Professional Documents
Culture Documents
rptAuditCoding RI APRIL 24
rptAuditCoding RI APRIL 24
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400
401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440
441
442
443
444
445
446
447
448
449
450
451
452
453
454
455
456
457
458
459
460
461
462
463
464
465
466
467
468
469
470
471
472
473
474
475
476
477
478
479
480
481
482
483
484
485
486
487
488
489
490
491
492
493
494
495
496
497
498
499
500
501
502
503
504
505
506
507
508
509
510
511
512
513
514
515
516
517
518
519
520
521
522
523
524
525
526
527
528
529
530
531
532
533
534
535
536
537
538
539
540
541
542
543
544
545
546
547
548
549
550
551
552
553
554
555
556
557
558
559
560
SDX PR
Aspek Koding
Kriteria eksklusi:
cytomegaloviral disease NOS (B25.9)
herpesvirus [herpes simplex] infection NOS (B00.9)
retrovirus infection NOS (B33.3)
Viral agents as the cause of diseases classified to other chapters (B97.-)
Termasuk didalamnya :
Hyperpyrexia NOS
Pyrexia NOS
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
C78.2 bukan kode gabungan antara kode benign neoplasm of bronchus lung (D14.3) dan
pleural effusion, not elsewhere classified (J90). C78.2 dikoding jika efusi pleura
menunjukkan keganasan yang tegak secara medis. Perhatikan juga diagnosis utama atau
sekunder lain apakah sudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidak ada riwayat
primary cancer, namun ditemukan keganasan pada cairan pleura maka dikoding C38
(konfirmasi DPJP).
R10.4 Other and unspecified abdominal pain
Abdominal tenderness NOS
Colic:
· NOS
· infantile
R10-R19 Symptoms and signs involving the digestive system and abdomen
Kriteria ekslude
gastrointestinal haemorrhage (K92.0-K92.2)
gastrointestinal haemorrhage newborn (P54.0-P54.3)
intestinal obstruction (K56.-)
intestinal obstruction
newborn (P76.-)
pylorospasm (K31.3)
pylorospasm
congenital or infantile (Q40.0)
symptoms and signs involving the urinary system (R30-R39)
symptoms referable to genital organs:
female (N94.-)
male (N48-N50)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Dengue Haemorrhagic Fever menggunakan kode A91
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
ICD 10 2010 Volume 3
Kondisi perdarahan otak yang disebabkan oleh trauma eksternal gunakan kode : traumatic
intracranial haemorrhage (S06,-)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Include:
- Congestive heart disease
- Right ventricular failure (secondary to left heart failure)
Exclude kategori:
Heart Failure dengan komplikasi:
abortion or ectopic or molar pregnancy (O00-O07, O08.8)
obstetric surgery and procedures (O75.4)
due to hypertension (I11.0)
with renal disease (I13.-)
following cardiac surgery or due to presence of cardiac prosthesis (I97.1)
neonatal cardiac failure (P29.0)
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode pneumonia, unspecified
(J18.9) dengan asthma (J45) baik dari volume I maupun III. Kedua kode tidak dapat
dikombinasi.
R10-R19 Symptoms and signs involving the digestive system and abdomen
Kriteria ekslude
gastrointestinal haemorrhage (K92.0-K92.2)
gastrointestinal haemorrhage newborn (P54.0-P54.3)
intestinal obstruction (K56.-)
intestinal obstruction
newborn (P76.-)
pylorospasm (K31.3)
pylorospasm
congenital or infantile (Q40.0)
symptoms and signs involving the urinary system (R30-R39)
symptoms referable to genital organs:
female (N94.-)
male (N48-N50)
Sesuai dengan instruksi includes pada volume I sub bab hypertensive renal disease (I12)
yang menyatakan hanya any condition in N00–N07, N18.-, N19 or N26 due to hypertension
dan juga tidak ada instruksi lain di volume III. Sehingga penggunaan kode acute renal failure,
unspecified (N17.9) tidak bisa digabung dengan essential (primary) hypertension (I10)
menjadi I12.
I12.0 Hypertensi renal disease with renal failure
Hypertensi renal failure
Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I kode hydronephrosis with renal and
ureteral calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan with infection mengarah pada
kode pyonephrosis (N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6 digunakan untuk
menggabungkan antara hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK.
Kriteria eksklusi:
cytomegaloviral disease NOS (B25.9)
herpesvirus [herpes simplex] infection NOS (B00.9)
retrovirus infection NOS (B33.3)
Viral agents as the cause of diseases classified to other chapters (B97.-)
Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I kode hydronephrosis with renal and
ureteral calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan with infection mengarah pada
kode pyonephrosis (N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6 digunakan untuk
menggabungkan antara hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK.
Termasuk didalamnya :
Hyperpyrexia NOS
Pyrexia NOS
C78.2 bukan kode gabungan antara kode benign neoplasm of bronchus lung (D14.3) dan
pleural effusion, not elsewhere classified (J90). C78.2 dikoding jika efusi pleura
menunjukkan keganasan yang tegak secara medis. Perhatikan juga diagnosis utama atau
sekunder lain apakah sudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidak ada riwayat
primary cancer, namun ditemukan keganasan pada cairan pleura maka dikoding C38
(konfirmasi DPJP).
Kriteria Inklusi:
Kondisi pada I50.-, I51.4-I51.9 yang disebabkan oleh hipertensi.
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode hematemesis (K92.0)
dengan gastritis (K29.7) baik dari volume I maupun III. Kode acute haemorrhagic gastritis
(K29.0) digunakan apabila sudah dilakukan konfirmasi sumber perdarahan berasal dari
gastritis yang tegak secara medis.
C78.2 bukan kode gabungan antara kode benign neoplasm of bronchus lung (D14.3) dan
pleural effusion, not elsewhere classified (J90). C78.2 dikoding jika efusi pleura
menunjukkan keganasan yang tegak secara medis. Perhatikan juga diagnosis utama atau
sekunder lain apakah sudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidak ada riwayat
primary cancer, namun ditemukan keganasan pada cairan pleura maka dikoding C38
(konfirmasi DPJP).
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Sesuai dengan instruksi includes pada volume I sub bab hypertensive renal disease (I12)
yang menyatakan hanya any condition in N00–N07, N18.-, N19 or N26 due to hypertension
dan juga tidak ada instruksi lain di volume III. Sehingga penggunaan kode acute renal failure,
unspecified (N17.9) tidak bisa digabung dengan essential (primary) hypertension (I10)
menjadi I12.
I12.0 Hypertensi renal disease with renal failure
Hypertensi renal failure
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Kriteria eksklusi:
cytomegaloviral disease NOS (B25.9)
herpesvirus [herpes simplex] infection NOS (B00.9)
retrovirus infection NOS (B33.3)
Viral agents as the cause of diseases classified to other chapters (B97.-)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode pneumonia, unspecified
(J18.9) dengan asthma (J45) baik dari volume I maupun III. Kedua kode tidak dapat
dikombinasi.
Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I kode hydronephrosis with renal and
ureteral calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan with infection mengarah pada
kode pyonephrosis (N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6 digunakan untuk
menggabungkan antara hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
A49.9 Bacterial infection, unspesified
Bacteraemia NOS
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Dengue Haemorrhagic Fever menggunakan kode A91
Termasuk didalamnya :
Hyperpyrexia NOS
Pyrexia NOS
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode pneumonia, unspecified
(J18.9) dengan asthma (J45) baik dari volume I maupun III. Kedua kode tidak dapat
dikombinasi.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
A15.3 Tuberculosis of lung, confirmed by unspecified means
Digunakan pada kondisi TB paru yang sudah tegak namun tidak dapat dipastikan secara
bakteriologi ataupun histologis.
C78.2 bukan kode gabungan antara kode benign neoplasm of bronchus lung (D14.3) dan
pleural effusion, not elsewhere classified (J90). C78.2 dikoding jika efusi pleura
menunjukkan keganasan yang tegak secara medis. Perhatikan juga diagnosis utama atau
sekunder lain apakah sudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidak ada riwayat
primary cancer, namun ditemukan keganasan pada cairan pleura maka dikoding C38
(konfirmasi DPJP).
