You are on page 1of 11

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011

ANALISIS PERILAKU KARAKTERISTIK LALU LINTAS PADA RUAS JALAN DENGAN KONDISI ARUS LALU LINTAS TIDAK STABIL
Sumarni Hamid Aly Doctoral Student Graduate School of Civil Eng. Civil Eng. Depart. of UNHAS Jln. Perintis K Km10,Tamalanrea Kampus Universitas Hasanuddin Makassar, Sul-Sel, 90145 Telp: (0411) 587 636 marni_hamidaly@yahoo.com; Mary Salintung Professor Graduate School of Civil Eng. Civil Eng. Depart. of UNHAS Jln. Perintis K Km10, Tamalanrea Kampus Universitas Hasanuddin Makassar, Sul-Sel, 90145 Telp: (0411) 587 636 mary.selintung@yahoo.com Shirly Wunas Professor Graduate School of Civil Eng. Civil Eng. Depart. of UNHAS Jln. Perintis K Km10,Tamalanrea Kampus Universitas Hasanuddin Makassar, Sul-Sel, 90145 Telp: (0411) 589706 shirly@indosat.net.id

Abstract
Penelitian ini menjelaskan alternatif model hubungan antara perilaku karakteristik VSD lalulintas dan mengevaluasi model hubungan karakteristik VSD yang paling sesuai dengan kondisi lalulintas yang ada pada ruas Jl. AP. Pettarani, salah satu ruas jalan utama di kota Makassar. Data yang dikumpulkan berupa volume dan kecepatan kendaraan bermotor serta kondisi geometrik jalan. Analisis data volume dan kecepatan kendaraan dilakukan dengan menggunakan MKJI 1997. Model hubungan perilaku karakteristik lalu lintas diadaptasi berdasarkan model greenshield, Greenberg dan Underwood. Evaluasi model berdasarkan beberapa indikator statistik yakni uji korelasi dan determinasi. Model hubungan perilaku karakteristik lalu lintas yang sesuai dengan ruas jalan AP. Pettarani adalah model Underwood dengan persamaan model terpilih adalah sebagai berikut: S = 55.813 * e-D/333.33 untuk hubungan antara kecepatan dan kepadatan (S-D); V = 55.813 * D * e-D/333.33 untuk hubungan antara volume dan kepadatan (V-D) dan V = 333.33* S* Ln (55.813/S) untuk hubungan antara volume dan kecepatan (V-S). Dimana kecepatan optimal dari kendaraan yang melaju adalah 20.53 km per jam menurut model yang sesuai, sedangkan kecepatan rata-rata dari kendaraan yang melaju pada ruas jalan tersebut adalah 35,91 km per jam, sehingga perlu mengurangi kecepatan kendaran separuh kecepatan rata-rata untuk mencapai kondisi arus lalu lintas yang optimal.

Key Words: Model, Greenshield, Greenberg, Underwood, Kecepatan, Volume, Kepadatan

PENDAHULUAN
Terjadinya peningkatan volume lalu lintas yang melintas di ruas jalan khususnya pada ruasruas jalan yang berpotensi mengalami terjadinya kemacetan akan mempengaruhi kualitas udara yang diakibatkan oleh emisi gas buang kendaraan yang diemisikan ke lingkungan sekitarnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi besaran emisi akibat dari arus lalu lintas adalah fluktuasi kecepatan kendaraan, jenis atau tipe kendaraan ringan (LV) dan kendaraan berat (HV), usia kendaraan dan jenis bahan bakar yang digunakan. Khusus fluktuasi kecepatan kendaraan akan bervariasi disebabkan oleh adanya peningkatan volume kendaraan setiap tahunnya yang tidak diikuti dengan pertambahan panjang jalan maupun peningkatan kapasitas jalan lama. Pemecahan masalah lalulintas yang sudah kompleks diatas memerlukan langkah-langkah yang komprehensif dan terpadu. Dalam hal ini diperlukan manajemen lalulintas yang yang terencana dan terarah, agar solusi pada satu titik konflik tidak akan menyebabkan konflik pada titik-titik lain. Seperti yang terjadi saat ini di Kota Makassar, solusi terhadap satu kemacetan pada suatu titik kemacetan ternyata juga menimbulkan kemacetan pada bagian lain dari ruas jalan tersebut dan berpotensi terjadinya peningkatan emisi buangan dari kendaraan. Untuk

