You are on page 1of 34

A. Pendahuluan 1.

Definisi Anak Usia Sekolah Usia secara jelas mendefinisikan karakteristik yang memisahkan anak-anak dari orang dewasa. Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak. Namun, mendefinisikan anak-anak dari segi usia dapat menjadi permasalahan besar karena penggunaan definisi yang berbeda oleh beragam negara dan lembaga internasional. Berikut beberapa definisi anak menurut umur :
a. Department

of

Child

and

Adolescent

Health

and

Development,

mendefinisikan anak-anak sebagai orang yang berusia di bawah 20 tahun.


b. The Convention on the Rights of the Child mendefinisikan anak-anak

sebagai orang yang berusia di bawah 18 tahun. c. WHO (2003), mendefinisikan anak-anak antara usia 014 tahun karena di usia inilah risiko cenderung menjadi besar. d. UU No 20 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, anak adalah mereka yang berusia sebelum 18 tahun dan belum menikah.
e. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang

lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya.

Pembagian golongan usia anak :

a. Usia Anak Pra sekolah (4-6 tahun) b. Usia Sekolah (7-12 tahun) c. Remaja (13-18 tahun)

2. Masalah Gizi Anak Usia Sekolah Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Salah satu faktor yang sangat menentukan adalah faktor gizi. Kurang gizi pada masa ini akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan badan, mental, kecerdasan dan mudah terserang penyakit infeksi. Di samping kurang gizi, ditemukan juga masalah kesehatan pada anak yang disebabkan gizi lebih yang dapat menyebabkan kegemukan dan anak beresiko menderita penyakit degeneratif. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Sayangnya permasalahan tersebut kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Pada umumnya mereka masih banyak memprioritaskan kesehatan anak balita. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting sehingga kondisi keluarga akan sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak. Peranan sosial ekonomi keluarga terhadap pendidikan anak sangat luas dan uraian ini bergantung dari sudut orientasi mana akan dilakukan. Dari sudut ekonomi, keluarga adalah organisasi ekonomi primer. Kondisi ekonomi yang kurang atau kemiskinan akan berpengaruh besar terhadap kondisi fisik dan mental tiap anggota keluarga. (Singgih, 2000) Kurang gizi pada anak sekolah pada umumnya disebabkan karena kebiasaan makan anak yang tidak teratur. Dimana pada masa ini anak mulai memilih sendiri makanan yang disenangi dan sudah menyukai makanan di luar rumah. Selain dari perubahan pola makan, anak-anak pada usia ini juga mengalami pergeseran status gizi karena tingkat pengetahuan dan kebiasaan jajannya. (Santoso S, 1999) Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan sangat menentukan

kualitas hidup anak di kemudian hari. Sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan gangguan kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup luas dan kompleks. Deteksi dini gangguan kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah atau mengurangi komplikasi dan permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah tersebut, diharapkan dapat tercipta anak usia sekolah Indonesia yang cerdas, sehat dan berprestasi.

B. Isi dan Pembahasan


1. Perubahan yang Terjadi pada Kelompok Usia Anak Sekolah

Tumbuh kembang anak sebenarnya mencakup 2 hal kondisi yang berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Hal ini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk di dalamnya adalah perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri anak pada Usia Sekolah antara lain : a. Pada usia ini pertumbuhan masih cepat dan sangat aktiv. b. Usia sekolah merupakan masa belajar yang terfokus pada kerja otak anak. Pertumbuhan dan perkembangan Usia Sekolah dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu : a. Jasmani Periode pada usia ini disebut periode memanjang. Secara fisik fungsi organ otak mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup pesat. b. Jiwani Pada usia sekolah anak banyak melihat dan bertanya, berfikir logis sehingga fantasinya berkurang karena melihat kenyataan, ingatan kuat, daya kritis mulai tumbuh, ingin berinisiatif, penuh dengan cita-cita, dan bertanggung jawab.

c. Rohani Anak mulai memasukkan dalam pikirannya tentang Tuhan mulai memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya. Kehidupan agamanya berada dalam persimpangan jalan, ada perasaan tidak aman karena terjadi perubahan fisik, emosi dan juga berpengaruh pada imannya kadang-kadang kekuasaan tradisi kepercayaan dianggap mempersempit kebebasan dirinya yang banyak menuruti keinginan diri sendiri (suara hatinya). d. Sosial Kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi masih egosentris, kegiatannya hanya satu jenis dan mulai membuat gang dengan tingkat kompetisi yang tinggi. Pengaruh yang besar datang dari kelompoknya (teman sebaya), perubahan perilaku berhubungan dengan kehidupan bersama, ada usaha untuk diterima dalam kelompok dan masyarakat, ingin maju, suka membantu, sopan dan memperhatikan orang lain dsb.

2. Kebutuhan Zat Gizi Anak Usia Sekolah a. Kebutuhan Energi Kebutuhan energi dari anak yang sehat ditentukan atas dasar kebutuhan kalori, tingkat pertumbuhan, dan pengeluaran energi. Energi berhubungan dengan aturan makan harus cukup untuk memenuhi kebutuhan protein untuk pertumbuhan dan untuk cadangan energi tetapi tidak berlebihan, sehingga menjadi obesitas. Mengusulkan ukuran kebutuhan energi adalah 50%-60% dari karbohidrat, 25%35% dari lemak, dan 10%-15% dari protein. Kebutuhan energi bagi anak yang sehat, pertambahan usia dan jenis kelamin kebutuhannya tergantung pada tingkatan aktivitas mereka. Seorang anak laki-laki 9 tahun dan anak perempuan 12,5 tahun pada saat mendekati pubertas membutuhkan cara penetuan energi yang berbeda energi walaupun usia mereka sama. Itu berguna untuk menentukan kebutuhan energi seorang anak beradasarkan kebutuhan energi per kg BB atau per cm TB. Diperoleh bahwa kebutuhan energi 13 s.d 15 kkal/cm semua anak usia 2-5 tahun dan 13 s.d 14 kkal/cm untuk anak lelaki usia 6 sampai 11 tahun (Beal, 1970).

Kebutuhan energi yang tinggi tersebut sebagian besar digunakan untuk maintenance dan aktifitas fisik dibandingkan dengan keperluan untuk pertumbuhan. Kebutuhan energi bervariasi tergantung aktifitas fisik; anak yang kurang aktif dapat menjadi kelebihan BB atau mungkin obesitas. Bagi anak yang sangat aktif akan membutuhkan energi yang lebih banyak dari yang direkomendasikan.

