You are on page 1of 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang [BELUM]

1.2.

Batasan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang di atas, dapat

dirumuskan masalah penulisan sebagai berikut: [BELUM]

1.3.

Manfaat Penulisan Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut: [BELUM]

1.4.

Tujuan Penulisan [BELUM]

BAB 2

Kajian Teoritis

2.1.

QS. Ar-Rum: 41- 42

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (41) Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)". (42)

Menurut tafsir Al-Mu'tabar, QS Ar-Rum ayat 41 menegaskan bahwa kerusakan di muka bumi tidak lain karena ulah manusia itu sendiri, yaitu melakukan peperangan di luar koridor syariat Allah. Dalam peperangan itu manusia membunuh manusia yang oleh Allah dilindungi hak hidupnya, bahkan merusak segala tatanan alam yang ada. Sedangkan QS Ar-Rum ayat 42 menekankan pentingnya kajian sejarah tentangnya perilaku umat-umat terdahulu untuk menjadi pelajaran bagi generasi di belakangnya. Sementara itu, menurut tafsir kontemporer, QS Ar-Rum ayat 4142 bisa menjadi dalil tentang kewajiban tentang melestarikan

lingkungan hidup, sebab terjadinya berbagai macam bencana juga karena ulah manusia yang mengeksploitasi alam tanpa diimbangi dengan upaya pelestarian. Terlebih dahulu dalam QS Ar-Rum ayat 40 telah disebutkan bahwa perilaku orang-orang musyrik tiada lain ialah bertuhan ganda. Perbuatan syirik ini dituding oleh Allah sebagai salah satu faktor utama timbulnya kerusakan di muka bumi. Kedua ayat di atas (QS Ar Rum ayat 41-42) lebih lanjut menjelaskan bahwa tidak sedikit manusia dari kalangan bangsa-bangsa terdahulu telah menginjak-injak hukum Allah dengan melakukan berbagai bentuk perbuatan maksiat. Di antara mereka telah merajalela kezaliman dan keserakahan, hingga yang kuat merampas hak-hak kaum lemah. Karena itu, kepada mereka

Allah tumpahkan azabnya, tanpa satu pun manusia yang mampu mengelaknya. Kedua ayat di muka merupakan satu paket "ajaran samawi" untuk menumbuhkan kesadaran bahwa kerusakan tatanan alam dan lingkungan di muka bumi ini pada hakikatnya bersumber dari kerusakan yang terjadi pada diri manusia seperti: 1. kerusakan iman : syirik 2. kerusakan fitrah : mengabaikan hukum-hukum Allah 3. kerusakan akal pikiran : menghalalkan segala cara 4. kerusakan moral : melanggar susila, budaya dan peradaban.

2.2. Lingkungan Hidup [BELUM]

2.3. Kerusakan Lingkungan Hidup Ada banyak contoh kerusakan pada lingkungan hidup, salah satunya ialah peristiwa Global Warming. Global Warming adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi, lautan, dan daratan. Para ilmuwan menggunakan model komputer dari suhu, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global.

Berdasarkan model tersebut, para ilmuwan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi

permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia, diantaranya:

Iklim mulai tidak stabil

Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerahdaerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut malah akan meningkatkan atau

menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya Matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan.

Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan curah hujan secara rata5

rata sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari

penguapan

air,

akan menjadi

lebih besar. Berlawanan dengan

pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.

Peningkatan permukaan laut

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan

menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih

memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia


6

telah meningkat 10 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21. Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi

kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negaranegara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin

mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut pun akan sangat memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.

Suhu global cenderung meningkat

Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih
7

tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

Gangguan ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

Dampak sosial dan politik

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan

kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lainlain. Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti

meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq. Aedes Aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang targetnya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksikan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perubahan ekosistem yang ekstrem ini. Hal ini juga akan berdampak perubahan iklim yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti
9

ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan), DBD (musim hujan yang tidak menentu) Gradasi lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vectorborne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi,

coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

2.4.

Peran Manusia dalam Kerusakan Lingkungan Hidup Dalam Konferensi Paris 2 yang diselenggarakan awal tahun 2007

lebih dari 500 ilmuwan dari seluruh dunia bertemu dan membuat seruan mendesak untuk kembali ke lingkungan yang bersih. Konferensi tersebut mengeluarkan tiga hasil: 1. Kerusakan dan pencemaran lingkungan telah mencakupi darat, laut, bahkan manusia, tumbuhan dan hewan. 2. Manusia bertanggung ini jawab atas kerusakan berbahaya dan yang

pencemaran diproduksinya. 3.

karena

polutan

Masih ada kemungkinan untuk kembali ke ambang batas normal karbon dalam atmosfer yaitu dengan mengambil tindakan yang tepat dan berhenti mencemari atmosfer.

Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia
10

sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan

lingkungan hidup. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain: a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri. b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan. c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan. Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain: a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan). b. Perburuan liar. c. Merusak hutan bakau. d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman. e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
11

f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS). g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

12

BAB 3

PENUTUP

3.1.

Kesimpulan Lingkungan kita telah rusak akibat perbuatan kita sendiri.

Kerusakan pada lingkungan sebenarnya bersumber dari kerusakan pada diri manusia. Kerusakan pada lingkungan tersebut pada akhirnya berdampak pula pada kehidupan manusia dan semua makhluk hidup lainnya.

3.2.

Saran Sebaiknya kita mulai memperbaiki keadaan lingkungan untuk

mencegah kerusakan lebih lanjut. Karena kerusakan pada lingkungan sebenarnya bersumber dari kerusakan pada diri manusia, kita juga sebaiknya memperbaiki kualitas kita sebagai makhluk Allah sehingga ketika lingkungan telah baik kembali, kita mau merawatnya.

13

DAFTAR PUSTAKA

http://syafiramuthiary.blogspot.com/2011/06/qs-surat-ar-rum-ayat-4142-menjaga.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

http://gedehace.blogspot.com/2011/05/etika-terhadap-lingkungan.html

http://subhanmedia.blogspot.com/2010/03/qs-ar-rum-41-42.html

14

You might also like