Professional Documents
Culture Documents
K1 - Fungsi & Jenis GI
K1 - Fungsi & Jenis GI
1. Struktur Sistem Tenaga listrik Tenaga listrik dibangkitkan pada Pusat Listrik (PL) dan disalurkan ke konsumen melalui suatu jaringan transmisi, meliputi saluran transmisi, transformator, transmisi transformator dan peralatan hubung / switching . Jaringan transmisi diklasifikasikan kedalam subsistem berikut ; Sistem transmisi Sistem sub-transmisi Sistem distribusi.
K1_GI&SUTET
K1_GI&SUTET
PLTU SLAYA1
PLTU SLAYA5
PLTU SLAYA3
PLTU SLAYA4
~ G
~ G
371.00 -29.25 9.36
~ G
371.00 130.00 9.51
~ G
371.00 130.00 9.51
~ G
0.00 0.00 0.00
PLTU SLAYA6
~ G
0.00 0.00 0.00
PLTU SLAYA7
PLTU SLAYA2
~ G
575.20 180.00 14.63
1CLBRU/I-5 1CLBRU/II-5
SLAYA-CLBRU-2 SLAYA-CLBRU-1
IBT2_1SRLYA75
IBT1_1SRLYA75
1SRLYA5_SST1 1SRLYA5_SST2
1SRLYA5_SST3 1CLLMA5_TD1
1SRLYA/A-5 1SRLYA/B-5
152.29 1.02 16.34
152.29
152.29
1CLGMA/I-5 1CLGMA/II-5
152.42
0.00 0.00 0.00 98.83 29.60 0.39 43.18 18.32 0.18 0.00 152.29 0.00 1.02 0.00 16.41 2.05 1.03 0.01 -33.91 6.06 0.13 -41.13 4.62 0.16
SL LAYA-PEC
CLBRU-CLLMA
-0 00 0.00 0.00 0.00
MTSUI-CLLMA PENI-MITSUI
1PELDO5_TDKTT
1PENI/I-5 1PENI/II-..
-43.15 -18.62 0.18 24.51 10.24 0.10 43.15 18.62 0.18
152.30
152.31 1.02 16.77 9.22 2.06 0.04 9.22 2.06 0.04 52.40 -2.37 0.20
1MTSUI/I..
8.20 0.00 0.03 0.00 0.00 0.00
1PELDO/I-5 1PELDO/II-5
151.98
1MTSUI5_TDKTT1 1MTSUI5_TDKTT2
1PENI5_TDKTT1 1PENI5_TDKTT2
SLIRA-PEC SRLYA-SLIRA
1SLIRA/I-5 1SLIRA/II-5
151.94 23.48 151.94 9.21 1.01 0.10 16.13 16 13 18.37 6.14 0.07
1SLIRA5_TD1
1SLIRA5_TDKTT
1SLIRA5_TD2
Load Flow Balanced Nodes Branches Line-Line Voltage, Magnitude [kV] Active Power [MW] Voltage, Magnitude [p.u.] Reactive Power [Mvar] Voltage, Angle [deg] Current, Magnitude [kA]
K1_GI&SUTET
PowerFactory 13.2.333
1PRTMR/I-4
ANGKE-ANC.. 1ANGKE5_TD4 1ANGKE5_TD3 ANGKE-ANC.. 1ANGKE5_TD2 1ANGKE5_TD1 PLTGU P.. PLTGU P.. PRTMR-ANCOL -1 PRTMR-ANCOL -2
1PRTMR/II-4
0.00 0.00 0.00 41.47 13.04 0.35
PLT..
