You are on page 1of 18
§ ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN A al 2 B. 1 2 . ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN . Menulis sebagai proses penalaran . Penalaran dalam Karangan . SALAH NALAR . Kesalahan Informal . Kesalahan Formal § ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN 1. Menulis sebagai proses penalaran Menulis merupakan suatu pengungkapan pikiran yang dituangkan ke dalam bentuk sebuah tulisan. Ide yang dituangkan oleh si penulis dapat berasal dari pengalaman dan pengetahuan atau pun imajinasi dari si penulis. Pada saat kita ingin menulis suatu tulisan baik itu dalam bentuk karangan atau pun yang lainnya, maka kita harus mencari topiknya terlebih dahulu. Dan dalam mencari suatu topik tersebut kita harus berfikir, maka pada saat kita berfikir tanpa kita sadari kita sendiri telah melakukan proses penalaran Nb : Menulis merupakan proses bernalar. § ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN * BERPIKIR DAN BERNALAR Berpikir merupakan kegiatan mental dan dilakukan secara sadar, sistematis, dan teratur dalam urutan yang saling berhubungan dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir yang terakhir inilah disebut kegiatan bernalar. Proses bernalar merupakan proses berpikir sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Penalaran IImiah dapat dibagi dua, yaitu : 1. Penalaran Induktif 2. Penalaran Deduktif § ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN A. Penalaran Induktif Adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku ymum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat, khusus, prosesnya disebut indukst Penalaran induktif ada yang bersifat generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. * Generalisasi Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. + Analogi Kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala ditarik berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. * Hubungan Sebab Akibat Hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat- sebab, dan akibat-akibat M\ Penalaran Induktif Contoh Penalaran Generalisasi Pantai Mutun yang berada di Lampung sangatlah cantik dan Indah. Di sana airnya jernih dan suasananya sangat asri. Tak hanya memiliki pantai yang cantik, Lampung juga memiliki taman nasional yang sangat menakjubkan, yaitu Way Kambas. Di dalam Way Way Kambas kita bisa melihat hewan-hewan yang lindungi seperti gajah sumatera, badak, dan lain-lain. Selain pantai dan taman nasional, di lampung juga terdapat gunung yang sangat Indah, yaitu Gunung Tanggamus. Gunung ini sangat digemari bagi para pecinta ppanjat gunung. Oleh karena itu, tak heran Lampung dijuluki sebagai surganya tempat wisata. Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk ‘menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena. Peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum \ Penalaran Induktif Cotoh Penalaran Analogi Mendaki ke dan puncak gunung harus memiliki persiapan dan perbekalan yang harus dibawa. Jika tidak an, kita akan terjatuh dari atas. Hal ini dikarenakan akan banyak halangan yang menghadang kita di depan, seperti binatang buas, bukit terjal, ataupun cuaca yang tidak bersahabat. Sekali saja kita berbuat kesalahan, ‘maka akibatnya akan sangat fatal. Begituu pula dengan mencapai kesuksesan, ada banyak hal yang harus kita persiapkan terlebih dahulu sebelum kita maju. Persiapan-persiapan tersebut, antara lain mental, imu dan doa, tanpa persiapan itu semua, kesuksesan akan susah diraih. Oleh karena itu, menggapai kesuksesan sama seperti menggapai puncak gunung arena perlu mempersiapkan bekal untuk semua halangan yang menghadang di depan. * Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dengan analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya. Tujuan analogi adalah meramalkan kesamaan, menyingkap kekeliruan dan menyusun sebuah klasifikasi. Penalaran Deduktif Penalaran deduktif adalah proses bernalar dari yang bersifat umum ke yang khusus atau penarikan simpulan dari hal-hal yang bersifat general ke hal-hal yang bersifat spesifik. Proses penalaran deduktif diawali dengan penyajian dari berbagai konsep yang umum ke konsep yang khusus (simpulan). Penalaran deduktif ada berupa : a. Silogisme b. Entimem § Penalaran Deduktif A. Silogisme Disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Contoh : a) Barang siapa melanggar peraturan “X” harus dihukum b) la melanggar peraturan “X” c) laharus dihukum Bentuk itu disebut silogisme. Kalimat pertama (premis mayor) dan kalimat kedua (premis minor) merupakan pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan (kalimat ketiga) Penalaran Deduktif B. Entimem + Penalaran deduksi secara langsung. Dapat dikatakan bahwa silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. Contoh Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi dua : a) Menipu