You are on page 1of 28
Kompres hangat untuk mata mara {infeksi) 1, REFRAKSI ‘A. Mlopia Definisi : Gangguan refraksi yang ditandal dengan ketidakmampuan mata tuntuk melihat jarak jauh, namun penglihatan jarak dekat masih jelas, diakibatkan oleh berbagai kondis yang menyebabkan bayangan benda jatuh, didepan retina Hix : suka memicingkan mata, duduk di depan Kelas, prestasi belajar / kemampuan bekerja Etiolog! f kecembungan kornea -> abnormalitas kongenital kornea (ex. Keratoconus/globus) gangqunenambomea Indeks bias Axial ine (ex. makroftalmia). Normal = 21-23 mm _ A ‘ Zz j 3 “ig J NORMAL VISION rovaiite ieee conasee, Nanoftalmia = mata kecil tanpa kelainan structural, mikroftalmia = mata kecil dan mengalami kelainan struktural Ukuran Kornea normal = 11-13 mm. Kecil = mikrokornea, besar megalokornea padecaskora lorcet Klasifikasi: Berdasarkan progresifitasnya : Stagnan > tetap - Progresif (maligna) > bertambah Berdasarkan berat gejalanya : +Levior <-3D~Ringan -Moderat 3.25 D s/d-6 D~Sedang -Gravior = >-6 D~ Berat; >-9 D ~ sangat berat Berdasarkan onset usia nya : + Kongenital > sejak lahir, Onset anak > <20 tahun, Onset awal dewasa > 20-40 tahun, Onset dewasa > >40 tahun, ‘Tx: Bedah > Lasix (u/ gravior) atau smile walpoce @UNote sees 2019, Duknspad Scanned by CamScanner 1 oncat Konservatif > Kacamata lensa sferis negatif (-) yang paling rendah (terlemah) yang menghasilkan tajam penglihatan terbaik > tujuannya untuk mencegah Astenopia (mata Lelah) Contoh : -1 = 4/6 =1,5 = 6/6 > ukuran yang dipitin, -2 =6/6 Komplikasi : - Miopia tinggi > risiko Ablasio retina, strabismus (konvergen / divergen) B. Hipermetropia Definisi : Gangguan refraksi yang ditandai dengan ketidakmampuan mata untuk melihat jarak jauh dan jarak dekat, diakibatkan oleh berbagai Kondisi ‘yang menyebabkan bayangan benda jatuh di belakang retina, Hix : mata cepat lelah saat membaca (karena berakomodas| secara terus menerus}, suka memicingkan mata, ogi :y kecembungan kornes sects Axial line (ex. mikroftalmia) eis ( } = —_ NORMAL CORRECTED VISION HYPERMETROPIA —HyPERMETROPIA tasiiasi: JenijensHipermetropla 1) absolt :Hipermetropie dengan akomodas tering] sauna 1) ratuttast: Akomodasi mata yang bisa dkoreks|—_{~ sxcoreox ¢) Manifest: Mipermetropa tanpa akomodas (tertngs 4) Latent: Akomodi! lesa yang dikoreksi harus 2 et i tperogts ane staradasl cat: Tanpa siktopegi-> Hipermetrop pertama 6/6 = absolut, yang paling Terai 6/6* manifest Jarakeantaranya= Fakta tas wonservatit > Kacamata lenea sferis Konveks positif (+) yang Pitng tnagt(erkuat) yang merghasikan tajam pengiatan terbaik > ewan ‘kLOPEGK us 1P eoruote series 201, 0'ukmpes Scanned by CamScanner tujuannya untuk mencegah Astenopia (mata Lelah) karena berakomodasi ‘terus-menerus dan gangguan dalam membaca Contoh: -1 = 4/6 1,5 = 6/6 ukuran yang dipilih +2 26/6 Refraksi Pemeriksaan visus :- Subjektif Snellen chart) + Objektif(refraktometri) Anak (retinoskop) Pin hole test -> untuk membedakan gangguan refraksi dengan organic ‘*visus membaik > gangguan refraksi svisus tidak membaik > gangguan organic (ex : katarak, macular disease) ()Anisometropia : Definisi : Perbedoan kekuatan refraksi mata kanan & mata kiri > 3 Dioptr Contoh : 00-10, 08-0 Tx: kacamata iselkonia Komnplikas : Strabismus divergenik sole nn (2)Antimetropia :/Anisometrop grade 3 Nan Definisi: Perbedaan tanda antara mata kanan & mata kiri Contoh : 00-20, 05 +20 ‘Tx: kacamata isetkonia (3)Anisekonia Definisi: Perbedaan persepst ukuran antara mata kanan & mata kit ‘Tx: kacamata iselkonia {4)Ambliopia (mata malas) Hx : koreksi mata tidak pernah mencapai 6/6, riw.anak mengalami kelainan refraks! namun lama tidak dikoreksi Etiolog!: Kelainan kongenital,anisometop, strabismus ‘Tx : Patch occluder (untuk biasakan melinat menggunakan mate yang sakit) (C. Astigmat Daf: Gargguon rts yang dtandsl ga dengan perbedean tutus Koren seston With the rule = Vertikal > transversal ey Againts the rule = Transversal > Vertikal ot he pneerar iar actrees dekat maupun jauh, objek tampak 7. oe berbayang ww Px: Hafal Rumus | M2, Taisen mpd (ore bes-2,¢3.9 Compound Mop Zz Astigmat (bayangan bends 22nya jatuh e titik di depan cetina) ‘+ Tanda Beda tapl Angka Sama > Simple (ikut tanda sferis) (bayangan bbenda ada yang jatuh di depan/belakang retina, ada yang jatuh tepat diretina) Ex:$-2, C429 Simple Miop Astigmat $42 Simple Hipermetrop 5-2 Simple Miop * Tanda dan angka Beda > Lebih besarsferis dar sllinder = compound ikut tanda sferis. Lebih besar angka slinder dari sferi Ex:S-4, C43 > Compound miop Astigmat S~3,C+4> Mix Astigmat x Visus : Sederhana ->|papan placido pinhole garis Tx :lensa kontak, kacamata Komplikasi : Ambliopia D. Presbiop Dein dengan peningkatan usia Px : Lihat usia (Hafalkan t): Usia (tahun) -405/d 44 7455/6.49 =505/d 54 +555/d 59 =>60 Px Visus : Kartu Jagger / American Standard enyakit degeneratif akibat daya akomodasi lensa yang berkurang, (9v/Note series 2039, Pukmppd Scanned by CamScanner ‘Tx: Kacamata baca. Jika punya juga kelainan refraksi > Bifokal {©c: Lakilaki usia SO tahun, hasil koreksi visus sebagai berikut : os s-1 Bifocal Lens Resep kacamata : ODSS~1@S+1 Umur 50 = S + 2 presblop, Karena mempunyai miop hasilnya = +1 2. PALPEBRA ‘a. Hordeolum Etiologi : Staphylococcus aureus Klasifikasi Zi { H. Eksterna > kel Moll & Zeis > menonjol keluar, batas tegas, nyeri (+) H. interna > kel.meibom > menonjol kedalam, batas tidak jelas, nyeri (+) |) Kompres hangat > 3-4 kali/hari selaria +10 menit 2) Antibiotik topikal > kloramfenikol tetes / tetrasiklin salep 3) Bila dengan pengobatan diatas, hordeolum tidak kempes > operasi ~ Insis| horizontal > kel.moll & zeis = insisi vertikal > kelmeibom Blefaritis Anterior Klasifikasi: 1. Tipe skuamous (seborolk / non ulseratif) Px: ada skuama seperti ketombe, warna kuning dan berminyak 2. Tipe ulseratif Px : ada luka (ulkus) berwarna merah, bulu mata rontok, ada krusta yang bila dilepas mudah berdarah Bieta sess aT a Komplikasi : Keratitis ‘Tx: 1) Kompres hangat (untuk bersinkan krusta / skuama) 2) Antibiotik topikal > ex: kloramfenikol untuk Blepharitis Ulseratif. 108 | Page {20/Note serie 2018, ukmond Scanned by CamScanner «.Kalaon = Defi: pradargangranuomacus pads (Mme ice metom tins ordedum nema ang lama Pi pada keer mebom bene ( nel) adagranuome ‘Tx: insisi & kuretase (enuklease) Thompres hana, in) sreroid intralesi 4. Entropion > 167 inssi hurt Definisi : kondisi yang ditandai dengan palpebra dan bulu mata yang terlipat ke dalam 4 Klasifikast: 1, Tipe spastik > hanya palpebra inferior P2"= 2, Tipe involusional > biasa pada orangtua 3. Tipe sikatriks > akibat kontraktur, misalnya pada luka bakar Tx: Potong palpebra (rekonstruksi) fe. Triklasis: sais ra Definisi: kondisi yang ditandai dengan bulu mata yang terlipat ke dalam ‘Tx: cabut bulu mats (epilasi) f. Districhiasis sais Definisi : adanye bulu mata tambshan pada kelopak mata yang bisa menekuk kea rah bola mata Tx: cabut bulu mata (epiles!) & Epicantus Definisi : kondisi yang ditandai dengan tidak adanya lipatan palpebra / lipatan palpebra minimal Epikantus adalah lipatan vertikal kulit diatas kantus medial, Lipatan kult seringkali cukup besar untuk menutupi bagian sklera nasal dan menyebabkan “pseudoesotropia” Seringkali mengenai anak-anak dari ras Asia Bilateral uolPace Dapat sembuh sendiri dengan pertambahan usia Scanned by CamScanner A. Ectropion Definist: kondisi yang ditandal dengan