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Eksklusi kategori :
bronchitis :
- allergic NOS (J45.0)
- Asthmatic NOS (J45.9)
- chemical (acute) (J68.0)
Sesuai dengan instruksi includes pada volume I sub bab hypertensive renal disease (I12)
yang menyatakan hanya any condition in N00–N07, N18.-, N19 or N26 due to hypertension
dan juga tidak ada instruksi lain di volume III. Sehingga penggunaan kode acute renal failure,
unspecified (N17.9) tidak bisa digabung dengan essential (primary) hypertension (I10)
menjadi I12.
I12.0 Hypertensi renal disease with renal failure
Hypertensi renal failure
R10-R19 Symptoms and signs involving the digestive system and abdomen
Kriteria ekslude
gastrointestinal haemorrhage (K92.0-K92.2)
gastrointestinal haemorrhage newborn (P54.0-P54.3)
intestinal obstruction (K56.-)
intestinal obstruction
newborn (P76.-)
pylorospasm (K31.3)
pylorospasm
congenital or infantile (Q40.0)
symptoms and signs involving the urinary system (R30-R39)
symptoms referable to genital organs:
female (N94.-)
male (N48-N50)
Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I kode hydronephrosis with renal and
ureteral calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan with infection mengarah pada
kode pyonephrosis (N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6 digunakan untuk
menggabungkan antara hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK.
ICD 10 2010 Volume 1
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode pneumonia, unspecified
(J18.9) dengan asthma (J45) baik dari volume I maupun III. Kedua kode tidak dapat
dikombinasi.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
O141 Severe pre-eclampsia
Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I kode hydronephrosis with renal and
ureteral calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan with infection mengarah pada
kode pyonephrosis (N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6 digunakan untuk
menggabungkan antara hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK.
Kode calculus of ureter (N20.1) dan pyelonephritis (N10) lebih tepat digabung menggunakan
kode N20.9. Sesuai instruksi volume III pyelonephritis (N10) - calculous mengarah kepada
kode urinary calculus, unspecified N20.9. Sehingga kode N20.9 sudah menggambarkan
adanya batu kidney - ureter yang disertai pyelonephritis.
N20.0 Calculus of kidney
termasuk didalamnya:
Nephrolithiasis NOS
Renal calculus or stone
Stagghon calculus
Stone in kidney
Sesuai dengan instruksi excludes pada ICD 10 2008 dan 2010 volume I sub bab other
diseases of urinary system (N30-N39) yang menyatakan urinary infection (complicating) with
urolithiasis mengarah pada satu kode (N20-N23). Kondisi infeksi pada urinary calculus tidak
menggunakan kode tersendiri. Cukup dikode urinary calculus sebagai diagnosa utama
(tanpa diagnosa sekunder)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Kriteria ekslusi:
complicating pregnancy, childbirth and the puerperium (O10-O11, O13-O16)
involving coronary vessels (I20-I25)
neonatal hypertension (P29.2)
pulmonary hypertension (I27.0)
Kriteria Inklusi:
Kondisi pada I50.-, I51.4-I51.9 yang disebabkan oleh hipertensi.
A15.3 Tuberculosis of lung, confirmed by unspecified means
Digunakan pada kondisi TB paru yang sudah tegak namun tidak dapat dipastikan secara
bakteriologi ataupun histologis.
C78.2 bukan kode gabungan antara kode benign neoplasm of bronchus lung (D14.3) dan
pleural effusion, not elsewhere classified (J90). C78.2 dikoding jika efusi pleura
menunjukkan keganasan yang tegak secara medis. Perhatikan juga diagnosis utama atau
sekunder lain apakah sudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidak ada riwayat
primary cancer, namun ditemukan keganasan pada cairan pleura maka dikoding C38
(konfirmasi DPJP).
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Sesuai dengan instruksi includes pada volume I sub bab hypertensive renal disease (I12)
yang menyatakan hanya any condition in N00–N07, N18.-, N19 or N26 due to hypertension
dan juga tidak ada instruksi lain di volume III. Sehingga penggunaan kode acute renal failure,
unspecified (N17.9) tidak bisa digabung dengan essential (primary) hypertension (I10)
menjadi I12.
I12.0 Hypertensi renal disease with renal failure
Hypertensi renal failure
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Kriteria eksklusi:
cytomegaloviral disease NOS (B25.9)
herpesvirus [herpes simplex] infection NOS (B00.9)
retrovirus infection NOS (B33.3)
Viral agents as the cause of diseases classified to other chapters (B97.-)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode hematemesis (K92.0)
dengan gastritis (K29.7) baik dari volume I maupun III. Kode acute haemorrhagic gastritis
(K29.0) digunakan apabila sudah dilakukan konfirmasi sumber perdarahan berasal dari
gastritis yang tegak secara medis.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Kriteria ekslusi :
refractory anaemia: NOS (D46.4)
with excess of blasts (D46.2)
with excess of blasts -- with transformation (C92.0)
with sideroblasts (D46.1)
without sideroblasts (D46.0)
Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional code, if desired, to identify specified
condition” maka kode tersebut dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien (Permenkes
76/2016)
Anemia-------
- complicating pregnancy, childbirth or
puerperium O99.0
O99 Other maternal diseases classifiable elsewhere but complicating pregnancy, childbirth
and the puerperium
Note: This category includes conditions which complicate the pregnant state, are
aggravated by the pregnancy or are a main reason for obstetric care and for which the
Alphabetical Index does not indicate a specific rubricin Chapter XV.
Use additional code, if desired, to identify specific condition
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode pneumonia, unspecified
(J18.9) dengan asthma (J45) baik dari volume I maupun III. Kedua kode tidak dapat
dikombinasi.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Kriteria ekslusi:
complicating pregnancy, childbirth and the puerperium (O10-O11, O13-O16)
involving coronary vessels (I20-I25)
neonatal hypertension (P29.2)
pulmonary hypertension (I27.0)
Kriteria Inklusi:
Kondisi pada I50.-, I51.4-I51.9 yang disebabkan oleh hipertensi.
Termasuk didalamnya :
Hyperpyrexia NOS
Pyrexia NOS
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
O41.0 Oligohydramnios
Oligohydramnios without mention of rupture of membranes (O42,-)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
C78.2 bukan kode gabungan antara kode benign neoplasm of bronchus lung (D14.3) dan
pleural effusion, not elsewhere classified (J90). C78.2 dikoding jika efusi pleura
menunjukkan keganasan yang tegak secara medis. Perhatikan juga diagnosis utama atau
sekunder lain apakah sudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidak ada riwayat
primary cancer, namun ditemukan keganasan pada cairan pleura maka dikoding C38
(konfirmasi DPJP).
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Termasuk didalamnya :
Hyperpyrexia NOS
Pyrexia NOS
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Termasuk didalamnya :
Hyperpyrexia NOS
Pyrexia NOS
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
A49.9 Bacterial infection, unspesified
Bacteraemia NOS
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Kriteria ekslusi :
refractory anaemia: NOS (D46.4)
with excess of blasts (D46.2)
with excess of blasts -- with transformation (C92.0)
with sideroblasts (D46.1)
without sideroblasts (D46.0)
Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional code, if desired, to identify specified
condition” maka kode tersebut dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien (Permenkes
76/2016)
Anemia-------
- complicating pregnancy, childbirth or
puerperium O99.0
O99 Other maternal diseases classifiable elsewhere but complicating pregnancy, childbirth
and the puerperium
Note: This category includes conditions which complicate the pregnant state, are
aggravated by the pregnancy or are a main reason for obstetric care and for which the
Alphabetical Index does not indicate a specific rubricin Chapter XV.
Use additional code, if desired, to identify specific condition
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
R56.0 Febrile convulsions
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Kriteria eksklusi:
cytomegaloviral disease NOS (B25.9)
herpesvirus [herpes simplex] infection NOS (B00.9)
retrovirus infection NOS (B33.3)
Viral agents as the cause of diseases classified to other chapters (B97.-)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
A15.3 Tuberculosis of lung, confirmed by unspecified means
Digunakan pada kondisi TB paru yang sudah tegak namun tidak dapat dipastikan secara
bakteriologi ataupun histologis.
