You are on page 1of 8

ISSN 1411240X Nomor : 536/D/2007 Tanggal 26 Juni 2007

Analisis Kegagalan Pipa Steam......... (Elman Panjaitan)

ANALISIS KEGAGALAN PIPA STEAM TRAP BY-PASS TUBE REAKTOR NUKLIR Elman Panjaitan Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir, BATAN Kawasan PUSPIPTEK Gd. 71, Cisauk, Tangerang
ABSTRAK ANALISIS KEGAGALAN PIPA STEAM TRAP BY-PASS TUBE REAKTOR NUKLIR. Steam trap by-pass tube adalah komponen penting pada steam generator (boiler) yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga nuklir. Penelitian strukturmikro pipa steam trap by-pass tube dilakukan guna menentukan kegagalan bahan akibat aliran uap panas bertekanan tinggi yang melaluinya. Bahan yang digunakan adalah pecahan pipa ASME SA-192 yang dianalisa menggunakan mikroskop optik, scanning electron microscope (SEM) yang dilengkapi energy dispersive X-ray (EDX). Hasil pengamatan menunjukan pipa mengalami swelling, teramatinya deposit dan retakan pada permukaan dalam pipa, voids, retakan dan grafit, sehingga pipa mengalami degradasi material, karenanya mekanisme pecahnya pipa dikategorikan sebagai kegagalan mulur temperatur tinggi. Kata kunci: Strukturmikro, steam trap by-pass tube, analisis kegagalan, reaktor nuklir

ABSTRACT ANALYSIS THE PIPE FAILURE OF STEAM TRAP BY-PASS TUBE NUCLEAR RECKTOR. The steam trap by-pass tube is significant component on steam generator that use on electric power of nuclear energy. Research of microstructure analysis of the steam trap by-pass tube is applied to determine the failure of material effected of hot steam stream at high-pressure which through its. The materials was the fraction of ASME SA-192 pipe which analyzed using the optic microscope, scanning electron microscope (SEM) which is equipped by energy dispersive X-ray (EDX). Observation results indicate that the pipe was swelling, observed the deposes and grooves at inner surface of pipe, voids, crack and graphite, resulting the degradation of material, therefore the mechanism of breaking pipe categorized as high temperature creep failure. Key words: Microstructure, steam trap by-pass tube, failure analysis, nuclear reactor

PENDAHULUAN Baja merupakan salah satu material yang paling banyak digunakan sebagai material industri, bukan hanya nilai ekonomisnya tetapi dikarenakan sifat-sifat baja yang sangat variatif. Baja memiliki berbagai sifat dari yang paling lunak sampai yang paling keras serta dapat dibentuk dalam bentuk apapun dengan teknik pengecoran maupun teknik pembentukan [1,2]. Salah satu pemanfaatan baja yaitu digunakan sebagai material pipa pada sistem pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Pemanfaatan baja tersebut salah satunya pada steam trap by-pass tube, steam trap adalah suatu komponen yang penting dalam steam generator (boiler), yaitu suatu katup otomatis yang melepaskan uap yang terkondensasi, udara dan gas-gas lain yang tidak terkondensasi keluar dari suatu steam space, sementara mencegah hilangnya live steam [3]. 105

J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 10 No. 2, Juni 2008, Hal. 105-112

