kecil ini hannya melingkupi 1-9 murid dikelas V SDN 1 Panji Pesertadididk yang ikut dalam diuji coba golongan kecil ini melingkupi pesertadididk yang mempunyai prestasi belajarnya yang tinggi, prestasi belajamya yang sedang, serta prestasi belajamya yang rendah. Prestasi belajarnya murid ini nampak dari suatu daftar nilai yang sudah dicapai oleh murid pada ujian tengah semester sebelumnya yang dimiliki oleh guru dikelas V SDN 1 Panji. Diuji coba Lapangan Pada tahap diuji coba lapangan yakni pemakaian produk dengan melibatkan murid didalam satu kelas. Subject diuji coba lapangan yakni 37 orang murid dikelas V SDN 1 Panji. Tiga puluh tujuh pesertadididk melingku dengan hasil belajar yang tinggi, hasil belajar yang sedang serta hasil belajar murid yang rendah pada mapel IPS. Uji Efektivitas Produk Uji efektivitas produk ialah bagian sangat pening didalam riset pengembangan, untuk diketahui apakah produk yang akakn dikembangkannya efektive ataupun tidak dalam peningkatan hasil belajar murid yang akan digunkan di lapangan. Tahap efektivitas pada produk ‘memakai instrumentt test dan teknik pada analisis data yakni deskriptive kuantitatif dan. statistik infrensial. Efektivitas produk dalam riset pengembangan ini terdiri atas 1) Rancangan (Desain) Efektivitas produk 40 Pengembangan video pembelajaran ini harus diuji_tingkat efektivitasnya, Tingkat efektivitas media diketahui lewat hasil pada pengujian pre-test serta post-test sesudah dilakukannya uji validasi serta produk diterangkann sudah valid, Rancangan uji efektivitas pada produk ditinjukan pada gambar dibawah ini Gambar 3.2 Rancangan Uji Efektivitas Produk penekeus INSTRUMENT SUBJECK LANGKAH PENGUJIAAN UJI COBA PRE-TEST |———+| Tes Objecktif | ——> Pesertadididk | Es Penggunaan Produk Akhir (Valid) Ty POST-TEST |———*] Tes Objecktif |———) Pesertadididk t Analisis Produk Akhir (Efektif) 2) Subjek Uji Efektivitas Subject uji efektivitas produk dalam riset pengembangan video pembelajaran ini yakni murid dikelas V dalam satu kelas di SDN | Panjt yang berjumlah 37 orang muriddengan berbagai hasil belajar murid dai tinggi, sedang dan rendah pada pembelajaran IPS, Sesuah dilaksanakan uj 4l Inpangan maka akan terlihat seberapa efektive media video pembelajaran yang sudah dikembangkan, 3.2.3. Jenis Data Data yang didapatkan merupakan data hasil diuji coba dari abli isi mapel, hasil diuji coba desain pembelajaran, data hasil diyji coba media pembelajaran, dan data dari hasil diuji coba perorangan dan hasil diuji coba golongan kecil. Semua data yang sudah didapatkan di golongankan menjadi dua, yakni data kuantitatif dan Statistik Inferensial (Uji T). Data Kuantitatif didapatkan dari hasil tanggapan kusioner dati ahli dosen Teknologi Pendidikan dan abli isi bidang studi ataupun mapel, ahli pada desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, diuji coba perorangan serta dit coba golongan kecil. Data Statistik Inferensial didapatkan dari data pre-test serta post-test dati materi yang diuji cobakan. 3.2.4 Metode dan Instrument Pengumpulan Data Terdapat beberapa metode dan intrumen pengumpulan pada data yang diperlukan dalam riset Pengembangan Pada Media pembelajarar yakai. 