PEMERINTAH KOTA METRO
SEKRETARIAT DAERAH
Jl. AH. Nasution No. 03 Kota Metro Telp. (0725) 41700 Fax. (0725) 49500
wwwimetro.90.id
Metro, \) September 2018
Kepada
Yth. Kepala OPD se-Kota Metro
SURAT EDARAN
NOMOR : 700/ ®% /B-1/04/2018
TENTANG
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO
4. Dasar
a. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Penanganan
Benturan Kepentingan;
b. Peraturan Walikota Metro Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penanganan Benturan Kepentingan
2. Berkaitan dengan dasar tersebut diatas, disampaikan hal-hal sebagai berikut:
a, Dengan telah ditetapkannya Peraturan Walikota Metro Nomor 26 Tahun
2018 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan, diminta
kepada Sau untuk membentuk Unit Penanganan Benturan
Kepentingan di Lingkungan kerjanya masing-masing.
b. Unit Penanganan Benturan Kepentingan sebagaimana huruf a diatas,
mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
(1) Menyusun kerangka kebijakan penanganan benturan kepentingan;
(2) Mengidentiikasi bentuk jenis dan penyebab adanya benturan
kepentingan pada setiap OPD;
(3) Menyusun strategi penanganan benturan kepentingan;
(4) Menerima pelaporan benturan kepentingan dari penyelenggara
negara;
(5) Menindaklanjuti pelaporan tersebut sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur penanganan benturan kepentingan; dan
(6) Memberikan rekomendasi atas tindakan terhadap _seseorang
penyelenggara negara yang berada dalam benturan kepentingan
kepada atasan langsung.
c. Dalam hal terhadap potensi atau kondisi/situasi benturan kepentingan,
setiap penyelenggara negara
(1) Dilarang melakukan transaksi dan/atau menggunakan aset instansi
untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan;
(2) Dilarang menerima danfatau memberi hadiah/manfaat dalam bentuk
apapun yang berkaitan dengan jabatannya dalam kaitannya dengan
mitra kerja, penyedia barang dan jasa;(3) Dilarang menerima dan/atau memberi barang/parcel/uang/setara uang
atau dalam bentuk apapun pada hari raya keagamaan,
(4) Dilarang mengijinkan pihak ketiga memberi sesuatu dalam bentuk
apapun kepada penyelenggara negara;
(5) Dilarang menerima refund dan keuntungan pribadi lainnya yang
melebihi dan atau bukan haknya dari hotel atau pihak manapun juga
dalam rangka kedinasan atau hal-hal yang dapat menimbulkan
potensi benturan kepentingan;
(6) Dilarang bersikap diskriminatif, tidak adil untuk memenangkan
penyedia barang/jasa rekanan/mitra kerja tertentu dengan maksud
untuk menerima imbalan jasa untuk kepentingan pribadi, keluarga
dan/atau golongan;
(7) Dilarang memanfaatkan data dan informasi rahasia instansi atau pihak
lain;
(8) Dilarang baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja ikut
serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada
saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan
untuk mengurus dan mengawasinya; dan
(9) Membuat pernyataan potensi benturan kepentingan apabila
mempunyai hubungan keluarga sedarah dalam hubungan keluarga inti
dengan penyelenggara negara
d. Agar setiap Kepala OPD memedomani dan menyosialisasikan Peraturan
Walikota Metro Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pedoman Penanganan
Benturan Kepentingan kepada seluruh pegawai di lingkungan kerjanya
masing-masing,
e. Seluruh kegiatan unit penanganan benturan kepentingan agar
didokumentasikan dengan baik dan setiap triwulan dilaporkan kepada
Walikota Metro cq, Inspektur Kota Metro.
Demikian disampaikan untuk dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab.
A.n, WALIKOTA METRO
Sekretaris Daerah,
\ ir. A. NASIQA.T., M.
