You are on page 1of 12

CFM56-3 Blade Re-Arrangement Engineering Case Study By Ony S.

Wibowo

Abstract The Fan Blade Trim Balancing as laid on the Boeing 737 Maintenance Manual chapter 72-31-02, performed by hand calculation. It doesnt matter how far the change of the blade moment weight, this method can resolve the situation and in the worst case the Balance Screw can compensate the difference of moment weight. Although the methods is very usefull, but when the operator require to re-arrange the blade, they can not quickly get the result since the operator have to use the additional equipment to do the balancing. The idea of this study is to perform the manual blade re-arrengement using the heuristic method to get to optimized blade arrangement with the minimum static residual unbalance. The discussion will be writen in Bahasa Indonesia since the paper will be presented for Indonesian aircraft engineer.

Pendahuluan Engine CFM56-3 series adalah engine yang kebanyakan digunakan pada pesawat B737300/400/500. Daya dorong (thrust) engine ini adalah dari 20000 pound 22000 pound dengan jumlah Fan Blade adalah 38 blade. Setiap penggantian Fan Blade pada CFM56-3, engineer harus memperhatikan efek unbalance terutama jika terdapat perbedaan Moment Weight atau penggantian Fan Blade tidak sesuai dengan Aircraft Maintenance Manual (AMM). Menurut AMM chapter 72-31-02 point G (5) halaman 204, dalam note, dinyatakan bahwa memang vibration survey dapat dilakukan sesuai keinginan operator dengan syarat penggantian Fan Blade dilakukan secara berpasangan [1]. Namun demikian, tetap disarankan (untuk memperhatikan safety), maka vibration survey tetap perlu dilaksanakan. Pasca penggantian Fan Blade atau setelah melaksanakan repair (blending), ketentuan pelaksanaan Trim Balance adalah sebagai berikut: 1. AVM menunjukkan 8 mils Double Amplitude atau lebih, atau 2. Terdapat perubahan Moment Weight sebesar 158 gram inch atau lebih setelah repair. Dalam melaksanakan Trim Balance, terdapat 3 (tiga) metode, yaitu: 1. Analyzer procedure (dengan menggunakan special tool and equipment) 2. Three Shop Plot procedure (menggunakan metode penjumlahan vektor) 3. Inflight data trim balance procedure (memanfaatkan data dalam AVM computer) Paper ini adalah hasil engineering study yang ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai mathematic balancing theory know dan penerapannya pada engine CFM56-3 dengan menggunakan penjumlahan vektor. Metode secara hand writing yang disebutkan dalam AMM akan ditransfer ke dalam bentuk aplikasi komputer. Aplikasi komputer ini merupakan License Free atau dengan kata lain bebas digunakan oleh siapa saja. Apabila susunan blade memenuhi persyaratan pada AMM, maka hasil blade re-arrangement dapat menunjukkan nilai di bawah batas maksimum yang dipersyaratkan oleh CFM. Dalam beberapa kasus, terdapat nilai yang berada di atas batas maksimum yang dipersyaratkan oleh CFM, untuk itu, aplikasi komputer akan memberikan pesan mengenai blade yang bermasalah. Jika hasil re-arrangement berada di bawah batas yang dipersyaratkan oleh CFM, maka untuk pengujian secara operasional perlu dilakukan verifikasi dengan cara Engine Run seperti dalam AMM chapter 71-00-00/501 Test No 1