NGKE/II-5
1ANCOL/II-5
26.08 25.40 25 40 0.14 26.08 25.40 25 40 0.14 36.32 7.56 7 56 0.14 36.32 7.56 7 56 0.14 115.79 115 79 72.04 0.52
PRBRT-PRTMR -1 110.11
1MGBSR5_TD3
ANCOL-KMYRN -1
ANCOL-KMYRN -2
ANGKE-KTPNG-1
ANGKE-KTPNG-2
G ~
34.19 0.43
1MGBSR5_TD1
1PRBRT/A-5
PLTG PRTMR2
13.23 -3.68 0.05 13.23 -3.68 0.05 13.23 -3.68 0.05 13.23 -3.68 0.05 13.23 -3.68 0.05 153.67 153.67 1.02 11.22 3.53 18.66 0.07 0.00 -15.82 0.06 0.00 -15.82 0.06 13.23 -3.68 0.05
G ~
G ~
1PRTMR/A-5 1PRTMR/B-5
ANGKE-KRLMA-2
ANGKE-KRLMA-1
1MGBSR/II-5
1KMYRN/II-5
-25.24 -11.89 0.11 -25.24 -11.89 0.11 25.24 11.89 0.11
PR RBRT-PLPNG -2
1KTPNG/I-5
1MGBSR/I-5
152.81
1KMYRN/I-5
152.87
PRTMR-PLPNG -2 PRBRT-PRTMR -2
1KTPNG5_T..
1KTPNG5_T..
1PGSAN5_TD1
1PGSAN5_TD3
MGBSR-KMYRN -2 MGBSR-KMYRN -1
1KTPNG5_T..
-26.05 -25.81 0.14 -26.05 -25.81 0.14
KARET/I-5 KARET/II-5
1PLPNG5_TD3
1PGSAN/I-5
26.05 25.81 0.14 26.05 25.81 0.14 28.01 9.00 0.11 20.01 7.00 0.08 0.00 0.00 0.00
152.62
1PGSAN/II-5 152.62
1.02 10.64 16.45 6.19 0.07 0.00 -0.70 0.00 0.00 -0.70 0.00 94.56 47.06 0.40 -30.59 12.10 0.12 30.54 -6.35 0.12 -24.59 -18.20 0.12 -87.91 -32.02 0.35 -87.91 -32.02 0.35 112.54 49.11 0.46
1PLPNG/3-5 1PLPNG/4-5
PRBRT-PGS.. PRBRT-PGSAN -2
KRLMA A-CSW-1
KRLMA A-CSW-2
152.87
1PLPNG/1-5 1PLPNG/2-5
24.60 24 60 17.82 0.11 26.02 26 02 16.24 0.12 30.92 30 92 10.35 0.12 -21.29 21 29 11.56 0.09 -4.51 4 51 18.14 0.07 101.45 101 45 1.81 0.38
1PGSAN5_ _TD2
PGSAN-PLMA AS-1
1KARET5_TD2
4.00 4.00 0.02
PGSAN-PLMAS-2
SER REK2_1PLPNG5
1CSW/I-5 1CSW/II-5
1PLPNG5_TD4
PLPNG-GBBRU -2
1PLMAS/II-5
PLPNG-KDSPI
1PKRNG/I-5
1KDSPI/I-5 1KDSPI/I 5
1PKRNG5_TDKTT 1PKRNG5_TDKTT2
GBLM-PLMAS1
-0.00 -0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1WHANA5_TDKTT
1KDSPI/II-5
-70.23 2.48 0.27 -70.23 2.48 0.27 5.73 1.71 0.02
PLPNG-GBBRU -3
150.50
PLPNG-GBBRU -1
1PLMAS/I-5
BKASI-PLPNG
1KDSPI5_TD1
1GBBRU5_TD..
-28.18 9.16 0.11 19.03 10.33 0.08
1GBLM/I-5 1GBLM/II-5
1PGDNG/I-5 1PGDNG/II-5
PGLGN-BKASI -1
1GBBRU/I..
BKASI-KDSPI
1GBBRU/I..
PG GLGN-BKASI -2 BKASI-KSBRU -1 BKASI-KSBRU -2
1KESA5_TD..
60.65 35.66 0.27 47.23 15.45 0.19 13.29 -19.20 0.09 -60.52 3.74 0.23
1PGDNG5_T.. PGDNG-GBL..
1PGDNG/I-5 1PGDNG/II-5
152.50 152.50 1.02 10.58 75.53 20.50 0.30 70.26 -2.53 0.27 70.26 -2.53 0.27 21.30 -12.60 0.09 28.20 -9.87 0.11 0.00 -3.43 0.01 0.00 -3.43 0.01
1GBBRU5_TD..
