You are on page 1of 13
PEMERINTAH KOTA METRO SEKRETARIAT DAERAH Jl. AH. Nasution No. 03 Kota Metro Telp. (0725) 41700 Fax. (0725) 49500 wwwimetro.90.id Metro, \) September 2018 Kepada Yth. Kepala OPD se-Kota Metro SURAT EDARAN NOMOR : 700/ ®% /B-1/04/2018 TENTANG PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO 4. Dasar a. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan; b. Peraturan Walikota Metro Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan 2. Berkaitan dengan dasar tersebut diatas, disampaikan hal-hal sebagai berikut: a, Dengan telah ditetapkannya Peraturan Walikota Metro Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan, diminta kepada Sau untuk membentuk Unit Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan kerjanya masing-masing. b. Unit Penanganan Benturan Kepentingan sebagaimana huruf a diatas, mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : (1) Menyusun kerangka kebijakan penanganan benturan kepentingan; (2) Mengidentiikasi bentuk jenis dan penyebab adanya benturan kepentingan pada setiap OPD; (3) Menyusun strategi penanganan benturan kepentingan; (4) Menerima pelaporan benturan kepentingan dari penyelenggara negara; (5) Menindaklanjuti pelaporan tersebut sesuai dengan Standar Operasional Prosedur penanganan benturan kepentingan; dan (6) Memberikan rekomendasi atas tindakan terhadap _seseorang penyelenggara negara yang berada dalam benturan kepentingan kepada atasan langsung. c. Dalam hal terhadap potensi atau kondisi/situasi benturan kepentingan, setiap penyelenggara negara (1) Dilarang melakukan transaksi dan/atau menggunakan aset instansi untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan; (2) Dilarang menerima danfatau memberi hadiah/manfaat dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan jabatannya dalam kaitannya dengan mitra kerja, penyedia barang dan jasa; (3) Dilarang menerima dan/atau memberi barang/parcel/uang/setara uang atau dalam bentuk apapun pada hari raya keagamaan, (4) Dilarang mengijinkan pihak ketiga memberi sesuatu dalam bentuk apapun kepada penyelenggara negara; (5) Dilarang menerima refund dan keuntungan pribadi lainnya yang melebihi dan atau bukan haknya dari hotel atau pihak manapun juga dalam rangka kedinasan atau hal-hal yang dapat menimbulkan potensi benturan kepentingan; (6) Dilarang bersikap diskriminatif, tidak adil untuk memenangkan penyedia barang/jasa rekanan/mitra kerja tertentu dengan maksud untuk menerima imbalan jasa untuk kepentingan pribadi, keluarga dan/atau golongan; (7) Dilarang memanfaatkan data dan informasi rahasia instansi atau pihak lain; (8) Dilarang baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja ikut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus dan mengawasinya; dan (9) Membuat pernyataan potensi benturan kepentingan apabila mempunyai hubungan keluarga sedarah dalam hubungan keluarga inti dengan penyelenggara negara d. Agar setiap Kepala OPD memedomani dan menyosialisasikan Peraturan Walikota Metro Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan kepada seluruh pegawai di lingkungan kerjanya masing-masing, e. Seluruh kegiatan unit penanganan benturan kepentingan agar didokumentasikan dengan baik dan setiap triwulan dilaporkan kepada Walikota Metro cq, Inspektur Kota Metro. Demikian disampaikan untuk dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. A.n, WALIKOTA METRO Sekretaris Daerah, \ ir. A. NASIQA.T., M. ~~. Pembina ¥tama Madya Tembusan: Yth. 1, Menteri PAN-RB 2. Walikota Metro (sebagai laporan). Menimbang Mengingat TELS WALIKOTA METRO PROVINSI LAMPUNG PERATURAN WALIKOTA METRO NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA > WALIKOTA METRO, bahwa dalam rangka peningkatan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik dan untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah Kota Metro perlu disusun pedoman untuk mencegah dan menangani terjadinya benturan kepentingan pejabat dan pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Metro; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Pemerintah Kota Metro; Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentuken Kabupaten Dati Il Way Kanan, Kabupaten Dati 1 Lampung Timur dan Kotamadya Dati II Metro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1999 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 3825); Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 _ tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4150); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); Memperhatikan : Menetapkan 5. Undang-Undang Nomor 23 ‘Tahun 2014 _ tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pomerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Negeri Dalam Usaha Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3021); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041); 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan; 10. Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kota Metro Tahun 2013 Nomor 07, Tambahan Lembaran Daerah Kota Metro Nomor 07); 11. Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Metro (Lembaran Daerah Kota Metro Tahun 2016 Nomor 24, Tambahan Lembaran Daerah Kota Metro Nomor 24); Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 1992 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1974 tentang Beberapa Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri dalam Rangka Pendayagunaan Aparatur Negara dan Kesederhanaan Hidup. MEMUTUSKAN: PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN. Pasal 1 Pedoman umum penanganan benturan kepentingan adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Walikota ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Pasal 2 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan pencmpatannya dalam Berita Daerah. Ditetapkan di Metro pada tanggal 30 Ags 2018 WALIKOTA METRO, Cow A PAIRIN Diundangkan di Metro pada tanggal 30 Ayshs 2018 SEKRETARIS DAERAH KOTA METRO, A AT. BEI KOTA METRO TAHUN 2018 NOMOR ..2° if Lampiran : Peraturan Walikota Metro Nomor : 26 Tahun 2018 Tans 20 _Agustus PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN Pendahuluan A. Umum Benturan kepentingan merupakan suatu kondisi dimana pertimbangan pribadi mempengaruhi dan/atau dapat menyingkirkan profesionalitas seorang pejabat dalam mengemban tugas. Pertimbangan pribadi tersebut dapat berasal dari kepentingan pribadi, Kerabat atau kelompok yang kemudian mendesak atau mereduksi gagasan yang dibangun berdasarkan nalar profesionalnya sehingga keputusannya menyimpang dari orisinalitas keprofesionalannya dan akan. berimplikasi pada penyelenggaraan negara khususnya di bidang pelayanan publik menjadi tidak efisien dan efektif. Untuk melaksanakan tugas-tugas dalam proses pembangunan nasional sangat diperlukan adanya penyelenggara negara yang berwibawa, bersih, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, efektif, dan efisien, karena setiap penyelenggara negara mempunyai peranan yang menentukan. Selain disyaratkan untuk memiliki profesionalisme, setiap penyelenggara negara harus juga mempunyai sikap mental yang jujur dan penuh rasa pengabdian kepada kepentingan rakyat, negara, dan bangsa serta harus mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau golongan. Oleh karena itu perlu disusun pedoman penanganan benturan kepentingan di Lingkungan Pemerintah Kota Metro. Tujuan ‘Tujuan dari pedoman penangan benturan kepentingan ini adalah : 1, Menyediakan kerangka acuan bagi Organisasi Perangkat Daerah untuk mengenal, mencegah dan mengatasi benturan kepentingan; 2. Menciptakan budaya pelayanan publik yang dapat mengenal, mencegah, dan mengatasi situasi-situasi benturan kepentingan secara transparan dan efisien tanpa mengurangi kinerja pejabat yang bersangkutan; 3. Mencegah terjadinya pengabaian pelayanan publik dan kerugian daerah; Menegakkan integrita: 5. Menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Ruang Lingkup Ruang