Tabel - 2 Kecukupan Energi dan Protein Anak Usia 6-11 tahun Energi Umur (th) 4-8 9 - 13 Protein 4-8 9 - 13 RDA Laki-laki (kcal) 1.742 2.279 Gram 19 34 Perempuan (kcal) 1.642 2.071 KGA Laki-laki (kcal) Perempuan (kcal) 1.800 2.050 1.800 2.050 Gram 45 50

Gram (per kg) Gram 0.95 45 0.95 50

1. Karbohidrat Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber nergi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat berasal dai tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana yaitu glukosa yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut keseluruh sel-sel guna penyedian energi. Jumlah karbohidrat yang direkomendasikan untuk anak usia sekolah berdsarkan DRIs, umur 4-8 thn 130 gr/hr, anak umur 9-13 thn, 130 gr/hr (krausess). Sedangkan menurut angka kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia melalui WNKPG 2004 kebutuhan karbohidrat adalah 60-70 % kebutuhan energi yang ada pada umur 6-12 anatara 1800 s/d 2050 Kkal 2. Protein

Protein memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi, mengangkut zat-zat gizi dan menjadi sumber energi, kebutuhan protein yang dianjurkan berdasarkan DRIs umur 4-8 tahun yaitu 19 gr /hari sedangkan untuk anak laki-laki usia 9-13 tahun yaitu 34 gr /hari adapun untuk anak perempuan sama 34 gr/hari. Sedangkan menurut angka kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia melalui WNKPG 2004 kebutuhan protein anak usia 7-9 tahun 45 gr/hari,anak 10-12 tahun 50 gr/hari. 3. Lemak Lemak juga dibutuhkan tubuh karena lemak berfungsi sebagai sumber energi, sumber asam lemak esensial, alat pengangkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan,sebagai pelumas , mejaga suhu tubuh, juga sebagai pelindung organ tubuh. WHO (1990) menganjurkan kebutuhan lemak 15-30 % dari total energi.DRIs menganjurkan untuk anak umur 4-8 tahun 10 gr/hari, sedangkan untuk anak laki-laki 9-13 tahun 12 gr/hari, Sedangkan menurut angka kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia melalui WNKPG 2004 kebutuhan lemak anak usia 7-9 tahun 20 % dari total energi kebutuhan/hari,anak 10-12 tahun 20 % dari total energi b. Vitamin Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan, adapun fungsi vitamin adalah berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau bagian dari enzim
1. Vitamin A

Berfungsi untuk pemelihiaraan kesehatan dan kelangsungan hidup, yaitu dalam penglihatan normal pada cahaya terang, diferensiasi sel, fungsi kekebalan, pertumbuhan dan perkembangan dan refroduksi. Kebutuhan yang dinjurkan berdasarkan DRIs 4-8 tahun 400 RE/hr, laki-laki 9-13 tahun 600 RE/hr

perempuan 9-13 tahun 600 RE /hr. Sedang menurut WNKPG umur 7-9 tahun itu 400 RE, laki-laki 10-12 tahun, 500 R, perempuan 10-12 tahun 500 RE. Sedangkan menurut angka kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia melalui WNKPG 2004 kebutuhan Vitamin A anak usia 7-9 tahun 500 RE /hari,anak 1012 tahun 600 RE/hari 2. Vitamin D Berfungsi menyembuhkn riketsia, penyakit dimana tulang tidak mampu melakukan kalsifikasi, fungsi khususnya yaitu membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia dalm darah untuk diendapkan pada proses pengerasan tulang. Kebutuhan vitamin D untuk anak 79 10 mikrogram, laki-lakidan perempuan 10-12 tahun yaitu 10 mikrogram. Sedangkan menurut angka kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia melalui WNKPG 2004 kebutuhan protein anak usia 7-9 tahun 5 mikro gram//hari,anak 10-12 tahun 5 mikro gram//hr 3. Vitamin E Fungsi dari vitamin E ini adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil pada struktur cincin ke radikal bebas. Kebutuhan Vitamin E berdasarkan AKG umur 7-9 7 mg, laki-laki 10-12 tahun 10 mg dan perempuan 10-12 tahun 8 m, sedang DRIs umur 4-8 tahun 7 mg/hr laki-laki 9-13 tahun 11 mg/hr, perempuan 10-12 tahun 11 mg/hr. Sedangkan menurut angka kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia melalui WNKPG 2004 kebutuhan protein anak usia 7-9 tahun 7 mg//hari,anak 10-12 tahun 11mg//har 4. Vitamin K Fungsi dari vitamin K ini adalah sebagai pembekuan darah. Kebutuhan Vitamin K berdasarkan AKG umur 7-9 tahun 20 mikrogram, laki-laki 10-12 tahun 45 mikrogram dan perempuan 10-12 tahun 45 mikrogram, sedang DRIs umur 4-8 tahun 20 mikrogram//hr laki-laki 9-13 tahun 60 mikro gram//hr, perempuan 1012 tahun 60 mikfrogram//hr. Sedangkan menurut angka kecukupan gizi yang

dianjurkan di Indonesia melalui WNKPG 2004 kebutuhan protein anak usia 7-9 tahun 25 mikrogram/hari,anak 10-12 tahun 35 mikrogram/hr 5. Vitamin C Fungsi dari vitamin C yaitu sintesis dan kolagen, sintesis karnitin,

Noradrenalin,Serotonin,

Absorpsi

metabolisme

besi,Absorpsi

Kalsium,Mencegah kanker dan penyakit jantung, sebagai kofaktor atau koenzim, sebagai antioksidan. Kebutuhan vitamin C berdasarkan AKGumur 7-9 tahun 45 mg, laki-laki 10-12 tahun 50 mg dan perempuan 10-12 tahun 50 mg, sedang DRIs umur 4-8 tahun 25 mg//hr laki-laki 9-13 tahun 45 mg//hr, perempuan 10-12 tahun 45 mg/hr. 6. Vitamin B1 (tiamin) Fungsi dari vitamin tiamin ini adalah sebagai koenzim berbagai reaksi metabolisme energi. Kebutuhan vitamin B1berdasarkan AKG umur 7-9 tahun 1 mg, laki-laki 10-12 tahun 1 mg dan perempuan 10-12 tahun 1 mg, sedang DRIs umur 4-8 tahun 0,6 mg/hr laki-laki 9-13 tahun 0,9//hr, perempuan 10-12 tahun 0,9/hr. 7. Vitamin B2 (Riboflavin) Fungsi dari vitamin B2 ini adalah mengikat asam folat dan menjadi bagian dari dua koenzim yaitu FMN dan FAD, Kebutuhan Vitamin B2 berdasarkan AKG umur 7-9 tahun 1 mg, laki-laki 10-12 tahun 1 mg, perempuan 10-12 tahun 1 mg, sedang DRIs umur 4-8 tahun 0,6 mg//hr laki-laki 9-13 tahun 0,9 mg//hr, perempuan 10-12 tahun 0,9//hr. 8. Niasin (Asam Nikotinat) Fungsi dari vitamin niasin ini adalah sebagai sebagai koenzim NAD dan NADP, Kebutuhan Niacinberdasarkan AKG umur 7-9 tahun 9 mg laki-laki 10-12 tahun 9 dan perempuan 10-12 tahun 8 se mg sedang DRIs umur 4-8 tahun 20 ,8 mg//hr laki-laki 9-13 tahun 12 mg//hr, perempuan 10-12 tahun 12 mg//hr.

9. Biotin Fungsi dari biotin ini adalah sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut penambahan atau pengeluaran karbon dioksida kepada atau dari senayawa aktif. Kebutuhan Biotin berdasarkan DRIs umur 4-8 tahun 12 mikrogram//hr laki-laki 9-13 tahun 20 mikro gram/hr, perempuan 10-12 tahun 20 mikrogram//hr.
10.