IBT_1PGDNG54
1BKASI/I-5 1BKASI/II-5
GDPLA-GBBRU -1
1GDPLA/I
47.11 13.83 0.19 47.11 13.83 0.19 -243.06 -58.27 0.95 -243.06 -58.27 0.95 35.66 29.66 0.18 35.66 29.66 0.18
1TOSAN5_T..
BKASI-MRNDA2
GBLMA/I-4 GBLMA/II-4
1PGDNG/I-4 1PGDNG/II-4
BKASI-MRNDA1
IBT2_1BKASI75
1PDKLP5_TD1 BKASI-PDKLP -1
1PDKLP5_TD3
PGDNG-CWANG -2
PGDNG-CWANG -1
IBT1_1BKA..
1PDKLP/I-5
243.19 77.69 0.30 243.19 77.69 0.30 490.27 0.98 11.33 162.12 51.79 0.20 162.12 51.79 0.20 490.27
1M RNDA/I.. 1MRNDA/II..
1PDKLP/II-5
Load Flow Balanced Nodes Branches Line-Line Voltage, Magnitude [kV] Active Power [MW] Voltage, Magnitude [p.u.] Reactive Power [Mvar] Voltage, Angle [deg] Current, Magnitude [kA]
1CWANG/I-4 1CWANG/II-4
K1_GI&SUTET
1MRNDA5_TD3 1MRNDA5 TD1
1MRNDA5 T
GDPLA-GBBRU -2
14.40 5.16 0.06
1GBBRU5_TD.. 1GBBRU TD
G ~
1PR RTMR/1-I
ANGKE/I-5
150.92
1ANCOL/I-5
IBT3_1PRTMR54
~ G
~ G
~ G
~ G
~ G
~ G
~ G
~ G
IBT2_1PRTMR54
153.56
PLTGU P..
PLTGU ..
PLTGU ..
PLTGU ..
PLTGU..
2. 2 Saluran transmisi 2.1 Sistem transmisi Menginterkoneksikan sebagian besar pusat listrik / pembangkit dan pusat beban utama dalam sistem. Merupakan backbone sistem tenaga listrik terpadu dan beroperasi pada tingkat tegangan tertinggi (tipikal, 230 kV keatas). Tegangan generator biasanya dalam rentang 11 kV sampai 35 kV. Tegangan generator dinaikan ke tingkat tegangan transmisi dan daya dikirim ke GI transmisi dimana tegangan diturunkan ke tingkat subtransmisi (khas, 69 kV sampai 150 kV). Subsistem pembangkitan dan subsistem transmisi acapkali ditunjukkan sebagai sistem tenaga listrik yang besar.
K1_GI&SUTET
2.2 Sistem sub-transmisi Menyalurkan tenaga listrik lebih kecil jumlahnya dari GI transmisi ke GI distribusi. Konsumen besar industri umumnya dipasok secara langsung dari sistem sub-transmisi. p , j Dalam beberapa sistem, tidak jelas batasan antara sirkit subtransmisi dan transmisi. Seperti sistem yang meluas dan tingkat tegangan yang lebih tinggi menjadi perlu untuk transmisi, saluran transmisi lama acapkali diturunkan ke fungsi sub-transmisi.
K1_GI&SUTET
2.3 Sistem di t ib i 2 3 Si t distribusi Menunjukan tahap akhir dalam transfer tenaga listrik ke konsumen individu individu. Konsumen kecil industri dipasok oleh penyulang primer tingkat tegangan 20 kV. Penyulang distribusi sekunder memasok konsumen residensial dan komersial pada 231/400 V.
K1_GI&SUTET
2.4 Interkoneksi Pusat pembangkit kecil yang terletak dekat pusat beban acapkali dihubungkan k sistem sub-transmisi atau sistem di ib i secara dih b k ke i b ii i distribusi langsung. Interkoneksi ke sistem tenaga listrik tetangga biasanya pada tingkat sistem transmisi. y p g Maka sistem keseluruhan terdiri dari banyak sumber pembangkitan dan beberapa lapisan jaringan transmisi. Ini memberikan tingkat tinggi struktur redundansi/kelebihan yang memungkinkan sistem menahan kemungkinan yang tidak biasa tanpa pemutusan pelayangan ke konsumen.