lingkup penanganan benturan__kepentingan _meliputi penyusunan kerangka kebijakan benturan kepentingan, identifikasi situasi benturan kepentingan, penyusunan strategi penanganan benturan kepentingan dan tindakan terhadap benturan kepentingan. Dalam peraturan walikota ini, yang dimaksud dengan : 1. Penyelenggara Negara adalah Pejabat atau Pegawai pada Pemerintah Kota Metro; 2. Organisas: Perangkat Daerah selanjutnya disebut dengan OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah Kota Metro; 3. Benturan Kepentingan adalah situasi dimana penyelenggara negara memiliki atau patut diduga memiliki kepentingan pribadi terhadap setiap penggunaan wewenang sehingga dapat mempengaruhi kualitas keputusan dan/atau tindakannya; 4. Penanganan Benturan Kepentingan adalah upaya kegiatan melalui proses penyediaan kerangka acuan bagi unit kerja untuk mengenal, mencegah dan mengatasi benturan kepentingan; 5. Lembaga Publik adalah lembaga publik di lingkungan Kota Metro. Ii, Benturan Kepentingan A. Beberapa bentuk benturan kepentingan yang sering terhadi dan dihadapi oleh penyelenggara negara adalah : 1. Situasi yang menyebabkan penyelenggara negara menerima gratifikasi atau pemberian/penerimaan hadiah atas suatu keputusan/jabatannya; 2. Situasi yang menyebabkan penyelenggara negara menggunakan aset jabatan untuk kepentingan pribadi/golongan; 3. Situasi yang menyebabkan penyelenggara negara menggunakan informasi rahasia jabatan untuk kepentingan pribadi/golongan; 4. Situasi yang menyebabkan penyelenggara negara memberikan akses khusus kepada pihak tertentu tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya; 5. Situasi yang menyebabkan penyelenggara negara dalam proses pengawasan tidak mengikuti prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi; 6. Situasi yang menyebabkan penyelenggara negara menyalahgunakan jabatan; dan 7. Situasi_ yang memungkinkan penyelenggara Negara menggunakan diskresi yang menyalahgunakan wewenang. B. _Jenis Benturan Kepentingan yang sering terjadi, antara lain : 1. Kebijakan dari penyelenggara negara yang berpihak akibat pengaruh, hubungan dekat, ketergantungan dan/atau pemberian gratifikasi; 2. Pemberian izin dari penyelenggara Negara yang diskriminatif, 3. Pengangkatan pegawai berdasarkan hubungen dekat/balas jasa /rekomendasi/pengaruh dari pejabat pemerintah; 4. Pemilihan partner atau rekanan kerja oleh penyelenggara negara berdasarkan keputusan yang tidak profesional; 5. Penyelenggara negara melakukan komersialisasi pelayanan publik; 6. Penyelenggara Negara menggunakan aset dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi; 7. Penyelenggara negara melakukan pengawasan tidak sesuai dengan norma, standar dan prosedur; 8. Penyelenggara negara melakukan pengawasan atau penilaian atas pengaruh pihak lain dan tidak sesuai norma, standar dan prosedur; dan 9. Penyelenggara negara menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan atas sesuatu yang dinilai. c Sumber Benturan Kepentingan 1. Penyalahgunaan wewenang, yaitu dengan membuat keputusan atau tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan atau melampaui batas- batas pemberian wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan; Hubungan afiliasi (pribadi, golongan) yaitu hubungan yang dimiliki oleh Penyelenggara negara dengan pihak tertentu baik karena hubungan darah, hubungan perkawinan maupun hubungan pertemanan yang dapat mempengaruhi keputusannya; Gratifikasi, yaitu pemberian dalam arti luas meliputi pemberian uang, barang, rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya; dan Kelemahan sistem organisasi, yaitu keadaan yang menjadi kendala bagi pencapaian tujuan pelaksanaan kewenangan penyelenggara Negara yang disebabkan karena struktur dan budaya organisasi yang ada. Il. Prinsip Dasar Penanganan Benturan Kepentingan Penanganan benturan kepentingan pada dasarnya dilakukan melalui perbaikan nilai, sistem, pribadi dan budaya. i Mengutamakan kepentingan publik : a. Penyelenggara negara harus memperhatiken asas umum pemerintahan yang baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; Dalam pengambilan keputusan, Penyelenggara negara harus berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berlaku tanpa memikirkan keuntungan pribadi atau tanpa dipengaruhi preferensi pribadi ataupun afiliasi dengan agama, profesi, partai atau politik, etnisitas dan keluarga; Penyelenggara negara tidak boleh memasukkan unsur kepentingan pribadi dalam pembuatan keputusan dan tindakan yang dapat mempengaruhi kualitas keputusannya; Penyelenggara negara harus menghindarkan diri dari tindakan pribadi yang diuntungkan oleh “inside information” atau informasi orang dalam yang diperolehnya dari jabatannya; Penyelenggara negara tidak boleh mencari atau menerima keuntungan yang tidak seharusnya diterima. Menciptakan keterbukaan penanganan dan pengawasan benturan kepentingan : a. Penyelenggara negara harus bersifat terbuka atas pekerjaan yang dilakukannya. Kewajiban ini tidak sekedar terbatas pada mengikuti Undang-Undang dan peraturan tetapi juga harus mentaati nilai-nilai pelayanan publik seperti bebas kepentingan (disinterestedness), tidak berpihak dan memiiki integritas; Kepentingan pribadi dan hubungan afiliasi Penyelenggara negara yang dapat menghambat pelaksanaan tugas publik harus diungkapkan dan dideklarasikan agar dapat dikendalikan dan ditandatangani secara memadai; 2 ° ° ° a a b. Penyelenggara negara harus menyiapkan mekanisme dan prosedur pengaduan masyarakat terkait adanya benturan kepentingan yang terjadi; Penyelenggara negara serta lembaga publik harus menjamin konsistensi dan keterbukaan dalam proses penyelesaian atau penanganan situasi benturan kepentingan; Penyelenggara negara harus mendorong keterbukaan terhadap pengawasan dalam penanganan situasi benturan kepentingan sesuai dengan kerangka hukum yang ada. 3. Mendorong tanggung jawab pribadi dan sikap keteladanan : a. Penyelenggara negara senantiasa bertindak sedemikian rupa agar integritas mereka dapat menjadi teladan bagi Penyelenggara negara lainnya dan bagi masyarakat; Penyelenggara negara harus sebisa mungkin bertanggung jawab atas pengaturan urusan pribadinya agar dapat menghidari terjadinya benturan kepentingan pada saat dan sesudah masa jabatannya; Penyelenggara negara harus bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan benturan kepentingan yang merugikan kepentingan publik apabila terjadi benturan kepentingan; Penyelenggara negara harus menunjukan komitmen mereka pada integritas dan profesionalisme dengan menerapkan kebijakan penanganan benturan kepentingan yang efek Penyelenggara negara harus bertanggung jawab atas segala urusan yang menjadi tugasnya sesuai perundang-undangan. 4. Menciptakan dan membina budaya organisasi yang tidak toleran terhadap benturan kepentingan : a. Lembaga publik harus menyediakan dan melaksanakan kebijakan, proses, dan praktek manajemen yang memadai dalam lingkungan kerja yang dapat mendorong pengawasan dan penanganan situasi benturan kepentingan yang efektif; Lembaga Publik harus mendorong Penyelenggara negara untuk mengungkapkan dan membahas masalah-masalah benturan kepentingan; Lembaga publik harus menciptakan dan mempertahankan budaya komunitas terbuka din dialog mengenai integritas dan bagaimana mendorongnya. IV. Tahapan Penanganan Benturan -o aos i, Perangkapan jabatan. 