You are on page 1of 6

Problem Intoleransi aktifitas Bersihan jalannafas tidak efektif Polapernafasan tidak efektif Kelebihan volume cairan

Etiologi Kelemahan umum Peningkatan produksi sekret Obstruksi trskeobronkial oleh bekuan darah Menurunnya laju filtrasi glomerolus (menurunnya curah jantung)

Symptom Do :klien tampak lemah

DIAGNOSA DAN ASKEP Riwayat kesehatan dahulu dan keluarga

Riwayat kesehatan mempunyai kebiasaan merokok 4 bungkus/hari. Riwayat keluarga ibu dan ayah menderita hypertensi. Tn. Nandi tidak pernah datang kembali ke dokter tersebut untuk control hypertensinya.

Data subjektif Nama : Tn.nadi, umur : 50th Mengeluh sakit kepala bagian belakang Mengeluh sesak nafas dan kaki bengkak

Data objektif TD : 170/110 mmhg n : 120x/menit p : 30x/menit s : 36,5 0c tampak lemah ronchi +/+ edema pitting +/+

Rencanatindakan keperawatan N o. 1 Diagnosa Pola napas tidak efektif b.d obstruksi trakeobronkial oleh bekuan darah Tujuan dan KH Tujuan : Pasien tidak mengeluhkan sesak napas dalam 1x24 jam. KH : Menunjukan p;ola napas efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal dan paru jelas/bersih Berpartisipasi dalam aktifitas/prilaku Intervensi Mandiri : Kaji frekuensi,ke dalaman pernapasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernapasan, termasuk penggunaan otot bantu atau pelebaran nasal. Rasional

Kecepatan biasanya meningkat. Dispneu dan terjadi peningkatan kerja napas(pada awal atau hanya tanda EP subakut). Kedalaman pernapasan bervariasi tergantung drajat gagal napas.

meningkatkan fungsi paru.

Ekspansi dada terbatas dan berhubungan atelektasis dan/atau nyeri dada pleuriti.

Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas adventisius, seperti krekels,men gi,gesekan pleural.

Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Bangunkan pasien turun tempat tidurdan ambulasi sesegera mungkin

Dorong atau bantu pasien dalam napas dalam dan latihan batuk. Pemngisapa n peroral atau nasotrakheal bila

Bunyi napas menurun atau tak ada bila jalan napas obsturksi sekunder terhadap pendarahan, bekuan aytau kolaps jalan napas kecil (atelektasis). Ronkhi dan mengi menyertai obstruksi jalan napas atau kegagalan pernapasan. Duduk tinggimemungkin kan ekspasi paru dan memudahkan pernapasan. Pengubahan posisi dan ambulansi meningkatkan pengisisan udara segmen paru berbeda sehingga memoerbaiki disfungsi gas. Dapat meningkatkan atau banyaknya seputum dimana gangguan fentilasi dan ditambah ketidaknyamanan upaya bernapas.

diindikasikan Kolaborasi : Berikan oksigen tambahan Berikan humidifikasi tambahan mis, nebulizerultr asonik.

Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum

Tujuan : Pasien mampu melakukan aktifitas sesuai dengan kebutuhan setelah 2x24 jam. KH : Dapat berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan/diperli kan Melaporkan peningkatan dalam tileransi aktivitas yang dapat diukur.

Memaksimalkan bernapas dan menurunkan kerja napas. Memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret untuk memudahkan pembersihan.

Mandiri : Kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20x/menit diatas frekuensi istirahat Instruksiksn pasien tentang teknik penghemata n energi.

Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologis terhadap stres aktivitas

Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/per awatan diri bertahap jika dapat ditoleransi.

Tekning menghemat energi mengurangi penggunaan energi, juga membantu keseimbangan antarasuplai dan kebutuhan oksigen Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan

mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.

Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan sekresi sekret

Tujuan : Mengurangi sekretpada jalan pernapasan.Ronkhi (-) dalam 2x24 jam KH : Mempertahanka n jalan nafas paten dengan bunyi napas bersih/jelas Menunjukan prilaku memperbaiki barsihan jalan napas, mis; batukefektif dan mengeluarkan sekret

Mandiri : Auskultasi bunyi napas. Catat adanya bunyi napas, mis; mengi,ronki, krekels

Beberapa drajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan napas dan dapat/tidakdima nifestasikan adanya bunyi napas adventisius Takipnea biasanya ada pada beberapa drajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stres/adanyapros es infeksi akut. Disfungsi pernapasanadala h variabel yang tergantung pada tahapproses kronis selain proses akutb yang menimbulkan perawatan di rumah sakit. Peninggian kepala tempat tidur dapat mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi. Pencetus tipe reaksi alergi pernapasan yang

Kaji/pantau frekuensi pernapasan. Catatrasio inspirasi/eks pirasi

Catat adanya drajat dispnea

Kaji pasien untuk posisi nyaman.naik an kepala tempet tidur

Pertahankan polusi lingkungan

minimum. Dorong/bant u napas abdomen atau bibir

daopat mentriger episode akut Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dispnea dan menurunkan jabakan udara.

4.

Kelebihan volume cairan b.d menurunya laju filtrasi glomerolus (menurunnya curah jantung)

Tujuan : masukan dan pengeluaran cairan seimbang dalam 2x24 jam. KH : Mendemonstrasi kan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan dan pengeluaran, bunyi napas bersih/jelas, tanda vital dalam tentang yang dapat diterima, berat badan stabil, dan tidak ada edema Menyatakan pemahaman tentang/pembata san cairan individual.

Pantau haluaranurin , catat jumlah dan warna saat hari dimana diuresis terjadi

Haluan urin mungkin sedikit fdan pekat karena penurunan perfusi ginjal.posisi terlentang membantu diuresis Terapi diuretik dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tibatiba/berlebihan meskipun edema/asites masih ada. Posisi terlentang meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan diuresis Melibatkan pasien dalam

Pantau/hitu ng keseimbanga n pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam. Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semi fowler selama fase akut. Buat jadwal pemasukan

cairan, digabung dengan keinginan minum bila mungkin.

program terapi dapat meningkatkan perasaan mengontrol dan kerjasama dalam pembatasan.

You might also like