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode pneumonia, unspecified
(J18.9) dengan asthma (J45) baik dari volume I maupun III. Kedua kode tidak dapat
dikombinasi.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Kriteria eksklusi:
cytomegaloviral disease NOS (B25.9)
herpesvirus [herpes simplex] infection NOS (B00.9)
retrovirus infection NOS (B33.3)
Viral agents as the cause of diseases classified to other chapters (B97.-)
Kriteria eksklusi:
cytomegaloviral disease NOS (B25.9)
herpesvirus [herpes simplex] infection NOS (B00.9)
retrovirus infection NOS (B33.3)
Viral agents as the cause of diseases classified to other chapters (B97.-)
Kriteria eksklusi:
cytomegaloviral disease NOS (B25.9)
herpesvirus [herpes simplex] infection NOS (B00.9)
retrovirus infection NOS (B33.3)
Viral agents as the cause of diseases classified to other chapters (B97.-)
ICD 10 2010 Volume 3
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Sesuai dengan instruksi includes pada volume I sub bab hypertensive renal disease (I12)
yang menyatakan hanya any condition in N00–N07, N18.-, N19 or N26 due to hypertension
dan juga tidak ada instruksi lain di volume III. Sehingga penggunaan kode acute renal failure,
unspecified (N17.9) tidak bisa digabung dengan essential (primary) hypertension (I10)
menjadi I12.
Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I kode hydronephrosis with renal and
ureteral calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan with infection mengarah pada
kode pyonephrosis (N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6 digunakan untuk
menggabungkan antara hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK.
Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I kode hydronephrosis with renal and
ureteral calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan with infection mengarah pada
kode pyonephrosis (N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6 digunakan untuk
menggabungkan antara hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK.
C78.2 bukan kode gabungan antara kode benign neoplasm of bronchus lung (D14.3) dan
pleural effusion, not elsewhere classified (J90). C78.2 dikoding jika efusi pleura
menunjukkan keganasan yang tegak secara medis. Perhatikan juga diagnosis utama atau
sekunder lain apakah sudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidak ada riwayat
primary cancer, namun ditemukan keganasan pada cairan pleura maka dikoding C38
(konfirmasi DPJP).
Kriteria ekslusi :
refractory anaemia: NOS (D46.4)
with excess of blasts (D46.2)
with excess of blasts -- with transformation (C92.0)
with sideroblasts (D46.1)
without sideroblasts (D46.0)
Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional code, if desired, to identify specified
condition” maka kode tersebut dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien (Permenkes
76/2016)
Anemia-------
- complicating pregnancy, childbirth or
puerperium O99.0
O99 Other maternal diseases classifiable elsewhere but complicating pregnancy, childbirth
and the puerperium
Note: This category includes conditions which complicate the pregnant state, are
aggravated by the pregnancy or are a main reason for obstetric care and for which the
Alphabetical Index does not indicate a specific rubricin Chapter XV.
Use additional code, if desired, to identify specific condition
C78.2 bukan kode gabungan antara kode benign neoplasm of bronchus lung (D14.3) dan
pleural effusion, not elsewhere classified (J90). C78.2 dikoding jika efusi pleura
menunjukkan keganasan yang tegak secara medis. Perhatikan juga diagnosis utama atau
sekunder lain apakah sudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidak ada riwayat
primary cancer, namun ditemukan keganasan pada cairan pleura maka dikoding C38
(konfirmasi DPJP).
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
R10.4 Other and unspecified abdominal pain
Abdominal tenderness NOS
Colic:
· NOS
· infantile
R10-R19 Symptoms and signs involving the digestive system and abdomen
Kriteria ekslude
gastrointestinal haemorrhage (K92.0-K92.2)
gastrointestinal haemorrhage newborn (P54.0-P54.3)
intestinal obstruction (K56.-)
intestinal obstruction
newborn (P76.-)
pylorospasm (K31.3)
pylorospasm
congenital or infantile (Q40.0)
symptoms and signs involving the urinary system (R30-R39)
symptoms referable to genital organs:
female (N94.-)
male (N48-N50)
C78.2 bukan kode gabungan antara kode benign neoplasm of bronchus lung (D14.3) dan
pleural effusion, not elsewhere classified (J90). C78.2 dikoding jika efusi pleura
menunjukkan keganasan yang tegak secara medis. Perhatikan juga diagnosis utama atau
sekunder lain apakah sudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidak ada riwayat
primary cancer, namun ditemukan keganasan pada cairan pleura maka dikoding C38
(konfirmasi DPJP).
J40 Bronchitis, not spesified
Include : Bronchitis :
- NOS
- catarrhal
- with tracheitis NOS
Tracheobronchitis NOS
Eksklusi kategori :
bronchitis :
- allergic NOS (J45.0)
- Asthmatic NOS (J45.9)
- chemical (acute) (J68.0)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Dengue Haemorrhagic Fever menggunakan kode A91
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Z51.1 Chemotherapy session for neoplasm
Exclude : follow-up examination after treatment (Z08-Z09).
Z51.1 Chemotherapy session for neoplasm
Exclude : follow-up examination after treatment (Z08-Z09).
R10-R19 Symptoms and signs involving the digestive system and abdomen
Kriteria ekslude
gastrointestinal haemorrhage (K92.0-K92.2)
gastrointestinal haemorrhage newborn (P54.0-P54.3)
intestinal obstruction (K56.-)
intestinal obstruction
newborn (P76.-)
pylorospasm (K31.3)
pylorospasm
congenital or infantile (Q40.0)
symptoms and signs involving the urinary system (R30-R39)
symptoms referable to genital organs:
female (N94.-)
male (N48-N50)
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
A15.3 Tuberculosis of lung, confirmed by unspecified means
Digunakan pada kondisi TB paru yang sudah tegak namun tidak dapat dipastikan secara
bakteriologi ataupun histologis.
Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I kode hydronephrosis with renal and
ureteral calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan with infection mengarah pada
kode pyonephrosis (N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6 digunakan untuk
menggabungkan antara hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
R10.4 Other and unspecified abdominal pain
Abdominal tenderness NOS
Colic:
· NOS
· infantile
R10-R19 Symptoms and signs involving the digestive system and abdomen
Kriteria ekslude
gastrointestinal haemorrhage (K92.0-K92.2)
gastrointestinal haemorrhage newborn (P54.0-P54.3)
intestinal obstruction (K56.-)
intestinal obstruction
newborn (P76.-)
pylorospasm (K31.3)
pylorospasm
congenital or infantile (Q40.0)
symptoms and signs involving the urinary system (R30-R39)
symptoms referable to genital organs:
female (N94.-)
male (N48-N50)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
E05.9 Tirotoksikosis, tidak jelas
Termasuk didalamnya:
Hipertiroidisme NOS
Penyakit jantung tiroid† (I43.8*)
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode hematemesis (K92.0)
dengan gastritis (K29.7) baik dari volume I maupun III. Kode acute haemorrhagic gastritis
(K29.0) digunakan apabila sudah dilakukan konfirmasi sumber perdarahan berasal dari
gastritis yang tegak secara medis.
Kriteria ekslusi :
refractory anaemia: NOS (D46.4)
with excess of blasts (D46.2)
with excess of blasts -- with transformation (C92.0)
with sideroblasts (D46.1)
without sideroblasts (D46.0)
Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional code, if desired, to identify specified
condition” maka kode tersebut dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien (Permenkes
76/2016)
Anemia-------
- complicating pregnancy, childbirth or
puerperium O99.0
O99 Other maternal diseases classifiable elsewhere but complicating pregnancy, childbirth
and the puerperium
Note: This category includes conditions which complicate the pregnant state, are
aggravated by the pregnancy or are a main reason for obstetric care and for which the
Alphabetical Index does not indicate a specific rubricin Chapter XV.
Use additional code, if desired, to identify specific condition
Kriteria ekslusi:
complicating pregnancy, childbirth and the puerperium (O10-O11, O13-O16)
involving coronary vessels (I20-I25)
neonatal hypertension (P29.2)
pulmonary hypertension (I27.0)
Kriteria Inklusi:
Kondisi pada I50.-, I51.4-I51.9 yang disebabkan oleh hipertensi.
Termasuk didalamnya :
Hyperpyrexia NOS
Pyrexia NOS
Include:
- Congestive heart disease
- Right ventricular failure (secondary to left heart failure)
Exclude kategori:
Heart Failure dengan komplikasi:
abortion or ectopic or molar pregnancy (O00-O07, O08.8)
obstetric surgery and procedures (O75.4)
due to hypertension (I11.0)
with renal disease (I13.-)
following cardiac surgery or due to presence of cardiac prosthesis (I97.1)
neonatal cardiac failure (P29.0)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode pneumonia, unspecified
(J18.9) dengan asthma (J45) baik dari volume I maupun III. Kedua kode tidak dapat
dikombinasi.
