Mou Rs.m. Yunus

You might also like

You are on page 1of 11
PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BENGKULU DENGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.M.YUNUS BENGKULU TENTANG PELAYANAN RUJUKAN PASIEN Nomor : PKS / (6 /X/2022 /Rumkit Nomor : 049 / ¢y / HK-RS/ 2022 Pada hari ini, kamis tanggal tiga bulan November tahun dua ribu dua puluh dua (03-11-2022) telah ditandatangani perjanjian kerjasama oleh PARA PIHAK yang akan disebutkan dibawah ini: I Nama : Dr. dr, JULIAN FAMIL, Sp. B., FICS., FINACS Jabatan : Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu Dalam hal ini Karena jabatannya bertindak untuk dan atas nama Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu Alamat : Jl. Veteran No. 02 Kel. Jitra Kec. Teluk Segara Kota Bengkulu Dalam hal ini selanjutnya disebut PIHAK KESATU I. Nama dr. ANJARI WAHYU WARDHANI, MKM., FISQua Jabatan Direktur RSUD dr.M.Yunus Bengkulu Dalam hal ini karena jabatannya bertindak untuk dan atas nama Rumah Sakit Umum Daerah dr.M.Yunus Bengkulu Alamat : Jl. Bhayangkara Sidomulyo Kota Bengkulu Telp. (0736) 51111 Dalam hal ini selanjutnya disebut PIHAK KEDUA Selanjutnya PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dalam perjanjian kerjasama ini disebut PARA PIHAK. kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama pelayanan rujukan pasien Rumah Sakit Bhayangkara dengan ketentuan sebagai berikut; DASAR KERJASAMA 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ( Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5063) Sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja ( Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573 ) PARAF Pinak Pihak It Prey 2. Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); 3. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah. 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah. 5. Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 21 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Yunus Bengkulu beserta perubahannya Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 31 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 21 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Yunus Bengkulu. 6. Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 30 Tahun 2015 tentang pedoman pelaksanaan sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Diprovinsi Bengkulu ( Berita Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Nomor 30 ) 7. Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 50 Tahun 2018 tentang Tarif Pelayanan Badan Layanan Umum Daerah, sebgaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 4 tahun 2022 tentang perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 50 tahun 2018 tentang Tarif Pelayanan Badan Layanan Umum Daerah ( Berita Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2022 Nomor 4) 8. Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 39 Tahun 2021 tentang Pengangkatan dan Pemberitahuan Pejabat Pengelola dan Pegawai yang berasal dari Tenaga Profesional lainnya pada Unit Pelaksana Teknis Daerah/Badan Daerah yang Menerapkan Badan Layanan Umum Deerah Provinsi Bengkulu. 9. Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor M310 XXXVIII Tahun 2009 tentang Penetapan Status Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK - BLUD) pada RSUD dr, M, Yunus Bengkulu. 10, Surat Rumah Sakit Bhayangkara Nomor : B/537/XI/KES.22/2022/Rumkit, tanggal 01 November 2022, hal Permohonan Kerjasama. MENERANGKAN BAHWA (1) PIHAK KESATU adalah rumah sakit umum pemerintah yang memberikan layanan kesehatan tingkat lanjut. (2) PIHAK KEDUA adalah rumah sakit yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih dikenal dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Yunus Bengkulu. PARAF Pinakt | A \ ~ Pihak It (3) PIHAK KESATU bermaksud menunjuk PIHAK KEDUA untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan rujukan sebagaimana dimaksud dalam _perjanjian ini PIHAK KEDUA dengan ini menerima penunjukan dari PIHAK KESATU tersebut. Schubungan dengan hal-hal