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011 melakukan manajemen lalulintas secara komprehensif, terpadu dan terencana tersebut, terlebih dahulu perlu diketahui perilaku karakteristik lalulintas, seperti karakteristik volume, kecepatan dan kepadatan, serta diperlukan pula pengetahuan tentang bagaimana model hubungan antara perilaku karakteristik arus lalulintas tersebut. Jika dampak dari persimpangan tidak diperhitungkan, maka kecepatan pada ruas jalan berhubungan erat dengan volume lalu lintas. Kecepatan rata-rata kendaraan memiliki perbedaan yang relatif besar di kota-kota yang berbeda, sehingga, ketika menentukan faktor-faktor emisi, kecepatan rata-rata kendaraan harus dipertimbangkan. Pada saat yang sama, jumlah kuantitas emisi polutan oleh arus lalu lintas berkaitan dengan volume lalu lintas, komposisi lalu lintas, dan jarak tempuh. Penelitian tentang model hubungan perilaku karakteristik makro lalu lintas telah banyak dikembangkan khususnya dinegara-negara maju, seperti pendekatan model Greenshield, pendekatan model Greenberg, dan pendekatan model Underwood (Tamin, 2007). Pengembangan model tersebut dilandaskan pada asumsi dimana kondisi arus lalu lintasnya dalam kondisi lancar (disebabkan karena perilaku pengguna jalan tertib berlalu lintas). Sehingga, mengadopsi model-model tersebut tanpa melakukan suatu adaptasi akan memberikan hasil prediksi yang tidak akurat. Terkait dengan pengadaptasian model-model tersebut untuk kondisi lalu lintas di negara-negara berkembang, khususnya untuk kondisi kota-kota besar di Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Diantaranya, Suteja, I. W., (1999) telah membangun model-model tersebut untuk kondisi arus lalu lintas yang didominasi oleh kendaraan sepeda motor di kota Bali. Penelitian lainnya terkait dengan pengaruh tipe-tipe jalan juga telah dilakukan oleh Ali dkk (2006) dan (Liputo & Ramli, 2007) untuk kasus di kota Makassar. Dalam konteks ini, untuk kondisi lalu lintas yang pada umumnya bersifat heterogen (tidak ada konsistensi penggunaan lajur jalan) dan tidak lancar (karena banyaknya tundaan di persimpangan dan ketidak tertib dalam berlalu lintas), yang merupakan fenomena lalu lintas yang banyak terjadi dewasa ini di Indonesia pada khususnya dan dinegara berkembang, belum dilakukan. Untuk itu, penelitian ini akan mengadaptasi ketiga model pendekatan diatas yaitu model Greenshield, model Greenberg, dan model Underwood untuk dipilih model terbaik. Hasil analisis dari ketiga model tersebut di atas khususnya model kecepatan kendaraan akan dipilih yang terbaik dan selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis emisi kendaraan yang merupakan dasar untuk memahami dan memprediksi besaran emisi kendaraan serta mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat pengrusakan dari setiap jenis emisi kendaraan dengan mempertimbangkan perilaku lalu lintas dengan kondisi yang bersifat heterogen. Perilaku laulintas diindikasikan dengan karakteristik kecepatan dan percepatan kendaraan yang tidak stabil sedangkan kondisi lalu lintas bersifat heterogen merupakan fraksi atau jenis-jenis kendaraan terdiri atas kendaraan ringan, kendaraan berat, sepeda motor dan kendaraan tidak bermotor. Dalam rangka menjawab permasalahan tersebut, maka tujuan studi ini adalah : Menganalisis alternatif model hubungan antara perilaku karakteristik VSD lalulintas pada ruas Jl. AP. Pettarani di Kota Makassar.

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011 Mengevaluasi model hubungan karakteristik VSD yang paling sesuai dengan kondisi lalulintas yang ada pada ruas Jl. AP. Pettarani di Kota Makassar.

TINJAUAN PUSTAKA
Model Hubungan Perilaku Karakteristik Lalulintas Pendekatan model yang digunakan dalam membangun model hubungan perilaku karakteristik lalu lintas dalam penelitian ini adalah dengan mengadopsi dan mengadaptasikan tiga model pendekatan, yaitu pendekatan model Greenshield, model Greenberg dan model Underwood. Berdasarkan ketiga model tersebut, nantinya akan dipilih model yang mempunyai kesesuain terbaik untuk digunakan pada tahap selanjutnya yakni menganalisis emisi kendaraan. Adapun penurunan ketiga pendekatan model tersebut, akan diuraikan pada bagian dibawah ini. a. Model Greenshield Greenshield menyimpulkan bahwa hubungan antara kecepatan rata-rata ruang (space mean speed) dengan kerapatan kendaraan dalam suatu arus lalulintas adalah linear. Hubungan ini dapat dilihat pada persamaan berikut (Liputo & Ramli, 2007; dan Ali dkk., 2006): Uf (1) Us = Uf .k Kj Dimana : Us Uf k Kj = = = = kecepatan rata-rata ruang (km/jam) kecepatan pada kondisi arus bebas (km/jam) kerapatan (smp/jam) kerapatan macet (smp/jam).

