You are on page 1of 110
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2019 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2019 - 2039 Menimbang Mengingat SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2019 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2019-2039 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1. GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 ayat (4) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi; Pasal 18 ayat (6), Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Otonom _Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan ‘Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang- undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398); Undang-Undang Nomor 3 ‘Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); Jalan Gajah Mada Nomor 2 Samarinda Kode Pos 75121 Kalimantan Timur TTelepon : (0541) 733333 Fax (0541) 737762-742111 ‘Wesite :hitp:ealtimprov.go.id 10. 1. 26 . Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 _ tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); . Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 46,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3671); . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 157); . Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 110/M- IND/PER/12/2015 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Industri Provinsi dan Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1917); . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2018 tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi dan Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 153); Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 15 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2005- 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2008 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 39); Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur 2016-2036 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 70). .Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2019-2023 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2019 Nomor 2); -3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR dan GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN Dalam Peraturan Daerah i 1 2. INDUSTRI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2019- 2039. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 , yang dimaksud dengan : Daerah adalah Provinsi Kalimantan Timur. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsurpenyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpinpelaksanaan urusanpemerintahan yang menjadikewenangan daerah otonom. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Timur. Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi KalimantanTimur. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan Kawasan Industri. Industri unggulan Provinsi adalah suatu barang atau jasa yang dimiliki dan dikuasai oleh Provinsi, yang mempunyai nilai ekonomis dan daya saing tinggi serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang diproduksi berdasarkan pertimbangan kelayakan teknis (bahan baku dan pasar), talenta masyarakat dan kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya manusia, dukungen infrastruktur, dan kondisi sosial budaya manusia, dukungan infrastruktur, dan kondisi sosial budaya setempat) yang bekembang di lokasi tertentu. Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035 yang selanjutnya disingkat RIPIN 2015-2035 adalah pedoman bagi Pemerintah dan pelaku industri dalam perencanaan dan pembangunan industri. -4- 10. Rencana Pembangunan Industri Provinsi yang selanjutnya disingkat RPIP adalah dokumen perencanaan dan pembangunan Industri Provinsi Kalimantan Timur untuk 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2039. 11, Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat RPIK adalah dokumen perencanaan pembangunan industri di Kabupaten/Kota. Pasal 2 Maksud dibentuknya Peraturan Daerah ini adalah: a. pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam perencanaan dan pembangunan industri; b. pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun RPIK; dan c. pedoman bagi pelaku industri dan masyarakat dalam membangun industri Daerah. Pasal 3 ‘Tujuan Peraturan Daerah ini dibentuk untuk: a. mewujudkan kebijakan pembangunan industri nasional di Daerah; b. menentukan sasaran, strategi dan rencana aksi pembangunan industri unggulan Provinsi; c. mewujudkan industri daerah yang mandiri, berdaya saing, maju dan berwawasan lingkungan; d. mewujudkan pemerataan pembangunan industri unggulan Provinsi guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan Nasional; dan e. meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat daerah secara berkeadilan. Pasal 4 Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Daerah ini meliputi: industri unggulan; b. jangka waktu; c. pelaksanaan; d. e. Pp |. _pembinaan, pengawasan dan pelaporan; dan pendanaan, BAB IL INDUSTRI UNGGULAN Pasal 5 Industri unggulan dikembangkan dengan pendekatan kewilayahan yang mendasarkan pada potensi sumber daya nasional di Daerah. Pasal 6 (1) Industri unggulan yang dikembangkan untuk menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi daerah dan merupakan komoditi unggulan daerah, yaitu : (2) (1) (2) (3) (1) (2) (3) () (2) (3) (4) industri hulu agro; . industri aneka; industri kimia dasar berbasis migas dan batubara; dan . industri pangan. peop Sasaran dan program-program dari masing-masing industri unggulan Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 7 Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun RPIK mengacu pada RPIP. Selain industri unggulan Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), Pemerintah Kabupaten/Kota dapat mengembangkan industri lain yang potensial dan merupakan pprioritas Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Pengembangan industri Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijabarkan dalam RPIK. BAB III JANGKA WAKTU Pasal 8 RPIP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ditetapkan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun. RPIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. RPIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB IV PELAKSANAAN Pasal 9 Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program pembangunan Industri Provinsi. Dalam melaksanakan program pembangunan Industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pemerintah Daerah dapat bekerjasama dengan pemangku kepentingan. Penyelenggaraan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan antara Pemerintah Daerah dengan para pemangku kepentingan diatur dengan Peraturan Gubernur. () (2) (3) Qy (2) () (2) 8) -6- Pasal 10 Pengembangan Industri Unggulan Provinsi harus member manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Daerah menyiapkan sumber daya manusia untuk masyarakat dalam upaya akses kesempatan kerja pada Industri Unggulan Provinsi. Pemerintah Daerah mendorong kemitraan usaha mikro kecil dan menengah dengan industri Unggulan Provinsi skala besar. BABV PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 11 Gubernur melakukan pembinaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan peraturan Daerah tentang RPIK. Pembinaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang industri. Pasal 12 Gubernur menyampaikan laporan terhadap pelaksanaan RPIP kepada Menteri Dalam Negeri yang tembusannya disampaikan kepada Menteri yang menangeni urusan bidang perindustrian secara berkala setiap tahun. Pemerintah Kabupaten/Kota membuat laporan kepada Gubernur 1 (satu) kali dalam setahun atas pelaksanaan RPIK yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Laporan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) paling sedikit meliputi pertumbuhan sektor industri, kontribusi industri non migas terhadap Produk Domestik Regional Bruto, nilai ekspor produk industri, jumlah tenaga kerja di sektor industri, nilai investasi sektor industri dan pelaksanaan program pembangunan dan pengembangan industri yang meliputi sumber daya industri, sarana dan prasarana industri dan pemberdayaan industri. Pasal 13 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembinaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan RPIP diatur dalam Peraturan Gubernur. -7- BAB VI PENDANAAN Pasal 14 Pendanaan pelaksanaan RPIP dibebankan pada : a. _anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan b. sumber lain yang sah serta tidak mengikat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 (1) Peraturan Gubernur sebagai pelaksanaan dari Peratura Daerah ini wajib ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Deerah ini diundangkan. (2) Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang perindustrian. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Ditetapkan di Samarinda pada tanggal 27 Desember 2019 GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, ted ISRAN NOOR Diundangkan di Samarinda pada tanggal 27 Desember 2019 Plt. SEKRETARIS DAERAH SEI Reatno H PROV. KALTIM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR, ALA HUKUM, ttd MUHAMMAD SA'BANI NIP. 19620527 198503 1 006 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2019 NOMOR 10. NOREG PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (10-417/2019). L PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2019 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2019-2039 UMUM Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian telah meletakkan industri sebagai salah satu pilar ekonomi dan memberikan peran yang cukup besar kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk mendorong kemajuan industri nasional secara terencana. Peran tersebut diperlukan dalam mengarahkan perekonomian nasional untuk tumbuh lebih cepat dan mengejar ketertinggalan dari Negara lain yang lebih dahulu maju. Kalimantan Timur memiliki banyak komoditas unggulan, baik dari sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan maupun perikanan kelautan, diantaranya yang menonjol adalah sawit, karet, kayu, rumput laut, ubikayu, ikan tangkap, ikan tambakdankeramba dan lain- lain. Sesuai dengan potensi sumber daya alam Provinsi Kalimantan Timur, industri utama yang dikembangkan untuk menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi daerah adalah industri hulu agro, industri aneka, industri kimia dasar berbasis migas dan batubara dan industri pangan. Dalam rangka memperkuat dan memperjelas peran pemerintah daerah dalam pembangunan industri nasional, perlu disusun perencanaan pembangunan industri provinsi yang sistematis, komprehensif