J40 Bronchitis, not spesified
Include : Bronchitis :
- NOS
- catarrhal
- with tracheitis NOS
Tracheobronchitis NOS
Eksklusi kategori :
bronchitis :
- allergic NOS (J45.0)
- Asthmatic NOS (J45.9)
- chemical (acute) (J68.0)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
A49.9 Bacterial infection, unspesified
Bacteraemia NOS
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode hematemesis (K92.0)
dengan gastritis (K29.7) baik dari volume I maupun III. Kode acute haemorrhagic gastritis
(K29.0) digunakan apabila sudah dilakukan konfirmasi sumber perdarahan berasal dari
gastritis yang tegak secara medis.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
R56.0 Febrile convulsions
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Z51.1 Chemotherapy session for neoplasm
Exclude : follow-up examination after treatment (Z08-Z09).
Includes: bubonocele, inguinal hernia (direk, indirek, double, oblique,NOS) , scrotal hernia
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
A49.9 Bacterial infection, unspesified
Bacteraemia NOS
Exclude kategori:
Heart Failure dengan komplikasi:
abortion or ectopic or molar pregnancy (O00-O07, O08.8)
obstetric surgery and procedures (O75.4)
due to hypertension (I11.0)
with renal disease (I13.-)
following cardiac surgery or due to presence of cardiac prosthesis (I97.1)
neonatal cardiac failure (P29.0)
C78.2 bukan kode gabungan antara kode benign neoplasm of bronchus lung (D14.3) dan
pleural effusion, not elsewhere classified (J90). C78.2 dikoding jika efusi pleura
menunjukkan keganasan yang tegak secara medis. Perhatikan juga diagnosis utama atau
sekunder lain apakah sudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidak ada riwayat
primary cancer, namun ditemukan keganasan pada cairan pleura maka dikoding C38
(konfirmasi DPJP).
Kondisi perdarahan otak yang disebabkan oleh trauma eksternal gunakan kode : traumatic
intracranial haemorrhage (S06,-)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Sesuai dengan instruksi includes pada volume I sub bab hypertensive renal disease (I12)
yang menyatakan hanya any condition in N00–N07, N18.-, N19 or N26 due to hypertension
dan juga tidak ada instruksi lain di volume III. Sehingga penggunaan kode acute renal failure,
unspecified (N17.9) tidak bisa digabung dengan essential (primary) hypertension (I10)
menjadi I12.
I12.0 Hypertensi renal disease with renal failure
Hypertensi renal failure
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode pneumonia, unspecified
(J18.9) dengan asthma (J45) baik dari volume I maupun III. Kedua kode tidak dapat
dikombinasi.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
R56.0 Febrile convulsions
Sesuai dengan instruksi includes pada volume I sub bab hypertensive renal disease (I12)
yang menyatakan hanya any condition in N00–N07, N18.-, N19 or N26 due to hypertension
dan juga tidak ada instruksi lain di volume III. Sehingga penggunaan kode acute renal failure,
unspecified (N17.9) tidak bisa digabung dengan essential (primary) hypertension (I10)
menjadi I12.
I12.0 Hypertensi renal disease with renal failure
Hypertensi renal failure
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
I61.9 Intracerebral haemorrhage, unspecified
Kondisi perdarahan otak yang disebabkan oleh trauma eksternal gunakan kode : traumatic
intracranial haemorrhage (S06,-)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude pada sub bab:
complicating pregnancy, childbirth and the puerperium (O10-O11, O13-O16)
involving coronary vessels (I20-I25)
neonatal hypertension (P29.2)
pulmonary hypertension (I27.0)
Sesuai kaidah koding, Hipertensi dengan gagal ginjal yang disertai gagal jantung, maka udem
paru tidak dikoding terpisah dan dikode I13.2.
Jika diagnosis utama hipertensi dengan gagal ginjal maka dikode I12.0 dan Udem paru (J81)
dikode tersendiri. Walaupun secara klinis, udem paru merupakan bagian dari tanda dan
gejala dari acute on Chronic renal failure (overload syndrome)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode pneumonia, unspecified
(J18.9) dengan asthma (J45) baik dari volume I maupun III. Kedua kode tidak dapat
dikombinasi.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode pneumonia, unspecified
(J18.9) dengan asthma (J45) baik dari volume I maupun III. Kedua kode tidak dapat
dikombinasi.
I61.9 Intracerebral haemorrhage, unspecified
Kondisi perdarahan otak yang disebabkan oleh trauma eksternal gunakan kode : traumatic
intracranial haemorrhage (S06,-)
Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I kode hydronephrosis with renal and
ureteral calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan with infection mengarah pada
kode pyonephrosis (N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6 digunakan untuk
menggabungkan antara hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK.
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode hematemesis (K92.0)
dengan gastritis (K29.7) baik dari volume I maupun III. Kode acute haemorrhagic gastritis
(K29.0) digunakan apabila sudah dilakukan konfirmasi sumber perdarahan berasal dari
gastritis yang tegak secara medis.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Z51.1 Chemotherapy session for neoplasm
Exclude : follow-up examination after treatment (Z08-Z09).
Kriteria ekslusi :
refractory anaemia: NOS (D46.4)
with excess of blasts (D46.2)
with excess of blasts -- with transformation (C92.0)
with sideroblasts (D46.1)
without sideroblasts (D46.0)
Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional code, if desired, to identify specified
condition” maka kode tersebut dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien (Permenkes
76/2016)
Anemia-------
- complicating pregnancy, childbirth or
puerperium O99.0
O99 Other maternal diseases classifiable elsewhere but complicating pregnancy, childbirth
and the puerperium
Note: This category includes conditions which complicate the pregnant state, are
aggravated by the pregnancy or are a main reason for obstetric care and for which the
Alphabetical Index does not indicate a specific rubricin Chapter XV.
Use additional code, if desired, to identify specific condition
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
A49.9 Bacterial infection, unspesified
Bacteraemia NOS
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Z51.1 Chemotherapy session for neoplasm
Exclude : follow-up examination after treatment (Z08-Z09).
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Kriteria ekslusi :
refractory anaemia: NOS (D46.4)
with excess of blasts (D46.2)
with excess of blasts -- with transformation (C92.0)
with sideroblasts (D46.1)
without sideroblasts (D46.0)
Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional code, if desired, to identify specified
condition” maka kode tersebut dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien (Permenkes
76/2016)
Anemia-------
- complicating pregnancy, childbirth or
puerperium O99.0
O99 Other maternal diseases classifiable elsewhere but complicating pregnancy, childbirth
and the puerperium
Note: This category includes conditions which complicate the pregnant state, are
aggravated by the pregnancy or are a main reason for obstetric care and for which the
Alphabetical Index does not indicate a specific rubricin Chapter XV.
Use additional code, if desired, to identify specific condition
Kriteria ekslusi :
refractory anaemia: NOS (D46.4)
with excess of blasts (D46.2)
with excess of blasts -- with transformation (C92.0)
with sideroblasts (D46.1)
without sideroblasts (D46.0)
Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional code, if desired, to identify specified
condition” maka kode tersebut dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien (Permenkes
76/2016)
Anemia-------
- complicating pregnancy, childbirth or
puerperium O99.0
O99 Other maternal diseases classifiable elsewhere but complicating pregnancy, childbirth
and the puerperium
Note: This category includes conditions which complicate the pregnant state, are
aggravated by the pregnancy or are a main reason for obstetric care and for which the
Alphabetical Index does not indicate a specific rubricin Chapter XV.
Use additional code, if desired, to identify specific condition
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Terdapat 5 jenis kode untuk neoplasma. Malignan primer, malignan sekunder, in situ ,
benigna, dan uncertain or unknown behaviour (tidak diketahui).
Untuk kode diagnosis dapat merujuk ke indeks alfabet Volume III ICD-10 Revisi Tahun 2010
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Kriteria Inklusi Sub bab I60-I69 :
Jika disertai hipertensi (conditions in I10 and I15.-)
dapat menggunakan kode tambahan (Use additional code, if desired, to identify presence of
hypertension.)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode pneumonia, unspecified
(J18.9) dengan asthma (J45) baik dari volume I maupun III. Kedua kode tidak dapat
dikombinasi.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
I47.1 Supraventricular tachycardia
Paroxysmal tachycardia:
· atrial
· atrioventricular [AV]
· junctional
· nodal
Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I kode hydronephrosis with renal and
ureteral calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan with infection mengarah pada
kode pyonephrosis (N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6 digunakan untuk
menggabungkan antara hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung dari kode pneumonia, unspecified
(J18.9) dengan asthma (J45) baik dari volume I maupun III. Kedua kode tidak dapat
dikombinasi.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Z51.1 Chemotherapy session for neoplasm
Exclude : follow-up examination after treatment (Z08-Z09).
