You are on page 1of 128

AGROPOLITAN

MINAPOLITAN &
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

4
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian

Sambutan
Direktur Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum

Salam sejahtera, Program ini


diharapkan
Guna mewujudkan komitmen Pemerintah untuk melaksanakan
pemerataan pembangunan dan penyeimbangan pembangunan desa-kota,
dapat menjadi
maka pada tahun 2002 Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian campur
Pekerjaan Umum bersama Kementerian Pertanian mengembangkan tangan positif
Kawasan Perdesaan. Program ini dimaksudkan untuk mendorong pemerintah
pertumbuhan ekonomi dan percepatan pengembangan wilayah yang
berbasis pada potensi lokal dan pemberdayaan masyarakat, yang pada
dalam
gilirannya, upaya tersebut akan berujung pada peningkatan kesejahteraan memanfaatkan,
dan taraf hidup masyarakat. mengelola,
sekaligus
Dalam pengembangan kawasan perdesaan melalui pengadaan
melestarikan
infrastruktur penunjang ekonomi yang memadai, Ditjen Cipta Karya telah
melibatkan masyarakat setempat dalam mengembangkan dan mengelola potensi dan
potensi daerahnya. Dengan demikian, kawasan ini mampu menjadikan kekayaan alam
kegiatan utama masyarakatnya sebagai sektor penggerak perekonomian perdesaan
lokal dan regional.
Indonesia demi
Seiring dengan berkembangnya ragam konsepsi penyelenggaraan
terwujudnya
pembangunan perdesaan maka, pada tahun 2011 program pengembangan kesejahteraan
kawasan perdesaan ini menjadi kawasan pusat pertumbuhan yang dan
didalamnya mencakup Kawasan Agropolitan dan Minapolitan. kemakmuran
Integrasi yang kuat antar kelembagaan dan masyarakat pada
bangsa.
pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan telah membuahkan
hasil dan membawa perubahan bagi kawasan zona inti (pusat
pertumbuhan) maupun desa-desa hinterland. Program ini diharapkan
dapat menjadi campur tangan positif pemerintah dalam memanfaatkan,
mengelola, sekaligus melestarikan potensi dan kekayaan alam perdesaan
Indonesia demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Jakarta, September 2012

Budi Yuwono P.

5
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

6
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian

Kata Pengantar
Direktur
Pengembangan Permukiman
Direktorat Jenderal Cipta Karya

Salam sejahtera,
Pengadaan
Sejak efektif dilaksanakan pada tahun 2002, pengembangan Kawasan
infrastruktur
Agropolitan dan Minapolitan telah berhasil memfasilitasi tak kurang
dari 382 kawasan, baik kawasan baru maupun lanjutan. Pengembangan ditujukan bagi
dilaksanakan melalui penyediaan infrastruktur desa yang memadai dan peningkatan
mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan produktivitas.
wilayah. Pengadaan infrastruktur juga ditujukan bagi peningkatan
pengolahan.
produktivitas, pengolahan, serta pemasaran hasil pertanian/perikanan.
serta pemasaran
Pengembangan kawasan Agropolitan/Minapolitan dirasakan begitu hasil pertanian/
penting, mengingat pengembangannya yang memanfaatkan dan perikanan.
mengusung konsep sesuai dengan keunikan, keunggulan, dan keandalan
lokal. Dengan demikian, pemerataan pembangunan dapat ditingkatkan
serta menjamin kelangsungan perkembangan kawasan sehingga memiliki
keunggulan yang berdaya saing.

Dengan sinergi harmonis antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,


masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait, diharapkan mampu
mendukung pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan
yang utuh dan terintegrasi. Dengan demikian, hasil pembangunan dapat
menyentuh seluruh lapisan masyarakat dan membawa masyarakat kepada
kesejahteraan serta kehidupan yang lebih baik.

Jakarta, September 2012

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
Amwazi Idrus

7
DAFTAR ISI
• Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya
5
• Kata Pengantar Direktur Pengembangan Permukiman
7
• Daftar Isi
8
1 Pendahuluan
9
2 Menata Infrastruktur Agropolitan bagi Masa Depan
- Konsep Kawasan Agropolitan 17
- Mekanisme Pengembangan Kawasan Agropolitan
- Dukungan Infrastruktur Kawasan Agropolitan
• Peningkatan Produktivitas Hasil Pertanian/Perikanan
• Pengolahan Hasil Pertanian/Perikanan
- Kinerja Dukungan Infrastruktur Kawasan Agropolitan
- Sudut Pandang
- Kata Mereka

3 Di Balik Cakrawala Biru Indonesia


47
- Konsep Kawasan Minapolitan
- Mekanisme Pengembangan Kawasan Minapolitan
- Dukungan Infrastruktur Kawasan Minapolitan
• Peningkatan Produktivitas Hasil Perikanan
• Pengolahan Hasil Perikanan
- Kinerja Dukungan Infrastruktur Kawasan Minapolitan
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

- Sudut Pandang
- Kata Mereka

4 Penutup
75

8
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

9
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
PENDAHULUAN
Nangroe Aceh
7 Kawasan Agropolitan Kalimantan Timur
2 Kawasan Minapolitan 7 Kawasan Agropolitan
BANDA ACEH
Sumatera Utara 1 Kawasan Minapolitan
14 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan Kalimantan Tengah
10 Kawasan Agropolitan
Riau
10 Kawasan Agropolitan
MEDAN Kalimantan Barat
2 Kawasan Minapolitan
13 Kawasan Agropolitan
Kep. Riau 1 Kawasan Minapolitan
4 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan
Jambi
7 Kawasan Agropolitan
TANJUNGPINANG
PEKANBARU
2 Kawasan Minapolitan PONTIANAK

Bangka Belitung SAMARINDA


7 Kawasan Agropolitan
PADANG
2 Kawasan Minapolitan
Sumatera Barat
13 Kawasan Agropolitan JAMBI Kalimantan Selatan
1 Kawasan Minapolitan
PANGKALPINANG
6 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan PALANGKARAYA
PALEMBANG

Sumatera Selatan BANJARMASIN


Bengkulu BENGKULU 12 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan Bali
8 Kawasan Agropolitan
8 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan Jawa Barat
1 Kawasan Minapolitan
19 Kawasan Agropolitan
BANDARLAMPUNG 3 Kawasan Minapolitan
Lampung JAKARTA
Jawa Tengah
10 Kawasan Agropolitan SERANG 14 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan BANDUNG 2 Kawasan Minapolitan
Banten SEMARANG
10 Kawasan Agropolitan SURABAYA
YOGYAKARTA
2 Kawasan Minapolitan
DI Yogyakarta MATARAM
10 Kawasan Agropolitan
Jawa Timur
Kawasan
DENPASAR
1 Kawasan Minapolitan
22 Kawasan Agropolitan

Agropolitan dan Minapolitan 3 Kawasan Minapolitan


Nusa Tenggara Barat
TA 2002-2011 10 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan

Terbentang sepanjang
Konsep Kawasan : 3.977 mil di antara
Agropolitan dan Minapolitan Samudera Indonesia
Tahun Anggaran 2002-2011 dan Samudera Pasifik
Wilayah Cakupan: dengan ribuan pulau
32 Provinsi
yang tersebar dari
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

324 Kawasan Agropolitan


48 Kawasan Minapolitan Sabang sampai Merauke,
menjadikan Indonesia
sebuah negara dengan
potensi dan kekayaan
alam yang berlimpah.

10
Gorontalo
7 Kawasan Agropolitan
1 Kawasan Minapolitan

Sulawesi Utara
15 Kawasan Agropolitan
4 Kawasan Minapolitan
Maluku Utara
7 Kawasan Agropolitan

MANADO Papua Barat


4 Kawasan Agropolitan
TERNATE 1 Kawasan Minapolitan

GORONTALO
Sulawesi Tengah
PALU 9 Kawasan Agropolitan MANOKWARI
2 Kawasan Minapolitan

MAMUJU JAYAPURA

Sulawesi Barat
4 Kawasan Agropolitan AMBON

1 Kawasan Minapolitan

KENDARI
Maluku
8 Kawasan Agropolitan
MAKASSAR
Sulawesi Tenggara
7 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan

Sulawesi Selatan
14 Kawasan Agropolitan
3 Kawasan Minapolitan
Papua
5 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan
Nusa Tenggara Timur
KUPANG 7 Kawasan Agropolitan
2 Kawasan Minapolitan

Kekayaan ini pun menjadi hak setiap anak menyentuh sampai ke daerah perdesaan, ter­
bangsa untuk dikelola dan dimanfaatkan sebaik pencil, pelosok, hingga kawasan perbatasan.
mungkin demi mewujudkan kesejahteraan
bang­sa. Tentunya, dengan tidak melupakan Namun, dalam pelaksanaannya, pembangun­
kewajiban untuk menjaga, memelihara, dan an lebih difokuskan pada wilayah perkotaan.
me­lestarikan kekayaan alam negeri ini. Pembangunan berjalan demikian pesat di se­
jumlah kota dan menjadikan kota tersebut se­ Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
Pembangunan di seluruh sektor kehidupan bagai pusat pertumbuhan ekonomi, sosial, dan
merupakan salah satu upaya pemanfaatan budaya. Kota-kota tersebut seakan tak pernah
potensi dan kekayaan alam Indonesia yang henti untuk bersolek sehingga memancarkan
hasilnya, diharapkan, dapat dinikmati oleh pesonanya. Di sisi lain, wilayah perdesaan tetap
setiap masyarakat Indonesia secara merata. tampil dalam kesederhanaannya, bahkan dalam
Untuk itu, pembangunan semestinya dapat keterbatasannya.
dilaksanakan secara merata di seluruh penjuru
negeri ini sehingga pembangunan dapat Ketidakberhasilan dalam pemerataan pem­

11
ba­­­­­­ngun­an ini, tentu saja, menimbulkan ke­ 65 juta dolar AS1). Sementara, lemahnya
sen­ jangan antara wilayah perkotaan dan sistem pemasaran, terbatasnya pemahaman
perdesaan. Hal inilah yang memicu terjadinya dan kemampuan petani, rendahnya kualitas
percepatan urbanisasi di Indonesia hingga lingkungan dan permukiman di perdesaan, kian
sampai pada tingkat urbanisasi yang tidak menyulitkan produktivitas pertanian.
terkendali. Berdasarkan Data Survei Penduduk
Antarsensus laju urbanisasi di Indonesia me­ Tidak jauh berbeda dengan kawasan pertanian,
ningkat dari 37,5% di tahun 1995 menjadi 40,5% kawasan pesisir dengan mayoritas penduduk
di tahun 1998. Akibat percepatan urbanisasi, bergantung pada sektor perikanan belum dapat
sektor pertanian menjadi terdesak sehingga mengolah dan memanfaatkan potensi dan ke­
menurunkan produktivitas pertanian. kayaan laut Indonesia secara maksimal. Hal ini
diakibatkan pembangunan yang masih terfokus
Penurunan produktivitas ini tampak dari di wilayah daratan sehingga potensi perairan
nilai produk-produk pertanian yang diimpor Indonesia masih dikesampingkan.
Indonesia demi memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Pada tahun 2000, Indonesia harus Sementara itu, jumlah penduduk Indonesia
mengimpor kedelai sebanyak 1.277.685 ton terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun
senilai 275 juta dolar AS, sayur-mayur senilai 2035, diperkirakan populasi penduduk tumbuh
62 juta dolar AS, dan buah-buahan senilai hingga 2 kali dari jumlah saat ini. Seiring ber­

Jalan poros desa


Gumukrejo,
Desa Tanjungsari,
Banyudono,
Kabupaten Boyolali
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

12 1.2)
Yudhohusodo. Siswono. Laporan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia. 2002.
tambahnya jumlah penduduk, tingkat pen­ Permukiman melaksanakan pro­ gram-program
di­
dikan dan kesejahteraan masyarakat juga pengembangan perdesaan po­ tensial. Salah
meningkat sehingga terjadi peningkatan satunya adalah program yang bertujuan untuk
kon­­sumsi per kapita untuk beragam jenis ba­ mengembangkan potensi lo­ kal sebagai roda
han pangan. Maka, dalam waktu 35 tahun pertumbuhan ekonomi di ka­wasan perdesaan,
mendatang, kebutuhan akan kesediaan ba­ yaitu pengembangan Ka­wasan Agropolitan dan
han pangan Indonesia meningkat lebih dari Minapolitan.
2 kali jumlah kebutuhan saat ini2). Hal ini me­
munculkan kerisauan akan terjadinya kondisi Kawasan Agropolitan/Minapolitan yang dikem­
“rawan pangan” di masa yang akan datang. bang­kan merupakan bagian dari potensi wila­
yah kabupaten. Pengembangan kawasan mela­
Pengembangan Kawasan Agropolitan/ lui penguatan sentra-sentra produksi perta­ni­an/
Minapolitan perikanan yang berbasis potensi lokal. De­ngan
Berangkat dari kondisi-kondisi tersebut, Peme­ demikian, Kawasan Agropolitan/Mina­ politan
rintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum– mam­ pu memainkan peran sebagai ka­ wasan
dalam hal ini Direktorat Jenderal (Ditjen) pertumbuhan ekonomi yang berdaya kom­pe­
Cipta Karya ingin mewujudkan pemerataan tensi interregional maupun intraregional.
pembangunan dengan mengembangkan
kawa­san perdesaan, termasuk perdesaan Selain itu, pengembangan juga berorientasi
yang berada di daerah pesisir. Ditjen Cipta pada kekuatan pasar yang dilaksanakan melalui
Karya melalui Direktorat Pengembangan pemberdayaan usaha budidaya dan kegiatan

Skema Tata Ruang


Kawasan Agro/Minapolitan

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Sumber : Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan. Kimpraswil 2000


13
agribisnis/minabisnis hulu sampai dengan hilir. politan/minapolitan dengan sentra-sentra
Pengembangan kawasan ini diharapkan dapat pro­ duksi pertanian/perikanan. Pola inter­aksi
memberikan kemudahan sistem agribisnis/ ini, nantinya, akan memberikan nilai tam­bah
minabisnis yang utuh dan terintegrasi dengan pro­ duksi agropolitan/minapolitan sehingga
penyediaan infrastruktur (sarana dan pra­sa­ra­ da­­pat memacu pembangunan per­desaan; me­
na) seperti peningkatan jalan lingkungan poros ningkatkan produktivitas dan kua­ litas per­
ta­
desa, peningkatan jalan usaha tani, Stasiun nian/perikanan; meningkatkan pen­dapatan dan
Terminal Agribisnis (STA), peningkatan pasar kesejahteraan masyarakat di daerah hinterland;
ikan dan pembangunan lainnya yang memadai mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi
dan mendukung pengem­ bangan agribisnis/ daerah; yang pada akhirnya akan menekan laju
minabisnis. urbanisasi.

Program ini juga mengembangkan sistem Peran penting dari pengembangan Kawasan
kele­mbagaan dan sistem keterkaitan desa- Agropolitan/Minapolitan ini adalah kawasan
kota (urban-rural linkage) untuk mendukung dan sektor yang dikembangkan sesuai dengan
pe­ngembangan Kawasan Agropolitan/Mina­ keunikan lokal. Sektor berbasis aktivitas
po­lit­
an. Sistem keterkaitan tersebut ber­
tu­ masyarakat pun mampu meningkatkan pe­
ju­
an untuk mengembangkan interaksi yang me­r­a­taan. Sedangkan, kelangsungan pe­
saling menguntungkan antara pusat agro­ ngem­­­ bangan kawasan dan sektor lebih me­

Pencapaian Kawasan Agropolitan dan Minapolitan 2002-2011

Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Baru 8 27 18 37 58 47 81 56 11 38

Lanjutan 8 35 52 49 84 77 48 45 32

Selesai 1 41 64 118 228 286 312

Total 8 35 53 90 148 195 276 332 342 382

400 382
332 342
11 38
350 45 32
276 56

300
48
81
250 195

200 47
148
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian

77 286 312
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

150 228
58
90
84
100
53 37
49 118
35
50 18
8 52 64
27 35 41
8 8 1
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Baru Lanjutan Selesai

14
mi­
liki kepastian karena sektor yang dipilih pemerintah, yang juga berperan seba­gai
mempunyai keunggulan kompetitif dan kom­ fasilitator. Sedangkan, masyarakat ditem­
paratif dibandingkan sektor lainnya. patkan sebagai pelaksana utama da­ lam
pelaksanaan pengembangan Kawasan Ag­
Untuk dapat melangsungkan program pe­ ro­politan/Minapolitan.
ngembangan Kawasan Agropolitan/Mina­ po­ • Pembiayaan program yang, pada dasarnya,
litan, dilakukan penyusunan atas strategi pe­ dilakukan oleh masyarakat–dalam hal ini
ngembangan yang mencakup beberapa hal petani/nelayan, penyedia agro/mina, pe­
berikut: ngelola hasil, pemasar, dan penye­dia jasa.
• Penyusunan masterplan pengembangan Dana stimultans yang difasilitasi pe­ me­
Kawasan Agropolitan/minapolitan oleh rintah bertujuan untuk membiayai pra­
Pe­merintah Daerah dan masyarakat yang sarana dan sarana yang bersifat publik dan
akan menjadi acuan bagi setiap wilayah/ strategis.
provinsi. Masterplan disusun berdasarkan • Usulan indikasi program/kegiatan di kawa­
jangka waktu tertentu dan mencakup san agro/minapolitan harus dimasukkan
rencana-rencana sarana dan prasarana. da­­lam Rencana Program In­ves­tasi Jang­ka
• Penetapan lokasi Agropolitan/Minapolitan Menengah (RPIJM) Kabupaten.
yang diusulkan oleh Kabupaten kepada
Pemerintah Provinsi. Usulan harus dida­ Pengembangan Kawasan Agropolitan/Mina­
hului dengan identifikasi potensi dan po­­litan oleh Direktorat Pengembangan Permu­
masalah untuk mengetahui kondisi dan kiman ini telah berlangsung sejak tahun 2002.
potensi lokasi, antara lain sumber daya Sampai dengan tahun 2011, telah terbangun
alam, sumber daya manusia, kelembagaan, 382 Kawasan Agropolitan/Minapolitan di se­
dan iklim usaha. jumlah desa hinterland di Indonesia. Selama 10
• Sosialisasi program pengembangan Kawas­ tahun pelaksanaan pengembangan Kawasan
an Agropolitan/Minapolitan yang di­lak­sa­ Agropolitan/Minapolitan, seringkali men­dapati
nakan seluruh stakeholder terkait di tingkat berbagai kendala. Kendala yang di­ ha­
dapi
pusat maupun daerah sehingga lebih ter­ tersebut menjadi hal-hal yang patut dicermati
Kawasan agropolitan
padu dan terintegrasi. dan menjadi tantangan tersendiri pada pe­ Desa Wasiat, Ngombol,
• Pendampingan pelaksanaan program oleh ngembangan kawasan-kawasan ber­ikutnya. Purworejo

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

15
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

16
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
17
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
MENATA INFRASTRUKTUR
AGROPOLITAN
BAGI MASA DEPAN
Menata Infrastruktur
Agropolitan
Bagi Masa Depan
Pembangunan di kawasan
Konsep Kawasan : perkotaan yang demikian
Agropolitan pesat telah menjadikan
Kawasan Agropolitan TA 2002-2011 : kawasan ini memiliki laju
32 Provinsi,
324 kawasan pertumbuhan ekonomi yang
Potensi Unggulan : tinggi. Begitu pula, dengan
Beras organik, kelapa, sayur, mayur, setiap aspek kehidupan
buah-buahan, hewan ternak.
sosial di dalamnya yang
Dukungan Infrastruktur :
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian

juga berkembang dengan


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Peningkatan jalan poros desa, jalan usaha tani,


irigasi, kios, STA, packing house sangat baik.

18
Jalan poros desa di
kawasan agropolitan
Payakumbuh,
Sumatera Barat

Hal ini memunculkan kesenjangan antara lurus dengan kebutuhan pangan masyarakat
kawasan perkotaan dan perdesaan yang pada Indonesia. Dalam kurun waktu 35 tahun men­­
akhirnya, mengakibatkan peningkatan laju ur­ datang, kebutuhan pangan masyarakat di­
ban­isasi. per­­
kirakan akan meningkat lebih dari dua
kali lipat kebutuhan pangan saat ini (Siswono
Percepatan laju urbanisasi berakibat pula pada Yudohusodo. 2002). Dengan demikian, penurunan
terdesaknya sektor pertanian yang berujung produktivitas pertanian dikhawatirkan dapat
pada penurunan produktivitas pertanian. Hal menimbulkan kondisi rawan pangan di masa
tersebut ditandai dengan semakin tingginya mendatang.
konversi lahan pertanian menjadi kawasan Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
perkotaan. Akibatnya, Indonesia harus menda­ Namun, penurunan produktivitas pertanian
tangkan produk-produk pertanian dari luar tidak hanya semata-mata disebabkan terde­sak­
negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan nya sektor pertanian akibat konversi lahan dan
dalam negeri. percepatan urbanisasi. Melainkan, juga dipicu
oleh produktivitas dan pemasaran per­ tanian
Sementara itu, populasi penduduk yang se­ma­ yang masih rendah, budaya petani lokal yang
kin meningkat diperkirakan mencapai angka cenderung subsisten, serta kelembagaan dan
se­kitar 400 juta jiwa di tahun 2035, berbanding lingkungan permukiman yang tidak kondusif.

19
Berkaca pada kondisi tersebut, diperlukan upa­
ya-upaya pengembangan kawasan perdesaan
yang mencakup segala aspek kehidupan de­
ngan memanfaatkan seluruh potensi sumber
daya yang dimiliki perdesaan. Sebagai sebuah
negara yang memiliki berbagai produk ung­
gulan di setiap daerahnya, pengembangan
ekonomi Indonesia hendaknya berorientasi
pada pembangunan agribisnis yang berbasis
pertanian. Maka, pengembangan Kawasan
Agropolitan pun menjadi alternatif solusi
pembangunan kawasan perdesaan. Kawasan
Agropolitan memungkinkan pembangunan
dengan tetap berbasis pada sektor pertanian
sebagai sumber pertumbuhan ekonomi desa
yang dipadukan dengan pembangunan sektor
industri melalui pengembangan prasarana dan
sarana layaknya perkotaan yang disesuaikan
dengan lingkungan perdesaan.