dan futuristik dalam wujud Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) Kalimantan Timur Tahun 2019 - 2039. Penyusunan RPIP Kalimantan Timur Tahun 2019 - 2039 mengacu pada Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) dan Kebijakan Industri Nasional (KIN). RPIP 2019 -2039 disusun dengan memperhatikan: potensi sumber daya industri daerah; Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan/atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota; dan keserasian dan keseimbangan dengan kebijakan pembangunan industri di Kabupaten/Kota serta kegiatan sosial ekonomi dan daya dukung lingkungan di Kalimantan Timur. I. ae RPIP merupakan prioritas dari Pemerintah Provinsi dibidang pembangunan industri yang akan dilaksanakan oleh Perangkat Daerah Provinsi terkait, melalui program dan kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Strategis Perangkat Daerah. Penyusunan RPIP 2019-2039 selain dimaksudkan untuk melaksanakan amanat ketentuan Pasal 10 ayat (4) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian juga dimaksudkan untuk mempertegas keseriusan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam mewujudkan tujuan — penyelenggaraan perindustrian, yaitu: a. Mewujudkan industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian nasional; b. Mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur industri; c. Mewujudkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta Industri Hijau; d. Mewujudkan ‘kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat; Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja; Mewujudkan pemerataan pembangunan industri keseluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; dan g. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan. moe PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 ‘Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pagal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. ‘TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 9. LAMPIRAN _:_ PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2019 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2019 - 2039 RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2019 - 2039 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) merupakan panduan kegiatan pembangunan industri untuk periode 20 tahun. RPIP disusun sebagai amanah ‘Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. Berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014, Pemerintah Daerah diberikan kewenangan menyusun rencana pembangunan industri, dengan menyebutkan bahwa setiap Gubernur menyusun Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP). Rencana Pembangunan Industri Provinsi disusun dengan mengacu pada Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) dan Kebijakan Industri Nasional (KIN).Selanjutnya Rencana Pembangunan Industri Provinsi ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi dan evaluasinya dilakukan oleh Pemerintah.Secara umum skema pembangunan industri menurut UU No.3 tahun 2014 adalah sebagai berikut (Gambar 1.1).Rencana Pembangunan Industri Provinsi disusun paling sedikit dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: * Potensi sumber daya industri daerah; * Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota; dan © Keserasian dan keseimbangan dengan kebijakan pembangunan industri di kabupaten/kota serta kegiatan sosial ekonomi dan daya dukung lingkungan. RPIP memuat program pembangunan prioritas Gubernur di bidang industri yang akan dilaksanakan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi terkait, melalui program dan kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Strategis OPD. Rancangan RPIP disusun oleh Gubernur, sedangkan rancangan Renstra-OPD disusun oleh pimpinan masing-masing OPD Provinsi.Rancangan RPIP ditelaah oleh Menteri Dalam Negeri agar konsisten dengan RPJMD Provinsi dan berkoordinasi dengan Menteri Perindustrian untuk menelaah konsistensi RPIP dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) dan Kebijakan Industri Nasional (KIN). LZ, , ae Bear Pomauttan omit dust Neon 2 rosereasanat eran Malang ~ RencanaindukPembangunan | | ‘penresendan ieee Indust Nasional tendon + Kebijakan Industri Nasional -*Sanksi + RencanaKerja Pembangunan Indu COE, Sonate si “Than Peiganan Reovimsot, ——ineaurnst———H es “+ Pergembangan dan -* Sistem Informasi Industri re: ‘*Tindakan Pennie! tno -rergontongan dn fenenonteettas Nesoral 300 Penyelamatan industri + Perwilayahan Indust sees leet Garin ‘Penyedaansimbor Penbiayan Gambar 1.1Skema UU No.3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian ‘Sumber: Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri, 2014. Para pihak (stakeholder) yang menerima manfaat kegiatan ini antara lain Pemerintah Daerah, pelaku industri, dan juga masyarakat. Penerima manfaat akan dapat tercakup secara keseluruhan ketika Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) Kalimantan Timur dapat terwujud dan diimplementasikan. Bahkan dalam situasi ketika mencapai tingkat keberhasilan dalam implementasinya secara signifikan, penerima manfaat dapat lebih meluas lagi hingga pada skala nasional. Oleh karena itu, ada tuntutan kuat agar RPIP yang disusun mampu menyajikan output yang sesuai dengan harapan, schingga sepenuhnya dapat menjadi stimulus yang membantu