K1_GI&SUTET
Fungsi sistem tenaga listrik mengkonversi energi dari satu bentuk energi yang ada ke bentuk energi listrik dan membawanya ke titiktitik konsumsi. Energi jarang dikonsumsi dalam bentuk listrik tetapi lebih dikonversikan ke bentuk lain seperti energi panas, energi cahaya, dan energi mekanis. Keuntungan bentuk energi listrik adalah bahwa dapat ditransportasikan dan dikontrol dengan relatif mudah dan dengan tingkat effisiensi dan keandalan yang tinggi.
K1_GI&SUTET
10
Oleh karena itu Sistem tenaga listrik yang dirancang dan yang dioperasikan itu, secara tepat harus memenuhi persyaratan dasar sbb. : 1. Sistem harus harus mampu memenuhi kebutuhan beban yang berubah terus-menerus untuk daya aktif dan daya reaktif. Energi listrik tidak dapat disimpan dalam jumlah yang cukup. Oleh karena itu cadangan berputar dari daya aktif dan reaktif yang cukup harus dipelihara dan dikontrol secara tepat pada setiap saat. 2. 3. Sistem harus memasok energi pada biaya minimum dan dampak ekologis yang minimum. Mutu pasokan tenaga listrik harus memenuhi standard minimum tertentu dengan memperhatikan faktor faktor berikut : faktor-faktor a) c) Ketetapan frekuensi Tingkat keandalan.
K1_GI&SUTET 11
3. Kontrol sistem tenaga Beberapa tingkat kontrol digunakan untuk memenuhi persyaratan diatas, pada gambar berikut ditunjukkan berbagai sub sistem dari sub-sistem sistem tenaga dan kontrol terkait. Dalam unit pembangkitan yang terdiri dari kontrol penggerak mula dan kontrol eksitasi. Kontrol penggerak mula mengenai pengaturan kecepatan dan kontrol faktor tak tetap sistem suplai energi seperti tekanan boiler, suhu dan aliran boiler suhu, aliran. Fungsi kontrol eksitasi adalah untuk mengatur tegangan generator dan keluaran daya reaktif. Keluaran MW yang diinginkan dari unit pembangkitan individu ditentukan oleh kontrol sistem-pembangkitan.
K1_GI&SUTET
12
Tujuan utama kontrol sistem-pembangkitan adalah untuk menyeimbangkan total sistem pembangkitan terhadap sistem beban dan losses sehingga f k d l hi frekuensi yang dii i k d pertukaran d i diinginkan dan k daya dengan sistem tetangga (aliran tie) dipelihara. tegangan, Kontrol transmisi meliputi peralatan kontrol daya dan tegangan seperti kompensator var statik (svc), kondensor sinkron, kapasitor dan reaktor bersaklar, pengubah sadapan transformator, transformator pergeseranfasa, dan kontrol transmisi ASTT. Kontrol diatas berkontribusi untuk memenuhi operasi sistem tenaga listrik dengan menjaga tegangan d f k li ik d j dan frekuensi sistem d f k tak i i dan faktor k dapat diubah dari sistem lain dengan batas penerimaannya.
K1_GI&SUTET
13
K1_GI&SUTET
14
Pada kondisi normal, sasaran kontrol adalah untuk mengoperasikan seeffisien mungkin dengan tegangan dan frekuensi mendekati nilai nominal.
Ketika kondisi abnormal terjadi, sasaran baru harus memenuhi untuk mengembalikan sistem bekerja normal. Sebagian besar gangguan sistem adalah jarang menghasilkan gangguan tunggal yang merupakan b l k bencana b besar yang menyebabkan keruntuhan sistem.
Gangguan semacam itu biasanya memberikan asumsi dengan kombinasi keadaan yang memberikan ketegangan jaringan diluar kapasitasnya.