Hubungan antara q dan Us diperoleh dengan menstubtitusikan nilai k = q/Us pada persamaan (1) diatas, maka didapat persamaan (Liputo & Ramli, 2007; dan Ali dkk., 2006):

q / k = Uf .
(2)

Uf .k Kj

Dimana : q adalah volume lalu lintas (smp/jam). Persamaan selanjutnya adalah hubungan antara q dan k yang diperoleh dari substitusi persamaan (1) dengan persamaan (2). Hasil penyelesaian ini diperoleh sebuah persamaan parabola sebagai berikut (Liputo & Ramli, 2007; dan Ali dkk., 2006):

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011


q = Uf .k Uf 2 .k Kj

(3) b. Model Greenberg Greenberg merumuskan bahwa hubungan antara kecepatan ratarata ruang dan kerapatan kendaraan merupakan fungsi logaritmik. Dasar rumusan Greenberg adalah sebagai berikut (Liputo & Ramli, 2007; dan Ali dkk., 2006)::

k = c.eb.Us
(4)

dimana c dan b merupakan nilai konstanta. Selanjutnya hubungan antara q dan Us didapat dari persamaan dasar k = c.eb.Us , dengan mensubtitusikan nilai k = q/u, maka didapat persamaaan (Liputo & Ramli, 2007; dan Ali dkk., 2006):

q = Us.e (Us B ) / A (5)


Persamaan selanjutnya adalah hubungan antara q dan k didapat dari persamaan k = c.eb.Us dengan substitusi Us = q/k, maka didapat persamaan (Liputo & Ramli, 2007; dan Ali dkk.,
2006):

1 1 q = .k . ln(k ) .k . ln(c) b b
(6) c. Model Underwood

Model ketiga diusulkan oleh Underwood yang mengembangkan bahwa hubungan antara Us dan k adalah merupakan fungsi logaritmik. Persamaan dasar yang dipergunakan adalah (Liputo & Ramli, 2007; dan Ali dkk., 2006):

Us = Uf .e k / kc
(7)

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011 Hubungan antara q dan k didapat dari persamaan dasar Us = Uf .e k / kc dengan substitusi Us = q/k, sehingga didapat persamaan (Liputo & Ramli, 2007; dan Ali dkk., 2006):

q = k .e B A.k
(8) Hubungan antara q dan Us diperoleh dari persamaan dasar Us = Uf .e k / kc dengan substitusi k = q/Us, yaitu (Liputo & Ramli, 2007; dan Ali dkk., 2006) :
q= Us B . ln(U s) .U s A A
(9)

Kalibarasi Model dengan Analisa Regresi Analisa Regresi Bila variabel bebas linear terhadap variabel tak bebas, maka hubungan dari kedua variabel tersebut dikenal dengan analisa regresi linear. Besarnya nilai intercept a dan b dapat dicari dengan persamaan -persamaan dibawah ini (Sitohang, O., dkk, 2001 dan Ali dkk., 2006) :

b=
dan

n x iyi xi yi 2 n xi2 ( xi)

(10) (11)

a = yi b.xi
Dimana : = yi/n yi = variabel tak bebas xi = xi/n = jumlah sample = nilai intercept dari persamaan regresi = variabel bebas = konstanta Regresi
yi

n a xi b

Analisa Korelasi Pengukuran untuk mengetahui sejauh mana ketepatan fungsi regresi adalah dengan melihat nilai koefisien determinasi (r2) yang didapat dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r), yang diperoleh dengan persamaan berikut (Sitohang, O., dkk, 2001 dan Ali dkk., 2006) :
r=

[{n xi

n xiyi xi yi ( xi )
2

}{n yi

( yi )

}]

(12)

METHODE PENELITIAN
Metode penelitian ini terdiri atas tiga tahapan sebagai kegiatan dalam pelaksanaan penelitian ini. Tahapan pertama adalah pengumpulan data, tahapan kedua dari penelitian

