You are on page 1of 19

EVALUATION OF WASTE MANAGEMENT SYSTEM IN ENVIRONMENTAL AUDIT

Desi Erika Idawaty Undergraduate Program, Faculty of Economics Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id

Keywords: Hospital, ICQ, Management

ABSTRACT Along with increasing public demand of global environmental consciousness, developed a new concept which views environmental management as a system with management elements therein referred to as the Environmental Management System. In the implementation of environmental management systems in hospitals requires an evaluation to determine whether the system management in accordance with the objectives of the hospital or not. The evaluation method is through environmental audits hospital. This paper, the place of research the Public Hospital Persahabatan, located in East Jakarta. The aim of this study is to analyze whether the hospital environment management system in accordance with environmental management regulations and whether the hospital environment management system has been implemented correctly and maintained between the policy implementation. In this study obtained the data used there are four methods of questionnaire (ICQ and compliance test), interviews, documentation and observation. From results to methods that have been prepared, the author can know that the management system is already with implementation based on a policy owned by the hospital itself and the hospitals are always followed the rules - rules issued by the government

EVALUASI SISTEM MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH DALAM AUDIT LINGKUNGAN (STUDY KASUS PADA RSUP. PERSAHABATAN)
Desi Erika Idawaty Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Depok, Indonesia Email : desierika07@yahoo.co.id Pembimbing : Dr. Henny Medyawati, Skom, MM Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok ABSTRACT Along with increasing public demand of global environmental consciousness, developed a new concept which views environmental management as a system with management elements therein referred to as the Environmental Management System. In the implementation of environmental management systems in hospitals requires an evaluation to determine whether the system management in accordance with the objectives of the hospital or not. The evaluation methods is through environmental audits hospital. This paper, the pleace of research the Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, located in East Jakarta. The aim of this study is to analyze whether the hospital environment management system in accordance with environmental management regulations and whether the hospital environment management system has been implemented correctly and maintained between the policy implementation. In this study obtained the data used there are four methods of questionnaire (ICQ and compliance test), interviews, documentation and observation. From results to methods that have been prepared, the author can know that the management system is already with implementation based on a policy owned by the hospital itself and the hospitals are always followed the rules - rules issued by the government

PENDAHULUAN
Seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat akan kesadaran lingkungan global, berkembanglah konsep baru yang memandang pengelolaan lingkungan sebagai suatu sistem dengan unsur-unsur manajemen didalamnya disebut sebagai Sistem Manajemen Lingkungan. Bagi sebuah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan bahan dan limbah terhadap lingkungan, isu perlindungan lingkungan menjadi faktor yang penting dalam persaingan organisasi dan produk secara global. Tindakan antisipatif pengelolaan lingkungan melalui standardisasi internasional mengenal mutu lingkungan seperti ISO bernomor seri 14000, ekolabel, AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan sejenisnya menjadi sesuatu yang harus dipenuhi sebelum dampak terhadap lingkungan terjadi. Menjaga mutu lingkungan bisa dimana saja, mulai dari lingkungan sekitar rumah kita sendiri hingga tempat-tempat umum seperti sekolah, kantor, rumah sakit dan sebagainya. Begitu pentingnya menjaga mutu lingkungan untuk menghindari terjadi dampak terhadap lingkungan tersebut yang disebabkan pengolahan limbah yang tidak benar. Rumah sakit merupakan salah satu penghasil limbah terbesar. Dalam hal ini rumah sakit memiliki permasalahan yang kompleks, salah satunya adalah permasalahan limbah rumah sakit yang sangat sensitif dengan peraturan pemerintahan dikarenakan bahan yang digunakan dan limbah yang dikeluarkan rumah sakit tergolong limbah B3 maupun non-B3. Potensial limbah tersebut menimbulkan pencemaran bagi lingkungan sekitarnya yang akan merugikan masyarakat bahkan rumah sakit itu sendiri. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit merupakan bagian dari sistem manajemen terpadu yang meliputi pendekatan struktur organisasi, kegiatan perencanaan, pembagian tanggung

jawab dan wewenang, praktik menurut standar operasional, prosedur khusus, proses berkelanjutan dan pengembangan sumber daya manusia untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji, mengevaluasi, dan mensinergikan kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit. Pengelolaan lingkungan rumah sakit merupakan satu rangkaian siklus dan strategi manajemen rumah sakit untuk mengembangkan kapasitas pengelolaan lingkungan rumah sakit sehingga memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan sistem manajemen lingkungan di rumah sakit memerlukan adanya evaluasi agar mengetahui apakah sistem manajemen tersebut sesuai dengan tujuan dari rumah sakit tersebut atau tidak. Untuk itu salah satu cara evaluasi yaitu melalui audit lingkungan rumah sakit. Audit lingkungan bagi rumah sakit adalah suatu usaha proaktif yang dilaksanakan secara sadar untuk mengidentifikasi permasalahan lingkungan yang akan timbul sehingga dapat dilakukan upaya-upaya pencegahannya. Dengan melakukan audit lingkungan, langkah baik bagi rumah sakit karena kegiatan tersebut merupakan tindakan antisipatif terhadap terjadinya hal-hal yang tidak diingini seperti dicurigai telah melakukan pelanggaran pengelolaan lingkungan. Berdasarkan uraian di atas penulis berkeinginan untuk mengetahui sejauh mana manfaat audit lingkungan yang dilakukan pada rumah sakit, sehingga penulis memberi judul skripsi ini Evaluasi Sistem Manajemen Pengolahan Limbah Dalam Audit Lingkungan (Study Kasus Pada RSUP Persahabatan). 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut : 1. Apakah Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit sesuai dengan peraturan pengelolaan lingkungan? 2. Apakah Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit sudah diterapkan secara benar dan dipelihara antara kebijakan dengan pelaksanaannya? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit dan membandingkan sistem tersebut dengan peraturan pengelolaan lingkungan sesuai dengan peraturan pemerintah dan ISO. 2. Menganalisis Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit sudah diterapkan secara benar dan dipelihara antara kebijakan rumah sakit dengan pelaksanaannya.

1.2

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Audit Lingkungan Pengertian Audit Lingkungan menurut Wiku Adisasmito, Audit Lingkungan merupakan suatu instrumen untuk menguji penaatan suatu kegiatan rumah sakit terhadap peraturan perundang undangan dan peraturan lingkungan, standar, dan baku mutu lingkungan. Audit lingkungan juga merupakan suatu instrumen untuk mendapatkan informasi sejauh mana potensi permasalahan ketidaktaatan (non-compliance) yang ada pada suatu rumah sakit. (Wiku 2008 : 16). Sedangkan menurut Amin Widjaja Tunggal, Audit Lingkungan adalah proses menentukan apakah semua tingkat atau tingkat yang dipilih dari suatu organisasi menaati persyaratan peraturan dan kebijakan serta standar internal, terbukti merupakan suatu komponen yang berkekuatan dari program manajememn lingkungan. (Amin 2000 : 227) Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulkan bahwa audit lingkungan merupakan proses menentukan apakah seluruh atau tingkat yang terpilih dari suatu organisasi menaati persyaratan peraturan dan kebanyakan serta prosedur intern.

Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 42/Men-LH/11/1994 : Audit Lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik, dan objektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi, sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian penaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan. Berdasar atas definisi tersebut dapat diuraikan beberapa pengertian antara lain : a. Audit Lingkungan sebagai Alat Manajemen Yaitu terletak pada pengertian evaluasi yang sistematik, terdokumentasi, periodik dan objektif. Evaluasi dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan pemeriksaan. Evaluasi yang sistematik dan periodik dilaksanakan dengan pemantauan yang terdokumentasi agar dapat dijamin objektifitasnya. Dengan demikian pihak lain dapat melaksanakan pemeriksaan kembali. Dari pengertian ini maka audit lingkungan merupakan pemeriksaan untuk mengetahui potret keadaan lingkungan. b. Fungsi Audit Lingkungan 1) Upaya peningkatan pentaatan terhadap peraturan. Di dalam audit lingkungan untuk menetapkan apakah suatu komponen lingkungan tertentu baik atau tidak harus dibandingkan dengan baku mutu lingkungan. Ini berarti bahwa audit lingkungan mendorong suatu usaha mentaati peraturan perundangan yang berlaku, dalam hal ini antara lain adalah baku mutu lingkungan. 2) Audit lingkungan merupakan dokumen yang dapat merealisir pelaksanaan: a) SOP (standard operating procedure) atau prosedur standar operasi terhadap pemasangan dan pengoperasian peralatan atau kegiatan pengelolaan lingkungan. b) Pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan lingkungan dari proses reused atau recycle dari limbah yang terjadi. c) Sebagai tanggap darurat atau Early Warning System terhadap terjadinya kerusakan atau pencemaran lingkungan. 3) Jaminan menghindari kerusakan lingkungan. Adanya audit lingkungan maka kerusakan lingkungan yang lebih parah akan dapat dihindari. 4) Audit lingkungan merupakan dokumen yang dapat menguji kebenaran prediksi dampak yang terdapat pada dokumen terdahulu yaitu AMDAL. 5) Perbaikan penggunaan sumber daya yaitu penghematan bahan, minimalisasi limbah, identifikasi proses daur hidup, dan kemungkinan memperoleh tambahan sumber daya dari proses recycle. c. Sasaran Audit Lingkungan Dokumen ini memiliki sasaran, meliputi dua aspek : 1) Mengetahui kinerja : a) Organisasi b) Sistem Manajemen c) Peralatan d) Pentaatan peraturan perundangan 2) Pelaksanaan pengendalian dampak lingkungan. Adanya pemeriksaan terhadap kualitas lingkungan dan seluruh kegiatan yang berkaitan sebagai bahan untuk mengetahui keberhasilan upaya pengendalian dampak lingkungan. Audit lingkungan dilaksanakan dengan secara langsung menilai dan mengevaluasi kegiatan pengendalian tersebut. d. Manfaat Audit Lingkungan Dokumen audit lingkungan bermanfaat dalam : 1) Mengidentifikasi risiko lingkungan Oleh adanya kegiatan audit lingkungan maka risiko lingkungan dapat diketemukan dan dapat diprediksi untuk masa yang akan datang. Hal ini sangat membantu pihak pengambilan kebijakan untuk menyusun pengalokasian anggaran dalam pengelolaan lingkungan.

2) Menjadi dasar dalam pelaksanaan kebijakan lingkungan Prioritas dalam penanganan dampak dapat dilakukan dengan adanya dokumen audit lingkungan ini. 3) Menghindari kerugian finansial yang disebabkan oleh penutupan usaha atau penghentian sementara proses produksi, pembatasan usaha, publikasi pencemaran nama sebagai akibat dari protes masyarakat atau proses hukum berkaitan dengan lingkungan. 4) Mencegah tekanan sanksi hukum yang berkaitan dengan kelalaian dalam pengelolaan lingkungan. 5) Dokumen audit lingkungan dapat dipergunakan untuk pembuktian pelaksanaan pengelolaan lingkungan. 6) Dokumen audit lingkungan berii berbagai informasi tentang kualitas lingkungan, teknik pengelolaan lingkungan, kelembagaan dan kualitas sumberdaya manusia. Disamping itu audit lingkungan bermanfaat pula dalam kaitannya untuk pengembangan usaha. Diwaktu mendatang audit lingkungan sangat bermanfaat kaitannya dengan label hijau Ecolabel ISO 14000. 2.2 Pengertian Sistem Manajemen Lingkungan Menurut Amin Widjaja Tunggal, Sistem Manajemen Lingkungan merupakan kerangka kerja atau metode untuk menuntun suatu organisasi untuk mencapai dan mempertahankan kinerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan sebagai tanggapan terhadap peraturan yang secara konstan berubah, sosial, keuangan, ekonomi, dan tekanan kompetitif, dan risiko lingkungan. 2.3 Kerangka Pemikiran Menurut Diannita Thiodorus (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perkembangan pesat dalam dunia industri bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Sisi yang satu adalah hasil pembangunan fisik yang jelas terlihat oleh mata kita, berupa bangunan bangunan pabrik dan berbagai fasilitas penunjangnya, gedung gedung perkantoran, dan tentu saja tersedianya lapangan kerja baru yang menuju kearah peningkatan taraf hidup masyarakat secara umum. Sisi lain yang tidak dapat kita pungkiri adalah habisnya lahan lahan hijau untuk dijadikan lokasi industri, serta dampak dari aktivitas industri itu sendiri, yaitu limbah. Dalam pengumpulan bukti audit, penulis melakukan evaluasi tehadap control system yang ada pada perusahaan ternak tersebut dan menganalisa kebijakan pengelolaan atas lingkungan yang telah diterapkan perusahaan, mengambil segi positifnya. Menurut Madena (2009) berkembangnya dunia industri dewasa ini memberikan dapak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positifnya berupa peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat sedangkan dampak negatifnya yaitu meningkatnya risiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidp yang disebabkan oleh penggunaan sumber daya alam. Dampak yang ditimbukan dari penggunaan sumber daya alam yang berlebihan dan peningkatan industri tersebut adalah limbah. Pelaksanaan audit lingkungan berdasarkan Undang undang No. 23 tahun 1997 dan dalam pengamatan langsung yang dilakukan untuk menilai sistem pengelolaan limbah cair yang diterapkan PT BIY. Dari penulisan mengenai audit yang sebelumnya yang dilakukan pada perusahaan dan para penulis melakukan penelitian dengan survey langsung kelapangan dan melakukan pengauditan itu sendiri sehingga tercapailah tujuan dari setiap peneliti. Penulis berkeinginan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pelaksanaan audit lingkungan pada sebuah rumah sakit yang cenderung penghasilan limbah terbesar. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan uji ICQ (Internal Control Questionaire) dan uji ketaatan ( Compliance Test) serta melakukan pengauditan langsung untuk mengumpulkan bukti bukti pendukung yang mengefektifkan pengauditan tersebut yang bermanfaat bagi masa depan rumah sakit tersebut terutama sistem pengolahan limbah rumah sakit tersebut.