K1_GI&SUTET
15
4. Gardu Induk 4.1 Pengertian Umum Gardu Induk (GI) merupakan sub sistem dari sistem transmisi tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem transmisi. Transmisi merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik, berarti GI merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem transmisi, GI mempunyai peranan b i b i d i i ii i penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem transmisi secara keseluruhan.
K1_GI&SUTET
16
4.2 Fungsi Gardu Induk g Mentransformasikan daya listrik : Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 /150 kV; 275 /150 kV). Dari tegangan tinggi ke tegangan tinggi yang lebih rendah (150 / 70 kV). Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 / 20 kV, 70 /20 kV). Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hz).
Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem tenaga listrik. Pengaturan pelayanan beban ke GI-GI lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu distribusi, di ib i setelah melalui proses penurunan tegangan melalui penyulangl h l l i l l i l penyulang tegangan menengah yang ada di GI. Untuk sarana telekomunikasi pada umumnya dengan istilah SCADA. SCADA
K1_GI&SUTET 17
4.3 Jenis Gardu Induk 43 J i G d I d k 4.3.1. Klasifikasi Jenis a. a Gardu induk (GI) diklasifikasikan menurut : jenis pasangan luar, jenis pasangan-dalam, pasangan dalam, jenis pasangan-setengah luar, jenis bawah-tanah, jenis mobil, dan sebagainya, sesuai dengan konstruksinya.
K1_GI&SUTET
18
b. G.I. jenis pasangan-luar : Terdiri dari peralatan tegangan tinggi pasangan luar, misalnya, transformator utama, peralatan penghubung (switchgear), dsb, yang mempunyai peralatan kontrol pasangan-dalam, seperti meja penghubung (switchboard) dan batere batere. G.I. untuk transmisi, yang mempunyai kondensator sinkron pasangan-dalam pada sisi tersier trafo utama dan trafo pasangandalam, pada umumnya disebut juga sebagai jenis pasangan luar. Jenis pasangan-luar memerlukan tanah yang luas. Namun, biaya konstruksi nya murah dan pendinginannya mudah murah, mudah. Karena itu G.I. jenis ini biasa dipakai di pinggir kota di mana harga tanah murah.
K1_GI&SUTET
19
c. G.I. jenis pasangan-dalam : Peralatan tegangan tinggi, seperti trafo utama, peralatan penghubung dsb., maupun peralatan kontrolnya, seperti meja penghubung dsb., terpasang di l k l i j h b db dalam. Meskipun ada sejumlah kecil peralatan terpasang di luar, G.I. ini disebut juga sebagai jenis pasangan-dalam. Bila sebagian dari peralatan TT nya dipasang di bawah tanah, G.I. itu dapat disebut jenis pasangan setengah bawah tanah . pasangan-setengah-bawah-tanah Jenis pasangan dalam dipakai di pusat kota, di mana harga tanah mahal, dan di daerah pantai di mana ada pengaruh kontaminasi garam. Di samping itu jenis ini mungkin dipakai untuk menjaga keselarasan i it j i i i ki di k i t k j k l dengan daerah sekitarnya, juga untuk menghindari kebakaran dan gangguan suara.
K1_GI&SUTET
20
d.
G.I. jenis setengah-pasangan-luar (semi-outdoor substation) Sebagian dari peralatan tegangan tingginya terpasang di dalam gedung. G.I. ini disebut juga G.I. jenis setengah-pasangan-dalam. Untuk G.I. jenis ini dipakai bermacam-macam corak dengan pertimbanganpertimbangan ekonomis, pencegahan kontaminasi garam, pencegahan g gg gangguan suara, p pencegahan kebakaran dsb. g
e.
G.I. jenis pasangan-bawah-tanah Hampir semua peralatan terpasang dalam bangunan bawah-tanah. p p p g g Alat pendinginnya biasanya terletak di atas tanah. Kadang-kadang ruang kontrolnya juga ada di atas tanah. Di pusat kota tanah sukar didapat, jenis pasangan-bawah-tanah ini dapat pasangan bawah tanah dipakai, misalnya di bagian kota yang sangat ramai, di jalan-jalan pertokoan dan di jalan-jalan dengan gedung-gedung bertingkat tinggi. Kebanyakan G I ini dibangun di bawah jalan raya G.I. raya.
