You are on page 1of 5

Deuteromycetes

1. Ciri Karakteristik Deuteromycotes merupakan merupakan kelompok fungi yang mempunyai ciri sangat khas dibandingkan dengan kelompok fungi lainnya, yaitu Deuteromycotes adalah fungi yang tidak dapat diketahui perkembangan generatifnya sehingga para peneliti banyak menyebutnya sebagai fungi imperfecti (tidak sempurna). Namun pada penamaan dan pengelompokan itu bersifat sementara. Karena segera setelah diketahui cara reproduksi generatifnya (pembentukan askus) dikelompokan pada Ascomycetes (Anonimous, 2010). Bahkan Gandjar, et al. (2006) menyatakan bahwa Deutromycetes secara filogenitik bukan merupakan suatu kelompok taksonomi. Ciri-ciri karakteristiklain dari Deutromycetes adalah Multiseluler

mikroskopis dengan hifa bersekat, Reproduksi aseksual dengan membentuk Blastopora ( berbentuk tunas ), arthrospora (pembentukan spora dengan hifa), dan Konidia.

2. Habitat Habitat deutromycetes bersifat autotrof dan berada di darat (terestrial) dan di tempat-tempat yang lembap. Pada umumnya kelompok deutromycetes cenderung parasit karena dapat merugikan terhadap organisme yang bersimbiosis dengan fungi tersebut. Seperti yang dicontohkan oleh Biology (2011) adalah sebagai berikut. 1. Epidermophyton floococusum, menyebabkan kutu air. 2. Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap. 3. melazasia fur-fur, penyebab penu. 4. Altenaria Sp. Hidup tanamam kentang. 5. fusarium, hidup pad tanaman tomat. 6. trychophyton tasurans, menimbulkan ketombe di kepala.

3. Susunan Tubuh Deutromycetes termasuk organisme eukariotik dengan dinding sel yang tersusun dari kitin. Tidak mengandung klorofil sehingga tidak melakukan fotosintesis. Selain itu deutoromycetes adalah multiseluler yang bentuk setiap selnya memanjang menyerupai benang atau disebut hifa. Pada deutoromycetes hifa tergolong pada hifa bersekat melintang atau disebut septum. Septum tersebut mempunyai celah yang berfungsi untuk menghubungkan antar sel. Hifa yang bercabang dan berjalin membentuk miselium. Miselium yang menjalar berfungsi sebagai alat menyerap makanan. Dan miselium yang tegak berfungsi sebagai alat pembentuk spora (miselium fertil). Pertumbuhan hifa terus menerus tumbuh di bagian apikal. Diameter hifa umumnya antara 0-30 milimikron (Faris, 2010).

4. Perkembang Biakan Pada Deutoromycetes belum diketahhui cara reproduksi secara generatif sehingga disebut dengan fungi imperfect yaitu fungi tidak sempurna. Reproduksinya hanya dilakukan secara vegetatif seperti : 1. Blastopora yaitudengan pembentukan tunas pada bagian ujung atau pucuk. 2. Arthrospora yaitu spora yang dibentuk dari bagian-bagian hifa. 3. Konidia yaitu spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang pada ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia. Setelah masak, konidia paling ujung dapat melepaskan diri.

5. Daur Hidup

(Our, 2009

Berdasarkan gambar di atas siklus hidup Deutoromycetes adalah sebagai berikut. 1. Zygot membentuk sporangium 2. Zygot mengalami pelepasan spora + dan 3. Spora mengalami perkecambahan secara terpisah 4. Terbentuk hifa baru 5. Hifa + dan mengalami kontak 6. Terbentuk zygospora 7. Dan akhirnya zygospora mengalami pembelahan membentuk zygot baru.

Hal tersebut terjadi pada Monilia sp. Sehingga yang semula termasuk pada kelompok Deutoromycetes, namun setelah diketahui reproduksi secara

generatifnya maka kemudian jamur ini dimasukkan golongan ascomycocetes dan diganti namanya menjadi Neurospora sitophilla atau Neurospora crassa (Our, 2009).

Daftar Pustaka

Anonimous.

2010.

BAB

II

FUNGI.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=deuteromycetes%20adalah& source=web&cd=3&ved=0CCsQFjAC&url=http%3A%2F%2Frepository .usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F20456%2F4%2FChapter%25 20II.pdf&ei=6u2CT9_ZFKWjiAem8Z3Dg&usg=AFQjCNFp9pUACtY1sLfaq_3O39oYuSgsyA&cad=rja. (Online). Diakses 10 April 2012. Biology. 2011. Fungi. http://biologysketsa.blogspot.com/2011/11/fungi.html. (Online). Diakses 10 April 2012 Faris, K.A.M. 2010. Deuteromycota. http://yeadhi.blogspot.com/2009/12/moduldeuteromycota.html (online). Diakses 10 April 2010 Gandjar, Indrawati, Wellyzar Sjamsuridzal dan Ariyanti Oetari. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta Our. 2009. Deuteromycotina. http://deuteuro4.blogspot.com/ (Online). Diakses 10 April 2012

DEUTEROMYCETES

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Botani Tumbuhan Bertalus yang dibimbing oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas

Oleh: Kelompok 6 Yuli Yanto (406342403762)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI April 2012

You might also like