You are on page 1of 4

MODEL EPIDEMIOLOGI ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis.

Masalah tuberkulosis ini bukanlah masalah baru, tetapi masalah yang sudah lama. Dan hingga kini, masih menjadi masalah yang bukan hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga sosial maupun ekonomi, khususnya di Indonesia, Indonesia sebagi negara ketiga terbesar di dunia dalam jumlah penderita TB setelah India dan Cina. Oleh karena itu, permasalahan akibat TB mengharuskan kepada semua pihak untuk dapat berkomitmen dan bekerjasama dalam melakukan penanggulangan TB. Dalam penanggulang TB, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yakni: A. Aspek Lingkungan Aspek lingkungan ini terdiri dari: 1. Lingkungan Sosial Unsur lingkungan sosial yang terkait dengan tuberkulosis pada masyarakat adalah faktor kebiasaan dari masyarakat itu sendiri. Kebiasaan masyarakat merupakan penyebab terjadinya tuberkulosis adalah kebiasaan tinggal serumah yang terdiri dari beberapa kepala keluarga. 2. Lingkungan Psikologi Unsur lingkungan psikologi yang terkait dengan tuberkulosis adalah: a. Kepercayaan akan kesembuhan sehingga berhenti melakukan pengobatan. Akibat dari kepercayaan tersebut dapat menyebabkan kambuhnya penyakit. Masyarakat yang sebenarnya belum sembuh total dan menghentikan pengobatannya ketika kondisi imunitasnya menurun akan menyebabkan kambuhnya penyakit tuberkulosis tersebut. b. Pengalaman membuang dahak yang berulang-ulang. Ketidaktahuan akan perilaku membuang terjadinya Tuberculosis) dahak disemabarang penyebab masyarakat tempat dapat menyebabkan (Mycobacterium penularan membuat tuberkulosis melakukan

kebiasaan tersebut secara berulang-ulang.

3. Lingkungan Fisik Unsur lingkungan fisik yang terkait dengan tuberkulosis adalah lingkungan dengan kondisi-kondisi tertentu: a. Kepadatan hunian Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya, artinya luas lantai bangunan rumah tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya agar tidak menyebabkan overload. Hal ini tidak sehat, sebabdisamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Persyaratan kepadatan
2

hunian

untuk

seluruh

rumah

biasanya

dinyatakandalam m /orang. Luas minimum per orang sangat relatif tergantung dari kualitas bangunan dan fasilitas yang tersedia. Jarak antara tempat tidur minimal 90 cm untuk menjamin keluasan bergerak, bernafas dan untuk memudahkanmembersihkan lantai. Ukuran ruang tidur anak yang berumur kurang 5 tahun sebanyak 4 m3, dan yang berumur lebih dari 5 tahun adalah 9 m3, artinya dalam satu ruangan anak yang berumur 5 tahun ke bawah diberi kebebasanmenggunakan volume ruangan 4 m3 (1 x 1 x 3 m3), dan di atas 5 tahun menggunakan ruangan 9 m3 ( 3 x 1 x 3 m3). b. Pencahayaan Pencahayaan ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya basil TB, karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahay yang cukup. Intensitas pencahayaan minimum yang diperlukan 10 kali lilin atau kuranglebih 60 lux, kecuali untuk kamar tidur diperlukan cahaya yang lebih redup.Semua jenis cahaya dapat mematikan kuman hanya berbeda dari segilamanya proses mematikan kuman untuk setiap jenisnya. Cahaya yang sama apabila dipancarkan melalui kaca tidak berwarna dapat membunuh kuman dalamwaktu yang lebih cepat dari

pada yang melalui kaca berwama Penularan kumanTB Paru relatif tidak tahan pada sinar matahari. Bila sinar matahari dapat masuk dalam rumah serta sirkulasi udara diatur maka resiko penularan antar penghuniakan sangat berkurang. c. Ventilasi Ventilasi mempunyai banyak fungsi. Salah satu fungsi ventilasi adalah untuk menjaga agar aliran udara didalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetapterjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen di dalam rumah, di samping itu kurangnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan d. Kelembaban Kelembaban udara dalam ruangan untuk memperoleh kenyamanan, di mana kelembaban yang optimum berkisar 60% dengan temperature kamar 22o 30oC. Kuman TB Paru akan cepat mati bila terkena sinar mataharilangsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelapdan lembab. B. Aspek Perilaku Aspek perilaku (life style) ini terdiri dari 1. Risiko-risiko dari aktivitas yang menyenangkan (leisure activity risks) Aktivitas atau kebiasaan menyenangkan yang dapat meningkatkan risiko terhadap kejadian tuberkulosis adalah kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok meningkatkan resikountuk terkena TB paru sebanyak 2,2 kali. 2. Pola konsumsi Keluarga yang mempunyai pendapatan di bawah UMR akan mengkonsumsi makanan dengan kadar gizi (Tinggi Kalori Tinggi Protein) yang tidak sesuai dengan kebutuhan bagi setiap anggota keluargasehingga media yang baik untuk pertumbuhan bakteri-bakteri patogen/bakteri penyebab penyakit, misalnya kuman penyebab TB.

mempunyai status gizi yang kurang dan akan memudahkan untuk terkena penyakit infeksi diantaranya TB Paru. 3. Risiko pekerjaan Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa yang harus dihadapi setiap individu. Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu. Paparan debu di daerah terpapar akan mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan. Paparan kronis udara yang tercemar dapat meningkatkan morbiditas, terutama terjadinya gejala penyakit saluran pernafasan dan umumnya TB Paru. C. Aspek Sistem Pelayanan Kesehatan Aspek sistem pelayanan kesehatan ini terdiri dari: 1. Pemulihan 2. Pengobatan 3. Pencegahan D. Aspek Biologi Aspek biologi ini terdiri dari: 1. Penuaan 2. Sistem internal

You might also like