Eksklusi kategori :
bronchitis :
- allergic NOS (J45.0)
- Asthmatic NOS (J45.9)
- chemical (acute) (J68.0)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Z51.1 Chemotherapy session for neoplasm
Exclude : follow-up examination after treatment (Z08-Z09).
Sesuai Permenkes 76,sebagai diagnosa utama B20.7 dan kondisi lainnya dikoding sebagai
diagnosa sekunder. Namun perlu dikonfirmasi yang dimaksud infeksi bakteri pada B201
bukan bakteri staphylococcus.
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I kode hydronephrosis with renal and
ureteral calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan with infection mengarah pada
kode pyonephrosis (N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6 digunakan untuk
menggabungkan antara hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
N20.0 Calculus of kidney
termasuk didalamnya:
Nephrolithiasis NOS
Renal calculus or stone
Stagghon calculus
Stone in kidney
Sesuai dengan instruksi excludes pada ICD 10 2008 dan 2010 volume I sub bab other
diseases of urinary system (N30-N39) yang menyatakan urinary infection (complicating) with
urolithiasis mengarah pada satu kode (N20-N23). Kondisi infeksi pada urinary calculus tidak
menggunakan kode tersendiri. Cukup dikode urinary calculus sebagai diagnosa utama
(tanpa diagnosa sekunder)
Sesuai dengan instruksi includes pada volume I sub bab hypertensive renal disease (I12)
yang menyatakan hanya any condition in N00–N07, N18.-, N19 or N26 due to hypertension
dan juga tidak ada instruksi lain di volume III. Sehingga penggunaan kode acute renal failure,
unspecified (N17.9) tidak bisa digabung dengan essential (primary) hypertension (I10)
menjadi I12.
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
R56.0 Febrile convulsions
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Sesuai dengan instruksi includes pada volume I sub bab hypertensive renal disease (I12)
yang menyatakan hanya any condition in N00–N07, N18.-, N19 or N26 due to hypertension
dan juga tidak ada instruksi lain di volume III. Sehingga penggunaan kode acute renal failure,
unspecified (N17.9) tidak bisa digabung dengan essential (primary) hypertension (I10)
menjadi I12.
I12.0 Hypertensi renal disease with renal failure
Hypertensi renal failure
Eksklusi kategori :
bronchitis :
- allergic NOS (J45.0)
- Asthmatic NOS (J45.9)
- chemical (acute) (J68.0)
Sesuai dengan instruksi includes pada volume I sub bab hypertensive renal disease (I12)
yang menyatakan hanya any condition in N00–N07, N18.-, N19 or N26 due to hypertension
dan juga tidak ada instruksi lain di volume III. Sehingga penggunaan kode acute renal failure,
unspecified (N17.9) tidak bisa digabung dengan essential (primary) hypertension (I10)
menjadi I12.
I12.0 Hypertensi renal disease with renal failure
Hypertensi renal failure
Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes (E10-E14) menggunakan kode kombinasi
diabetes with peripheral circulatory complications (.5). Gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa sekunder.
Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa DM saja (hanya terdapat diagnosa DM)
maka ulkus yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 (ulkus yang terjadi dipicu oleh
faktor penyakit DM)
Hernia dengan gangren dan obstruksi diklasifikasikan hernia dengan gangren.
Includes: bubonocele, inguinal hernia (direk, indirek, double, oblique,NOS) , scrotal hernia
Sesuai dengan instruksi includes pada volume I sub bab hypertensive renal disease (I12)
yang menyatakan hanya any condition in N00–N07, N18.-, N19 or N26 due to hypertension
dan juga tidak ada instruksi lain di volume III. Sehingga penggunaan kode acute renal failure,
unspecified (N17.9) tidak bisa digabung dengan essential (primary) hypertension (I10)
menjadi I12.
K35.2
Acute appendicitis with generalized peritonitis
Appendicitis (acute) with generalized (diffuse) peritonitis following rupture or perforation
K35.3
Acute appendicitis with localized peritonitis
Acute appendicitis with localized peritonitis with or without rupture or perforation
Acute appendicitis with peritoneal abscess
K35.8
Acute appendicitis, other and unspecified
Acute appendicitis without mention of localized or generalized peritonitis
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I kode hydronephrosis with renal and
ureteral calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan with infection mengarah pada
kode pyonephrosis (N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6 digunakan untuk
menggabungkan antara hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK.
C78.2 bukan kode gabungan antara kode benign neoplasm of bronchus lung (D14.3) dan
pleural effusion, not elsewhere classified (J90). C78.2 dikoding jika efusi pleura
menunjukkan keganasan yang tegak secara medis. Perhatikan juga diagnosis utama atau
sekunder lain apakah sudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidak ada riwayat
primary cancer, namun ditemukan keganasan pada cairan pleura maka dikoding C38
(konfirmasi DPJP).
Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91)
Exclude :
dyspepsia dengan penyebab
nervous (F45.3)
neurotic (F45.3)
psychogenic (F45.3)
heartburn (R12)
Bila terdapat penyulit/komplikasi maka penyulit/ komplikasi menjadi diagnosis utama.
Metode persalinan sebagai Diagnosis Sekunder : O80.0-O80.9
outcome: Z37.0 - Z37.9 sebagai Diagnosis Sekunder
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
60.29 Transurethral prostatectomy
Excision of median bar by transurethral approach
Transurethral electrovaporization of prostrate (TEVAP)
Transurethral anucleative procedure
Transurethral prostatectomy NOS
Transurethral resection of prostate (TURP)
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
86.22 dikoding jika pada laporan operasi terdapat eksisi dan debridemen pada luka atau
karna luka bakar
Removal by excision of :
devitalized tissue
necrosis
slough
Excludes : debridement of :
abdominal wall (wound) 54.3
bone 77.60-77.69
muscle 83.45
of hand 82.36
nail (bed) (fold) 86.27
nonexcisional debridement of wound, infection, or burn 86.28
open francture site 79.60-79.69
pedicle or flap graft 86.75
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
Bila terdapat penyulit/komplikasi maka penyulit/ komplikasi menjadi diagnosis utama.
Metode persalinan sebagai Diagnosis Sekunder : O80.0-O80.9
outcome: Z37.0 - Z37.9 sebagai Diagnosis Sekunder
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
60.29 Transurethral prostatectomy
Excision of median bar by transurethral approach
Transurethral electrovaporization of prostrate (TEVAP)
Transurethral anucleative procedure
Transurethral prostatectomy NOS
Transurethral resection of prostate (TURP)
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
ICD9CM 2010
Excision lesion -
subcutaneous tissue 86.3
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
86.22 dikoding jika pada laporan operasi terdapat eksisi dan debridemen pada luka atau
karna luka bakar
Removal by excision of :
devitalized tissue
necrosis
slough
Excludes : debridement of :
abdominal wall (wound) 54.3
bone 77.60-77.69
muscle 83.45
of hand 82.36
nail (bed) (fold) 86.27
nonexcisional debridement of wound, infection, or burn 86.28
open francture site 79.60-79.69
pedicle or flap graft 86.75
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
86.22 dikoding jika pada laporan operasi terdapat eksisi dan debridemen pada luka atau
karna luka bakar
Removal by excision of :
devitalized tissue
necrosis
slough
Excludes : debridement of :
abdominal wall (wound) 54.3
bone 77.60-77.69
muscle 83.45
of hand 82.36
nail (bed) (fold) 86.27
nonexcisional debridement of wound, infection, or burn 86.28
open francture site 79.60-79.69
pedicle or flap graft 86.75
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
ICD9CM 2010
Excision lesion -
subcutaneous tissue 86.3
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
60.29 Transurethral prostatectomy
Excision of median bar by transurethral approach
Transurethral electrovaporization of prostrate (TEVAP)
Transurethral anucleative procedure
Transurethral prostatectomy NOS
Transurethral resection of prostate (TURP)
86.22 dikoding jika pada laporan operasi terdapat eksisi dan debridemen pada luka atau
karna luka bakar
Removal by excision of :
devitalized tissue
necrosis
slough
Excludes : debridement of :
abdominal wall (wound) 54.3
bone 77.60-77.69
muscle 83.45
of hand 82.36
nail (bed) (fold) 86.27
nonexcisional debridement of wound, infection, or burn 86.28
open francture site 79.60-79.69
pedicle or flap graft 86.75
86.22 dikoding jika pada laporan operasi terdapat eksisi dan debridemen pada luka atau
karna luka bakar
Removal by excision of :
devitalized tissue
necrosis
slough
Excludes : debridement of :
abdominal wall (wound) 54.3
bone 77.60-77.69
muscle 83.45
of hand 82.36
nail (bed) (fold) 86.27
nonexcisional debridement of wound, infection, or burn 86.28
open francture site 79.60-79.69
pedicle or flap graft 86.75
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
86.22 dikoding jika pada laporan operasi terdapat eksisi dan debridemen pada luka atau
karna luka bakar
Removal by excision of :
devitalized tissue
necrosis
slough
Excludes : debridement of :
abdominal wall (wound) 54.3
bone 77.60-77.69
muscle 83.45
of hand 82.36
nail (bed) (fold) 86.27
nonexcisional debridement of wound, infection, or burn 86.28
open francture site 79.60-79.69
pedicle or flap graft 86.75
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
Bila terdapat penyulit/komplikasi maka penyulit/ komplikasi menjadi diagnosis utama.