7 Vibration Survey, untuk memastikan bahwa penunjukan AVM tidak lebih dari 2 unit atau 3.5 mils Double Amplitude (DA). Paper ini mencakup: 1. Metode penggantian blade secara parsial (secara berpasangan atau individual), dan 2. Penyusunan ulang fan blade pada engine. Pada perhitungan parsial, jika ternyata hasil penggantian secara parsial tersebut kurang memuaskan, maka operator dapat memilih Blade Re-Arrangement, yang artinya semua blade dilepas dan kemudian dilakukan penyusunan ulang untuk mendapatkan resultan vektor yang minimal. Komponen utama dalam perhitungan ini adalah Moment Weight (MW). Dalam paper juga akan dijelaskan mengenai bagaimana penghitungan MW tersebut. Untuk penyusunan blade pada fan disk, aplikasi komputer yang disajikan menggunakan prinsip heuristic. Prinsip heuristic adalah sebuah proses pencarian (searching methode) dengan cara memanipulasi data sedemikian rupa dengan serangkaian kriteria untuk meningkatkan peluang penyelesaian masalah sesuai dengan nilai tujuan seperti yang sering dilakukan dalam Operation Research. Terdapat banyak metode heuristic dalam menyelesaikan permasalahan seperti misalnya, Simulated Annealing (simulasi pendinginan), Taboo Search, Genetic Algorithm, dan lain-lain.Teknik heuristic sangat berguna jika permasalahan yang harus deselesaikan membutuhkan manipulasi angka yang besar terutama pada kasus yang menyangkut permutasi dan kombinsi. Paper ini juga mencakup mengenai vibration akibat dari perubahan MW. Vibration adalah produk dari getaran. Banyak teori mengenai vibration, tetapi dalam paper ini, hanya diambil prinsip sederhana dari vibration karena perubahan gaya (F) akibat adanya perubahan total resultan vektor yang bekerja engine fan secara keseluruhan.

Moment Weight Moment Weight (MW) adalah hasil kali Panjang dengan Berat [2]. Berat yang dimaksud dalam paper ini adalah hasil kali massa dengan gaya gravitasi. Formulasi MW adalah sebagai berikut: w=lxW (1) dimana adalah Moment Weight dalam gram inch adalah Panjang Lengan dalam inch adalah Berat dalam gram Berat didefinisikan sebagai berikut W=Mxg (2) dimana g = 9.80665 m/det2 M = massa dalam Kg.

Pada saat paper ini disusun, terdapat kesulitan dalam menentukan MW blade pada engine CFM56-3 karena kurangnya literatur mengenai karakteristik blade tersebut. Berdasarkan penelitian, akhirnya didapatkan ketentuan dalam menghitung MW blade tersebut. Panjang lengan yang dimaksud formulasi (1) adalah diukur dari center of engine core sampai ke center of gravity (CG) blade yang diukur. Ilustrasi pengukuran MW adalah seperti dalam gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Pengukuran Panjang Lengan Dalam gambar 1 di atas, Panjang Lengan adalah merupakan penjumlahan panjang R dan L1 dimana R adalah jari-jari Fan Disk dan L1 adalah jarak dari Z-Plane pada Fan Blade sampai ke CG blade tersebut. Z-Plane adalah pangkal atas pada blade root (biasanya berupa dove tail) yang diinsert kedalam fan disk. Lihat ilustrasi di bawah ini.

Gambar 2. Pengukuran Z-Plane sampai ke CG. Catatan: Gambar diambil dari SAWE paper No. 2352 Space Electronic Inc [2]

Ukuran diameter fan disk pada CFM tidak dicantumkan dalam Engine Maintenance manual (EMM), akan tetapi, berdasarkan CFM56 manual chapter 72-21-03 pada task 72-21-03-220-053 Fig. 801 sheet 2, didapatkan bahwa limitasi minimum (untuk keperluan repair) diameter fan disk CFM56-3 adalah 18.4082 inch dan limitasi maksimum adalah 18.4154 inch. Ukuran ini menimbulkan pertanyaan, berapakah nilai CG yang diukur dari Z-Plane blade ke titik CG blade. Ukuran ini jadi membingungkan ketika dilakukan penelitian terhadap 2 (dua) fan blade yang ada di Central Store Surabaya (CSS). Permasalahan yang muncul adalah adanya perbedaan dalam nilai Panjang Lengan secara secara teoritikal dibandingkan dengan nilai praktikal. Perhatikan data penelitian di bawah ini. Nilai MW Blade A, wA =30436 Nilai MW Blade B, wB =31342 Setelah ditimbang dengan penimbangan dengan timbangan elektronik milik CSS, didapatkan: Berat Blade A, WA=1678 gram Berat Blade B, WB=1720 gram Sesuai dengan formulasi (1) maka, Arm Blade A = Arm Blade B = 30436 gram - inch = 18.138 inch 1678 gram