2.4 Pencegahan Pengelolaan Limbah Pengelolaan limbah pada dasarnya merupakan upaya mengurangi volume, konsentrasi atau bahaya limbah, setelah proses produksi atau kegiatan, melalui proses fisika, kimia atau hayati. Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah, upaya pertama yang harus dilakukan adalah upaya preventif yaitu mengurangi volume bahaya limbah yang dikeluarkanke lingkungan yang meliputi upaya mengurangi limbah pada sumbernya, serta upaya pemanfaatan limbah (Shahib, 1999). Program minimisasi limbah Indonesia baru mulai digalakkan, bagi rumah sakit masih merupakan hal baru, yang tujuannya untuk mengurangi jumlah limbah dan pengelolaan limbah yang masih mempunyai nilai ekonomi (Shahib, 1999). Berbagai upaya telah dipergunakan untuk mengungkapkan pilihan teknologi mana yang terbaik untuk pengelolaan limbah, khususnya limbah berbahaya antara lain reduksi limbah (waste reduction), minimisasi limbah (waste minimization), pemberantasan limbah (waste abatement), pencegahan pencemarn (waste prevention) dan reduksi pada sumbernya (source reduction) (Hananto, 1999). Reduksi limbah pada sumbernya merupakan upaya yang harus dilaksanakan pertama kali karena upaya ini bersifat preventif yaitu mencegah atau mengurangi terjadinya limbah yang keluar dan proses produksi. Reduksi limbah pada sumbernya adalah upaya mengurangi volume, konsentrasi, taksisitas dan tingkat bahaya limbah yang akan keluar ke lingkungan secara preventif langsung pada sumber pencemar, hal ini banyak meberikan keuntungan yakni meningkatkan efisiensi kegiatan serta mengurangi biaya pengelolaan limbah dan pelaksanaannya relative murah (Hananto,1999). Berbagai cara yang digunakan untuk reduksi limbah ada sumbernya adalah (Arthono, 2000) : 1. House Keeping yang baik, usaha ini dilakukan oleh rumah sakit dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan mencegah terjadinya ceceran, tumpukan atau kebocoran bahan serta menangani limbah yang terjadi dengan sebaik mungkin. 2. Segregasi aliran limbah, yakni memisahkan berbagai jenis aliran limbah menurut jenis komponen, konsentrasi atau keadaannya, ,sehingga dapat mempermudah, mengurangi volume, atau mengurangi biaya pengelolaan limbah. 3. Pelaksanaan preventive maintenance, yakni pemeliharaan / penggantian alat atau waktu yang telah dijadwalkan. 4. Pengelolaan bahan selalu cukup untuk menjamin kelancaran proses kegiatan, tetapi tidak berlebihan ,sehingga tidak menimbulkan gangguan lingkungan, sedangkan penyimpanan agar tetap rapid-an terkontrol. 5. Pengaturan kondisi proses dan operasi yang baik ; sesuai dengan petunjuk pengoperasian / penggunaan alat dapat meningkatkan efisiensi. 6. Penggunaan teknologi bersih yakni pemilikan teknologi proses kegiatan yang kurang potensi untuk mengeluarkan limbah B3 dengan efisiensi yang cukup tinggi, sebaiknya dilakukan pada saat pengembangan rumah sakit baru atau pengganti sebagian unitnya. 2.5 Peraturan Perundang undangan Lingkungan Hidup Untuk melindungi lingkungan dari kegiatan rumah sakit di Indonesia, buangan air limbah dari rumah sakit diatur oleh Keputusan Menteri Lingkungan Hidup. Dalam keputusan ini, manajemen rumah sakit harus memeriksakan standar kualitas air limbahnya pada laboratorium yang kompeten minimal sebulan sekli dan melaporkan hasilnya kepada pemerintah setidaknya tiga bulan sekali. Tabel Standar Buangan Air Limbah Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP 58 / MENLH / 12 / 1995

Dimana, NH3 bebas berarti N NH3 dan PO4 berarti P PO4

METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Objek pada penulisan ilmiah ini: Nama rumah sakit : RSUP. PERSAHABATAN Alamat rumah sakit : Jln. Persahabatan Raya No. 1 Jakarta, 13230 No. Telp : (021) 4891745, 4891708 No. Faks : (021) 4711222 Tahun Didirikan : 7 November 1963

3.2

Jenis Data dan Metode Pengumpulan data Dalam penyusunan skripsi ini, ada 2 jenis data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer yaitu suatu data yang berasal dari sumber pertama yang merupakan sumber berwenang dari RSUP. Persahabatan pada bagian pengolahan limbah berupa peraturan atau kebijakan yang dimiliki oleh rumah sakit, struktur organisasi, dan data mengenai sistem manajemen rumah sakit yang digunakan. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu suatu data yang sudah tersedia, dan bukan berasal dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi seperti buku, tulisan tulisan mengenai dengan audit, audit lingkungan, audit lingkungan rumah sakit, situs www.google.com, dan beberapa situs lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan sebagai berikut : 1. Studi Pustaka Penulis menggunakan sumber buku untuk memperoleh pengetahuan mengenai audit lingkungan rumah sakit, serta penulis mengambil contoh penulisan terdahulu. Bukubuku tersebut merupakan sumber referensi yang digunakan penulis dalam menganalisa audit lingkungan terhadap sistem manajemen limbah rumah sakit. 2. Riset Lapangan (Field Research) Merupakan metode penelitian yang dilakukan langsung pada objeknya, dengan metode ini diperoleh sumber-sumber data secara langsung, artinya penulis mendatangi perusahaan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melalui cara-cara berikut : a. Metode Kuesioner yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan memberikan kuesioner yang akan diisi oleh pihak yang berwenang dari rumah sakit. b. Metode Wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan mengadakan percakapan tanya jawab dengan pihak yang berhubungan langsung dengan masalah

yang dibahas baik pihak dari rumah sakit yang berhubungan dengan penelitian dan pihak pihak yang disekitar rumah sakit. c. Dokumentasi yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan melihat dokumen-dokumen berupa peraturan atau kebijakan yang dimiliki oleh rumah sakit, struktur organisasi, dan data mengenai sistem manajemen rumah sakit yang digunakan. d. Observasi Yaitu penulis mendatangi lokasi dan melakukan pengamatan langsung pada RSUP. Persahabatan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya dalam membandingkan dengan hasil wawancara
3.3 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan penulis yaitu sebagai berikut : 1. Pendahuluan Tahap awal yang dilakukan yaitu mempresentasikan proposal dan bertemu dengan bagian diklat beserta pihak pihak yang terkait pada rumah sakit dan bagian pengolahan limbah seperti Kepala Sanitasi untuk mengkaji tujuan audit, manfaat yang didapat oleh rumah sakit dengan diadakannya audit dan jadwal kegiatan audit. 2. Pra audit Kegiatan ini merupakan bagian penting dalam prosedur audit lingkungan. Perencanaan audit yang baik pada tahap pra audit akan menentukan keberhasilan audit lingkungan dan tindak lanjut atas audit lingkungan. Aktifitas pada tahap ini meliputi penentuan tujuan dan ruang lingkup audit lingkungan. Data dan informasi yang diperlukan antara lain struktur organisasi, daftar perijinan, kebijaksanaan, dan prosedur prosedur rumah sakit serta aktivitas lingkup rumah sakit yang diaudit. 3. Pelaksanaan kegiatan lapangan 4. Pasca audit Penulis menyusun laporan audit sebagai hasil dari audit lingkungan yang telah dilakukan. Laporan ini mencakup tentang rencana tindak koreki terhadap isu isu lingkungan yang telah teridentifikasi.