3.2.4.1 Metode ‘Metode pada pengumpulan data akan dikumpulkannya lewat pelaksanaan pada evaluasi formatif yakni (1) data hasil tinjauan abli isi/ materi bidang studi, data hasil tinjavan pada ahli media pembelajaran seita data hasil tinjawan ahli pada desain pembelajaran, (2) data dari hasil di diyji coba perorangan serta diuji coba golongan kecil berwujud hasil tinjauan murid. Data yang sudah terkumpul, selanjutnya digolongankan sifatnya menjadi dua yakni data kualitatif’ dan kuantit Data kualitatif dan kuantitatif didapatkan dari hasil tinjauan abli bidang, studi, ahli media pembelajaran, dan abli desain media pembelaj an hasil tinjawan 42 mutid lewat dinji eoba perorangan dan diyji coba golongan kecil lewat angket. Riset pengembangan ini memakai dua metode dalam pengumpulannya data yakni 1) Kusioner/ Angket 2) Tes 1) Kuesioner/Angket Metode kusioner ataupun angket dipakai untuk diketahui rancang bangun dan keefektiveitasan dari media yang sudah dibuat, Metode kuesioner ialah cara didapatkan ataupun pengumpulan data dengan dikirimkan daftar pernyataan kepada responsdent/Subject riset (Agung, 2014:99). Sejalan dengan itu (Juliansyah, 2010:139) Metode kuesioner/angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan diberikan pertanyaan kepada responsdentt dengan harapan diberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut, 2) Tes, Tes dipakai untuk diketahui tingkat efektivitas pemakaian video pembelajaran yang berisikan soal-soal test type phan ganda, yang dipakai nilai hasil belajar murid sebelum serta untuk pengumpulan data da sesudah memakai media video pembelajaran yang dilakukan dengan cara memakai uji-t untuk sempel berkolerasi. 3.2.4.2 Instrument Pengumpulan Data Instrument difangsikan sebagai alat bantu untuk pengumpulan data yang, Giperiukan ketika melakukan_ sebuah penclitian. Bentuk instrument penelitian berkaitan pada metode pengumpulan data dalam riset yang dilakukan oleh seorang penelit, Instrumentt pengumputan data yang dipaksi pade ris pengembangan ini ialah yakni. 43 1) Kusioner/ Angket Angket berisi berbagai pertanyaan yang dibuat berlandaskan aspek- aspek yang hendak dinilai. Untuk riset ini dipakai angket tertutup, diartikan pada angket sudah disediakan pilihan jawabn dan reseponden hanya perlu ‘memberi tanda cheklist pada setiap pertanyaan angket, Instrumentt angket ini dipakai untuk pengumpulan data hasil tinjavan dari ahli media, abli desain pembelajaran, abli materi, serta diketahui bagaimana respons murid saat diuji perorangan serta juga uji golongan kecil. Jadi berlandaskan pendapat diatasa bisa disimpulkan intrumen penelitian merupakan alat yang bisa dipergunakan untuk pengumpulan data ataupun informasi yang bermanfeat untuk dijawab persoalan dalam sebuah penelitian. ‘Ada beberapa Kisi- jan pengembangan video pembelajaran pada mapel IPS yakni: Tabel 3.2 Instrument Tinjauan Ahli Teknologi Pendi ( Sumber : Tegeh 2022) No. | Element Tndikaror Nomor | Jumlab Butir_|bucir T_| Model a Kesesuaian model [7 2 Pengembangan | pengembangan yang dipakat yang Dipakai | dengan Karakterstik produk yang fb. Ketepatan penggambaran| 4 tabapan-tahapan pengembangan (Sumber : Silabus Kelas V Pelajaran IPS Tema 4 ) Tabel 3.7 Instrument Tes. 47 Ro] Mateci | Matert Tndikator Level] Bentuk | Jomlah | _ Soal tre Cognitive | Soat_| “Soat_|_Nomor i. ragaman | Member! pertinbangan 2 | Man 15 ‘Menghargai | suku dalam menjage) C5 | Pilihan eragaman | bangsa dan| Kelestarian ragam soko Ganda su bbudaya di| dan budaya. bangea dan | Indonesia | Menunjukkan pada| C4 | Pililan | 3 3 budaya di peta persebaran daerah Ganda 10,dan 16 oe asal_suke bangsa di Indonesia Dikembangkan sikap 3 12, smenghormati 3) | Pitihan 3,an 17 Keragaman suk Ganda bbangsa dan budaya Mengidentitixasi + 387 Keragaman budaya! C2—‘| Pilikan 13,18,19, yang terdapat di Ganda 20,21,22 Indonesia eae ‘Menyebotkan macam| CT a0, macam solu bangsa di dan 23 Indonesia 3.2.4.3 Diuji coba Instrument Pengumpulan Data Diuji coba instrument! merupakan diyji coba untuk diketahui sejauh mana Kevalidan instrument yang dipakai dalam pengumpulan data riset, Diuji coba instrument dilakukan secara bersamaan pada saat penelitian berlangsung mengingat waktu riset yang dilakukan terbatas. Dalam diuji coba instrument melingkupi: 1) Validitas Soal, 2) validitas intramen tes, (3) Realibitas tes , (4) Daya beda tes dan (5) Taraf Kesukran tes lewat diuji coba lapangan. Yang dijabarkan yakni 1) Validitas Butir Soal Validitas butir test hasil belajar IPS murid didalam riset ini ditinj wukan dari dua segi, yakni seyi validitas isi serta validitas butir, Didapatkan 52 ny are} (Sumber: Koyan, 2011,140) Keterangan: P ingkat kesukran butir tes "o anyaknya Subject yang dijawab soal dengan benar a = jumlah Subject ( taste) semuanya. Creteria tingkat kesukran (P): 0,00-0,29 = sukar 0,20-0,39 = sedang 0,71-1,00 = muda “Test yang baik ialah tes yang mempunyai taraf kesukaran antara 25% - 75% (Fernandez dalam Koyan, 2011: 140). 3.2.5 Metode Dan Teknik pada analisis Data Hasil yang didapatkan dipakai sebagai bahan pertimbangannya dalam perbaikan, Dalam riset pengembangan ini dipak: lua teknik pada analisis data, yakni (1) teknik pada analisis deskriptive kuantitaif (2) ) teknik pada analisis statistik infrensial 1) Analisis Deskriptive Kuantitatif Teknik pada analisis ini dipakai diolah data yang didapatkan lewat angket berbentuk deskriptive percentage. Rumus yang dipakai untuk dihitung percentage dari masing-masing Subject ialah Eawalon x ip what) 54 990% entage Percentage prea Keterangan : Y: Jumlah ‘n; Jumlah semua item angkat Selanjutnya untuk dihitung [-tcentage kesemuaan Subject dipakai Rumus: Percentage : F : N Keterangan: F = Jumlah Percentage kesemuaan Subject N= Banyak Subject Tabel 3. 11 33 Konvensi Tingkat Pencapaian dengan Scale 5 | Kualifikasi Tingkat Pencapaian (%) Keterangan 90-100 SangatBaik | Tidak perlu direvisi 75-89 Baik Sedikit Revisi 6-719 ‘Cukup Direvisi Secukupnya 35-64 Kurang Banyak hal yang direvis 1-34 Sangat Kurang | Divlangi membuat produk 2) Metode Analisis Statistik infrensial Statistika induktiffinferensial merupakan bidang ilmu statistika yang, mempelajari_mengenai tata cara_penarikan kesimpulan-kesimpulan ‘mengenai Keadaan populasi, berlandaskan hasil analisis data terhadap bagian dari populasi yang disebut sampel. (Agung 2017) Analisis statistik infrensial dipakai untuk diketahui tingakat efektivitas produk mngenai hasil belajar murid pada SDN 1 Panji dikelas V sebelumnya serta sesudah memakai produk pengembangannya video pembelajaran Pengujian excel perhitungan manual. Sebelum dilakukannya diuji hipotesis, ‘maka dilakukennya diujiprasyarat Rumus untuk dihitung diyji prasyarat dan ‘ji hipotesis ialeh yakni a. Uji Prasyarat Pengujian pada hipotesis dilakukannya pada analisis divji t berkorelasi, Analisis uji t berkorelasi diperlukan beberapa syarat diantaranya 1) UjiNormalitas Uji Normalitas