~~. Pembina ¥tama Madya
Tembusan:
Yth. 1, Menteri PAN-RB
2. Walikota Metro (sebagai laporan).Menimbang
Mengingat
TELS
WALIKOTA METRO
PROVINSI LAMPUNG
PERATURAN WALIKOTA METRO
NOMOR 2 TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
>
WALIKOTA METRO,
bahwa dalam rangka peningkatan pelaksanaan tata kelola
pemerintahan yang baik dan untuk meningkatkan kinerja
pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah Kota Metro perlu
disusun pedoman untuk mencegah dan menangani
terjadinya benturan kepentingan pejabat dan pegawai di
lingkungan Pemerintah Kota Metro;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota
tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di
Lingkungan Pemerintah Kota Metro;
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang
Pembentuken Kabupaten Dati Il Way Kanan, Kabupaten Dati
1 Lampung Timur dan Kotamadya Dati II Metro (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun1999 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 3825);
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 _ tentang
Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi,
Dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2001 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
indonesia Nomor 4150);
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);Memperhatikan :
Menetapkan
5. Undang-Undang Nomor 23 ‘Tahun 2014 _ tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pomerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang
Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Negeri Dalam Usaha
Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974
Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3021);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6041);
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Umum Penanganan Benturan Kepentingan;
10. Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah
Kota Metro Tahun 2013 Nomor 07, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Metro Nomor 07);
11. Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Metro
(Lembaran Daerah Kota Metro Tahun 2016 Nomor 24,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Metro Nomor 24);
Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 1992 tentang Perubahan
Atas Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1974 tentang
Beberapa Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri dalam Rangka
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Kesederhanaan Hidup.
MEMUTUSKAN:
PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN PENANGANAN
BENTURAN KEPENTINGAN.
Pasal 1
Pedoman umum penanganan benturan kepentingan adalah sebagaimana tersebut
dalam Lampiran Peraturan Walikota ini yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan.Pasal 2
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Walikota ini dengan pencmpatannya dalam Berita Daerah.
Ditetapkan di Metro
pada tanggal 30 Ags 2018
WALIKOTA METRO,
Cow
A PAIRIN
Diundangkan di Metro
pada tanggal 30 Ayshs 2018
SEKRETARIS DAERAH KOTA METRO,
A AT.
BEI KOTA METRO TAHUN 2018 NOMOR ..2°if
Lampiran : Peraturan Walikota Metro
Nomor : 26 Tahun 2018
Tans 20 _Agustus
PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
Pendahuluan
A.
Umum
Benturan kepentingan merupakan suatu kondisi dimana pertimbangan
pribadi mempengaruhi dan/atau dapat menyingkirkan profesionalitas
seorang pejabat dalam mengemban tugas.
Pertimbangan pribadi tersebut dapat berasal dari kepentingan pribadi,
Kerabat atau kelompok yang kemudian mendesak atau mereduksi
gagasan yang dibangun berdasarkan nalar profesionalnya sehingga
keputusannya menyimpang dari orisinalitas keprofesionalannya dan akan.
berimplikasi pada penyelenggaraan negara khususnya di bidang
pelayanan publik menjadi tidak efisien dan efektif.
Untuk melaksanakan tugas-tugas dalam proses pembangunan nasional
sangat diperlukan adanya penyelenggara negara yang berwibawa, bersih,
bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, efektif, dan efisien, karena setiap
penyelenggara negara mempunyai peranan yang menentukan. Selain
disyaratkan untuk memiliki profesionalisme, setiap penyelenggara negara
harus juga mempunyai sikap mental yang jujur dan penuh rasa
pengabdian kepada kepentingan rakyat, negara, dan bangsa serta harus
mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau
golongan. Oleh karena itu perlu disusun pedoman penanganan benturan
kepentingan di Lingkungan Pemerintah Kota Metro.
Tujuan
‘Tujuan dari pedoman penangan benturan kepentingan ini adalah :
1, Menyediakan kerangka acuan bagi Organisasi Perangkat Daerah
untuk mengenal, mencegah dan mengatasi benturan kepentingan;
2. Menciptakan budaya pelayanan publik yang dapat mengenal,
mencegah, dan mengatasi situasi-situasi benturan kepentingan
secara transparan dan efisien tanpa mengurangi kinerja pejabat yang
bersangkutan;
3. Mencegah terjadinya pengabaian pelayanan publik dan kerugian
daerah;
Menegakkan integrita:
5. Menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penanganan benturan__kepentingan _meliputi
penyusunan kerangka kebijakan benturan kepentingan, identifikasi
situasi benturan kepentingan, penyusunan strategi penanganan benturan
kepentingan dan tindakan terhadap benturan kepentingan.
