You are on page 1of 9

LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PENDERITA Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Alamat No.

CM Tanggal Masuk Tanggal Pemeriksaan II. ANAMNESIS : : Ny. S : 55 Tahun : Wanita : Islam : Ibu rumah tangga : Karanganyar : 90 64 94 : 13 Desember 2008 : 14 Desember 2008 Alloanamnesis, Tanggal 14 Desember 2008

A. Keluhan Utama : Nyeri kepala berdenyut sebelah B. Keluhan Penyerta : Mual C. Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak kurang lebih 5 jam nyeri kepala berdenyut sebelah Mual (+). Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat keluhan sama D. Riwayat trauma : (+) : disangkal disangkal disangkal : disangkal : disangkal : disangkal disangkal

Riwayat penyakit jantung : Riwayat sakit darah tinggi : Riwayat mondok Riwayat sakit gula

Riwayat alergi Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat sakit darah tinggi : Riwayat sakit gula : disangkal

Riwayat sakit jantung : disangkal

III.PEMERIKSAAN FISIK A Keadaan Umum B Tanda Vital . Compos mentis, Gizi cukup (GCS=E4M6V5), Tensi Nadi : 110/80 mmHg : 110 x/ menit

Frekuensi Respirasi : 24 x/menit C Kepala D Leher E Jantung : Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi F Pulmo : Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi G Abdomen Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi Suhu : 36,7 0C Bentuk kepala normal , mata konjungtiva pucat, pupil isokor, reflek cahaya +/+ Pembesaran kelenjar getah bening (-) Iktus kordis tidak tampak, pulsasi tidak tampak Iktus kordis tidak kuat angkat Kesan batas jantung tidak melebar BJ I-II, regular bising (-) Pengembangan simetris sde Sonor pada seluruh lapangan paru Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara tambahan wheezing Distended (-), sikatrik (-), stria (-), caput medusae (-) Peristaltik (+) normal Pekak alih (-), pekak sisi (-), undulasi (-) supel, hepar lien tak teraba

IV. STATUS NEUROLOGIS a. Kesan Umum dan Fungsi Luhur 1. Kesadaran 2. Cara Berbicara 4. Fungsi motorik Kekuatan Tonus : : GCS E4V6M5 : sde : : sde

3. Fungsi Psikosensorik : sde

sde sde Klonus (-/-)

Reflek Fisiologis : tangan (+1 / +1) kaki (+1 / +1) Reflek Patologis 1. Kaku Kuduk 2. Tanda Brudzinki I 3. Tanda Brudzinki II 4. Tanda Brudzinki III 5. Tanda Brudzinki IV 6. Lasseque 7. Tanda Kernig c. Kolumna Vertebralis 1. Kelainan Bentuk 2. Nyeri tekan lokal 3. Tanda Patrick 4. Tanda Anti Patrick 5. Tanda Nafzinger d. Saraf Otak 1. Nervus Olfaktorius Kanan Anosmia Parosmia Halusinasi 2. Nervus Optikus Kanan Visus Kacamata sde (-) Kiri sde (-) sde sde sde Kiri sde sde sde : tidak ditemukan : tidak ada : (-) : (-) : (-) : tangan (- / -) kaki (- / -) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) b. Tanda-tanda Perangsangan Selaput Otak

Lapang Pandang Warna

sde sde

sde sde

3. Nervus III, IV, VI Kanan Celah mata Posisi bola mata Gerak bola mata Pupil : Ukuran Bentuk R. Cahaya langsung Konvergensi Akomodasi Rangsang Nyeri 4. Nervus V Kanan Sensorik I Sensorik II Sensorik III Otot kunyah Reflek Masseter Reflek Kornea Sensorik Lidah 5. Nervus VII Saat Diam Kanan Otot dahi Tinggi alis Sudut mata Kiri Simetris Simetris Simetris Saat Gerak Kanan Kiri Simetris Simetris Simetris sde sde sde sde dbn dbn sde Kiri sde sde sde sde dbn dbn sde dbn di tengah dbn 3 mm bulat (+) sde sde sde Kiri dbn di tengah dbn 3 mm bulat (+) (+) sde sde sde