PEMBAHASAN
4.1 Struktur Organisasi Instalasi Sanitasi dan Pertamanan RSUP Persahabatan Pada bab ini akan dibahas mengenai kedudukan dan tugas - tugas pegawai sanitasi dan pertamanan RSUP Persahabatan beserta struktur organisasi instalasi sanitasi dan pertamanan. Gambar 4.1 Struktur Organisasi Instalasi Sanitasi dan Pertamanan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan

4.1.1

Kedudukan dan Tugas Berikut uraian tugas pegawai instalasi sanitasi dan pertamanan RSUP Persahabatan :

1. Ka. Instalasi Sanitasi dan Pertamanan Tugas : a. Menyusun perencanaan stratejik sanitasi RS b. Menyusun perencanaan program pengembangan SDM, bahan, alat dan fasilitas sanitasi dan pertamanan c. Merencanakan dan melaksanakan pemberdayaan peralatan dan fasilitas sanitasi (IPAL, Incenerator dan alat lab. Lingkungan) untuk menjadi Satuan Bisnis Unit d. Mengorganisasikan dan pengawasan pelaksanaan program kerja sanitasi dan pertamanan e. Melakukan koordinasi kerja dengan unit kerja lain terkait pekerjaan sanitasi (Infeksi Nosokomial dan K3 RS) dan lintas sektoral Instalasi di luar RS f. Menyusun mekanisme kerja sanitasi (pedoman, SOP, dll) g. Monitoring dan mengevaluasi kinerja Wakil Instalasi secara menyeluruh h. Melakukan bimbingan praktek, riset dan pendidikan di bidang sanitasi di RS Persahabatan i. Menyusun laporan perkembangan kinerja sanitasi 2. Wakil Umum Sanitasi dan Pertamanan Tugas : a. Melaksanakan fungsi ketatausahaan b. Melaksanakan kegiatan pergudangan Sanitasi (bahan dan alat) c. Melaksanakan administrasi peruratan d. Menyusun perencanaan stratejik bidang pelayanan umum e. Melaksanakan kegiatan kepegawaian f. Melaksanakan administrasi keuangan g. Melaksanakan pengolahan data lingkungan dari sub instalasi yang lain h. Menyusun sistem informasi lingkungan i. Menyusun dokumentasi, evaluasi dan pelaporan kegiatan j. Menyusun laporan kebutuhan pekerjaan dan laporan hasil pekerjaan 3. Wakil Pelayanan Sanitasi dan Pertamanan Tugas : a. Menyusun perencanaan program operasional, pemeliharaan IPAL dan jaringan pipanya b. Mengelola pengoperasian seluruh peralatan mekanik dan elektrikal untuk IPAL dan jaringan pipanya c. Mengelola pemeliharaan (preventif seluruh peralatan mekanik dan elektrikal untuk IPAL dan jaringan pipanya d. Mengelola perbaikan air limbah dari sarana kesehatan luar melalui kerjasama dalam rangka program pemberdayaan IPAL rumah sakit menjadi Satuan Bisnis Unit. e. Mengelola pengoperasian dan pemeliharaan mesin Incenerator untuk pembakaran sampah medis (RSP dan luar RSP) f. Menyusun laporan Implementasi Pengolahan dan Pemantauan Lingkungan untuk kepentingan Internal dan Instalasi luar RS g. Menyusun Implementasi AMDAL h. Mengelola administrasi penerimaan dan pembakaran sampah medis kiriman dari rumah sakit luar i. Mengelola pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas penanganan sampah medis dan non medis (kantong plastik, tong sampah, gerobag/trolly, TPS sampah dan container sampah) j. Mengelola bimbingan pihak luar (mahasiswa) yang melakukan studi banding, penelitian, praktek lapangan tentang pengolahan limbah rumah sakit k. Mengelola kegiatan monitoring lingkungan di rumah sakit l. Mengelola penyusunan dokumentasi, evaluasi dan pelaporan kegiatan

m. Mengelola kegiatan cleaning service, pest control dan inpeksi sanitasi n. Melakukan monitoring kegiatan sanitasi dan membuat laporan pekerjaan 4. Staf Umum Staf umum terdiri dari 4 Pelaksana Umum yang memiliki tugas yang berbeda antara lain sebagai berikut: PELAKSANA UMUM Tugas : a. Membantu kegiatan pergudangan sanitasi (bahan dan alat) b. Pengawasan pemantauan kebersihan halaman c. Mencatat laporan pemakaian kantong plastik setiap bulannya d. Membantu membuat laporan tahunan, semester, triwulan e. Membuat laporan tiap bulan tentang pengawasan kebersihan halaman f. Membantu pelaksanaan kegiatan pergudangan sanitasi g. Membantu fungsi ketatausahaan h. Membantu administrasi persuratan i. Mengarsipkan semua surat baik surat keluar maupun surat masuk j. Mencatat hasil laporan kegiatan pengawasan halaman setiap harinya k. Membantu pengambilan / amparahan barang dari logistic 5. Pelayanan Karyawan pelayanan terdiri dari penanggung jawab incinerator, pelaksana sanitasi (6 karyawan) dan penanggung jawab IPAL. Berikut ini tugas dari bagian pelayanan : PENANGGUNG JAWAB INCINERATOR Tugas : a. Melakukan pembakaran sampah medis di RSUP Persahabatan dan luar rumah sakit b. Mengoperasikan dna memelihara mesin incinerator c. Melaksanakan pengendalian serangga dan tikus (vektor penyakit) di rumah sakit d. Melaksanakan pengawasan kegiatan kebersihan lingkungan (cleaning service) e. Melakukan pengolahan dan evaluasi data f. Membuat laporan hasil kegiatan PELAKSANA SANITASI Pelaksana Sanitasi terdiri dari 4 Pelaksana yang memiliki tugas yang berbeda antara lain sebagai berikut: Tugas : a. Melakukan pengukuran kebisingan, kelembaban, suhu, pencahayaan b. Membuat analisa hasil pengukuran c. Melaksanakan pengawasan kebersihan gedung rumah sakit secara rutin d. Melaksanakan inpeksi penyehatan kualitas makanan dan minuman rumah sakit e. Melaksanakan inpeksi penyehatan kualitas linen rumah sakit f. Melaksanakan pengukuran air bersih g. Melaksanakan pengawasan kebersihan gedung rumah sakit secara rutin h. Melaksanakan pembakaran sampah medis di incinerator i. Membuat laporan data pembakaran sampah incinerator dan kebersihan gedung j. Membuat laporan pemakaian bahan baker incinerator k. Membuat laporan kebersihan gedung l. Melaksanakan pengukuran udara indoor dan outdoor m. Melaksanakan pengukuran uji emisi incinerator n. Membuat analisa hasil pengukuran o. Membuat laporan pengawasan kebersihan p. Melakukan monitoring rutin kualitas air limbah IPAL korea q. Mengevaluasi hasil pengukuran dan pemantauan kualitas lingkungan RSP r. Menyusun hasil pelaporan kegiatan

s. Melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan seluruh peralatan dan bahan bahan laboratorium lingkungan t. Membuat laporan hasil pemeriksaan Lab. IPAL PENANGGUNG JAWAB IPAL Tugas : a. Menyusun rencana kerja, kebutuhan bahan dan alat untuk IPAL dan laboratorium b. Melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan alat dan bahan bahan laboratoeium lingkungan c. Melaksanakan kegiatan monitoring kualitas lingkungan (air limbah, air bersih, mikrobiologi ruangan, kebisingan, pencahayaan, kualitas udara, dll) d. Melaksanakan kegiatan monitoring lingkungan di rumah sakit luar melalui kerjasama dalam rangka menjadi Satuan Bisnis Unit (SBU) Laboratorium Sanitasi e. Menyusun laporan kebutuhan pekerjaan dan laporan hasil pekerjaan 6. Pelaksana Shift IPAL Tugas : a. Menjaga keamanan dilingkungan IPAL b. Mengopearsikan dan memelihara seluruh mesin, peralatan IPAL c. Memonitoring kerja dari mesin dan peralatan IPAL d. Membuat laporan hasil pekerjaan 4.2 Manajemen Audit : Audit Lingkungan Terhadap Sistem Pengolahan Limbah Pada RSUP Persahabatan Pada subbab ini penulis memaparkan mengenai pengertian tujuan pelaksanaan audit lingkungan, pelaksanaan audit lingkungan, memahami kebijakan manajemen atas sistem pengelolaan limbah rumah sakit dan mengumpulkan bukti audit. 4.2.1 Tujuan Pelaksanaan Audit Lingkungan Tujuan dari audit lingkungan yang dilakukan penulis pada RSUP Persahabatan memiliki tujuan, yaitu : 1. Menilai tingkat efektifitas dari sistem manajemen lingkungan yang telah dimiliki oleh kegiatan usaha. 2. Menilai kecukupan sistem pengendalian rumah sakit terhadap penerapan kebijakan lingkungan mengenai pengolahan limbah rumah sakit. 3. Mengurangi kemungkinan gangguan yang timbul dari resiko lingkungan rumah sakit terutama terhadap masyarakat disekitar rumah sakit. 4. Membantu rumah sakit dalam mempublikasikan kepada masyarakat umum bahwa rumah sakit turut peduli mengenai masalah lingkungan. 4.2.2 Pelaksanaan Audit Lingkungan Telah dijelaskan pada bab II bahwa tahapan pelaksanaan audit lingkungan terdiri atas 4 tahap yaitu pendahuluan, pra audit, pelaksanaan kegiatan lapangan, dan pasca audit. 1. Pendahuluan Tahap awal yang dilakukan penulis yaitu mempresentasikan proposal dan bertemu dengan bagian diklat beserta pihak pihak yang terkait pada rumah sakit dan bagian pengolahan limbah seperti Kepala Sanitasi untuk mengkaji tujuan audit, manfaat yang didapat oleh rumah sakit dengan diadakannya audit dan jadwal kegiatan audit. 2. Pra audit Aktivitas pra audit ini meliputi sejumlah aktivitas sebelum audit di tempat actual dilaksanakan. Aktifitas ini terdiri dari pemilihan fasilitas yang diaudit, penentuan jadwal audit, dan pengembangan rencana audit. Penulis merencanakan melakukan pengamatan langsung terhadap lingkungan di sekitar rumah sakit dan melakukan wawancara langsung dengan bagian pengelola limbah yaitu bagian Sanitasi, karyawan yang melaksanakan

mengolah limbah dan masyarakat sekitar rumah sakit akan dampak yang ditimbulkan terutama yang berkaitan dengan limbah. 3. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan Dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan lapangan, langkah langkah yang akan diambil penulis yaitu : a. Memahami kebijaksanaan manajemen atas sistem pengelolaan limbah rumah sakit b. Evaluasi dan keimpulan kebijaksanaan manajemen atas sistem pengelolaan limbah rumah sakit. c. Mengumpulkan bukti audit. d. Mengevaluasi temuan audit berupa kesimpulan kesimpulan. e. Melaporkan temuan audit 4. Pasca audit Penulis menyusun laporan audit sebagai hasil dari audit lingkungan yang telah dilakukan. Laporan ini mencakup tentang rencana tindak koreki terhadap isu isu lingkungan yang telah teridentifikasi. 4.3 Analisis Kegiatan Rumah Sakit atas Sistem Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Pada subbab ini dibahas mengenai kegiatan kegiatan yang dilakukan rumah sakit dalam pengelolaan limbah dengan adanya kebijakan manajemen dari limbah cair (air limbah) sampai incinerator dan limbah medis. 4.3.1 Memahami Kebijakan Manajemen atas Sistem Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit Adapun kebijaksanaan manajemen atas sistem pengelolaan air pada RSUP Persahabatan adalah sebagai berikut : 1. Pre Treatment ( Pengolahan Pendahuluan ) Air limbah dari dapur dan laundry (pencucian) diolah awal untuk menghilangkan greaseI (lemak) dan busa dengan fasilitas pre treatment seperti penangkap lemak. 2. Screen Facility ( Fasilitas Penyaring) Lift station merupakan tempat penampungan sementara dari influent air buangan. Dalam sistem ini, screen penggaruk (rake screen) dipasang untuk menyisihkan padatan tersuspensi secara otomatis diatas bak buffer. Setelah tertahan screen, material padat kemudian dibakar dalam incinerator. Influent air limbah akan diekualisasi dari beban polutan dan pencegahan penghancuran kandungan organik, pasir dan material yang dapat mengedap lainnya. HRT bak buffering (pengocokan dan pencampuran) dioperasikan untuk 24 jam serta dipasang mixer terendam (submersible mixer) dan pompa transfer. 3. Sistem FBBR (Fluiding Bed Bio-film Reactor) Fluiding Bed Bio-film Reactor merupakan bagian utama dari Hospital Wastewater Treatment Plant. Kira kira 27 % dari volume reaktor diisi dengan media mengapung (bio-green) dimana mikroba dibiakkan. Pertumbuhan tersuspensi dan pelekatan mikroorganisme biodegradasi polutan organic terlarut yang terkandung pada air limbah dan konsentrasi MLVSS dapat dipertahankan pada 3000 mg/L. 4. Bak Pengendap Air dan lumpur dari FBBR mengalir ke bak pengendap dimana terjadi proses pemisahan air dengan lumpur yang mengedap secara gravitasi. Lumpur dikumpulkan oleh settling sludge scrapper dimasukkan ke dalam sludge hoper yang terdapat ditengah tengah bak. Air over flow melalui weir (pelimpah) dan mengalir ke pengolahan selanjutnya. 5. Bak Air Terolah (Treated Water Basin) Bak ini berfungsi sebagai penyimpangan sementara. Dilapisi penutup dan memiliki lubang inspeksi. Diffuser agitator dan pompa transfer dipasang didalamnya untuk proses selanjutnya. 6. Up-Flow Filter (Filter Aliran ke Atas)