Vitamin B6

Fungsi dari vitamin B6 berperan dalam bentuk fosforilasi PLP dan PMP sebagai koenzim terutama dalam transaminasi, dekarboksilasi, dan reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein.Berdasarkan AKG umur 7-9 tahun 1,4 mg laki-laki 10-12 tahun 1,7 mg dan perempuan 10-12 tahun 1,4 mg sedang DRIs umur 4-8 tahun 0,6 mg//hr laki-laki 9-13 tahun 1 mg//hr, perempuan 1012 tahun 1mg//hr.
11.

Folat (Asam folat,Folasin) dari Folasin ini adalah sebagai koenzim folat (THFA)

Fungsi

memindahkan atom karbon tunggal dalam bentuk gugus formil, hidroksimetil atau metil dalam reaksi-reaksi penting metabolisme beberapa asam amino dan sintesa asam nukleat, untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih pada sumsum tulang dan untuk pendewasaanya. Kebutuhan Folasin berdasarkan AKG umur 7-9 tahun 81 mikrogram, laki-laki 10-12 tahun 90 mikrogram dan perempuan 10-12 tahun 100 mikrogram, sedang DRIs umur 4-8 tahun 200 mikrogram//hr laki-laki 9-13 tahun 300 mikro gram//hr, perempuan 10-12 tahun 300 mikrogram//hr.
12.

Vitamin B12 (Kobalamin)

Fungsi dari vitamin B12 berperan dalam mengubah folat menjadi bentuk aktif, dan merupakan kofaktor dua enzim pada manusia yaitu metionin sintesa dan metil malonil Ko-A mutase. terjadinya anemia megaloblastik pada kekurangan vitamin B12 dan folat terletak pada peranan vitamin B12 dalam reaksi yang dipengaruhi metionin sintesa. Kebutuhan Vit B12 AKG umur 7-9 tahun 0,9

mikrogram laki-laki 10-12 tahun 1 mikrogram dan perempuan 10-12 tahun 1 mikrogram sedang DRIs umur 4-8 tahun 1,2 mikrogram//hr laki-laki 9-13 tahun 1,8 mikrogram/hr, perempuan 10-12 tahun 1,8 mikrogram//hr.
13.

Kolin

Fungsi dari Kolin berperan mengatur respon sel terhadap rangsangan luar, transmisi saraf dan pengaturan aktifitas enzim. Kebutuhan Kolin berdasarkan DRIs umur 4-8 tahun 250 mg,6 mg//hr laki-laki 9-13 tahun 375 mg//hr, perempuan 10-12 tahun 375 mg//hr. c. Mineral 1. Natrium (Na) Fungsi dari natrium berperan sebagai kation utama dalam cairan ektraseluler, natrium menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut.Kebutuhan Natrium Berdasarkan WHO untuk orang dewasa 500 mg. 2. Klor (Cl) Fungsi dari klor merupakan anion utama cairan ektra seluler, memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit, sebagai anion klor membantu pemeliharaan asam basa .kebutuhan sehari ditaksir 750 mg/hari, 3. Kalium (K) Fungsi dari kalium berperan sebaga bersama Natrium (Na) pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa.Bersama kalsium berperan dalam transmisi syaraf dan relaksasi otot. Berdasarkan AKG kebutuhan umur 7-9 tahun 400 mg laki-laki 10-12 tahun 1000 mg dan perempuan 10-12 tahun 1000 mg .

4. Kalsium (Ca) Fungsi dari kalsium berperan pembentukan tulang dan gigi , katalisator reaksireaksi biologik, mengatur pembekuan darah, kontraksi otot. Berdasarkan AKG kebutuhan umur 7-9 tahun 600 mg laki-laki 10-12 tahun 1000 mg dan perempuan 10-12 tahun 1000 mg .sedang berdasarkan RDIs umur 4-8 tahun 600 mg/hr, laki-laki 9-13 tahun, 1000 mg, perempuan 9-13 th, 1000 mg. 5. Fospor (P) Fungsi dari fospor berperan sebagai kalsifikasi tulang dan gigi , mengatur pengalihan energi, absopsi dan transportasi zat gizi, bagian ikatan tubuh esensial, pengaturan asam basa.. Berdasarkan AKG kebutuhan umur 7-9 tahun 400 mg laki-laki 10-12 tahun 1000 mg dan perempuan 10-12 tahun 1000 mg . sedang berdsarkan RDIs umur 4-8 tahun 500 mg/hr, laki-laki 9-13 tahun, 1250 mg, perempuan 9-13 th, 1250 mg.
6. Magnesium (Mg)

Fungsi sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologik termasuk reaksi yang berkaitan dengan metabolisme energi. Berdasarkan AKG kebutuhan umur 7-9 tahun 120 mg laki-laki 10-12 tahun 170 mg dan perempuan 10-12 tahun 160 mg . sedang berdsarkan RDIs umur 4-8 tahun 130 mg/hr, laki-laki 9-13 tahun, 240 mg, perempuan 9-13 th, 240 mg. 7. Sulfur (S) Fungsi dari sulfur dalam bentuk teroksidasi dihubungkan dengan

mukopolisakarida berperan dalam melarutkan sisa metabolisme sehingga bisa dilarutkan melalui urine. 8. Besi (Fe) Fungsi besi metabolisme energi, keamampuan belajar, sistem kekebalan. Berdasarkan AKG kebutuhan umur 7-9 tahun 10 mg laki-laki 10-12 tahun 13

mg dan perempuan 10-12 tahun 20 mg . sedang berdsarkan RDIs umur 4-8 tahun 10 mg/hr, laki-laki 9-13 tahun, 8 mg, perempuan 9-13 th, 8 mg.
9. Seng(Zn)

Fungsi seng berperan penting dalam banyak fungsi tubuh,dalam pengembangan fungsi reproduksi, dalam fungsi kekebalan.Berdasarkan AKG kebutuhan umur 7-9 tahun 11,2 mg laki-laki 10-12 tahun 14 mg dan perempuan 10-12 tahun 12,6 mg . sedang berdsarkan RDIs umur 4-8 tahun 5 mg/hr, laki-laki 9-13 tahun, 8 mg, perempuan 9-13 th, 8 mg.
10.

Iodium (I)

Iodium merupakan bagian dari kedua macam hormon tiroksin triiodotironin (T3) dan tetra iodotironin (T4) fungsi utama hormon-hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan,mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah, serta fungsi otot dan syaraf. Iodium juga berperan dalam perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A. Berdasarkan AKG kebutuhan umur 7-9 tahun 120 mg laki-laki 10-12 tahun 120 mikrogram dan perempuan 10-12 tahun 120 mikrogram . sedang berdsarkan RDIs umur 4-8 tahun 90 mikrogram/hr, laki-laki 9-13 tahun, 120 mikrogram, perempuan 9-13 th, 120 mikrogram.
11.

Tembaga (Cu)

Fungsi tembaga sebagai bagian dari enzim, memegang peranan dalam mencegah anemia. Kebutuhan tembaga yang aman untuk dikonsumsi 1,5-3 mg/hr. 12. Mangan (Mn) Fungsi mangan sebagai kofaktor berbagai enzim yang membantu bermacam proses metabolisme. Berdasarkan AKG kebutuhan umur 7-9 tahun 1,70 mg laki-laki 10-12 tahun 1,9 mg dan perempuan 10-12 tahun 1,6 mg . sedang berdsarkan RDIs umur 4-8 tahun 1,5 mg/hr, laki-laki 9-13 tahun, 1,9 mg, perempuan 9-13 th, 1,6 mg/hr

13.