R. Cahaya tak langsung (+)

Sudut mulut Nasolabial Pejam mata Meringis Pengecap lidah 6. Nervus VIII

Simetris Simetris sde sde manis sde Asin sde Kanan Kiri sde sde

Simetris Simetris

asam sde pahit sde

Pendengaran Hiperakusis Vertigo 7. Nervus IX dan X

sde sde sde Kanan

Kiri sde sde

Reflek muntah Pengecapan Posisi Uvula Arkus Faring Menelan Bersuara 8. Nervus XI

sde sde ditengah simetris sde sde Kanan

Kiri sde sde Kiri (-) sde

Bentuk Otot Angkat bahu Berpaling 9. Nervus XII

kesan normal kesan normal sde sde Kanan

Atrofi Lidah Kekuatan Posisi diam Posisi dijulurkan

(-) sde di tengah sde

6. Pemeriksaan Sistem Sensorik Lengan Ka a) Rasa Exteroseptik Rasa nyeri superficial Rasa suhu Rasa raba ringan b) Rasa Proprioseptik Rasa getar Rasa tekan Rasa nyeri tekan Rasa gerak dan posisi c. Rasa Kortikal Stereognosis Baragnosis Pengenalan 2 titik 7 Reflek Patologis Reflek Patella Reflek Achiles Reflek Babinski Reflek Chaddok Reflek Openheim Reflek Gordon Reflek Schaefer Reflek Mendel B Reflek Rosolimo d. Reflek Primitip Reflek Memegang Reflek Snout Reflek Menghisap Reflek Palmo Mental (-) (-) (-) (-) +2 +2 (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) +2 +2 (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) sde sde sde sde sde sde tak dilakukan sde sde sde sde sde sde sde sed sde sde sde sde sde sde sde sde sde sde Ki Ka Tungkai Ki

V.

DIAGNOSA Diagnosa Klinik : Migrain

VI. TUJUAN PENGOBATAN Menghilangkan nyeri kepala Menghilangkan mual VII. PENGOBATAN R/ Dihydergot tab mg 2,5 No VI S 2 dd tab 1 R/ Primperan tab mg 10 No X S 3 dd tab 1 ac

Pembahasan Obat Dihydergot mengandung dihidroergotamin yang merupakan agonis reseptor 5-HT1 (serotonin) yang aman dan efektif untuk menghilangkan serangan migren dengan efek samping mual muntah yang kurang dan lebih bersifat venokonstriktor.

Primperan mengandung Metoklopramid-HCL 10 mg yang efektif untuk menghilangkan mual muntah.

MIGREN A. Definisi Migren adalah nyeri kepala berulang yang idiopatik, dengan serangan nyeri kepala yang berlangsung 4-72 jam, biasanya sesisi, sifatnya berdenyut, intensitas nyeri sedang berat, diperberat oleh aktivitas fisik rutin, dapat disertai nausea, fotopobia, fonopobia. B. Patofisiologi Pada serangan terjadi dari pelepasan trombosit berbagai yang neurotransmiter memiliki efek antaralain serotonin

vasokonstriktor. Reseptor serotonin ada sekitar tujuh jenis yang ditemikan dan banyak terdapat di meningen, lapisan korteks serebri,, struktur dari dalam otak, dan yang paling banyak inti-inti batang otak. Dua reseptor yang penting adalah 5-HT1 yang bila terangsang akan menghentikan serangan migren, sedangkan 5-HT2 bila disekat akan mencegah serangan migren. C. Manifestasi klinis Hampir 70% memiliki riwayat migren dalam keluarga. Sebagian besar wanita. Serangan pertama migren biasanya dimulai saat remaja, dan dewasa muda, kemudian cenderung berkurang pada usia dekade ke 5 dan 6. Biasanya terdapat faktor pemicu. Gambaran klinisnya berupa nyeri kepala berdenyut biasanya unilateral tetapi bisa saja bilateral. Serangan migren umumnya terjadi 2-8x perbulan,

lama serangan 4-72 jam, intensitas nyeri sedang berat, gajala penyerta antaralain: mual, muntah, fotopobia, fonopobia. D. Diagnosis Migren umum E. Penatalaksanaan Saat serangan diberi terapi simtomatis Bila faktor pemicu dikenali maka harus dihindari

You might also like