Dalam filtrasi up-flow, residu padatan tersuspensi harus bias dihilangkan dengan metoda media absorpsi. Backwash (pencucian balik arah) material yang terabsorpsi menggunakan air yang telah diolah. 7. Disinfectant Basin (Bak Desinfektasi) Fasilitas klorinasi digunakan untuk men-sterilkan effluent sebelum dilepaskan keluar ke badan air. Untuk keamanan, waktu retensi proses sterilisasi paling tidak 15 menit. Di jalur akhir effluent ada flow meter. Fasilitas pembantu lainnya adalah tangki penampungan kimia, termasuk pompa injeksi pengaduk kimia (tcca) dan flow meter parshall flume type. 8. Sludge Storage Basin (Bak Penampung Sludge) Sludge akan ditampung semestara di sludge storage basin sebelum ditransfer ke sistem dewatering. Sludge storage basin diaplikasikan untuk menampung volume 7 hari. Dipasang juga Submixer equalisasi dan pompa transfer. 9. Sludge Dewatering sistem Sludge limbah memiliki kandungan air 99 %. Setelah diflokulasikan (digumpalkan) dengan FeCl3 dan setelah proses dewatering, kandungan airnya menjadi 75%. Selama proses dewatering, air perkotaan (city water) digunakan dalam proses pembersihan belt. Akhirnya sludge yang telah didewatering dan sudah tercetak sebagai sludge cake diangkut ke luar Akhirnya sludge yang telah didewatering dan sudah tercetak sebagai sludge cake diangkut ke luar rumah sakit atau dibakar dalam incinerator. 10. City Water Basin Air perkotaan disediakan untuk menyemprotkan air ke sistem FBBR, pengenceran zat kimia dan pembersih belt. 11. Effluent (Keluaran) Air limbah yang telah diolah akan memenuji standar buangan air limbah dan harus dibuang ke saluran kota. 4.3.2 Memahami Kebijakan Manajemen atas Sistem Pengelolaan Incinerator dan Limbah Medis Rumah Sakit Dibawah ini adalah prosedur pengelolaan limbah medis : 1. Pemilahan Limbah Medis di RSUP Persahabatan a. Pemilahan limbah medis di RSUP Persahabatan dilakukan pada setiap sumber dan ruangan yang berpotensi menghasilkan limbah medis. b. Pemilahan dilakukan oleh petugas ruangan atau perawat. 2. Pewadahan Limbah Medis di RSUP Persahabatan Wadah/tempat yang disiapkan : a. Tong sampah yang diberi tanda khusus (sampah medis) b. Kantong plastik warna kuning 3. Pengumpulan Limbah Medis di RSUP Persahabatan Limbah medis pada setiap sumber dan ruangan dikumpulkan pada tempat khusus yang telah disediakan yaitu tong sampah yang sudah diberi tanda khusus (sampah medis) yang di dalamnya sudah dilapisi kantong plastik warna kuning. 4. Pengangkutan Limbah Medis di RSUP Persahabatan Setelah limbah medis tersebut dikumpulkan di tempat khusus pada masing masing ruangan, lalu diangkut dengan menggunakan trolly khusus dibawa ke lokasi / tempat incinerator untuk dimusnahkan. 5. Penyimpanan Limbah Medis di RSUP Persahabatan Penyimpanan limbah medis padat di RSUP Persahabatn tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam. 6. Memasukkan Sampah Medis ke dalam Incinerator a. Tarik panel mekanik pintu ruang bakar incinerator ke bawah sehingga pintu besi ruang bakar incinerator benar benar terbuka.

b. Masukkan kantong sampah medis berwarna kuning ke dalam ruang bakar dengan volume - dari volume ruang bakar incinerator c. Periksa posisi kantong plastik dalam ruang bakar agar tidak menutup nozzle dari burner yang terpasang d. Setelah aman, tarik panel mekanik pintu ruang bakar incinerator ke atas sehingga pintu besi ruang bakar incinerator benar benar tertutup e. Hidupkan incinerator sesuai denag prosedur yang benar f. Bersihkan ruang bakar dari sisa sisa pembakaran sebelumnya sampai bersih 7. Mengoperasikan Incinerator a. Hidupkan water spray sebelum menghidupkan burner (mesin api), dengan membuka kran posisi on b. Masukkan sampah yang akan dimusnahkan, sesuai dengan kapasitas incinerator c. Hidupkan burner ke I (atas), selama 15 menit (kondisi pintu tangki harus tertutup), dengan menaikkan handle ke atas (otomatis) posisi on d. Hidupkan blower, kendalikan udara yang masuk dengan menyetel dumper yang telah disediakan sesuai dengan kebutuhan e. Hidupkan burner ke II (bawah), bila kondisi sampah dalam keadaan padat dan basah f. Hidupkan burner ke III (belakang), bila dalam operasi pembakaran tersebut tercium aroma yang tidak sedap atau timbul asap hitam yang keluar melalui cerobong asap, dalam waktu 2 3 menit baru asap hitam tersebut akan hilang g. Periksa bahan bakar pada tangki, apakah cukup atau tidak untuk pembakaran. Bila kurang, isi bahan bakar secukupnya. Yang perlu diperhatikan - Dengan langkah langkah tersebut diatas akan terjadi pembakaran yang sempurna - Bila tungku incinerator telah menyimpan panas, matikan burner dan cukup menggunakan blower dalam pengoperasian ini untuk menghemat bahan bakar - Untuk pembakaran pertama masukkan dahulu jenis sampah kering setelah itu anda dapat mengkombinasikan antara sampah basah dan kering 8. Mematikan Incinerator a. Mematikan burner dengan memindahkan sakelar pada posisi off b. Tutup stop kran minyak tanah / solar dengan memutar kea rah kiri c. Matikan blower dengan memindahkan sakelar pada posisi off d. Biarkan sehingga incinerator benar benar mati e. Untuk water spray jangan dimatikan bersamaan waktunya dengan mematikan burner, biarkan tetap hidup selama 30 menit dan pintu harus selalu tertutup 9. Merawat Incinerator a. Bersihkan filter minyak tanah yang terdapat di burner dengan sikat khusus b. Bersihkan nozzle burner, cucilah dengan menggunakan minyak tanah dan koas c. Berikan minyak pelumas pada rantai rantai pintu dan roda bearing untuk dan menutup d. Periksa dan bersihkan ruang penampungan abu sisa pembakaran, bila ruang ini penuh dengan abu 4.3.3 Analisis Indikator Ketaatan Pada sub-sub bab ini dijelaskan mengenai analisis indikator ketaatan dengan mengumpulkan bukti audit dengan melakukan evaluasi terhadap Internal Control Sistem yang ada di RSUP Persahabatan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu ICQ dan Compliance Questionaire yang kemudian akan dilanjutkan dengan menguji ketaatan dari kegiatan yang dilakukan oleh rumah sakit terhadap peraturan yang ada baik peraturan rumah sakit tersebut maupun peraturan pemerintah yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan berdasarkan unsur unsur audit lingkungan yang secara tidak langsung