Dengan kata lain, pengembangan Kawasan


Agropolitan merupakan penguatan sentra-
sentra produk pertanian yang berbasiskan
pada kekuatan internal sehingga perdesaan
menjadi kawasan yang memiliki pertumbuhan
ekonomi dan daya kompetensi, baik secara infrastruktur perdesaan, yaitu berupa prasarana
interregional maupun intraregional. Oleh ka­ dan sarana yang memadai dan mendukung
re­na itu, keberhasilan pembangunan Kawasan pengembangan sistem dan usaha agribisnis,
Agropolitan membutuhkan komitmen dan di­
harapkan dapat memberikan manfaat bagi
tanggung jawab dari segenap aparatur peme­ pembangunan Kawasan Agropolitan, khusus­
rintah, swasta, maupun masyarakat. Dengan nya masyarakat perdesaan.
demikian, pembangunan kawasan ini dapat
berlangsung secara terintegrasi, terarah, efektif, Konsep Kawasan Agropolitan
dan efisien sehingga tercipta keterpaduan Secara harafiah. istilah Agropolitan berasal dari
dengan pembangunan sektor lainnya dan kata Agro yang berarti ‘pertanian’ dan Polis/Po­
pembangunan yang berwawasan lingkungan. lit­an yang berarti ‘kota’. Dalam buku Pedoman
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Umum Pengembangan Kawasan Agroplitan


Pengembangan Kawasan Agropolitan pun & Pedoman Program Rintisan Pengembangan
men­­jadi salah satu program pengembangan Kawasan Agropolitan yang diterbitkan oleh
per­mukiman perdesaan yang dilaksanakan Kementerian Pertanian, Agropolitan didefi­nisi­
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui kan sebagai kota pertanian yang tumbuh dan
Di­rektorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat berkembang karena berjalannya sistem dan
Pe­ngembangan Permukiman. Dengan program usaha agribisnis sehingga mampu melayani,
yang terfokus pada penyediaan dan kemajuan mendorong, menarik, serta menghela kegiatan

20
pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah Adapun konsep Agropolitan merupakan kon­ Kawasan Agropolitan
Ngombol, Purworejo
sekitarnya. Buku tersebut juga mendefinisikan sep yang dikenalkan Friedman dan Douglas
Kawasan Agropolitan sebagai sistem fungsional (1975). Konsep ini ditawarkan atas pengalaman
desa-desa yang ditunjukkan dari adanya hirarki kegagalan pengembangan sektor industri yang
keruangan desa yang ditandai dengan ke­be­ terjadi dialami negara-negara berkembang di
radaan pusat agropolitan dan desa-desa di Asia. Kegagalan tersebut mengakibatkan ter­
sekitarnya sehingga terbentuklah Kawasan ja­­dinya hyper ubanization, pembangunan ha­
Agropolitan. nya terjadi di beberapa kota saja, tingkat pe­-
ng­ angguran dan setengah penggangguran
Definisi Kawasan Agropolitan pun telah ter­mak­ yang tinggi, kemiskinan akibat pendapatan
tub dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 yang tidak merata, terjadinya kekurangan bahan
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
tentang Penataan Ruang yang menyebutkan pangan, penurunan kesejahteraan masyarakat
Kawasan Agropolitan sebagai kawasan yang desa, serta ketergantungan kepada dunia luar.
ter­diri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi Friedman mengungkapkan konsep agropolitan
per­tanian dan pengelolaan sumber daya alam sebagai distrik-distrik agropolitan yang meru­
tertentu yang ditunjukkan oleh adanya ke­ter­ pakan kawasan pertanian perdesaan dengan
kaitan fungsional dan hirarki keruangan satuan ke­padatan penduduk rata-rata 200 jiwa/km2.
sistem permukiman dan agrobisnis.

21
Kawasan Agropolitan
Serang, Banten

Distrik agropolitan terdiri atas kota-kota tani Agropolitan atau Pusat Pertumbuhan), dan
berpenduduk 10.000–25.000 jiwa. Luas wila­ Orde Ketiga (Pusat Satuan Kawasan Pertanian).
yahnya dibatasi dengan radius sejauh 5–10 km Setiap orde berfungsi sebagai simpul jasa ko­
sehingga menghasilkan jumlah penduduk total leksi dan distribusi dengan skala yang be­
antara 50.000–150.000 jiwa yang mayori­ tas ragam dan berjenjang (hirarki) serta pusat pe­
be­kerja di sektor pertanian. Konsep Friedman layanan permukiman. Antarsimpul tersebut
ti­dak membedakan secara spesifik antara per­ disambungkan oleh jaringan transportasi yang
ta­nian modern ataupun konvensional dan me­ sesuai. Orde Pertama dan Kedua dipisahkan
nyebutkan setiap distrik sebagai satuan tunggal oleh jarak sekitar 35–60 km. sesuai dengan
yang terintegrasi. kondisi gegografis wilayah. Sedangkan, Orde
Kedua dan Ketiga terletak dalam satu distrik
Definisi Friedman di atas menggunakan be­ agropolitan yang berjarak sekitar 15–35 km satu
sar­
an penduduk dan luasan wilayah sebagai sama lainnya.
ukuran. Maka. dapat disimpulkan bahwa suatu
distrik Agropolitan setara dengan 1 Wilayah Menurut definisi yang ada, Agropolitan atau Ko­
Pengembangan Parsial (WPP) permukiman ta Pertanian dapat merupakan Kota Menengah,
trans­­
migrasi jika dilihat dari besaran pendu­ Kota Kecil, Kota Kecamatan, Kota Perdesaan,
duknya. Sedangkan. jika dilihat dari luasan atau Kota Nagari yang berfungsi sebagai pu­
wilayahnya yang berkisar pada 100–250 km2 sat pertumbuhan ekonomi. Sebagai pusat
atau 10.000–25.000 ha. ukurannya dapat lebih pertumbuhan, Kota Pertanian ini pun mampu
kecil dari luasan 1 WPP. Apabila dilihat secara mendorong pertumbuhan pembangunan per­
administratif, besaran penduduk dan luasan de­saan dan desa-desa di wilayah sekitarnya
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

wilayah tersebut setara dengan luasan wilayah (hinterland) melalui pengembangan berbagai
kecamatan yang berpenduduk sampai dengan sektor, mulai dari pertanian, industri kecil, jasa
25.000 jiwa dan sudah dapat berfungsi sebagai pelayanan, hingga pariwisata.
suatu simpul jasa distribusi.
Pengembangan Kawasan Agropolitan bertuju­
Sementara, berdasarkan strukturnya, Kawasan an untuk meningkatkan pendapatan dan ke­
Agropolitan dibedakan atas Orde Pertama se­
jahteraan masyarakat melalui percepatan
(Kota Tani Utama), Orde Kedua (Pusat Distrik pe­­ngem­bangan wilayah dan peningkatan
22
ke­­terikatan desa dan kota. Hal ini dapat ter­ dibutuhkan dalam upaya memajukan
wujud melalui pengembangan sistem dan industri pertanian sesuai kebutuhan ma­
usa­­ha agribisnis yang berdaya saing, berbasis syarakat. Prasarana dan sarana publik
kerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi yang disediakan pemerintah dilaksanakan
di Kawasan Agropolitan. Sementara itu, pe­ dengan pendekatan kawasan, yaitu me­
ngem­bangan kawasan ini juga ditujukan un­ merhatikan hasil identifikasi sum­
ber­
daya
tuk mengembangkan kawasan pertanian yang alam, sumberdaya manusia, sumber­ daya
berpotensi menjadi Kawasan Agropolitan me­ buatan, serta tingkat perkembangan
lalui strategi pengembangan sebagai berikut : Kawasan Agropolitan.
• Meningkatkan diversifikasi ekonomi perde­ • Mewujudkan permukiman perdesaan yang
saan melalui peningkatan nilai tambah dan nyaman dan tertata, serta menjaga ke­
daya saing produk pertanian, baik berupa les­
tarian lingkungan melalui pengaturan
hasil produksi maupun olahan. dan pelaksanaan masterplan Kawasan
• Meningkatkan akses petani terhadap sum­ Agropolitan secara konsisten dan terko­or­
ber­daya produktif dan permodalan de­ dinasi.
ngan memfasilitasi ketersediaan layanan
yang dibutuhkan petani dan masyarakat. Visi dan misi yang telah ditetapkan, kemudian
Layanan dapat berupa penyediaan sa­ diterjemahkan ke dalam Kebijakan dan Strategi
ra­na produksi, sarana pascapanen, dan Pembangunan Infrastruktur Agropolitan beru­
permodalan yang tersedia di kawasan pa dukungan terhadap pengembangan sis­
dalam jumlah, jenis, waktu, kualitas, dan tem dan usaha Agribisnis. Dengan demikian,
lokasi yang tepat. kebijakan dan strategi yang ditetapkan mampu
• Meningkatkan prasarana dan sarana yang mendorong ketiga hal, yaitu :

Sarana irigasi di
Kawasan Minapolitan
Mina Asri, Desa
Tanjungsari,
Kabupaten Boyolali
yang sudah terbangun
memudahkan petani
untuk mendapat air

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

23
Petani di kawasan
agropolitan Ngombol
Purworejo mengangkut
hasil taninya melalui
jalan poros desa yang
telah beraspal

a. Peningkatan produktivitas hasil pertanian Oleh karena itu, pengembangannya tidak bisa
sehingga dihasilkan produk-produk perta­ terlepas dari pengembangan sistem pusat-
nian yang berdaya saing tinggi dan diminati pusat kegiatan di tingkat nasional, provinsi, dan
pasar. kabupaten.
b. Pengolahan hasil pertanian untuk mem­
peroleh nilai tambah atas produk hasil per­ Sementara itu, kondisi negeri ini sangat me­
tanian sebagai produk primer dengan men­ mungkinkan untuk dikembangkannya Kawasan
jadikannya berbagai produk olahan, baik Agropolitan. Kondisi yang dimaksud adalah
intermediate product maupun final product. adanya ketersediaan lahan pertanian dan te­
c. Pemasaran hasil pertanian untuk menun­ naga kerja yang murah di Indonesia. Sebagian
jang sistem pemasaran hasil pertanian besar petani juga telah memiliki kemampuan
dengan memperpendek mata rantai tata (skills) dan pengetahuan (knowledge) yang didu­
niaga perdagangan hasil pertanian. Mulai kung oleh keberadaan jaringan sektor hulu dan
dari sentra produksi sampai ke sentra pe­ hilir serta kesiapan institusi.
ma­saran akhir (outlet).
Namun demikian, pengembangan Kawasan
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Pengembangan Kawasan Agropolitan yang Agropolitan bukan tanpa kendala. Beragam


sepenuhnya memanfaatkan potensi lokal me­ per­masalahan yang dihadapi, antara lain pe­
ru­pakan konsep Agropolitan yang sangat men­ ngembangan produk pertanian yang be­ lum
dukung perlindungan dan pengembangan mendapat dukungan makro ekonomi se­ pe­
budaya sosial lokal. Sesuai dengan Rencana nuhnya, keterbatasan jaringan infrastruktur
Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), fisik dan ekonomi, serta potensi dan peluang
pengembangan Kawasan Agropolitan haruslah investasi di seluruh sektor yang masih belum
mendukung pe­ngembangan kawasan andalan. tergali sehingga investor lebih berminat me­
24
nanamkan modalnya di kawasan yang telah ter­padu. Pada dasarnya, perdesaan yang men­
maju. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter jadi sasaran lokasi pengembangan Kawasan
juga belum berpihak pada sektor pertanian Agropolitan adalah yang memiliki komoditi
yang ditandai dengan masuknya produk- unggulan pertanian, seperti tanaman pangan,
pro­duk pertanian impor secara bebas serta hortikultura, perkebunan, peternakan, dan per­
tingginya suku bunga kredit pertanian. ikanan.

Mekanisme Pengembangan Kawasan Dalam pengembangan Kawasan Agropolitan,


Agropolitan terurai mekanisme pengajuan usulan pengem­
Secara internal, Kawasan Agropolitan terdiri bangan Kawasan Agropolitan. Cakupan meka­
dari kota-kota pertanian dan desa-desa sentra nisme berupa prosedur pengajuan lokasi dan
produksi pertanian. Kawasan ini tidak dibatasi proses pemilihan/penilaian Kawasan Agro­ po­
oleh batasan administratif pemerintahan (desa/ litan. Berkenaan dengan prosedur pengajuan
kelurahan, kecamatan, dan kabupaten/kota). lokasi, mekanismenya meliputi ke­giatan-kegi­
Me­lainkan, disesuaikan dengan memerhatikan atan berikut ini.
skala ekonomi kawasannya sehingga dirasakan
lebih fleksibel. Dengan demikian, bentuk dan a. Usulan dari Kabupaten oleh Pemerintah
luasan Kawasan Agropolitan dapat meliputi Provinsi. Pemerintah Kabupaten meng­aju­
satu desa/kelurahan, kecamatan, atau beberapa kan usulan mengenai Kawasan Agropolitan.
kecamatan dalam satu wilayah Kabupaten/Kota. Sebelumnya, Pemerintah Kabu­paten telah
Kawasan ini dapat pula meliputi wilayah yang melakukan identifikasi potensi dan masalah
menembus wilayah Kabupaten/Kota lain yang terlebih dahulu. Identifikasi dimaksudkan
berbatasan. un­tuk mengetahui kondisi dan potensi
lokal, yaitu komoditas ung­ gulan. Lokasi
Dari sisi eksternal, Kawasan Agropolitan ha­ Kawasan Agropolitan yang berada di dalam
rus memiliki aksesibilitas dengan kota-kota kawasan kabupaten/kota di­tetapkan oleh
ber­
jenjang lebih tinggi di sekitarnya untuk Bupati/Walikota.
men­­ciptakan sebuah sistem pemasaran yang b. Pemerintah Pusat menilai kesiapan lokasi

Mekanisme Penyelenggaraan Agropolitan


Kel

DM

Program
emb

Agropolitan
.S

Pemda
mb

Pusat/Provinsi/ Pus
Kab/Kota
aga

at/P
Kab/Kota
ge

(Pokja Agropolitan) Kab rovin


/Ko si/
Pe
an

ta
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
• Identifikasi AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
Perencanaan Pengembangan Monitoring
• Usulan Lokasi Sosialisasi (Master Plan/
dari Bupati / Kawasan dan Evaluasi
RPIJM/DED)
Gubernur
• SK lokasi
oleh Menteri Ma
y sy
n

Pertanian Pe ang arak


Inf
ala

md di at
ras

a S fasi Ta
od

ete litas ni
rm

tru

mp i
at
Pe

ktu
r

Agropolitan
Mandiri
Keterangan :
SK Menteri Pertanian
155/TU.210/A/VI/2003

25
untuk dapat dikembangkan sebagai Ka­ Kawasan Agropolitan yang dikembangkan me­­
was­ an Agropolitan. Penilaian dilakukan ru­
pakan bagian dari sistem kewilayahan ka­
ber­­­da­sarkan kelengkapan persyaratan ad­ bupaten. Oleh karena itu, potensi kabupaten
mi­nistrasi dan potensi lokasi kawasan yang harus dikaji terlebih dahulu berdasarkan per­­
diusulkan. Persyaratan administrasi berupa timbangan aspek strategis dari unsur/kom­
dokumen perencanaan yang terdiri dari ponen makro pembentuk Kawasan Agropolitan,
SK lokasi, SK pokja, Masterplan, RPIJM, dan yakni memiliki komoditas/potensi unggulan
DED. yang dapat diandalkan untuk mengembang­kan
c. Pengembangan Kawasan Agropolitan yang kawasan secara keseluruhan. Potensi/komodi­tas
diusulkan dapat dipenuhi jika telah me­ unggulan dapat berupa ketersediaan sumber
menuhi kondisi berikut. alam potensial, prasarana dan sarana, atau ku­
• Apabila kelengkapan administrasi dan an­titas dan kualitas sumber daya manusia yang
potensi kawasan yang diusulkan telah memadai. Proses penilaian/pemilihan Kawasan
memenuhi persyaratan dalam butir Agropolitan yang diusulkan diuraikan secara le­
huruf b. bih detil berikut ini:
• Apabila kelengkapan administrasi belum • Program-program pengembangan kawas­
terpenuhi semua, tetapi kawasan yang an dari departemen/badan yang memiliki
diusulkan memiliki potensi yang baik, keterkaitan lingkup kegiatan (tupoksi) de­
dilihat dari profil kawasan tersebut, maka ngan pengembangan kawasan berbasis
kawasan ini akan diberi kesempatan agribisnis.
untuk melengkapinya. Apabila dalam • Komoditas unggulan sebagai pemicu un­
kurun waktu 1 tahun belum terlengkapi, tuk tumbuh kembangnya kehidupan dan
dana bantuan pembangunan pada peng­­­­­­­hi­dupan dari sektor-sektor komoditi
tahun berikutnya akan dihentikan untuk ikutan lainnya. Komoditas tersebut meli­pu­
sementara.
Kawasan agropolitan
Bali
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

26
Jalan poros desa di
kawasan agropolitan
Kobalima. Belu - NTT

ti komoditas subsektor tanaman pa­ngan, desa pusat dan desa-desa hinterlandnya


subsektor perkebunan, subsektor per­ikan­ yang diindikasikan oleh adanya hubungan
an, dan subsektor peternakan. fungsional antara kegiatan di desa pusat
• Potensi kabupaten yang akan dikem­bang­ (zona inti) dan di desa hinterlandnya;
kan menjadi Kawasan Agropolitan. Potensi • Mempunyai potensi khusus atau komo­
kabupaten merupakan faktor pen­dukung ditas unggulan yang dapat diandalkan
berkembangnya Kawasan Agropolitan. untuk mengembangkan kawasan secara
• Kawasan Agropolitan tidak ditentukan keseluruhan.
oleh batasan administrasi pemerintahan. • Kawasan Agropolitan yang diusulkan sudah
Na­mun, prosedur penetapannya dimulai menetapkan struktur hirarki kawasan.
dari penetapan kabupaten terpilih dan • Memiliki sistem kelembagaan dan sistem
ba­­sis analisa data berdasarkan batas ad­ pengelolaan yang mendukung berkem­
mi­nistrasi. Oleh karena itu, proses pe­ni­ bangnya Kawasan Agropolitan seperti ada­
laian Kawasan Agropolitan diawali de­ nya organisasi petani, organisasi produsen
ngan proses penilaian Kabupaten yang agribisnis, dan lain-lain.
ber­ potensi untuk mendapatkan kawasan • Komitmen yang kuat dari pemerintah da­
terpilih. erah dengan diterbitkannya SK penetap­an
• Ketersediaan infrastruktur sebagai unsur kawasan dari Bupati atau dana bantuan
pen­ ting dalam pembangunan Kawasan dari pemerintah daerah setempat.
Agropolitan.
• Persyaratan pengembangan Kawasan Ag­ Pada kawasan yang telah berhasil dikembang­
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
ro­politan sebagai kriteria untuk meng­ kan sebagai Kawasan Agropolitan, kawasan ter­
identifikasi Kawasan Agropolitan. sebut memiliki ciri-ciri yang dapat diidentifikasi
dengan jelas. Adapun ciri khas dari Kawasan
Disamping itu, pemilihan Kawasan Agropolitan Agropolitan yang telah berkembang, dijabarkan
pun harus dapat meliputi sejumlah kriteria, se­ sebagai berikut:
bagai berikut: a. Kegiatan agribisnis (pertanian) merupakan
• Kawasan Agropolitan merupakan satu ke­ kegiatan perekonomian utamanya, kegiat­
satuan kawasan perdesaan yang terdiri dari an ini mencakup industri pengolahan ha­

27
sil pertanian, perdagangan dan kegiatan menyediakan beragam fasilitas yang men­
eks­­por hasil pertanian, perdagangan ag­ dukung perkembangan usaha budi­ daya
ri­bisnis hulu berupa sarana pertanian dan dan agribisnis.
permodalan, agrowisata, serta jasa pela­ d. Ketersediaan infrastruktur berupa pra­sa­ra­
yanan. na dan sarana yang memadai di Kawasan
b. Dengan agribisnis sebagai kegiatan uta­ Agropolitan telah menciptakan kehidupan
manya, maka pendapatan sebagian besar masyarakat layaknya di kawasan perkotaan.
masyarakatnya pun diperoleh dari kegiatan
agribisnis. Dalam hal pembiayaan, pada prinsipnya, pem­
c. Tercipta hubungan timbal balik (inter­ biayaan Kawasan Agropolitan dilakukan se­
depen­ densi) yang harmonis dan saling cara swadaya masyarakat, baik masyarakat
mem­­butuhkan antara kota dan desa-desa tani, pelaku penyedia agroinput, pengolah
di Kawasan Agropolitan. Dalam Kawasan hasil, pelaku pemasaran, penyedia jasa yang
Agropolitan dikembangkan usaha budi­ mendapat dukungan dan fasilitasi APBN dan
daya (on farm) dan industri olahan skala APBD dari Pemerintah. Pembiayaan Pem­e­­rintah
rumah tangga (off farm). Sementara, kota lebih diarahkan untuk membiayai prasarana dan

Prasarana jalan di
kawasan Agropolitan
Pacet. Cianjur
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

28
Pembangunan jalan setapak
di salah satu Kawasan
Agropolitan Bali.

sarana publik dan berbagai kegiatan strategis, b. Sub-sistem usaha tani (on-farm agribisnis)
seperti penelitian, pelatihan, pendidikan pe­ Prasarana dan sarana yang disediakan be­
nguatan kelembagaan petani, serta promosi. rupa:
• Penyediaan air baku untuk meningkat­
Dukungan Infrastruktur Kawasan kan produksi dengan saluran irigasi ter­
Agropolitan buka, irigasi tetes, embung-embung,
Keberhasilan pengembangan Kawasan Agro­ sumur bor, dan sprinkler.
politan tak terlepas dari dukungan sistem infra­ • Penyediaan air bersih untuk pencucian
struktur dasar yang membentuk struktur ruang. hasil dengan sistem perpipaan atau su­
Untuk itu, melalui Satuan Kerja Pe­ nyediaan mur dalam.
Pra­sarana dan Sarana Agropolitan, Ditjen Cipta c. Sub-sistem pengolahan hasil
Karya membangun infrastruktur dasar bagi per­ Prasarana dan sarana dapat berupa tempat
desaan yang menjadi sasaran lokasi Kawasan penjemuran hasil pertanian; gudang pe­
Agropolitan. Infrastruktur yang disediakan meli­ nyim­panan yang dilengkapi sarana peng­
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
puti prasarana dan sarana yang mendukung awetan/pendinginan (cold storage) dan
berbagai kegiatan agribisnis berikut. packing house untuk tempat sortasi dan
pengepakan; sarana industri kecil, termasuk
a. Sub-sistem agribisnis hulu food services; serta Rumah Potong Hewan
Prasarana dan sarana yang disediakan da­ (RPH).
pat berupa kios-kios Sarana Produksi Per­ta­ d. Sub-sistem pemasaran hasil
nian (Saprotan), gudang, pelataran parkir, Prasarana dan sarana dapat berupa pasar
dan tempat bongkar muat barang. tradisional yang terdiri dari kios-kios, los-

