You are on page 1of 7
JKTI, Vol. 18, No. 2, Desember 2014 : 68-74 ISSN 0883-2788 Akroditas! No : S0/AUW/P2MI-LIPL062013, SIMULASI PROSES STERILISASI PADA GUDEG KALENG DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CED) STERILIZATION PROCESS SIMULATION ON GUDEG CANNED USING COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) Asep Nurhikmat”, Bandul Suratmo”, Nursigit Bintoro” dan Suharwadji” ° Kandidat doktor pada Jurusan Teknik Pertanian, Faults Teknologi Pertanian, Universitas Gadiah Mada °Fakultas Teknologi Pestanian, Universitas Gadjah Mada, JI. Flor, Bulsksunntr, Yogyakaria Pusat PenelitianFiska, Lembaga Inu Pengetahuan Indonesis, JI. Cista Sangkuriang, Bandung 40153 ‘E-mail: asep-nurhikmat@yahoo.com itera : 10x 2014, Revs: 20 Juni 2014, Disenhl 27a 2014 ABSTRAK ‘Telah dlakukan studi penggunaan computational fd mamie (CFD) pada proses sterllisasi gudeg kalengan. istertkan dengan beberspa variasi subu (111; 121 dan 131°C) dan beberapa waktu stilisasi (10; 20 dan 30 menit). Riwayat sub selama strilisasidirekam dengan dasa logget. under variation in temperature (Il; 121 and 131°C) and some time sterilization (10; 20 and 30 minutes). History temperature during sterilization was recorded with the data logger: Simulation studies used COMSOL program version ‘44. The simulation results obtained there was litle change point cold spots from gudeg canned caused composition of ‘gudeg canned have different phssical properties. Diffsvity ofeach constituent is gudeg 1,73 -O4 i's; chicken 9.219E 05 ms; tolo beans 1.98 E -04 mis: egy whites 2.34 B- 04 ms; and egg yolks 1.86 E - 04 ms. Comparison of predictions data with observed data quite well with the ‘regression coeficient0,96410 0,998. Keywords : Compusticnal uid dmanics, CED, sterilization ‘cing canned eure PENDAHULUAN Indonesia merupakan sebuah nogeri yang cukep Tas dan pendudukaya memiliki cara pandang yang berbeda, beragam dan Khas terhadap makanan tradisonal masing-masing daerabnys. Makanan tradisional_merupakan produk Kebudsyaan yang pemakaian resep atau proses pembustannya sell berkembang. Makanan tradisional tersebut merupakan ‘warisan budaya masa lampau yang dapat kita rasakan masa sekarang. Proses pengolahan tertentu. dan Pengguosss, rempab-empal asi meaghasilan ‘makanan tadisional dengan cita rasa yang Kees dan bevbeda antara satu dacrah dengan daerab lainnya, Kenikmatannya telah teruji dari generasi ke generasi ‘leh setap sukubangsa di Indonesia”, Gudeg adalah makanan tradisional khas ‘Yogyakarta berbshan bak nangka muda yang disjikan bersama-sama dengan daging ayam, telur,krecek kit dan arch. Kemasan gudeg biasanya menggunakan ‘besck bambu atau kendil tanah list sehingga masa simpannya singkat (I sampai 2 hari) schingga ‘pemasarannya terbatas. Supaya mass simpan menjadi Jama perio dilakukan pengembangen produk dengan ‘menggunakan teknologi yang lebih modern. Salah JKT, Vol. 16, No. 2, Desember 2014 : 68-74 satunya adalah teknologi pengalengan yang pada ‘tahapan prosesnya menggunakan panas untuk sterilisasi. ‘Kemajuan terbars pada produisipangan adalah penggunsan Computational Fluid Dynamics (CED). (CED untuk dinamika fuida sudah mulei tahun 1960-an sejakadanya perangkat computet”, Pendekatan dengan rmenggunaken CFD pada industri makanan memberikan ‘wawasan bara dan pemahaman tentang dissin peralatan ‘untuk menunjang kualitas dan Keamanan produk ‘makanan®, Hal ini akan mengurangi jmlah percobaan . Variasiperlakuan 121°C pada 20 menit ¢. Variasi perlakuan 131°C pada 30 menit ‘Gambar 4, Visualisasi hasilsimlasi COMSOL sua gudeg, ‘pada perlskuan yang berbeda, n Pada Cambar 4 tethat semakin tinggi subu dan Jama waka striisast tert ‘warn Boban dalam teleng semakin gelap. Sern tik i dalam sats kemstan yang dpenasan tik beads pada ik yang sama. Dacrah pemanasan terdingindisebut tk dngin Ma cold spot sunt kemasan, Tk dingin merupakan daerat yang saga suka untuk disterlan, Pada pinda Danas socara Konda tik terdnginberada pada ite tengah geomet Kaleng sumbu vetkal™. Gumbar 4a tmemperiatan bahwa perpindabanpanas menu te ting berubeh ear tlur agian puthnya, Hal ii . Riayat suhu sampel pada 121°C selama 20 menit. «: Rivayat su sampel pada 151°C selama 30 menit. (Gambar 6, Keosikan subu gudeg pada beberapa vatiasi perlakuan Gambar 6a memperibatkan pada_perlakuan 111°C pada 10 menit subu yang dapat di capai oleh bahan adalah 99,6°C begia juga untuk waktu strilsasi 20 dan 30 meni; pada perlakusn 121°C pada 20 subu ‘yang dapat dicapai oleh bahan adalah 112°C (Gamber 66) dan pada perakuan 131°C pada 30 meni sub yang apat dicapai oleh bahan adalah 128,1°C (Gambar 6c) Suh yang dicapai bahan pada perialuan ini terlala tinggi sehingga bahan banyak menerima panas, bal ini ‘mengakibatkan baban akan teialu matang atau over cooking. Pada perakuan 111°C dengan waktu sterlsasi ‘scp Nurhmes DIK 10, 20 dan 30 menit belum cukup untuk mensteritkan ‘makanan, begitu juga perlakuan 121°C selama 10 menit. Hasil simulasi yang merupakan data prediksi

You might also like