Dalam peraturan walikota ini, yang dimaksud dengan :
1. Penyelenggara Negara adalah Pejabat atau Pegawai pada Pemerintah
Kota Metro;2. Organisas: Perangkat Daerah selanjutnya disebut dengan OPD
adalah Organisasi Perangkat Daerah Kota Metro;
3. Benturan Kepentingan adalah situasi dimana penyelenggara negara
memiliki atau patut diduga memiliki kepentingan pribadi terhadap
setiap penggunaan wewenang sehingga dapat mempengaruhi kualitas
keputusan dan/atau tindakannya;
4. Penanganan Benturan Kepentingan adalah upaya kegiatan melalui
proses penyediaan kerangka acuan bagi unit kerja untuk mengenal,
mencegah dan mengatasi benturan kepentingan;
5. Lembaga Publik adalah lembaga publik di lingkungan Kota Metro.
Ii, Benturan Kepentingan
A. Beberapa bentuk benturan kepentingan yang sering terhadi dan dihadapi
oleh penyelenggara negara adalah :
1. Situasi yang menyebabkan penyelenggara negara menerima
gratifikasi atau pemberian/penerimaan hadiah atas suatu
keputusan/jabatannya;
2. Situasi yang menyebabkan penyelenggara negara menggunakan aset
jabatan untuk kepentingan pribadi/golongan;
3. Situasi yang menyebabkan penyelenggara negara menggunakan
informasi rahasia jabatan untuk kepentingan pribadi/golongan;
4. Situasi yang menyebabkan penyelenggara negara memberikan akses
khusus kepada pihak tertentu tanpa mengikuti prosedur yang
seharusnya;
5. Situasi yang menyebabkan penyelenggara negara dalam proses
pengawasan tidak mengikuti prosedur karena adanya pengaruh dan
harapan dari pihak yang diawasi;
6. Situasi yang menyebabkan penyelenggara negara menyalahgunakan
jabatan; dan
7. Situasi_ yang memungkinkan penyelenggara Negara menggunakan
diskresi yang menyalahgunakan wewenang.
B. _Jenis Benturan Kepentingan yang sering terjadi, antara lain :
1. Kebijakan dari penyelenggara negara yang berpihak akibat pengaruh,
hubungan dekat, ketergantungan dan/atau pemberian gratifikasi;
2. Pemberian izin dari penyelenggara Negara yang diskriminatif,
3. Pengangkatan pegawai berdasarkan hubungen dekat/balas jasa
/rekomendasi/pengaruh dari pejabat pemerintah;
4. Pemilihan partner atau rekanan kerja oleh penyelenggara negara
berdasarkan keputusan yang tidak profesional;
5. Penyelenggara negara melakukan komersialisasi pelayanan publik;
6. Penyelenggara Negara menggunakan aset dan informasi rahasia
untuk kepentingan pribadi;
7. Penyelenggara negara melakukan pengawasan tidak sesuai dengan
norma, standar dan prosedur;
8. Penyelenggara negara melakukan pengawasan atau penilaian atas
pengaruh pihak lain dan tidak sesuai norma, standar dan prosedur;
dan
9. Penyelenggara negara menjadi bagian dari pihak yang memiliki
kepentingan atas sesuatu yang dinilai.c
Sumber Benturan Kepentingan
1.
Penyalahgunaan wewenang, yaitu dengan membuat keputusan atau
tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan atau melampaui batas-
batas pemberian wewenang yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan;
Hubungan afiliasi (pribadi, golongan) yaitu hubungan yang dimiliki
oleh Penyelenggara negara dengan pihak tertentu baik karena
hubungan darah, hubungan perkawinan maupun hubungan
pertemanan yang dapat mempengaruhi keputusannya;
Gratifikasi, yaitu pemberian dalam arti luas meliputi pemberian
uang, barang, rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,
fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan
fasilitas lainnya; dan
Kelemahan sistem organisasi, yaitu keadaan yang menjadi kendala
bagi pencapaian tujuan pelaksanaan kewenangan penyelenggara
Negara yang disebabkan karena struktur dan budaya organisasi yang
ada.
Il. Prinsip Dasar Penanganan Benturan Kepentingan
Penanganan benturan kepentingan pada dasarnya dilakukan melalui
perbaikan nilai, sistem, pribadi dan budaya.
i
Mengutamakan kepentingan publik :
a.