29
Aktivitas di STA Sewukan.
Magelang sudah dimulai
los, pelataran parkir, dan tempat bongkar • Penyusunan rencana tata ruang Kawasan
muat barang, prasarana dan sarana Sub- Agropolitan.
sejak jam 02.00 dini hari
Terminal Agribisnis (STA), pasar hewan,
jalan antar desa-kota, serta jembatan. Keberhasilan pengembangan Kawasan Agro­
e. Sub-sistem jasa penunjang politan juga dapat tercapai dengan me­ ne­
Prasarana dan sarana yang disediakan rapkan konsep agropolitan secara tepat di
dapat berupa: la­
pangan. Pelaksanaannya harus berjalan se­­
• Sarana Utilitas Umum, seperti jaringan air cara terpadu dan di bawah pemantauan (mo­
bersih, sanitasi, persampahan, drainase, nitoring) kelompok kerja (Pokja) yang dite­
listrik, telepon, dan internet. tapkan dan bertanggung jawab kepada Bupati/
• Sarana Pelayanan Umum, seperti pusat Walikota. Apabila wilayah Kawasan Agropo­lit­an
perbelanjaan, kesehatan, pendidikan, merupakan lintas kabupaten, maka pemantauan
per­ kantoran, peribadatan, rekreasi dan oleh Pokja Provinsi yang bertanggung jawab
olahraga, serta ruang terbuka hijau.
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian

kepada Gubernur.
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

• Sarana Kelembagaan, seperti Badan Pe­


nge­lola Agropolitan, Kantor Perbank­an, Disamping itu, pengembangan kota pertanian
Koperasi, Unit-unit Usaha Agropolitan. ini harus melibatkan petani-petani perdesaan
• Pembangunan Kasiba dan Lisiba ber­ untuk bersama-sama membangun sebuah
ikut fasilitas umum dan sosial yang sistem pertanian yang terintegrasi. Kemudian,
dibutuhkan. melibatkan setiap instansi sektoral di perdesaan
• Penyusunan kebijakan pengembangan untuk mengembangkan pola agribisnis dan
Kawasan Agropolitan.
30
agroindustri yang dilaksanakan secara simultan. • Pelaksanaan monitoring, evaluasi, pengen­
Peran serta dan dukungan dari stakeholder dalian, dan pengawasan secara berkala
terkait seperti Pemerintah Pusat, Pemprov, dan teratur agar seluruh kegiatan dapat
Pem­ kab, RPJM Nasional dan Daerah, swasta, berlangsung secara efisien dan efektif.
dan masyarakat–juga sangat dibutuhkan de­
mi kelancaran perkembangan Kawasan Agro­ Salah satu upaya evaluasi dalam pelaksanaan
politan. program pengembangan Kawasan Agropolitan
Kunci keberhasilan lainnya adalah dengan adalah dengan menyusun Indikator Keber­ha­
menetapkan setiap distrik agropolitan sebagai silan. Indikator Keberhasilan yang disesuaikan
suatu unit tunggal otonom mandiri sehingga dengan situasi, kondisi, dan kemampuan da­
dapat terjaga dari besarnya intervensi sektor- erah masing-masing ini mencakup dampak dan
sektor pusat yang tidak terkait. Dilihat dari output, dije­laskan dalam jenis dan angka-angka
segi ekonomi, unit tunggal yang mandiri persentase.
akan mampu mengatur perencanaan dan pe­
laksanaan pertaniannya sendiri, tetapi tetap Dampak pengembangan Kawasan Agropolitan
terintegrasi secara sinergis dengan keseluruhan diharapkan mampu meningkatkan pendapat­
sistem pengembangan wilayah. an masyarakat, khususnya petani, dan pro­
duk­tivitas lahan di Kawasan Agropolitan mi­
Dengan kata lain. keberhasilan pengem­ nimal 5%. Selain itu, investasi masyarakat
bang­­­­­an Kawasan Agropolitan membutuhkan (petani, swasta, BUMN) di Kawasan Agropolitan
se­­­buah kesiapan, komitmen, konsistensi, meningkat minimal 10%. Sementara, dari sisi
ser­ta perubahan mendasar dalam sistem pe­ output, Indikator Keberhasilan dapat terlihat
lak­sa­naan pembangunan daerah. Disam­ping dari beberapa hal berikut
itu, Pemerintah Daerah pun harus me­­ mi­­
liki a. Sebanyak 80% kelembagaan petani mam­
kesanggupan untuk meneruskan pe­ ngem­ pu menyusun usaha yang berorientasi
bangan Kawasan Agropolitan secara ber­ ke­ pasar dan lingkungan.
lan­jutan demi tercapai kawasan yang mandiri b. Jaringan bisnis da­ri pe­ta­ni/ke­lompok pe­ta­­
melalui kemampuan sumber daya yang dimiliki. ni terbentuk dan ber­langsung aktif.
c. Tiap desa dan keca­ matan di Kawasan
Dari uraian tersebut, maka pelaksanaan prog­ Agropolitan menyu­sun program tahunan
ram pengembangan Kawasan Agropolitan ha­ secara partisipatif dan disetujui bersama
rus memerhatikan beberapa hal berikut ini: untuk dilaksanakan.
• Pembangunan, pemeliharaan, serta pe­ d. Rencana Kegiatan Jangka Panjang dan
ngem­­bangan prasarana dan sarana ber­da­ Detail Engineering Design untuk pelak­sa­
sarkan program yang disepakati bersama naan fisik prasarana dan sarana di Kawasan
dalam rangka menyediakan fasilitas yang
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
Agropolitan disetujui bersama untuk dilak­
memadai dan mendukung sistem dan usa­ sanakan dan 70% dapat dilaksanakan di
ha agribisnis, serta me­wujudkan tujuan dan Kawasan Agropolitan.
sasaran pengembangan Kawasan Agro­ e. Sebanyak 80% kontak tani/petani maju ter­
politan. pilih yang dilatih mampu menjadi tempat
• Mendorong kemitraan dengan seluruh belajar bagi petani di lingkungannya.
stake­holder, terutama kemitraan antara
swasta/BUMN dengan petani/kelembagaan
petani.
31
Agropolitan yang dilaksanakan oleh Direktorat
Pe­ngembangan Permukiman ini mengalami
pe­ ning­ katan setiap tahunnya, baik dari segi
ku­an­titas maupun kualitas. Di awal pelak­sana­
annya, Direktorat Pengembangan Permukiman
telah berhasil mengembangkan 8 Kawasan
Agropolitan baru. Sampai dengan tahun 2011,
sebanyak 292 kawasan telah selesai difasilitasi
sebagai Kawasan Agropolitan. Kawasan yang
difasilitasi secara berlanjut di tahun 2011 ter­
catat sebanyak 12 kawasan. Sedangkan, jum­
lah Kawasan Agropolitan baru yang difasi­
li­ta­si di tahun 2011 mencapai 20 kawasan.
Beras organik hasil Kinerja Dukungan Infrastruktur Pe­­ ngembangan Kawasan Agropolitan oleh
olahan petani Ngombol, Kawasan Agropolitan Di­rek­torat Pengembangan Permukiman dapat
Purworejo
Sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun dilihat pada tabel berikut:
2002. program pengembangan Kawasan

Pencapaian Kawasan Agropolitan 2002-20011

Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Baru 8 27 18 36 57 47 78 35 6 20

Lanjutan 8 35 52 48 82 75 46 24 12

Selesai 1 41 64 118 225 282 292

Total 8 35 53 89 146 193 271 306 312 324

350 324
306 312
6 20
300 271 35 24 12

250 46
78
193
200
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

146 47
75 282 292
150
225
57
89
100 82
53 36 118
48
35
50 18
8 52 64
27 35 41
8 8 1
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Baru Lanjutan Selesai
32
Dari tabel ini terlihat peningkatan jumlah instansi terkait sehingga Cipanas tumbuh men­
Kawasan Agropolitan yang dikembangkan. Pa­ jadi Kawasan Agropolitan yang memiliki ke­leng­
da awal pelaksanaan di tahun 2002, sebanyak kapan infrastruktur.
8 kabupaten telah difasilitasi senilai Rp 5,26
miliar. Jumlah kawasan meningkat menjadi 39 Pengembangan Kawasan Agropolitan Cipanas
kabupaten di tahun 2003 dengan anggaran se­ juga dilaksa­ na­
kan sesuai dengan kondisi
besar Rp 80 miliar. Kemudian, sebanyak 57 ka­ sumberdaya alam­nya. Oleh karena itu, Cipanas
bupaten di tahun 2004 dengan anggaran Rp berkembang sebagai Kawasan Agropolitan
80 miliar, 75 kabupaten di tahun 2005 dengan sekaligus Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang
anggaran Rp 120 miliar, dan 91 kabupaten di mengandalkan ke­ane­ka­ragaman hayati bidang
ta­hun 2006 dengan anggaran sebesar Rp 129 pertanian dan ke­­indahan alamnya, seperti air
miliar. terjun, pe­gu­nungan alami, perkebunan, peter­
nakan sapi/kambing, tanaman pangan, dan ta­
Program pengembangan Kawasan Agropolitan na­man hi­as, Dengan demikian, sebagai DTW,
yang telah berlangsung selama satu dekade Cipanas menawarkan beragam wanawisata.
ini menghadirkan berbagai pengalaman yang seperti out­bound, hortiwalk, camping ground,
dapat dicermati dan menjadi tantangan da­ kolam re­nang dengan air pegunungan alami,
lam pengembangan Kawasan Agropolitan ber­ belanja sayur organik, dan kebun petik stroberi.
ikutnya. Misalnya saja, berkembangnya sistem
calo/ijon yang menguasai produk pertanian Hal serupa dirasakan oleh masyarakat petani
se­­hingga produk tersebut dijual ke pasar tan­pa di Kecamatan Sewukan, Kabupaten Magelang.
melalui pusat Kawasan Agropolitan. Jika prak­ Jawa Tengah. Pengembangan Kawasan Agropo­
tik ijon dibiarkan, Kawasan Agropolitan yang litan di wilayah ini sepanjang Tahun Anggaran
terintegrasi dan dapat memberikan nilai tam­ 2004–2008 mencakup pembangunan 1 unit
bah akan sulit terwujud. Sta­siun Terminal Agribisnis (STA), pembuatan
1 unit sarana Komposting, peningkatan jalan
Tingkat produktivitas petani yang cenderung usaha tani sepanjang 520 m, pembangunan
subsisten dan sulit sangat memengaruhi pe­ 1 unit STA Ngablak, penyempurnaan STA Se­
ngembangan agroindustri. Oleh karena itu, wuk­an, peningkatan jalan usaha tani dengan
pa­­ra petani perlu mendapatkan pelatihan dan perkerasan sepanjang 1.000 m, peningkatan
pe­mahaman lebih lanjut sehingga budaya SDM dan pemberian modal pertanian, serta
sub­ sisten, lambat laun, dapat ditinggalkan. pembangunan jalan poros desa sepanjang
Tantangan lainnya adalah infrastruktur/fasilitas 1.200 m.
yang tersedia tidak memadai, seperti jalan po­
ros desa yang rusak atau pasar yang terbatas. Manfaat pengembangan kawasan yang men­
da­patkan pembiayaan melalui APBN, APBD
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Kendati demikian, keberhasilan pengembang­an I, dan APBD II tersebut telah dapat dinikmati
Kawasan Agropolitan juga telah dapat dinikmati masyarakat. Adapun manfaat yang dinikmati
masyarakat di Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa masyarakat adalah terciptanya sistem pema­
Barat. Cipanas merupakan salah satu kawasan saran dan perdagangan produksi hasil perta­
rintisan Agropolitan di Indonesia yang mulai nian, berkembangnya kemitraan antara
di­­kembangkan sejak tahun 2002. Kawasan ini pe­­­­me­­­rin­tah, swasta, dan masyarakat, serta me­
dikembangkan dengan keterpaduan berbagai ning­­­kat­nya pendapatan masyarakat.
program dan kegiatan dari kementerian dan
33
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

34
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian

Jalan poros Desa Wasiat.


Kecamatan Ngombol. Purworejo
35
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
STA BAGELEN :

Metamorfosa
Pasar Tradisional
menjadi Agribisnis
berwawasan
Global Kosmopolitan
Embun pagi Kawasan
Status : Agropolitan Bagelen,
Kawasan Agropolitan Bagelen.
Kabupaten Purworejo Kabupaten Purworejo
Keputusan Bupati Purworejo belum lagi menetes.
No. 188.4/13/2007
Namun beberapa sepeda
Luas : onthel dan sepeda motor
1.500m2
sudah melaju cepat
Terdiri dari 2 shelter. 6 kios
dan 1 gedung kantor pengelola memasuki areal Sub
Terminal Agribisnis (STA)
Fungsi:
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian

Bagelen.
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Sarana Penunjang bagi pemasaran hasil


pertanian di Kawasan Agropolitan Bagelen
yang mencakup Kecamatan Bagelen.
Kaligesing. Purwodadi dan Ngombol

36
sejurus kemudian, puluhan sepeda motor pun Kendati mayoritas penduduknya bermata Suasana pagi di STA
Bagelen, Purworejo
ikut meramaikan STA ini dengan ratusan ayam pen­ caharian sebagai petani, dan tanahnya
kampung dan hasil pertanian seperti kelapa, co­cok untuk pertanian, predikat Kawasan
petai, pisang hingga beras organik. Panas terik Agropolitan pun tak langsung disandangnya.
matahari tak lagi menjadi penghalang transaksi Seperti Kawasan Agropolitan pada umumnya,
jual beli ini. Petani dan pedagang melebur penetapan Kawasan Agropolitan Bagelen di­
menjadi satu bersama riuhnya suara ayam dahului dengan proses identifikasi potensi
jantan yang terus berkokok pagi itu. dan masalah untuk mengetahui kondisi dan
potensi lokasi (komoditas unggulan), antara
Penetapan Kawasan Agropolitan lain: potensi Sumber Daya Alam, Sumber Daya
Bagelen Manusia, Kelembagaan, Iklim Usaha, kondisi
Kabupaten Purworejo merupakan salah satu Prasarana dan Sarana Dasar, dan sebagainya
wilayah agraris yang berada di Provinsi Jawa yang terkait dengan sistem permukiman
Tengah. Perekonomian di Kabupaten Purworejo nasional. Kemudian, Provinsi Jawa Tengah
didominasi oleh sektor pertanian dengan kon­ dan Kabupaten Purworejo memproses pe­
tribusi lebih dari 33% terhadap produk domes­ nyu­­­­­sunan master plan pengembangan Kawa­
tik regional bruto. san Agropolitan serta proses sosialisasi
ke­pa­da stakeholder yang terkait dengan pe­
Upaya pembangunan sektor pertanian da­ ngem­ bangan program agropolitan baik di
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
lam arti luas tidak hanya ditekankan pada kabupaten maupun di kecamatan. Penetapan
pembangunan sektoral saja tetapi juga men­ Kawasan Agropolitan Bagelen berdasarkan
cakup pembangunan kewilayahan. Konsep Keputusan Bupati Purworejo No. 188.4/13/2007
dengan pendekatan Kawasan Agropolitan ini yang kemudian akan diperundangkan lebih
sudah direncanakan oleh Pemerintah Kabu­ lanjut dalam peraturan daerah dalam RDTR
paten Purworejo dengan menetapkan rencana Kawasan Agropolitan.
induk dan rencana pengembangan jangka
menengah Kawasan Agropolitan.

37
Maksimalkan Peran STA dan Internet sebelum dibangun STA, areal ini adalah pasar
untuk Meraih Pasar kambing dan pasar tra­ disional penduduk
Kondisi prasarana dan sarana di Kawasan sekitar, “Jadi memang sudah ada embrionya. Hal
Agropolitan Bagelen saat ini masih perlu di­ tersebut menghindari tidak berfungsinya STA
kembangkan untuk memperlancar segala yang dibangun, alias mang­krak”.
kegiatan pada setiap sub sistem dalam sistem
agribisnis, terutama proses pemasaran hasil “Keberadaan STA Bagelen membantu peta­ ni
produksi pertanian. untuk dapat mempromosikan hasil tani mereka
yang berpotensi di Kawasan Agropolitan.
Pemasaran hasil pertanian merupakan sub Se­
cara umum penjualan sudah ber­ jalan
sistem agribisnis yang sangat vital untuk di­ walau­­
pun terbentur dengan hari pasar yang
kembangkan. STA merupakan sarana penunjang hanya dilakukan pada Rabu dan Sabtu. Ini
bagi pe­ngem­bangan sektor perekonomian di masalah kebiasaan. Walau demikian kami
Kawasan Agropolitan Bagelen. sedang mengupayakan agar petani dapat
me­ maksimalkan keberadaan STA dan meng­
Saat ini Kawasan Agropolitan Bagelen te­ lah arahkan mereka agar dapat menggunakan
memiliki sarana pe­ ma­saran berupa bangun­ tek­nologi informasi berupa internet untuk pe­
an STA Bagelen di Desa Krendetan yang telah masarannya,” tambah Setiyadi, S.Sos., Camat
diresmikan peng­gu­na­annya oleh Bupati Purwo­ Bagelen.
rejo, Drs. H. Mahsun Zain, M.Ag, pada Oktober
2011. Bangunannya berupa 2 shelter, 6 kios dan Menjawab kebutuhan masyarakat tersebut, Pe­
1 gedung kantor di atas areal seluas 1.500 m2. merintah Kabupaten Purworejo kemudian men­
jalin kerjasama dengan Kementerian Komuni­
“Tak ada ketentuan khusus bagi petani atau kasi dan Informatika dengan mendatangkan
pedagang yang ingin berjualan di STA Bagelen. mobil komuter, yaitu mobil yang dilengkapi 2
Mereka cukup membayar biaya kebersihan, unit komputer dengan jaringan internet dan
Rp 1.000.-/hari. Saat ini setiap hari pasar ada
sekitar 75 orang petani dan pedagang yang
Aktivitas pedagang- bertransaksi di STA,” jelas Suradi.
pembeli di STA
Bagelen sepanjang
Ketua Pengelola STA Bagelen
hari pasar yang juga Kepala Desa
Krendetan. Lebih lanjut
ia menjelaskan bahwa
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

38
petugas yang siap membantu. Sesuai dengan matan Purwodadi dan Kecamatan Bagelen
hari pasarnya, mobil ini dapat digunakan petani merupakan daerah dengan kombinasi usaha
untuk mengakses internet setiap Rabu dan tani persawahan, perladangan serta tambak;
Sabtu. “Saat ini penggunaan mobil komuter dan Kecamatan Kaligesing merupakan daerah
masih dalam tahap sosialisasi. Pengelola STA dengan eksisting produksi ruminansia kecil
yang akan membantu petani memanfaatkan kambing ettawa (PE) ras Kaligesing, yang te­
jaring­an internet ini,” jelas Unang Nur Hidayat, lah banyak membantu daerah lain dalam
Ke­pala Bidang Ekonomi Bappeda Kabupaten pe­menuhan kebutuhan bakalan (bibit) PE.
Purworejo. Keempat kecamatan tersebut dapat mem­
bentuk suatu sistem produksi farming dan
Hal tersebut sejalan dengan visi Kawasan akan memiliki kinerja yang bersinergis karena
Agropolitan Bagelen, yakni menjadi­ kan adanya aspek ekologis yang berbeda dan saling
Kawasan Agropolitan Bagelen sebagai daerah melengkapi.
pro­dusen pertanian dalam arti luas, berorien­tasi
agribisnis, berwawasan global-kosmopolitan “Untuk beras organik, Dinas Pertanian men­
de­ngan peningkatan kemandirian serta daya dampingi dan memberikan penyuluhan pada
saing menuju kesejahteraan. petani dengan menanam padi pola SRI (System
Rice Intensification) di areal seluas 200 ha di Ke­
Daya Beli Meningkat Kuantitas Komoditi camatan Ngombol. Dengan pola tanam ter­
Terbatas sebut, produksi padi kini bisa mencapai 8,7 ton
Untuk memaksimalkan keberadaan STA Ba­ dari yang sebelumnya hanya 5 ton,” jelas Kepala
ge­
len, Pemerintah Kabupaten Purworejo Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten
mem­­­­bentuk 4 wilayah agropolitan, yakni Ke­ Pur­ worejo, Ir. Dri Sumarno. Namun sayang,
ca­­
matan Bagelen, Kecamatan Kaligesing, Ke­ lan­jut Dri, untuk komoditas unggulan seperti
ca­­
matan Purwodadi dan Kecamatan Ngom­ ke­lapa, durian ataupun beras organik hasil pa­
bol, Kecamatan Ngombol merupakan lahan nennya belum dapat memenuhi permintaan
persawahan dengan ekosistem pantai; Keca­ pasar. Karena komoditasnya yang kurang, para

Mobil komuter.
membantu petani untuk
melek internet

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

39
pembeli pun rela menjemput bola langsung ke ini pula, Kawasan Agropolitan Bagelen mem­
rumah petani. peroleh dana bantuan berupa Specific Grant
program agropolitan dari Provinsi Jawa Tengah
Pembangunan Infrastruktur pendukung melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang yang
di kawasan hinterland (daerah dimanfaatkan untuk pembinaan kelembagaan
penyangga) dan peningkatan jalan poros Desa Krendetan-
Pembangunan Kawasan Agropolitan Bagelen Tlogokotes dan Semawung-Nadri.
memang bukan tan­ pa perencanaan. “Kami
sudah mulai me­nyu­sun master plan dan RPJMD “Di tahun 2011, Pemerintah Pusat melalui
Kawasan Agropolitan Bagelen pada tahun Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa
2006. Kemudian tahun 2007, mulai dengan Te­ngah memberikan paket pembangunan in­
penetapan kawasan, pembentukan pokja fra­struktur perdesaan an­ta­ra lain pembangunan
tingkat kabupaten, pem­ bangunan Jembatan STA Bagelen, peningkatan jalan poros Desa
Sembir tahap I yang meng­ hubungkan Guyangan-Bongkot, jalan poros Desa Wasi­ at,
wilayah agropolitan Keca­ matan Purwodadi jalan poros Desa Wonosari-Kedondong, jalan
dengan Kecamatan Ngombol dan Kecamatan poros Desa Tlogohulu-Somowono, dan jalan
Bagelen dengan Kaligesing, terutama untuk poros Desa Kalirejo-Sokoagung,” jelas Faiq
mempermudah aksesibilitas menuju STA,” Anung Nindito, ST., MM., Satker Pengembangan
jelas Bambang Jati, Kasubid Pro­duksi Bappeda Permukiman Perdesaan Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Purworejo.
Aksesibilitas jalan poros desa yang semakin
Tahun 2008, lanjut Jati, dengan menggunakan baik serta keberadaan Sub Terminal Agribisnis
dana APBD Kabupaten, Jembatan Sembir Tahap yang ramai memiliki andil besar dalam
II dilanjutkan. Lalu tahun 2009 pembahasan menggairahkan ekonomi Kawasan Agropolitan.
Raperda Kawasan Agropolitan Bagelen ditunda Dimana potensi daerah tersebut dapat dengan
karena menunggu Perda RTRW. Tahun 2010, mudah dipasarkan. Sehingga para petani
pembentukan pokja kecamatan di 4 wilayah mempunyai harapan baru dalam menata masa
Kawasan Agropolitan Bagelen. Pada tahun depannya.