Metode persalinan sebagai Diagnosis Sekunder : O80.0-O80.9
outcome: Z37.0 - Z37.9 sebagai Diagnosis Sekunder
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
86.22 dikoding jika pada laporan operasi terdapat eksisi dan debridemen pada luka atau
karna luka bakar
Removal by excision of :
devitalized tissue
necrosis
slough
Excludes : debridement of :
abdominal wall (wound) 54.3
bone 77.60-77.69
muscle 83.45
of hand 82.36
nail (bed) (fold) 86.27
nonexcisional debridement of wound, infection, or burn 86.28
open francture site 79.60-79.69
pedicle or flap graft 86.75
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
86.22 dikoding jika pada laporan operasi terdapat eksisi dan debridemen pada luka atau
karna luka bakar
Removal by excision of :
devitalized tissue
necrosis
slough
Excludes : debridement of :
abdominal wall (wound) 54.3
bone 77.60-77.69
muscle 83.45
of hand 82.36
nail (bed) (fold) 86.27
nonexcisional debridement of wound, infection, or burn 86.28
open francture site 79.60-79.69
pedicle or flap graft 86.75
86.22 dikoding jika pada laporan operasi terdapat eksisi dan debridemen pada luka atau
karna luka bakar
Removal by excision of :
devitalized tissue
necrosis
slough
Excludes : debridement of :
abdominal wall (wound) 54.3
bone 77.60-77.69
muscle 83.45
of hand 82.36
nail (bed) (fold) 86.27
nonexcisional debridement of wound, infection, or burn 86.28
open francture site 79.60-79.69
pedicle or flap graft 86.75
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
86.22 dikoding jika pada laporan operasi terdapat eksisi dan debridemen pada luka atau
karna luka bakar
Removal by excision of :
devitalized tissue
necrosis
slough
Excludes : debridement of :
abdominal wall (wound) 54.3
bone 77.60-77.69
muscle 83.45
of hand 82.36
nail (bed) (fold) 86.27
nonexcisional debridement of wound, infection, or burn 86.28
open francture site 79.60-79.69
pedicle or flap graft 86.75
96.71 Continuous invasive mechanical ventilation for less than 96 consecutive hours
Includes : Endotracheal respiratory assistance
BiPAP delevered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
CPAP delivered through endotracheal tube or tracheostomy (invasive interface)
Invesive positive pressure ventilation (IPPV)
Mechanical ventilation through invasive interface That by tracheostomy
Weaning of an intubated (endotracheal tube) patient
Exclude : non-invasive continous positive airway pressure (BiPAP) 93.90
continuous negative pressure ventilation (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90
non-invasive continuous positive airway pressure (APAP) 93.90
intermitten poditive pressure breathing (IPPB) 93.91
non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90
that by face mask 93.90-93.99
that by nasal cannula 93.90-93.99
that by nasal catheter 93.90-93.99
Code also any associated :
endotracheal tube insertion 96.04
tracheostomy 31.1-31.29
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-
CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun 2010
secara lengkap, jelas dan spesifik
Perhatian Khusus
Perhatikan untuk infeksi viral yang etiologinya diketahui dan sistem organ spesifik
Konfirmasi penyebab demam yang spesifik sesuai klinis dan pemeriksaan penunjang, tata
laksana dan pemeriksaan penunjang. Jika merupakan bagian tanda dan gejala dari suatu
penyakit, maka tidak dapat dikoding terpisah.
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Cermati diagnosa banding dan kriteria penegakan diagnosa untuk gejala nyeri perut,
misalnya: dispepsia, GERD, dan lain sebagainya.
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Dikode HIV disease resulting in multiple infections (B20.7) sebagai diagnosis utama, HIV
disease resulting in candidiasis (B20.4) dan HIV disease resulting in other infectious and
parasitic diseases (B20.8) sebagai diagnosis sekunder
Apabila sudah ditemukan tanda-tanda edema paru dan CHF menggunakan kode tunggal
I50.1
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Kode chronic obstructive pulmonary disease with acute lower respiratory infection (J44.0)
digunakan untuk menjelaskan PPOK dengan infeksi saluran napas bawah yang tegak secara
medis, bukan untuk asthma
Cermati diagnosa banding dan kriteria penegakan diagnosa untuk gejala nyeri perut,
misalnya: dispepsia, GERD, dan lain sebagainya.
Dikode HIV disease resulting in multiple infections (B20.7) sebagai diagnosis utama, HIV
disease resulting in candidiasis (B20.4) dan HIV disease resulting in other infectious and
parasitic diseases (B20.8) sebagai diagnosis sekunder
Kondisi infeksi pada calculus of kidney and ureter tidak menggunakan kode tersendiri.
Cukup dikode N20.2. Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I sub bab other diseases
of urinary system (N30-N39) yang menyatakan urinary infection (complicating) with
urolithiasis mengarah pada satu kode (N20-N23).
Perhatikan untuk infeksi viral yang etiologinya diketahui dan sistem organ spesifik
Dikode HIV disease resulting in multiple infections (B20.7) sebagai diagnosis utama, HIV
disease resulting in candidiasis (B20.4) dan HIV disease resulting in other infectious and
parasitic diseases (B20.8) sebagai diagnosis sekunder
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Konfirmasi penyebab demam yang spesifik sesuai klinis dan pemeriksaan penunjang, tata
laksana dan pemeriksaan penunjang. Jika merupakan bagian tanda dan gejala dari suatu
penyakit, maka tidak dapat dikoding terpisah.
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Kode Kejang Demam (R56.0) digunakan sebagai diagnosis utama jika bukan gejala yang
mewakili diagnosis sekunder dan memenuhi kriteria diagnosis utama.
Kode Kejang Demam (R56.0) digunakan sebagai diagnosis utama jika bukan gejala yang
mewakili diagnosis sekunder dan memenuhi kriteria diagnosis utama.
Diperlukan rekomendasi dari organisasi profesi mengenai matriks penegakan diagnosis
antara acute dan chronic renal failure.
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Perhatikan untuk infeksi viral yang etiologinya diketahui dan sistem organ spesifik
Dikode HIV disease resulting in multiple infections (B20.7) sebagai diagnosis utama, HIV
disease resulting in candidiasis (B20.4) dan HIV disease resulting in other infectious and
parasitic diseases (B20.8) sebagai diagnosis sekunder
Kode chronic obstructive pulmonary disease with acute lower respiratory infection (J44.0)
digunakan untuk menjelaskan PPOK dengan infeksi saluran napas bawah yang tegak secara
medis, bukan untuk asthma
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Konfirmasi penyebab demam yang spesifik sesuai klinis dan pemeriksaan penunjang, tata
laksana dan pemeriksaan penunjang. Jika merupakan bagian tanda dan gejala dari suatu
penyakit, maka tidak dapat dikoding terpisah.
Kode chronic obstructive pulmonary disease with acute lower respiratory infection (J44.0)
digunakan untuk menjelaskan PPOK dengan infeksi saluran napas bawah yang tegak secara
medis, bukan untuk asthma
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Kondisi measles dapat disertai dengan komplikasi. Perhatikan kode asterisk dagger untuk
komplikasi tersebut.