ISSN 1411240X Nomor : 536/D/2007 Tanggal 26 Juni 2007

Dalam aplikasinya, steam generator berfungsi mengubah cairan tersaturasi menjadi uap tersaturasi. Sedangkan steam trap, juga digunakan pada PLTN, berfungsi agar uap tetap kering dan energi panas dari uap dapat digunakan semaksimal mungkin. Energi uap digunakan untuk memutar turbin yang terhubung dengan generator, sehingga pada akhirnya akan menghasilkan energi listrik. Pipa pada steam trap dapat mengalami kegagalan (kerusakan). Mekanismemekanisme kegagalan yang terjadi pada pipa boiler dapat digolongkan dalam enam kategori yaitu tekanan-pecah (stress-rupture), water-side corrosion, fire-side corrosion, erosi, fatigue, dan kurangnya quality control. Masing-masing dapat berdiri sendiri atau berkombinasi dalam menyebabkan kegagalan [4]. Salah satu kegagalan yang sering terjadi pada PLTN umumnya adalah stressrupture. Stress-rupture terbagi dalam dua subkategori yaitu overheating dan dissimilar metal welds. Overheating failure sering terjadi sebagai kegagalan yang disebabkan karena pengoperasian pipa pada temperatur di atas yang dipersyaratkan. Pemanasan air oleh bahan bakar nuklir dapat mengakibatkan tempertaur gas boiler terlalu tinggi sehingga terjadi kondisi overheating. Kondisi yang abnormal ini dihasilkan diantaranya disebabkan: lingkungan internal blockage, kurangnya sirkulasi pendingin atau rendahnya level air, hilangnya pendingin karena kegagalan pada pipa upstream, dan pembakaran yang berlebih atau tidak merata [5-7]. Tiga lingkungan pertama mengakibatkan kurangnya aliran pendingin sedangkan yang terakhir mengakibatkan naiknya temperatur secara drastis. Dalam long-term overheating, temperatur meningkat secara perlahan dan kontinu, yang mengakibatkan material mengalami pemuluran (creep). Fenomena pemuluran (creep ) umumnya terjadi jika komponen dioperasikan pada temperatur di atas 0,4 Tm (Tm adalah titik lebur absolut). Pemuluran terjadi disebabkan: akumulasi deposit atau scale secara berkala, aliran uap atau air, masukan panas berlebih dari burner, penyaluran gas buang pembakaran yang tidak diinginkan (undesired channeling of fireside gases) dan operasi diatas batas oksidasi. Kegagalan pada pipa steam trap dapat menimbulkan kerugian yang besar baik segi ekonomis, waktu, teknis dan keselamatan [8,9]. Penelitian analisis struktur mikro dalam penentuan kegagalan steam trap by-pass tube bertujuan untuk dapat mengetahui fenomena kerusakan suatu pipa akibat aliran uap air pada tekanan dan temperatur tinggi yang terjadi pada steam generator, sehingga pada gilirannya dapat merekomendasikan persyaratan bahan baja yang terbaik untuk menghasilkan kinerja peralatan yang optimal. BAHAN DAN PERCOBAAN Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pecahan pipa baja yang digunakan sebagai pipa steam trap by-pass turbine pada pembangkit listrik tenaga uap, yang berdasarkan spesifikasi pabrikan bahan pipa tersebut mempunyai kode spesifikasi baja ASME SA-192 dengan komposisi : Fe(bal.), C(0.06-0.18%wt), Mn(0.27-0.63%wt), P(0.048%wt), S(0.058%wt), Si(0.25%wt).

106

ISSN 1411240X Nomor : 536/D/2007 Tanggal 26 Juni 2007

Analisis Kegagalan Pipa Steam......... (Elman Panjaitan)

Percobaan Prosedur percobaan yang dilakukan dalam penelitian analisis strukturmikro dalam penentuan kegagalan pipa steam trap by-pass turbine, adalah seperti ditunjukan pada Gambar 1. Pengamatan pendahuluan dilakukan dengan melakukan pencatatan tentang sejarah penggunaan dan pemanfaatan bahan pipa pada turbin uap. Bagian pipa yang mengalami kerusakan dipilih dan dikumpulkan untuk dipergunakan sebagai sampel penelitian.
Pengumpulan data awal

Pengamatan visual dan makroskopik

Pemilihan sampel

Pemotongan sampel Mounting

Pemolesan Pengetsaan mikro dan makro

Pengamatan strukturmikro

Uji komposisi

Analisa data

Gambar 1. Skematis prosedur penelitian Sampel pipa dipilih dan dipotong dalam potongan kecil yang selanjutnya dimonting dan dilakukan pemolesan serta pengetsaan. Cuplikan yang telah dipreparasi selanjutnya dilakukan pengamatan strukturmikro menggunakan mikroskop optik dan scanning

107

J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 10 No. 2, Juni 2008, Hal. 105-112

ISSN 1411240X Nomor : 536/D/2007 Tanggal 26 Juni 2007

electron microscope (SEM), uji komposisi menggunakan energy dispersive spectrometer


(EDS).

HASIL DAN PEMBAHASAN Pipa steam trap by-pass turbine sebagai bahan penelitian, berfungsi sebagai drain line dari pipa main strain ke recovery tank, pipa ini berfungsi untuk membuang kondensat yang terdapat pada pipa main steam. Kondisi operasi pipa adalah pada suhu 510oC dengan tekanan 85 atm dan lazim dibalut dengan suatu isolator guna meminimisasi penyerapan dan pelepasan panas dari dan ke lingkungan.
6 cm

a
20 mm

Gambar 2. Pipa steam trap by-pass turbin yang pecah, (a) pecahan lengkap (b) potongan pecah Pengamatan visual bahan pipa yang mengalami kegagalan, pecahnya pipa pada kondisi operasional, ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar menunjukan pecahan pipa steam trap yang terdiri dari beberapa potong pecahan. Secara visual tampak pipa mengalami deformasi berupa sweelling dan pada daerah pecahan menunjukan adanya sedikit penipisan, karenanya kegagalan pipa ini dapat dikategorikan sebagai thick-lipped rupture.