31342 gram - inch = 18.220 inch 1720 gram 4

Ternyata panjang lengan dari kedua blade tersebut di atas berbeda. Berdasarkan Dengan menggunakan nilai diameter fan disk dari EMM, dapat disimpulkan bahwa ternyata CG tiap blade berbeda-beda. Hasil perhitungan CG untuk Blade A dan B adalah sebagai berikut: CGBlade A = 18.138 inch CGBlade B = 18.138 inch 18.4082 inch = 8.934 inch dari Z Plane 2 18.4082 inch = 9.016 inch dari Z Plane 2

Berdasarkan hasil tersbut, dapat disimpulkan pula bahwa pemilihan pasangan blade pada saat penggantian blade atau pada saat melaksanakan Blend repair harus benar-benar diperhatikan. Efek perubahan CG ini akan sangat mempengaruhi besaran AVM pada saat dilakukan engine test run. Berdasarkan penelitian di atas dan berdasarkan perhitungan matematis dalam aplikasi komputer, didapatkan pula bahwa apabila akan dilakukan penggantian fan blade secara berpasangan, dan apabila salah satu nilai MW dari blade diketahui, maka alternatif pemilihan fan blade yang lain dapat dilakukan dengan cara membandingkan berat dari kedua blade tersebut.

Perhitungan Vektor Pada Fan Blade Sebelum membahas mengenai perhitungan vektor, perlu diketahui konsep kuadran dalam matematika trigonometri. Sesuai konsep umum yang berlaku, identifikasi kuadran normal dalam diagram kartesius dihitung dari kiri ke kanan dengan asumsi nilai 0 (360) dan 270 berimpit dengan sumbu x sedangkan nilai 90 dan 180 berimpit dengan sumbu y. Berdasarkan asumsi ini, maka pada kuadran I, semua sinus, cosinus dan tangen bernilai positif, pada kuadran II hanya sinus yang bernilai positif, pada kuadran III hanya tangen yang bernilai positif dan pada kuadran IV hanya cosinus yang bernilai positif. Lihat gambar di bawah ini.

Gambar 3. Konsep Kuadran [3] Transformasi sudut dalam koordinat kartesius adalah seperti pada gambar di bawah ini.

1.5 1 0.5 0 -0.5 -1 -1.5 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 cos sin

Gambar 4. Nilai Sinus dan Cosinus Dalam Koordinat Kartesius (Konsep Kuadran Normal) Akan tetapi, ketika konsep sudut ini diaplikasikan dalam perhitungan vektor untuk mendapatkan resultan pada sistem engine CFM, ternyata terdapat perbedaan yang membingungkan dalam perhitungan lokasi blade pada fan disk. Setelah dilakukan operasi matematika pada sistem penempatan blade pada fan disk, ternyata didapatkan bahwa CFM melakukan mirroring dan phase shifting pada sistem kuadran untuk mendapatkan posisi blade pada fan disk. Pergeseran yang dilakukan adalah menempatkan nilai 0 atau 360 pada sumbu y positif (90 dalam kuadran normal). Akibatnya, terdapat pergeseran sudut sebesar 90 dari konsep kuadran umum. Lihat gambar di bawah ini.