4. Menghindari Situasi Benturan Kepentingan Pejabat dan/atau pegawai dapat lebih awal menghindari terjadinya benturan kepentingan ata: melakukan antisipasi terhadap terjadinya benturan kepentingan d.iim pengambilan keputusan, antara lain denganlebih awal mengeta: ‘ agenda pembahasan untuk pengambilan keputusan atau melakuka\ enarikan diri (recusal) dari pengambilan keputusansecara ad hoc. 5. Pemantauan dan Evaluasi Agar pelaksanaan penangana: uran kebijakan penanganan benturan kepentingan perlu dipantau dan. . ~luasi secara berkala untuk menjaga agar tetap efektif dan relevan deng::’ ‘nan yang terus berubah. Tindakan Terhadap Potensi Benturam Kepeatingan Dalam hal terhadap potensi atau kondisi/situasi benturan kepentingan, penyelenggara negara : 1. Dilarang melakukan transaksi dan/atau menggunakan aset instansi untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan; 2. Dilarang menerima dan/atau memberi hadiah/manfaat dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan jabatannya dalam kaitannya dengan mitra kerja, penyedia barang dan jasa; 3. Dilarang menerima dan/atau memberi barang/parcel/uang/setara uang atau dalam bentuk apapun pada hari raya keagamaan; 4. Dilarang mengijinkan pihak ketiga member sesuatu dalam bentuk apapun kepada penyelenggara negara; 5. _Dilarang menerima refund dan keuntungan pribadi lainnya yang melebihi dan atau bukan haknya dari hotel atau pihak manapun juga dalam rangka kedinasan atau hal-hal yang dapat menimbulkan potensi benturan kepentingan; 6. Dilarang bersikap diskriminatif, tidak adil untuk memenangkan penyedia barang/jasa rekanan/ mitara kerja tertentu dengan maksud untuk menerima imbalan jasa untuk kepentingan pribadi, keluarga dan/atau golongan; 7. Dilarang memanfaatkan data dan informasi rahasia instansi atau pihak lain; 8. _Dilarang baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja ikut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus dan mengawasinya; dan 9. Membuat Pernyataan Potensi benturan kepentingan dan apabila mempunyai hubungan keluarga sedarah dalam hubungan keluarga inti dalam penyelenggara negara. . Tata Cara Mengatasi Terjadinya Benturan Kepentingan 1. Penyelenggara Negara yang terkait dalam pengambilan keputusan dapat melaporkan atau memberikan keterangan adanya dugaan benturan kepentingan dalam menetapkan keputusan dan/atau tindakan; 2. Laporan atau keterangan tersebut disampaikan kepada atasan langsung pejabat pengambil keputusan dan/atau tindakan dengan mencantumkan identitas jelas pelapor dan melampirkan bukti-bukti terkait; 3. Atasan langsung pejabat tersebut memeriksa tentang kebenaran laporan Pejabat atau pegawai paling lambat 3 (tiga) hari kerja; 4. Apabila hasil dari pemeriksaan tersebut tidak benar maka keputusan dan/atau tindakan pejabat yang dilaporkan tetap berlaku; 5. Apabila hasil pemeriksaan tersebut benar maka dalam jangka waktu 2 (dua) hari keputusan dan/atau tindakan tersebut ditinjau kembali oleh atasan dari atasan langsung tersebut dan seterusnya; dan 6. Pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan dari tindak lanjut hasil pemeriksaan terjadinya benturan kepentingan dilaksanakan oleh Kepala OPD. VIII. Unit Penanganan Benturan Kepentingan Penanganan benturan kepentingan di lingkungan Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh Unit Penanganan Benturan Kepentingan yang merupakan unit kerja di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Metro. 1 Unit Penanganan Benturan Kepentingan terdiri dari beberapa anggota yang berasal dari Penyelenggara Negara pada setiap OPD. Unit Penanganan Benturan Kepentingan ditetapkan dengan Keputusan Kepala OPD masing-masing. ‘Tugas dan Wewenang Unit Penanganan Benturan Kepentingan adalah sebagai berikut : a. Menyusun kerangka kebijakan penanganan benturan kepentingan; b. Mengidentifikasi bentuk jenis dan penyebab adanya benturan kepentingan pada setiap OPD; c. Menyusun strategi penanganan benturan kepentingan; Menerima pelaporan benturan kepentingan dari Penyelenggara negara; €. Menindaklanjuti pelaporan tersebut sesuai dengan Standar Operasional Prosedur penanganan benturan kepentingan; dan f. Memberikan rekomendasi atas tindakan terhadap seseorang Penyelenggara negara yang berada dalam benturan kepentingan kepada atasan langsung. IX. KETENTUAN PENUTUP Peraturan Walikota Metro ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya diundangkan, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatanya dalam Berita Daerah Kota Metro. WALIKOTA METRO,

You might also like