tersebut diatas PARA PIHAK sepakat menuangkannya dalam bentuk perjanjian ini dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut Pasal 1 PENGERTIAN Istilah-istilah dipergunakan dalam perjanjian ini memiliki pengertian istilah yang dijabarkan dibawah ini, kecuali disebutkan lain 1. “Perjanjian” adalah naskah perjanjian kerjasama pelayanan kesehatan ini beserta. seluruh lampiran -lampirannya dan perjanjian tambahan atau perubahan (addendum) yang menyertainya dan dimasukkan kemudian 2. *Pasien” adalah seseorang yang menjadi tanggungan PIHAK KESATU yang meliputi pasien yang sedang menjalani perawatan dan pengobatan di Rumah Sakit PIHAK KESATU yang sedang dalam keadaan sakit dan membutuhkan pelayanan kesehatan PIHAK KEDUA. 3. “Pelayanan Kesehatan” adalah semua pelayanan kesehatan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada pasien dalam batas-batas fasilitas yang ada yaitu rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dan pelayanan penunjang. 4. “Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan” terdiri dari Poliklinik Spesialis (Penyakit Dalam, Anak, Kebidanan, Bedah, Paru, Jantung, Mata, Bedah Syaraf, Fisioterapi, THT, Kulit dan Kelamin, Urologi, Gigi, Gigi Spesialis, Gastro, Ortopedi) dan Subspesialistik. 5. “Pelayanan Kesehatan Rawat Inap” adalah semua jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada pasien di rumah sakit dalam upaya perawatan dan atau pengobatan dan atau pemulihan kesehatan dimana pasien harus menginap di ruang perawatan sesuai dengan haknya 6. *Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat” adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit PIHAK KEDUA kepada pasien yang berada pada kasus-kasus yang mengancam nyawa di Instalasi Gawat Darurat (pelayanan 24 Jam). 7. *Pelayanan Kesehatan Rujukan Termasuk Ponek” adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertical (Ke unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya) 8. “Transfer Pasien” adalah proses pemindahan pasien dalam rangka indikasi medis dan non medis dari suatu tempat ke tempat lainnya beserta pendamping dan sarana pendukung. PARAF Pinak 1 x 10. sot 12 13. 14, 15, 16. “Pelayanan Intensif” adalah pelayanan kesehatan rawat inap yang terdiri dari ICU, ICCU, NICU,PICU dan High Care. “Pelayanan Pusat Diagnostik” terdiri dari Laboratorium, Radiologi, CT-Scan, MRI, USG, ECG, PCR, Patologi Anatomi, Treadmill, Spyrometri, Audiometri dan lain-lain “Pelayanan Pendukung Medis” terdiri dari Gizi, Ambulance, Pemulasaran Jenazah, Pelayanan Darah, Fisioterapi, Cathlab. .“Ruang Rawat atau Kamar Rawat” adalah tempat pasien mendapatkan pelayanan kesehatan dari PIHAK KEDUA selama menginap mendapatkan perawatan di rumah sakit. “Dokter yang Merawat (Doctor in Charge)’ adalah tenaga medis yang memiliki gelar dokter dari berbagai disiplin ilmu atau terapis yang telah disertifikasi, mendapat jjin dan diakui untuk melakukan praktik kedokteran rumah sakit PIHAK KEDUA serta bertanggung jawab penuh atas pelayanan kesehatan yang diberikan terhadap pasien dengan melakukan tindakan medis menurut standar yang berlaku “Tarif Pelayanan” adalah sebagian atau scluruh biaya penyelenggaraan kegiatan pelayanan di rumah sakit, yang dibebankan kepada masyarakat sebagai imbalan atas jasa pelayanan yang diterimanya. “Lembaran Surat Rujukan” adalah lembaran surat yang berlaku dan menunjukkan bahwa pasien tersebut adalah pasien PIHAK KESATU yang berisi data medis dan pengobatan yang telah diberikan serta tujuan mengapa pasien dirujuk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan lanjutan terutama pada kasus gawat darurat di rumah sakit PIHAK KEDUA. Surat Jaminan adalah pernyataan yang dibuat oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA bahwa PIHAK KESATU bersedia menanggung semua biaya selama tertanggung mendapat pelayanan kesehatan sesuai Kelas Perawatan dari PIHAK KEDUA dan berlaku untuk 1 (satu) kali kunjungan. Pasal 2 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dilaksanakannya perjanjian kerja sama ini adalah untuk dapat memberikan dasar pelaksanaan proses rujukan pasien antar rumah sakit baik ke rumah sakit lebih rendah, setara, maupun yang lebih tinggi. 