Selenium (Se)

Fungsi selenium konsumsi Se yang cukup menghemat penggunaan Vitamin E. Dengan Vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif. Berdasarkan AKG kebutuhan umur 7-9 tahun 20 mikrogram laki-laki 10-12 tahun 20 mikrogram dan perempuan 10-12 tahun 20 mikrogram . sedang berdsarkan RDIs umur 4-8 tahun 30 mikrogram/hr, laki-laki 9-13 tahun, 40 mikrogram, perempuan 9-13 th, 40 mikrogram. 14. Crom (Cr) Fungsinya dalam metabolisme karbohidrat dan lipida Berdasarkan berdasarkan RDIs umur 4-8 tahun 15 mikrogram/hr, laki-laki 9-13 tahun, 25 mikrogram, perempuan 9-13 th, 21 mikrogram. 15. Fluor (F) Fungsinya dalam mineralisasi tulang dan pengerasan gigi, Berdasarkan AKG kebutuhan umur 7-9 tahun 1,20 mg laki-laki 10-12 tahun 1,7 mg dan perempuan 10-12 tahun 1,8 mg . sedang berdasarkan RDIs umur 4-8 tahun 1 mg//hr, lakilaki 9-13 tahun, 2 mg, perempuan 9-13 th, 2 mg.
16.

Kobal (Co)

Fungsi kobal merupakan komponen vitamin B12 (kobalamin). Vitamin ini diperlukan untuk mematangkan sel darah merah dan menormalkan fungsi semua sel.
17.

Nikel (Ni)

Fungsi Nikel mengstabilisasi struktur asam nukleat dan protein atau sebagai kofaktor atau komponen struktur berbagai enzim.

Tabel AKG Anak Sekolah berdasarkan AKG tahun 2004, sebagai berikut :

N o 1. 2. 3. 4. N o 1. 2. 3. 4.

Usia 4-6 th 7-9 th Lk 10-12 th Pr 10-12 th Usia 4-6 th 7-9 th Lk 10-12 th Pr 10-12 th Usia

BB (kg) 17 25 35 37 Vit K (ug) 20 35 35 35

TB (cm) 110 120 138 145 Thiami n (mg) 0.6 0.9 1 1

Energi (Kkal) 1550 1800 2050 2050 Riboflav in (mg) 0.6 0.9 1 1

Protei n (g) 39 45 50 50 Niasin (mg) 8 10 12 12

Vit A (RE) 450 500 600 600 As Folat (ug) 200 200 300 300

Vit D (ug) 5 5 5 5 Piridoksi n (mg) 0.6 1 1.3 1.2

Vit E (mg) 7 7 11 11 B12 (ug) 5 1.5 1.8 1.8

N o 1. 2. 3. 4.

4-6 th 7-9 th Lk 1012 th Pr 1012 th

Vit C (mg ) 45 45 50 50

Ca (mg) 500 600 1000 1000

P (mg) 400 400 1000 1000

Mg (mg) 80 120 170 180

Fe (mg) 9 10 13 20

I (ug) 120 120 120 120

Zn (mg) 9.7 11.2 14 12.6

Se (ug ) 20 20 20 20

Mn (mg ) 1.5 1.7 1.9 1.6

Fl (mg ) 0.8 1.2 1.7 1.8

3. Penentuan Status Gizi Anak Usia Sekolah Penentuan status Gizi Anak Usia Sekolah dilakukan dengan penilaian status gizi secara antropometri. Supariasa, dkk (2002), mendefenisikan antropometri adalah ukuran tubuh. Maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat dan tingkat gizi. Jika dilihat dari tujuannya antropometri dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1) Untuk ukuran massa jaringan : Pengukuran berat badan, tebal lemak dibawah kulit, lingkar lengan atas. Ukuran massa jaringan ini sifanya sensitif, cepat berubah, mudah turun naik dan menggambarkan keadaan sekarang. 2) Untuk ukuran linier : pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar dada. Ukuran linier sifatnya spesifik, perubahan relatif lambat, ukuranya tetap atau naik, dapat menggambarkan riwayat masa lalu. Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah indikator Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) (Depkes RI, 1995). Klasifikasi status gizi anak dan remaja menurut WHO 2007 adalah sebagai berikut : Indeks BB/U : a. Normal : -2 SD s/d 2 SD b. Kurang : -3 SD s/d < -2 SD c. Sangat Kurang : < -3 SD Indeks TB/U : a. Normal : -2 SD s/d 2 SD b. Pendek : -3 SD s/d < -2 SD c. Sangat pendek : < -3 SD Indeks IMT/U : a. Sangat gemuk : > 3 SD b. Gemuk : > 2 SD s/d 3 SD c. Normal : -2 SD s/d 2 SD d. Kurus : -3 SD s/d < -2 SD e. Sangat kurus : < -3 SD Rumus IMT :

Berikut disajikan tabel standar penilaian status gizi anak usia sekolah menurut WHO tahun 2007
UMUR (Thn) Laki-laki Perempuan

Kurus 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Normal < 13,0 < 13,2 < 13,3 < 13,5 < 13,7 < 14,1 < 14,5 < 14,9 < 15,5 < 16,0 < 16,5 < 16,9 < 17,3

Gemuk 13,1 - 18,4 13,3 - 18,9 13,4 - 19,6 13,6 - 20,4 13,8 - 21,3 14,2 - 22,4 14,6 - 23,7 15,0 - 24,7 15,6 - 25,8 16,1 - 26,9 16,6 - 27,8 17,0 - 28,5 17,4 - 29,1

Kurus > 18,5 > 19,0 > 19,7 > 20,5 > 21,4 > 22,5 > 23,8 > 24,8 > 25,9 > 27,0 > 27,9 > 28,6 > 30,0 < 12,7 < 12,7 < 12,9 < 13,1 < 13,5 < 13,9 < 14,4 < 14,9 < 15,5 < 15,9 < 16,2 < 16,4 < 16,4

Normal Gemuk 12,8 - 19,1 > 19,2 12,8 - 19,7 > 19,8 13,0 - 20,7 > 20,8 13,2 - 21,4 > 21,5 13,6 - 22,5 > 22,6 14,0 - 23,6 > 23,7 14,5 - 24,8 > 24,9 15,0 - 26,1 > 26,2 15,6 - 27,2 > 27,3 16,0 - 28,1 > 28,2 16,3 - 28,8 > 28,9 16,5 - 29,2 > 29,3 16,5 - 29,4 > 29,5

