You are on page 1of 6

Kimia farma Visi

Komitmen pada peningkatan kualitas kehidupan, kesehatan dan lingkungan.

Misi
Mengembangkan industri kimia dan farmasi dengan melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif. Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan terpadu (health care provider) yang berbasis jaringan distribusi dan jaringan apotek. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan mengembangkan sistem informasi perusahaan. Biofarma

Visi : Menjadi produsen vaksin dan antisera yang berdaya saing global Misi : 1.Memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan vaksin dan antisera yang berkualitas internasional untuk kebutuhan Pemerintah, swasta nasional, dan internasional. 2. Mengembangkan inovasi vaksin dan antisera sesuai dengan kebutuhan pasar 3. Mengelola Perusahaan agar tumbuh dan berkembang dengan menerapkan prinsip prinsip good corporate governance. 4. Meningkatkan kesejahteraan Karyawan dan pemegang saham, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Tujuan : Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan dunia. 2. Visi tersebut termasuk visi strategik karena visi tersebut mudah diartikulasikan, mudah dipahami, dan diterima semua pihak dalam organisasi 3. Pernyataan misi mampu menjawab pertanyaan visi, karena di misi tersebut dijelaskan secara jelas upaya untuk menciptakan visi.

Kekuatan - Sejumlah jenis vaksin lainnya yang diekspor ke berbagai negara antara lain DPT, Campak, BCG dan serum anti bisa ular - Vaksin produksi Bio Farma sudah mampu menembus pasar lebih dari 72 negara

-Mampu menjadi pemasok dari separoh vaksin kebutuhan dunia tidak bisa dinilai dengan uang. Padahal di dunia terdapat 23 produsen vaksin, termasuk di antaranya - Menjaga kualitas produksi sesuai standar internasional - Perusahaan yang kini memiliki sebanyak 800-an karyawan tergolong kreatif dan inovatif.

Kekurangan - Vaksin itu harus disimpan di tempat khusus dan tidak bisa tahan lama. - Bio Farma tidak bisa mendistribusikan seluruh kota untuk Jawa barat, tapi dilakukan secara bertahap. - Sumber dana untuk pengadaan vaksin dalam negeri berasal dari APBN serta bantuan luar negeri. Sementara untuk APBN hingga saat ini belum turun. Dana pembelian vaksin Hepatitis B berasal ari Global alliance Vaccine Initiative (GAVI). - Bio Farma sebenarnya siap mengirimkan kebutuhan daerah. Namun, hal itu belum bisa dilakukan karena belum ada penandatanganan konrak.

Kimia farma

STRATEGI PT KIMIA FARMA


Hasil analisis faktor eksternal berdasarkan matrik EFE diperoleh hasil bahwa strategi perusahaan yang diterapkan dalam meraih peluang pasar obat generik yang ada efektif, sehingga diharapkan mampu meningkatkan volume penjualan obat generik sesuai target yang ditetapkan. Sedangkan berdasarkan hasil analisis faktor internal dengan menggunakan matrik IFE diperoleh hasil bahwa perusahaan memiliki kompetensi inti dan sumber daya yang cukup untuk mendukung pemasaran obat generik. Dengan menggunakan matrik TOWS diperoleh strategi bersaing obat generik sebagai berikut : (a) Strategi yang memanfaatkan seluruh potensi kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Jenis strategi-strategi alternatif yang masuk ke dalam kelompok ini terdiri dari ; menerapkan strategi penetrasi pasar, menggunakan saluran distribusi yang telah establish. (b) Strategi yang bertujuan untuk memperkecil kelemahan internal perusahaan dan memanfaatkan peluang-peluang eksternalnya. Jenis strategi yang masuk kedalam kelompok ini

adalah menerapkan strategi keunggulan biaya. (c) Strategi yang berusaha menggunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternalnya. Jenis strategi yang masuk kedalam kelompok ini terdiri dari ; strategi pengembangan produk dan pembuatan perencanaan berupa peta arsitektur informasi obat generik. (d) Strategi bertahan yang diarahkan guna mengurangi kelemahan-kelemahan internal serta menghindari ancaman-ancaman lingkungannya. Jenis strategi yang termasuk kelompok ini adalah strategi promosi yang efektif. Berdasarkan strategi bersaing yang disusun menggunakan matrik TOWS, maka selanjutnya ditetapkan rencana implementasi strategi yang didukung oleh aktivitas-aktivitas pendukungnya baik teknis maupun sumber daya manusia berikut rencana tindakannya.