dilakukannya untuk diketahui apakah sebaran score pada setiap variable terdistribusi normal ataupun tidak, untuk 34 itu bisa dipakai ramus Ch Kuadrat, Adapun rumus yakni yee Llfo~ pha fh H(Sumber:Agung 2017:20) Fo = frekuensi observasi Fe = frekuensi harapan Creteria pengujian data terdistribusi normal jika X¢hitung < Xttubel pada taraf signifikasi a= 0,05 dengan derajat k-1 2) Uji Homogenitas Varians Uji Homogenitas ini dimaksudkan untuk dicari memperlihatkan dua ataupun lebih golongan maka data sampel akan berasal dari popoulasi yang mempunyai varians yang sama (Candisa, 2010:192), Uji Homogenitas varians kedua golongan dipakai diuji memakai rumus Varianster besar Varianster kecil (Koyan, 2012:40) Creteria pengujian tolak Ho jika Faiung > Fa (-i,n -t)y Ui dilakukan pada significant 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n;— 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut m= 1, maka Ho ditolak yang diartikan sampel tidak tunggal. b. Uji Hipotes's Teknik pada analisis yang dipakai untuk pengujiannya hipotesis, ialah teknik pads analisis diuji t berkorelasi ataupun dependent Rumusan uji t berkorelasi ialah yakni. 55 at =F (Sumber: Koyan, 2012:29) Keterangan: _Keterangan: 3 = rerata sampel 1 (sebelum memakai media) co = rerata sampel 2 (sesudah memakai media) s = simpangan baku sampel I(sebelum memakai media) 5 = simpangan baku sampel 2 (sesudah memkai media) sa = varians sampel 1 52 = varians sampel 2 © = korelasi antara dua sampel Hasil diuji coba yang dibandingkannya table pada taraf significance 0,05% (5%) untuk diketahui apakah ada perbedaannya diantra sebelum sertasesudah memakai multimedia pada pembelajaran Ho: Tidak ada perbedaannya significant (5%) diantara sebelum serta sesudah memakai multimedia pada pembelajaran IPS Hy: Ada perbedaannya significant (5%) diantara sebelum serta sesudah memakai multimedia pada pembelajaran IPS Hipotesis Statistikny Hocge! = yea Hupl # pa (Koyan, 2012) Keputusan Andaikata thing table hingga HO ditolak serta HI diterima andaikata 56 thing $ table maka Hp diterima dan Hi ditolak BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan 3 hal pokok yakni: (1) hasil riset, (2) pembahasan hasil riset, dan (3) implikasi penelitian. Adapun pemaparannya ialah yakni. 4.1 Hasil riset Riset ini dilaksanakan dikelas V semester ganjil di SDN 1 Panji. Adapun pengembangan video pembelajaran berbasisis problem base learning ini memakai model pengembangan ADDIE, yang melingkupi tahap analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, serta evaluasi 4.1.1 Penyajian Data Diuji coba 4.1.1.1 Rancang Bangun Pengembangan Video Pembelajaran Rancang bangun dari pengembangan video pembelajaran pada berbasis problem base learning ini memakai model pengembangan ADDIE, yang melingkupi tahap analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, serta evaluasi, Adapun hasil yang didapatkan pada setiap tahapan yang sudah dilaksanakannya ialah yakni. a. Tahap 1: Analisis ( Analysis) Pada tahap analisis, peneliti_menganalisis kebutuhan di lapangan, ‘menganalisis konten yang dipakai, serla menganalisis fasilitas pendukung. “1. Analisis Kebutuhan Pada tahap analisis, dilakukannya obeservasi terhadap pembelajaran dikelas V SDN 1 Panji. Tahap analisis ini dilakukan untuk diketahui 56 58 persoalan sera kebutuhan murid yang berkaiatan dengan proses pembelajaran