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Anak Usia Sekolah Menurut Soetjiningsih (2002), faktor-faktor yang memengaruhi asupan makanan anak antara lain: a. Keluarga Orangtua dan saudara yang lebih tua merupakan model bagi anak yang lebih muda terhadap kebiasaan makannya, makanan favorit dan makanan yang tidak disukai anak sejak usia dini akan terbawa sampai dewasa dan sulit dihilangkan. Menurut Ratnawati (2001), orangtualah yang paling bertanggung jawab terhadap pertumbuhan anak-anaknya, termasuk menyaring dan memilihkan apa yang layak untuk dikonsumsi anak. b. Media Media yang paling berperan dalam hal ini adalah televisi (TV). Menurut Ratnawati (2001), kebiasaan menonton televisi akan memberikan dampak langsung pada perilaku makan seorang anak. Hal ini dikarenakan sangat intensifnya acara televisi yang menyertakan berbagai iklan termasuk iklan makanan dan minuman yang menggiurkan. Dari hasil penelitian, anak-anak lebih sering membelanjakan uangnya untuk membeli makanan seperti yang diiklankan di televisi daripada menabung atau mengkonsumsi makanan yang dibuat orangtuanya sendiri. Dengan gencarnya iklan makanan dalam televisi dapat berpengaruh terhadap asupan makanan anak-anak pra-sekolah karena masih belum dapat berpikir secara kritis terhadap iklan komersial tersebut, sedangkan anak yang usianya

lebih tinggi sudah menjadi lebih kritis tetapi mereka masih rawan terhadap pengaruh iklan tersebut. Padahal sebagian besar makanan yang diiklankan mengandung tinggi gula, lemak, dan sodium. c. Teman sebaya Sejak dengan bertambah luasnya kontak sosial anak dengan lingkungannya, maka tidak dapat dihindari pengaruh teman sebaya terhadap pilihan makanan anak. Hal ini ditandai dengan penolakan yang tiba-tiba terhadap makanan yang biasanya dikonsumsi dan meminta makanan yang sedang populer. Menurut hasil penelitian yayasan kepedulian untuk konsumen anak yang dilakukan di
Surakarta, tahun 2007, beberapa hal yang mempengaruhi anak-anak banyak

mengkonsumsi makanan jajanan adalah: (Muktamar, 2008) 1. Minimnya pemahaman orangtua dan anak tentang makanan sehat. 2. Banyaknya pedagang di sekitar kehidupan anak. 3. Pengaruh orangtua maupun keluarga terhadap pola konsumsi anak, dimana orangtua yang karena merasa tidak ada waktu untuk menyiapkan sarapan dan bekal sebelum anaknya berangkat sekolah memilih setiap hari memberikan uang saku meskipun pemasukan keluarga terbatas sehingga anak leluasa untuk membeli makanan apa saja yang dia suka. 4. Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap pola konsumsi anak, yaitu dengan merebaknya budaya jajan yang tidak saja dilakukan oleh anak-anak tetapi juga oleh orang dewasa, sehingga sangat mempengaruhi pola konsumsi anak terhadap makanan jajanan. 5. Media (iklan) sebagai pembentuk imaginasi dan dorongan pada anak.

5. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah

Permaslahan kesehatan anak usia sekolah di anatarnya adalah penyakit menular, penyakit non infeksi, gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan dan perilaku.
a. Penyakit Menular pada Anak Sekolah

Penyakit yang cukup mengganggu dan berpotensi mengakibatkan keadaan bahaya hingga mengancam jiwa adalah penyakit menular pada anak sekolah. Sekolah

adalah merupakan tempat yang paling berpotensi sebagai sumber penularan penyakit infeksi pada anak sekolah. Infeksi melular yang dapat menular di lingkungan sekolah adalah DBD, Infeksi Tangan Mulut, Campak, Rubella, Cacar Air, Gondong, dan Infeksi Mata (Konjungtivitis Virus).

Berikut dibahas beberapa penyakit menular di kalangan anak sekolah : Infeksi Kaki, Tangan dan Mulut Infeksi Tangan Kuku dan Mulut disebabkan oleh virus entero, virus coxsackie A16, ataupun virus entero 71. Masa inkubasi sekitar 3 - 6 hari. Penularannya sangat cepat diantara usia anak melalui sentuhan dengan mulut, hidung atau air kencing. Virus masuk melalui rongga mulut dan saluran cerna. Tanda dan gejala penyakit kaki tangan dan mulut adalah gelisah, demam ringan, nyeri otot dan tulang dan hilang selera makan. Meskipun jarang, infeksi virus ini dapat menyebabkan myocarditis (infeksi otot jantung), pneumonia (infeksi paru), meningoencephalitis (infeksi selaput otak), dan kematian.
Campak

Penyakit campak adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus campak. Penularannya terjadi melalui udara ataupun kontak langsung dengan penderita. Virus campak menyebar lewat percikan ludah penderita. Oleh karena itu, penderita campak dilarang masuk sekolah. Gejala-gejalanya adalah demam, batuk, pilek dan timbul bercak merah di kulit 3-5 hari setelah anak menderita demam. Bercak mula-mula timbul di pipi di bawah telinga yang kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya. Komplikasi dari penyakit campak adalah pneumonia (radang paruparu), infeksi telinga, neuritis (radang pada syaraf), artritis (radang sendi) dan ensefalitis (radang otak) yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Mumps (Gondong)

Penyakit gondong adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus gondong. Penularannya terjadi melalui udara. Gejala-gejalanya adalah demam 3-5 hari, pembengkakan di daerah pipi yang berdekatan dengan telinga bagian bawah, rasa kurang enak badan, nyeri kepala dan rasa sakit bila menelan atau mengeluarkan air liur. Komplikasi paling sering adalah radang otak dan radang buah pelir atau kandung telur (14-35%) yang dapat mengakibatkan kemandulan. Rubela Penyakit rubela atau campak jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus rubela. Penularannya adalah melalui udara. Gejala-gejala yang khas adalah demam, timbulnya bercak merah di kulit (hampir serupa dengan campak), pembesaran kelenjar getah bening di leher dan bagian belakang kepala. Komplikasi rubela adalah artritis (radang sendi) dan neuritis (radang syaraf). Cacar Air Cacar air atau varisela memang merupakan penyakit anak-anak yang sudah ratusan tahun dikenal orang. Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh, pusing, demam yang kadang-kadang diiringi batuk, dalam waktu 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena terbakar) dan terakhir menjadi benjolan-benjolan kecil berisi cairan. Sekitar 250 500 benjolan akan timbul menyebar di seluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata, termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu, lesi ini akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas. Virus penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Komplikasi yang langka tapi bisa terjadi berupa radang paru, radang otak, radang sumsum tulang, kegagalan hati, hepatitis serta sindrom Reye (kelainan pada otak sekaligus hati).

b. Penyakit Non Infeksi i. Alergi pada Anak Sekolah Alergi pada anak usia sekolah dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi. Alergi pada anak sangat beresiko untuk mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Sering berulangnya penyakit, demikian luasnya sistem tubuh yang terganggu dan bahaya komplikasi yang terjadi. Belakangan terungkap bahwa alergi bisa mengganggu semua organ tubuh termasuk otak dan perilaku anak sekolah. ii. Infeksi Parasit Cacing Penyakit cacingan masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Infeksi cacing dapat ditemukan pada berbagai golongan umur, namun prevalensi tertinggi ditemukan pada anak balita dan usia SD. Dari penelitian didapatkan prevalensi penyakit cacingan sebesar 60-70%. Penelitian di beberapa kota besar di Indonesia menunjukkan, kasus infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) sekitar 25 35 persen dan cacing cambuk (Trichuris trichiura) 65 75 persen. Resiko tertinggi terutama kelompok anak yang mempunyai kebiasaan defekasi di saluran air terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, dan bermain-main di tanah yang tercemar telur cacing tanpa alas kaki. Cacing gelang yang panjangnya 20-30 cm hidup di rongga usus halus. Cacing ini mengkonsumsi makanan yang telah dicerna di usus halus, sehingga anak menjadi kurang gizi. Sebelum tiba di usus, larva cacing gelang melewati paru. Di paru, larva menyebabkan pendarahan ringan dan peradangan, sehingga timbul batuk dan sesak napas. Sementara di usus, cacing menyebabkan mual, muntah, sakit perut, dan diare. Jika tersesat ke usus buntu, cacing menyebabkan radang (apendisitis). Kalau tersesat ke saluran empedu bisa menyebabkan sakit kuning. Sedang bila cacing di usus terlalu banyak, akan menyumbat dan penderita perlu dioperasi.