Upaya memperbaiki persepsi konsumen terhadap kualitas obat generik serta mengembangkan strategi-strategi alternatif yang disusun dalam aktualisasi pelaksanaannya harus diterapkan dan dilakukan secara terintegrasi satu dengan yang lainnya sehingga memungkinkan dihasilkannya suatu strategi yang mampu menghadapi persaingan bisnis obat generik Diposkan oleh lias089@blogspot.com di 00:12 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

VISI DAN MISI PT KIMIA FARMA


Sejarah Kimia Farma (KF) dimulai sekitar tahun 1957, pada saat pengambil alihan perusahaan milik Belanda yang bergerak di bidang farmasi oleh Pemerintah Republik Indonesia. Perusahan perusahaan yang mengalami nasionalisasi antara lain N. V. Pharmaceutische Hendel Svereneging J. Van Gorkom & Co., (Jakarta), N. V. Chemicalier Handle Rathcamp & Co., (Jakarta), N. V. Bandoengsche Kinine Fabriek, (Bandung), N. V. Jodium Onderneming Watoedakon (Mojokerto) dan N. V. Verband Stoffe Fabriek (Surakarta) Berdasarkan UndangUndang No. 86 tahun 1956, pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan farmasi Belanda tersebut dan menurut Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1968 statusnya diubah menjadi Perusahaan Negara Farmasi (PNF). Perusahaan Negara Farmasi tersebut adalah PNF Radja Farma (Jakarta), PNF Nurani Farma (Jakarta), PNF Nakula Farma (Jakarta), PNF Bio Farma, Perusahaan Negara (PN) Bhineka Kina Farma (Bandung), PN Sari Husada (Yogyakarta) dan PN Farmasi dan alat kesehatan Kasa Husada (Surabaya) Pada tanggal 23 januari 1969, berdasarkan PP No. 3 Tahun 1969 perusahaan perusahaan negara tersebut digabung menjadi PNF Bhineka Kimia Farma dengan tujuan penertiban dan penyederhanaan perusahaanperusahaan negara. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, perusahaan Negara Farmasi Kimia Farma mengalami peralihan bentuk hukum menjadi Badan Usaha Milik Negara dengan status sebagai Perseroan Terbatas, sehingga selanjutnya menjadi PT. Kimia Farma (Persero).

Pada tahun 1998, terjadi krisis ekonomi di ASEAN yang mengakibatkan APBN mengalami defist anggaran dan hutang negara semakin besar. Untuk mengurangi beban hutang, pemerintah mengeluarkan kebijakan privatisasi BUMN. Berdasarkan Surat Menteri Negara Penanaman Modal Dan Pembinaan BUMN No. S-59/M-PM.BUMN/2000 tanggal 7 maret 2000, PT. Kimia Farma diprivatisasi. Untuk dapat mengelola perusahaan lebih terarah dan berkembang dengan cepat, maka direksi PT. Kimia Farma (Persero) mendirikan dua anak perusahaan pada tanggal 4 januari 2002 yaitu PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading dan Distibution. Pada tanggal 4 Juli tahun 2002 PT. Kimia Farma Tbk. resmi terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) sebagai perusahaan publik dan berubah namanya menjadi PT. Kimia Farma (Persero), Tbk. B. Visi Dan Misi Apotek a. Visi Menjadi perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia dan berdaya saing global. b. Misi Untuk mencapai visinya, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk mempunyai misi sebagai berikut : 1) Menyediakan produk dan jasa layanan kesehatan yang unggul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan mutu kehidupan. 2) Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham, karyawan dan pihak lain yang berkepentingan, tanpa meninggalkan prinsipprinsip tata kelola perusahaan yang baik. 3) Meningkatkan kompetensi dan komitmen sumber daya manusia guna pengembangan perusahaan, serta dapat berperan aktif dalam pengembangan industri kesehatan nasional.
Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan oleh PT. Kimia Farma Tbk. dalam menghadapi persaingan bisnis obat generik meliputi ; pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap kualitas obat generik, faktor peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, merupakan keseluruhan faktor yang menjadi dasar pertimbangan dalam memasarkan obat generik. Tujuan dan kegunaan penelitian diarahkan untuk (a) mengetahui persepsi konsumen terhadap kualitas obat generik (b) mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh faktor peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dan faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan dalam memasarkan obat generik (c) merumuskan dan menyusun strategi bersaing dan penyusunan rencana implementasinya. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi hanya ditinjau dari dua sisi persepsi yaitu persepsi pelanggan dan persepsi perusahaan.