ikelas V. Berlandaskan hasil wawancara secara tidak terstruktur, ditemukan masalah bahwa pesertadididk sulit menyerap materi yang disampaiakan oleh guru terutama pada mapel IPS Khususnya pada materi materi nampak berbentuk teks , dan hal itu juga dipengaruhi hasil belajar murid. Pada proses pembelajaran tatap muka saat ini gua biasa hanya memakai video pembelajaran yang akan diunduh dari youtube dan hal itu ‘masih mempunyai kelemahan misalkan penyampaian pada materi yong Kxurang berkaitan pada contoh contoh di sekitar Kehidupan pesertadididk, terkadang kurang sesuai bertujuan yang ingin dicapai, panjangnya pada durasi video pembelajaran serta belum diketahui kelayakannya. Oleh kana jtu, muncullah ide untuk dikembangkan media video pembelajaran yang bisa “menolong murid dalam menerima dan paham materi pembelajaran dan mencapai pembelajaran serta diketabui tingkat kelayakannya. . Analisis Konten Pada tahap analisis konte dilakukan pemilibannya materi pembelajaran yang tepat dengan menyesuiakan produk nantinya akan dikembangkannya disertai analisis karakteristik serta kemampuan yang dimiliki' masing- iasing pesertadididk. Metode yang dipakai untuk analisis konten ialah metode wawancara dengan guru wali dikelas V SDN 1 Panji. Berlandaskan isis konten “yang didapatkan, maka materi yang akan hasil dian dicantumkannya dalam video pembelajaran ini ialah mengenai kebe suku bangsa serta budaya di Indonesia pada mapel IPS. Pada tahap amalisis 59 pada konten ini, selain penentuan materi yang akan dipakai, dilakukan juga indeatifikasi kompetensi inti dan kompetensi dasar,menyusun indicator dan juga tujuan pembelajaran. Pada KI dan KD disesuaikan dengan buku guru dan pesertadididk. Selanjutnya indicator dan tujuan pembelajaran disusun dengan memperhatikan karakteristik murid dikelas tetapi di sesuaikan juga dengan KD. Kompetensi dasar dan indicator dijabarkan pada table berikut. Table 4.1 Kompetensi Dasar dan Indicator Pembclajaran IPS No ‘Kompetensi dasar Indicator i. | 1.4 Menghargai T41 Menjelaskan dengan peta keberagaman suku persebaran daerah asal suku bangsa di bangsa di Indonesia 14.2 Dikembangkan sikap menghormati keragaman suk ‘bangsa den budaya dilndonesia 143 Menyebutkan —‘keragaman ‘budaya di Indonesia 144 Menyebutkan macam-macam suku bangsa di Indonesia 3. Analisis Fasilitas Pendukung Pada tahap dianalisis fasilitas pendukung di SDN 1 Panji ditunjukkan bahwa pengembangan video pembelajran cocok akan dikembangkannya. Dikarenakan pada saat observasi sekolah sudah mempunyai sarana yang ddidukung misalkan tersedianya Proyektor dan LCD yang bisa dipakai saat proses pembelajaran dikelas. Sehingga video pembelajaran ini bisa dijadikan sebagai suatu media pembelajaran di SDN J Panji untuk penuh kebutuhan dalam mengajar pesertadididk dikelas, 6. Tahap Perancangan (Design) Pada tahap ini dilakukan perancangan pengembayan video pembelajaran. 60 Pada tahap perancangannya hal yang akan dilakukan ialah _membuat flowchart, Storyboard, rencana pelaksanaan pembelajaran dan mendesain element video pembelajaran memakai software videoscribe , canva dan flimora. Adapun rancangan desain dan element video pembelajaran ialah yakni Gambar 4.1 Flowchart video pembelajaran pada berbasis Problem Base Leamamng, Jt Coe Meio fikasi Suku Bangsa Dan Kebudayaan ey ea hen en ls) Murer are ey) eee aea AH} t

You might also like