palpebra dan ves * bbulu mata yang terlipat ke luar = ‘Te: Rekonstruks! palpebra ptosis k Defns sketidaenampuan membuka mata Etolgl : kelainan Nil (m, levator palpera), mis: pada palen Horner Syndrome x: ukurdlameter ptosis (alpeba superior atuh menutup >2mm bagan superior Tx: pembedahan J. Lagottalmes Denis: etdakmampuan menutup mata Etiologt:keleinan NV (movies acl Komplicas|: Keratis Exposure Te: "Farmakoterapl : Artif tears (ex: cendo ters), antbote topia, kortkosterod ora Tx: Simblefaroktomi k. Simblefaron + sa Definisi : adhesi konjungitva % bulbi dengan palpebra ; we Ankiloblefaron be Definisi: adhesi margo palpebra superior dan margo palpebra inferior Tu: Eksisi separasi 50/7 o¢ (@0 Note cris 2019, 0'ukmppd Scanned by CamScanner 'm, Laserasi Palpebra Definisi: iuka robek pada kelopak mata akibat trauma tumpul/tajam. ‘Tx: Terapl awal > debridement + bebat tekan ++ AB + Suntik TT (ka perl). Rujuk ke Sp.M m1 1. Dry Eye [Keratokonjungtivtis sea) , mebom Gland Disfunstion Definisi + konds!Keringnya permukaan kornes & ayer. onjungtiva akibat berkurangnya fungsi air (9 mata Etiologi : disfungs! glandula melbom yang berguna untuk menghasilkan komponen lipid pada air mata, dengan berkurangnya produksi lipid maka alr mata cepat ‘menguap > mata kering -> meibom gland disfunction ita terasa kering, perih, sekret (-), mata berair dan merah L@0r wot seis 2018, D'skmpps Scanned by CamScanner Px {Tes Schirmer (u/ menial produls! alr mate : kertas lakmus dlselipkan pada Kelopak mata selama 5 menit Interpretasi Normal: 1415 mm = Ringan :9-13 mm Normal >10mn ~Sedang:4—8 mm =Berat :< 4mm ‘Tx: Artificial tears > R/ Cendo lyteers > [methyl selulosa ©. Xanthelasma Definist : deposit sel lemak pada palpebra i Xanthelaems Sindrom homer ‘Miosis ‘Anhidrosis Gangguan pada simpatis Tx: R/ diet rendah lemak 3. KELENJAR AIR MATA a. Dakriosistitis Definisi : infeksi pada saccus ductus nasolakrimalis Etiolog! : Staphylococcus aureus Px : bengkak di daerah ductus lakrimal (di antara hidung dan kantus medial), nyeri, hiperemi, nyerin tekan daerah nasal Klasifikasi: Akut : konjungtivitis (+) , durasi < 4 minggu Kronik : konjungtivitis (-) , hanya ada epifora, durasi > 4 minggu gx: Ane! test (untuk Uji patensi saluran lakrimal) (+) saluran lakrimal paten (bagus) -> terasa asin di tenggorokan ()obstruksi saluran > tidak terasa asin ‘Tes regurgitasi (+) > menekan saccus lacrimalis -> ada secret yang keluar ‘Tx 1) Antibiotik : topikal {ex.kloramfenikel > u/ mengurangi bengkakl, oral (ex : amoxicilin) kompres dingin 2) Pembedahan-> Dakriorinostomi Komplikasi: fistula sakus larimalis asz| Pace 20"Note series 2039, D'ukmood Scanned by CamScanner 'b, Dakrioadenitis Definisi:infeks! pads glandula lecrimalis Etlologi virus (ex. Mumps) Px + bengkak di daerah temporal dari mata, jp {gambaran $ shape pada kelopak mata ‘Tx: Farmakologi : Antinyeri i ‘Non-farmakolog! : korres hangat. /2=5%5° ¢. Dakriostenosis Definisi: penyumbatan / obstrukst pada ductus nasolakrimalis, Px: anel test (-), tidak ada tanda radang 4, KONJUNGTIVA p. Konjungtivitis Definisi: infeksi pada konjungtiva Px : injeksi konjungtiva, sekret (+), Klasifikast 1) Konjungtivitis Bakteri Etiologi : Staphylococcus, Streptococcus, N. Gonorrhea (K. Gonokokal) Chlamydia trachomatis (trakoma) \ Px: sekret mukopurulen > melengket pada mata dan palpebra, terutama pagi hari K, gonokokal > ada pseudomembran (bila dilepas tidak mudah berdarah), ada kemosis berat ta merah, dan tidak ada penurunan ‘Trakoma > infekst klamidia > Papil follkel + badan inklusi > Buta ‘Te: Antibiot toplkal (ex. Kloramfenikol) , kortikosteroid topikal Komplikasi-> trakoma > scaring dan trikiasis asatpoce (eo Not sel 2018, O'ekr ppd Scanned by