Penelitian dilakukan didasarkan pada metode survai dengan melakukan tatap muka atau wawancara didukung dengan penggunaan instrumen kuesioner yang disebarkan secara acak pada responden yang mengkonsumsi atau pernah mengkonsumsi obat generik. Analisis persepsi konsumen terhadap kualitas atributatribut obat generik didasarkan pada persepsi kualitas merek (brand perceive quality). Sedangkan wawancara dengan pihak perusahaan ditujukan guna dapat merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran obat generik dan melakukan penilaian bobot dan rating atas faktor-faktor internal dan eksternal. Alat analisis guna mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran obat generik digunakan matrik IFE dan EFE. Berdasarkan penilaian responden yang berjumlah 96 data terhadap kualitas obat generik, maka diperoleh hasil penilaian responden terhadap kinerja atribut/variabel obat generik sebagai berikut ; kinerja atribut kemasan dan variasi (keragaman) obat generik memiliki penilaian yang negatif, sehingga pihak manajemen perusahaan perlu menetapkan upaya/tindakan untuk lebih meningkatkan kemasan produk agar lebih menarik perhatian dan meyakinkan konsumen serta menambah varian-varian baru agar konsumen memiliki pilihan alternatif dalam mengkonsumsi obat generik. Hasil analisis faktor eksternal berdasarkan matrik EFE diperoleh hasil bahwa strategi perusahaan yang diterapkan dalam meraih peluang pasar obat generik yang ada efektif, sehingga diharapkan mampu meningkatkan volume penjualan obat generik sesuai target yang ditetapkan. Sedangkan berdasarkan hasil analisis faktor internal dengan menggunakan matrik IFE diperoleh hasil bahwa perusahaan memiliki kompetensi inti dan sumber daya yang cukup untuk mendukung pemasaran obat generik. Dengan menggunakan matrik TOWS diperoleh strategi bersaing obat generik sebagai berikut : (a) Strategi yang memanfaatkan seluruh potensi kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Jenis strategi-strategi alternatif yang masuk ke dalam kelompok ini terdiri dari ; menerapkan strategi penetrasi pasar, menggunakan saluran distribusi yang telah establish. (b) Strategi yang bertujuan untuk memperkecil kelemahan internal perusahaan dan memanfaatkan peluang-peluang eksternalnya. Jenis strategi yang masuk kedalam kelompok ini adalah menerapkan strategi keunggulan biaya. (c) Strategi yang berusaha menggunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternalnya. Jenis strategi yang masuk kedalam kelompok ini terdiri dari ; strategi pengembangan produk dan pembuatan perencanaan berupa peta arsitektur informasi obat generik.

(d) Strategi bertahan yang diarahkan guna mengurangi kelemahan-kelemahan internal serta menghindari ancaman-ancaman lingkungannya. Jenis strategi yang termasuk kelompok ini adalah strategi promosi yang efektif. Berdasarkan strategi bersaing yang disusun menggunakan matrik TOWS, maka selanjutnya ditetapkan rencana implementasi strategi yang didukung oleh aktivitasaktivitas pendukungnya baik teknis maupun sumber daya manusia berikut rencana tindakannya. Upaya memperbaiki persepsi konsumen terhadap kualitas obat generik serta mengembangkan strategi-strategi alternatif yang disusun dalam aktualisasi pelaksanaannya harus diterapkan dan dilakukan secara terintegrasi satu dengan yang lainnya sehingga memungkinkan dihasilkannya suatu strategi yang mampu menghadapi persaingan bisnis obat generik.

You might also like