1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 -1.5 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 cos sin

Gambar 5. Nilai Sinus dan Cosinus Dalam Koordinat Kartesius (Konsep Kuadran CFM) Pengukuran resultan vektor dilakukan dengan menggunakan prisip euclidean yaitu z = 2 + 2

(3)

dimana z adalah nilai jarak atau resultan x adalah titik di sumbu x y adalah titik di sumbu y karena perhitungan vektor tersebut berada dalam sebuah lingkaran maka resultan vektor menjadi:

z = sin 2 + cos 2 sedangkan arah resultan vektor adalah: cos = arcsin(p)

(4)

dimana

(5)

Nilai arah resultan vektor ini kemudian ditransformasikan ke dalam posisi blade pada fan disk dengan ketentuan bahwa jarak antar blade adalah 360 : 38 blade = 9.47, sehingga, jika diketahui sudut p maka lokasi pada fan disk didapatkan dari lokasi = arcsin(p) : 9.47.

Proses Heuristic Jumlah kemungkinan susunan Fan blade dengan total 38 blade akan menimbulkan 38! (38 factorial) atau terdapat 5.23 x 1044 kemungkinan. Tidak ada satu orang pun yang sanggup menghitung proses rekombinasi ini meskipun dengan menggunakan alat bantu komputer sekalipun. Kalau pun toh dipaksa menghitung, ternyata membutuhkan waktu lebih dari 24 jam untuk mendapatkan satu susunan yang terbaik. Proses heuristic digunakan untuk membantu pencarian susunan yang terbaik dengan kriteria tertentu seperti yang dilakukan dalam Operation Research. Pada mulanya, study kasus fan blade ini menggunakan Algoritma Gentika untuk mendapatkan susunan terbaik dengan fungsi tujuan diformulasikan sebagai berikut: Terdapat sejumlah n blade yang dipasang pada fan disk pada posisi vektor p yang diukur dari titik pusat engine sehingga membentuk moment weight w sedemikian rupa yang yang mana ketika sebuah blade dipasang pada posisi ke i akan menghasilkan moment vektor mi=wip. Jika diasumsikan i=1, 2, , n dan j(.) adalah permutasi posisi blade {1,2, , n} maka jumlah moment pada titik pusat lingkaran geometri fan disk dituliskan sebagai berikut [4]: ()
=1

(6)

Dengan menggunakan teknik heuristic maka akan dicari nilai minimum sebagai berikut ()
=1

(7)

Untuk melakukan tugas permutasi j(.) atau permutasi untuk mendapatkan satu susunan blade, teknik heuristic Algoritma Genetika akan meniru proses pembiakan genetika seperti dalam ilmu biologi. Dalam algoritma ini, diasumsikan satu susunan blade 1, 2, , n adalah merupakan satu individu yang mana proses pembuatan individu baru (susunan blade yang lain) dilakukan 7

melalui proses perkawinan, tukar silang, mutasi dan seleksi. Nilai tujuan pada formulasi (7) dimasukkan dalam proses seleksi, yang mana nilai terkecil akan dipilih untuk sebagai induk dalam generasi berikutnya. Dalam penelitian, didapatkan bahwa total resultan vektor tidak pernah mencapai nilai yang optimum, bahkan cenderung mengalami konvergen pada nilai yang besar. Hal ini tentu tidak sesuai dengan nilai yang dipersyaratkan oleh CFM. Selain menggunakan Algoritma Genetika, dalam study ini, dilakukan pula proses Simulated Annealing atau meniru proses pendinginan metal setelah dilakukan treatment. Namun ternyata dalam perjalanannya, juga tidak didapatkan total resultan vektor yang minimum. Mungkin hal ini terjadi karena kesulitan dalam membuat perturbation proses (proses rekombinasi untuk menentukan nilai tujuan). Akhirnya, proses heuristic dalam mendapatkan nilai total resultan yang minimum dikembalikan ke prinsip permutasi dan kombinasi dasar dengan menambahkan proses seleksi yang sama dengan proses Algoritma Genetika dan Simulated Annealing.