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011 adalah mengembangkan model hubungan perilaku karakteristik lalu lintas dan sebagai tahapan terakhir pada penelitian ini adalah memilih model yang sesuai terbaik dan menganalisis kecepatan kendaraan yang terjadi pada kondisi arus tidak stabil. Metode Pengambilan Data Survai data dilakukan pada ruas jalan AP. Pettarani yang merupakan salah satu ruas jalan arteri di Kota Makasaar. Pengambilan data studi meliputi data volume lalulintas, kecepatan lalulintas, kondisi geometrik jalan, dan data faktor-faktor penyesuaian kondisi jalan dan wilayah studi. Metode pengambilan data volume dan kecepatan lalulintas dilakukan dengan metode menggunakan Camera video, untuk data geometrik jalan dan beberapa data faktor penyesuaian jalan, dilakukan dengan observasi langsung pada ruas jalan tersebut di atas. Sedangkan data faktor penyesuaian lainnya, diperoleh dengan cara survai sekunder pada instansi terkait. Pencacahan data lalu lintas dilakukan selama 1 minggu, yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu dengan periode waktu survai dilakukan yaitu dari pukul 07.00 hingga 20.00 WITA. Membangun Model Hubungan Perilaku Karakteritik Lalulintas Studi membangun model matematis hubungan perilaku karakteristik lalu lintas yang dilakukan meliputi analisis model Greenshield, model Greenberg, dan model Underwood. Untuk evaluasi model yang sesuai, dilakukan analisis nilai koefisien korelasi (r) dan berbagai paramater statistik lainnya dari setiap model yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Survei Perilaku Karakteristik Lalulintas Gambaran perilaku karakteristik volume lalulintas, kecepatan kendaraan dan kepadatan lalu lintas dilukiskan pada gambar 1 dan gambar 2 berikut :

Gambar 1. Nilai Volume dan kecepatan kendaraan priode pengamatan 7.00 - 20.00 Dalam gambar 1 terlihat bahwa volume maksimum terjadi pada interval priode pengamatan pukul 7.00 pagi hingga pukul 20.00 malam sebesar 6091 smp per jam dengan volume ratarata 5052 smp per jam. Untuk kecepatan kendaraan minimum terjadi pada priode pengamatan pukul 17.00 hingga 18.00 sore hari yakni sebesar 29.54 km per jam.

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011

Gambar 2. Nilai kecepatan dan kepadatan kendaraan priode pengamatan 7.00 - 20.00 Nilai kepadatan kendaraan maksimum terjadi pada priode pengamatan pukul 17.00 hingga 18.00 sore yakni sebesar 186.39 smp per km dimana pada waktu tersebut terjadi kecepatan yang minimum, sebagaimana yang ditunjukkan di gambar 2 di atas. Model Hubungan Perilaku Karakteristik Lalulintas Model Hubungan S - D Berdasarkan analisis dengan menggunakan tiga model matematis, yaitu model Greenshied, Greenbeerg dan Underwood maka diperoleh model hubungan antar perilaku karakteristik lalulintas, yaitu kecepatan dan kepadatan (S - D) sebagaimana pada Tabel 1 dan secara visual disajikan di Gambar 3. Tabel 1. Model Hubungan S D Jenis Model Hubungan Model Greenshield S = 51.016 0.106 * D Greenberg S = 116.508 16.294 * LnD Undewood S = 55.813 * e-D/333.33
Model Greenshield S = 51.016 0.106 D Model Greenberg S =116.508 16.294 lnD Model Underwood S = 55.813.e D/333.33

Gambar 3. Grafik Model Hubungan S-D Dari grafik model hubungan karakteristik kecepatan dan kepadatan (S-D) pada Gambar 3, secara umum terlihat bahwa nilai kepadatan lalulintas meningkat pada saat nilai kecepatan lalulintas terus membesar pada saat kepadatan lalulintasnya mendekati nol. Adapun nilai kecepatan maksimum berdasarkan ke tiga model dalam tabel 1, pada saat kepadatan lalu lintas maksimum adalah 25,51 km per jam untuk Greenshield, 16,67 km per jam untuk Greenberg dan 20,53 km per jam untuk Underwood.