dipaparkan pada pengertian audit lingkungan pada bab II yang terdiri dari kegiatan yang dilakukan rumah sakit dan uji ketaatan atas kegiatan tersebut terhadap peraturan yang ditetapkan. 4.3.3.1 Bukti Audit Dalam melakukan audit lingkungan rumah sakit maka dalam penelitian melakukan pengumpulkan bukti. Penulis melakukan evaluasi terhadap Internal Control Sistem yang ada di RSUP Persahabatan dengan menggunakan ICQ ( Internal Control Questionaire ) yang berfungsi sebagai penuntun dan petunjuk di dalam pelaksanaan audit. ICQ( Internal Control Questionaire ) ini meliputi : 1. Policy 2. Organization and physical facilities 3. Operation and implementations 4. Checking and corrective actions Setelah dilakukan evaluasi selanjutnya penulis, akan diadakan pengujian ketaatan (Compliance test ) dengan melakukan obervasi di tempat actual (tempat pengolahan limbah di dalam areal RSUP Persahabatan). Evaluasi dan Kesimpulan Atas Hasil Questionare Berikut ini penjelasan untuk setiap pertanyaan sesuai kuesioner di atas. I. Policy 1. Perusahaan telah memiliki kebijakan tertulis atas usaha pengolahan limbah rumah sakit yaitu Surat Keputusan. 2. Kebijakan tersebut dikeluarkan oleh Direktur Utama RS Persahabatan No. HK.00.06.00.90A Tentang Program Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit di RSUP Persahabatan Direktur Utama Rumah Sakit Persahabatan. 3. Kebijakan atas pengolahan limbah tersebut berisi tanggung jawab rumah sakit yang disesuaikan dengan program penyehatan lingkungan rumah sakit di RSUP Persahabatan 4. Kebijakan rumah sakit sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku yaitu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 / MENKES / SK / X / 2004. 5. Rumah sakit selalu mengikuti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah (seperti tertulis pada pertanyaan no.6) 6. Rumah sakit telah mengadakan monitor dengan baik, bahkan pelaksanaan monitor dilakukan tidak hanya dari intern namun dari ekstern juga seperti SUDW Kesehatan Jakarta Timur, BPUTD, dan Kementrian Lingkungan Hidup (seperti tertulis pada pertanyaan no.7). 7. Kebijakan rumah sakit yang telah ada saat ini telah mempertimbangkan faktor faktor intern dan ekstern perusahaan Kebijakan rumah sakit yang telah ada saat ini telah mempertimbangkan faktor faktor intern dan ekstern perusahaan (seperti tertulis pada pertanyaan no.8) 8. Rumah sakit telah memiliki izin pembuangan limbah (seperti tertulis pada pertanyaan no.9) a. Limbah medis padat sudah memiliki izin Incenerator b. Untuk IPAL sedang dalam proses IPLC II. Organization and Phyical Facillities 1. Rumah sakit mempunyai prosedur yang cukup untuk mengidentifikasikan aspek lingkungan dari aktivitas rumah sakit yaitu dengan adanya SOP. 2. Rumah sakit mempunyai tujuan dan target yang harus dicapai dalam pelaksanaan kebijakan perusahaan. 3. Pada tahap awal rumah sakit didirikan telah mempertimbangkan faktor faktor negatif yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas rumah sakit terhadap lingkungan di sekitar rumah sakit.

4. Pihak rumah sakit telah menyediakan perlengkapan khusus bagi karyawannya (karyawan yang bekerja di dalam lokasi pengolahan limbah) untuk menjaga kesehatan para karyawan seperti masker, topi (helm kerja), sepatu, sarung tangan, dan baju kerja. 5. Pengaturan fasilitas di lokasi rumah sakit dan pengolahan limbah sudah baik. Hal ini bisa dilihat dari : a. Pihak rumah sakit menyediakan genset sebagai cadangan saat terjadi pemadaman listrik PLN (seperti tertulis pada pertanyaan no.5). b. Pihak rumah sakit menyediakan kotak P3K apabila terjadi kecelakaan kecil, apabila terjadi kecelakaan besar maka tenaga kerja akan langsung dibawa ke IGD rumah sakit (seperti tertulis pada pertanyaan no.6). c. Pihak rumah sakit telah menyediakan alat pemadam kebakaran. Hal ini sangat baik untuk menjaga asset rumah sakit (seperti tertulis pada pertanyaan no.7). 6. Baik wakil kepala pelayanan maupun penanggung jawab masing masing pengolahan limbah memeriksa tempat pembuangan limbah untuk memastikan bahwa limbah dibuang dengan benar (seperti tertulis pada pertanyaan no.8). III. Operation and Implementasi 1. Kebijakan rumah sakit didukung dengan jumlah tenaga yang memadai (seperti tertulis pada pertanyaan no.2) : a. Bagian sanitasi 19 tenaga kerja b.Bagian IPAL 7 tenaga kerja (dibagi per shift) 2. Pihak rumah sakit telah menunjuk orang yang memberi tugas dan tanggung jawab secara khusus atas usaha pengolahan limbah tersebut dan atas kebersihan lokasi pengolahan limbah (seperti tertulis pada pertanyaan no.3). 3. Rumah sakit mempunyai sistem pembakaran yaitu Incenerator sebanyak 2 buah yang sudah memiliki izin (seperti tertulis pada pertanyaan no.4). 4. Rumah sakit mempunyai instalasi pengolahan limbah yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang berada dibawah pengawasan bagian Sanitasi (seperti tertulis pada pertanyaan no.5). IV. Cheking and Corrective Actions 1. Jika ada karyawan yang melakukan pelanggaran atas kebijakan atau prosedur yng telah ditetapkan maka akan diberikan teguran secara lisan baik oleh wakil kepala pelayanan maupun penanggung jawab (seperti tertulis pada pertanyaan no.4). 2. Sejauh ini belum ada masyarakat di sekitar lingkungan rumah sakit yang mengajukan protes atas pengaruh yang ditimbulkan terhadap lingkungan disekitarnya (seperti tertulis pada pertanyaan no.5). Selanjutnya penulis akan menguji efektivitas sistem pengelolaan air limbah dengan melakukan uji ketaatan (compliance test) dengan bukti dokumen untuk menhetahui apakah dalam kegiatan yang dilakukan rumah sakit telah sesuai dengan peraturan yang ada. Adapun uji ketaatan yang akan diadakan oleh penulis terdiri dari: 1. Uji ketaatan atas hasil pemeriksaan kualitas air limbah Uji ketaatan yang dilakukan penulis pertama kali yaitu uji ketaatan terhadap kualitas air limbah. Adapun tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah air limbah yang diolah pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) telah mencapai baku mutu yang ditetapkan oleh SK Gubernur DKI Jakarta No.122 Tahun 2005. (grafik dan laporan hasil uji laboratorium lingkungan terlampir)

Tabel 4.2 Kualitas Limbah HWWTP/IPAL RSUP PERSAHABATAN SEMESTER I TAHUN 2010

Keterangan : Baku Mutu Komunal Limbah Cair sesuai Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 122 Tahun 2005 Analisis : Kualitas air limbah hasil olahan IPAL RSUP Persahabatan pada semester I tahun 2010 tetap memenuhi baku mutu limbah sesuai SK GUB DKI No. 122 Tahun 2005. Dengan demikian sistem kerja IPAL RSUP Persahabatan masih tetap optimal dan berkaitan dengan terjaganya operasional dan pemeliharaan peralatan dan monitoring sistemnya. 2. Uji ketaatan atas hasil pemeriksaan jumlah sampah medis dan jam operasional mesin incinerator Uji ketaatan selanjutnya yang dilakukan penulis yaitu uji ketaatan terhadap sampah medis dan incinerator. Adapun tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui fluktuasi volume sampah medis yang dimasukkan kedalam incinerator dan mengetahui fluktuasi jumlah jam operasional. Tabel 4.3 Jumlah Sampah Medis di RSUP Persahabatan SEMESTER I TAHUN 2009 dan 2010