108

ISSN 1411240X Nomor : 536/D/2007 Tanggal 26 Juni 2007

Analisis Kegagalan Pipa Steam......... (Elman Panjaitan)

Permukaan pecah

deposit grooves

2 mm

Gambar 3. Deposit pada permukaan bagian dalam pipa yang mengalami retakan (grooves) dalam arah horizontal. Pengamatan makroskopik, menggunakan mikroskop stereo, pada permukaan dalam pipa memperlihatkan adanya deposit dan retakan-retakan memanjang dalam arah longitudinal seperti ditunjukan pada Gambar 3. Deposit terbentuk karena adanya reaksi antara uap dengan baja dan membentuk oksida pada permukaan dalam pipa. Konduktifitas termal deposit sekitar 5% konduktivitas termal baja, karenanya deposit mampu menahan pendinginan pipa dan sebagai konsekuensinya temperatur pipa naik. Perbedaan koefisien ekspansi termal antara pipa dengan deposit yang signifikan mengakibatkan deposit retak, retakan deposit ini dikenal sebagai retakan. Akibat retakan pada deposit, logam pipa terpapar langsung terhadap uap dan dimungkinkan akan terbentuk lapisan oksida baru yang pada gilirannya dapat berfungsi sebagai stress raiser dan pada daerah ini terbentuk creep voids, sebagaimana ditunjukan pada Gambar 4, disertai dengan berkurangnya ketebalan pipa [4].

deposit Creep voids


0.6m

Gambar 4. Struktur mikro permukaan pipa yang menampakan lapisan deposit dan creep voids. 109

J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 10 No. 2, Juni 2008, Hal. 105-112

ISSN 1411240X Nomor : 536/D/2007 Tanggal 26 Juni 2007

Strukturmikro pipa pecah, daerah pengamatan permukaan bagian dalam pipa ditunjukan pada Gambar 5. Permukaan pecah teramati adanya voids, berupa bintik-bintik hitam, dan retakan-retakan sekunder. Retakan sekunder menjalar mengikuti batas butir masuk menuju bagian dalam bahan, dengan kata lain retakan bersifat sekunder intergranular. Pengamatan menggunakan scanning electron microscope (SEM), ditunjukan pada Gambar 6, selain menunjukan deposit, voids dan retakan, menunjukan pula adanya retakan dan grafit. Grafit ini terbentuk sebagai akibat terurainya perlit sebagai akibat suhu pemakaian pipa yang cukup tinggi untuk mengurai fasa perlit menjadi ferit dan grafit.

0.3

Gambar 5. Strukturmikro permukaan pipa pecah, hasil pengamatan mikroskop optik Titik-titik 1 4, pada Gambar 6 (a) dan (b) menyatakan titik-titik pengamatan menggunakan EDS dan hasil spektrumnya ditunjukan pada Gambar 6 (c), (d), (e) dan (f). Hasil pengamatan menunjukan bahwa, daerah deposit dan retakan pada permukaan bahan mengandung karbon dan oksigen yang besar (titik pengamatan 1). Semakin menjauhi permukaan kandungan karbon semakin berkurang dan unsur Fe semakin dominan (titiktitik : 2 - 4), sedangkan tertampaknya unsur-unsur Na, Al, Ca dan Mg pada daerah permukaan dan retakan disebabkan berasal dari bahan-bahan kimia saat pembersihan bahan (titik pengamatan 2). Memperbandingkan hasil pengamatan makroskopik seperti pada Gambar 2 dan 3 dengan hasil pengamatan mikrostruktur pada Gambar 4, 5 dan 6 tidak tertampak penipisan dinding pada pipa pecah, akan tetapi terlihat adanya swelling dan ditemukannya deposit. Deposit yang terbentuk pada lapisan dalam pipa, pada mulanya berperan sebagai isolator yang menghalangi transfer panas dari uap yang mengalir ke pipa, karenanya temperatur pipa menjadi panas. Peningkatan temperatur pipa dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan terjadinya grafitisasi, dimana terjadi penumpukan karbon dibatas butir. Gambar 6 menunjukan perbedaan kandungan yang signifikan antara titik pengamatan 3 dengan titik pengamatan 4. Kandungan karbon dan tingginya puncak karbon, pada titik pengamatan 4 lebih besar dibandingkan dengan kandungan karbon dititik pengamatan 3. Penumpukan karbon dibatas butir, dikuti dengan terbentuknya void seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Dilain pihak, teramatinya retakan pada lapisan dalam pipa seperti ditunjukkan dalam Gambar 3, merupakan deposit yang bersifat getas dan tidak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan temperatur yang berkepanjangan sehingga retak. Retakan ini akan 110