Pemerintah Provinsi dalam mewujudkan RPIP Kalimanatan Timur dan implementasinya. Sebelum melakukan analisis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan industri di Provinsi Kalimantan Timur.Perlu diketahui keberadaan sumberdaya yang mendukung dan berbagai faktor yang dapat menghambat dalam pembangunan industri di Kalimantan Timur, ditinjau dari berbagai aspek. Ditinjau dari apek geografi, Provinsi Kalimantan Timur mempunyai luas wilayah daratan 127.267,52 km? dan Iuas pengelolaan laut 25.656 km?.Terletak antara 4°24’ Lintang Utara (LU) dan 2°25’ Lintang Selatan (LS), dan antara 113°44’ - 119°00" Bujur ‘Timur (BT). Geo-strategis Provinsi Kalimantan Timur merupakan satu dari 13 provinsi di Indonesia yang mempunyai wilayah perbatasan antar negara, yaitu dengan negara Malaysia dan berada pada jalur pelayaran ALKI Il (Selat Makasar). Aspek demografi, jumlah Penduduk Kalimantan Timur pada tahun 2017 tercatat mencapai angka 3.575.449 jiwa yang tersebar pada 7 Kabupaten dan 3 Kota, mencakup 103 kecamatan dan 1.029 desa/kelurahan. Perkembangan jumlah penduduk Kalimantan Timur hingga tahun 2017 menunjukkan katagori pertumbuhan yang masih tinggi (yaitu 2,12 persen), masih lebih tinggi dibandingkan angka rata-rata Nasional. Kabupaten/Kota yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Kabupaten Kutai Timur (4,16%) dan sebaliknya yang terendah adalah Kabupaten Kutai Barat (0.47%). Sedangkan kabupaten/kota lainnya laju pertumbuhan penduduknya berkisar antara 0,83-2,69% (Kalimantan Timur Dalam Angka, 2018). Aspek pertumbuhan ekonomi, perekonomian Kalimantan Timur pada awal tahun 2018 ini mengalami pertumbuhan sebesar 1,77 persen jika dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y). Pertumbuhan triwulan ini lebih cepat dibandingkan triwulan IV-2017 yang tumbuh sebesar 1,61 persen.Secara year on year (y-on-y) hal ini dipicu oleh pertumbuhan pada hampir seluruh lapangan usaha, kecuali Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian. Pada Triwulan 1-2018 secara y-on-y, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh sebesar 12,38 persen; diikuti oleh Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh sebesar 9,98 persen; dan Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 9,97 persen. Sedangkan lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian masih mengalami kontraksi sebesar 2,10 persen. Perkembangan industri di Kalimantan Timur mengalami pasang surut, yang diakibatkan oleh pola kebijakan ekonomi makro nasional maupun internasional.Salah satu sektor industri andalan ~ di luar migas dan tambang ~ yang selama ini menjadi komoditas dasar Kalimantan Timur adalah sektor perkayuan.Hal ini memang sangat memungkinkan, mengingat 60 persen wilayah Kalimantan Timur adalah hutan.Namun seiring waktu berjalan, luas wilayah hutan daerah ini semakin mengecil yang diakibatkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah aktivitas tambang batubara yang semakin tinggi beroperasi di wilayah Kalimantan Timur. Pembangunan industri di Provinsi Kalimantan Timur disesuaikan dengan kondisi potensi daerah serta aspirasi masyarakat, dengan demikian diharapkan pembangunan industri akan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Provinsi Kalimantan Timur dan pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi optimal, sehingga pemerataan kesejahteraan dapat terwujud. Permasalahan pembangunan industri Provinsi menjadi salah satu rujukan penting dalam merumuskan program prioritas pembangunan industri di Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan analisis terhadap permasalahan pembangunan industri Provinsi Kalimantan Timur, diketahui terdapat enam permasalahan utama, yaitu: 1) Ketergantungan yang besar terhadap sumber daya alam unrenewable(tak terbarukan) dalam mengembangkan sektor industri Provinsi Kalimantan Timur. 2) Belum terpenuhinya sarana dan prasarana infrastruktur penunjang untuk pembangunan industri. 3) Belum optimainya pengelolaan sumber daya untuk menghasilkan produk bernilai tambah. 4) Pertumbuhan dan jumlah tenaga kerja lokal sektor industri yang relatif masih rendah. 5) _Pertumbuhan ekspor sumber daya alam renewable yang masih rendah. 6) _Perkembangan kawasan industri yang belum optimal. B. Dasar Hukam Dasar hukum penyusunan RPIP Kalimantan Timur adalah: 1) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 10 ayat (1) setiap Gubernur menyusun Rencana Pembangunan Industri Provinsi. 2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 24 ayat (1), Kementerian atau lembaga pemerintah non Kementerian bersama Pemerintah Daerah melakukan Pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan 4 Pemerintahan Pilihan yang diprioritaskan oleh setiap Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/ Kota. C. Sistematika Penulisan Sistematika RPIP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2019 - 2039 mengacu pada Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia 110/M-IND/ PER/12/2015 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Industri Provinsi dan Rencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota, sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Hukum C. — Sistematika Penulisan BAB II GAMBARAN KONDISI DAERAH TERKAIT PEMBANGUNAN INDUSTRI A. Kondisi Daerah B, Sumber Daya Industri C. Sarana dan Prasarana D. Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH, SERTA TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN INDUSTRI DAERAH A. Visi dan Misi Pembangunan Daerah B. Tujuan Pembangunan Industri Provinsi ©. Sasaran Pembangunan Industri Provinsi BAB IV STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI A. Strategi Pembangunan Industri B. Program Pembangunan Industri 1. Penetapan, Sasaran dan Program Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Kalimantan Timur 2, Pengembangan Perwilayahan Industri 3. Pembangunan Sumber Daya Industri 4. Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri 5. Pemberdayaan Industri BAB V PENUTUP BAB II GAMBARAN KONDISI DAERAH TERKAIT PEMBANGUNAN INDUSTRI A. Kondisi Daerah 1. Aspek Geografi Provinsi Kalimantan Timur memiliki cakupan Iuas wilayah daratan 127.267,52 km? dan luas pengelolaan laut 25.656 km?. Terletak pada posisi antara 4924” Lintang Utara (LU) dan 2°25’ Lintang Selatan (LS), serta 113°44’ - 11900’ Bujur Timur (B1).Geo-strategis Provinsi Kalimantan Timur merupakan satu dari 13 Provinsi di Indonesia yang mempunyai wilayah perbatasan antar negara, yaitu dengan negara Malaysia, selain itu Kalimantan Timur terletak pada jalur ALKI I (Selat Makasar). Provinsi Kalimantan Timur mempunyai ratusan sungai yang tersebar di hampir semua kabupaten/kota, dengan sungai yang terpanjang adalah Sungai Mahakam.Batas wilayah Provinsi (Gambar 2.1) yang menjadi pintu gerbang utama pembangunan Indonesia di bagian Timur ini adalah: Utara : Provinsi Kalimantan Utara. Timur _: Selat Makasar, Laut Sulawesi dan Selat Sulawesi. Selatan: Kalimantan Selatan. Barat __: Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Negara Bagian Serawak (Malaysia Timur). TIbukota Provinsi Kalimantan Timur adalah Samarinda yang terletak di tepi ‘Sungai Mahakam.Samarinda dapat dicapai lewat jalur sungai, darat dan udara.Untuk jalur udara pada saat ini telah tersedia Bandara APT Pranoto yang telah diresmikan pada akhir tahun 2018. Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan provinsi terluas ketiga setelah Papua dan Kalimantan Tengah, dibagi menjadi 7 (tujuh) kabupaten, 3 (tiga) kota, kemudian terbagi lebih lanjut menjadi 103 Kecamatan dan 1.029 Desa/Kelurahan (Tabel 2.1). Ketujuh kabupaten tersebut adalah Paser dengan ibukota Tanah Grogot, Kutai Barat dengan ibukota Sendawar, Kutai Kartanegara dengan ibukota Tenggarong, Kutai Timur dengan ibukota Sangatta, Berau dengan ibukota Tanjung Redeb, Penajam Paser Utara dengan ibukota Penajam, dan Mahakam Uli dengan ibukota Ujoh Bilang (pemekaran dariKabupaten Kutai Barat). Sedangkan tiga kota yang berada di wilayah Kalimantan Timur adalah Samarinda, Balikpapan, dan Bontang. Ea Gambar 2.1Peta Administrasi Kalimantan Berdasarkan perbedaan luas wilayah masing-masing Kabupaten/Kota, diketahui bahwa kabupaten yang terluas adalah Kabupaten Kutai Timur (3.189.649 ha atau 25,06 %), kemudian diikuti oleh Kabupaten Kutai Kartanegara (2.634.895 ha atau 20,70 %), dan Kabupaten Berau (2.220.033 ha atau 17,44 %), sedangkan sisanya terbagi untuk empat kabupaten (Kutai Barat, Mahakam Ulu, Paser dan Penajam Paser Utara) dan tiga kota (Samarinda, Balikpapan, dan Bontang) (Tabel 2.2). Tabel 2.1. Data Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Timur. Jumlah Kabupaten/Kota Touketa ae bes 2, 3) 4 8) (6) Paser ‘Tanah Grogot 10 ae KutaiKartanegara —_Tenggarong 18 44 193 Berau ‘Tanjung Redeb 13 10 «O7 Kutai Barat Sendawar 16 4 190 Kutai Timur Sangatta 18, iaeasa 64.09 Penajam Paser Utara Penajam 4 24 30 64.11 Mahakam Ulu Ujoh Bilang 5 = 5 64.71 Balikpapan Balikpapan 6 re 64.72 Samarinda Samarinda 10 59 64.74 Bontang Bontang 3 6 64 Kalimantan Timur 103196833 ‘Simber BPS (alimantan Timur Dalam Angka, 2018) ‘Tabel 2.2. Luas Wilayah Kabupaten Kota di Kalimantan Timur dan Jarak dari Kota Samarinda. Teas Laas Tuas tans (fm) 5 No Kabupaten/Kota Daratan Perairan Wilayah Pengelolaan (ba) _Darat (ha) Darat (ba) Laut 0-4 may &™) ay @ @) (4) (5) (6) a 1 Paser 1.074.526 44.767 1.119.293 8.200260 2 KutaiKertanegara «2.571.641 63.254 2.634.895 1.89131 3. Berau 2.195.171 24.862 2.220.033 11.962 547, 4 Kutai Barat 1.537.890 25.170 1.563.060 = 334 8. Kutai Timur 3.558.620 16.190 3.574.750 2.641 «176 6 Penajam Paser Utara 313.195 7.960 921.155 400130 7 Mahakam Ulu 1.531.500 = 1.531.500 : 7 8 Kota Balikpapan 50.432 5.696 56.128 2872 9 Kota Samarinda 69.496 2.287 71.783 - 7 10 Kota Bontang 16.311 2.945 19.256 275 108 Jumiah __12.533,681_193.071 12.726.752 25.656 __ 1.398 Sumber: BPS (Kalimantan Timur Dalam Angka, 2016). 