Penyelenggara negara harus memperhatiken asas umum
pemerintahan yang baik dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat;
Dalam pengambilan keputusan, Penyelenggara negara harus
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang
berlaku tanpa memikirkan keuntungan pribadi atau tanpa
dipengaruhi preferensi pribadi ataupun afiliasi dengan agama,
profesi, partai atau politik, etnisitas dan keluarga;
Penyelenggara negara tidak boleh memasukkan unsur kepentingan
pribadi dalam pembuatan keputusan dan tindakan yang dapat
mempengaruhi kualitas keputusannya;
Penyelenggara negara harus menghindarkan diri dari tindakan
pribadi yang diuntungkan oleh “inside information” atau informasi
orang dalam yang diperolehnya dari jabatannya;
Penyelenggara negara tidak boleh mencari atau menerima
keuntungan yang tidak seharusnya diterima.
Menciptakan keterbukaan penanganan dan pengawasan benturan
kepentingan :
a.
Penyelenggara negara harus bersifat terbuka atas pekerjaan yang
dilakukannya. Kewajiban ini tidak sekedar terbatas pada mengikuti
Undang-Undang dan peraturan tetapi juga harus mentaati nilai-nilai
pelayanan publik seperti bebas kepentingan (disinterestedness), tidak
berpihak dan memiiki integritas;
Kepentingan pribadi dan hubungan afiliasi Penyelenggara negara
yang dapat menghambat pelaksanaan tugas publik harus
diungkapkan dan dideklarasikan agar dapat dikendalikan dan
ditandatangani secara memadai;2
°
°
°
a
a
b.
Penyelenggara negara harus menyiapkan mekanisme dan prosedur
pengaduan masyarakat terkait adanya benturan kepentingan yang
terjadi;
Penyelenggara negara serta lembaga publik harus menjamin
konsistensi dan keterbukaan dalam proses penyelesaian atau
penanganan situasi benturan kepentingan;
Penyelenggara negara harus mendorong keterbukaan terhadap
pengawasan dalam penanganan situasi benturan kepentingan sesuai
dengan kerangka hukum yang ada.
3. Mendorong tanggung jawab pribadi dan sikap keteladanan :
a.
Penyelenggara negara senantiasa bertindak sedemikian rupa agar
integritas mereka dapat menjadi teladan bagi Penyelenggara negara
lainnya dan bagi masyarakat;
Penyelenggara negara harus sebisa mungkin bertanggung jawab atas
pengaturan urusan pribadinya agar dapat menghidari terjadinya
benturan kepentingan pada saat dan sesudah masa jabatannya;
Penyelenggara negara harus bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan benturan kepentingan yang
merugikan kepentingan publik apabila terjadi benturan kepentingan;
Penyelenggara negara harus menunjukan komitmen mereka pada
integritas dan profesionalisme dengan menerapkan kebijakan
penanganan benturan kepentingan yang efek
Penyelenggara negara harus bertanggung jawab atas segala urusan
yang menjadi tugasnya sesuai perundang-undangan.
4. Menciptakan dan membina budaya organisasi yang tidak toleran terhadap
benturan kepentingan :
a.
Lembaga publik harus menyediakan dan melaksanakan kebijakan,
proses, dan praktek manajemen yang memadai dalam lingkungan
kerja yang dapat mendorong pengawasan dan penanganan situasi
benturan kepentingan yang efektif;
Lembaga Publik harus mendorong Penyelenggara negara untuk
mengungkapkan dan membahas masalah-masalah benturan
kepentingan;
Lembaga publik harus menciptakan dan mempertahankan budaya
komunitas terbuka din dialog mengenai integritas dan bagaimana
mendorongnya.
IV. Tahapan Penanganan Benturan -o aos
i, Perangkapan jabatan.
4. Menghindari Situasi Benturan Kepentingan
Pejabat dan/atau pegawai dapat lebih awal menghindari terjadinya
benturan kepentingan ata: melakukan antisipasi terhadap terjadinya
benturan kepentingan d.iim pengambilan keputusan, antara lain
denganlebih awal mengeta: ‘ agenda pembahasan untuk pengambilan
keputusan atau melakuka\ enarikan diri (recusal) dari pengambilan
keputusansecara ad hoc.
5. Pemantauan dan Evaluasi
Agar pelaksanaan penangana: uran kebijakan penanganan benturan
kepentingan perlu dipantau dan. . ~luasi secara berkala untuk menjaga
agar tetap efektif dan relevan deng::’ ‘nan yang terus berubah.