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011 Model Hubungan V D Model hubungan V D pada ruas Jl. AP. Pettarani disajikan pada Tabel 2 dan Gambar 4. Tabel 2. Model Hubungan V D Jenis Model Hubungan Model Greenshield V = 51.016 * D 0.106 * D2 Greenberg V = 116.508 * D 16.294* D * LnD Undewood V = 55.813 * D * e-D/333.33 Dari Gambar 4 dapat diketahui hubungan karakteristik lalulintas V-D bahwa volume meningkat hingga hingga suatu nilai kepadatan tertentu, yaitu kepadatan optimum. Selanjutnya nilai kepadatan terus membesar dan volume mendekati nol. Menurut ke tiga model dalam tabel 2 bahwa nilai kepadatan maksium pada saat volume lalu lintas mencapai maksimum adalah 240.67 smp per km untuk Greenshield, 468.88 smp per km untuk greenberg dan 333,33 smp per km untuk Underwood.
Model Greenshield S = 51.016 0.106 D Model Greenberg V =116.508 16.294 DlnD Model Underwood v = 55.813.D.e D/333.33

Gambar 4. Grafik Model Hubungan V D Model Hubungan V - S Model hubungan volume dan kecepatan (V-S) sebagaimana yang ditunjukan dalam Tabel 3 dan secara visual disajikan di Gambar 5.
Model Underwood V = 333.33 S ln (55.813/s)

Model Greenberg V =1274.567 Se S/ 16.294

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011

Model Greenshield V = 481.28 S 9.43 S2

Gambar 5. Grafik Model Hubungan V S Tabel 3. Model Hubungan V S Jenis Model Hubungan Model Greenshield V = 481.28 * S 9.43 * S2 Greenberg V = 1274.567* S * - e-S/16.294 Undewood V = 333.33* S* Ln (55.813/S) Dari Gambar 5 terlihat bahwa pada ruas Jl. AP.Pettarani memiliki kecenderungan nilai volume mencapai puncak pada saat nilai kecepatan tertentu kemudian nilai kecepatan membesar dan nilai volume lalulintas mendekati nol. Nilai volume lalulintas maksimum adalah 6.141 smp per jam untuk model Greenshield, 7.186 smp per jam untuk model Greenberg dan 6.846 smp per jam untuk model Underwood. Evaluasi Pemilihan Model Yang Sesuai Dengan uji statistik meggunakan analisa regresi linier sederhana diperoleh keluaran parameter-parameter statistik seperti nilai intercept, koefisien korelasi (r) dan nilai koefisien determinasi (r2) sebagaimana disajikan dalam Tabel 4 berikut : Tabel 4. Parameter Statistik Model Hubungan S-V-D Jl. Ap.Pettarani Nilai Parameter Model Statistik Jenis Parameter Greenshield Greenberg Underwood Jumlah Data (n) 52 52 52 Intercept (a) 51.016 116.508 4.022 Coef. X (b) -0.106 -0.060 -0.003 Multiple (r) -0.826 -0.825 -0.832 2 R 0.682 0.681 0.693 Keterangan Terpilih Dari hasil analisis parameter model hubungan karakteristik volume, kecepatan dan kepadatan (S-V-D) sebegaimana pada Tabel 6 di atas, terlihat bahwa model yang sesuai untuk ruas Jl. AP. Pettarani adalah model Underwood sebagaimana diperlihatkan oleh nilai parameter statistik r dan R2 yang merupakan nilai terbesar dari ketiga model yang ada. Adapun persamaan model terpilih adalah sebagai berikut: S = 55.813 * e-D/333.33 untuk hubungan antara kecepatan dan kepadatan (S-D) ; V = 55.813 * D * e-D/333.33 untuk hubungan antara volume dan kepadatan (V-D) dan V = 333.33* S * Ln (55.813/S) untuk hubungan antara volume dan kecepatan (V-S).

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011 Evaluasi Kondisi Arus Lalulintas Tidak Stabil Berdasarkan ketiga model diperoleh kecepatan maksimum pada saat kepadatan lalu lintas maksimum adalah 25,51 km per jam untuk Greenshield dengan kecepatan arus bebas mencapai 51 km per jam; 16,67 km per jam untuk Greenberg dengan kecepatan arus bebas 116. 508 km per jam dan 20,53 km per jam untuk Underwood dengan kecepatan arus bebas 55.81 km per jam. Sedangkan nilai kecepatan maksimum hasil pengamatan adalah 39.10 km per jam dan nilai kecepatan terendah adalah 29.54 km per jam dengan kecepatan arus bebas 60 km per jam (sebagai jalan arteri). Untuk lebih jelasnya ditunjukkan dalam tabel 5 berikut. Selanjutnya jika nilai hasil pengamatan di plot pada ke tiga model hubungan perilaku karakteritik lalulintas, maka akan diperoleh bahwa kondisi arus lalu lintas di Jl. AP. Pettarani berada pada kondisi arus tidak Stabil. Tabel 5. Perbandingan Kecepatan Kendaraan Hasil Model dan Pengamatan Nilai Kecepatan Greenshield Greenberg Underwood Hasil Pengamatan (km/jam) Kecepatan Arus bebas 51.00 116.508 55.81 60.00 Kecepatan maksimum 25.51 16.67 20.53 39.10 Kecepatan Rata-rata 35.91