2. Aspek Demografi Penduduk Kalimantan Timur mempunyai harapan hidup rata-rata 73,96 tahun, dengan IPM 75,83. Jumlah Penduduk Kalimantan Timur pada tahun 2017 mencapai angka 3.575.449 jiwa yang tersebar pada tujuh Kabupaten dan tiga Kota.Sebaran penduduk di Kalimantan Timur tidak merata, jumlah terbesar penduduk Kalimantan ‘Timur pada tahun 2017 berada di Kota Samarinda (23,59%), yang merupakan ibukota Provinsi, kemudian di Kabupaten Kutai Kartanegara (21,03%), Kota Balikpapan (17,79%) sisanya tersebar di Kabupaten atau Kota yang lainnya, berkisar antara 0,74% - 9,72%. Pola sebaran penduduk seperti ini terjadi sejak tahun 2004 dan tidak banyak berubah hingga kini (Tabel 2.3). Tabel 2.3. Jumlah dan Penyebaran Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur Tahun 2017. Jumiah Penyebaran Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan ,JU@ISE Pendudule (%) a @) a @ eo 1.Paser 145.430 128.776 (274.206 767 2Kutai Kartanegara «394.876. «357.215 752.091 21,03 3.Berau 118.581 102.020 220.601 6,17 4.Kutai Barat 77588 69.410 -—=—«146,998 41 5.Kutai Timur 188.298 159.170 347.468 9,72 6.Penajam Paser Utara 82.431 «75.280 «187.711 4,41 7.Mahakam Ulu 13.990 12.315 26.305 0,74 8.Kota Balikpapan 328.382 © 307.630 © 636.012-—«17,,79 9.Kota Samarinda 435.949 407.497 843.446 23,59 10.Kota Bontang 89.280 81.331 170.611 4,77 KALIMANTAN TIMUR 1.874.805 1.700.644 3.575.449 100,00 Sumber: BPS (Kalimantan Timur Dalam Angka, 2018). Pertumbuhan penduduk Kalimantan Timur pada periode 2010-2016 sebesar 2,31%, sedangkan pada periode 2016-2017 sebesar 2,12%. Meskipun menurun, tetapi masih termasuk kategori tinggi, dan lebih tinggi dibandingkan dengan angka rata-rata pertumbuhan penduduk secara nasional.Pertumbuhan penduduk di setiap Kabupaten/Kota pada tahun 2016-2017 mengalami peningkatan. Secara persentase, pertumbuhan tertinggi terjadi di Kabupaten Kutai Timur (4,16%) dan sebalilnya yang terendah terjadi di Kabupaten Kutai Barat (0,47%). Sedangkan pertumbuhan penduduk kabupaten/kota lainnya berkisar antara 0,83-2,69% (Tabel 2.4). Tabel 2.4. Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Kalimantan Timur Berdasarkan Kabupaten dan Kota, Tahun 2017. ‘Jamiah Penduduk Teja Tuas Kepadatan Kalupaten/ Kota “ao19 20162017 "wenaudmy “Geer (iwa/iam?) a @) a) 4 s (9) m7 Paser 231.688 268.261 274.206 2,22 11.193, 24,5 Kutai .£ 735.016 752.091 2,32 26.349, a Kartanegara 630.897 735. 28,5 Beran 180.282 214.828 220.601 2,69 22.200 9,9 Kutai Barat 140.816 146.307 146.998 0,47 15.631 9,4 Kutai Timur 257.603 333.591 347.468 4,16 31.896 10,9 Penajam Paser 143.616 156.001 157.711 1,10 3.212 49,1 Mahakam Uin 25.102 -26.089 26.305 0,83 15315 1,7 Balikpapan, 560.781 625.968 636.012 1,60 561 1.133,7 ‘Samarinda 732.161 828.303 843.446 1,83 17 1.1764 Bontang 144.533 166.868 170.611 2,24 193 884,0 KALTIM 3.047.479 3.501.232 3.575.449 2,12 «127.267 28,1 ‘Sumber BPS (Kalimantan Timur Dalam Angka, 2018). Pola sebaran penduduk Kalimantan Timur menurut Iuas wilayah juga sangat timpang, sehingga menycbabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan penduduk yang mencolok antar dacrah, terutama antara wilayah kabupaten dengan kota. Wilayah Kabupaten dengan luas 98,84% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur dihuni oleh sekitar 53,40% dari total penduduk Kalimantan Timur. Sedangkan selebihnya, yaitu 46,60% menetap di kota yang luasnya hanya 1,16% dari luas wilayah Kalimantan Timur. Akibatnya kepadatan penduduk di kabupaten hanya berkisar 1- 47 jiwa/km?, sementara kepadatan penduduk di Kota Samarinda mencapai 1.176 jiwa/km?, Kota Balikpapan mencapai 1.134 jiwa/km*, dan Kota Bontang mencapai 884 jiwa/km? (Tabel 2.4). Berdasarkan jenis lapangan usaha, penduduk di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun sebelum 2013 sebagian besar bekerja atau memiliki kegiatan usaha di sektor pertanian. Namun sejak tahun 2015 hingga tahun 2017 telah terjadi pergeseran, kegiatan usaha bidang perdagangan, rumah makan dan hotel mulai dominan. Kemudian disusul oleh kegiatan usaha bidang jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan. Sedangkan bidang pertanian dalam arti luas hanya menduduki peringkat yang ketiga dan yang bekerja di sektor industri hanya sekitar 6,3% (Tabel 2.5). Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk Kalimantan Timur usia 15 tahun ke atas yang termasuk angkatan kerja pada tahun 2017 berjumlah 1.654.964 orang, dengan perinciantingkat pendidikan SD ke bawah berjumlah 463.759 orang, SLTP berjumlah 252.409 orang, SLTA berjumlah 656.932 orang, Diploma berjumlah 10 71.765 orang, dan Sarjana berjumlah 210.099 orang (Kalimatan Timur Dalam Angka, 2018). ‘Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Provinsi Kalimantan Timur, 2017 Jenis Kelamin Lapangen Pokerjaan Utama —yayiteyt fesmpana _Jummlah a a) @) @ eee one 257457 70991 328 448 2.Pertambangan dan Penggalian 122 187 3506 125 663 3.Industri Pengolahan 61721 34687 96 378 4.Listrik, Gas, dan Air 6 242 359 6601 S.Bangunan 77 896 5351 83 247 6.Perdagangan Besar, Eceran, Scie a coral nih 201443187 194 388 637 7-Angkutan, Pergudangan dan seaecer 75532-12841 88 373 8.Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah ... er cele 9.Jasa Kemasyarakatan, Sosial vase al 204591 152 154 356 745 Jumlah 2017 1060 971 1840675 2016 1.052 398 1.581239 ‘Sumber BPS (Kalimantan Timur Dalam Angka, 2018). Jumlah dan komposisi tenaga kerja selalu mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Tenaga kerja yang aktif secara ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah ukuran yang menggambarkan ratio jumlah penduduk yang digolongkan sebagai angkatan kerja terhadap total jumlah dalam satuan persen. Pada tahun 2017, angkatan kerja di Kalimantan Timur sebanyak 1.654.964 orang yang terdiri dari 1.540.675 orang yang bekerja dan 114.289 orang sisanya termasuk Pengangguran Terbuka (TP).TPAK Kalimantan Timur pada tahun 2017 sebesar 63,75% (Tabel 2.6), mengalami uu Penurunan sebesar 4,04% dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2016 yang mencapai 67,79%. Tabel 2.6. Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur. Tahun 2015 Tahun 2017 KABUPATEN/KOTA eae PAE eae )_TPAK a) @ 8) 4 o TPaser 121524 56,17 122162 62,15 2.Kutai Kartanegara 307 146 60,07 340.338 62,95 3.Berau 96269 66,07 102425 66,00 4.Kutai Barat 69506 66,89 69789 66,01 5.Kutai Timur 136056 59,89 165882 66,75 6.Penajam Paser Utara 69322 63,63 «68632 61,00 7.Mahakam Ulu 13793 76,31 14256 77,12 8.Kota Balikpapan 282671 62,50 298618 63,38 9.Kota Samarinda 364309 60,82 394.980 63,05 10.Kota Bontang 78895 68,84 77882 64,52 KALIMANTAN TIMUR 1539491* 62,39" 1654964 63,75 Catatan: *) Termasuk Kalimantan Utara ‘Sumber:BPS (Kalimantan Timur Dalam Angka, 2018), Berdasarkan perbedaan jenis kelamin, kondisi TPAK di Kalimantan Timur untuk lima tahun terakhir, menunjukkan bahwa TPAK laki-laki selalu lebih tinggi dibandingkan dengan TPAK perempuan. TPAK laki-laki pada tahun 2013 sebesar 84,81% dan TPAK perempuan sebesar 39,95%, pada tahun 2017 TPAK laki-laki sebesar 82,85% dan TPAK perempuan sebesar 42,33%. Berdasarkan data tersebut diketahui, TPAK laki-laki sedikit mengalami penurunan dan sebaliknya TPAK perempuan mengalami peningkatan pada tahun 2017 (Tabel 2.7). 12 ‘Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin di Provinsi Kalimantan Timur, 2017. ‘Jenis Kelamin Kegiatan Utama Taki-leki Perompuan Jumlah a @) 8) @ Angkatan Kerja 1136 893 518 071 1654 964 Bekerja 1060971 479 704 1540 675 Pengangguran Terbuka 75 922 38 367 114 289 Bukan Angkatan Kerja 235 260 705 768 941 028 Sekolah 133419 114037247 456 Mengurus Rumah Tangga 47529 564564 = 612093 Lainnya 54312 27 167 81479 Jumlah 1372153 1223839 2595992 TPAK 82,85 42,33 63,75 ‘Tingkat Pengangguran 6,68 TAL 6,91 Sumber: BPS Kalimantan Timur Dalam Angka, 2018). ‘Tingkat Pengangguran (TP) pada tahun 2017 di Kalimantan Timur sebesar 6,91%, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan TP tahun 2015 (7,50%) (Tabel 2.8) dan TP tahun 2013 (8,04%). Bila dibedakan menurut jenis kelamin, TP laki-laki selalu lebih rendah dibanding dengan TP perempuan. TP laki-laki tahun 2013 sebesar 7,38% dan TP perempuan sebesar 9,65%. 3. Aspek Infrastruktur 3.1, Kondisi dan Panjang Jalan Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Makin meningkatnya usaha pembangunan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan guna memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Pembangunan jalan di Kalimantan Timur dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan kewenangan pengelolaannya, yaitu berupa jalan Negara, jalan Provinsi, dan jalan Kabupaten/Kota. Panjang jalan di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2017 sepanjang 14.599,39 Km. Jika dipilah menurut wewenang pengelolaannya terdiri dari Jalan yang dikelola dibawah wewenang negara sepanjang 1.710,91 Km, 13 Tabel 2.8. Jumlah Pengangguran Terbuka (PT) dan Tingkat Pengangguran (TP) Menurut Kabupaten /Kota di Kalimantan Timur Tahun 2017. Tahun 2015 Tahun 2017 KABUPATEN/KOTA PT (Jiwa) TP (%) PT (Jiwa) TP (%) _ a @ 6) @ 6) 1.Paser 11013 9,06 6 764 5,54 2.Kutai Kartanegara (31397 10,22 19 473 5,72 3.Berau 5507 5,72 6607 645 4.Kutai Barat 8130 11,70 4100 5,87 5.Kutai Timur 6998 5,14 7641 461 6.Penajam Paser Utara 5045 7,28 3261 4,75 7.Mahakam Ulu 655, 4,75, 1290 9,05, 8.Kota Balikpapan 16823 5,95 31014 10,39 9.Kota Samarinda 20 442 5,61 24447 6,19 10,Kota Bontang 9524 12,07 9602 12,44 KALIMANTAN TIMUR 115 534* 7,50" 114 289 6,91 Catalan: 7) Termasuk Kalimantan Utara ‘Sumber:BPS (Kalimantan Timur Dalam Angka, 2016). Panjang Jalan (Km) Menurut Kabupaten/Kota dan Pemerintah yang Berwenang. ‘Tabel 2.9. Mengelolanya di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 Kabupaten/Kota ‘Pemerintah yang Berwenang Mengel Negara —_—Provinsi Jumiah Kabupaten 1. Paser 84,33 1.500 1089,52 2. Kutai Barat 408,07 1.005,19 2.962,03 3. Kutai Kartanegara 205,90 227,442 «193,03 -2.626,37 4. Kutai Timur 360,83 250,86 ©:1105,77 «177,46 5. Berau 203,01 187,78 1686,08 + 2.046,87 6. Penajam Paser Utara 132,10 102,88 1139,19 374,17 7. Mahakam Ulu = - 737,59 737,59 Kota 1. Balikpapan 121,69 4192 505,33 «668,94 2. Samarinda 52,38 102,80 881,30 1.036,48 3. Bontang 142,60 - 197,86 339,96 eerste! 1710,91 883,68 12004,80 14 599,39 2016 171090 1661,59 10 437,16 13 809,65 2015 149368 158868 15552,20 18 634,56 14 2014 1493,68 1596,38 8 995,22 12.085,28, 2013 1493,68 1596,39 4355,21 7 445,28 2012 1493,68 —1623,07 8 381,20 11 497,95 ‘Sumber.BPS (Kalimantan Timur Dalam Angka, 3016). dibawah wewenang Provinsi sepanjang 883,68 Km, dan dibawah wewenang sepanjang 12.004,80 Km (Tabel 2.9). Kondisi mantap jalan nasional sampai dengan bulan Desember 2017 mencapai 93,05%, nail bila dibandingkan tahun 2012 (86,78%) dan tahun 2011 (72,84%). Perkembangan jenis permukaan aspal dari tahun 2009 ‘sepanjang 1.289,08 Km atau 83,72% dan tahun 2010 sepanjang 1.743,59 Km atau 82,31%, tahun 2011 sepanjang 1.816,52 Km atau 85,76% sedangkan tahun 2012 ‘sepanjang 1.773,83 atau 83% (Kalimantan Timur dalam Angka, 2018). Perkembangan pembangunan jalan di Kalimantan Timur relatif lambat, dan pada lima tahun terakhir panjang jalan yang rusak dan rusak berat justru terus bertambah (Tabel 2.10). Kondisi demikian merupakan tantangan bagi rencana pengembangan industri di daerah ini dan harus menjadi _perhatian pemerintah.Karena kegiatan industri