K1_GI&SUTET 21
f. G.I. Jenis mobil Diperlengkapi dengan peralatan di atas kereta hela (trailer) atau semacam truk. G.I. mobil ini dipakai dalam keadaan ada gangguan di suatu G.I., guna pencegahan b b l bih b k l d guna pemakaian h beban-lebih berkala dan k i sementara di tempat pembangunan. y j g p G.I. ini banyak juga dipakai untuk kereta listrik. Untuk penyediaan tenaga listrik, G.I. ini tidak dipakai secara luas, melainkan sebagai transformator atau peralatan penghubung yang mudah di i d h i d h di atas k d h dipindah-pindah kereta h l atau truk untuk hela k k memenuhi kebutuhan dalam keadaan darurat
K1_GI&SUTET
22
g. Disamping itu ada yang disebut gardu satuan (unit substation) dan gardu jenis peti (box type substation). o Gardu satuan (unit substation) adalah gardu pasangan-luar yang dipakai sebagai lawan (ganti) transformator 3-fasa dan lemari gardu distribusi (ialah yang disebut gardu-hubung tertutup atau gardu-hubung metal clad). o Gardu j i peti (b type substation) d jenis i (box b i ) adalah gardu distribusi untuk tegangan dan kapasitas yang relatip j g p rendah dan sama sekali tidak dijaga. Ini dipakai untuk desa-desa pertanian atau desa nelayan di mana kebutuhannya kecil dan merupakan beban yang tidak begitu penting.
K1_GI&SUTET
23
4.3.2 Pemilihan Jenis GI Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan jenis GI.
K1_GI&SUTET
24
4.4 Fasilitas dan Peralatan GI : GI mempunyai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaan, sbb. 4.4.1. Transformator U 441 T f Utama Trafo utama dipakai untuk menurunkan atau menaikkan tegangan; ada j y p 2 jenis transformator: 1-fasa dan 3-fasa. Trafo 3-fasa banyak dipakai karena menguntungkan. Demikian pula halnya dengan pengubah-penyadap-berbeban, kemampuannya makin baik, lebih awet dan pemeliharaannya mudah. Oleh karena itu makin banyak dipakai pengubah-penyadap-berbeban untuk G.I. tegangan sangat tinggi. Untuk sistim rangkaian tertutup (loop) kadang-kadang dipakai transformator dengan pengubah-fasa-berbeban untuk mengatur aliran daya.
K1_GI&SUTET 25
4.4.2. Alat Pengubah Fasa Alat pengubah fasa dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran atau transformator d l f dengan mengatur d daya reaktip, atau untuk ki k menurunkan rugi daya dengan memperbaiki faktor-daya. y g p , y g g p Alat tsb ada yang berputar, ada yang stasioner. Yang berputar adalah kondensator sinkron dan kondensator asinkron, sedang yang stasioner adalah kondensator statis dan reaktor shunt. Yang berputar dipakai baik untuk fasa terdahulu (leading) atau terbelakang (lagging) dan dapat diatur secara kontinu. Alat yang stasioner banyak dipakai menggantikan alat yang berputar, sebab teknik pembuatannya telah banyak mengalami kemajuan pesat; tegangannya dapat diatur tanpa kesulitan dengan penyetelan daya reaktip secara bertingkat mengikuti perluasan sistim tenaga listrik.
K1_GI&SUTET 26
4.4.3. Peralatan Penghubung Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan G.I. G.I. merupakan tempat pemusatan tenaga yang dibangkitkan dan interkoneksi dari i ti transmisi d di t ib i k d para pelanggan i t k k i d i sistim t i i dan distribusi kepada l Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan ril (bus) melalui transformator utama; setiap saluran mempunyai pemutus-beban (PMT/CB) dan pemisah (disconnect switch) pada sisi keluarnya. PMT dipakai untuk menghubungkan atau melepaskan beban. Jika terjadi gangguan pada saluran transmisi atau alat lain, PMT dipakai untuk memutuskan hubungan secara otomatis. Jika saluran transmisi dan distribusi, transformator, PMT dsb. mengalami perbaikan atau pemeriksaan, pemisah di k i untuk l i b ik t ik i h dipakai t k memisahkan saluran dan peralatan tadi. PMT dan pemisah dinamakan peralatan penghubung (switchgear).