Analisis : Fluktuasi volume sampah medis yang dihasilkan baik dari dalam maupun luar RSUP Persahabatan pada semester I tahun 2010 mengalami peningkatan bila dibandingkan pada tahun 2009 yakni pada kisaran rata rata 3,860 4,020 Kg/Bulan. Kondisi ini diperkirakan adanya kenaikan kegiatan pelayanan RS luar yang bekerja sama dengan incinerator RSUP Persahabatan. Keterangan : Dalam pewadahan limbah medis padat RSUP Persahabatan telah menggunakan wadah berupa kantong plastik berwarna hitam untuk limbah non medis yang terdapat disetiap ruangan, hal ini dilakukan untuk kebutuhan rutin dan sesuai dengan prosedur, sedangkan kantong plastik berwarna kuning untuk limbah medis yang disesuaikan dengan kebutuhan rutin ruangan dan sesuai dengan prosedur. Penggunaan kantong plastik tersebut

menunjukkan bahwa RSUP Persahabatan telah mengikuti peraturan pemerintah yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1204/MenKes/SK/X/2004 mengenai Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Tabel 4.4 Jumlah Jam Operasional Mesin Incinerator di RSUP Persahabatan SEMESTER I TAHUN 2009 dan 2010

Analisis : Fluktuasi jumlah jam operasional mesin incinerator RSUP Persahabatan pada semester I tahun 2010 mengalami peningkatan bila dibandingkan pada tahun 2009 yakni kisaran 41 43 jam/bulan. Hal ini berhubungan dengan fluktuasi sampah medi yang dihasilkan yang cenderung meningkat.

PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dari pelaksanaan aktivitas audit yang telah dilakukan oleh penulis selama ini, termasuk pengumpulan bukti bukti audit dari pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh penulis terhadap aktivitas rumah sakit, maka penulis mengambil simpulan 1. Sistem manajemen lingkungan yang ada pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan manajemen atas sistem pengelolaan limbah yang dilakukan RSUP Persahabatan dan sistem manajemen lingkungan tersebut sudah cukup baik dengan melaksanakan kebijakan yang dikeluarkan. 2. Sistem manajemen lingkungan pada RSUP Persahabatan sudah diterapkan secara benar dan dipelihara antara kebijakan dengan pelaksanaannya. Hal ini dapat dilihat berdasarkan beberapa pertimbangan berikut : a. RSUP Persahabatan memiliki kesadaran lingkungan yang cukup baik dengan diadakannya suatu usaha atas pengolahan limbah yang telah dilaksanakan baik limbah cair maupun limbah padat. b. RSUP Persahabatan mempunyai kebijakan lingkungan yang merupakan penggerak pelaksanaan dan perbaikan sistem manajemen lingkungan sehingga kebijakan lingkungan dapat memelihara dan secara potensial memperbaiki kinerja lingkungan. c. Kebijakan yang ada memiliki komitmen manajemen puncak untuk taat pada peraturan dan perundang undangan pengelolaan rumah sakit dan berupaya melakukanperbaikan kualitas lingkungan secara berkelanjutan. d. Rumah sakit mempunyai kebijakan tertulis atas usaha pengolahan limbah berupa Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh Direktur Utama RSUP Persahabatan. e. Rumah sakit selalu mengikuti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah seperti Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004. f. Rumah sakit mempunyai prosedur yang cukup untuk mengidentifikasikan aspek lingkungan dari aktivitas rumah sakit yaitu dengan adanya SOP. g. Rumah sakit telah mengadakan monitor dengan baik, bahkan pelaksanaan monitor dilakukan tidak hanya dari intern namun dari ekstern juga seperti SUDW Kesehatan Jakarta Timur, BPUTD, dan Kementrian Lingkungan Hidup.

h. Kebijakan rumah sakit yang telah ada saat ini telah mempertimbangkan faktor faktor intern dan ekstern perusahaan i. Rumah sakit telah memiliki izin pembuangan limbah - Limbah medis padat sudah memiliki izin Incenerator - Untuk IPAL sedang dalam proses IPLC 5.2 Saran Setelah mengambil simpulan atas kondisi rumah sakit yang ada maka penulis mencoba untuk memberikan saran saran yang sekiranya dapat mengurangi dampak negatif atau kelemahan yang ada pada kebijakan manajemen ata sistem pengelolaan limbag pada RSUP Persahabatan : 1. Rumah sakit segera memiliki izin untuk pembuangan air limbah (IPAL) sehingga kinerja pengolahannya dapat berjalan dengan lebih baik dan terarah serta menghindari adanya protes dari masyarakat mengenai pembuangan air limbah yang belum berizin tersebut. 2. Peningkatan pelaksanaan kebijakan tanpa harus ditegur terlebih dahulu seperti pemakaian peralatan yang disediakan rumah sakit bagi tenaga kerja yang berada di lokasi pengolahan limbah seperti masker dan sarung tangan agar tidak menimbulkan dampak negatif dikemudian hari karena kelalaian dan ketidak patuhan terhadap kebijakan yang ada. 3. Dalam pembuatan laporan kinerja khususnya untuk bagian pengelolaan limbah incinerator seharusnya disertai dengan nilai baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah, kemudian dilakukan pengecekan sehingga dapat diketahui apakah pengolahan limbah incinerator telah sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah tersebut. DAFTAR PUSTAKA Adisasmito, Wiku, Ph.D. 2008. Audit Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta : Rajawali Pers. Agoes, Sukrisno. 1996. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh KAP Jilid I. Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI. Arens, Alvin., and James K. Loebbecke. 2003. Auditing An Integrated Approach,8th edition. Prentice Hall Inc. Diannita Thiodorus. 2002. Audit Lingkungan atas Usaha Pengolahan Limbah (Kotoran Ternak) Perusahaan Peternakan Adi Mix Farm. Skripsi Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Manajemen Lingkungan. Jakarta : Graha Ilmu Keputusan Direktur Utama RS Persahabatan No. HK. 00.06.00.90A tentang Program Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit di RSUP Persahabatan. Keputusan Direktur Utama RS Persahabatan No. HK. 00.07.00.08A tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instalasi Sanitasi dan Pertamanan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 42 Tahun 1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan. Madena. 2005. Audit Lingkungan Terhadap Sistem Pengelolaan Limbah Cair PT BIY. Skripsi Meisser Yr. William F. 2008. Auditing and Assurance Setvices a Systematic Approach 3th edition. Modul I Proses Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat Instalasi Sanitasi RSUP Persahabatan. 2007. Pendoman Pengelolaan Sampah RSUP Persahabatan. Jakarta __________________________________. 2007. Pedoman Pengelolaan Incinerator dan Limbah Medis RSUP Persahabatan. Jakarta Tunggal, Amin Widjaja. 2003. Audit Manajemen Kontemporer. Jakarta : Harvarindo. Wiliam C Boyton. et al. 2001. Modern Auditing, 7th edition. New York : John Willey and Sons. Inc.

You might also like