Cacing cambuk yang berukuran 4-5 cm hidup di usus besar. Kepala dan sebagian badan masuk ke selaput lendir usus, menyebabkan luka-luka kecil dan pendarahan. Infeksi ringan menyebabkan radang usus ringan. Sedang infeksi berat bisa menimbulkan disentri (buang air besar disertai darah, lendir, dan rasa sakit di sekitar dubur), diare menahun, dan bagian ujung usus keluar dari dubur.

c. Gangguan Pertumbuhan Gangguan pertumbuhan atau sering disebut gagal tumbuh atau Failure to thrive bukanlah suatu diagnosis, tetapi merupakan terminologi yang dipakai untuk menyatakan masalah khusus. Istilah gagal tumbuh dipakai untuk menyatakan adanya kegagalan bertumbuh atau lebih khusus adalah kegagalan mendapatkan kenaikan berat badan meskipun pada kasus tertentu juga disertai terjadi gangguan pertumbuhan linear dan lingkar kepala dibandingkan anak lainnya yang seusia atau sama jenis kelaminnya. Berbagai kelainan yang mengganggu fungsi dan organ tubuh dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan. Berbagai kelainan tersebut meliputi gangguan metabolisme tubuh, gangguan hormonal, kelainan kromosom, kelainan darah dan sebagainya dapat mengganggu secara langsung pertumbuhan anak. Penyebab yang paling sering adalah karena ketidaknormalan pada sistem saluran cerna, diantaranya adalah malbsorbsi (gangguan penyerapan) atau gangguan ensim pencernaan yang menyebabkan masukan nutrisi yang tidak adekuat. Gangguan saluran cerna tersebut meliputi : alergi, penyakit celiac, Intoleransi laktose, Reflux Gastrooesephageal, Pyloric stenosis, bibir sumbing, penyakit Hirschsprungs, Hepatitis, Cirrhosis, Atresia bilier, kekurangan enzim pankreas, Malabsorption dan intoleransi protein susu. Infeksi kronis, seperti HIV,TBC, infeksi saluran kencing dapat juga menjadi penyebab gangguan pertumbuhan. Penyebab yang agak jarang adalah ketidaknormalan kromosom seperti Down syndrome dan Turners syndrome, gangguan sistem organ besar (mayor) seperti jantung, ginjal, otak dan lainnya,

ketidaknormalan sistem hormon (kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan, hormon Pituitary, Diabetes, adrenal), kerusakan otak atau susunan saraf pusat, akan menyebabkan gangguan kesulitan makan sehingga menyebabkan keterlambatan pertumbuhan, ketidaknormalan jantung dan sistem pernapasan, yang mengakibatkan gangguan distribusi oksigen dan nutrisi pada seluruh tubuh seperti kelainan jantung, kistik fibrosis, Astma, Anemia atau kelainan darah lainnya. d. Gangguan Perkembangan dan Perilaku Anak Sekolah Gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sangat luas dan bervariasi. Gangguan yang dapat terjadi pada anak sekolah adalah penolakan sekolah, gangguan belajar, gangguan konsentrasi, gangguan bicara, gangguan emosi, hiperaktif, ADHD hingga Autism.
Penolakan Sekolah (School Refusal)

Penolakan sekolah atau fobia sekolah dan sering disebut mogok sekolah adalah bentuk kecemasan yang tinggi terhadap sekolah yang biasanya disertai dengan berbagai keluhan yang tidak pernah muncul ataupun hilang ketika masa keberangkatan sudah lewat, hari Minggu atau libur. Fobia sekolah dapat sewaktuwaktu dialami oleh setiap anak hingga usianya 14-15 tahun, saat dirinya mulai bersekolah di sekolah baru atau menghadapi lingkungan baru ataupun ketika ia menghadapi suatu pengalaman yang tidak menyenangkan di sekolahnya. Gangguan Belajar Kesulitan belajar bukanlah suatu diagnosis tunggal semata-mata, melainkan terdiri dari berbagai jenis gangguan dengan berbagai macam gejala, penyebab, pengobatan dan perjalanan penyakit. Tidak semua problem belajar merupakan suatu kesulitan belajar. Ada anak yang menunjukkan perkembangan suatu keahlian tertentu lebih lambat daripada anak lain seusianya dan sebaliknya, tetapi masih dalam batas kewajaran. Untuk menentukan apakah seorang anak mengalami kesulitan belajar tertentu atau tidak digunakan pedoman yang diambil dari Diagnostic & Statistical Manual of Mental Disorders IV ( DSM IV ).

Ada 2 kelompok besar kesulitan belajar, yaitu : i. Gangguan Perkembangan Bicara dan Bahasa Problem wicara & bahasa seringkali merupakan indikator awal adanya kesulitan belajar pada seorang anak. Gangguan berbahasa pada anak usia balita berupa keterlambatan komunikasi baik verbal ( berbicara ) maupun non-verbal. Secara umum dapat dikatakan bahwa bila anak berusia 2 tahun belum dapat mengatakan kalimat 2 kata yang berarti, maka anak mengalami keterlambatan perkembangan wicara-bahasa. Anak dengan Gangguan Perkembangan Bicara & Bahasa dapat mengalami kesulitan untuk memproduksi suara huruf/kata tertentu, kesulitan menggunakan bahasa verbal/tutur dalam berkomunikasi, tetapi pemahaman bahasanya baik. Orang tua sering kali berkata anak saya mengerti apa yang saya ucapkan, tetapi belum bisa berbicara. Gangguan memahami bahasa verbal yang dikemukakan oleh orang lain, walaupun kemampuan pendengarannya baik. Anak hanya dapat meniru kata-kata tanpa mengerti artinya ( membeo ). ii. Gangguan Kemampuan Akademik (Academic Skills Disorders) Terdapat 4 jenis gangguan kemampuan akademik yang sering dikeluhkan oleh orang tua, diantaranya adalah : Gangguan Membaca Anak yang mengalami Gangguan Membaca menunjukkan adanya inakurasi dalam membaca, seperti membaca lambat, kata demi kata jika dibandingkan dengan anak seusianya, intonasi suara turun naik tidak teratur. Sering terbalik dalam mengenali huruf dan kata, misalnya antara kuda dengan daku, palu dengan lupa, huruf b dengan d, p dengan q, dll. Kacau terhadap kata yang hanya sedikit perbedaannya, misalnya bau dengan buah, batu dengan buta, rusa dengan lusa dll. Sering mengulangi dan menebak kata-kata atau frasa. Pemahaman yang buruk dalam membaca, dalam arti anak tidak mengerti isi cerita/teks yang dibacanya.