Teknik Penempatan Blade Pada Fan Disk Berdasarkan penelitian pada literatur Boeing dan beberapa jurnal ilmiah, didapatkan bahwa susunan penempatan blade pada fan disk mempunyai suatu pola yang unik. Dengan asumsi terdapat n blade, maka teknik penempatan pada disk dilakukan dengan cara sebagai berikut [4] [5]: 1. Timbang dan urutkan blade i dari 1, 2, , n, sehingga wi wi+1 sehingga didapatkan bahwa blade pertama adalah blade terberat sedangkan blade ke n adalah blade yang teringan. 2. Blade pertama (yang terberat) diletakkan pada posisi 1 sedangkan blade kedua (terberat kedua) diletakkan pada posisi yang berseberangan atau n/2. 3. Berikutnya, blade yang teringan (blade ke n) ditempatkan pada posisi 2 dan blade yang teringan kedua (blade ke n-1) diletakkan pada posisi (n/2)+1. 4. Proses ini diulang sampai semua slot pada fan disk terpenuhi. 5. Hitung total vektornya. Proses di atas kemudian dikembangkan oleh para ilmuwan dengan berbagai macam variasi sehingga terdapat nam-nama teknik penyusunan yaitu Single beam heavy light adjacent decreasing, Double beam heavy light adjacent decreasing, Double beam heavy light adjacent alternating, Ordinal Pairing dan lain-lain [5]. Setelah melakukan proses komputasi terhadap bermacam-macam teknik penyusunan tersebut, didapatkan bahwa teori yang dipaparkan Samir & double John pada Ordinal Pairing [5] adalah teknik yang optimal. Algoritma yang dipaparkan oleh Samir & double John adalah sebagai berikut: 1. Timbang dan urutkan blade i dari 1, 2, , n, sehingga wi wi+1 dengan demikian didapatkan bahwa blade pertama adalah blade terberat sedangkan blade ke n adalah blade yang teringan. 2. Hitung selisih berat masing-masing blade tersebut sehingga didapatkan k = wi wi+1 , dimana k adalah urutan pasangan blade dari 1, 2, , n/2. 3. Urutkan selisih berat tersebut sehingga didapatkan k k+1 . 4. Tempatkan pasangan blade yang telah dihitung selisih beratnya tersebut dengan urutan 1, n, 2, (n-1), 3, (n-2), 4, , dst. sampai semua posisi blade terpenuhi. 5. Hitung total vektornya.

Urutan algoritma 1, n, 2, (n-1), 3, (n-2), 4, , dst., maksudnya adalah bahwa penempatan blade pada fan disk diurutkan sesuai dengan selisih berat dari yang terbesar sampai terkecil. Aturan penempatannya adalah sebagai berikut: 1. Jika dinyatakan bahwa urutan penempatan posisi blade ke i bernilai positif (misal posisi ke 1, 3, dst.), berarti salah satu dari pasangan blade yang lebih berat ditempatkan pada posisi yang tertulis tersebut sedangkan blade yang lain pada pasangan tersebut (yang lebih ringan) ditempatkan pada posisi yang berseberangan lokasinya pada fan disk. 2. Jika dinyatakan bahwa urutan posisi blade ke i bernilai negatif (misal posisi n, 2, (n-2), dst.), maka salah satu dari pasangan blade yang lebih ringan ditempatkan pada posisi yang tertulis tersebut, sedangkan blade yang lain pada pasangan tersebut ditempatkan berseberangan dengan blade tersebut. 3. Ulangi proses tersebut sampai semua posisi fan disk terisi.

Algoritma Permutasi dan Kombinasi Susunan Blade Masalah yang muncul dengan teknik dasar permutasi dan kombinasi adalah banyaknya data dan angka yang harus diproses. Komputer dengan kemamapuan prosesor i3 sekalipun masih membutuhkan waktu untuk mengolah data tersebut. Banyaknya kemungkinan susunan dari 38 blade adalah merupakan factorial dari 38 blade atau 38!= 5.23 x 1044 kemungkinan. Akan tetapi, jika diinginkan kombinasi 2 (dua) blade atau sepasang blade dari n blade didapatkan dengan melakukan kombinasi. Banyaknya kombinasi dari n dengan susunan r tanpa berulang adalah = ! ( )! x !