Perhatikan kode asterisk dan dagger sesuai Volume I ICD-10 Revisi Tahun 2010 ex : Measles
with Pneumonia B05.2+ J17.1*
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Kode Kejang Demam (R56.0) digunakan sebagai diagnosis utama jika bukan gejala yang
mewakili diagnosis sekunder dan memenuhi kriteria diagnosis utama.
Kode chronic obstructive pulmonary disease with acute lower respiratory infection (J44.0)
digunakan untuk menjelaskan PPOK dengan infeksi saluran napas bawah yang tegak secara
medis, bukan untuk asthma
Perhatikan jika sudah terdiagnosa hipertensi sebelum masa kehamilan, dan terdapat
peningkatan kadar proteinuria selama masa kehamilan maka digunakan kode O11
Kondisi batu saluran kemih dan batu ginjal yang disertai hidronefrosis dan infeksi
menggunkan kode N13.6
Kondisi batu saluran kemih yang disertai dengan infeksi salurah kemih menggunakan kode
gabungan di N20-N23 (sesuai kriteria eksklusi di sub bab N30-N39)
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Perhatikan untuk infeksi viral yang etiologinya diketahui dan sistem organ spesifik
Terdapat kode anemia khusus yang sesuai dengan penyebab dan kondisi yang menyertai
contoh: anemia pada penyakit kronis D63.8 , anemia pada keganasan D63.0, anemia pada
perdarahan akut D62.
Anemia pada saat kehamilan atau persalinan harus menggunakan dua kode, yaitu O99.0
dan D64.9 yang dikoding sebagai diagnosa sekunder (Permenkes 76 tahun 2016)
Kode chronic obstructive pulmonary disease with acute lower respiratory infection (J44.0)
digunakan untuk menjelaskan PPOK dengan infeksi saluran napas bawah yang tegak secara
medis, bukan untuk asthma
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Konfirmasi penyebab demam yang spesifik sesuai klinis dan pemeriksaan penunjang, tata
laksana dan pemeriksaan penunjang. Jika merupakan bagian tanda dan gejala dari suatu
penyakit, maka tidak dapat dikoding terpisah.
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Konfirmasi penyebab demam yang spesifik sesuai klinis dan pemeriksaan penunjang, tata
laksana dan pemeriksaan penunjang. Jika merupakan bagian tanda dan gejala dari suatu
penyakit, maka tidak dapat dikoding terpisah.
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Diperlukan rekomendasi dari organisasi profesi mengenai matriks penegakan diagnosis
antara acute dan chronic renal failure.
Konfirmasi penyebab demam yang spesifik sesuai klinis dan pemeriksaan penunjang, tata
laksana dan pemeriksaan penunjang. Jika merupakan bagian tanda dan gejala dari suatu
penyakit, maka tidak dapat dikoding terpisah.
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Terdapat kode anemia khusus yang sesuai dengan penyebab dan kondisi yang menyertai
contoh: anemia pada penyakit kronis D63.8 , anemia pada keganasan D63.0, anemia pada
perdarahan akut D62.
Anemia pada saat kehamilan atau persalinan harus menggunakan dua kode, yaitu O99.0
dan D64.9 yang dikoding sebagai diagnosa sekunder (Permenkes 76 tahun 2016)
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Kode Kejang Demam (R56.0) digunakan sebagai diagnosis utama jika bukan gejala yang
mewakili diagnosis sekunder dan memenuhi kriteria diagnosis utama.
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Kode Kejang Demam (R56.0) digunakan sebagai diagnosis utama jika bukan gejala yang
mewakili diagnosis sekunder dan memenuhi kriteria diagnosis utama.
Perhatikan untuk infeksi viral yang etiologinya diketahui dan sistem organ spesifik
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Kode chronic obstructive pulmonary disease with acute lower respiratory infection (J44.0)
digunakan untuk menjelaskan PPOK dengan infeksi saluran napas bawah yang tegak secara
medis, bukan untuk asthma
Perhatikan untuk infeksi viral yang etiologinya diketahui dan sistem organ spesifik
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Perhatikan untuk infeksi viral yang etiologinya diketahui dan sistem organ spesifik
Perhatikan untuk infeksi viral yang etiologinya diketahui dan sistem organ spesifik
Dikode HIV disease resulting in multiple infections (B20.7) sebagai diagnosis utama, HIV
disease resulting in candidiasis (B20.4) dan HIV disease resulting in other infectious and
parasitic diseases (B20.8) sebagai diagnosis sekunder
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Kondisi infeksi pada calculus of kidney and ureter tidak menggunakan kode tersendiri.
Cukup dikode N20.2. Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I sub bab other diseases
of urinary system (N30-N39) yang menyatakan urinary infection (complicating) with
urolithiasis mengarah pada satu kode (N20-N23).
Terdapat kode anemia khusus yang sesuai dengan penyebab dan kondisi yang menyertai
contoh: anemia pada penyakit kronis D63.8 , anemia pada keganasan D63.0, anemia pada
perdarahan akut D62.
Anemia pada saat kehamilan atau persalinan harus menggunakan dua kode, yaitu O99.0
dan D64.9 yang dikoding sebagai diagnosa sekunder (Permenkes 76 tahun 2016)
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Cermati diagnosa banding dan kriteria penegakan diagnosa untuk gejala nyeri perut,
misalnya: dispepsia, GERD, dan lain sebagainya.
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Perhatikan catatan dibawah kategori J40
Catatan : Bronchitis yang tidak spesifik antara akut atau kronik pada usia dibawah 15 tahun
dapat diasumsikan sebagai kondisi akut dan dikode J20.-
Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis
utama, penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan dengan penegakan diagnosis dan
tata laksana yang diberikan.
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Cermati diagnosa banding dan kriteria penegakan diagnosa untuk gejala nyeri perut,
misalnya: dispepsia, GERD, dan lain sebagainya.
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Cermati diagnosa banding dan kriteria penegakan diagnosa untuk gejala nyeri perut,
misalnya: dispepsia, GERD, dan lain sebagainya.
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Terdapat kode anemia khusus yang sesuai dengan penyebab dan kondisi yang menyertai
contoh: anemia pada penyakit kronis D63.8 , anemia pada keganasan D63.0, anemia pada
perdarahan akut D62.
Anemia pada saat kehamilan atau persalinan harus menggunakan dua kode, yaitu O99.0
dan D64.9 yang dikoding sebagai diagnosa sekunder (Permenkes 76 tahun 2016)
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Konfirmasi penyebab demam yang spesifik sesuai klinis dan pemeriksaan penunjang, tata
laksana dan pemeriksaan penunjang. Jika merupakan bagian tanda dan gejala dari suatu
penyakit, maka tidak dapat dikoding terpisah.
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Apabila sudah ditemukan tanda-tanda edema paru dan CHF menggunakan kode tunggal
I50.1
Kode chronic obstructive pulmonary disease with acute lower respiratory infection (J44.0)
digunakan untuk menjelaskan PPOK dengan infeksi saluran napas bawah yang tegak secara
medis, bukan untuk asthma
Perhatikan catatan dibawah kategori J40
Catatan : Bronchitis yang tidak spesifik antara akut atau kronik pada usia dibawah 15 tahun
dapat diasumsikan sebagai kondisi akut dan dikode J20.-
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Kode Kejang Demam (R56.0) digunakan sebagai diagnosis utama jika bukan gejala yang
mewakili diagnosis sekunder dan memenuhi kriteria diagnosis utama.
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Apabila sudah ditemukan tanda-tanda edema paru dan CHF menggunakan kode tunggal
I50.1
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Kode Kejang Demam (R56.0) digunakan sebagai diagnosis utama jika bukan gejala yang
mewakili diagnosis sekunder dan memenuhi kriteria diagnosis utama.
Kode chronic obstructive pulmonary disease with acute lower respiratory infection (J44.0)
digunakan untuk menjelaskan PPOK dengan infeksi saluran napas bawah yang tegak secara
medis, bukan untuk asthma
Kode Kejang Demam (R56.0) digunakan sebagai diagnosis utama jika bukan gejala yang
mewakili diagnosis sekunder dan memenuhi kriteria diagnosis utama.
Kode chronic obstructive pulmonary disease with acute lower respiratory infection (J44.0)
digunakan untuk menjelaskan PPOK dengan infeksi saluran napas bawah yang tegak secara
medis, bukan untuk asthma
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Kondisi infeksi pada calculus of kidney and ureter tidak menggunakan kode tersendiri.