Disleksia Disleksia adalah gangguan perkembangan berupa kesulitan dalam perolehan bahasa-tertulis atau membaca dan menulis. Penyebabnya adalah gangguan dalam asosiasi daya ingat dan pemrosesan di sentral yang semuanya adalah gangguan fungsi otak.

Gangguan Menulis Ekspresif Kondisi ini ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk membuat suatu komposisi tulisan dalam bentuk teks, dan keadaan ini tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Gejala utamanya ialah adanya kesalahan dalam mengeja kata-kata, kesalahan tata bahasa, kesalahan tanda baca, paragraf dan tulisan tangan yang sangat buruk. Selain itu mengalami kemiskinan tema dalam karangannya.

Gangguan Berhitung (Diskalkulia) Diskalkulia adalah gangguan belajar yang mengakibatkan gangguan dalam berhitung. Kelainan berhitung ini meliputi kemampuan menghitung sangat rendah, tidak mempunyai pengertian bilangan, bermasalahan dalam bahasa berhitung, tidak bisa mengerjakan simbol-simbol hitungan, dan ganguan berhitungh lainnya. Bisa karena kelainan genetik atau karena gangguan mekanisme kerja di otak. Gangguan Berhitung merupakan suatu gangguan perkembangan kemampuan aritmetika atau keterampilan matematika yang jelas mempengaruhi pencapaian prestasi akademikanya atau mempengaruhi kehidupan sehari-hari anak. Gejala yang ditampilkan di antaranya ialah : kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka, kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan, kesulitan dengan pengertian konsep kombinasi dan separasi, Inakurasi dalam komputasi, selalu membuat kesalahan hitungan yang sama dll.

iii. Hiperkinetik atau Gangguan Motorik Berlebihan

Anak tampak tidak mau diam dan tidak bisa duduk lama. Bergerak terus tak tentu arah tujuannya. Kadang disertai kebiasaan menjatuhkan badan secara keras ke tempat tidur (smack down). Kebiasaan lainnya adalah senang melompat-lompat dan memanjat. Tangan dan kaki sering bergerak terus bila duduk.
iv. Gangguan Koordinasi dan Keseimbangan

Gangguan ini ditandai oleh aktifitas berjalan seperti terburu-buru atau cepat sehingga kemampuan berjalan terlambat. Bila berjalan sering jatuh, atau menabrak benda di sekitarnya. Gangguan lainnya adalah bila berjalan jinjit atau bila duduk bersimpuh posisi kaki ke belakang seperti huruf W. v. Gangguan Konsentrasi Atau Gangguan Pemusatan Perhatian Anak mengalami gangguan pemusatan perhatian, sering bosan terhadap suatu pekerjaan atau kegiatan. Anak tampak tidak bisa duduk lama di kursi. Di kelas tidak dapat tenang menerima pelajaran , sering mengobrol, mengganggu teman dll, bila mendapat mendengar cerita tidak bisa mendengar atau mengikuti dalam waktu lama. Sering tampak bengong atau melamun. Yang menarik, meskipun tampak tidak memperhatikan bila berkomunikasi tetapi anak dapat merespon komunikasi itu dengan baik dan cepat. Misalnya saat di kelas anak mengobrol atau bercanda dengan teman di dekatnya dan tidak memperhatikan guru. Tapi bila ditanya guru anak dapat menjawab dengan baik pertanyaan tersebut. Kecuali bila melihat televisi, anak dapat bertahan lama bahkan sampai berjam-jam. Kalau membaca komik bisa bertahan lama tetapi bila relajar tidak bisa lama. vi. Impulsif Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab

sebelum pertanyaan selesai diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
vii. Gangguan Emosi Dan Agresif

Gangguan emosi pada anak usia sekolah ditandai anak tampak mudah marah, gampang berteriak, bila marah sering histeris, melempar benda yang dipegang hingga temper tantrum. Penampilan fisik lainnya adalah meninju, membanting pintu, mengkritik, merengek, memaki, menyumpah, memukul kakak/adik atau temannya, mengkritik diri sendiri, memecahkan barang dengan sengaja. Gangguan emosi biasanya disertai dengan sikap agresif. Pada anak pra sekolah biasanya ditandai dengan kebiasaan memukul dengan tangan dan tongkat pada benda di sekitarnya. Selain itu juga disertai dengan kebiasaan mencakar dan mencubit orang lain. Bila bermain tampak anak terdapat kecenderungan mendorong temannya hingga jatuh. Kebiasaan lainnya adalah melempar mainan atau benda yang dipegang secara berlebihan. viii. Gangguan Depresi Seorang anak yang mengalami Gangguan Depresi akan menunjukkan gejala-gejala seperti, Perasaan sedih yang berkepanjangan, suka menyendiri, sering melamun di dalam kelas/di rumah, kurang nafsu makan atau makan berlebihan, sulit tidur atau tidur berlebihan, merasa lelah, lesu atau kurang bertenaga, merasa rendah diri, sulit konsentrasi dan sulit mengambil keputusan, merasa putus asa, gairah belajar berkurang, tidak ada inisiatif, hipo/hiperaktivitas. Anak dengan gejalagejala depresi akan memperlihatkan kreativitas, inisiatif dan motivasi belajar yang menurun, dengan demikian akan menimbulkan kesulitan belajar sehingga membuat prestasi belajar anak menurun hari demi hari. ix. Autism Autism adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa,

perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Pada umumnya penderita autism mengacuhkan suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika ada reaksi biasanya reaksi ini tidak sesuai dengan situasi atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka menghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial (pandangan mata, sentuhan kasih sayang, bermain dengan anak lain dan sebagainya). x. ADHD Sejak dua puluh tahun terakhir Gangguan Pemusatan Perhatian ini sering disebut sebagai ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders. ADHD memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif. Gangguan ini ditandai dengan adanya ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatiannyapada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang perhatiannya sangat singkat waktunya dibandingkan anak lain yang seusia, Biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang impulsive. Kelainan ini dapat mengganggu perkembangan anak dalam hal kognitif, perilaku, sosialisasi maupun komunikasi. Angka kejadian kelainan ini adalah sekitar 3-7%, namun semakin lama tampaknya kejadiannya semakin meningkat saja. Terdapat kecenderungan lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan dengan perbandingan 3: 1. Sering dijumpai pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah, tapi biasanya keluhan ini akan berkurang setelah usia Sekolah Dasar. 6. Masalah Gizi Anak Usia Sekolah a. Anemia defisiensi besi Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam makanan, terutama pada anak yang terlalu banyak mengonsumsi susu sehingga mengendurkan keinginan untuk menyantap makanan lain. Untuk mengatasi, diberikan suplementasi zat besi, dan dibiasakan menyantap makanan yang banyak mengandung zat besi. Selain itu, sebagian susu diganti dengan air atau air jeruk. yang dapat membantu penyerapan zat besi.