Tindakan Terhadap Potensi Benturam Kepeatingan
Dalam hal terhadap potensi atau kondisi/situasi benturan kepentingan,
penyelenggara negara :1. Dilarang melakukan transaksi dan/atau menggunakan aset instansi
untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan;
2. Dilarang menerima dan/atau memberi hadiah/manfaat dalam bentuk
apapun yang berkaitan dengan jabatannya dalam kaitannya dengan mitra
kerja, penyedia barang dan jasa;
3. Dilarang menerima dan/atau memberi barang/parcel/uang/setara uang
atau dalam bentuk apapun pada hari raya keagamaan;
4. Dilarang mengijinkan pihak ketiga member sesuatu dalam bentuk apapun
kepada penyelenggara negara;
5. _Dilarang menerima refund dan keuntungan pribadi lainnya yang melebihi
dan atau bukan haknya dari hotel atau pihak manapun juga dalam
rangka kedinasan atau hal-hal yang dapat menimbulkan potensi benturan
kepentingan;
6. Dilarang bersikap diskriminatif, tidak adil untuk memenangkan penyedia
barang/jasa rekanan/ mitara kerja tertentu dengan maksud untuk
menerima imbalan jasa untuk kepentingan pribadi, keluarga dan/atau
golongan;
7. Dilarang memanfaatkan data dan informasi rahasia instansi atau pihak
lain;
8. _Dilarang baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja ikut serta
dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat
dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk
mengurus dan mengawasinya; dan
9. Membuat Pernyataan Potensi benturan kepentingan dan apabila
mempunyai hubungan keluarga sedarah dalam hubungan keluarga inti
dalam penyelenggara negara.
. Tata Cara Mengatasi Terjadinya Benturan Kepentingan
1. Penyelenggara Negara yang terkait dalam pengambilan keputusan dapat
melaporkan atau memberikan keterangan adanya dugaan benturan
kepentingan dalam menetapkan keputusan dan/atau tindakan;
2. Laporan atau keterangan tersebut disampaikan kepada atasan langsung
pejabat pengambil keputusan dan/atau tindakan dengan mencantumkan
identitas jelas pelapor dan melampirkan bukti-bukti terkait;
3. Atasan langsung pejabat tersebut memeriksa tentang kebenaran laporan
Pejabat atau pegawai paling lambat 3 (tiga) hari kerja;
4. Apabila hasil dari pemeriksaan tersebut tidak benar maka keputusan
dan/atau tindakan pejabat yang dilaporkan tetap berlaku;
5. Apabila hasil pemeriksaan tersebut benar maka dalam jangka waktu 2
(dua) hari keputusan dan/atau tindakan tersebut ditinjau kembali oleh
atasan dari atasan langsung tersebut dan seterusnya; dan
6. Pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan dari tindak lanjut hasil
pemeriksaan terjadinya benturan kepentingan dilaksanakan oleh Kepala
OPD.VIII. Unit Penanganan Benturan Kepentingan
Penanganan benturan kepentingan di lingkungan Pemerintah Daerah
dilaksanakan oleh Unit Penanganan Benturan Kepentingan yang merupakan
unit kerja di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah
Kota Metro.
1
Unit Penanganan Benturan Kepentingan terdiri dari beberapa anggota
yang berasal dari Penyelenggara Negara pada setiap OPD.
Unit Penanganan Benturan Kepentingan ditetapkan dengan Keputusan
Kepala OPD masing-masing.
‘Tugas dan Wewenang Unit Penanganan Benturan Kepentingan adalah
sebagai berikut :
a. Menyusun kerangka kebijakan penanganan benturan kepentingan;
b. Mengidentifikasi bentuk jenis dan penyebab adanya benturan
kepentingan pada setiap OPD;
c. Menyusun strategi penanganan benturan kepentingan;
Menerima pelaporan benturan kepentingan dari Penyelenggara
negara;
€. Menindaklanjuti pelaporan tersebut sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur penanganan benturan kepentingan; dan
f. Memberikan rekomendasi atas tindakan terhadap seseorang
Penyelenggara negara yang berada dalam benturan kepentingan
kepada atasan langsung.
IX. KETENTUAN PENUTUP
Peraturan Walikota Metro ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap orang mengetahuinya diundangkan, memerintahkan
pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatanya dalam Berita
Daerah Kota Metro.
WALIKOTA METRO,