Kesibukan pedagang
masuk keluar STA Bagelen
sepanjang pagi
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

40
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Saluran irigasi di Desa Wasiat,


Kecamatan Ngombol, Purworejo
41
Melirik Potensi
Gula Kelapa
di Bagelen
Rambutnya hampir putih
menyeluruh. Giginya pun
tak lagi lengkap. Hanya
sedikit warna merah bata
sisa kunyahan sirih yang
tampak mencolok dilapisan
bibirnya. Namun tangan
keriput Mbah Minah (70
tahun) masih cekatan
mengaduk adonan gula
kelapa yang setiap hari
dibuatnya, aktivitas rutin
yang telah ia geluti sejak
usianya 10 tahun.
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

42
ber­selang, ia mengangkat singkong rebus dari
salah satu panci hitam dan menyuguhkannya
didalam piring, lengkap dengan gula kelapa
yang telah dibuatnya. Dengan bahasa
Jawanya yang kental, ia mempersilakan
kami mencicipi penganan tradisional
yang istimewa ini. “Gula kelapa
yang kami buat murni tanpa
bahan cam­ puran apapun.
Untuk pewarnanya, kami meng­
gunakan kulit manggis, makanya
warna yang dihasilkan tidak
segelap gula kelapa yang pakai
pewarna buatan,” tutur Juminah
(34 ta­hun), put­ri pertama Mbok Minah
yang ikut mem­bantu produksi gula kelapa.

MENJADI pengrajin gula kelapa bukanlah pro­ Rumah yang terbuat dari kayu dan beralaskan
fesi pilihan. Tempat tinggalnya berada di le­ tanah itu memiliki jarak yang cukup jauh dari
reng bukit dengan pohon kelapa dan pohon pusat kegiatan jual beli. Dimasa mudanya, ia
jati sebagai tanaman utamanya. Keterbatasan habiskan waktu berjalan kaki dengan kondisi
in­fra­struktur membuat Mbah Minah dan pen­ jalan tanah yang licin untuk menjual gula kela­
duduk desa lainnya berusaha mencari cara un­ pa produksinya ke pasar tradisional. “Tapi seka­
tuk mempertahankan hidup. Menjadi peng­rajin rang sudah enak, jalan ke pasar sudah bagus,”
gula kelapa adalah salah satunya. tuturnya dalam bahasa jawa sambil tersenyum.
Kendati kini yang berangkat ke pasar adalah
Mbah Minah, hanyalah salah satu warga De­sa anak-anaknya, Mbah Minah turut senang de­
Sokoagung, Kecamatan Bagelen, yang mem­ ngan adanya pembangunan jalan ini. Setelah
buat gula kelapa sebagai olahan hasil per­tanian akses jalan ruas Desa Kalirejo terbuka, para
kelapa yang menjadi salah satu ko­ moditas pembeli pun banyak yang datang langsung ke
unggulan Kawasan Agropolitan Ba­gelen, Kabu­ rumahnya. Maklum, harga jual gula kelapa ini
paten Purworejo. Alat yang digu­nakannya ter­ memang akan lebih rendah bila kita langsung
bilang sangat sederhana, ruas bambu sebagai membelinya di rumah penjual. Saat ini Mbah
cetakan, wajan hitam dengan 2 tungku kayu Minah menjual gula kelapa dengan harga Rp
yang terus menyala dan kulit manggis sebagai 11.000.-/kg. “Penghasilan yang didapat ya ndak
pe­warna alami­nya. Hampir tak ada peralatan tentu. kalau sedang banyak nira yang di dapat
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

moderen yang ditemukan. Sesekali cahaya ya kita bisa buat gula kelapanya lebih ba­nyak,”
matahari me­ nerobos masuk ke dalam dapur jelas Mbah Minah tersipu.
melalui ce­lah atap rumahnya yang bolong di
sana-sini. Jalan aspal yang mendongkrak harga
tanah
Hmmm ... aroma gurihnya adonan gula kelapa Sejak tahun 2011, jalan ruas desa yang meng­
Mbah Minah menyergap masuk ke setiap hi­ hubungkan antara Desa Kalirejo dan Desa
dung orang-orang di sekelilingnya. Tak lama So­
ko­agung memang sudah berlapis aspal.
43
Jalan poros
Desa Sokoagung,
Bagelen,
Purworejo

Jalan sepanjang 2.100 m dengan lebar 3 m ini mereka lebih baik dan dapat dilalui dengan
membawa dampak positif bagi perekonomian kendaraan bermotor,” jelas Reni.
penduduk setempat yang ma­ yoritas adalah
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

petani dan pembuat gula ke­ lapa. Menurut Hal senada juga diungkapkan Hartoso, Ang­
Elizabeth Reni Suzana, Kepala Desa Sokoagung. gota DPRD Kabupaten Purworejo yang juga
proses pembangunan jalan ini memang sangat penduduk Desa Sokoagung. “Sejak jalan ruas
diharapkan oleh pen­ du­
duk desa. “Sehingga desa terbangun, angkutan umum bisa masuk
dalam pelaksanaan pembangunannya, tidak ke desa kami. Karena akses jalan yang baik, oto­­
ada kendala terhadap pembebasan lahan. matis harga jual tanah terus melambung. Un­tuk
Bahkan mereka dengan senang hati membantu. luas tanah 80m2 saja. sekarang tak lagi dapat
Penduduk hanya ingin akses jalan ke daerah dibeli dengan harga Rp 10 juta. Hingga kini

44
Kehadiran jalan aspal nan mulus memang ma­
sih menjadi barang mewah bagi sebagian pen­
duduk Kecamatan Bagelen dan sekitarnya.
Ter­masuk Heru (55 tahun), pengrajin gula se­
mut (brown sugar) yang hingga kini masih
melewati jalan tanah yang licin sepanjang 4 km
sebelum bisa menggulirkan roda motornya di
jalan beraspal. Warga Desa Semono ini sangat
Jalan poros Desa
menginginkan jalan pintas dari desanya menuju
Semono–Sokoagung
Desa Sokoagung dan Desa Kalirejo segera di­ yang belum tersentuh
ba­ngun. “Saya mengalami kesulitan untuk aspal
mem­­bawa hasil gula semut ini ke STA. Padahal
masih banyak jalan poros desa di Kecamatan per­mintaan pasar semakin banyak,” kata Heru
Bagelen yang perlu dibangun dan ditingkatkan penuh harap. Padahal gula semut yang dijual
kua­litasnya. Karena kondisi jalan yang tidak dengan harga Rp 14.000.- per kilogram sudah
me­­madai, dari Desa Sokoagung menuju Desa mulai diekspor melalui sebuah perusahaan per­
Semono harus melalui jalan memutar, padahal dagangan hingga ke Jepang. Tiap minggu, ia
letak kedua desa ini berdampingan.” dan keluarganya bisa menghasilkan 4 kuintal
gula semut.
Menurut Hartoso, sebagai daerah penyangga
Kawasan Agropolitan Bagelen, akses jalan ruas
desa harus segera dibenahi agar para petani
dapat dengan mudah menjual hasil produksi
taninya.

Heru dan Istri. pengrajin


gula semut

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

45
Dengan adanya STA Bagelen ini,
sangat membantu petani kami untuk
mempromosikan hasil tani mereka yang Setiyadi. S.Sos
berpotensi di kawasan Agropolitan. Saat ini Camat Bagelen
Purworejo
kami juga sedang mengarahkan petani agar
dapat menggunakan teknologi informasi
(internet) untuk pemasarannya.

Pemerintah melalui Kementerian


Pekerjaan Umum berupaya
mengembangkan potensi lokal dengan
cara memfasilitasi Kawasan Agropolitan
Judi Indradjaja dan Minapolitan berupa penyediaan
PPK P2S Agropolitan
infrastruktur perdesaan dasar bidang
Ditjen Cipta Karya
Kem. Pekerjaan permukiman. Dukungan ini diharapkan,
Umum dapat mendorong perkembangan dan
kelangsungan sektor pertanian.

Kawasan Agropolitan Bagelen


sangat potensial untuk dikem­bang­
kan sebagai kawasan agribisnis. Kami
dari Dinas Pertanian dan Kehutanan
Ir. Dri Sumarno
melakukan penyuluhan kepada petani
Kepala Dinas Pertanian
agar kualitas tanam mereka semikin dan Kehutanan
baik, dan sesuai dengan mutu Kab. Purworejo
yang kita harapkan.
Konsep Kawasan Menuju Keharmonisan
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Saya mulai berdagang dari kelas 6 SD.


Marsini Sekarang saya punya 100 pohon kelapa
Petani/Pedagang/ lebih. Harga jual kelapanya Rp 1.000/butir.
Pengepul Kelapa
Saya jual di STA dan di rumah. Dulu susah
sekali mau jualnya, jalannya jelek. Sekarang
jalan disekitar tempat tinggal saya sudah lebih
baik apalagi sekarang ada STA, selain jual
kelapa, saya juga bisa jual beras.

46
47
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
Konsep Kawasan Menuju Keharmonisan
DI BALIK CAKRAWALA
BIRU INDONESIA
Di Balik
Cakrawala Biru
Indonesia
Hamparan laut nan biru
Konsep kawasan : mewarnai lukisan alam
Minapolitan
Indonesia yang terlihat
Kawasan Minapolitan begitu serasi dengan
TA 2005-2011 :
29 provinsi
birunya langit dan hijaunya
48 kawasan daratan negeri ini. Dengan
Jenis Pengembangan : luas perairan tiga kali dari
Budidaya ikan air tawar luas keseluruhan, pantaslah
Ikan hasil tangkap
jika Indonesia dinobatkan
Dukungan Infrastruktur : sebagai Negara Kepulauan/
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Peningkatan jalan poros desa, jalan usaha tani,


pembangunan talud, packing house, cold Maritim Terbesar di dunia
storage, peningkatan tambatan perahu dengan gugusan pulau
besar dan kecil yang
jumlahnya mencapai
17.508 pulau.

48
Sebutan ‘negara kepulauan’, sebenarnya, me­ Dengan kondisi geografis seperti disebutkan Kawasan Minapolitan
Mina Asri, Desa
ru­pakan arti dari nama “Indonesia” itu sendiri, di atas, Indonesia memiliki potensi ekonomi
Tanjungsari,
yang sudah digunakan jauh sebelum Indonesia kelautan yang sangat besar. Berdasarkan Kabupaten Boyolali
menjadi negara berdaulat, “Indonesia” berasal prakiraan para pakar dan lembaga terkait di
dari kata indus (bahasa Latin) yang berarti tahun 2009 terhadap nilai ekonomi potensi dan
“Hindia” dan nesos (bahasa Yunani) yang berarti kekayaan laut Indonesia, hasilnya mencapai
“pulau”. Dengan demikian, Indonesia berarti 149,94 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,994
“kepulauan yang berada di Hindia”. triliun. Nilai tersebut meliputi perikanan senilai
31,94 miliar dolar AS, wilayah pesisir lestari
Wilayah Indonesia yang terbentang di antara 65 miliar dolar AS, bioteknologi laut 40 miliar
Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik dolar AS, wisata bahari 2 miliar dolar AS, minyak
memiliki luas keseluruhan sebesar 7,9 juta km2. bumi 6,64 miliar dolar AS, dan transportasi laut
Dengan luas daratan hanya sebesar 22% saja sebesar 20 miliar dolar AS.
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
atau 1,8 juta km2. Sedangkan. luas perairannya
mencapai 77% dari luas keseluruhan atau 6,1 Sementara, badan pangan dan pertanian
juta km2. Luas perairan tersebut terbagi atas laut sedunia (Food and Agriculture Organization–
teritorial seluas 3,2 juta km2 (terluas di dunia) FAO) menyebutkan Indonesia sebagai produsen
dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) ikan terbesar di dunia. Hal ini berdasarkan
sebesar 2,9 juta km2 (terluas ke-12 di dunia). data di tahun 2006 yang menunjukkan bobot
(Sumber: United Nations Environment Program–UNEP. produksi ikan Indonesia mencapai 87,1 juta ton.
2003). Hasil tangkapan laut Indonesia mencapai 52%

49
dari hasil keseluruhan tangkapan laut dunia. sepenuhnya dari para pemegang kebijakan.
Selain potensi kekayaan laut, perairan Indonesia Akibatnya, potensi kelautan Indonesia belum
juga memiliki andil besar dalam perdagangan diolah secara maksimal sehingga sektor kelaut­
dunia. Lebih dari 80% perdagangan dunia de­ an belum mampu meningkatkan perekonomian
ngan nilai lebih dari 500 miliar dolar AS (tahun secara signifikan. Hal ini berujung pada belum
2006) berlangsung melalui laut. Oleh karena tercapainya kesejahteraan masyarakat di wila­
itu, keberadaan negara-negara maritim, seperti yah pesisir, khususnya para nelayan.
Indonesia, memiliki pengaruh besar dalam per­
dagangan dunia. Hal tersebut tampak dari sejumlah data yang
dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Per­
Potensi besar dari perairan Indonesia dapat ikanan dalam Pedoman Umum Minapolitan
dimanfaatkan untuk meningkatkan per­ eko­ 2011. Dimana, luas lautan Indonesia yang jum­
nomian dari sektor kelautan. Namun, pe­ lahnya mencapai 2/3 dari luas keseluruhan
ngembangan sektor kelautan ini masih belum hanya memberikan Product Domestic Bruto
menjadi prioritas dan mendapatkan perhatian (PDB) perikanan sebesar 3,2%. Potensi budidaya

Kawasan Minapolitan
Kojadoi. Kabupaten
Sikka. NTT
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

50
laut yang dimiliki negeri ini seluas 8.363.501 di tahun 2006-2007 terjadi peningkatan jumlah
ha, tetapi yang terealisasi baru seluas 74.543 nelayan sebesar 2,06%. Namun, peningkatan
ha. Begitu pula dengan potensi tambak seluas berbanding terbalik dengan jumlah ikan di per­
1.224.076 ha, baru dapat terwujud seluas airan negeri ini yang kian langka.
612.530 ha.
Kondisi ini melatarbelakangi upaya-upaya un­
Disamping itu, potensi sumberdaya perikanan tuk mengembangkan wilayah perairan/pe­
tangkap negeri ini sebesar 6,4 juta ton per si­
sir dengan sektor kelautan dan perikanan
tahun, tetapi masih banyak nelayan yang sebagai kegiatan utama demi meningkatnya
hidup dalam kemiskinan. Lebih dari separuh kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat,
(50%) dari jumlah nelayan di negeri ini, yaitu ter­utama para nelayan. Untuk itu, diperlukan
2.755.794 orang (nelayan laut dan perairan perubahan cara berpikir dan orientasi pem­
umum), masih berstatus sambilan utama dan bangunan dari daratan ke maritim dengan
sambilan tambahan. Sementara itu, jumlah konsep pembangunan berkelanjutan dan ge­
nelayan terus mengalami peningkatan, seperti rakan yang mendasar dan cepat. Perubahan
ini disebut dengan Revolusi Biru. Revolusi
Biru pun diimplementasikan melalui sistem
pembangunan sektor kelautan dan perikanan
berbasis wilayah yang menggunakan konsep
Minapolitan.

Pengembangan Kawasan Minapolitan merupa­


kan alternatif solusi pembangunan wilayah per­
desaan, dalam hal ini adalah kawasan perairan/
pesisir (tangkap) dan kawasan budidaya
(kolam). Kegiatannya difokuskan pada sistem
dan usaha perikanan (minabisnis) sehingga
mam­pu mendorong kegiatan perikanan di wi­
layah sekitarnya. Pengembangan Kawasan
Minapolitan turut diwujudkan oleh Direktorat
Pengembangan Permukiman, Ditjen Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum di
sejumlah wilayah di Indonesia. Dengan
pengembangan Kawasan Minapolitan
diharapkan dapat mewujudkan pembangunan
berkelanjutan melalui peningkatan produksi
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

perikanan tangkap maupun budidaya sehingga


mampu mening­ katkan pendapatan dan
kesejahteraan masya­rakatnya.

Konsep Kawasan Minapolitan


Menurut UU Penataan Ruang No. 26/2007,
Kawasan Minapolitan merupakan turunan dari
Kawasan Agropolitan, yaitu kawasan yang terdi­ri
51
sebagai kawasan ekonomi unggulan dengan
produk kelautan dan perikanan sebagai ko­
mo­ditas utamanya. Konsep Minapolitan da­
lam pembangunan sektor kelautan dan per­
ikanan ini berlandaskan pada 3 asas, yakni
demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan
prorakyat; keberpihakan pemerintah pada rak­
yat kecil melalui pemberdayaan rakyat kecil;
serta penguatan peranan ekonomi daerah de­
ngan prinsip: “daerah kuat, maka bangsa dan
Petani sedang memberi atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wila­yah negara pun kuat”.
makan di kolam
perdesaan sebagai sistem produksi perikanan
budidaya ikan lele
dan pengelolaan sumberdaya alam tertentu Kawasan Minapolitan begitu khas dengan ma­
yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan yoritas masyarakatnya yang mendapatkan
fung­­sional dan hirarki keruangan satuan sis­ peng­­ha­silan dari kegiatan minabisnis. Kegiatan
tem permukiman dan sistem minabisnis. Sama minabisnis merupakan kegiatan penangangan
halnya dengan Agropolitan, konsep Mina­ po­ komoditas secara komprehensif, mulai dari hu­
litan juga dicetuskan Friedman dan Douglas lu sampai hilir, seperti pengadaan, produksi,
(1985) sebagai aktivitas pembangunan yang pengolahan, hingga pemasaran.
ter­konsentrasi di wilayah perdesaan ber­ pen­
duduk antara 50.000–150.000 jiwa. Kegiatan minabisnis dicirikan dengan keber­
adaan sentra-sentra produksi dan pemasaran
Berdasarkan asal katanya, Minapolitan adalah berbasis perikanan yang sangat memengaruhi
gabungan dua kata, yaitu mina yang berarti perekonomian di sekitar kawasan. Disamping
“ikan” dan polis/politan yang berarti “kota”. itu, karakteristik minapolitan tampak dari ke­
Dengan demikian, Minapolitan diartikan seba­ anekaragaman kegiatan–ekonomi, produksi,
gai kota perikanan. Konsep minapolitan pun per­­dagangan, jasa, pelayanan, kesehatan, dan
diuraikan sebagai kota perikanan berbasis sosial–yang saling terkait. Sebagai pendukung
pada pembangunan ekonomi kelautan dan kegiatan, Kawasan Minapolitan juga telah me­
perikanan wilayah melalui pendekatan dan miliki sarana dan prasarana yang memadai.
sistem manajemen kawasan yang terintegrasi, layaknya sebuah kota.
efisien, berkualitas, dan berakselerasi tinggi.
Kawasan Minapolitan sangat penting untuk
Sedangkan, Kawasan Minapolitan adalah suatu dikembangkan di Indonesia. Hal ini disebabkan
bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama oleh tersedianya lahan perikanan dan tenaga
kerja yang murah, masyarakat pembudidaya
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian

ekonomi yang terdiri dari sentra produksi,


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, perikanan telah memiliki kemampuan dan


pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung pengetahuan, telah terbentuk jaringan antara
lainnya. sektor hulu dan hilir, serta kesiapan institusi.
Adapun tujuan dari pengembangan Kawasan
Secara konseptual, Minapolitan memiliki 2 Minapolitan sebagai konsep dari Revolusi Biru
unsur utama, yakni Minapolitan sebagai kon­ adalah:
sep pembangunan sektor kelautan dan per­ • Meningkatkan produksi, produktivitas, serta
ikanan berbasis wilayah serta Minapolitan kualitas dari komoditas kelautan, perikanan
52
budidaya dan produk olahannya. pemasaran.
• Mengembangkan sistem minabisnis. c. Mengintegrasikan sentra produksi peng­olah­
• Mengembangkan pusat pertumbuhan eko­ an, dan/atau pemasaran menjadi kawasan
nomi di Kawasan Minapolitan. ekonomi unggulan daerah menjadi Kawasan
• Meningkatkan pendapatan dan kesejahtera­ Minapolitan.
an masyarakat secara adil dan merata, khu­ d. Pendampingan usaha dan bantuan teknis
susnya para nelayan, pembudidaya ikan, dan di sentra produksi, pengolahan, dan/atau
pengolah ikan. pemasaran unggulan berupa penyuluhan,
pelatihan, dan bantuan teknis.
Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, di­ e. Pengembangan sistem ekonomi kelautan
susunlah strategi utama pembangunan sektor dan perikanan berbasis wilayah.
kelautan dan perikanan melalui Minapolitan.
Strategi tersebut mencakup penguatan lem­ Pengembangan Kawasan Minapolitan yang
baga dan sumber daya manusia secara terin­ se­­
penuhnya memanfaatkan potensi lokal
tegrasi, pengelolaan sumber daya kelautan dan ini sa­ngat mendukung perlindungan dan
perikanan secara berkelanjutan, peningkatan pengem­ bangan terhadap budaya-sosial
produktivitas dan daya saing berbasis lokal. Dengan demikian, pengembangannya
pengetahuan, serta perluasan akses pasar telah sesuai de­­ ngan Rencana Tata Ruang
domestik dan internasional. Sebagai upaya Wilayah Nasional (RTRWN) yang mendukung
percepatan, strategi utama direalisasikan pengembangan kawasan an­dalan. Oleh karena
melalui langkah-langkah strategis berikut: itu, pengembangan Kawasan Minapolitan
a. Kampanye Nasional melalui media massa, ko­ tidak bisa terlepas dari pengembangan sistem
munikasi antarlembaga, ataupun pameran. pusat kegiatan di tingkat nasional, provinsi, dan
b. Menggerakkan produksi, pengolahan, dan/ kabupaten. Kawasan ini pun memiliki batasan
atau pemasaran di sentra produksi unggulan yang hanya ditentukan oleh skala ekonomi
pro-usaha kecil, di bidang perikanan tangkap, (economic of scale).
perikanan budidaya, serta pengolahan dan
Pembatasan aktivitas
tertentu di kawasan
minapolitan Mina Asri,
Desa Tanjungsari,
Kabupaten Boyolali