CamScanner rion 00 mt esieamstia, Sop edvenlin ba vols Saar Srna a lain pons le) emoplmgimeisand 020% 262, 2) Konjungtivtis Viral Px: sekretjernih, banyak, tidak gatal, ada folikel, mudah menular Tx: R/ simptomatik karena self limiting disease (sembuh sendiri) 3) Konjungtivitis Alergi Px :sekret car, gatal, ada papil-papil kecl Pada konjungtivtis vernal -> cobble stone (giant papil) di palpebra superior, trantas dot (sebukan eosinophil) berupa bintik kuning pada lienbus, ‘Tx Farmakologi { Antihistamin topikal + immunomodulator (mast cel! stablizer, ex:na chromoglikat) indari pajanan alergen 4. Hematom Subkonjungtiva Definisi : pecahnya pembuluh dareh sub konjungtiva Etiologi: trauma, spontaneous, riw.HT, koagulopati farna merah homogen batas tegas pada konjungtiva, isus tidak menurun ‘Tx: R/[simptomatik ex: artificial tear (hilang sencil , direabsorpsi dalam 7: 21 hari) Kompres hangat Bila ada gangguan visus -> RUJUK! bs 154] Page @0"Note series 2018, 'ukmppd Scanned by CamScanner Pterygium Definisi : pertumbuhan jaringan fibrovascular pada konjungtiva bulb ‘meliputi limbus hingge kornea Etiologi: paparan sinar UV, faktor cuaca, polusl, -> mutase limbal stem yang ‘menghambat pertumbuhan konjungtva ke limbus Klasifikast : Berdasarkan derajatnya Grade 1 - sampai limbus pap Oo > tpi imbus) r 3.Grade 3 > sampai pupil (> 2mm dari : ) tepilimbus) . | 4.Grade 4 > lewati pupil 4 x :jaringan fibrovaskular bentuk segitiga, apex ke arah kornea, bisa uni/bilateral, >> pada sisi nasal Tes Sonde > (-) Sonde tidak tembus~ pterygium... ) Sonde tembus > pseudopterygium ~ karna infiamas| + Non farmakolog! : hindar pajanan sinar UV (pakal opi, kacamata = Farmakologi : simtomatik (ex. Artificial tears > mata terase kering, KS topikal > radang (+) -Beddoh {ektipaltia sudah menggongguvsus).lenis2 operas: bare sclera, simple closure, sling aps, rotational fap, konjungtival rah amon membran xantelasma = plpebra 5. Pinguekula See Defi : deposit st koniunativa al Etlologl: proses degeneratt E a Hi : mata terasa kerng, senses! bends asin, tidaenyer [PR nodulKekuningan pada Konjunativa Bull dengan apex menjauhi korea, stasioner 7: esis pinguekula a ‘t Benda asing konjungtiva ‘Vx: [analgesic topikal]+ ekstraksi korpal (cotton bud / jarum 23 F (oleskan povidone iodine paca tempat bekas korpal) +|antibioti topikal 2-3 hari alpebra Ticeks 1581 Pee (@0Hote eres 2019, ehmppd Scanned by CamScanner 5S. SKLERA Episkleritis Definisi : peradangan pada jaringan episklera Weri mata saat digerakkan & ditekan, iw. gout, psoriasis, Klasifikasl tie simple, tipe nodular Px : mata merah di sisi temporal, Tes feiletin 2% > (+) pucat (warna |_merah memudar/menghilang) OPS VescKonKS| OT bi Skleritis Definisi : peradangan pada jaringan sklera hx: nyeri mata walaupun dalam kondisitidak bergerak & tidak ditekan, rw. RA/ autoimun Klasifikasi : 1, Skleritis anterior tipe difusa, nodosa, nekrotifikan) 2. Skleritis posterior Px: Tipe difusa : benjolan difus, batas tidak (agas Tipe nodosa : benjolan warna merah keunguan Tipe nekrotifikan : kekeruhan, tampak seperti bayangan hitam Tes fenilefin 2% > () ‘Tx: Kortikosteroid Feathing aoe 6. KORNEA a. Keratitis Definist: infeksi pada jaringan kornea Hx: trias keratitis: blefarospasme, nyerl, hiperlakrimasi Px:- Fluoresence test. tka (+) > defek kornea/ulkus 156]? ape (20 Note series 2019, O'krpd Scanned by CamScanner Slit lamp (Gold standard) Kasifkasi: 1) Kerattis Baktert He srw, terkena benda mati (sepert! kay) bw peaksilensa kontak rc sekretpurulen bk Peal "Tx : Antibiot topical tanpa kortikosterold (ex. polygran). Kortikosteroid dapat menghambat reepitelisasi - nee 2) Keratitis Viral Px: reflex kornea \), sensitivitas kornea | sekret