PENUTUP
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut Kecenderungan perilaku karakteristiklalu lintas pada ruas Jl. AP.Pettrani memperlihatkan kecepatan maksimum dengan besaran kecepatan 39,10 km per jam, volume puncak yaitu 6091 smp per jam, dan kepadatan maksimum sebesar 186.39 smp per km. Model hubungan antar perilaku karakteristik lalulintas yang sesuai dengan kondisi lalulintas pada ruas Jl. Ap. Pettarani Pettarani adalah model Underwood dengan persamaan model terpilih adalah sebagai berikut: S = 55.813 * e-D*0.003 untuk hubungan antara kecepatan dan kepadatan (S-D); V = 55.813 * D * e-D*0.003 untuk hubungan antara volume dan kepadatan (V-D) dan V = 333.33* S* Ln (55.813/S) untuk hubungan antara volume dan kecepatan (V-S). Kecepatan optimal dari kendaraan yang melaju di uras jalan AP. Pettarani adalah 20.53 km
per jam menurut model yang sesuai, sedangkan kecepatan rata-rata dari kendaraan yang melaju pada ruas jalan tersebut adalah 35,91 km per jam. Untuk mencapai kondisi optimal kecepatan harusnya dikurangi hingga separuh kecepatan rata-rata akan tetapi kondisi arus lalu lintas berada pada kondisi arus lalu lintas tidak stabil.

Saran Studi model hubungan perilakuk karakteristik V S D untuk jenis/tipe jalan lainnya di Kota Makassar masih diperlukan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai pengaruh keragaman jenis kendaraan terhadap model terpilih, maka perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai pengaruh komposisi kendaraan terhadap model hubungan perilaku karakteristik V-S-D.

The 14th FSTPT International Symposium, Pekanbaru, 11-12 November 2011 Analisis pengaruh komposisi kendaraan terhadap model hubungan perilaku karakteristik V-S-D menurut model Internasional Vehicle Emission Model (IVEM) di maksudkan untuk analisis emisi kendaraan yang bergerak di jalan raya.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, N., dan Ramli, M. I. 2006. Studi Model Hubungan Volume Kecepatan Kepadatan pada Jalan Perkotaan Tipe 2 Lajur dan 4 Lajur Tak Terbagi (2/2UD dan 4/2UD). Simposium IX Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (FSTPT) 11 - 12 Nopember, Universitas Brawijaya, Malang Anonymous.1997. Indonesia Highway Capacity Manual. Jakarta: Directorate General of Highway Public Work Departement. Hendrata Wibisana. 2007. Studi Hubungan Arus Lalu Lintas Di Ruas Jalan Rungkut Asri Kotamadya Surabaya Dengan Metode Underwood. Jurnal Teknik Sipil, Vol 3, No.2 Oktober 2007, Maranatha, Bandung. Liputo dan Ramli. 2007. Model hubungan volume kecepatan - kepadatan Pada ruas jalan tipe 4 lajur tak terbagi (4/2 UD). Simposium X Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (FSTPT) 23 Nopember, Universitas Tarumanegara, Jakarta. Ronald E, Walphole. 1995. Pengantar Statistik. Gramedia. Jakarta. Sitohang, O. dkk. 2001. Analisa Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Jalan di Kodya Medan, Simposium IV Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (FSTPT) 1-2 Nopember, Universitas Udayana, Bali. Suteja, I.W., 1999. Studi Hubungan Kecepatan Volume Kerapatan pada Lalu Lintas Dominan Sepeda Motor. Simposium II Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (FSTPT) 8 Oktober, ITS, Surabaya. Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan & Permodelan Transportas contoh soal dan aplikasi. Edisi kesatu. Bandung: Penerbit ITB. Tom V. Mathew and K V Krishna Rao. 2007. Traffic Stream Models. NPTEL May 8.

You might also like