K1_GI&SUTET
27
4.4.4. P l H b 4 4 4 Panel-Hubung d T f Uk dan Trafo Ukur o Pada panel hubung, operator dapat : mengamati keadaan peralatan, melakukan operasi peralatan, serta pengukuran tegangan, arus dan daya dsb. setiap waktu bila dipandang perlu. o Bila terjadi gangguan, panel-hubung membuka PMT melalui relai protrksi dan memisahkan bagian yang terganggu. o Karena tegangan dan arus tidak dapat diukur langsung pada sisi TT, maka transformator ukur (instrument) mengubahnya menjadi tegangan dan arus yang rendah, dan sekaligus memisahkan alat-alat ukur dari sisi TT. o Ada tiga jenis transformator ukur: transformator-tegangan, transformator-arus, dan transformator tegangan dan arus.
K1_GI&SUTET 28
4.4.5. Alat Proteksi Alat proteksi dalam arti yang luas, di samping PMT dan relai proteksi, adalah sbb.: o Arrester mengamankan peralatan G I terhadap tegangan lebih abnormal G.I. tegangan-lebih yang bersifat surja, misalnya surja petir dan surja hubung . o Beberapa peralatan netral sering dipakai di titik netral transformator untuk proteksi pada waktu terjadi gangguan tanah. Resistans pembumian netral dipakai untuk menekan tegangan-lebih abnormal d untuk memastikan b k j b l dan t k tik bekerjanya relai proteksi. l i t ki Kumparan Petersen dipakai untuk menghilangkan atau memadamkan busur api tanah secara otomatis, atau reaktor pembumian netral dipasang untuk kompensasi arus kapasitip urutan fasa nol. Sering pula dipasang arrester pada titik netral transformator untuk pengamanan i l i isolasinya.
K1_GI&SUTET 29
o Bila terjadi gangguan (hubung-singkat) tanah atau gangguan petir, potensial tanah dari G.I. mungkin naik abnormal sehingga membahayakan orang dan binatang yang ada di dekatnya, atau menyebabkan rusaknya alat. o U t k menghindarkan risiko i i : Untuk hi d k i ik ini Ditanamlah penghantar pengetanahan dengan resistans tanah yang diusahakan sekecil mungkin. Semua peralatan dan bangunan luar dihubungkan pada peralatan pembumian tadi. Di dalam G.I. dipasang peralatan perisaian berupa kawat tanah atas (overhead ground wire) guna melindungi peralatan gardu terhadap sambaran petir langsung.
K1_GI&SUTET 30
4.4.6. Peralatan lain-lain Peralatan lain-lain yaitu peralatan pembantu (auxiliary), seperti : alat pendingin pendingin, alat pencuci isolator, batere, pengisi batere, kompresor, s mber tenaga sumber tenaga, alat penerangan, dsb. peralatan komunikasi (untuk berhubungan dengan pusat pembagi beban). peralatan komunikasi untuk pengukuran jauh (telemetering) dan supervisi. ii
K1_GI&SUTET 31
Referensi : 1) Overhead Power Lines : Planning, Design, construction by F. Kiessling 2) Electric Power Substations Engineering, by John D. McDonald 3) Extra High Voltage AC Transmission Engineering, by Rakosh Das Begamudre 4) Tenik Tenaga Listrik Jilid III Gardu Induk by DR A. Arismunandar; Listrik, Induk, DR. A DR. S. Kuwahara 5) Teknik Tenaga Listrik, Jilid II Saluran Transmisi, by DR. A. Arismunandar; DR. S. Kuwahara DR S 6) Direct Current Transmission, Volume I, by Edward Wilson Kimbark. 7) ABB Switchgear Manual, 10th revised edition 8) Transmission and Distribution Electrical Engineering, by Dr. C. R. Bayliss and B. J. Hardy
K1_GI&SUTET
32