1 Pasal 3 RUANG LINGKUP PELAYANAN Rawat Inap adalah semua jasa kesehatam yang diberikan oleh PIHAK KEDUA salam upaya pemulihan kesehatan termasuk didalamnya jasa medis, jasa pemakaian alat kesehatan, alat kedokteran, serta jasa penunjanga lainnya baik bersifat medis dan administrasi yang diperuntukan bagi pasien yang diharuskan untuk tetap berada di Rumah Sakit dalam kurun waktu tertentu PARAF aT TE Pinak it [2 Rawat Jalan adalah semua jasa kesehatan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA dalam upaya pemulihan kesehatan termasuk didalamnya jasa medis, jasa pemakaian alat kesehatan, alat kedokteran, serta jasa penunjang lainnya baik bersifat medis dan administrasi yang diperuntukan bagi pasien yang berobat di Rumah Sakit tanpa harus menginap. . Pasien adalah PIHAK KESATU yang membutuhkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit PIHAK KEDUA. |. Surat Rujukan adalah surat yang dikeluarkan oleh PIHAK KESATU sebagai pengantar pasien yang dapat digunakan sebagai bukti dan informs lanjut kepada PIHAK KEDUA untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada pasien. . Surat Jaminan adalah surat yang keluarkan oleh PIHAK KESATU dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang atau yang mewakilinya sebagai bukti perintah kerja serta jaminan pembayaran dari PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada pasien. . Gawat Darurat adalah suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa seseorang sehingga harus segera mendapat pertolongan medis. . BPJS Kesehatan adalah Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan yang merupakan Badan Hukum Publik yang bertanggung jawab langasung kepada Presiden dan memiliki tugas menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. . JKN adalah Jaminan Kesehatan Nasional adalah Program pemerintah yang bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera. Dengan pengecualian seperti yang tercantum dalam pasal 4 perjanjian kerjasama ini. Pasal 4 PENGECUALIAN Jenis pelayanan yang tidak menjadi tanggungan PIHAK KESATU baik Rawat Inap / Gawat Darurat maupun Rawat Jalan meliputi a. Segala bentuk ketidak warasan pikiran, konsultasi untuk istirahat atau sanitari, kecanduan obat - obatan terlarang atau alkohol. b. Penyakit atau cidera sebagai akibat dari melukai diri sendiri, penyakit kelamin,HIV,AIDS. c. Perawatan kecantikan atau pembedahan kosmetik / plastik dan perubahan jenis kelamin. d. Keperluan - keperluan pribadi seperti: biaya pemakaian telephone, telex, makanan dan minuman pesanan (diluar jatah yang disediakan rumah sakit). e. Pelayanan khusus dan kemudahan — kemudahan lain yang tidak ada hubungannya dengan pelayanan medis. f. Perawatan atau pengobatan yang tidak ditujukan langsung kepada penyakit penderita (yang bersifat sekunder) misalnya pemberian vitamin atau nutrisi tambahan tanpa resep Dokter. PARAF baat | & Pinak i | te g Gigi palsu, bridge, crow gigi, orthodonitist, kawat gigi dan semua bentuk estetika gigi, mata dan anggota badan. h. Cacat bawaan Penyakit menahun atau kronis seperti diabetes, jantung, tumor, kanker, osteoporosis, paru-paru, ginjal dan sejenisnya. Bayi Tabung, Pap Smear. Tes Alergi. Tes Golongan Darah Tes Buta Warna. Operasi Besar meliputi Operasi Otak / Syaraf / Tengkorak Sirkumsisi. Operasi Gigi Bungsu. Hyperbillirubin atau bayi kuning. Medical check up berkala yang diatur melalui ketentuan tersendiri. Immunisasi dasar program Keluarga berencana (pil, suntik dan IUD), Perawatan kehamilan, Ligasi, sterilisasi laki - laki atau perempuan dan segala bentuk KB. Surat Keterangan Sehat. u. Obat - obatan yang dibeli sendiri oleh pasien, pemeriksaan sinar X atau tes ~ tes laboratorium yang tanpa resep atau rujukan pengantar dari seorang dokter, v. Pelayanan kesehatan yang belum diakui secara luas dibidang kedokteran, misalnya acupressure dan akupunture. graves grr mo Pasal 5 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA. Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian ini PARA PIHAK sepakat bahwa hak dan kewajiban PIHAK KESATU adalah sebagai berikut : 1 2. Pasien merupakan tanggung jawab PIHAK KESATU berhak atas mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai permintaan PIHAK KESATU. PIHAK KESATU wajib melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA atas biaya pelayanan kesehatan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 6 (enam) perjanjian ini Pasal 6 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian ini PARA PIHAK sepakat bahwa hak dan kewajiban PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut : 1 2. PIHAK KEDUA wajib memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien PIHAK KESATU sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini PIHAK KEDUA wajib memastikan formulir Laporan Medis Rawat Jalan / Inap (Inpatient Medical Care Record) yang disediakan PIHAK KESATU sudah dilengkapi sebagaimana mestinya dan jelas oleh Dokter yang merawat PIHAK KEDUA berhak mendapat pembayaran atas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang dirujuk oleh PIHAK KESATU. Pihak 1 Pihak It (1) (2) (a) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pasal 7 ‘TARIF KEGIATAN PEMERIKSAAN PELAYANAN KESEHATAN Besaran biaya yang timbul dalam proses rujukan pasien adalah tanggung jawab pasien PIHAK KESATU. Besaran biaya yang timbul selama perawatan di rumah sakit PIHAK KEDUA dibayarkan oleh pasien PIHAK KESATU sesuai dengan tarif yang berlaku dirumah sakit PIHAK KEDUA. Apabila pasien PIHAK KESATU mendapatkan pelayanan kesehatan sampai selesai di rumah sakit PIHAK KEDUA, maka besaran biaya pelayanan kesehatan dibebankan kepada pasien PIHAK KESATU sesuai dengan ketentuan tarif rumah sakit PIHAK KEDUA pada saat mendapatkan pelayanan kesehatan. Pasal 8 ‘TATA CARA PELAYANAN KESEHATAN PARA PIHAK menetapkan Nomor Kontak telepon khusus rumah sakit yang mudah dan standby 24 jam untuk dihubungi. PARA PIHAK wajib menggunakan system rujukan terintegrasi (SISRUTE) Pihak Pertama sebagai perujuk pasien berkewajiban a.Wajib menggunakan rujukan terintegrasi (SISRUTE) untuk mendapatkan kepastian dari rumah sakit terujuk untuk ketersediaan SDM, Sarana dan Prasarana. b. Wajib melakukan pertolongan Pra rujukan (stabilitasi) dan dalam transport pasien harus di dampingin oleh 2 tenaga kesehatan terlatih, melakukan monitoring dalam perjalanan. c. Mengisi formulir rujukan dengan semua informasi yang di perlukan dan melampirkan dokumen-dokumen yang relevan pada saat serah terima. Pihak Kedua Sebagai Penerima Rujukan a, Pihak Kedua sebagai penerima rujukan harus sudah memberikan kepastian kesediaan untuk menerima transfer pasien dengan menggunakan system rujukan terintegrasi. b. Pihak Kedua wajib menolak rujukan jika tidak sesuai dengan prosedur menggunakan SISRUTE. c. Pihak Kedua berkewajiban menyiapkan Tim Transfer untuk menerima pasien yang di transfer di IGD. d. Pihak Kedua dapat memberikan saran mengenai penanganan segera / resusitasi yang perlu di lakukan terhadap pasien pada situasi-situasi khusus, namun tanggung jawab tetap pada tim transfer. Proses pengaturan transfer ini harus dicatat dalam status rekam medis pasien yang meliputi : nama, jabatan, dan detail kontak personel yang membuat kesepakatan baik di rumah sakit yang merujuk dan rumah sakit penerima; tanggal dan waktu dilakukannya komunikasi antar rumah sakit; serta saran- saran / hasil negoisasi kedua belah pihak. Saat tiba di rumah sakit tujuan, harus ada proses serah-terima pasien antara tim transfer dengan pihak rumah sakit yang menerima (paramedik dan perawat) yang akan bertanggung jawab terhadap perawatan pasien selanjutnya. Proses serah terima pasien harus mencakup pemberian informasi (baik secara verbal maupun tertulis) mengenai riwayat penyakit pasien, tanda vital, hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi), terapi dan kondisi klinis selama transfer berlangsung. PARAF man Pihakit [Jas (8) Kelas Perawatan dan Pemeriksaan Penunjang untuk pasien yang dirujuk ke rumah sakit PIHAK KEDUA tercantum dalam Surat Rujukan dari PIHAK KESATU. (9) Dan apabila dibutuhkan pasien yang dikirim PIHAK KESATU setelah selesai mendapat pelayanan kesehatan dapat dirujuk balik ke rumah sakit pengirim. Pasal 9 JAMINAN - JAMINAN (1) PIHAK KEDUA akan menjamin akan memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar profesi masing-masing praktisi yang berlaku. PIHAK KESATU menjamin akan mempergunakan resume medis dengan sebaik- baiknya dan menjaga kerahasiaan resume medis dengan sebaik-baiknya dan menjaga kerahasiaan medis pasien kepada pihak lain. (3) PARA PIHAK menjamin akan memenuhi seluruh syarat dan ketentuan yang telah disepakati bersama dalam perjanjian ini dengan sebaik-baiknya. (4) PARA PIHAK menjamin akan menghormati dan menjaga kredibilitas masing- masing pihak terutama dalam menjalankan dan melaksanakan perjanjian ini 2 Pasal 10 ALAMAT SURAT MENYURAT a Setiap pemberitahuan dan permintaan yang ditujukan kepada PIHAK KESATU berkaitan dengan perjanjian ini adalah sah apabila dilakukan secara tertulis dan diserahkan langsung atau melalui pos atau melalui faximile kepada pejabat yang ditunjuk oleh PIHAK KESATU , yaitu Nama Rony Dwi Nugroho, S.Kep Jabatan : Koordinator IKS Alamat Jl. Veteran No, 2 Kel. Jitra Telp 085268384773 Email - Q Setiap pemberitahuan dan/atau permintaan yang ditujukan kepada PIHAK KEDUA berkaitan dalam perjanjian ini adalah sah apabila dilakukan secara tertulis dan diserahkan langsung atau melalui pos atau melalui faximile kepada pejabat yang ditunjuk PIHAK KEDUA, yaitu RSUD dr. M. YUNUS BENGKULU 1, Sasri Haryanti, S. Sos Hp. 0853-5751-3421 2. Supriawan, SKM Hp. 0852-6826-7314 3. Hendika Ramlan Saputra,SKM HP. 0813-6845-4430 4. Hendrik, SKM HP. 0812-7322-6416 5. Fax. RSUD dr. M. Yunus Bengkulu : (0736) 52007 6. Telp. RSUD dr. M. Yunus Bengkulu : (0736) 51111 Pasal 11 JANGKA WAKTU PERJANJIAN (1) Perjanjian kerjasama ini berlaku sejak tanggal 03 November 2022 sampai dengan tanggal 02 November 2023. PARAF Pinak! | Ae Pihakw | de (2) (3) (4) (5) (6) (7) Apabila PARA PIHAK ingin memperpanjang kembali perjanjian ini, maka salah satu pihak wajib memberitahukan pihak lainnya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum perjanjian ini berakhir untuk segera melakukan perpanjangan perjanjian. Apabila tidak ada permintaan dari salah satu atau PARA PIHAK, maka masa berlaku perjanjian ini diperpanjang 30 (tiga puluh) hari dan setelahnya secara otomatis akan berakhir. Pasal 12 PEMUTUSAN PERJANJIAN PIHAK KEDUA secara sepihak berhak memutuskan perjanjian ini dengan pemberitahuan 1 (satu) bulan sebelumnya, dalam hal : a. PIHAK KESATU telah memberikan keterangan yang tidak benar menurut PIHAK KEDUA, yang merugikan atau dapat merugikan PIHAK KEDUA sehubungan dengan pelayanan pemeriksaan kesehatan yang diberikan, b. PIHAK KESATU tidak melaksanakan ketentuan yang diatur dalam pasal 8 (delapan). Apabila SALAH SATU PIHAK ingin mengakhiri perjanjian, maka PIHAK tersebut harus memberitahukan secara tertulis akan maksudnya kepada PIHAK LAINNYA berikut alasan berhentinya perjanjian kerjasama ini sekurang- kurangnya 5 (lima) hari sebelum tanggal mulai pemutusan perjanjian kerjasama ini, Dalam hal terjadi pemutusan perjanjian karena salah satu atau beberapa alasan sebagaimana diatur dalam pasal ini maka semua kewajiban yang belum diselesaikan PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA pada saat pemutusan hubungan perjanjian kerjasama ini akan diselesaikan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah perjanjian berakhir. Untuk itu PIHAK KESATU tetap terikat sampai semua kewajiban selesai sepenuhnya, Apabila terjadi pemutusan perjanjian oleh salah satu pihak atau perjanjian telah berakhir, namun ternyata masih ada peserta PIHAK KESATU yang masih dalam proses pelayanan pemeriksaan kesehatan, maka PIHAK KESATU tetap terikat dengan tanggungjawab semua kewajiban selesai sepenuhnya. Apabila terjadi perubahan