80
MALARIA
Paul N. Harijanto
PENDAHULUAN
Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit infeks!
yang memberikan morbiditas yang cukup tinggi di dunia,
ddan merupakan infeksi yang ke-3 teratas dalam jumiah
kematian, Walaupun di beberapa negara yang sudah
maju tidak djumpai lagi infeksi malaria, tetapi lei dar
106 negara didunia masih menangani infeksi malaria,
thususnya di daerah tropik maupun negara-negara yang
sedang berkemibang yaitu di Aftika, sebagian besar Asia,
sebagian besar benua Amerika {Amerika Latin). WHO
melaporkan dalam tahun 2008 masih terdapat 225 juta
penderita malaria dengan angka kematian 781.000, * Di
Indonesia sendiri malaria masih merupakan penyakit
infeksi yang menjadi perhatian utama kementerian
kesehatan untuk dilakukan eliminasi disamping infeksi
tuberkulosis dan infeksi HIV/AIDS. Dalam 10 tahun terakhir
‘ni sudah terjadi perubahan peta endemisitas infeksi
‘malaria di Indonesia, ebagian daerah dengan endemistas
tinggi di Papua dan Kalimantan sudsh menurun, walaypun
demikian kehati-hatian terhadap infeksi malaria dapet
ditemukan di semua daerah/ kota di Indonesia harus
tetap dilakukan, Hal ini disebabkan mobilisasi penduduk
yang cukup tinggi dan transportasi yang semakin cepat
memungkinkan terjadinya kasus-kasus impor di semua
daerah yang sudah ter-eliminasi malaria. *
DEFINISI
Infeksi malaria disebabkan oleh adanya parasitplasmodium
didalam darah atau jaringan yang dibuktikan dengan
ppemeriksaan mikroskopik yang posit, adanya antigen
malaria dengan tes cepat, ditemukan DNA/ RNA
parasit pada pemeriksaan PCR? Infeksi malaria dapat
‘memberikan gejala berupa demam, menggigi, anemia dan
595
splenomegali Pada individu yang imun dapat berlangsung
tanpa gejala (asimtomatis)
Penyakit Malaria (malaria disease): ialah penyakit
‘yang disebabkan oleh infeksiparasit plasmodium didalam
eritfosit dan biasanya disertai dengan gejala demam.?
Dapat berlangsung akut ataupun kronik. infeksi malaria
dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami
komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat.
Sejenis infeksi parasit yang menyerupai malaria ialah
infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis.
SEJARAK
“Memasukimilenium ke-3,infeksi malaria masinmerupokan
masalah nik bagi negara tropik/sub-tropk dan negara
bertembang maupun negara yang sudeh maju. Malaria
merupakan penyebab kematian utama penyakittropik,
iperkrakan satu juta penduduk dunia meninggal tap
tahunnya dan terjadi kasus malaria baru 200-300 juta/
tahun, Malaria berasal dari bahasa italia (mala + ria)
yang berart“udara yang jelek/sala’, baru Sekitar tahun
1889 Charles Loui Alphonse Laveran dapat membuktikan
bahwa malaria disebabkan oleh adanya parask didalam
sel darah merah, dan kemudian Ronald Ross membuktikan
situs hidup plasmodium dan transmis penularannya pada
rnyamuk. Oleh Karena penermuannya Laveran dan Ross
‘mendapat haciah Nobel.
Laporan kasus malaria yaitu adanya demam dengan
splenomegali telah dituliskan dalam literatur Kuno dari
Cina yaita Nei Ching Canon of Medicine pada 1700 SM dan
dari Mer dalam Ebers Popyrs pada tahun 1570 SM. Tahun
1943 ditemukan sus eksoertositer pada P cynomolgi
oleh Shortt dan Garnham dan pada tahun 1980 Krotoski
Gan Garnham menemukan bentukal ringan yang disebut
hipnozoit yang menyebabkan terjadinya reaps:596
Pada permulaan abad-20 juga ditandai dengan
dlitemukannya pestisida untuk memaunuh nyamuk yaitu
dichloro-dipheny-trichloroethane (DDT) oleh Paul Muller
(Swiss), Suksesnya eradikasi malaria dalam era tahun
1960-an ternyata tidak sepenuhnya menghilangkan
penyakt malaria di dunia, Di indonesia dengan adanya
ppragram KOPEM (Komarida Operasi Pembasmian Malaria),
malaria hanya dapat dikontrol untuk daerah Jawa dan
Bali, Sampai sekarang masih banyak kantung-kanturg
‘malaria khususnya daerah Indonesia kawasan Timur
Maluku, Timor Timur, NTT, Kalimantan dan sebagian besar
Sulawesi), beberapa daerah Sumatera (Lampung, Riau,
Bengkulu dan Sumatera Barat dan Utara) dan sebagian
kecil Jawa Jepara, sekitar Yogya dan Jawa Barat)*
Walaupun kina merupakan obat pertama yang
digunakan untuk mengobati demam (diduga oleh malaria)
pada tahun 1820 leh Pelletier dan Caventou, obat
untuk malaria baru dapat disintesis secara kimiawi yaitu
primakuin (1924), quinacrine (1930), klorokuin (1834,
‘amodiaquine(1946), primakuin (1950) dan pirimetamin
(1951), Dengan meluasnya resistens terhadap pengobatan
Kloroquin, sulfadoksin-pirimetamin serta obat-obat
lainnya, WHO melalui RBM (Roll Back Malaria) telah
mencanangkan perubahan pemakaian obat baru yaitu
kombinasi artemisinin (Artemisinin-base Combination
Therapy = ACT) untuk mengatasi masalah resistensi
pengobatan dan menurunkan morbiditas dan mortalitas.
Melalui studi SEQUAMAT (2008) dan AQUAMAT (2010),
telah dibuktikan bahwa pengobatan dengan Actesunate
intra vena, menurunkan mortalitas dibandingkan
ppengobatan dengan menggunakan Kina.’*
DISTRIBUSI DAN INSIDEN
Infeksi malaria tersebar pada lebih dari 100 negara
di benua Afrika, Asia, Amerika (bagian Selatan) dan
daerah Oceania dan kepslavan Caribia. Lebih dari 1.6
triliun manusia terpapar oleh malaria dengan dugaan
rmorbiditas 200-300 juta dan mortaltas lebih dari 1 juta
pertahun, Beberapa daerah yang bebas malaria yaitu
‘Amerika Serikat, Canada, negara di Eropa (kecuali Rtsia),
Israel, Singapura, Hongkong, Japan, Taiwan, Korea, Brunei
ddan Australia, Negara tersebut ter-hindar dari malaria
arena vektor kontrolnya yang baik; walaupun demikian
75%
Parasit rate dan spleen rate ditentukan pada
pemeriksaan anak-anak usia 2 - 9 tahun. Pada daerah
holoendemik banyak penderitaanak-anak dengan anemia
brat, pada daerah hiperendemik dar mesoendemik mula
banyak malaria serebral pada usia kanak anak (2 - 10
‘ahun), sedangkan pada daerah hipoendemik/daera tidak
stabil banyak dijumpai malaria serebral, malaria dengan