Cukup dikode N20.2. Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I sub bab other diseases
of urinary system (N30-N39) yang menyatakan urinary infection (complicating) with
urolithiasis mengarah pada satu kode (N20-N23).
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Terdapat kode anemia khusus yang sesuai dengan penyebab dan kondisi yang menyertai
contoh: anemia pada penyakit kronis D63.8 , anemia pada keganasan D63.0, anemia pada
perdarahan akut D62.
Anemia pada saat kehamilan atau persalinan harus menggunakan dua kode, yaitu O99.0
dan D64.9 yang dikoding sebagai diagnosa sekunder (Permenkes 76 tahun 2016)
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Terdapat kode anemia khusus yang sesuai dengan penyebab dan kondisi yang menyertai
contoh: anemia pada penyakit kronis D63.8 , anemia pada keganasan D63.0, anemia pada
perdarahan akut D62.
Anemia pada saat kehamilan atau persalinan harus menggunakan dua kode, yaitu O99.0
dan D64.9 yang dikoding sebagai diagnosa sekunder (Permenkes 76 tahun 2016)
Terdapat kode anemia khusus yang sesuai dengan penyebab dan kondisi yang menyertai
contoh: anemia pada penyakit kronis D63.8 , anemia pada keganasan D63.0, anemia pada
perdarahan akut D62.
Anemia pada saat kehamilan atau persalinan harus menggunakan dua kode, yaitu O99.0
dan D64.9 yang dikoding sebagai diagnosa sekunder (Permenkes 76 tahun 2016)
Pastikan hasil pemeriksaan penunjang sesuai antara jenis tumor/neoplasma dengan kode
yang digunakan.
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Kode chronic obstructive pulmonary disease with acute lower respiratory infection (J44.0)
digunakan untuk menjelaskan PPOK dengan infeksi saluran napas bawah yang tegak secara
medis, bukan untuk asthma
Kode chronic obstructive pulmonary disease with acute lower respiratory infection (J44.0)
digunakan untuk menjelaskan PPOK dengan infeksi saluran napas bawah yang tegak secara
medis, bukan untuk asthma
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan fokus infeksi sampai akhir episode rawat.
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Kondisi batu saluran kemih dan batu ginjal yang disertai hidronefrosis dan infeksi
menggunkan kode N13.6
Kondisi batu saluran kemih yang disertai dengan infeksi salurah kemih menggunakan kode
gabungan di N20-N23 (sesuai kriteria eksklusi di sub bab N30-N39)
Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil
penunjang berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan sel atau analisis Bone marrow
utk kasus keganasan pada sel darah.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Kode Kejang Demam (R56.0) digunakan sebagai diagnosis utama jika bukan gejala yang
mewakili diagnosis sekunder dan memenuhi kriteria diagnosis utama.
Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari episode kemoterapi (tidak dapat
menggunakan kode Z51).
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
Pastikan lokasi anatomis hernia sesuai dengan kode yang digunakan.
Kondisi peritonitis dan atau perforasi, abses peritoneal yang disertai apendisitis (ataupun
kondisi sebaliknya) cukup menggunakan kode gabungan K35.-
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Kode Kejang Demam (R56.0) digunakan sebagai diagnosis utama jika bukan gejala yang
mewakili diagnosis sekunder dan memenuhi kriteria diagnosis utama.
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke yang tidak spesifik apakah infark atau
perdarahan. Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan scoring.
I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan
lain di otak.
Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala klinis. Sebelum ada pemeriksaan
penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia (K30). Jika dilakukan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang.Indikasi untuk dilakukan endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm symptom
seperti : berat badan menurun, tidak bisa menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
sarana dan prasarana.
Pastikan laporan tindakan intubasi yang terpasang ventilator mode mechanical
Lihat laporan operasi dimana teknik operasi melalu uretra
Excludes: debridement of: abdominal wall (wound) (54.3) bone (77.60-77.69) muscle (83.45)
of hand (82.36) nail (bed) (fold) (86.27) nonexcisional debridement of wound, infection, or
burn (86.28) open fracture site (79.60-79.69) pedicle or flap graft (86.75)
Pastikan laporan tindakan intubasi yang terpasang ventilator mode mechanical
Jika ada hasil pemeriksaan patologi anatomi, maka kode yang tepat adalah biopsi of skin
and subcutaneous tissue (86.11) atau biopsy of soft tissue (83.21) tergantung dari jenis
jaringan yang diambil sebagai sampel (exclude dari kode eksisi (86.3 dan 83.3)
Penggunaan kode melihat dari lapisan kulit, apabila dilakukan eksisi luas tidak dalam
menggunakan kode wide excision
Excludes: debridement of: abdominal wall (wound) (54.3) bone (77.60-77.69) muscle (83.45)
of hand (82.36) nail (bed) (fold) (86.27) nonexcisional debridement of wound, infection, or
burn (86.28) open fracture site (79.60-79.69) pedicle or flap graft (86.75)
Lihat laporan operasi dimana teknik operasi melalu uretra
Excludes: debridement of: abdominal wall (wound) (54.3) bone (77.60-77.69) muscle (83.45)
of hand (82.36) nail (bed) (fold) (86.27) nonexcisional debridement of wound, infection, or
burn (86.28) open fracture site (79.60-79.69) pedicle or flap graft (86.75)
Sesuai ICD9CM 2010, tindakan pengambilan jaringan kulit dan subkutan menggunakan kode
86.3 dan jaringan lunak (soft tissue) menggunakan kode 83.3 (Tanpa adanya hasil
pemeriksaan patologi anatomi)
Jika ada hasil pemeriksaan patologi anatomi, maka kode yang tepat adalah biopsi of skin
and subcutaneous tissue (86.11) atau biopsy of soft tissue (83.21) tergantung dari jenis
jaringan yang diambil sebagai sampel (exclude dari kode eksisi (86.3 dan 83.3)
Penggunaan kode melihat dari lapisan kulit, apabila dilakukan eksisi luas tidak dalam
menggunakan kode wide excision
Excludes: debridement of: abdominal wall (wound) (54.3) bone (77.60-77.69) muscle (83.45)
of hand (82.36) nail (bed) (fold) (86.27) nonexcisional debridement of wound, infection, or
burn (86.28) open fracture site (79.60-79.69) pedicle or flap graft (86.75)
Excludes: debridement of: abdominal wall (wound) (54.3) bone (77.60-77.69) muscle (83.45)
of hand (82.36) nail (bed) (fold) (86.27) nonexcisional debridement of wound, infection, or
burn (86.28) open fracture site (79.60-79.69) pedicle or flap graft (86.75)
Pastikan laporan tindakan intubasi yang terpasang ventilator mode mechanical
Cek kesesuaian laporan tindakan apakah betul kuret tajam atau kuret aspirasi? Tujuan kuret
untuk keperluan diagnostik saja, bukan untuk kasus abortus?
Pastikan laporan tindakan intubasi yang terpasang ventilator mode mechanical
Lihat laporan operasi dimana teknik operasi melalu uretra
Cek kesesuaian laporan tindakan apakah betul kuret tajam atau kuret aspirasi? Tujuan kuret
untuk keperluan diagnostik saja, bukan untuk kasus abortus?
Lihat laporan operasi dimana teknik operasi melalu uretra
Excludes: debridement of: abdominal wall (wound) (54.3) bone (77.60-77.69) muscle (83.45)
of hand (82.36) nail (bed) (fold) (86.27) nonexcisional debridement of wound, infection, or
burn (86.28) open fracture site (79.60-79.69) pedicle or flap graft (86.75)
Excludes: debridement of: abdominal wall (wound) (54.3) bone (77.60-77.69) muscle (83.45)
of hand (82.36) nail (bed) (fold) (86.27) nonexcisional debridement of wound, infection, or
burn (86.28) open fracture site (79.60-79.69) pedicle or flap graft (86.75)
Cek kesesuaian laporan tindakan apakah betul kuret tajam atau kuret aspirasi? Tujuan kuret
untuk keperluan diagnostik saja, bukan untuk kasus abortus?
Insersi stent ureteral, drainase ginjal dengan kateter
Excludes: debridement of: abdominal wall (wound) (54.3) bone (77.60-77.69) muscle (83.45)
of hand (82.36) nail (bed) (fold) (86.27) nonexcisional debridement of wound, infection, or
burn (86.28) open fracture site (79.60-79.69) pedicle or flap graft (86.75)
Pastikan laporan tindakan intubasi yang terpasang ventilator mode mechanical