sangat memerlukan dukungan jalan yang dalam kondisi baik untuk menjamin kelancaran pengiriman barang dari dan ke kawasan atau sentra industri. ‘Tabel 2.10. Panjang Jalan (Km) Menurut Kondisi Jalan di Kalimantan Timur Tahun 2010-2017 a ‘Kondisi Jalan ‘Tahu Baik Sedang Rusak RusakBerat Jumlah 2010 170.585,44 31.461,15 _1.017,76 1.091,61 _204.053,96 2011 170.555,44 31.461,15 1.017,76 1,091,61 204.053,96 2012 170.555,44 31.461,15 1.017,76 1.091,61 204.053,96 2013 170.555,44 31 461,15 1.017,76 1,091,61 204.053,96 2014 6 .599,20-2.589,40 1.518,21 —1.366,96—12.073,77 2015 8.205,07 2.470,42 2.072,66 1.117,74 13.865,89 2016 4.869,15 3.434,25, 2.465,94 1.606,22 12.375,56 (2017* 426,16 29,85 (224,28 203,39 883,68 Sumber. BPS (alimantan Timur Dalam Angi, 2018) Berdasarkan data perkembangan panjang jalan dan kondisi jalan tersebut, tergambar bahwa biaya perawatan jalan di Kalimantan Timur sangat besar.Kondisi tersebut berkaitan dengan kondisi tanah dan topografi di Kalimantan Timur, serta kelas jalan yang dibangun tidak mendukung beban tonase kendaraan yang harus 15 melewatinya.Pembangunan jalan rigid sepertinya lebih cocok untuk kondisi alam di Kalimantan Timur, namun capaian pembangunannya masih sangat terbatas. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas akses jalan darat pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah membuat perencanaan pembangunan Jalan Tol Balikpapan - Samarinda dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum melalui Surat Keputusan Nomor 567/KPTS/M/2010 tanggal 10 November 2010 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional, dengan panjang 99,20 Km. Pada tahun 2011 telah dituntaskan pembangunan jalan akses dari Km 13 Balikpapan-Jalan Tol sepanjang 400 meter, pelaksanaan pembangunan jalan tol ini dibagi menjadi 5 segmen, sebagai berikut: a. SegmenI : Km 13 Balikpapan-Samboja b, Segmen It + Samboja-Palarani cc. Segmenil —: Samboja-Palaranll d. SegmenIV —: Palaran-JembatanMahkota II fe. Segmen V : Km 13-SepingganBalikpapan dengan progress pekerjaan telah mencapai 31,94 persen. Pembangunan jembatan di Kalimantan Timur untuk dua tahun terakhir dan untuk beberapa waktu mendatang difokuskan pada Jembatan Pulau Balang, merupakan bagian jalan lintas Kalimantan Poros Selatan yang menghubungkan antara Provinsi Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan. Progres pekerjaan bentang pendek sepanjang 470 m telah mencapai 65,18%, sementara untuk bentang panjang sepanjang 1.344 m telah dilakukan Review Desain Jembatan dengan penurunan clearance menjadi 27-30 m DPL. Selain itu, keberadaan Jembatan Pulau Balang sangat besar manfaatnya untuk menghubungkan dua kawasan industri yang telah ditetapkan di Kalimantan Timur, yaitu Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan dan Kawasan Industri Buluminung di Kabupaten Penajam Paser Utara. 3.2. Pelabuhan Pelabuhan merupakan infrastruktur penting dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.Pelabuhan utama di Kalimantan Timur berjumlah sepuluh, dua pelabuhan berada di Balikpapan (Tabel 2.11) satu di antanya merupakan pelabuhan direct call. Berdasarkan besarnya nilai ekspor Kalimantan Timur bila diamati dari pelabuhan muat, maka pelabuhan Samarinda merupakan pelabuhan terbesar untuk 16 mengekspor barang-barang Kalimantan Timur ke Luar negeri yakni pada tahun 2017 sebesar US$ 4,77 milyar atau 27,19 persen dari total nilai ekspor Kalimantan Timur. Sedangkan berdasarkan kegiatan impor, pelabuhan Balikpapan merupakan pelabuhan terbesar sebagai pintu masuk barang impor dari Iuar negeri yakni mencapai 72,09 persen dari total nilai impor Kalimantan Timur, atau senilai US$ 2,33 milyar dengan berat 5,36 juta ton. Tabel 2.11. Volume dan Nilai Ekspor Delapan Pelabuhan Utama Kalimantan Timur ‘Volume ‘Nilai FOB (Ribu US 8) ene 2016 2017 2016 2017 (a) Q) @) (4) (5) 1. Bontang 26.356.292, 27 23.080.484,46 4.095.652,70 4.478.886,20 2. Samarinda 81.452.357,04 82.563.211,46 3.523.299,55 4.768.540,71 3. Tanjung Bara, KL —_50.833.797,00 46.196.241,00 2.595.900,56 3.063.388,37 4. Tanjung Redep 28.984.664,68 33419 369,38 1.157.858,82 —_1.799.939,09 5. Balikpapan 14.192.920, 45 14.496.268,231.121.151,15 _1.618.107,45 6. Adang Bay 23.586.531,00 21.736.721,00 _832.872,59 _1.027.493,49 7. Senipah 1,308.371,70 881.309,01 406.748,20-440.473,71 8. Sangkulirang 2.364.864,50 6.840.779,00 -73.755,57 —-263.118,93 9. Lainnya 1,151.151,57__762.554,95__155.713,44__72.906,67 Jumiah 230.230.950,20 229 976 938,49 13.962.952,57 _17.532.854,62 ‘Sumber : BPS Kaltim, Kaltim Dalam Angka, 2018 Bila diamati dari golongan barang impor Kalimantan Timur sebagian besar adalah golongan barang Minyak & Gas, dimana dari tahun ke tahun impor migas selalu lebih besar dari non migas. Nilai impor untuk komoditi migas mencapai 74,42persen atau senilai US$ 2,40 milyar, sedangkan non migas sebesar 25,58 persen dengan nilai US$ 0,82 milyar. 3.3, Bandara Sektor perhubungan udara merupakan faktor dominan dalam melaksanakan mobilitas manusia dari suatu tempat ke tempat lain, dan merupakan sektor yang terkait erat dengan kegiatan pembangunan sektor industri dan pariwisata di Kalimantan Timur.Saat ini, transportasi melalui udara memegang peran sangat penting di Kalimantan Timur, terutama berhubungan dengan kegiatan pembangunan 17

You might also like