You are on page 1of 2

Carbon Nanotubes

Carbon Nanotubes adalah alotropi-alotropi dari carbon yang memiliki ikatan carbon yang sangat kuat yang terbentuk dengan perbandingan antara panjang dan dia meter lebih dari 132,000,000:1 yang jauh lebih besar dibandngkan material-material lain. Molekul-molekul CNT ini memiliki sifat yang tidak biasa yang dapat diolah menjadi nano teknologi, listrik, optic dan bidang-bodang ilmu pengetahuan material lainnya. Secara khusus, melihat sifat elektrik dan konduktivitas termalnya, carbon nanotubes berpotensi memberikan manfaat yang beragam bagi material dan struktur. Struktur CNT mirip dengan fullerene. Bedanya, atom-atom karbon pada fullerene membentuk struktur seperti bola, sedangkan CNT berbentuk silinder yang tiap ujungnya ditutup oleh atom-atom karbon yang berbentuk setengah struktur fullerene . Struktur CNT pertama kali ditemukan oleh Sumio Iijima dari NEC Laboratories di Jepang. Reaktifitas kimia CNT akan meningkat sebanding dengan kenaikan arah kurvatur permukaan carbon nanotube. Oleh karena itu, reaktifitas kimia pada bagian dinding carbon nanotube akan sangat berbeda dengan bagian ujungnya. Diameter karbon nanotube yang lebih kecil akan meningkatkan reaktivitas. Carbon nanotube dengan diameter yang lebih kecil dapat menjadi semi konduktor atau menjadi metalik tergantung pada vektor khiral. Perbedaan konduktifitas ini disebabkan oleh struktur molekul. Carbon Nanotubes adalah material yang terkuat yang paling berat dan terberat yang ditemukan dari segi kekuatan tarik dan modulus elastisitas masing-masing. Hal ini disebabkan dari ikatan kovalen yang terbentuk antara tiap-tiap atom Carbon. Carbon Nano Tubes dapat dibuat dengan cara sintesa menggunakan beberapa cara, diantaranya : pemecahan elektrik, sinar laser, metode spray-pyrolysis dan metode spray-pyrolysis deposisi kimia uap (CVD) dari gas hidrokarbon menggunakan material katalis. Dengan cara pemecahan elektrik dan sinar laser menghasilkan CNT

dengan kemurnian tinggi tetapi jumlah produksinya sedikit sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan industri. Metode CVD adalah metode yang menjanjikan untuk memproduksi karbon nanotubes dengan skala yang besar. Metode ini merupakan metode yang paling mudah dilakukan, namun impuritas yang dihasilkan cukup rendah. Selain itu, metode CVD memerlukan biaya yang lebih murah, karena memerlukan suhu reaksi di bawah 1000C. Pada metode CVD banyak menggunakan hidrokarbon sebagai bahan bakunya, seperti : metana, etylene, acetylen atau benzen. Katalis yang dipakai kebanyakannya dari logam transisi dengan alumina, silika, titania, dan zeolit sebagai support. Penggunaan metode spray-pyrolysis untuk sintesis CNT sudah banyak dilakukan, sintesis dilakukan dengan menggunakan sumber karbon berupa benzena, xylena, toluena, cyclohexanae, cyclohexanone, n-hexane, n-heptane, noctane dan n-phentane. Sedangkan katalis yang bisa digunakan adalah metallocene (ferrocene, cobaltocene, dan niclelocene) namun hasilnya menunjukkan bahwa diameter hasil sintesis yang didapatkan masih cukup besar yaitu di atas 100 nm. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana mengembangkan metode spray-pyrolysis pada temperatur 900oC dengan variasi komposisi ferrocenebenzena supaya menghasilkan CNT yang berdiameter lebih kecil dan jumlah yang maksimal. Sintesis dengan menggunakan metode ini dilakukan pada temperatur 900
o

C dengan menggunakan aliran rata-rata gas argon sebesar 500 liter/jam sebagai

gas yang membersihkan pengotor (oksigen) dangan variasi komposisi ferrocenebenzena masing-masing sebesar 0,03 g/ml, 0,06 g/ml dan 0,09 g/ml. Namun hasil sintesis yang didapatkan dirasa masih terlalu sedikit yaitu 1,53 gram, 2,16 gram dan 2,45 gram untuk masing-masing komposisi.

You might also like