ISSN 1411240X Nomor : 536/D/2007 Tanggal 26 Juni 2007

Analisis Kegagalan Pipa Steam......... (Elman Panjaitan)

semakin dalam dan memperpendek jarak dari uap ke baja sehingga membentuk kerak oksida besi pada ujung retakan. Oksida yang terbentuk ini akan menjadi stress raiser dan creep voids terbentuk didaerah ini. Void akan menyatu yang menjalar mengikuti batas butir menjadi retakan, retakan yang menyatu akan berakibat meledaknya pipa. Mekanisme penjalaran retakan yang disebabkan deposit retakan yang pada gilirannya berfungsi sebagai creep voids dan menjalarkan retakan sehingga pipa steam trap by-pass turbine pecah, dikarenakan kegagalan mulur temperatur tinggi (long term overheating). Mengurangi kegagalan mulur temperatur tinggi, dapat dilakukan dengan mengeliminasi kemungkinan terbentuknya deposit pada bagain dalam pipa. Salah satu cara adalah dengan melakukan penyaringan gas terhadap deposit unsur reaktif yang menyertai aliran gas pada pipa steam trap by-pass turbin. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan bahan baja lain yang lebih tahan terhadap serangan oksida temperatur dan tekanan tinggi, diantaranya bahan TU 10 CD 9-10 yang mempunyai temperatur awal mulur 538oC. c d

deposit 1 2

b 2
4 grafi

void

Gambar 6. Titik-titik pengamatan pada daerah retakan di permukaan bagian dalam. 111

J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 10 No. 2, Juni 2008, Hal. 105-112

ISSN 1411240X Nomor : 536/D/2007 Tanggal 26 Juni 2007

Keterangan gambar : (a) = strukturmikro hasil pengamatan SEM dengan (b) = perbesaran daerah titik pengamatan 2 (c), (d), (e) dan (f) = masing-masing menunjukan spektrum unsur untuk titik pengamatan 1, 2, 3 dan 4, hasil pengamatan EDX. KESIMPULAN Analisis struktur mikro dalam penentuan kegagalan pipa steam trap by-pass turbin menunjukan terjadinya sweeling, teramatinya deposit, retakan, voids, retakan dan grafitisasi, sehingga mengakibatkan terjadinya degradasi material dan pipa pecah. Mekanisme kegagalan pipa ini dapat dikatakan sebagai kegagalan mulur temperatur tinggi. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. ASM, Materials Characterization, Metals Handbook, Vol. 10, 9nt Ed., American Society for Metals, Ohio, 1986. P. L MANGONON, The Principles of Materials Selection for Engineering Design, Printice-Hall International Inc., Florida, 1999. Powering A Generation Thermal Power-Plant-Diagram, http://www.americanhistory.si.edu/powering/generate/thermal1.htm, 14 Februari 2007. D. DEWITT - DICK, , S. MCINTYRE, J. HOFILENA, J., Boiler Failure Mechanisms, www.awt.org/members/publications/analyst/2003/fall/boiler_failure.htm, 6 Desember 2006. NDE Associate, Inc., http://www.nde.com/NDE Associate, Inc. -Hydrogen damage in Boiler Tubes.html, 5 Maret 2007. S. MCINTYRE, Boiler Tube Failures, http://www.nacehouston.org/papers.pdf, 15 Desember 2006. Metallurgical Consultants, Strees Corrosion Cracking, http://www.materialsengineer.com/CA-scc/files.htm, 6 Mei 2007. ASM, Failure Analysis and Prevention, Metal Handbook, Vol. 11, 9th Ed., American Society for Metals, Ohio, 1986. D. J. WULPI, Understanding How Components Fail, American Society for Metals, Ohio, 1990.

4.

5. 6. 7. 8. 9.

112

You might also like