serous Tes fluorescence ~> melihat bentuk lesi Herpes simplex : esi dendritic, geografis, pungtata,disciform Herpes zoster ; Jesi punctate, nummular, microdendiitic/ Pseudodendrtic, disciform Pewarnaan giemsa-> sel datia langhans “Tx: antiviral topikal (ex. Acyclovir 3% eye drops) 3) Keratitis Jamur| eclioanchen Hx: riw. terkena benda hidup / tumbuhan (seperti padi rive pakai KS topikal lesi satelit (+), nyeri (¥), feather finger | like, Pem. KOH (+) Filamentous > Aspersilus Non filament > Candida Albicans ‘Tx: Antijamur topikal (ex. Natamycin eye drop 5%) asrie (@0'Note series 2019, 'ukmppd Raper a acts Scanned by CamScanner 4) Keratitis Acanthamoeba Hix: riw. berenang, rw. pakallensa kontak xc: nyert (+4, ring shaped lesion ‘Tx: amoebisida (ex. PHMB (polyhexa-methylene-biguanide) Komplikasi : Ulkus kornea - bila lesi sudah mencapai lapisan stroma -> sikatriks: Jens sikatrks nebula (ringan) > hanya tampak lewat sit lamp ‘macula (sedang) -> tampak dengan fluorescence test = leukoma (bert) > tampak dengan kasat mata b. Perforasi Kornea Etiologt : trauma mekanik (tajam/tumpul) Pesce Klasifikast N 1. Close globe injury - Definisi : uka yang tidak mencapai seluruh A 4 lapisan dinding mata {kornea / sklera), tapi ‘menimbulkan cedera intraokuler (kontusio, laserasi lamellar) 2. Open globe injury Definist : luka yang mencapai seluruh tapisan dinding mata (kornea dan/atau sklera), (ruptur, laserasi) Px: Seidel test Fluorescence (+) > tipe open globe injury += Fluorescence (-| > tipe close globe injury ‘Tx: R/awal: - Farmakoterapi : analgesic, sedasi, antimual, antibiotic (via intravena) + Non faarmakoterapi : serifowler position, eye shield R/ lanjut > RUIUK | Trauma Kimia Klasifika 4. Trauma asam Etiologi: ex. Air aki, asam sulfat, HCL, zat pemutih, Px: nekrosis koagulatif -> kornea mengeras (keruh) 2. Trauma Basa Px: nekrosislikuefakta (saponifikasi + dehidrasi sel) kornea mencair > bisa mencapai retina (@0rNore series 2018, verses Scanned by CamScanner 30 menit sampai dg PH mata normal 7.3 ‘Tx: -iigasi mata > NaCl 2L > 30 menit , double eversi bola mata, cebridemen ~ farmakoterapi : analgesic topikal (ex: pantocain), antibiotic topikel, kortikosteroid, siklopegik R/lanjut > RUJUK 4d. Xeroftalmia Definis|: kerusakan jaringan kornea akibat defisiensi vit A Klasifikasi: berdasarkan derajatnya Xn : night blindness (rabun senja) Xa : keratomalacia (ulkus <1/3 lap.kornea) Xia : sclerosis konjungtiva X3b : keratomalacia (ulkus >1/3 aunius sing lap.kornea) Xb : bitot spot (bintik hitam di kornea) Xf: fibrosis kornea X2: sclerosis kornes Xs : skar kornes Tx: Vitamin A (Dosis :} ‘i2bulan = 200.000 IU (1 tab’ merah) Hari 1 & 2-> Ax selama 2hari Bisa ditambahkan hari ke 14 2aterstomaace Diberikan pada bulan februari dan agustus Pemberta : Corpus Alienum Kornea Tx: Kontraindikasi untuk di ekstraksilangsung ‘Segera rujuk ke Sp.M I 7. BILIK MATA DEPAN Glaukorna Definisi : neuropati optik yang ditandai dengan defek lapang pandang. ireversibel, penggaungan n.optik,dengan atau tanpa peningkatan TIO. 1s9|P260 (@0/Note seres 2019 0'ukmpps Scanned by CamScanner Patofisiologi : ketidakseimbangan antara produksi dan pembuangan Humour Aquos Klasifikast: Berdasarkan penyebabnya 1, Primer > idiopatik 2. Sekunder > ada penyakit mendasarnya ‘Glaukoma fakomerfik (pada katarak immature) ~Glaukoma fakolitk (pada katarak hipermatur} Glaukoma neovascular / rubeois iridis (pada DM) 3. Kongenital > pada bayl (Bufthalmos / Cow's eyes > corneal enlargement, skiera tampak kebiruan) Berdasarkan sudut MD ‘Onset Akut ‘Akut, kronik Hx Mata merah, visus 1 tiba- | Buta, tunnel vision (lapang pandang tiba, nyeriorbita (+), mual, | seperti terowongan), bila berjalan muntsh, nyeriKepala —__ seting menabrak sesuatu Px COAdangkal COA dalam Patof Ada sinekia (periekatan) Ada sumbatan pada trabecular yang menghambat aliran | meshwork (darah, sel radang) ‘aquos humour Tk Iridektomi, tabektomi | trabektomi Px: 4, Tekanan intraokular(nilal normal TIO -> 11-21 mmHg) ‘> Objektif : kontak {tonometer schiote), non-kontak (udara / Pneumotonometry} > Subjektif: metode palpasi *T10 normal dan terjadi glaucoma = Normotension Glaukoma 2. Defek Lapangan Pandang > Tes Konfrontasi; kampimeter / perimeter > tujuannya untuk mencari daerah retina yang mati eo Nore series 2039, uma Scanned by CamScanner | | af 3, Gonioskopi > untuk melihat sudut BMC (terbuka / tertutup) > Menghitung CDR (cup-disc ratio) ~ normalnya ¢ 1/3 nes (Gauconsous evcnn 1. Carbonic anhydrase inhibitor ‘Mekanisme kerja : menurunkan produks! HA melalui inhibis! enzim karbonik anhidrase Dosis & Sediaan : Acetozolamide 500 mg oral (1 kali) -> tatalaksana awal pada fase akut, lanjut 4x250 mg oral/hari 2, B-blocker ‘Mekanisme kerja : 1 sekresi HA melalui stimulast reseptor beta pada procstiars Dosis & Sediaan : Timolol maleat 0,5% eye drop (2 kall/ hari) 3. Protaglandin synthetic ‘Mekanisme kerja : meningkatkan penyerapan HA melaluljalur uveal- sceral Dosis & Sediaan : Latanoprost 0.005% eye drop > 1 kali / hari Pada Glaukoma > tidak boleh sama sekali penggungan Sikloplegik sere. @vrNote serie 2019, O'skemppd Scanned by CamScanner Penyakit lain terkait glaucoma 4. Hipertensi okuli > TIO > 21 mmlig, tanpa ada bukti defeklapang pandang ‘maupun penggaungan nervus optic 2. Normotension glaucoma -> defek lapang pandane (+), cupping N.optk (+), TIO normal b. Hifema_pecahnya pembuluh daal Definist: akumulasi darah di dalam bilik mata depan Klasifikas!: Berdasarkan derajatnya : | ee | T 6@:2 Soret. | -sedrest-> poss! semifower(setengah duduk 15-60") wy | Stade 182-9 observasis trap konservatif antiglaukoma (timolol), | eal Bi smewcumiree | Sikloplegik (jika tidak ada tanda | radang) Grade 3 & 4 > RUIUK ke Sp.M untuk | DB sitetacemsem | aspiasthitema | kompttas!: korea blood staining > sangauanvsus menetap Px: T10, Us¢ mata | rade 3 & 4 ->Glavk 8. IRIS / UVEA a. Uveitis Antetior/ iridosikitis Hx: mata merah, fotofobia, visus | Px: kornea udem, injeks! sll, pupil miosis / ireguler, ris nodul (Koeppe, Busacca),hfema, hipopion Pm. Sit Lamp -> cell flare -> sel-sel radang yang melayang pada BMD > Efek tyndall > cahaya berpantulan karena banyaknya sel radang 1821 (@ornote series 2018, D'ukmepd Scanned by CamScanner > Keratic presipitat (mutton fat bodies) warna bijau di endotel komea a ‘Tx: 1. Steroid topikal > u/ L inflamasi 2, Siklopegik (Sulfas atropine) -> mengistiahatkan pupil, mencegah sinekia Komplikasi : Sinekia (anterior > perlekatan iis ke kornea; posterior > iris kelensa) . Uveitis Posterior > Koroiditis = Penurunian visus + Patch choroiditis Eicket ‘+ Endoftalmitis (segmen anterior + corpus skang vitreous + koroid + retina) Hx: visus 4, mata merah, pandangan keruh, tiv. operasi katarak (eksogen), Nyeri mata ‘tapimasih dapat digeratdan Klasifikasi: Akut <6 minggu, kronik >6 minggu Endogen = bakteri menyebar melalu pembuluh darah, Eksogen = dari luar contoh rv op. katarak Px: USG Mata Tw: -Farmakoterapi :Injeksi antibiotk intraokuler (ex: vancomycin), KS, antiglaucoma, siklopegik - Non-farmakoterapi eviseras!