b. Karies gigi Karies gigi biasanya berlanjut sampai anak memasuki usia remaja, bahkan sampai dewasa.Makanan yang dapat dengan mudah menimbulkan karies, antara lain keripik kentang, permen (terutama permen karet), kue yang berisi krim, kue kering, dan minuman manis. Namun pada prinsipnya hal ini disebabkan apabila sesudah sesudah makan anak tidak dibiasakan segera menggosok gigi. Upaya mencegah karies, tentu sudah jelas, yaitu menggosok gigi dengan pasta gigi berfluorida (sebaiknya segera sesudah makan), di samping tidak mengkonsumsi makanan yang lengket atau bergula. Makanan cemilan yang baik untuk gigi, antara lain buah segar, popcorn, kacang, keju, yogurt, kraker berselai kacang, air buah dan sayuran, sayuran segar, dll. Di luar ini, permen (terutama permen karet), lolipop, sereal berlapis gula, sebaiknya tidak dibiasakan untuk dicemil. c. Penyakit kronis Penyakit yang tidak menguras cadangan energi sekalipun, jika berlangsung lama dapat mengganggu prtumbuhan karena menghilangkan nafsu makan anak. d. Berat badan berlebih Jika tidak teratasi, berat badan berlebih (apalagi jika telah mencapai obesitas) akan berlanjut sampai remaja dan dewasa. Kelebihan berat badan anak terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan keluar, terlalu banyak makan, terlalu sedikit olahraga, atau keduanya. Kelebihan berat anak tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan sekaligus menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan. e. Pica Orang yang mengonsumsi sesuatu bukan makanan, semisal perca dan debu, tergolong ke dalam pica. Perilaku tersebut tidak membahayakan hidup anak sejauh dia tidak menyantap zat toksik. Pica harus dibedakan dengan "kebiasaan" anak, terutama batita, memasukkan barang ke dalam mulut. f. Televisi

Sesungguhnya bukan televisi yang menimbulkan masalah gizi, melainkan dampak tayangnya, terlebih iklan yang dilakonkan oleh anak, karena pemirsa anak yang belum dapat berpikir kritis mudah terbujuk dan hampir seketika menyukai. Satu-satunya cara yang efektif untuk menghindarkan tayangan "buruk" itu adalah dengan mematikan TV atau memindahkan saluran lain. g. Berat badan kurang Kekurangan berat yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang buruk. h. Alergi Secara literal, alergi makanan diartikan sebagai respons tidak normal terhadap makanan yang orang biasa tidak dapat menoleransinya.Alergi makanan tidak jarang terlihat pada anak ( 5-8% ) dan dewasa ( 1-2% ), terutama mereka yang memiliki riwat keluarga sebagai penderita alergi. Angka kejadian ini akan terus meningkat, sama seperti kasus energi lain semisal atopik / asma. Bergantung pada jenis makanan yang disantap, alergi boleh jadi bersifat sementara atau bahkan menetap. Alergi yang dipicu oleh susu, kedelei, telur, dan tepung terigu, dapat reda sendiri, sementara yang disebabkan oleh kacang, ikan, dan kerang cenderung menetap. Kebanyakan elergi susu pada tahun pertama kehidupan ketika anak diperkenalkan dengan susu sapi / formula. Alergi ini juga dapat meredah sejalan dengan pertambahan usia, kecuali mereka yang bersifat "ATOPIK". Prevalensi alergi terhadap telur diperkirahkan sekitar 1,6-2,6% dari populasi anak,di kalangan penderita dermatitis atopik. Reaksi alergi kira-kira 30 menit setelah santap, yang termanifestasi sebagai gangguan kulit (85%), saluran cerna (60%) dan pernapasan (40%).Memasuki usia sekolah,sebagian anak (44%) kembali dapat menikmati telur tanpa khawatir alergi,sementara sisanya (56&) tidak. Angka prevelensi terhadap kacang hanya menyentuh angka 0,6%. Gejala yang muncul pada kali pertama menyantap kacang terjadi kurang dari 30 menit (90%), bermanifestasi mulai dari gangguan kulit hingga pernapasan. Gejala akan semakin berat (40%) pada santapan berikutnya sementara 20% anak yang tadinya alergi justru dapat mengunyah kacang dengan aman pada santapan berikutnya.

7. Contoh Menu Sehat untuk Anak Usia Sekolah a. Usia 6-7 tahun i. Pagi Setengah mangkuk bubur ayam/bubur kacang hijau/satu lembar roti. ii. Jam 09.00/10.00 Satu lembar roti isi/puding susu/perkedel ikan iii. Siang Nasi (100 g atau gelas) + daging semur/udang goreng/tumis cumi (75 g atau satu potong sedang) + tahu goreng/tempe bacem/sup tahu (50 g atau satu potong sedang) + sayur sup/tumis bayam/capcay (1 mangkuk) + jeruk/pepaya/pisang (100 g atau satu buah)

iv.

Jam 15.00/16.00 Puding buah/perkedel tahu/pisang goreng (1 buah)

v.

Sore Nasi (100 g atau gelas) + ikan asem manis/sate ayam/baso ikan (75 g atau satu potong sedang) + tumis bayam/capcay kuah/sup wortel (1 mangkuk) + pepaya/pisang/jeruk (100 g atau 1 buah)

vi.

Malam sebelum tidur Susu 1 gelas

b. Usia 7-10 tahun i. Pagi

Satu mangkuk bubur ayam/bubur kacang hijau/satu tangkep roti/satu gelas teh manis/susu. ii. Jam 09.00/10.00 Satu tangkep roti isi/puding susu/perkedel ikan iii. Siang Nasi (125 g atau 1 gelas) + daging semur/udang goreng/tumis cumi (100 g atau satu potong sedang) + tahu goreng/tempe bacem/sup tahu (75 g atau satu potong sedang) + sayur sup/tumis bayem/capcay (1 mangkuk) + jeruk/pepaya/pisang (100 g atau 1 buah) iv. Jam 15.00/16.00 Puding buah/perkedel tahu/pisang goreng (1 buah) v. Sore Nasi (100 g atau gelas) + ikan asem manis/sate ayam/baso ikan (100 g atau satu potong sedang) + tumis bayam/capcay kuah/sup wortel (1 mangkuk) + pepaya/pisang/jeruk (100 g atau 1 buah) vi. Malam sebelum tidur Susu 1 gelas

C. Kesimpulan Anak usia sekolah adalah anak berusia antara 7-12 tahun. Masalah Rendahnya asupan gizi anak usia sekolah diakibatkan oleh banyak faktor. Anak usia sekolah sangat rentan dengan asupan gizi yang rendah atau buruk. Pada usia ini pola makan anak dipengaruhi oleh teman dan lingkungan sekitarnya. Masalah kesehatan yang dihadapi anak usia sekolah

Daftar Pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20890/4/Chapter%20II.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22464/4/Chapter%20II.pdf

http://www.tabloid-nakita.com/Panduan/panduan04184-01.htm STANDAR PENILAIAN STATUS GIZI UMUR 8-18 TAHUN BERDASAR IMT MENURUT UMUR (WHO 2007), diakses dari http://kenikwno.files.wordpress.com/2010/05/standar-penilaian-status-giziwho20073.pdf tanggal 31 Maret 2012 Tabel Angka Kecukupan Gizi 2004 bagi Orang Indonesia, diakses dari

http://gizi.depkes.go.id/download/AKG2004.pdf tanggal 1 April 2012 Pembahasan Gizi Anak Usia 6-11 tahun oleh Anwar Musadat, diakses dari http://fatihgaza.blogspot.com/ tanggal 31 Maret 2012

You might also like