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

53
Mekanisme Pengembangan Kawasan atau pemasaran dan kegiatan usaha lainnya,
Minapolitan seperti jasa pelayanan dan perdagangan.
Untuk dapat dikembangkan menjadi Kawasan b. Memiliki sarana dan prasarana sebagai pen­
Minapolitan, suatu wilayah–dalam hal ini sistem dukung aktivitas ekonomi.
kewilayahan kabupaten, harus memenuhi be­ c. Menampung dan mempekerjakan sumber
be­rapa persyaratan yang akan menjadi per­ daya manusia di dalam Kawasan Minapolitan
timbangan berdasarkan aspek strategis dari dan daerah sekitarnya.
unsur makro pembentuk Kawasan Minapolitan. d. Mempunyai dampak positif terhadap pereko­
Salah satunya memiliki komoditas unggulan di nomian di daerah sekitarnya.
bidang kelautan dan perikanan dengan nilai
ekonomi tinggi yang akan dikembangkan. Seperti halnya kawasan Agropolitan, pengem­
bangan Kawasan Minapolitan harus melalui
Komoditas unggulan merupakan komoditas mekanisme pengajuan usulan terlebih dahulu.
andalan yang paling menguntungkan untuk Dalam mekanisme tersebut, diuraikan prosedur
dikembangkan karena memiliki prospek pe­ tentang pengajuan lokasi Kawasan Minapolitan
ngem­ bangan tinggi di masa depan, keber­ yang meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:
adaannya melimpah, dan dapat meningkatkan 1. Usulan dari Kabupaten oleh Pemerintah
penghasilan/kesejahteraan masyarakatnya. Po­ Provinsi. Pemerintah Kabupaten mengajukan
la pengembangan yang terpadu akan mening­ usulan mengenai Kawasan Minapolitan. Se­
katkan efisiensi dan optimalisasi pemanfaatan belumnya, Pemerintah Kabupaten telah me­
sumber daya sehingga mampu meningkatkan lakukan identifikasi potensi dan masalah
produksi sekaligus pendapatan masyarakat. terlebih dahulu. Identifikasi dimaksudkan
untuk mengetahui kondisi dan potensi lokal,
Selain memiliki komoditas unggulan di bidang yaitu komoditas unggulan. Lokasi Kawasan
kelautan dan perikanan, Kawasan Minapolitan Minapolitan yang berada di dalam kawasan
hendaknya telah memiliki sistem mata rantai kabupaten ditetapkan oleh Bupati/Walikota.
produksi (hulu–hilir), kelayakan daerah, du­ 2. Pemerintah Pusat menilai kesiapan lokasi un­
kung­ an infrastruktur yang memadai–seperti tuk dapat dikembangkan sebagai Kawasan
transportasi, jaringan listrik, dan air bersih, serta Minapolitan. Penilaian dilakukan berdasarkan
dukungan berbagai fasilitas minabisnis–seperti kelengkapan persyaratan administrasi, be­
pasar, balai benih ikan, lembaga keuangan, dan rupa dokumen perencanaan yang terdiri
kelompok budidaya. Sumber daya manusia yang dari SK lokasi, SK pokja, Masterplan, RPIJM,
cukup dan mampu menggerakkan kegiatan di dab DED, serta potensi lokasi kawasan yang
dalam kawasan juga sangat dibutuhkan bagi diusulkan.
perkembangan Kawasan Minapolitan. Dengan 3. Pengembangan Kawasan Minapolitan yang
didukung komitmen kuat dari pemerintah di­­usul­kan dapat dipenuhi jika telah meme­
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

da­­erah, Kawasan Minapolitan yang serasi, se­ nuhi kondisi berikut:


im­bang, dan terintegrasi pun akan segera • Apabila kelengkapan administrasi dan
terwujud. po­tensi kawasan yang diusulkan telah
memenuhi persyaratan dalam butir
Sebagai sebuah kawasan ekonomi potensial nomor 2.
ung­gulan, Kawasan Minapolitan memiliki karak­ • Apabila kelengkapan administrasi belum
teristik tersendiri, yaitu: terpenuhi semua, tetapi kawasan yang
a. Memiliki sentra produksi, pengolahan, dan/ diusulkan memiliki potensi yang baik.
54
dilihat dari profil kawasan tersebut. • Potensi kabupaten yang akan dikembang­
Kawasan ini akan diberi kesempatan untuk kan menjadi Kawasan Minapolitan. Potensi
melengkapi kekurangan persyaratan kabupaten merupakan faktor pendukung
administrasi dalam waktu 1 tahun. Apabila berkembangnya Kawasan Minapolitan.
dalam kurun waktu 1 tahun belum • Kawasan Minapolitan tidak ditentukan
terlengkapi, dana bantuan pembangunan oleh batasan administrasi pemerintahan.
pada tahun berikutnya akan dihentikan Namun, prosedur penetapannya dimulai
untuk sementara. dari penetapan kabupaten terpilih dan
basis analisa data berdasarkan batas ad­
Setelah adanya pengajuan tentang usulan lokasi ministrasi. Oleh karena itu, proses pe­ni­
Kawasan Minapolitan yang akan dikembangkan, laian Kawasan Minapolitan diawali de­
dilaksanakan penilaian/pemilihan kawasan ngan proses penilaian Kabupaten yang
dengan mempertimbangkan beberapa hal di berpotensi untuk mendapatkan kawasan
bawah ini: terpilih.
• Program-program pengembangan kawas­ • Kawasan Minapolitan merupakan satu
an dari departemen/badan yang memili­ki kesatuan kawasan perdesaan yang ter­
keterkaitan lingkup kegiatan (tupoksi) de­ diri dari desa pusat dan desa-desa hinter­
ngan pengembangan kawasan berbasis land-nya yang diindikasikan oleh adanya
minabisnis. hubungan fungsional antara kegiatan di
• Komoditas unggulan sebagai pemicu un­ desa pusat dan di desa hinterlandnya.
tuk tumbuh kembangnya kehidupan dan • Kawasan Minapolitan yang diusulkan su­
penghidupan dari sektor-sektor komoditi dah menetapkan struktur hirarki kawasan.
ikutan lainnya. • Memiliki sistim kelembagaan dan sistem

Mekanisme Penyelenggaraan Minapolitan


Kel

DM

Program
emb

Minapolitan
.S

Pemda
mb

Pusat/Provinsi/ Pus
Kab/Kota
aga

at/P
Kab/Kota
ge

(Pokja Agropolitan) Kab rovin


/Ko si/
Pe
an

ta

• Identifikasi
Perencanaan Pengembangan Monitoring
• Usulan Lokasi Sosialisasi (Master Plan/
dari Bupati / Kawasan dan Evaluasi
RPIJM/DED)
Gubernur
• SK lokasi
oleh Menteri Ma
y sy
n

Kelautan dan Pe ang arak


Inf
ala

Perikanan md di at
ras

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


a S fasi Ta AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
od

• MoU ete litas ni


rm

tru

mp i
at
Pe

ktu
r

Minapolitan
Mandiri
Keterangan :

• SK Menteri Kelautan dan Perikanan


Nomor 41/MEN/2009
Nomor 32/MEN/2010
Nomor 39/MEN/2011
• MoU antara Menteri PU dan Menteri KP Nomor
06/MEN-KP/KB/VI/2010
• PKS Dirjen Cipta Karya Nomor
PR.0103-DC/PKS/16/2010

55
diminati pasar.
• Pengolahan Hasil Perikanan
Adanya upaya untuk mendapatkan nilai
tam­bah dari hasil perikanan. Jika semula
hasil pertanian hanya diperoleh dalam
bentuk produk primer, kini, mampu meng­
hasilkan produk olahan. Dalam upaya ini,
packing house dan tempat penjemuran
me­rupakan infrastruktur yang mendukung
proses pengolahan.
• Pemasaran Hasil Perikanan
Infrastruktur yang tersedia sangat menun­
jang upaya pemasaran hasil perikanan,
Abon Ikan Patin yang yang dapat memperpendek mata rantai
mengandung OMEGA 3&6
tata niaga perdagangan, mulai dari sentra
serta kaya protein
produksi sampai ke sentra pemasaran
pengelolaan yang mendukung berkem­ akhir. Misalnya saja, tambatan perahu dan
bangnya Kawasan Minapolitan. Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
• Komitmen yang kuat dari pemerintah
daerah dengan diterbitkannya SK pene­ Disamping dukungan infrastruktur, keber­ha­­­
tapan kawasan dari Bupati atau dana silan pelaksanaan pengembangan Kawasan
sharing dari pemerintah daerah setempat Minapolitan juga didukung oleh kelem­bagaan
• Persyaratan pengembangan Kawasan yang kuat di Kabupaten/Kota. Ke­­­lemba­gaan
Minapolitan sebagai kriteria untuk meng­ Minapolitan ini dibentuk oleh Bupati/Walikota
identifikasi Kawasan Minapolitan. yang ber­tujuan mengintegrasikan kegiatan-
kegiatan sek­toral di daerah. Ruang lingkup
Dukungan Infrastruktur Kawasan kegiatan dari kelembagaan Minapolitan men­
Minapolitan cakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
Sistem infrastruktur yang tersedia menjadi dan pelaporan.
salah satu kunci keberhasilan pengembangan
Kawasan Minapolitan. Infrastruktur tersebut Kelembagaan Minapolitan juga dibentuk di
membentuk struktur ruang, seperti jaringan ting­kat Provinsi yang memiliki fungsi koordi­na­si
ja­lan, sumber air, jaringan listrik, dan jaringan sebagai fasilitasi hubungan antara Kabupaten/
telekomunikasi yang bermanfaat bagi pe­ning­ Kota dan antara daerah dengan Pusat. Ke­lem­
katan produktivitas hasil perikanan, peng­olah­an bagaan yang dibentuk oleh Gubernur ini beru­
hasil perikanan, dan pemasaran hasil perikanan. pa Kelompok Kerja (Pokja). Sementara, untuk
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

• Peningkatan Produktivitas Hasil Perikanan mengintegrasikan seluruh kegiatan antarunit


Infrastruktur yang sangat memadai kerja teknis dengan instansi sektoral terkait,
seperti peningkatan jalan poros desa, dibentuklah Tim Koordinasi Minapolitan yang
jalan usaha tani dan pembangunan talud tugas pokok dan fungsinya bersifat koordinatif.
yang dibangun Kementerian Pekerjaan
umum sangat men­ du­kung upaya-upaya Kinerja Dukungan Infrastruktur
peningkatan pro­duk­tivitas hasil perikanan Kawasan Minapolitan
sehingga hasilnya ber­ daya saing dan Pengembangan Kawasan Minapolitan oleh Di­
56
rektorat Pengembangan Permukiman telah
ber­langsung sejak tahun 2005 dengan hanya
mem­fasilitasi 1 kawasan. Di tahun 2006, dikem­
bangkan kembali sebuah kawasan lain seiring
dengan pembangunan lanjutan dari tahun
se­belumnya. Sampai dengan tahun 2011, ter­
da­pat 48 Kawasan Minapolitan dengan 10 ka­
wasan yang telah selesai difasilitasi. Di tahun
2011, sebanyak 18 kawasan baru juga telah
dikembangkan menjadi Kawasan Minapolitan.
Kinerja pengembangan Kawasan Minapolitan
sejak tahun 2005–2011 terurai dalam tabel dan
grafik berikut ini:

Kerupuk olahan
Pencapaian Kawasan Minapolitan 2005-20011 ikan Patin

Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Baru 1 1 – 3 20 5 18

Lanjutan – 1 2 2 2 21 20

Selesai – – – – 3 4 10

Total 1 2 2 5 25 30 48

48
50

45

40 18

35
30
30 25 5
25
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
20 20

15 20 21

10 5
1 2 2 10
5 3 2
1 4
1 1 2 2 3
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Baru Lanjutan Selesai

57
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Kawasan Minapolitan Mina Asri,


Desa Tanjungsari,
Kabupaten Boyolali

58
59
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
Kawasan Minapolitan MUARO JAMBI:

Sumber penghasilan
sekaligus investasi yang
menggiurkan
Bila Jakarta, kota
Status : kosmopolitan yang
Kawasan Minapolitan Muaro Jambi serba gemerlap mampu
Luas :
menyihir jutaan rakyat
2.500m2 Indonesia untuk mengadu
Terdiri dari 12 kolam ikan budidaya
peruntungan nasibnya
Potensi Unggulan : disana, tidak demikian
Budidaya ikan patin halnya dengan Timan
Hasil Olahan : (54 tahun). Dengan
Kerupuk kulit dan abon ikan patin segenap harapan, Timan
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

mengarahkan nasib
hidupnya di Kabupaten
Muaro Jambi, Provinsi
Jambi.

60
KABUPATEN Muaro Jambi merupakan kabu­ programnya oleh Pemerintah, tapi sebagai pe­ Jalan di kawasan
Minapolitan Desa
paten hasil pemekaran dari Kabupaten Batang tani ladang, profesi yang telah dilakoni lelu­
Pudak. Kumpeh Ulu.
Hari yang dibentuk berdasarkan Undang-un­ hurnya di Jawa Tengah sejak dahulu. “Saya Muaro Jambi
dang Nomor 54 tahun 1999 dengan pusat pe­­ datang kesini tahun 1994. Dulu saya petani
merintahan di Sengeti, Kecamatan Sekernan ladang yang menanam jagung, kacang-ka­
yang berjarak sekitar 38 Km dari Kota Jambi. cangan dan lain-lain. Tetapi karena lahannya
kurang subur untuk ditanami, saya mencoba
Secara geografis, Kabupaten Muaro Jambi budidaya ikan,” kenang Timan.
ber­ada pada posisi strategis karena selain
merupakan hinterland Kota Jambi, kabupaten Tahun 2004, Timan dan warga sekitar menyulap
ini juga merupakan center point pertemuan ladang pangan seluas 2.500 m2, menjadi 12
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
lintas timur dan penghubung lintas barat ko­lam budidaya ikan patin. “Kenapa ikan pa­
Sumatera. Posisi ini secara ekonomis sangat tin? Karena hanya ikan patin yang mampu
menguntungkan, karena dapat memacu laju hidup di air yang tidak mengalir, daerah kami
pertumbuhan perekonomian daerah. adalah rawa dimana airnya tidak mengalir se­
perti sungai,” jelas Timan. Melalui tangan di­ngin
Puluhan tahun silam, Timan mulai mengadu Timan, Budidaya ikan patin memperoleh hasil
nasib di ranah Jambi. Bukan sebagai trans­ panen perdana yang menggembirakan. Ke­
migran yang pada waktu itu sedang digalakkan mu­dian lahirlah Kelompok Pembudidaya Ikan

61
(Pokdakan) Tunas Baru dimana Timan menjadi
Ketua Kelompoknya. Kolam-kolam patin kian
banyak dijumpai di Desa Pudak. Dari 12 unit
kolam bertambah menjadi 30 kolam dan terus
meningkat setiap tahunnya.

Kendati demikian, bu­kan tanpa ken­dala Timan


dan kelompoknya men­ja­lani usaha ini. Ia dan
puluhan petani budidaya ikan kolam maupun
keram­ba pun mengalami masa jatuh bangun
ketika ikan-ikan mereka terserang pe­nyakit yang
menyebabkan gagal panen. Hingga suatu
hari ada informasi dari Dinas Kelautan dan
Per­ikanan bahwa Desa Pudak, Kecamatan
Kumpeh Ulu akan
dijadikan
K aw a s a n
Mina­politan.

Timan memang tak pernah


menyangka bila tempat ting­
gal yang dulunya adalah daerah
rawa ini menjadi zona inti Kawasan
Minapolitan di Kabupaten Muaro Jambi.
sesuai Keputusan Men­ teri Kelautan d a n
Per­­
ikanan Nomor : 32/
MEN/2010 tanggal 14 Mei
2010 dan SK Bupati Nomor:
355/2010. “Saya dan teman-
teman se­ma­kin semangat
mengem­bangkannya. Kami Perlahan
diberi pe­nyuluhan tentang tapi pasti,
budidaya ikan kolam seperti memilih pengem-
bibit ikan serta pakan yang baik, ” jelas Timan. bangan budidaya
ikan patin ini
Menurut Paruhuman Lubis, terus meningkat.
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Kepala Dinas Ke­la­utan Sehingga banyak


dan Perikanan Kabupaten Muaro Jam­ bi, dari petani budidaya ikan kerambah
sebelum adanya program Kawasan Mina­ beralih ke kolam seperti yang dilakukan Syaiful
politan, masyarakat Desa Pudak memang su­ (45 tahun). “Sebetulnya untuk pengembangan
dah melakukan budidaya ikan patin. “Kami budidaya ikan kolam atau keramba sama
hanya bersifat mendampingi dan memberikan saja. Hanya saya menilai untuk ikan kolam
penyuluhan.” lebih rendah risikonya,” ujar pria asli warga
Kumpeh Ulu ini sambil tersenyum. Hal tersebut
62
dibuktikannya dengan hasil panen 10 kolam Keenam pokdakan tersebut kini mengolah Panen ikan patin di
Pokdakan Tunas Baru
miliknya yang mampu menghasilkan 8.000 ekor 630 unit kolam di lahan seluas 63 hektar yang
ikan patin. terbagi di empat lokasi. “Alhamdulilah...setiap
hari per kelompok kami bisa panen 5-6 ton
Peran Infrastruktur di Kawasan dengan harga jual per kilogramnya Rp 10.000.-.”
Minapolitan ujar Timan yang siang itu ditemani oleh masing-
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Demam budidaya patin pun mulai menyebar masing ketua Pokdakan, Supriyanto, Syaiful,
ke desa tetangga lainnya. Pokdakan Tunas Baru Sutrisno, Suwardi dan Trinarto. Hasil panen ini
tak lagi bisa menampung anggotanya hingga kemudian dipasarkan dengan pembagian 3 ton
kemudian dikembangkan menjadi 6 Pok­dakan. ke luar kota seperti Palembang dan Medan, 3
yakni Mina Teladan, Mina Barokah, Usaha ton lagi untuk memenuhi pasar lokal.
Mina Makmur, Usaha Mina Mandiri serta Mina
Handayani dengan Tunas Baru tetap sebagai “Sejak tahun 2011, kami sangat terbantu de­
induknya. ngan adanya peningkatan jalan produksi di
63
areal kolam, karena hasil panen sudah dapat di­ Menurut Timan, saat ini memiliki kolam ikan ti­
bawa dengan Torsa (sepeda motor beroda dak hanya sebagai sumber penghasilan, tetapi
tiga) tak lagi dipikul. Hemat waktu, juga memiliki nilai investasi yang cukup tinggi.
hemat tenaga dan hemat biaya,” “Sejak akses jalan produksi terbuka, harga ta­
kata Timan. nah yang tadinya hanya Rp 500.000,-/m2, kini
menjadi Rp 1.500.000,-.”
“Pembangunan jalan produksi ini
sesuai dengan salah satu arah kebijakan Serap Tenaga Lokal dan Membuka
pembangunan infra­struktur Cipta Karya, yaitu peluang usaha
meningkatkan per­ tumbuhan ekonomi desa Dampak positif lain dari pembentukan kawasan
yang didalamnya ter­dapat kebijakan mengenai minapolitan adalah mampu menyerap tenaga
akses infrastruktur bagi pertumbuhan ekonomi kerja lokal terutama usia produktif. “Bagi yang
lokal,” jelas H. Ivan Wirata, ST., MM., MT., Kepala pria, bisa bekerja di kolam dan yang wanita bisa
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi. menambah penghasilan dapurnya di tempat
pengolahan ikan. Kami juga mendukung pro­
Selain itu, Dudi Mulyana, ST., MT., Kasubid ses pengolahan ikan patin yang dilakukan oleh
Produksi Bappeda Kabupaten Muaro Jambi kelompok tani wanita menjadi penganan ri­
menambahkan bahwa pembangunan infra- ngan seperti abon patin dan kerupuknya. Di
struktur juga di­­­harapkan mampu mempercepat halaman rumah, para petani juga menanam
pengem­bang­an kawasan, meningkatkan nilai tanaman hortikultura sehingga kampung ini
tambah komoditas unggulan perikanan, me­ menjadi Kampung Pangan Terpadu Minapolitan
ning­katkan akses pergerakan orang dari dan Pudak,“ jelas Paruhuman Lubis.
menuju ka­wasan termasuk pergerakan barang
dan jasa serta meningkatkan daya tarik investasi Adalah Rusmiyati
di ka­wasan minapolitan. (50 tahun) yang
kini dipercaya
Hal ini didukung dengan adanya Nota mengkoordinir ibu-ibu
Kese­pahaman (MoU) No. 06/MEN-KP/ rumah tangga di Desa
KB/VI/2010 antara Kementerian Pudak dalam Kelompok
Pekerjaan Umum dan Ke­menterian Wanita Tani (KWT) Tunas Baru.
Kelautan dan Perikanan tentang “Saat ini pesanan produk yang
pengembangan kawasan ekonomi paling banyak adalah kerupuk
berbasis ke­lautan dan perikanan dengan kulit ikan patin. Menurut para
konsep mina­politan. pembeli, kerupuk ini rasanya

Dukungan Kementerian Pekerjaan Umum


Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

pada Kawasan Minapolitan Kumpeh Ulu. Kabupaten Muaro Jambi

No Kegiatan Volume Biaya (Rp) Tahun

1 Peningkatan jalan produksi Tangkit 2.548 m 1.225.500.000 2011


Baru. Kecamatan Sei Gelam

2 Peningkatan jalan produksi Pudak. 1.249 m 570.645.000 2011


Kecamatan Kumpeh Ulu (SKPA)

3 Peningkatan jalan produksi 1.650 m 895.860.000 2011


Kecamatan Kumpeh Ulu

64
renyah dan gurih. Untuk penjualan abon dengan memasok hasil olahan ini ke beberapa
patin belum terlalu banyak penjualannya,” supermarket. Kami mohon bantuan dari semua
jelas Rusmiyati. Untuk aktivitas pengolahan pihak untuk pemasarannya,” jelas Rusmiyati
ikan patin ini, Kementerian Kelautan dan sambil tersenyum.
Perikanan memfasilitasi 1 buah bangunan Unit
Pengelolaan Ikan serta kelengkapan mesin Hasil panen budidaya ikan patin yang melimpah
penunjang seperti alat potong, dan packing. serta hasil pengolahan ikan yang baik tentu
saja memberikan berkah bagi penduduk
“Peralatan ini kami gunakan secara bergantian Desa Pudak. Termasuk salah satunya menarik
dengan KWT lainnya di Kawasan Minapolitan perhatian Presiden Republik Indonesia, Susilo
daerah kami. Produk-produk olahan ini adalah Bambang Yudhoyono untuk bersama para
hasil pengetahuan yang kami dapat dari menteri terkait dan masyarakat Kabupaten
pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh KKP,” Muaro Jambi melakukan Panen Raya di awal
tambah Rusmiyati. Februari 2012 lalu. Dalam kunjungannya itu,
Presiden berharap Kampung Pangan Terpadu
Kendati masih dalam kapasitas home in­dus­try, Minapolitan Pudak mampu menginspirasi
pengolahan ikan patin ini juga te­ tap mem­ daerah lainnya untuk mencukupi kecukupan
perhatikan kandungan gizinya, kare­­ na abon pangan negara kita ditengah gejolak pangan
dibuat dengan menggunakan 100% da­ ging dunia seperti saat ini.
ikan patin segar yang banyak me­ ngan­dung
OMEGA 3 & 6 dan kaya akan protein. Packaging Senyuman Rusmiyati, Timan dan petani
juga dikemas apik agar dapat bersaing dengan budidaya ikan patin/hortikultura di Desa Pudak
produk la­in­
nya di pasaran. Un­ tuk kemasan adalah senyum kegigihan mereka mengubah
100gr, bia­sa­
nya dibandrol de­ ngan harga Desa Pudak menjadi Kampung Pangan Terpadu
Rp 15.000,- hingga Rp 20.000,-. Sedang­ kan Minapolitan yang membanggakan. “Semoga
harga kerupuk kulit ikan patin Rp 12.500,- per kami bisa menjaganya dengan baik,” ujar Timan.
250 gram. “Insya Allah kami siap bersaing di Sebuah harapan sederhana, dari sebuah desa
pasaran untuk kualitas dan rasanya. Saat ini kecil yang kini sangat menjanjikan!
kami dibantu Dinas Perikanan dan Kelautan
Unit Pengolahan Ikan
sedang berupaya menembus pasar nasional Desa Pudak

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

65
Koordinasi serta kerja sama
yang baik antara Dinas
H. Ivan Wirata. ST.. MM.. MT.
Perikanan dan Kelautan, Dinas
Kepala Dinas PU
Pekerjaan Umum, dan masyarakat Provinsi Jambi
menjadikan Ka­ wasan Minapolitan
Muaro Jambi menjadi salah satu
percontohan yang sukses.