adalah dosa b)_ Karena (menipu) merugikan orang lain Kalimat a merupakan kesimpulan sedangkan kalimat b adalah premis minor (karena bersifat khusus), maka silogisme dapat disusun : My:- Mn : menipu merugikan orang lain K _: menipu adalah dosa W Penalaran Deduktif Contoh membuat silogisme : Pada malam hari tidak ada matahari, jadi tidak mungkin terjadi proses fotosintesis. Bagaimana bentuk silogismenya? My _: Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari Mn: Pada malam hari tidak ada matahari K : Pada malam hari tidak mungkin ada fotosintesis Contoh mengubah silogisme ke dalam entimem, yaitu dengan menghilangkan salah satu premisnya. My _—_: Anak-anak yang berumur di atas sebelas tahun telah mampu berpikir formal Mn _: Siswa kelas VI di Indonesia telah berumur lebih dari sebelas tahun. kK : Siswa kelas VI di Indonesia telah mampu berpikir formal § Penalaran dalam Karangan * Suatu tulisan sebagai hasil proses bernalar mungkin merupakan hasil proses deduksi, induksi, atau gabungan keduanya. Dengan demikian suatu paparan dapat bersifat deduktif, induktif, atau gabungan antara kedua sifat tersebut. * Suatu tulisan yang bersifat deduktif dibuka dengan suatu pernyataan/umum berupa kaidah, peraturan, teori, atau pernyataan umum lainnya. * Selanjutnya, pernyataan itu akan dikembangkan dengan pernyataan-pernyataan atau rincian-rincian yang bersifat khusus. Sebaliknya, suatu tulisan yang bersifat induktif dimulai dengan rincian-rincian dan diakhiri dengan suatu kesimpulan umum atau generalisasi. * Gabungan antara keduanya dimulai dengan pernyataan umum yang diikuti dengan rincian-rincian dan akhirnya ditutup dengan pengulangan pernyataan umum di atas. § Penalaran dalam Karangan * Proses deduktif dan induktif itu juga diterapkan dalam mengembangkan seluruh karangan. Paragraf-paragraf deduktif dan induktif mungkin dipergunakan secara bergantian, bergantung kepada gaya yang dipilih penulis sesuai dengan efek dan tekanan yang ingin diberikannya. * Karya ilmiah merupakan sintesis antara proses deduktif dan induktif, Kedua proses itu terlihat secara jelas. Yang diuraikan di atas ialah arah atau alur penalaran dan bagaimana perwujudannya di dalam tulisan atau karangan. * Pada bagian berikut akan dibahas wujud penalaran dihubungkan dengan urutan pengembangan dan isi karangan. Dalam hal ini, karena paragraf pada hakikatnya merupakan suatu karangan mini maka contoh-contoh yang diberikan sebagian besar berupa paragraf. § Penalaran dalam Karangan a. Urutan Logis Suatu karangan harus merupakan suatu kesatuan. Ini berarti bahwa karangan itu harus dikembangkan dalam urutan yang sistematik, jelas, dan tegas. Dalam hal ini, urutan itu dapat disusun berdasarkan waktu, ruang, alur nalar, kepentingan, dan sebagainya. b. Urutan Waktu (kronologis) Pengembangan tulisan dengan urutan kronologis _biasanya dipergunakan dalam memaparkan sejarah, proses, asal-usul, dan riwayat hidup (biografi). Penalaran dalam Karangan c, Urutan Ruang (Spasial) Urutan ini dipergunakan untuk menyatakan tempat atau hubungan dengan ruang. Dalam pemakaiannva, urutan ini ering juga digabungkan dengan urutan waktu. Untuk menyatakan urutan ruang itu antara lain kita dapat menggunakan ungkapan- ungkapan ; * di sana, di sini, disitu, di... pada . + di bawah, di atas, di tengah, + di utara, di selatan, + di depan, di belakang, * di kiri, di kanan, + berhadapan, bertolak belakang, berseberangan, dan seterusnya. § Penalaran dalam Karangan d) Urutan Alur Penalaran * Berdasarkan alur penalarannya, suatu paragraf dapat dikembangkan dalam urutan_umum-khusus dan khusus-umum. Urutan ini telah dibicarakan pada bagian terdahulu. Urutan ini menghasilkan paragraf-deduktif dan induktif. * Urutan umum-khusus banyak dipergunakan dalam karya ilmiah, Tulisan yan paragraf-paragrafnya dikembangkan dalam urutan ini secara menyeluruh lebil mudah dipahami isinya. Dengan membaca_kalimat-kalimat pertama pada patagraf-paragrat itu, pembaca dapat mengetahui garis besar isi seluruh arangan. e) Urutan Kepentingan * Suatu karangan dapat dikembangkan dengan urutan berdasarkan ke-pentingan gagasan yang dikemukakan. Dalam hal ini arah pembicaraan ialah dari yang paling penting sampai kepada yang paling tidak penting atau sebaliknya. B. Salah Nalar Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita menemukan pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tidak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis. Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, di samping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang disebut dengan salah nalar. Salah Nalar * Dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya yaitu - kesalahan karena Bahasa yang merupakan kesalahan informal dan - kesalahan karena materi dan proses penalarannya merupakan kesalahan formal 1 2 EZ Terima Kasih Selamat Belajar

You might also like