(8)

Dengan melakukan penelitian yang seksama atas behaviour fan blade pada CFM56-3, didapatkan bahwa perilaku susunan blade dengan jumlah 38 blade tersebut sangatlah sederhana. Tujuan permutasi dan kombinasi blade ini adalah untuk mendapatkan data selisih masingmasing blade (dari blade ke 1 s/d 38) dan kemudian memilih yang terkecil dari kombinasi tersebut untuk disusun menjadi sebuah rangkaian fan blade yang optimal. Algoritma yang digunakan dalam paper ini digambarkan sebagai berikut: 1. Buat kombinasi sepasang blade dari 38 blade. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan jumlah kombinasi 2 blade dari 38 blade adalah 703 kombinasi. 2. Hitung selisih MW masing-masing pasangan tersebut dan urutkan. 3. Pilih dari 703 kombinasi pasangan yang memiliki selisih berat MW yang kecil atau 0wk<50gram inch. 4. Hasil pilihan tersebut kemudian dilakukan permutasi untuk menyusun 19 pasang blade. 5. Lakukan seleksi untuk mendapatkan jumlah selisih berat yang terkecil. 6. Lakukan algoritma Samir & double John untuk mendapatkan susunan yang optimal pada fan disk sesuai formulasi (7).

Getaran (Vibration) Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di ssekitar titik keseimbangannya [6]. Getaran mempunyai aplitudo atau jarak simpangan maksimum dari titik keseimbangannya. Sumber getara yang dominan pada fan disk adalah adanya ketidakseimbangan mekanikal akibat dari adanya berat di suatu sisi dari centerline rotor dibandingkan dengan sisi lainnya [7]. Dalam kasus fan disk ini, ketidakseimbangan mekanikal adalah akibat dari adanya perbedaan MW dari masing-masing blade sehingga terdapat ketidakseimbangan gaya centripetal ketika terjadi 9

perputaran. Karena ketidakseimbangan tersebut akibat dari perputaran maka gerak dari getaran tersebut digambarkan sebagai berikut: = sin

(9)

dimana y adalah gerak dari getaran a adalah amplitudo getaran adalah kecepatan sudut (angular) t adalah fungsi waktu

Amplitudo getaran pada formulasi (9) adalah merupakan fungsi dasar dari gaya yaitu F=m.a (10) Gaya F pada formulasi (10) adalah merupakan sumber getaran akibat perputaran, sehingga formulasi (10) dapat digambarkan dengan = 2

(11)

dimana M adalah massa benda r adalah perubahan titik berat dari titik keseimbangannya adalah kecepatan sudut (angular)

Amplitudo pada formulasi (9) adalah dipengruhi dengan gaya yang bekerja pada persamaan tersebut sehingga formulasi (9) dapat digambarkan dengan = 2 sin

(12)

Sumber ketidakseimbangan pada fan disk adalah resultan vektor MW sehingga F dalam formulasi (11) dapat digantikan dengan p pada formulasi (5). Untuk mengetahui besarnya amplitudo getaran akibat resultan vektor yang bekerja pada fan disk, mak sebuah indikator diletakkan di cockpit Boeing B737 series berupa Airborne Vibration Monitoring (AVM). Skala AVM ini adalah dari 1 5 unit yang mana satuan ini mewakili 1 10 mils Double Amplitude (DA). Catatan satuan mils = 1/1000 inch

Aplikasi Blade Re-Arrangement Dengan berdasarkan teori di atas, maka Engineering menyusun sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk menghitung penggantian blade secara parsial atau melakukan penyusunan ulang (blade re-arrangement). Screen shot aplikasi tersebut adalah sebagai berikut:

10

Gambar 6. Aplikasi komputer untuk Blade Re-Arrangement

Contoh hasil perhitungan penyusunan ulang terhadap sample blade adalah seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 7. Contoh hasil penyusunan ulang blade

Aplikasi di atas, 90% telah selesai sedangkan sisa 10% adalah menambahkan simulasi vibration dengan setting N1 tertentu. Namun demikian secara fungsi komputasi, aplikasi tersebut dapat bekerja 100%. 11

Aplikasi tersebut sengaja dibuat stand alone dan tidak berbasis web dengan tujuan untuk memudahkan pemakaian sehingga pengguna tidak harus melakukan instalasi atau berhubungan dengan internet. Pengguna cukup menyiapkan komputer dengan minimal prosesor Pentium III, dan mengeksekusi file dengan ekstensi .exe. Untuk komputer dengan prosesor Pentium III, terdapat konsekuensi proses tunggu sekitar 10 20 detik. Aplikasi di atas ditulis dengan bahasa Delphi versi 7.

Penutup Setelah dilakukan engineering study secara mendalam mengenai mathematical balancing theory, didapatkan bahwa implementasi Trim Balance seperti yang tertuang dalam Boeing 737 Maintenance Manual chapter 72-31-02 dapat dilakukan oleh setiap engineer terutama apabila ditemui kasus yang memerlukan penggantian blade secara parsial atau penyusunan ulang terhadap fan blade. Engineering study ini juga dapat dijadikan bahan evaluasi saat terjadi N1 vibration pada engine CFM bahkan dapat pula digunakan untuk menyusun ulang blade pada engine yang diduga mengalami masalah N1 vibration. Implementasi Engineering Study ini telah dituangkan dalam bentuk sebuah aplikasi komputer (program komputer) dengan nama Blade Arrangement Calculator versi 1.0 yang dapat digunakan untuk menghitung nilai MW dan lokasinya di engine pada saat penggantian blade scara parsial atau dapat pula digunakan untuk menysusun ulang blade jika dilakukan penggantian blade dimana terdapat keraguan dalam resultan vektor secara keseluruhan. Engineering Study tentang fan blade ini dapat juga dijadikan sebagai bahan wacana bagi para engineer untuk mengetahui balancing mathematic theory termasuk aplikasinya dalam dunia nyata. Hasil study yang dituangkan dalam paper ini tentu tidak sempurna bahkan sebelum study ini dibuat, telah ada aplikasi di dunia komersial (yang digunakan oleh Engine MRO) atau bahkan ada yang dibuat oleh putra PT. Merpati Nusantara sendiri (sdr. Chris Bowo) dimana yang bersangkutan telah men-develop aplikasi yang sangat baik sehingga hasil study ini tentu kalah jauh dibanding aplikasi yang sudah ada. Namun demikian paling tidak, hasil study ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan praktis (pada saat) aicraft inspection atau digunakan untuk kepentingan akademis (penyusunan TA atau Thesis).

Referensi [1] CFM Manual CD-ROM, (CFMI, France 2009) [2] Richard Boynton, Hidden Errors in Turbine Blade Moment Measurement and How to Avoid Them, For Presentation at the 56th Annual Conference of Society of Allied Weight Engineers, Inc. Bellevue, Washington 19-21 May 1997. [3] Memahami konsep kuadran, disadur dari http://chaosblack21.blogspot.com/2010/09/memahami-konsep-kuadran-dan-tips-mudah.html [4] Andrew Mason & Mikael Ronnqvist, Solution Methods for the Balancing of Jet Turbines, Department of Engineering Science The University of Auckland, PB 92019 Auckland, New Zealand, December 7, 1998. [5] Samir V. Amiouny, John J. Bartholdi, III & John H. Vande Vate, Heuristic for Balancing Turbine Fan, Journal April 20, 1997. [6] Wikipedia, Getaran, http://id.wikipedia.org/wiki/Getaran [7] R. Keith Mobley, Vibration Fundamentals, Butterworth Heinemann, 1999.

12

You might also like