Kunci keberhasilan Kawasan


Minapolitan Desa Pudak adalah
keuletan dan kegigihan para petani
Paruhuman Lubis budidaya. Kita dari Pemerintah
Kepala Dinas Kelautan daerah harus bisa membimbing
dan Perikanan
Kab. Muaro Jambi
mereka melalui penyuluhan, dan yang
terpenting adalah jangan sekali-kali
membohongi para petani.

Timan
Alhamdulillah..... dengan ada­ Petani
nya Kawasan Minapolitan di budidaya ikan
Desa Pudak. kehidupan kami bisa
lebih meningkat. Dulu dengan
tanaman pangan, sebulan kami dapat
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

penghasilan Rp 1 juta sekarang kami


bisa dapat Rp 2-3 juta. Apalagi dengan
adanya peningkatan jalan produksi
kami jadi lebih hemat waktu, tenaga
dan biaya tentunya.

66
67
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
Kawasan Minapolitan TERNATE:

Kota Bahari
Nan Kaya
Pagi itu, Pelabuhan
Status :
Perikanan Nusantara
Kawasan Minapolitan
Kemen­te­rian Kelautan dan Perikanan Bastiong (Ternate) tampak
melalui SK No. KEP.32/MEN/2010 lebih ramai. Selain tertutup
Luas Wilayah Laut Maluku Utara:
kapal-kapal penangkap
106.977,32 Km2 ikan, suara nelayan penjual
ikan pun bersahutan seraya
Potensi Sumber Daya Ikan:
143.165,36 ton per tahun menyebut angka rupiah
yang terbilang murah untuk
Potensi Unggulan:
ratusan kilogram ikan laut
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Pelagis Besar (ikan tuna dan cakalang)


Pelagis Kecil (ikan layang dan tembang) segar. Kondisi ini menjadi
Demersal (ikan kakap merah, ekor
aktivitas rutin awak
kuning,kerapu)
pelabuhan, dari dini hari
hingga siang menjelang.

68
Pulau Ternate merupakan wilayah kepulau­ Pulau Mayau, Pulau Tifure, Pulau Maka, Pulau Jalan di kawasan
Minapolitan PPN Ternate
an yang terletak di pesisir barat pulau Halmahera Mano dan Pulau Gurida.
yang tak lagi digenangi
dan merupakan bagian dari Provinsi Maluku air
Utara. Pulau kecil yang berada di kaki Gunung Dari sisi geografis wilayah, pulau – pulau kecil di
Gamalama ini memiliki luas 5.681,30 km2, yang Ternate ini sangat strategis, karena merupakan
didominasi oleh perairan laut dengan luas seki­ daerah migrasi/ruaya berbagai jenis ikan pelagis
tar 5.457,55 km2, dan luas daratan 133,74 km2. besar (tuna dan cakalang) yang merupakan ko­
Secara geografis Kota Ternate terletak pada mo­ditas andalan perikanan. Karena itu, po­ten­si
126o20’ – 128o05’ BB dan 0o50’ – 2o10’ LU. di bidang perikanan dan kelautan di wila­yah ini
cukup besar. Berdasarkan data sekun­der yang
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
Kota Ternate sendiri terbagi atas 7 kecamatan diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan
yaitu Kecamatan Pulau Ternate, Ternate Selatan, tahun 2004, potensi lestari ikan di perairan
Ter­
na­te Utara, Moti, Ternate Tengah, Batang Ternate sebesar 23.919,25 ton per tahun dari
Dua dan Pulau Hiri. Sekitar 70% kelurahan/desa standing stock yang dimiliki sebesar 47.838,25
me­­miliki pantai sedangkan 18 desa sisanya ti­ ton yang terdiri dari ikan pelagis besar seperti
dak mempunyai wilayah pantai. Tak hanya itu, tuna, cakalang, tongkol, cucut, tenggiri, dan
kekayaan alam Kota Ternate juga tersebar dalam ikan pelagis kecil seperti ikan layang dan
7 buah pulau kecil, yakni Pulau Hiri, Pulau Moti, tembang. Ikan demersal seperti kakap merah,

69
skuda, ka­kap sejati, ekor kuning serta berbagai tambak. Luas perairan potensial untuk budidaya
jenis ikan kerapu. Tingkat pemanfaatan potensi laut mencapai 30 Ha.
perikan­an baru mencapai 29,80 % dari potensi
les­ta­­rinya. Potensi lain yang dimiliki oleh Pulau Pulau Ternate dilihat dari aspek pemasaran
Ternate yaitu sebagian pulau-pulaunya dapat sangat strategis karena merupakan pusat pasar
dijadikan sebagai tempat untuk kegiatan mari­ dan ekspor dari propinsi Maluku Utara yang te­
kultur, diantaranya hatchery, budidaya rum­ lah memiliki sarana dan prasarana pendukung
put laut, keramba (pembenihan dan pembe­ antara lain: pelabuhan Ahmad Yani, Pelabuhan
saran). Selama ini masyarakat cenderung lebih Perikanan Nusantara (PPN) Ternate, dan pusat
banyak pada kegiatan penangkapan, baik pendaratan ikan Dufa-Dufa. Dibukanya Ban­
ikan pelagis, ikan demersal, sehinga cukup su­ da­ra Baabulah juga menunjang aksesibilitas
lit mengubahnya menjadi perilaku pembu­ ko­moditas perikanan maupun produk lain dari
didayaan. Di pesisir pantai Kota Ternate, banyak sentra produksi ke pasaran interinsuler maupun
terdapat bibit bandeng nener dan benur yang ekspor.
dapat digunakan sebagai bibit alami budidaya

Selain memiliki
panorama alam yang
indah, Kota Ternate juga
memiliki kekayaan laut
yang luar biasa
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

70
Melihat potensi yang ada di kota yang lokasinya luar (Outter Ring Fishing Port) dengan po­ten­
persis di kaki Gunung Gamalama ini, Kemen­ si perikanan 1.035.230 ton/tahun. Namun sa­
te­rian Kelautan dan Perikanan melalui SK No. yang, banyaknya ikan hasil tangkap ini tidak
KEP.32/MEN/2010 menetapkan PPN Ternate diimbangi dengan prasarana dan sarana yang
men­jadi salah satu kawasan minapolitan per­ memadai untuk mendukung produksi per­
con­ tohan berbasis perikanan tangkap dari 9 ikanan nelayan, terutama infrastruktur jalan
(Sembilan) PPN lainnya, yakni PPN Pelabuhan di lingkungan pelabuhan. Rustardi, A.Pi, M.Si,
Ratu, Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kepala PPN Ternate mengatakan kondisi
Cilacap, PPN Tamperan, PPN Muncar, PPN Sungai jalan di lingkungan pelabuhan hingga tahun
Liat, PPS BItung, PPS Belawan, dan PPN Ambon. 2011 sangat memprihatinkan. “Genangan air
ada dimana-mana, semua jalan terendam.
Peningkatan jalan dan revitalisasi Drainase juga tidak berfungsi dengan baik
Kawasan Minapolitan PPN Ternate hingga mengganggu operasional beberapa
Saat ini Pelabuhan Perikanan Nusantara Terna­ perusahaan yang ada di pelabuhan. Banyak
te merupakan salah satu pelabuhan ling­ kar mobil rusak karena terendam air. Sebelum ada
program kawasan minapolitan, di lingkungan
pelabuhan sudah ada 10 perusahaan yang
beroperasi dengan jenis usaha antara lain
pembelian ikan, pabrik es balok, kios dan
penampungan lobster, pengasapan ikan serta
lembaga keuangan,” tambah Rustardi. Dampak
ini meluas pada keinginan pembeli ikan yang
segan melihat kondisi Tempat Pelelangan Ikan
yang becek dan terkesan kumuh.

Untuk menghindari dampak negatif yang ber­


kelanjutan, di awal tahun 2012 Kementerian
Pekerjaan Umum menurunkan anggaran sebe­
sar Rp 1.666.627.000,00 untuk meningkatkan
jalan dan revitalisasi drainase kawasan mina­
politan di PPN Ternate. “Pembangunan prasa­
na dan sarana di lingkungan PPN Ternate
ini bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan
pelabuhan yang terus meningkat. Kurang
memadainya infrastruktur jalan dan drainase
menjadi perhatian kami dalam membangun
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

Kawasan Minapolitan PPN Ternate,” ujar H. Fasri


Bachmid, ST., Kepala Satuan Kerja Kawasan
Permukiman dan Perbatasan Dinas Pekerjaan
Umum Maluku Utara.

Perubahan peningkatan jalan di lingkungan


pelabuhan juga dirasakan oleh Ayi (54 tahun)
yang telah 10 tahun mempertaruhkan nasibnya
71
Jalan di kawasan
Minapolitan PPN
Ternate sudah
tidak tergenang
dan becek lagi
seperti sebelumnya
(foto kanan)
setelah dilakukan
peningkatan
jalan dan revitalisasi
drainase

sebagai kuli angkut di PPN Ternate.


Dalam se­hari ia bisa mengangkut ikan
dari kapal me­nuju Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) sebanyak 10 kali. “Kalau
nasib sedang bagus, saya bisa bawa
pulang uang Rp 100.000,00 untuk
satu hari, karena laju gerobak saya
bisa lebih cepat. Kalau dulu jalannya becek, kaki Kota Ternate. Kini, tambah Ruslan, mulai banyak
saya saja suka gatal,” jelas Ayi. usaha-usaha ‘home industry’ bermunculan se­
per­ti pengolahan ikan asin, ikan asap, hingga
“Dukungan lintas sektoral seperti yang dilaku­ abon ikan. “Kami dari Dinas Perikanan dan Kela­
kan oleh Kementerian Pekerjaan Umum ini utan Kota Ternate membantu membina dan
memang sangat kami perlukan. Peningkatan mengarahkan dengan membentuk kelompok
jalan serta revitalisasi drainase menambah se­ masyarakat pengawas serta kelompok usaha
ma­ ngat kami, para pengusaha dan nelayan bersama.”
untuk lebih giat lagi mengingkatkan ekonomi
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

lokal. Bisa dibayangkan, bila potensi ikan yang Berharap ada investor
melimpah ruah di perairan Maluku Utara ter­ Pengembangan kawasan minapolitan memang
beng­kalai hanya karena prasarana dan sarana sedianya diarahkan kepada pengembangan
yang dimiliki tidak memadai. Kualitas ikan eko­nomi lokal yang berbasis pada pengem­
yang kami miliki pun pasti menurun, padahal bang­an sistem produksi, budidaya, pengolahan
penjualan ikan tuna dan cakalang sudah mulai perikanan, pemasaran, dan sistem permukiman
diekspor hingga ke Jepang ,” kata H. Ruslan Bian di kawasan tersebut.
S.Pi., M.Si., Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
72
“Alhamdulilah...Setelah adanya peningkatan Namun demikian, Kawasan Minapolitan PPN
ja­lan, kegiatan di pelabuhan lebih meningkat. Ternate masih perlu banyak berbenah. Salah
Cold storage yang tadinya enggan digunakan satunya adalah memaksimalkan lahan pela­
kare­na jalannya terendam air, kini sudah digu­ buhan yang belum termanfaatkan seluas
nakan secara maksimal. Badan usaha di ling­ 6,06 Ha dengan membangun gudang kios
kungan pelabuhan juga terus bertambah, dari serta merehab beberapa fasilitas yang sudah
10 perusahaan kini menjadi 14 perusahaan. ada seperti TPI dan transit sheet sesuai kebu­
De­ ngan demikian terjadi penyerapan tenaga tuhannya saat ini, karena kunjungan kapal di
lokal,“ ujar Rustardi penuh syukur. PPN Ternate yang rata-rata 4.903 kali per tahun
serta produksi ikan yang mencapai
5.219 ton per tahun terus meningkat.
Untuk itu diperlukan dukungan lintas
sektoral seperti yang telah dila­ kukan
Kementerian Pekerjaan Umum.

Rustardi, Ruslan Bian, Fasri Bachmid, Ayi


dan nelayan di Maluku Utara optimis bila
kawas­an minapolitan terbangun dengan
baik, perekono­mian mereka akan terus
berkembang. Tak ha­nya berharap mem­
peroleh hasil tangkapan yang terus
bertambah, tetapi juga berharap ada
investor yang siap merangkul mereka
untuk terus mengeksplorasi kekayaan
bahari Maluku Utara.

Pembeli yang semakin


banyak datang ke TPI
kawasan Minapolitan
PPN Ternate (foto
bawah) dan kegiatan
di cold storage sebelum
ikan dikirim ke berbagai
daerah (foto atas)

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

73
Kawasan Minapolitan PPN
Ternate masih memerlukan
H. Fasri Bachmid, ST.
sentuhan pembangunan yang lebih
Kepala Satker
serius, mengingat potensi bahari Pengembangan Kawasan
yang dimiliki sangat besar. Konsep Permukiman dan
Perbatasan Maluku Utara
kawasan ini memberikan harapan
baru bagi nelayan Ternate dan
sekitarnya

Dukungan infrastruktur
yang baik dari Kementerian
Pekerjaan Umum sangat memban-
H. Ruslan Bian
tu nelayan untuk bergerak lebih
Kepala Dinas
Perikanan dan Kelautan cepat memasarkan ikan hasil
Kota Ternate tangkapnya. Kami berharap pem-
bangunan infrastruktur di wilayah
kami dapat diteruskan.

Kawasan Minapolitan sangat


efektif bila diterapkan di
Provinsi Maluku Utara yang kaya
akan potensi sumber daya ikan. Keka­ Rustardi
yaan bahari yang melimpah ini harus Kepala Pelabuhan
Perikanan Nusantara
diimbangi dengan infrastruktur yang Ternate
memadai. Dukungan dari Peme­
rintah Daerah dan Pusat juga para
stakeholder sangat diharapkan.

Terimakasih kepada Peme­ rin­


Ayi
tah karena jalan di pelabuhan
Kuli Angkut Ikan
sudah bagus. Sudah tidak perlu
be­cek-becekan lagi. Harapan saya
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

pemba­­ngunan di pelabuhan terus


diting­
kat­
kan biar tambah ramai
pembeli ikannya.

74
75
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
PENUTUP
Aktivitas STA Bagelen, Kabupaten
Purworejo di pagi hari
Pengembangan Kawasan
Agropolitan dan
Minapolitan merupakan
upaya pemerataan
pembangunan sampai
wilayah perdesaan.
Pembangunan perdesaan
ini sangatlah penting
karena besarnya potensi
perdesaan yang belum
dikembangkan secara
maksimal.
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

76
Pengolahan potensi dan kekayaan alam dan Minapolitan. Oleh karena itu, Ditjen Cipta
perdesaan memunculkan permasalahan pa­ Karya Kementerian Pekerjaan Umum melalui
ngan yang berujung pada keresahan akan DIrektorat Pe­ngembangan Permukiman ber-
ter­
jadinya kondisi rawan pangan di masa upaya membe­ ri­
kan dukungan infrastruktur
mendatang. yang dapat di­manfaatkan untuk peningkatan
produktivitas, pengolahan, serta pemasaran
Kawasan Agropolitan dan Minapolitan yang hasil pertanian/perikanan.
menjadi bagian dari potensi kewilayahan ka­
bupaten dikembangkan melalui penguatan Maka, sejak dimulai tahun 2002 hingga tahun
sentra-sentra produksi, keunikan/keunggulan 2012, program pengembangan perdesaan,
lokal. serta kegiatan utama masyarakatnya. khu­susnya di wilayah-wilayah hinterland, telah
Dengan harapan, kawasan ini dapat menjadi berhasil memfasilitasi sebanyak 415 Kawasan
kawasan pertumbuhan ekonomi yang berdaya Agropolitan dan Minapolitan. Berbagai ken­
saing dan memiliki kompetensi. dala tak luput dari pelaksanaan sehingga
menghadirkan tantangan tersendiri dalam me­
Demi mencapai keberhasilan pengembangan wu­judkan kawasan agribisnis dan minabisnis
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
kedua kawasan ini, dibutuhkan dukungan dan yang utuh dan terpadu. Namun demikian,
peran aktif masyarakat setempat serta lembaga- upaya pembangunan yang telah berlangsung
lembaga/instansi-instansi terkait. selama sepuluh tahun tersebut mampu mem­
berikan pencerahan dan membawa perubahan
Disamping itu, keberadaan sarana dan pra­ signifikan bagi kawasan perdesaan. Pada akhir­
sarana berupa infrastruktur yang memadai nya, kawasan perdesaan ini mampu mendorong
juga sangat berperan dalam kelangsungan per­ pembangunan nasional.
tumbuhan ekonomi di Kawasan Agropolitan

77
Peningkatan jalan
poros desa Kawasan
Agropolitan Kobalima,
Kab. Belu, NTT
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

78
Pencapaian Dukungan
Infrastruktur
Pengembangan Kawasan
Agropolitan dan Minapolitan
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

79
Pencapaian Dukungan Infrastruktur
Pengembangan Kawasan Agropolitan
Tahun Anggaran 2003 – 2012

1. PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM


TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 6 Kabupaten
Kab. Aceh Besar, Kab. Pidie, Kab. Aceh Tamiang, Kab. Aceh Selatan, Kab. Aceh Timur,
Kab. Biruen
KAWASAN : 6 Kawasan
Kws. Indrapuri, Kws. Lembah Seulawah, Kws. Mutiara, Kws. Peudada, Kws. Kluet,
Kws. Idi
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan Terminal Agribisnis
• Pembuatan Tempat Parkir Bongkar Muat
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Jalan Menuju Pasar Agribisnis
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pengembangan Prasarana dan Sarana Desa Agropolitan
• Peningkatan Jalan Usaha Tani dan Pembangunan Plat Beton di Desa Rantau Binuang,
Desa Sp. Empa, Desa Kr. Batee, dan Desa Ps. Asahan.
• Peningkatan Jalan Usaha Nelayan
• Pembangunan Jalan dan Saluran

TOTAL ANGGARAN : Rp 24.962.779.000


Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

80
2. PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 11 Kabupaten, 1 Kota
Kab. Karo, Kab. Asahan, Kab. Toba Samosir, Kab. Simalungun, Kab. Tapanuli Utara,
Kab. Dairi, Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Samosir, Kab. Serdang Berdagai,
Kab. Mandailing Natal, Kab. Batubara, Kota Medan
KAWASAN : 14 Kawasan
Kws. Merek, Kws. Tanjung Sigoni, Kws. Lumban Julu, Kws. Pematang Cengkering,
Kws. Silimakuta, Kws. Parbuluan, Kws. Medang Deras, Kws. Tanjung Tiram,
Kec. Siborong-borong, Kws. Dolok Sanggul, Kec. Harian, Kws. Tanjung Beringin,
Kws. Sikara-kara, Kws. Medan Utara
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Sub-Terminal Agribisnis
• Pembangunan Talud Jalan Poros Desa
• Pembangunan Ruang Serbaguna
• Pembuatan Talud, Talud Tipe I, dan Talud Tipe II
• Pembangunan Bangunan Pengelola Tahap 1
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Onderlaag)
• Pembuatan Sumur Bor
• Pembuatan Bak Resapan Air
• Optimalisasi Pembangunan Kawasan Sub-Terminal Agribisinis
• Pembangunan Pasar
• Pembuatan Pasar Hewan
• Pembuatan Rumah Potong Hewan
• Pembuatan Lantai Jemur Kopi
• Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Tempat Penjemuran Ikan
• Pembangunan Gudang Penyimpanan Hasil Sortasi dan Packaging Ikan
• Pembuatan Jembatan Desa
• Pembuatan Saluran Drainase
• Pembuatan Jalan Poros Kawasan Nelayan Indah
TOTAL ANGGARAN : Rp 37.675.491.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

81
3. PROVINSI SUMATERA BARAT
TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 9 Kabupaten, 1 kota
Kab. Agam, Kab. Solok, Kab. Tanah Datar, Kab. Pesisir Selatan,
Kab. Padang Pariaman, Kab. Lima Puluh Koto, Kab. Dharmasyara, Kab. Pasaman,
Kab. Sijunjung, Kota Payakumbuh
KAWASAN : 13 Kawasan
Kws. Kecamatan IV Angkat Candung, Kws. Koto Gadang, Kws. Lembah Gumanti,
Kws. X Koto, Kws. Sutera, Kws. VII Koto, Kws. Mungka, Kws. Sitiung, Kws. Mandeh,
Kws. Rao, Kws. Palangki, Kws. Bukit P. Sembilan, Kws. Kamang Magek
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Antar Desa
• Perbaikan/Rehabilitasi Pasar
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Pasar Desa
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis
• Rehabilitasi Los Sayur
• Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Saran Sub-Terminal Agribisnis
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen)
• Pembangunan Pasar Ternak dan sarana pendukung
• Pembuatan Puskeswan
• Pembangunan Bak Penampung Air
• Pembangunan Jalan dan Saluran
• Pengembangan Prasarana dan Sarana Agropolitan
• Pembuatan Jalan Poros Kawasan Nelayan Indah