dalam isi kontrak dan telah disetujui oleh PARA PIHAK pada waktu belum habis masa perjanjian kerjasama, (sebelum 30 hari) maka dapat dilakukan addendum. Dalam hal pemutusan perjanjian yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA ini, PIHAK KESATU tetap bertanggungjawab dan harus memenuhi semua yang menjadi kewajiban PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA. Dalam pemutusan perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyampingkan ketentuan dalam pasal 1266 dan 1267 KUHPerdata. Pasal 13 KERAHASIAAN PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri satu sama lainnya menjaga kerahasiaan perjanjian ini dan atau semua hal yang berkaitan dengan kerjasama yang dimaksud dalam perjanjian kecuali apabla pengungkapan itu dimintakan oleh SALAH SATU PIHAK dalam berdasarkan persetujuan oleh pihak lainnya baik selama perjanjian ini berlaku maupun setelah perjanjian ini berakhir. PARAF Pinak! | Ae Pihak It P Pasal 14 KETERPISAHAN Apabila terjadi kekeliruan dalam salah satu klausul perjanjian ini yang berakibat tidak sah / batal demi hukum, maka yang tidak sah / batal demi hukum hanya klausul perjanjian itu saja, sedangkan klausul lainnya tetap berlaku sebagaimana ketentuan dalam perjanjian ini. a) (2) a) (2) a) (2) Q) Pasal 15 PENGALIHAN HAK Hak dan kewajiban yang timbul berdasarkan perjanjian ini tidak dapat dialihkan oleh SATU PIHAK kepada siapapun tanpa persetujuan tertulis dari pihak lainnya. Perjanjian ini tetap berlaku walaupun terjadi pergantian pimpinan PARA PIHAK. Pasal 16 FORCE MAJEURE Yang dimaksud dengan force majeure adalah terjadinya peperangan, pemberontakan, blockade, kebakaran, sabotase, epidemic atau bencana alam seperti banjir, gempa bumi, pemogokan masal dan Peraturan Perundang- undangan yang secara langsung berpengaruh terhadap pelaksanaan perjanjian ini serta kejadian diluar kemampuan PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA. Apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini SALAH SATU PIHAK megalami keterlambatan atau gagal atau tidak dapat melaksanakan perjanjian ini sebagai akibat dari force majeure, maka pihak tersebut harus memberitahukan pihak lainnya selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah terjadinya force majeure. Pasal 17 PENYELESAIAN PERSELISIHAN Apabila terjadi perselisihan dalam melaksanakan perjanjian ini, maka PARA PIHAK sepakat akan menyelesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyerahkan persoalannya kepada Pengadilan Negeri Kelas IA Bengkulu. Pasal 18 LAIN-LAIN Hal-hal yang belum diatur dan / atau tidak cukup diatur dan / atau menyangkut perubahan ~ perubahan lainnya yang dianggap perlu olen PARA PIHAK akan diatur lebih lanjut berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK, Semua lampiran yang digunakan dan disatukan dalam perjanjian ini merupakan bagian yang terikat tidak terpisahkan dengan surat perjanjian ini PARAF Pinakt | Pihak 1 4 Pasal 19 ADDENDUM Apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini PARA PIHAK merasa perlu melakukan perubahan, maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan atas kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan dalam addendum perjanjian ini yang merupakan bagian tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini Pasal 20 PENUTUP (1) Jika terdapat kewajiban yang belum diselesaikan oleh PIHAK KESATU pada saat berakhirnya perjanjian ini, maka PIHAK KESATU akan tetap bertanggung jawab kepada PIHAK KEDUA sampai kewajiban tersebut diselesaikan. (2) Perjanjian kerja sama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), diberi materai secukupnya ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan masing - masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. (3) Perjanjian kerja sama ini dibuat dengan itikad baik untuk dipatuhi dan dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak. KEDUA PIHAK KESATU ‘dr. M. YUNUS, A 4H SAKIT BENGKULU dr. Anjari Wahyu Warthani, MKM., FISQua Dr. 5 |. B., FICS., FINACS

You might also like