(tinggalkan sklera,n. opti, dinding bola mata, otot orbita) * Panoftalmitis (segmen anterior + segmen posterior +corpus vitreous sklera+otot NES bola mata) Hx + mata merah, visus J, nyeri orbita, [iia gerakan mata terbatas PuUsGmate SOF, | Tx: Enuklease ‘sisakan saraf ralpsee (eo Nte series 2018, O'0hmppd Scanned by CamScanner angket kulit dan sar Retinoblastoma: (cat's eyes) > grade 2: R/ eksenterasi Inidodialists > terlepasnya iis sebagian -> Iridoplegt (pupil ireguler) 9. LENSA Er em eaa Katarak L Ktasfkasi: Berdasarkan onset 1. Kongental > <1 tahun i Etilog: nfeks rubela antenatal i Px: reflex merah abnormal, leukorea Komplikasi: amblyopia 2.tuverile> (> tabun) 3. Senile (050 tahun) > >> nuclear > nearsghter / 2% sight stadium 1. Insipien bisa melhat pelangi,penglnatan agak kabur (kekerunan rings) 2. Immmatur ~> [shadow test (2), Kekeruhan sebagian lens) kompliasi glaucoma fakomorfk/ suduttertutup tax fanaa 3, Matur [shadow test (-]]kekerufion seluruf lens visus sangatturun (1/300) {reflex fundus P01 WRK 4. Hipermatur ->[shadow test pseudo ()/komplikas: glaucoma fakoitic (sudutterbuka}, idoskitis (ense menca),katarak morgagni (Us seluruh hortekssehingga nucleus lens jotuh) ar ay Berdasarkan penyebab 1. Sekunder ior : Komplikata > DM (>> subcapsular posterior - penglinatan di malam hari >» balk dibandingkan siang hari), stereld, post.op (kapsul posterior)) 16410 eoner Scanned by CamScanner 2. Teaumatik C= 3 Akibat trauma > rudapaksa pede lens > kekeruhan lensa bentuk seperti bintang, (stellate / rosette shaped) Px : menilai kekeruhan lensa > sistem LOCS, { biometrilensa ie Tx: - SICS (small incision cataract surgery) > lesi minimal (jar sikatrik kurang) = Fakolemulsifikas! + OL > kekurangan = risiko endoftalmitis Edukasi > menggunakan eye shield post op b. Dislokasi Lensa Definist : kondis! dimana lensa kristalina bergeser/berubah posisi dari kedudukan normalnya akibat dari rupturnya zonula zinii sebagai pemegangnya, yang dapat terjadi secara total (luksasi) maupun ruptur sebagian (subluksasi / tremolans lens / fakodenesis). : iw. trauma, herediter (sindrom marfan} 10. RETINA a, Ablasio Retina Definist :terlepasnya fotoreseptor dari sel epitel pigmen retine (RPE) Hx: iw. miop tiga, penelihatan seperti tertutup tri, melayang (floaters), Ilatan eahaya, tidak ayer Klasfkasi: 1. Rhegmatogen (primer > miop ting, trauma) 2. Non-rhegmatogen (sekunder -> DM, iw post op) a. eksudat > infeks! ex koroiditis b. traksi> SM, perdarahan ‘unduskopi, OCT (ocular coherence tomography -> gold standard) 165 [P25 (eo Note cee 2019, 0's Scanned by CamScanner Gambaran horseshoe, lattice degeneration > rhegmatogen ‘Tx:- Rhegmatogen > foto koagulasi (laser + scleral buckling vitrektori) Traksi > vitrektoni - Eksudatif > kausatit b. Buta (2) Central Retinal Artery Occlusion (RAO) Hx : riw, amaurosis fugax (buta tiba-tiba), riw. penyakitjantung, tidak nyerl Px : retina berwarna merah (chery red spot), segmentasi pemb.darah retina (cattle tracking appareance). (2) Central Retinal Vein Occlusion (CRVO) Hx + rw. amaurosis fugax (buta tiba-tiba), riw. penyakit jantung, tidak veri Px: flame-shaped app, Splash tomato, (2) Retinitis Pigmentosa Hix : ri, buta dari keluarga (autosom), buts perlahan-lahan, nyctalopia (buta di malam hari) Px:: deposit pigmen (bone spicule formation) WY Meee (4) Neuritis optik Hx: buta a bilateral, riv.keturunan ( inyer! saat digerakkan, faktor rsiko : rokok, alkchol, def.B12, dan obat etambutol x : papiltis > edema papil ml (defek lapang, pandang bilateral), neuritis retrobulbar (patient sees nothing, doctor sees nothing) ‘Edom bisa juga ada Peningkatan TIK ‘Komplikasl : Atrofi papil > papil seperti mutiara (6) Age Related Macular Degeneration Hx: pada orang tua -> proses degenerative pada makula s65 | Pane (90/Note series 2018, 0 enna Scanned by CamScanner Klasifikast : 1. Non eksudatif (dry) Px: scotoma parasentral, J sensitivitas terhadap kontras TesvitG &,B karoten 2, Eksudatif (wet) Px : drusens sign (pada macula banyak bintik kuning-> ceksudat), scotoma sentral (buta di tengah