TOTAL ANGGARAN : Rp 30.548.625.000


Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

82
4. PROVINSI RIAU
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 7 Kabupaten
Kab. Indragiri Hilir, Kab. Rokan Hulu, Kab. Kampar, Kab. Indragiri Hulu,
Kab. Kuantan Senggigi, Kab. Pelalawan, Kab. Dumai
KAWASAN : 13 Kawasan
Kws. Tempuling, Kws. Rambah Samo, Kws. Tapung Hilir, Kws. XII Koto Kampar,
Kws. Rengat Barat, Kws. Benai, Kws. Kebun Durian Gunung Sahilan, Kws. Sei Bagan,
Kws. Sungai Sembilan, Kws. Sei Upih Teluk Beringin
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Jembatan Poros Desa
• Los Pasar Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Prasarana Pasar Desa
• Pembangunan Pasar Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Pelataran Bongkar Muat Sawit
• Pembangunan Jembatan Desa
• Pembangunan Talud
• Pembangunan Halte Pelataran Sawit dan Box Culvert
• Pembuatan Talud Penimbunan Holding Ground
• Pembangunan Holding Ground
• Pembangunan infrastruktur Perdesaan Kawasan Sentra Produksi
• Pembuatan Gorong-gorong
• Pembangunan Infrastruktur Permukiman

TOTAL ANGGARAN : Rp 32.020.100.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

83
5. PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 3 Kabupaten
Kab. Karimun, Kab. Bintan, Kab. Natuna
KAWASAN : 4 Kawasan
Kws. Agropolitan Kundur, Kws. Tuapaya, Kws. Mantang, Kws. Serasan
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Gudang Penyimpanan Hasil Produksi
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembuatan Jembatan
• Pembuatan Gorong-gorong Beton
• Pembuatan Saluran Tanah
• Pembangunan Tempat Penjemuran Rumput Laut
• Pembuatan Pelantar
• Peningkatan Jalan Poros Desa

TOTAL ANGGARAN : Rp 19.637.774.000


Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

84
6. PROVINSI JAMBI
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 6 Kabupaten
Kab. Tanjung Jabung Timur, Kab. Muaro Jambi, Kab. Kerinci, Kab. Sorolangun,
Kab. Merangin, Kab. Batanghari
KAWASAN : 6 Kawasan
Kws. Rantau Rasau, Kws. Kumpeh Hulu, Kws. Kayu Aro, Kws. Singkut,
Kws. Batang Mesumai, Kws. Pemayung
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Akses Sub-Terminal Agribisnis (Lapen)
• Peningkatan Pasar Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembuatan Gudang
• Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Holding Ground
• Pembangunan Pelataran Ternak
• Peningkatan Jalan Produksi
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen)
• Peningkatan Los Pasar
• Peningkatan Jalan Usaha Tani Kelas C
• Peningkatan Jalan Desa Tambang Limbung dan Desa Pasar Sei

TOTAL ANGGARAN : Rp. 19.532.694.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

85
7. PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2010
KABUPATEN/KOTA : 8 Kabupaten, 2 Kota
Kab. Ogan Komering Ulu Timur, Kab. Ogan Komering Ulu Induk,
Kab. Banyu Asin, Kab. Ogan Komering Ulu Selatan, Kab. Musi Rawas,
Kab. Ogan Ilir, Kab. Ogan Komering Ulu, Kabupaten Ogan Komering Ilir,
Kota Pagar Alam, Kota Palembang
KAWASAN : 12 Kawasan
Kws. Martapura, Kws. Dempo Utara, Kws. Lengkiti, Kws. Pulau Beringin,
Kws. Banyu Urip, Kws. Tugu Mulyo, Kec. Tanjung Lago, Kws. Muara Beliti,
Kec. Gandus, Kws. Bakung, Kws. Baturaja Timur, Kws. Lempuing
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Jalan Usaha Tani
• Pembuatan Saluran Jalan
• Pembangunan Jembatan Beton
• Pembangunan Jembatan Tahap II
• Pembangunan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembangunan Holding Ground
TOTAL ANGGARAN : Rp 25.740.246.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

86
8. PROVINSI BANGKA BELITUNG
TAHUN ANGGARAN : 2004 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 4 Kabupaten
Kab. Belitung, Kab. Bangka Tengah, Kab. Bangka, Kab. Bangka Selatan
KAWASAN : 8 Kawasan
Kws. Mambalong, Kws. Tanjung Binga Kecamatan Sijuk, Kws. Pangkalan Baru,
Kws. Sungai Selatan, Kws. Sungailiat, Kws. Tanjung Gunung, Kws. Mendo Barat,
Kws. Salepliat
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembuatan Tambatan Perahu
• Pembuatan Talud Penahan Tanah
• Pembuatan Holding Ground
• Pembuatan Tempat Jemuran Ikan
• Pembuatan Saluran Drainase, Sumur Bor, Workshop, dan Tower
• Peningkatan Dermaga
• Pembuatan Jalan Usaha Nelayan
• Pembangunan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembangunan Kantor Pengelola dan Saung Meeting
• Pembuatan Gudang Penyimpanan
• Pembangunan Tambatan Dermaga Nelayan
• Peningkatan Prasarana dan Sarana Agropolitan
• Pembangunan Plat Dueker
• Peningkatan Jalan Produksi
• Pembangunan & Peningkatan Prasarana dan Sarana Minapolitan
TOTAL ANGGARAN : Rp 21.709.952.422

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

87
9. PROVINSI BENGKULU
TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 7 Kabupaten
Kab. Rejang Lebong, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Kepahiang, Kab. Bengkulu Selatan,
Kab. Lebong, Kabupaten Seluma, Kab. Kaur
KAWASAN : 8 Kawasan
Kws. Selupu Rejang, Kws. Padang Jaya, Kws. Ujan Mas, Kws. Seginim,
Kws. Lebong Tengah, Kws. Seluma Selatan, Kws. Maje dan Kaur Selatan,
Kws. Maje dan Nasal
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembuatan Pasar Desa
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembuatan Prasarana Pasar Sayur
• Pembangunan Saluran Drainase Pasar
• Pembuatan Gudang
• Pembuatan Talud
• Pembangunan Gudang Penyimpanan Jagung
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen)
• Pembuatan Talud Jalan Usaha Tani
• Pembuatan Talud Jalan Poros Desa
• Pembangunan Jembatan Desa
• Pembangunan Prasarana Holding Ground
• Pembangunan TPI
• Peningkatan Jalan Poros Desa (SKPA)
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA)
TOTAL ANGGARAN : Rp 29.923.825.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

88
10. PROVINSI LAMPUNG
TAHUN ANGGARAN : 2004 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 8 Kabupaten
Kab. Lampung Tengah, Kab. Tanggamus, Kab. Lampung Timur,
Kab. Lampung Selatan, Kab. Tulang Bawang, Kab. Lampung Barat, Kab. Pesawaran,
Kab. Pringsewu
KAWASAN : 10 kawasan
Kws. Terbagi Besar, Kws. Gisting, Kws. Sribawono, Kws. Jati Ayu, Kws. Ketapang,
Kws. Sidomulyo, Kws. Mesuji Atas, Kec. Batu Brak, Kws. Srikaton,
Kws. Padang Cermin-Punduh Pidada
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Jembatan
• Pembangunan Holding Ground
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (Onderlaag)
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
TOTAL ANGGARAN : Rp 26.507.265.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

89
11. PROVINSI BANTEN
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 4 Kabupaten
Kab. Pandeglang, Kab. Serang, Kab. Tangerang, Kab. Lebak
KAWASAN : 10 kawasan
Kws. Menes, Kws. Mandalawangi, Kws. Pontang, Kws. Waringin Kurung,
Kws. Pabuaran, Kws. Baros, Kws. Gunung Sari, Kws. Sepatan, Kws. Kronjo,
Kws. Wanasalam
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Pasar Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Lingkungan
• Pembangunan dan Peningkatan Jembatan
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembuatan Talud
• Pembuatan Jembatan (10 m x 5 m)
• Pembangunan Gudang Penyimpanan Hasil Panen
• Peningkatan Jalan Setapak
TOTAL ANGGARAN : Rp 23.544.204.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

90
12. PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 13 Kabupaten
Kab. Cianjur, Kab. Indramayu, Kab. Kuningan, Kab. Bogor, Kab. Purwakarta,
Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Ciamis, Kab. Sukabumi, Kabupaten Subang,
Kab. Majalengka, Kab. Cirebon, Kab. Karawang
KAWASAN : 18 Kawasan
Kws. Pacet, Kws. Jatinyuat Karangsong, Kws. Eretan, Kws. Cigugur,
Kws. Leuwiliang, Kws. Ciseeng, Kws. Bojong, Kws. Pangalengan, Kws. Cisurupan,
Kws. Panumbangan, Kws. Kadudampit, Kws. Sukamaju, Kws. Ciemas,
Kws. Sagala Herang, Kws. Serang Panjang, Kws. Lemah Sugih, Kws. Losari,
Kws. Cilamaya
KEGIATAN FISIK : • Perbaikan Pasar • Pembuatan Kran Umum
• Pembuatan Sarana Drainase • Pembuatan Kios Agropolitan
• Pembangunan Lapangan Parkir • Pembuatan Saluran Drainase
• Pembangunan Holding Ground • Peningkatan Jalan Produksi
• Pembangunan Saung Meeting • Pembangunan Jalan Usaha Tani
• Rehabilitasi Prasarana dan Sarana • Pembuatan Bangunan Green House
• Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis • Pembangunan Jalan Inspeksi Tani
• Pembangunan Balai Pertemuan Petani • Pembangunan Pengelolaan Limbah Sapi
• Pembangunan Sarana Produksi Nelayan • Peningkatan Jalan Masuk selebar 4,5 m
• Peningkatan Jalan Permukiman Nelayan • Pembangunan dan Penyediaan Air Baku
• Pembangunan Jembatan Konstruksi Beton
• Pengadaan Pipa Air Bersih
diameter 150 mm
• Pembangunan Packing House
dan Kios Sayuran
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan
Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Saluran
Pembawa Air Baku
• Pengadaan Pipa Air Beku dan
Pembangunan Bak HU
• Pengadaan Pipa Distribusi Air Bersih
diameter 75mm
• Penyediaan Kawasan Perdesaan
Potensial Agropolitan
• Pembangunan Gudang Penyimpanan
Hasil Panen
• Pengembangan Prasarana dan Sarana
Desa Agropolitan
TOTAL ANGGARAN : Rp 44.143.921.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

91
13. PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 14 Kabupaten
Kab. Semarang, Kab. Pemalang, Kab. Wonosobo, Kab. Batang, Kab. Magelang,
Kab. Purbalingga, Kab. Karanganyar, Kab. Brebes, Kab. Boyolali, Kab. Banjarnegara,
Kab. Banyumas, Kab. Cilacap, Kab. Purworejo, Kab. Pekalongan
KAWASAN : 14 Kawasan
Kws. Sumowono, Kws. Belik, Kws. Rojonoto, Kws. Surbanwali, Kws. Merapi Merbabu,
Kws. Larangan, Kws. Bunga Kondang, Kws. Sutomadansih, Kws. Goasebo, Kws. Beji,
Kws. Jayabaya, Kws. Bagelen, Kws. Majenang, Kws. Talang Kerido
KEGIATAN FISIK : • Pembuatan Penampungan Pupuk • Pembangunan Terminal Desa
• Pembuatan Sarana Komposting • Penyempurnaan Pasar Desa
• Peningkatan Jalan Produksi • Pendaratan Ikan (PPI)
• Pembangunan Jalan Usaha Tani • Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Tempat Penampungan Teh • Rehabilitasi Saluran Irigasi
• Pembuatan Bangunan Penjemur Kopi • Perkerasan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Jembatan Antar Desa • Pembuatan Saluran Jalan
• Pembangunan Jembatan Beton • Pembangunan Jembatan Tahap II
• Pembuatan Bangunan Pengumpul Wortel • Peningkatan Pasar Ikan
• Pembuatan Bangunan Pengering Jahe • Pembangunan Saluran
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen) • Pelebaran Jalan Poros Desa
• Perluasan Sub-Terminal Agribisnis • Pembangunan Penyulingan Minyak
• Pembuatan Bangunan Produksi Perkebunan • Peningkatan Talud
• Pembangunan Gudang Penampungan Hasil • Pembangunan Pasar Desa
• Pembangunan Gerbang Kawasan Agropolitan • Rehabilitasi Dermaga Pusat
• Pembuatan Bangunan Penampung Hasil Kopi
• Pembangunan Bangunan Pendukung Agrowisata
• Peningkatan Jalan Masuk Sub-Terminal Agribisnis
• Penyediaan Fasum/Fasos Sub-Terminal Agribisnis
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembuatan Bangunan Pemasaran
Hasil Produksi
• Perluasan Bangunan Agrowisata Berbasis
Hortikultura
• Pembangunan dan Peningkatan
Sub-Terminal Agribisnis
• Perbaikan Balai Pertemuan dan Pelatihan
Hasil Produksi
• Pengembangan Prasarana dan Sarana Desa
Agropolitan
• Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
Sub-Terminal Agribisnis
• Pembuatan dan Penyempurnaan Bangunan
Produksi Peternakan
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

• Pembangunan Prasarana dan Sarana Desa


Agropolitan Sub-Terminal Agropolitan
TOTAL ANGGARAN : Rp 44.761.428.000

92
93
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
14. PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 4 Kabupaten
Kab. Kulon Progo, Kab. Sleman, Kab. Gunung Kidul, Kab. Bantul
KAWASAN : 9 Kawasan
Kws. Kali Bawang, Kws. Temon, Kws. Turi, Kws. Karangmojo, Kws. Playen,
Kws. Bejiharjo, Kec. Girisobo Desa Baron, Kws. Imogiri, Kws. Gadingsari
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Jalan Usaha Tani
• Perbaikan Pasar Desa
• Pembangunan Los dan Kios Pasar
• Pengembangan Prasarana dan Sarana Agropolitan
• Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis
• Pembangunan Los Pasar Ikan
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen)
• Pembuatan Kandang Ternak
• Pembuatan Gapura Agropolitan
• Pembangunan Farmroa/Jalan Setapak selebar 1,5 m
• Penyediaan Air Baku
• Pembangunan Balai Pertemuan Petani
TOTAL ANGGARAN : Rp 23.364.942.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

94
15. PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 18 Kabupaten
Kab. Ngawi, Kab. Banyuwangi, Kab. Mojokerto, Kab. Lumajang, Kab. Tulungagung,
Kab. Bangkalan, Kab. Blitar, Kab. Pasuruan, Kab. Pacitan, Kab. Madiun,
Kab. Pamekasan, Kab. Ponorogo, Kab. Trenggalek, Kab. Nganjuk, Kab. Malang,
Kab. Lamongan, Kab. Tuban, Kab. Gresik
KAWASAN : 21 Kawasan
Kws. Paron, Kws. Bangorejo, Kws. Muncar, Kws. Pacet, Kws. Senduro,
Kws. Sendang, Kws. Soburbang, Kws. Kanigoro, Kws. Nglegok, Kws. Tutur,
Kws. Nawangan Bandar Tamperan, Kws. Gedangsari, Kws. Pakong dan Waru,
Kws. Ngebel, Kws. Bendungan, Kws. Sukomoro, Kws. Wajak, Kws. Poncokusumo,
Kws. Ngimbang, Kws. Paseban, Kws. Sidayu
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Rehabilitasi Jembatan
• Pembangunan Pasar dan Kios Desa
• Penyediaan Prasarana dan Sarana Minapolitan
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen)
• Peningkatan Sub-Terminal Agribisnis
• Pembangunan Packing House
• Pembangunan Los Pasar
• Pembangunan Jalan Produksi
TOTAL ANGGARAN : Rp 50.856.508.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

95
16. PROVINSI BALI
TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 8 Kabupaten
Kab. Bangli, Kab. Gianyar, Kab. Tabanan, Kab. Jembrana, Kab. Buleleng,
Kab. Badung, Kab. Karang Asem, Kab. Klungkung
KAWASAN : 8 Kawasan
Kws. Catur-Kintamani, Kws. Payangan, Kws. Baturiti, Kws. Melaya, Kws. Depeha,
Kws. Sibeta (Bebandem), Kws. Plaga, Kws. Nusa Penida
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Antar Desa
• Pembuatan Pasar Desa
• Pembuatan Pelataran Parkir
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Balai Usaha
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembuatan Lantai Jemur
• Penyediaan Infrastruktur Kawasan Agropolitan
• Pembangunan Pasar Hewan
• Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis
• Pembangunan Tempat Bongkar Hasil Produksi
• Pembangunan Cubang Air Baku
• Pembangunan Packing House
• Pembuatan Bangunan Pengolahan Hasil
• Penyediaan Sarana Air Baku
• Pembangunan Gudang
• Pembangunan Gudang Rumput Laut
TOTAL ANGGARAN : Rp 26.033.993.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

96
17. PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 7 Kabupaten, 1 Kota
Kab. Sambas, Kab. Pontianak, Kab. Bengkayang, Kab. Sintang, Kab. Ketapang,
Kab. Singkawang, Kab. Kubu Raya, Kota Pontianak
KAWASAN : 13 Kawasan
Kws. Sepinggan-Semparuk, Kws. Pontianak Utara, Kws. Sungai Kakap,
Kws. Sanggau Ledo, Kws. Rasau Jaya, Kws. Sei Tebelian, Kws. Matan Hilir Selatan,
Kws. Pangmilang, Kws. Rasau Jaya, Kws. Sungai Rengas, Kws. Jawai Selatan,
Kws. Semparuk, Kws. Matan Hilir Sel. Pasaguan
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan dan Penggantian Jembatan
• Pembuatan Tambatan Perahu
• Penggantian Dermaga Kayu
• Pembangunan Dermaga
• Pembuatan Gazebo
• Pembangunan Lumbung Jagung
• Pembuatan Gudang
TOTAL ANGGARAN : Rp 36.054.280.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

97
18. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 8 Kabupaten
Kab. Kapuas, Kab. Barito Timur, Kab. Sukamara, Kab. Kotawaringin Barat,
Kab. Seruyan, Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Pulau Pisau, Kab. Katingan
KAWASAN : 10 kawasan
Kws. Basarang, Kws. Dusun Tengah, Kws. Pangkalan Lada, Kws. Jelai,
Kws. Seruyan Hilir, Kec. Teluk Sampit, Desa Sei Bakau, Desa Sebuai,
Kec. Teluk Sampit, Kec. Katingan Kuala
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembuatan Los Pasar
• Pembuatan Jembatan Kayu Ulin
• Pembuatan Gorong-gorong Beton
• Pembangunan Pasar Hewan
• Pembuatan Sub-Terminal Agribisnis
• Pembangunan Jalan Poros Desa (Buntu)
• Pembangunan Jalan Usaha Tani (Sirtu)
• Pembuatan Lantai Jemur
• Pembangunan Holding Ground
• Pembuatan Kolam Perendaman
• Pembuatan Gudang Produksi
• Peningkatan Saung Meeting
• Pembuatan Saluran Tersier
• Peningkatan Jalan Akses Menuju Sentra Produksi
• Pembangunan Jalan Produksi
• Pembangunan Jalan Akses
TOTAL ANGGARAN : Rp 32.328.302.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

98
19. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 6 Kabupaten
Kab. Kutai Timur, Kab. Bulungan, Kab. Pasir, Kab. Paser Utara, Kab. Malinau,
Kab. Berau
KAWASAN : 7 Kawasan
Kws. Sangatta, Kws. Pasopati, Kws. Padang Pangrapat,
Kws. Penajam, Kws. Rantau Pulung, Kws. Kaliamok, Kws. Sabitta
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembuatan Talud
• Pembangunan Jalan Poros Desa (Telford)
• Pembangunan Pasar Desa
• Pembangunan Jalan Usaha Tani (Telford)
• Pembangunan Infrastruktur Permukiman
TOTAL ANGGARAN : Rp 30.979.285.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

99
20. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 6 Kabupaten
Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Barito Kuala, Kab. Tanah Laut,
Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Banjar, Kab. Tabalong
KAWASAN : 6 Kawasan
Kws. Labuhan Amas Utara, Kws. Terantang, Kws. Pelaihari, Kws. Amuntal,
Kws. Cindai Alus, Kws. Tanjung
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Jalan Usaha Tani
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembangunan Jembatan Ulin
• Pembangunan Pasar Desa
• Rehabilitasi Jembatan
• Siring Jalan
• Pembuatan Box Culvert
• Pembangunan Dermaga
• Pembangunan Pelataran Parkir Pasar Desa
• Pembangunan Los Pasar Desa
• Penyediaan PSD Agropolitan
TOTAL ANGGARAN : Rp 28.264.359.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

100
21. PROVINSI GORONTALO
TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 5 Kabupaten
Kab. Pohuwato, Kab. Boalemo, Kab. Gorontalo, Kab. Bone Bolango,
Kab. Gorontalo Utara
KAWASAN : 7 Kawasan
Kws. Randangan, Kws. Bongo Nol, Kws. Pulubala, Kws. Kabila, Kws. Tumbilato,
Kws. Kwandang, Kws. Anggrek
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Perbaikan Pasar Desa
• Pembuatan Kios Pasar
• Peningkatan Jembatan Usaha Tani
• Pembuatan Talud Jalan Desa
• Pembuatan Gudang Jagung
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (Perkerasan)
• Pembangunan Los Pasar Terbuka
• Pembuatan Saluran Air Baku
• Pembuatan Talud Penahan tanah
TOTAL ANGGARAN : Rp 22.216.288.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

101
22. PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 6 Kabupaten
Kab. Kendari, Kab. Bombana, Kab. Muna, Kab. Buton, Kab. Konawe Selatan,
Kab. Kolaka
KAWASAN : 7 Kawasan
Kws. Bondoala, Kws. Lantari, Kws. Kabangka, Kws. Lasalimu Selatan,
Kws. Tinanggea, Kws. Lalembuu, Kws. Wolo
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis
• Pembangunan Jembatan Semi Permanen
• Pembangunan Pasar
• Pembuatan Talud
• Pembuatan Plat Duiker
• Pembangunan Jembatan
• Penyediaan Infrastruktur Kawasan Agropolitan
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (Aggregat C)
• Pembuatan Box Culvert
• Pembangunan Dermaga Kayu
• Pembangunan Los Pasar Ikan
• Pembuatan Talud dan Box Culvert (SKPA)
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA)
TOTAL ANGGARAN : Rp 37.952.671.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

102
23. PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 7 Kabupaten
Kab. Donggala, Kab. Parigi Moutong, Kab. Banggai, Kab. Toli-Toli,
Kab. Tojo Una-Una, Kab. Poso, Kab. Morowali
KAWASAN : 10 Kawasan
Kws. Biromaru, Kws. Labean, Kws. Bolano Lambunu, Kws. Kasimbar,
Desa Kasimbar, Kws. Tolli, Kws. Galang, Kws. Wakai, Kws. Napu, Kws. Witaponda
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembuatan Pasar Desa
• Pembangunan Tempat Pemotongan Hewan
• Pembuatan Lantai Jemur
• Pembangunan Gudang
• Penyediaan Infrastruktur Kawasan Minapolitan
• Pembangunan Pasar Buah
• Oprit Jembaran Gelager
• Pembuatan Plat Lantai Jembatan
• Pembuatan Plat Duiker Jembatan
• Pembangunan Balai Penyuluhan
• Pembuatan Talud
• Pembuatan Box Culvert
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (Kelas C)
• Pembangunan Gudang Padi/Cokelat
• Pembuatan Tambatan Perahu
• Penyediaan Prasarana dan Sarana Agropolitan
TOTAL ANGGARAN : Rp 26.758.966.708

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

103
24. PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN ANGGARAN : 2006 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 4 Kabupaten
Kab. Polewali Mandar, Kab. Mamuju Utara, Kab. Majene, Kab. Mamuju
KAWASAN : 4 Kawasan
Kws. Matakali, Kws. Pasang Kayu, Kws. Sendana, Kws. PPI Bonda
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembangunan Saung Meeting dan Bangunan Penunjang
• Pembuatan Lantai Jemur
• Pembangunan Saluran Air Baku
• Pembangunan Jembatan Agropolitan
TOTAL ANGGARAN : Rp 13.880.635.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

104
25. PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 14 Kabupaten
Kab. Barru, Kab. Enrekang, Kab. Soppeng, Kab. Tana Toraja, Kab. Bulukumba,
Kab. Selayar, Kab. Bone, Kab. Sidrap, Kab. Gowa, Kab. Luwu Timur, Kab. Jeneponto,
Kab. Pangkep, Kab. Sinjai, Kab. Luwu
KAWASAN : 14 Kawasan
Kws. Barru, Kws. Maiwa, Kws. Lajoa, Kws. Rindingallo, Kws. Gantarang,
Kws. Bontomanai, Kws. Pasaka, Kws. Alakuang, Kws. Bontonompo,
Kws. Malili, Kws. Kelara Rumbia, Kws. Labakkang, Kws. Sinjai Timur, Kws. Belopa
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Perbaikan Pasar
• Pembangunan Jalan Penghubung Desa (Lapen)
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Perkerasan)
• Pembangunan Jalan Poros Desa (Telford)
• Pembangunan Jalan Akses
• Pembangunan Jembatan
TOTAL ANGGARAN : Rp 32.209.238.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

105
26. PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 9 Kabupaten
Kab. Minahasa Selatan, Kab. Minahasa, Kab. Sangihe, Kab. Minahasa Utara,
Kab. Bolaang Mongondow, Kab. Tomohon, Kab. Bolaang Mongondow Utara,
Kab. Bitung, Kab. Bolaang Mongondow Timur
KAWASAN : 15 Kawasan
Kws. Modoinding, Kws. Tengasinonsayang, Kws. Ngasaan, Kws. Tatapaan,
Kws. Pakakaan, Kws. Dagho, Kws. Tabukan Selatan, Kws. Klabat, Kws. Managabata,
Kws. Dumoga, Kec. Lolayan, Kws. Tomohon, Kws. Bolaang Mongondow Utara,
Kws. Mondayag, Kws. PPN Bitung
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan Pasar Desa • Pembangunan Packing House
• Pembangunan Talud • Pembangunan Jembatan
• Pembangunan Saluran • Pembangunan Pasar Agro
• Peningkatan Pasar Ikan • Pembuatan Tambatan Perahu
• Pembangunan Pasar Ternak • Pembangunan Green House
• Pembangunan Jalan Produksi • Peningkatan Tempat Potong Hewan
• Penyediaan Infrastruktur Minapolitan • Peningkatan Tempat Pengolahan Padi
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen) • Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis
• Pembangunan Saluran Bangunan Kelapa
• Pembangunan Pengolahan Kelapa
Terpadu
• Pembangunan dan Peningkatan
Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan
Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Fasilitas Penunjang
Sub-Terminal Agribisnis
• Pembangunan Talud Jalan Produksi
Nelayan
• Pembangunan Sarana Pengolahan Pakan
Ternak
• Peningkatan Jalan Usaha Tani
(Perkerasan Telford)
• Pembangunan Pasar Bibit dan Ikan Air Tawar
• Pembangunan Packing House Ikan Air Tawar
TOTAL ANGGARAN : Rp 40.568.188.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

106
27. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 7 Kabupaten
Kab. Dompu, Kab. Lombok Timur, Kab. Sumbawa, Kab. Lombok Tengah,
Kab. Lombok Barat, Kab. Sumbawa Barat, Kab. Bima
KAWASAN : 10 Kawasan
Kws. Agropolitan Manggelewa, Kws. Agropolitan Sikur, Kws. Agropolitan Alas Utan,
Kws. Agropolitan Aik Meneng, Kws. Pekat, Kws. Lembah Sempage Akar-akar Kuripan,
Kws. Sembalun, Kws. Keruwak Jerowaru, Kws. Kemuter Telu, Kws. Woha
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembuatan Pasar Desa dan Prasarana
• Rehabilitasi Balai Penyuluhan
• Pembuatan Plat Duiker
• Pembuatan Talud
• Pembuatan Packing House
• Pembuatan Gudang Jambu Mete
• Pembuatan Kios Desa
• Pembuatan Talud Jalan
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (Telford)
• Pembuatan Talud Jalan Poros Desa
• Pembangunan Jembatan
• Pembangunan Saluran
TOTAL ANGGARAN : Rp 30.267.798.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

107
28. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 6 Kabupaten
Kab. Kupang, Kab. Manggarai, Kab. Bellu, Kab. Sumba Timur, Kab. Sikka,
Kab. Sumba Barat
KAWASAN : 7 Kawasan
Kws. Oesao, Kws. Iteng, Kws. Betun, Kws. Koba Lima, Kws. Kambaniru,
Kws. Pesisir Sikka, Kws. Lamboya
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembuatan Lantai Jemur
• Pembangunan Jembatan
• Pembuatan Gorong-gorong
• Pembuatan Talud
• Pembangunan Dinding Penahan Tanah
• Pembangunan Plat Duiker
• Pembuatan Tambatan Perahu
• Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis
• Pembangunan Jalan Usaha Tani (SKPA)
TOTAL ANGGARAN : Rp 28.500.087.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

108
29. PROVINSI MALUKU
TAHUN ANGGARAN : 2004 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 6 Kabupaten
Kab. Seram Bagian Barat, Kab. Maluku Tenggara Barat, Kab. Buru,
Kab. Buru Selatan, Kab. Seram Bagian Timur, Kab. Ambon
KAWASAN : 5 Kawasan
Kws. Waihatu, Waimital & Piru, Kws. Kairatu, Kws. Wrinama & Bula,
Kws. Kairatu & Buano, Kws. PPN Ambon
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembuatan Tempat Jemur Padi
• Pembuatan Los Pasar
• Pembangunan Pasar Desa dan Prasarana Lingkungan
• Pembuatan Los Pasar
• Pembangunan Terminal Agropolitan
• Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis
• Pembuatan Bangunan Penyulingan Minyak Kayu Putih
• Pembuatan Holding Ground
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembangunan Saluran
• Penyediaan Infrastruktur Kawasan Minapolitan
TOTAL ANGGARAN : Rp 27.183.007.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

109
30. PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN ANGGARAN : 2003 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 5 Kabupaten, 1 kota
Kab. Halmahera Barat, Kab. Halmahera Tengah, Kab. Halmahera Utara,
Kab. Halmahera Timur, Kab. Halmahera Selatan, Kota Ternate
KAWASAN : 7 Kawasan
Kws. Sahu, Kws. Wairoro, Kws. Toliwang, Kws. Wasile, Kws. Mekar Sari,
Kws. Manggayoang, Kws. PPN Ternate
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Terminal Desa dan Prasarana Lingkungan
• Penyediaan Prasarana Air Bersih
• Pembangunan Pasar Desa
• Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis
• Pembuatan Tempat Penjemuran Cengkih dan Kopra
• Pembangunan Gudang
• Pembangunan Tempat Penjemuran Padi
• Rehabilitasi Jembatan Kayu
• Pembuatan Tempat Pencucian Sayuran/Buah
• Pembuatan Sumur
• Pembuatan Plat Duiker
• Pembangunan Gerbang Kawasan Agropolitan
• Pembangunan Jembatan
• Pembangunan Gudang Penyimpanan Padi
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (Lapen)
• Peningakatan Jalan Usaha Tani (Sirtu)
• Pembangunan Jembatan P = 10 m
• Pembangunan Talud
• Pembangunan Jalan Setapak
• Pembangunan Drainase
• Penyediaan Infrastruktur Kawasan Minapolitan
TOTAL ANGGARAN : Rp 24.643.845.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

110
31. PROVINSI PAPUA BARAT
TAHUN ANGGARAN : 2005 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 4 Kabupaten
Kab. Manokwari, Kab. Sorong, Kab. Raja Ampat, Kab. Fak-Fak
KAWASAN : 4 Kawasan
Kws. Prafi, Kws. Aimas, Kws. Selat Segawin, Kws. Bomberai
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Pasar Desa
• Pembangunan Jalan Poros Desa 1.500 m
• Pembangunan Jalan Usaha Tani 1.000 m
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembuatan Lantai Jemur
• Peningkatan Halaman Pasar dan Sarana
• Pembangunan Talud
TOTAL ANGGARAN : Rp 17.979.965.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

111
32. PROVINSI PAPUA
TAHUN ANGGARAN : 2002 – 2012
KABUPATEN/KOTA : 4 Kabupaten, 1 Kota
Kab. Jayapura, Kab. Nabire, Kab. Yapen, Kab. Waropen, Kota Jayapura
KAWASAN : 5 Kawasan
Kws. Grime Sekori, Kws. Wanggar, Kws. Distrik Kosiwo, Kws. Distrik Waropen,
Kws. Koya Distrik Muara Tami
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Pasar Desa
• Pembangunan Terminal
• Pembangunan Gudang
• Pembuatan Lantai Jemur Rumput Laut
TOTAL ANGGARAN : Rp 25.186.334.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

112
Peningkatan jalan
poros desa Kawasan
Agropolitan Kobalima,
Kab. Belu, NTT

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

113
Pencapaian Dukungan Infrastruktur
Pengembangan Kawasan Minapolitan
Tahun Anggaran 2005 – 2011
1. PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TAHUN ANGGARAN : 2008 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kab. Aceh Selatan
KAWASAN : 2 Kawasan
Kawasan Kluet, Kawasan Idie
KEGIATAN FISIK : • Pembuatan Plat Beton
• Peningkatan Jalan Usaha Nelayan
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pengembangan Prasarana dan Sarana Desa Agropolitan
TOTAL ANGGARAN : Rp 6.605.933.000

2. PROVINSI SUMATERA UTARA


TAHUN ANGGARAN : 2008 – 2010
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kabupaten Serdang Berdagai
KAWASAN : 1 Kawasan
Kawasan Tanjung Beringin
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Usaha Tani • Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembuatan Jembatan Desa • Pembuatan Talud
• Pembangunan Tempat Penjemuran Ikan
• Pembangunan Gudang Penyimpanan
Hasil, Sorotasi, dan Packaging Ikan
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian

TOTAL ANGGARAN : Rp 4.903.613.000


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

114
3. PROVINSI SUMATERA BARAT
TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2010
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kab. Pesisir Selatan
KAWASAN : 1 Kawasan
Kawasan Mandeh
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan Jalan dan Saluran
• Pengembangan Prasarana dan Sarana Agropolitan
TOTAL ANGGARAN : Rp 1.080.000.000

4. PROVINSI RIAU
TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Kampar, Kab. Kuantan Senggigi
KAWASAN : 2 Kawasan
Kawasan XIII Koto Kampar, Kawasan Teso Benai
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Jalan Lingkungan
• Pengembangan Prasarana dan Sarana Minapolitan
TOTAL ANGGARAN : Rp 4.477.788.000 Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

115
5. PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kab. Bintan
KAWASAN : 1 Kawasan
Kawasan Mantang
KEGIATAN FISIK : • Pembuatan Pelantar
• Pembangunan Jalan Lingkar

TOTAL ANGGARAN : Rp 3.032.222.000

6. PROVINSI JAMBI
TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Batang Hari, Kab. Muaro Jambi
KAWASAN : 2 Kawasan
Kawasan Pemayung, Kawasan Kumpeh Ulu
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Peningkatan Jalan Poros Desa
• Peningkatan Jalan Nelayan
• Pembangunan Jalan Setapak Box Culvert
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (Jalan Setapak Beton)
TOTAL ANGGARAN : Rp 6.849.475.000
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

116
7. PROVINSI BENGKULU
TAHUN ANGGARAN : 2010 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kab. Kaur
KAWASAN : 1 Kawasan
Kawasan Nasal
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA)
• Peningkatan Jalan Poros Desa (SKPA)
• Pembangunan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN : Rp 1.922.300.000

8. PROVINSI SUMATERA SELATAN


TAHUN ANGGARAN : 2008 – 2010
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Ogan Ilir, Kab. Palembang
KAWASAN : 2 Kawasan
Kawasan Bakung, Kawasan Gandus
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa

TOTAL ANGGARAN : Rp 5.130.255.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

117
9. PROVINSI BANGKA BELITUNG
TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Bangka, Kab. Bangka Selatan
KAWASAN : 2 Kawasan
Kawasan Sungai Liat, Kawasan Salepliat
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Minapolitan

TOTAL ANGGARAN : Rp 3.662.688.000

10. PROVINSI LAMPUNG


TAHUN ANGGARAN : 2009
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kab. Lampung Selatan
KAWASAN : 1 Kawasan
Kawasan Ketapang
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan Siring

TOTAL ANGGARAN : Rp 515.000.000


Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

118
11. PROVINSI BANTEN
TAHUN ANGGARAN : 2019 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kab. Serang
KAWASAN : 2 Kawasan
Kawasan Pontang, Kawasan Pabuaran
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Jalan Lingkungan
• Pembangunan Talud
TOTAL ANGGARAN : Rp 4.459.495.000

12. PROVINSI JAWA BARAT


TAHUN ANGGARAN : 2005 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Bogor, Kab. Sukabumi
KAWASAN : 3 Kawasan
Kawasan Leuwiliang, Kawasan Ciseeng, Kawasan Pelabuhan
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Usaha Tani • Penyediaan Air Beku
• Peningkatan Jalan Poros Desa (Lapen)
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Gedung Tempat Penyimpanan Hasil Panen

TOTAL ANGGARAN : Rp 8.272.361.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

119
13. PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Banyumas, Kab. Cilacap
KAWASAN : 2 Kawasan
Kawasan Beji, Kawasan Majenang
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Pasar Ikan
• Pelebaran Jalan Poros Desa
• Peningkatan Jalan Poros Desa dan Talud
• Peningkatan Jalan Usaha Tani

TOTAL ANGGARAN : Rp 4.695.000.000

14. PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


TAHUN ANGGARAN : 2009
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kab. Gunung Kidul
KAWASAN : 1 Kawasan
Kawasan Playen
KEGIATAN FISIK : • Pengembangan Pasar Desa Agropolitan

TOTAL ANGGARAN : Rp 601.000.000


Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

120
15. PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN ANGGARAN : 2010 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 3 Kabupaten
Kab. Malang, Kab. Blitar, Kab. Pacitan
KAWASAN : 3 Kawasan
Kawasan Wajak, Kawasan Nglegok, Kawasan PPI Tamperang
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Peningkatan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN : Rp 4.607.270.000

16. PROVINSI KALIMANTAN BARAT


TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kab. Sambas
KAWASAN : 1 Kawasan
Kawasan Jawal
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Poros Desa

TOTAL ANGGARAN : Rp 2.865.190.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

121
17. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Pulang Pisau, Kab. Banjar
KAWASAN : 2 Kawasan
Kawasan Teluk Gohong, Kawasan Cindai Alus
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Peningkatan Jalan Poros Desa

TOTAL ANGGARAN : Rp 7.486.632.000

18. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kab. Malinau
KAWASAN : 1 Kawasan
Kawasan Kaliamok
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Talud
• Peningkatan Jalan Lingkungan

TOTAL ANGGARAN : Rp 8.210.305.000


Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

122
19. PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN ANGGARAN : 2006 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 3 Kabupaten
Kab. MInahasa Utara, Kab. Minahasa Selatan, Kab. Sangihe
KAWASAN : 3 Kawasan
Kws. Klabat, Kws. Managabata, Kws. Tatapaan, Kws. Tabukan Selatan
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan Talud • Pengamanan Permukiman
• Pembangunan Pasar Agro • Pembangunan PSD Minapolitan
• Pembangunan Pasar Bibit dan Ikan Air Tawar
• Pembangunan Packing House Ikan Air Tawar
• Pembangunan Talud Jalan Produksi Nelayan
• Peningkatan Jalan Produksi Perikanan Nelayan
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Usaha Tani (Perkerasan Telford)
TOTAL ANGGARAN : Rp 13.549.749.000

20. PROVINSI GORONTALO


TAHUN ANGGARAN : 2010 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kab. Gorontalo Utara
KAWASAN : 1 Kawasan
Kawasan Anggrek
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA)
• Peningkatan Jalan Usaha Tani

TOTAL ANGGARAN : Rp 1.602.718.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

123
21. PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Tojo Una-Una, Kab. Donggala
KAWASAN : 2 Kawasan
Kawasan Wakai, Kawasan Labean
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Tambatan Perahu
• Penyediaan Prasarana dan Sarana Agropolitan

TOTAL ANGGARAN : Rp 2.000.036.000

22. PROVINSI SULAWESI BARAT


TAHUN ANGGARAN : 2011
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kab. Mamuju
KAWASAN : 1 Kawasan
Kawasan Bonda
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan Saluran Air Baku

TOTAL ANGGARAN : Rp 1.000.000.000


Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

124
23. PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Kolaka, Kab. Konawe Selatan
KAWASAN : 3 Kawasan
Kawasan Wolo, Kawasan Tinanggea
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Pembangunan Talud
• Pembangunan Talud dan Box Culvert (SKPA)
• Peningkatan Jalan Usaha Tani (SKPA)
• Pembangunan Dermaga Kayu
• Pembangunan Los Pasar Ikan
• Penyediaan Prasarana dan Sarana Agropolitan
TOTAL ANGGARAN : Rp 7.417.402.000

24. PROVINSI SULAWESI SELATAN


TAHUN ANGGARAN : 2010 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 3 Kabupaten
Kab. Luwu Timur, Kab. Gowa, Kab. Pangkep
KAWASAN : 1 Kawasan
Kws. Malili (Minapolitan), Kws. Bontonompo, Kws. Pangkajene
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Desa • Peningkatan Jalan Usaha Tani
• Peningkatan Jalan Poros Desa • Pembangunan Jembatan

TOTAL ANGGARAN : Rp 6.945.070.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

125
25. PROVINSI BALI
TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kab. Klungkung
KAWASAN : 1 Kawasan
Kawasan Nusa Penida
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Usaha Tani

TOTAL ANGGARAN : Rp 3.500.000.000

26. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT


TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Bima, Kab. Lombok Timur
KAWASAN : 2 Kawasan
Kws. Woha, Kws. Keruak Jerowaru
KEGIATAN FISIK : • Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Jembatan
• Pembangunan Talud Jalan Poros Desa

TOTAL ANGGARAN : Rp 5.766.375.000


Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

126
27. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Sikka, Kab. Belu
KAWASAN : 2 Kawasan
Kawasan Pesisir Sikka, Kawasan Koba Lima
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan Tambatan Perahu
• Pembangunan Sub-Terminal Agribisnis
• Pembangunan Jalan Usaha Tani (SKPA)
• Pembangunan Jalan Poros Desa
TOTAL ANGGARAN : Rp 4.309.402.000

28. PROVINSI PAPUA


TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 2 Kabupaten
Kab. Waropen, Kab. Jayapura
KAWASAN : 2 Kawasan
Kws. Distrik Waropen Bawah, Kws. Distrik Muara Tami
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Saluran

TOTAL ANGGARAN : Rp 5.959.655.000

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

127
29. PROVINSI PAPUA BARAT
TAHUN ANGGARAN : 2009 – 2011
KABUPATEN/KOTA : 1 Kabupaten
Kab. Raja Ampat
KAWASAN : 1 Kawasan
Kawasan Selat Segawin
KEGIATAN FISIK : • Pembangunan Pasar
• Pembangunan dan Peningkatan Jalan Poros Desa
• Pembangunan Talud

TOTAL ANGGARAN : Rp 4.643.654.000


Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

128
Peningkatan jalan
poros desa Kawasan
Minapolitan Cilacap,
Jawa Tengah

Konsep Kawasan Menuju Keharmonian


AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

129
Daftar Pustaka:
• Yudhohusodo, Siswono, Laporan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, 2002.
• Selayang Pandang Kawasan Agropolitan Bagelan Kabupaten Purworejo
• Kawasan Agropolitan, Kementerian Pertanian, 2002.
• Kawasan Minapolitan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2006.

Daftar Istilah :

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DTW : Daerah Tujuan Wisata
FAO : Food and Agriculture Organization
KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan
KWT : Kelompok Wanita Tani
MoU : Memorandum of Understanding
Perda : Peraturan Daerah
Pokja : Kelompok Kerja
PPN : Pelabuhan Perikanan Nusantara
RDTR : Rencana Detil tata Ruang
RPH : Rumah Pemotongan Hewan
RPIJM : Rencana Program Investasi Jangka Menengah
RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah
RTRWN : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
SDM : Sumber Daya Manusia
STA : Sub Terminal Agribisnis
SUPAS : Survei Penduduk Antarsensus
SRI : System Rice Intensification
Konsep Kawasan Menuju Keharmonian
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN

TPH : Tempat Pengumpulan Hasil


TPI : Tempat Pelelangan Ikan
Tupoksi : Tugas pokok dan fungsi
UNEP : United Nations Environment Program
WPP : Wilayah Pengembangan Parsial
ZEE : Zona Ekonomi Ekslusif

130

You might also like