lap.pandang) x : anti VEGF Bio on ia ete ue jopati diabetik Karena lost off perist iw. DM, visus secara perlahan Klasifikasi : Proliferative (POR) dan non-proliferatif (NPDR) Px : Funduskopi :, Gold Standar : OCT {°° PDR ada pembulun darah baru (neovaskularisasi) > pemb.darah baru sifatnya rapuh > mudah perdarahan -> NVD (discuss), NVE (elsewhere) NPDR > pre-proliferative lesion ~ (herd exudate, soft exudate (cotton wool spot, flame hemorrhage} , mikroaneurism (blood dot) POR dni = Belum ada perdarahan, Lanjut = sudah ada perdarahan PDR -> pembuluh darah rapuh = Loss Of Pericytes Derajat: 1. Mild (ringan ) > ada hard exudate atau microaneurism 2. Moderate (sedang) -> ada hard exudat + microaneurism 3. Severe (berat) > 4 kuadran microaneurism + 2 venous beading, IRMA Tx: RY awal--> anti-VEGF Kontrol :| Mild = Per9 bulen PDR > fotocoagulation dokter Moderate per 6 buisn NPOR ~ grid fotocoagulation pacts Peat bila, Very severe = per bulan 67 | Pace {@orWote series 2018, 'ukmppd Scanned by CamScanner 4, Retinopatihipertensi Definisi: kelainan pembuluh darah dan retina akbat peningkatan tekanan derah Hx: visusturun peciahan, rw. hipertens Px: Kelainan pemb.retina berupa = Crossing AV = penyempitan umum/setemat = sclerosis = percabangan tajom Pada funduskopl, dapat ditemukan gambaran + AV crossing (ater vena berslangan) > A (normal diameter A AV nicking Silver wire (pemb. Darah taped pst dar sclerosis ate + Cooper wire (pemb.darah kasong) Tx: injeksi anti VEGF, kontrol hipertensi Komplikas: perderahan vitreous, ablasio retina traksional ea 11, OTOTBOLA MATA Rumus > RUG (m.rectus lateral > N.VI (abdusens) / OS4 (m.obliqus superior NalV (throctear) > Selebihaya Nl (occulomotorius) sec nanan an a. Strabismus Hx: diplopia (monokuler > saat 1 mata ditutup = Pada Fria; binokuler > saat 2 mata melihat = pada Tropia) 168 1P ane G0 Wee series 2018, 'vkmppe Scanned by CamScanner Klasifikas!: 1, Tropia > strabismus nampak 2. Fora > strabismus tidak tampak (laten) 3. Eso > ke arah medial / ke hidung 4, Ekso > ke ara lateral / ke arah luar 5. Hiper > ke atas 6. Hipo > ke bawah 4. Tes Coversuncover > Untuk mendeteks! foria, dan untuk ‘membedakannya dengan tropia 2, Tes Hirchberg > untuk lhat sudut strabismus = Menilaijatuhnya cahaya pada kornea ‘Tx: konservatif atau pembedahan b. Buta Prinsip dasar : Retina kanan akan menerima bayangan dari sist kir, dan sebaliknya, Qn e us9|Pace (90 Note series 2039, Cubed Scanned by CamScanner Keterangan Gambar: 1) Lesi> nervus optik dekstra Kelainan > Anopsia dextra 3) Les > chiasma optikum Kelainan > Hemianopsia bitemporal / heteronemous hemianopsia (ex tumor hipofiss) 4) Traktus Optikus dextra Kelainan > Hemianopsia homonym 7) Korteks / lobus occipital Hemianopsia homonym + macular sparing 42, PUPIL Kelainan pada nervus : Gambar Pupil anisokor ~ les di mesencephalon/ herniasi uncal Pin point > lest di pons RAPO (relative afferent pupillary defect) (Marcus gunn pupil) > lesi pada jaras aferen (n.optik) Bagaimana Pupil menjad miosis ? ‘dinger-Westphal cleus of CN Hi Pretectal nucleus —, fea } ; ont Opti cS om a J) \ tye Ciliary gangion a SS Right 7 shor cary Constictor Serves rmoscle of pupl Berkas cahaya masuk > ditangkap oleh Null (aras aferen / sensorik) > ‘masuk ke mata yang sama dan maa sebelahnya oleh Nill Uaras efferent / ‘motorik) > pupil miosis, (20 Hete sertes 2019, 0 vkenprd Scanned by CamScanner Contoh kelainai 'N.I'kiri aferen RCL (+) RCL RCTL(-) RCTi (+) Null ir eferen Ray aL RCTL G+) RTL) N. Ul aferen & N. Ill kiri| RCL (+) ReL() eferen RCTL() Rome) “RCL (reflex cahaya langsung) “RTL (reflex cahaya tidak langsung) ailrage ‘aovnote series 2019, 0'ukmppd Scanned by CamScanner

You might also like